3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

IV. METODE PENELITIAN

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

BAB II TINJAUAN TEORITIS

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

3 METODE UMUM PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

IV METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Analisis Model dan Contoh Numerik

Transkripsi:

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai Okober 2008. Pea lokasi peneliian disajikan pada Gambar 5. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA Lokasi sampel Lokasi Peneliian Gambar 5 Pea lokasi peneliian.

3.2 Meode Peneliian Meode peneliian yang digunakan yaiu meode survei. Peneliian survei adalah peneliian yang berujuan unuk mencari keerangan-keerangan secara fakual, baik enang insiusi sosial, ekonomi, dari suau kelompok aau daerah. Pada peneliian ini dilakukan yaiu mencari meode-meode penangkapan yang digunakan oleh masyaraka erhadap ala angkap pelagis besar yang berkembang di Kabupaen Aceh Jaya baik secara biologi, sosial, eknis, dan kelayakan usaha, sehingga hasil ersebu digunakan dalam pengambilan kepuusan. Perikanan pelagis besar di Kabupaen Aceh Jaya diliha sumberdaya ikan yang ada belum dapa dimanfaakan secara opimal oleh nelayan seempa, baik diliha dari ala angkap yang digunakan, kemampuan eknologi nelayan, kapal yang digunakan, maupun kemampuan nelayan dalam melau masih belum opimal dalam mencari daerah penangkapan. Unuk mengkaji pemanfaaan sumberdaya pelagis besar di Aceh Jaya diperlukan pengkajian erhadap beberapa ala angkap dianaranya adalah seperi pancing onda, gill ne, purse seine. Dalam peneliian Pengembangan Teknologi Penangkapan ikan pelagis besar di Kabupaen Aceh Jaya ersebu akan diliha beberapa aspek yang dapa menjadi perimbangan dalam pengembangan suau ala angkap pelagis besar di anaranya adalah aspek biologi, aspek eknis, kelayakan usaha, aspek sosial, dimana aspek biologi dengan mengliha MSY dengan analisis Shaefer, aspek eknis meliha benuk maupun klasifikasi dari ala angkap, kapal, nelayan, kelayakan usaha, aspek sosial, masalah konflik, maupun kepemilikan dari ala angkap yang digunakan. Unuk mendapa suau ala angkap yang dapa dikembangkan pada suau wilayah maka dilakukan skoring unuk uni penangkapan unggulan, sehingga dari anialisis ersebu mendapa eknologi epa guna erhadap pelagis besar, sehingga direkomendasikan suau saregi pengembangan pelagis besar di Kabupaen Aceh Jaya. Diagram alir peneliian pengembangan eknologi penangkapan ikan pelagis besar di Kabupaen Aceh Jaya disajikan pada Gambar 6.

PERIKANAN PELAGIS BESAR DI ACEH JAYA UNIT PENANGKAPAN - Pancing Tonda - Gill Ne - Purse Seine Aspek Teknis : - Ala Tangkap - Kapal - Nelayan Aspek Biologi : - Hasil angkapan - Komposisi - Musim MSY Analisis Schaefer Aspek kelayakan - Biaya invesasi - Pendapaan koor/rip - Biaya operasional - Pendapaan koor/hn Aspek sosial - Konflik -Kepemilikan Ala Tangkap -Jumlah nelayan yang erserap - Uni PI yg dierima oleh nelayan Meode Skoring Tekonologi epa guna pelagis besar Rekomendasi pengembangan perikanan pelagis besar yang layak dikembangkan (Ne B/C Rasio, NPV, IRR,,ROI, RTO,RTL) Gambar 6 Diagram alir Peneliian. 3.3 Meode Pengumpulan Daa Pengumpulan daa dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung ke lokasi peneliian. Daa primer diperoleh melalui wawancara dengan nelayan dan pengamaan langsung erhadap uni penangkapan ikan di lapangan dengan menggunakan dafar peranyaan yang elah disusun sesuai dengan keperluan analisis dan ujuan peneliian seperi: idenifikasi kapal, ala angkap, mesin kapal, daerah penangkapan, hasil angkapan, musim ikan, biaya operasi, dan pendapaan. Daa sekunder berupa produksi ikan ahunan (ime series daa) dan gambaran umum perikanan Kabupaen Aceh Jaya dan daa penduduk nelayan yang diperoleh

dari Dinas perikanan dan kelauan Kabupaen Aceh Jaya, kanor saisik kabupaen Aceh Jaya sera insansi yang ada kaianya dengan objek peneliian sera berbagai ulisan melalui penelusuran pusaka yang mendukung dalam penulisan esis. Menginga keerbaasan waku dan permasalahan daa yan ada dilapangan maka jumlah sampel yang akan diamai dibaasi sekurang-kurangnya 5-10 % dari uni populasi dari seiap uni penangkapan ikan yang ada di lokasi peneliian, yaiu dengan cara memasikan diperolehnya sejumlah sampel yang mewakili populasi yang akan dielii (Mangkusubroo dan Trisnadi 1985). Pengumpulan daa unuk masing-masing aspek kajian (aspek biologi, eknis, sosial dan kelayakan usaha) disajikan pada Tabel 2. 3.3.1 Pengumpulan Aspek Biologi Pengumpulan daa aspek biologi pada peneliian ini difokuskan erhadap sumberdaya ikan sebagai salah sau sampel peneliian. Adapun beberapa ruang lingkup aspek biologi yang dikumpulkan dalam peneliian ini disajikan pada Tabel 2. Tabael 2 Pengukuran aspek biologi yang dikumpulkan erhadap sumberdaya ikan No Parameer biologi Uraian 1 Komposisi jenis hasil angkapan Jenis-jenis hail angkapanikan, berupa Jenis ikan yang menjadi arge specie dan jenis hasil angkapan 2 Tingka pemanfaaan Saus pemanfaan sumberdaya ikan yang diperoleh dengan membandingkan poensi lesari dengan produksi lesari 3 Musim ikan Waku ikan erangkap oleh nelayan 4 Musim penangkapan Waku nelayan melakukan operasi penangkapan ikan 5 Ukuran ikan yang erangkap ukuran panjang ikan yang erangkap dengan ala angkap 3.3.2 Pengumpulan Aspek Teknis Pengumpulan parameer eknis dilakukan pada kapal/perahu dan ala penangkapan ikan. Beberapa parameer eknis yang dikumpulkan pada peneliian ini disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Pendaaan parameer eknis pada kapal/perahu dan ala penangkapan ikan No Parameer eknis Uraian 1 Ukuran kapal Pengukuran ini dilakukan unuk mengeahui panjang lebar, dan inggi kapal yang digunakan oleh nelayan enunya berkaian dengan GT, jangkauan daerah penangkapan ikan ikan sera kapasias produksi 2 Jenis mesin Perbedaan mesin yang digunakan oleh nelayan sebagai enagapenggerak kapal. Jenis mesin ini berkaian dengan kemudahan pengadaan maerial, harganya erjangkau fasilias pelayanan pelayanan seperi bengkel sera daya ahan saa operasi penangkapan ikan dilaksanakan. 3 Jenis BBM yang Perbedaan bahan bakar minyak yang digunakan sanga erganung dari Digunakan eganung dari jenis yang dipakai oleh nelayan, namun diharapkan BBM yang digunakan ersedia waku, harganya erjangkau dan membua mesin menjadi ahan lama 4 Ukuran ala Pengukuran ala penangkapan ikan seperi panjang dan lebar, maa jaring Penangkapan ikan 5 Maerial ala Berbagai jenis ala penangkapan ikan ersebu bermacam-macam maerial Penangkapan ikan 6 Produksi perahun Jumlah hasil angkapan yang dihasilkan seiap uni penangkapan ikan selama seahun 7 Produksi per rip Jumlah hasil angkapan yang dihasilkan oleh seiap uni penangkapan ikan Ikan per rip armada penangkapan ikan melakukan penangkapan erhiung sejak armada penangkapan ikan meninggalkan fishing base lainnya unuk mendarakan hasil angkapannya 3.3.3 Pengumpulan Aspek Sosial Pengumpulan paramerer sosial dalam peneliian ini diarahkan kepada nelayan sebagai pelaku uama dalam kegiaan penangkapan ikan. Beberapa parameer sosial yang dikumpulkan dalam peneliian ini disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Pendaaan parameer sosial pada nelayan yang menggunakan uni Penangkapan ikan No Parameer sosial Uraian 1 Jumlah nelayan yang Banyaknya nelayan yang berkerja aau digunakan oleh seiap uni yang erserap seiap uni penangkapan ikan dalam seiap penangkapan ikan kegiaan operasi penangkapan ikan dengan pendapaan yang sesuai dapaan yang sesuai. 2 Uni penangkapan yang Penerimaan nelayan erhadap uni penangkapan dierima oleh nelayan ikan bila mendaangkan keunungan bagi nelayan mudah dioperasikan dan pengadaan uni penangkapan ikan idak menyulikan. 3.3.4 Pengumpulan Aspek Kelayakan Pengumpulan aspek finansial erhadap uni penangkapan ikan yaiu unuk mengeahui ingka biaya operasional dan perawaan masing-masing ala angkap unuk menjadi pedoman finansial. Parameer finansial disajikan pada Tabel 5 beriku.

Tabel 5 Pendaaan aspek kelayakan usaha uni penangkapan ikan pelagis besar No Parameer finansial Uraian 1 Biaya invesasi kapal Besarnya biaya yang dikeluarkan sau kapal penangkapan 2 Biaya ala angkap Unuk mengeahi besarnya masing-masing dari ala angkap 3 Biaya operasional Besarnya biaya operasional dari ala angkap 4 Pendapaan per ahun Pendapaan masing-masing nelayan dari ala angkap 5 Pendapaan koor per rip Pendapaan koor yang dierima oleh masing-masing ala angkap pelagis besar. 3.4 Meode Analisis Daa Analisis yang digunakan dalam peneliian ini adalah: 1) Meode surplus produksi yaiu: unuk mengeahui ala angkap yang sandar pada uni penangkapan ikan pelagis besar, sedangkan unuk pendekaan empa model Schaefer unuk mengeahui saus sumberdaya ikan pelagis besar. 2) Meode skoring, berujuan unuk meneapkan uni penangkapan unggulan. 3) Analisis kelayakan usaha yaiu unuk mengeahui ingka kelayakan uni penangkapan. 3.4.1 Produkivias ala angkap Perhiungan CPUE berujuan unuk mengeahui laju angkapan upaya penangkapan ikan yang didasarkan pada pembagian oal hasil angkapan (cach) dengan upaya penangkapan (Effo). Rumus yang digunakan unuk mengeahui nilai CPUE adalah sebagai beriku (Gulland 1983). Ci CPUE =...(1) Fi Keerngan: Ci : Hasil angkapan Ke-i (kg) Fi : Upaya penangkapan-i (rip) CPUEi : Hasil angkapan per sauan upaya penangkapan ke-i (kg/rip) 3.4.2 Sandarisasi uni penangkapan ikan Uni penangkapan ikan yang dijadikan sebagai sandar adalah jenis uni penangkapan yang paling dominan menangkap jenis-jenis ikan erenu disuau daerah (mempunyai laju angkapan raa-raa per CPUE erbesar periode waku erenu) dan memiliki nilai fakor daya angkap (fishing power index) sama dengan sau. FPI dari masing-masing uni penangkapan lainnya dapa dikeahui dengan cara membagi laju penangkapan raa-raa uni penangkapan yang dijadikan sandar.

Perhiungan FPI(Spare dan Venema 1999) adalah sebagai beriku : CPUEs = Cs fs...(2) FPIi CPUEi = CPUEs...(3) FPIs CPUEs = CPUEs...(4) Keerangan: Ci : Hasil angkapan ke-i (kg) Fi : Upaya penangkapan-i (uni/rip) CPUEi : Hasil angkapan per sauan upaya penangkapan ke-i (kg/rip/uni) FPIs : Ala angkap yang sandar CPUEs : Hasil angkapan per sauan yang sudah disandarkan 3.4.3 Esimasi hasil angkap maximum lesari dengan pendekaan empa model surplus produksi Pendugaan poensi sumberdaya ikan dilakukan dengan cara mengolah daa hasil angkapan uama dari seiap uni penangkapan ikan yang dioperasikan dan upaya penangkapan. Menuru Sparre dan Venema (1999), parameer biologi unuk menduga konsana-skonsana surplus produksi. Model surplus produksi banyak digunakan di dalam esimasi sok ikan di perairan ropis karena lebih sederhana dibandingkan dengan model analiik, daa-daa yang dibuuhkan lebih sediki, model ini idak perlu menenukan kelas umur ikan. Model surplus produksi digunakan unuk menenukan ingka upaya opimum yaiu suau upaya yang menghasilkan suau hasil angkapan maksimum yang lesari anpa mempengaruhi produkifias sok secara jangka panjang, yang biasa disebu hasil angkapan maksimum lesari (maximum susainable yield/msy). Pendugaan poensi lesari (maximum susainable yeild/msy) ikan dilakukan dengan menggunakan pendekaan model surplus produksi. Daa yang merupakan model analisis regresi dari digunakan berupa hasil angkapan (cach) dan upaya penangkapan (effor) dan kemudian dilakukan pengolahan dengan pendekaan empa model schaefer. Model ini merupakan model analisis regresi dari cach per uni effor (CPUE) erhadap jumlah effor. Formula model linier adalah :

CPUE = a bf CPUE = raa-raa angkapan per sauan upaya penangkapan F A dan b = upaya penangkapan = parameer regresi Menuru Copolla (1996), nilai inersep aau iik perpoongan garis regresi dengan sumbu y (a) dan slope aau kemiringan dari garis (b) dapa diduga dengan model penduga parameer-parameer biologi persamaan produksi yaiu: Equilibrium Schaefer, Waler-Hilborn, Disequilibrium dan Schnue. Adapun formula yang digunakan unuk menduga MSY dan upaya opimumnya yaiu dengan pendekaan empa model Schaefer sebagai beriku : 2 q K (1) Equilibrium Schaefer (ES) h = qke r 2 E...(5) U + 1 r r (2) Waler Hilborn (WH) = U qe U 1...(6) kq ( U + 1 U r r (3) Disequilibrium Schaefer (DS) 1) = U qu...(7) 2U Kq + (4) Schnue Ln U U + + U 2 U 1 = r - kq r ( ) 1 E - q + 1 + E...(8) 2 Perhiungan upaya penangkapan opimum dilakukan dengan menurunkan persamaan (1) erhadap upaya penangkapan (effor) F op = a 2b aau EMSY = a 2b Perhiungan nilai MSY diempuh dengan memasukkan persamaan (3) ke persamaan (1), sehingga didapakan kondisi MSY pada saa : EMSY = 2 a 4b aau CMSY = 2 a 4b 3.4.4 Meode skoring Tujuan penenuan uni penangkapan ikan adalah unuk mendapakan jenis uni penangkapan ikan yang mempunyai keragaman (performance) yang baik diinjau dari aspek biologi, eknis, sosial dan kelayakan usaha, sehingga uni penangkapan ikan yang cocok unuk di kembangkan.

Deerminasi uni pengkapan ikan digunakan model skoring (Haluan dan Nurani, 1993) sebagai beriku : (1) Analisis aspek biologi: Lama waku musim penangkapan ikan dan lama waku musim ikan dengan meliha jumlah, bulan, musim ikan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan nelayan dan selekifias ala. (2) Analisis aspek eknis (kapal/perahu dan ala penangkapan ikan) : Pengukuran dilakukan erhadap kapal/perahu, purse seine, pancing onda, gill ne, pengukuran kapal/perahu melipui panjang, lebar dan inggi. Sedangkan penilaian krieria eknis dari uni penangkapan ikan yaiu mencangkup produksi per ahun per enaga kerja, produksi per enaga pengerak. (3) Analisis aspek sosial yakni berkaian dengan enaga kerja yang diserap seiap uni pengkapan ikan anara jumlah enaga kerja per uni penangkapan ikan dan pendapaan nelayan per uni penangkapan ikan. (4) Analisis aspek ekonomi dapa dijabarkan menjadi aspek ekonomi dan finansial. Aspek ekonomi melipui : pendapaan koor per ahun, pendapaan koor per rip, pendapaan koor per enaga kerja, dan pendapaan koor per enaga penggerak. Sedangkan krieria finansial melipui nilai Ne Presen value (NPV), Nilai benefi Cos Rasio (Ne B/C), dan nilai Inernal Rae of Renurn (IRR) Sandarisasi dengan fungsi nilai dapa dilakukan dengan menggunakan rumus dari Mangkusubroo dan Trisnadi (1985) sebagai beriku : V ( X ) = X X 1 X 0 X 0 V ( A ) n i = 1 ( X ) i 1,2,3... n V i... 1 = Keerangan : V(X) = Fungsi nilai dari variabel X X = Nilai variabel X X1 = Nilai eringgi pada variabel X X0 = Nilai erendah pada variabel 0 V (A) = Fungsi nilai dari alernaif A V1(X1) = Fungsi nilai dari alernaif pada krieria ke-i

3.4.5 Analisis Kelayakan Usaha Krieria - Krieria yang sering di gunakan unuk menilai kelayakan finansial suau usaha dalam analisis biaya manfaa (Cos Benefi Analisis) adalah sebagai beriku (Kadriah. 1988) : (1) Ne Presen Value (NPV) n NPV = B c = 1 ( 1+ i).....(1) Keerangan : B = Benefi pada ahun ke C = Biaya pada ahun ke I = ingka bungan (%) N = Umur ekonmis T = 1,2,3,n Krieria: NPV > 0, Usaha layak/ mengunungkan NPV = 0, Usaha mengembalikan sebesar biaya yang dikeluarkan NPV < 0, Usaha idak layak/rugi (2) Inernal Rae of Reurn (IRR) IRR = i NPV+ +( i NPV+ - i NPV NPV + NPV NPV +...(2) Dimana : i NPV+ = Tingka bunga yang menghasilkan NPV Posiif i NPV- = Tingka bunga yang menghasilkan NPV Negaif Krieria : Apabila IRR lebih besar dari ingka diskon yang berlaku, maka usaha layak unuk dilaksanakan. (3) Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C) n = 0 ( B C ) ( B C ) > 0 1 = i (Unuk B-C >0) Ne B/C...(3) n = 1 ( C B) ( 1+ i) ( B C)0 (Unuk B-C <0) Krieria : B/C > I = Usaha layak unuk dilaksanakan B/C = I = Usaha layak dalam kondisi break even poin B/C < I = Usaha idak layak unuk dilaksanakan

(4) Reurn of Invesmen (ROI) Reurn of Invesmen (ROI) digunakan unuk mengukur ingka pengembalian invesasi dari manfaa yang dierima pemilik. Oleh karena iu, maka ROI merupakan parameer finansial yang paling dalam menyeleksi ingka pengembalian invesasi dari suau usaha perikanan angkap sebelum didukung secara penuh oleh lembaga keuangan. Parameer ROI ini sanga pening unuk dijadikan perimbangan oleh lembaga keuangan karena idak semua usaha perikanan angkap ermasuk di pesisir Bara Kabupaen Aceh Jaya dapa memberikan keunungan panasis dan ingka pengembalian invesasi yang baik. Secara maemais, Reurn of Invesmen (ROI) dinyaakan dengan persamaan : B ROI =.........(4) I Keerngan : B = benefi I = invesasi Terkai dengan analisis finansial ini, usaha perikanan angkap di pesisir Bara Kabupaen Aceh Jaya dapa dikaakan layak dan dapa didukung oleh lembaga keuangan bila usaha perikanan angkap ersebu mempunyai NPV > 0, B/C raio > 1, IRR lebih besar dari ineres rae (suku bunga) yang berlaku, dan ROI > 1. Ineres rae (i) (5) Mengeahui Upah Buruh dan Pemilik RTO ( Rerum owner) yaiu unuk mengeahui Ne Benefi yang dierima oleh pemilik RTO = Penerimaan Toal Biaya RTL = (Rerum of labour) yaiu unuk mengeahui penerimaan yang dierima oleh masing-masing ABK pada usaha perikanan RTL = w ( Penerimaan Biaya operasional ) ABK