PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING GUNA MENURUNKAN BIAYA PENGADAAN BAHAN BAKU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI

III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 2 LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

IV. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengantar Teknik Industri

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB 2 TINJAUAN TEORI

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC)

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA

*Corresponding Author:

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Bab II LANDASAN TEORI

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING GUNA MENURUNKAN BIAYA PENGADAAN BAHAN BAKU Kukuh Zulfah 2, Saufik, Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakulas Teknik, Universias Pancasaki Tegal 2 Dosen Jurusan Teknik Indusri Fakulas Teknik, Universias Pancasaki Tegal Dosen Jurusan Teknik Indusri Fakulas Teknik, Universias Pancasaki Tegal Ulfah_sz@yahoo.com, @saufik8@yahoo.com ABSTRAK Tujuan dari peneliian perencanaan bahan baku perlu operasi produksi juga berjalan lancar dan efisien, masalah yang disebabkan oleh kurangnya erencananya pengadaan bahan baku aau persediaan bahan baku belum erkonrol dengan baik, menyebabkan kekurangan / kelebihan sau jenis maerial lain. Meode peneliian yang digunakan adalah pengumpulan daa adalah observasi, wawancara, sudi pusaka. Peneliian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada apa yang ia dilakukan anpa mengubah implemenasi sisem. Hasilnya dapa diliha bahwa dengan menggunakan bahan persyaraan perencanaan: Jumlah maerial yang harus disediakan Benang 60/2 R: 20 bola, benang 40/2 R: 20 bola, hiam sliper 6 kg, 6 kg Baze merah, kuning inderen 6 kg, 25,5 kg inderen hijau, cokla napol 9, 2 kg, 6 kg Baze biru. Jumlah opimum bahan memerinahkan unuk dibeli adalah oal Rp 527,776.05. Penghemaan biaya sebesar USD 2,20,774.8 aau sebesar 7,67%. Keywords: requiremens, maerials, planning A. PENDAHULUAN. Laar Belakang Masalah Di Indonesia erdapa 46.257 uni usaha indusri perenunan suera yang mempekerjakan 48.022 enaga kerja dengan nilai produkifias sebesar 09 milyar. Senra uama perenunan erdapa di Sulawesi selaan sebanyak 7.22 uni usaha aau 8 % dari poensial nasional sedangkan yang lainnya erdapa di Jawa Bara (Tasik, Garu, Majalaya), Jawa Tengah (Jepara, Pemalang, Pekalongan), DIY (Sleman), Bali (Tabanan dan Badung). Presasi di bidang indusri dan perdagangan yang elah diraih oleh Kabupaen Pemalang adalah berkembangnya berbagai indusri kecil dan besar di bidang eksil, konveksi/garmen dan sarung paleka. Konribusi sekor indusri dan perdagangan erhadap PDRB Kabupaen Pemalang saa ini mencapai,2 % aau rangking kedua seelah peranian. Kabupaen Pemalang sudah lama dikenal sebagai daerah penghasil sarung enun aau sarung paleka dan goyor. Usaha ini elah banyak dikembangkan oleh masyaraka dari skala kecil sampai menengah. Toal produksi sarung ersebu pada ahun 2002 mencapai 90.000 lembar, produk ersebu dipasarkan unuk Presasi Negara ujuan ekspor produksi ini adalah Saudi Arabia dan Somalia. Indusri sarung enun ini, sanga mungkin unuk dikembangkan menjadi indusri dengan skala lebih besar, menginga ersedianya dukungan enaga kerja erampil cukup besar. Perusahaan manufakur harus selalu merencanakan kebuuhan bahan baku dengan baik agar kegiaan operasi produksi dapa berjalan dengan lancar dan efisien, perlu diperhaikan dalam hal ini adalah agar bahan baku yang dibuuhkan seharusnya cukup ersedia sehingga dapa menjamin kelancaran produksi. Akan eapi jumlah persediaan iu jangan erlalu besar karena biaya-biaya yang diimbulkan dengan adanya

persediaan ersebu juga erlalu besar. CV. ATBM (Ala Tenun Bukan Mesin) Pohon Korma Pemalang, pada dasarnya mempunyai akifias produksi. Dengan menghasilkan berbagai jenis produk kain sarung, maka memerlukan sisem perencanaan kebuuhan dengan baik. Saa ini pemenuhan pemesanan sering idak epa waku, juga jumlah produksinya berlebihan karena belum adanya perencanaan produksi dengan baik. 2. Baasan Masalah Agar pembaasan masalah disini idak menyimpang dari ujuan yang ingin dicapai dan agar perencanaan kebuuhan bahan baku lebih erarah maka dibua baasan sebagai beriku : a. Pembaasan hanya unuk persediaan dan pengadaan bahan baku aau maerial. b. Perencanaan dan penjadwalan bahan baku dilakukan berdasarkan arge produksi dengan meode MRP. c. perencanaan yang dilakukan adalah selama 6 bulan periode mendaang. d. Teknik ukuran lo yang digunakan adalah meode EOQ dalam menyusun sraegi pemesanan. e. Jenis aau ukuran produk yang akan dibahas adalah produk kain byur sarung.. Perumusan Masalah a. Berapa jumlah kebuuhan maerial yang harus disediakan agar arge produksi dapa erpenuhi? b. Berapa jumlah opimum pemesanan maerial? c. Berapa penghemaan biaya persediaan dalam kondisi dengan MRP? 4. Tujuan Peneliian Tujuan dan manfaa penulisan ini adalah : a. Unuk mengeahui jumlah kebuuhan maerial yang harus disediakan agar arge produksi dapa erpenuhi b. Unuk mengeahui jumlah opimum pemesanan maerial akan di beli c. Unuk mengeahui penghemaan biaya persediaan dalam kondisi dengan MRP B. LANDASAN TEORI. Invenory (Persedian) Invenory perusahaan indusri adalah barang-barang aau bahan yang dibeli oleh perusahaan dengan ujuan unuk diproses lebih lanju menjadi barang jadi aau seengah jadi aau mungkin menjadi bahan baku bagi perusahaan lain, hal ini erganung dari jenis dan proses usaha uama perusahaan. Perusahaan-perusahaan manufakur pada umumnya mempunyai iga jenis persediaan yaiu: Bahan Baku (Direc Maerial) Barang dalam Proses ( Work in Process) Barang Jadi (Finished Goods 2. Meode Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada perisiwa eksernal yang pada umumnya berada di luar kendali manajemen. Seperi : ekonomi, pelanggan, pesaing, pemerinah dan lain sebagainya. Menenukan model peramalan yang relevan yang minimum digunakan dua model. Di model peramalan ini akan dibandingkan sau sama lainya. Alasan digunakan model moving average dan exponenial smoohing adalah : - Horison perencanaaan yang akan dibahas naninya ermasuk dalam klasifikasi jangka pendek ( ahun ). - Daa hisoris mempunyai kecenderungan berpola rend.. Model moving average Single Moving Average (SMA) Moving average pada suau periode merupakan peramalan unuk sau periode ke depan dari periode raa-raa ersebu. Persoalan yang imbul dalam penggunaan meode ini adalah dalam menenukan nilai (periode raa-raa). Semakin besar nilai maka peramalan yang dihasilkan akan semakin menjauhi pola daa. Secara sisemais, rumus fungsi peramalan meode ini adalah:

dimana : F X N... N X = daa pengamaan periode i N = jumlah dere waku yang digunakan F + = nilai peramalan + 4. Single Exponenial Smoohing Pengerian dasar dari meode ini adalah : nilai ramalan pada periode + merupakan nilai akual pada periode diambah dengan penyesuaian yang berasal dari kesalahan nilai ramalan yang erjadi pada periode ersebu. Nilai peramalan dapa dicari dengan menggunakan rumus beriku : F a.x ( a). F dimana : X = daa perminaan pada periode a = fakor/ konsana pemulusan F + = peramalan unuk periode 5. Meode Maerial Requiremen Planning Sisem MRP disusun dengan maksud unuk menjawab peranyaan kapan, berapa banyak dan apa suau maerial yang dibuuhkan secara epa anpa mengeluarkan biaya besar. Adapun ujuan uama dari MRP adalah : a. Mampu menenukan kebuuhan pada saa yang epa, kapan suau pekerjaan akan selesai (maerial harus ersedia) unuk memenuhi perminaan produk yang dijadwalkan berdasarkan MPS yang direncanakan. b. Menenukan kebuuhan minimal seiap iem, dengan menenukan secara epa sisem penjadwalan. c. Menenukan pelaksanaan rencana pemesanan, dengan memberikan indikasi kapan pemesanan aau pembaalan suau pesanan harus dilakukan. d. Menenukan penjadwalan ulang aau pembaalan aas suau jadwal yang sudah direncanakan.apabila kapasias yang ada idak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waku yang dikehendaki, maka MRP dapa memberikan indikasi unuk melaksanakan rencana penjadwalan ulang (jika mungkin) dengan menenukan priorias pesanan yang realisis. Seandainya penjadwalan ulang ini masih idak memungkinkan unuk memenuhi pesanan, maka pembaalan erhadap suau pesanan harus dilakukan. 6. Inpu Maerial Requiremen Planning Ada iga inpu yang dibuuhkan dalam MRP, yaiu Jadwal Induk Produksi (Maser Producion Schedule), Caaan Saus Persediaan (Invenory Saus File), dan Srukur Produk (Bill of Maerial). Jadwal Induk Produksi (Maser Producion Schedule) Merupakan suau rencana produksi yang menggambarkan hubungan anara kuanias seiap jenis produk akhir yang diinginkan dengan waku penyediaannya Srukur Produk (Produc Srucure Record & Bill of Maerial) Merupakan kaian anara produk dengan komponen penyusunnya. Informasi yang dilengkapi unuk seiap komponen ini melipui : - Jenis komponen - Jumlah yang dibuuhkan - Tingka penyusunannya Selain ini ada juga masukan ambahan seperi : - Pesanan komponen dari perusahaan lain yang membuuhkan - Peramalan aas iem yang bersifa idak berganungan. Saus Persediaan (Invenory Maser File aau Invenory Saus Record) Menggambarkan keadaan dari seiap komponen aau maerial yang ada dalam persediaan, yang berkaian dengan : - Jumlah persediaan yang dimiliki pada seiap periode (On Hand Invenory ) - Jumlah barang dipesan dan kapan akan daang (On Order Invenory)

- Waku Ancang-ancang ( Lead Time ) dari seiap bahan. Saus persediaan ini harus dikeahui unuk seiap bahan aau iem dan diperbaharui seiap erjadi perubahan unuk menghindari adanya kekeliruan dalam perencanaan. (Wibisono, 200) 7. Proses Perhiungan MRP Pada proses ini dilakukan perhiungan unuk seiap komponen pada seiap periode waku perencanaan. a. Gross Requiremen ( Kebuuhan Koor ) Gross Requiremen (Kebuuhan Koor ) adalah jumlah kebuuhan koor pada masingmasing periode waku. Unuk produk akhir jumlah gross requiremen diperoleh dari maser producion schedule. Sedangkan unuk komponen-komponen penyusun jumlah gross requiremen dienukan dari plane order release iem induk aau iem yang memiliki diaasnya dikalikan dengan kelipaan erenu sesuai dengan kebuuhan. b. On Hand Invenory ( Persediaan Di Tangan ) Menyaakan jumlah invenory yang ersedia pada waku periode erenu. Nilai on hand pada waku periode diinpukan sesuai dengan jumlah persediaan saa ini. Nilai on hand pada periode berikunya dieapkan dengan rumus sebagai beriku : OH = OH - +POR GR - Dimana : OH = Persediaan awal pada periode OH - = Persediaan awal pada periode - POR = Rencana penerimaan pada periode - GR - = Kebuuhan koor pada periode - Unuk hasil perhiungan yang negaif pada OH, maka OH = 0 c. Ne Requiremen ( Kebuuhan Bersih ) Ne Requiremen (Kebuuhan Bersih ) merupakan jumlah kebuuhan sebenarnya yang dibuuhkan pada masuing-masing periode waku unuk memenuhi kebuuhan iem. Rumus yang digunakan adalah : NR = ( GR OH ) Dimana : NR = Ne Requiremen pada periode GR = Gross Requiremen pada periode OH = On Hand pada periode Jika perhiungan negaif, maka NR =0 d. Planned Order Receips ( Rencana Penerimaan ) Planned Order Receips ( Rencana Penerimaan ) merupakan jumlah dari pemesanan yang yang direncanakan yang elah dieapkan. Planned Order Receips ( Rencana Penerimaan ) pada suau periode akan ada dengan sendirinya. Jika erdapa Planned Order Receips (Rencana Penerimaan) suau komponen pada periode ersebu (NR, idak bernilai nol). e. Planned Order Release ( Rencana Pemesanan ) Planned Order Release ( Rencana Pemesanan ) menunjukkan kapan sejumlah order erenu harus dilakukan sehigga dapa memenuhi kebuuhan komponen induknya disesuaikan dengan lead ime masing-masing. Planned Order Release ( Rencana Pemesanan ) sama dengan Planned Order Receip diambah Lead Time. Teknik Lo Sizing Teknik yang dipakai muli level produk adalah meode Mc Larren. Ada sau fakor yang menenukan keberhasilan Maerial Requiremen Planning adalah perhiungan lo sizing. Teknik penenuan ukuran lo yang paling baik bagi suau perusahaan erganung pada hal-hal beriku ini: Variasi dari kebuuhan, baik dari segi jumlah maupun periodenya. Lamanya horison perencanaan. Ukuran periodenya (mingguan, bulanan dan sebagainya) Perbandingan biaya pesan dari biaya uni

a. Meode Economic Order Quaniy (EOQ) Teknik EOQ ini di dasarkan pada asumsi bahwa kebuuhan bersifa koninue rhadap pola perminaan yang sabil,ukuran kwanias pemesanan nya (lo sze) di enukan dengan rumus: EOQ = Q = 2AD I C dimana : Q = kuanias pemesanan yang ekonomis AD = jumlah biaya pembelian (perminaan) I = biaya penyimpanan C = biaya simpan ahunan rupiah/uni (Gining, 2007) C. METODOLOGI PENELITIAN. Peneliian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja mengenai apa yang sedang ia laksanakan anpa mengubah sisem pelaksanannya. Operaion Research menunjuk pada kegiaan yang sedang berlangsung, yakni bahwa peneliian yang dilakukan bukan mencipakan yang baru semaa, eapi menempel pada suau kegiaan yang sedang berlangsung. Acion Research menunjuk pada acion, arinya indakan. Dalam peneliian indakan ini, penelii melakukan sesuau indakan, yang secara khusus diamai erus menerus, diliha plus minusnya, kemudian diadakan pengubahan erkonrol sampai pada upaya maksimal dalam benuk indakan yang paling epa. 2. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian ini dimulai anggal 05 Januari 20 sampai dengan anggal 05 Desember 20. CV ATBM (Ala Tenun Bukan Mesin) Pohon Korma di Desa Mlaki, Kecamaan Pemalang, Kabupaen Pemalang.. Meode Analisis Daa Dari hasil peneliian, kemudian dianalisa perhiungan dengan rumus : a. Peramalan (Forecasing) Dengan menggunakan rumus Model moving Avarage F X N... N dimana : X = daa pengamaan periode i N = jumlah dere waku yang digunakan F + = nilai peramalan + b. Membua Jadwal Produksi unuk periode mendaang c. Perhiungan Penghemaan dengan penerapan MRP d. Menenukan Kebuuhan Koor e. Menenukan Kebuuhan Bersih f. Menenukan Jumlah Pesanan (Ukuran Lo) Dengan menggunakan meode EOQ g. Perhungan Penghemaan Dengan Penerapan MRP. Diagram Alur Peneliian Mulai Sudy Pendahuluan Observasi Lapangan Pengambilan Daa (daa penerimaan) (daa persedian bahan baku) Pengolahan Daa (Moving average) (Exponenial smoohing) Analisis Daa (Maerial Requiremen Planning) Kesimpulan

D. HASIL PENELITIAN. Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Tanpa Meode MRP No 2 4 5 6 7 8 Nama Maerial Benang 60/2 R Benang 40/2 R Hiam slipper Merah baze Kuning indenren Hijau indenren Cokla napol Biru baze Keb. / Meer 20 Ball 20 Ball 5 Kg 0 Kg 6 Kg 24 Kg 20 Kg 7 Kg Simpan 44000 6000 7 280 56,8 288 520 6,2 Pesan 50.000 50.000 25.000 0.000 0.000 22.500 Toal 54.89 5.427 25.08.066 0.002 20.0 20.025 20.947 Toal 8.478 447.500 454.770 Sumber daa: CV Pohon Korma Pemalang Jadi oal biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan meode lama adalah: = Biaya kekurangan produksi + biaya simpan + biaya pemesanan = Rp 2.47.66 + Rp 8.478 + Rp 447.500 = Rp.000.594 2. Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Seelah MRP No 2 4 5 6 7 8 Nama Maerial Benang 60/2 R Benang 40/2 R Hiam slipper Merah baze Kuning indenren Hijau indenren Cokla napol Biru baze Banyaknya Pemesanan (kali) Simpan 46,9 5456,88 74,9 270, 56,48 278,6 495 07,7 Pesan 50.000 50.000 25.000 0.000 0.000 22.500 Toal 9.6,9 85.456,88 25.74,9 0.270, 0.56,48 20.278,6 22.995 20.07,7 Toal 80.276,05 447.500 527.776,05 Sumber daa: Hasil olahan daa. Toal Biaya Komponen Kain Byur No Level Nama Komponen 2 A B Lusi R : Benang 60/2 R HI : Hiam sliper MB: Merah baze KI : Kuning indenren HI: Hijau indenren CN: Cokla napol BB: Biru baze R2: Benang 40/2 R Kain byur A : Lusi B : Pakan Jumlah 9.6,9 25.74,9 0.270, 0.56,48 20.278,6 22.995 20.07,7 85.456,88 42.9,7 85.456,88 Toal Toal 42.9,7 85.456,88 Sumber: Hasil olahan daa Toal Biaya Yang Dikeluarkan dengan Meode MRP = Biaya kekurangan dan kelebihan produk + biaya pesan + biaya simpan = Rp 0,- + Rp 42.9,7 + 447.500 = Rp 789.89,7 Penghemaan Biaya Jadi apabila perusahaan melakukan pembenahan di dalam perencanaan produksi dan pengendalian persediaan bahan baku, perminaan konsumen akan erpenuhi. Penghemaan biaya yang diperoleh sebesar: = Toal Biaya Tanpa MRP - Toal Biaya Dengan MRP Toal Biaya Tanpa MRP.000.594-789.89,7 = x 00%.000.594 = 7,67% x 00% E. KESIMPULAN Dari hasil perhiungan dan analisa yang elah dilakukan dapa diarik kesimpulan sebagai beriku :. Jumlah kebuuhan maerial yang hares di sediakan adalah Benang 60/2 R Benang 40/2 R Hiam slipper Merah baze Kuning indenren Hijau indenren Cokla napol Biru baze 20 ball 20 ball 6 kg 6 kg 6 kg 25,6 kg 9,2kg 6 kg 2. Jumlah opimum pemesanan maerial yang akan di beli adalah oal Rp 527.776,05 di lia dari sae kali banyak'nya pemesanan dan penambahan anara ongkos simpan dan ogkos pesan dari nama kebuuhan maerial ersebu dalam abel 4.9. Toal biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebelum dilakukan peneliian adalah sebesar Rp.000.594 dan seelah di lakukan peneliian biaya yang erjadi adalah Rp 789.89,7 penghemaan yang erjadi sebesar Rp 2.20.774,8 efisiensi yang erjadi adalah sebesar = 7,67% K 527.776,05

DAFTAR PUSTAKA Arikuno, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneliian Suau Pendekaan Prakis: Edisi Revisi VI. Jakara: Rineka Cipa. Assauri, Sofjan. 984. Teknik dan Meode Peramalan: Edisi Sau. Jakara: Fakulas Ekonomi Universias Indonesia. Dodogusmao. 200. Maerial Requiremen Planning. Dodogusmao s blog. Djunidi. 2005. EOQ, Muli Iem All Uni Discoun, Jarak Pemesanan. Surakara: UMS. hp://pojokinfo.invenorypersediaan.2008.wordpress.com. waku unggah// mare 200. hp://www.diskoperindagkap.pemalang.2007.com. waku unggah//5 juni 200. hp:// www.sobri-sukarie.2009.blogspo.com. waku unggah//8 juni 200. Mudrichah. 2005. Sisem Akunansi, Persediaan Bahan Baku. Semarang: Universias Negeri Semarang. Nurlaila W. 2007. Forecasing, Wagner-Wihin Algorima MRP. Surabaya: ITS. Rosnani, Gining. 2007. Sisem Produksi: Edisi Perama. Yogyakara: Graha Ilmu. Wibisono. 2009. Indusrial and Sysem Engineer. Surabaya: Wordpress. Waku unggah//2 May 200, Yami, Zulian. 998. Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakara: Ekonisia Fakulas Ekonomi UII.