PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

Ari Semayang dan Rahmatsyah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA SMP PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS IV

UNIMED ISBN:

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK ) PENYALURAN ENERGI

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRSUNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SUB POKOK BAHASAN LUAS TRAPESIUM KELAS VII A SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013 Mega Nrmalasar M.S. 39, Susanto 40, Nurcholf D.S.L 41 Abstract.Cooperatve learnng by usng change of pars technque s a learnng model whch gves chancefor thestudentstoask andstrengthenther answerfor the exercses.ths research mplementscooperatve learnng by usng change of pars technque to reduce student s errorn solvng problems of area of trapezod. The subject of the research s grade VII A students of SMP Neger 7 Jember. The type of ths research s a Classroom Acton Research (CAR). The data collecton methods used n ths research are observaton, documentaton, ntervew, and test. The result shows that the errors are decreasng; msused data decrease from 50% to 0%; dstorted theorem or defnton decrease from 59,38% to 12,5%; techncal errors decrease from 61,25% to 9,34%; and other error decrease from 27,5% to 1,25%. The result also shows that the actvty of the students and the teacher n teachng and learnng process are ncreasng. KeyWords:changeofpars technque, student's error, area of trapezod PENDAHULUAN Penddkan adalah salah satu hal pokok dalam kehdupan saat n dan utamanya untuk masa yang akan datang. Penddkan yang dperoleh setap orang nantnya akan menjad salah satu modal keberhaslan d masa yang akan datang.d dalam duna penddkan saat n, sangat dtuntut keaktfan sswa dalam proses pembelajaran. Hal n dmaksudkan agar pembelajaran yang dlakukan menjad bermakna oleh setap sswa, sehngga sswa dapat merasakan hasl, fungs, dan tujuan mereka belajar. Dalam hal n guru dharapkan hanya menjad fasltator dan motvator d dalam kelas untuk membmbng sswa mengkonstruks pemahaman suatu mater yang sedang dbahas. Berdasarkan wawancara pra peneltan dengan guru bdang stud matematka kelas VII A d SMP Neger 7 Jember, terdapat dua permasalahan pentng yang sedang dhadap oleh guru dalam pembelajaran matematka d kelas dan mash belum 39 Mahasswa Program Stud Penddkan Matematka FKIP Unverstas Jember 40 Dosen Program Stud Penddkan Matematka-FKIP Unverstas Jember 41 Dosen Program Stud Penddkan Matematka-FKIP Unverstas Jember

160 Kadkma, Vol. 4, No. 2, hal 159-170, Agustus 2013 menemukan solus untuk mengatas atau menghndar permasalahan tersebut muncul kembal. Dua permasalahan n adalah guru mengalam kesultan untuk mengajak sswa agar turut aktf dalam proses pembelajaran dan serngnya sswa melakukan kesalahankesalahan dalam menyelesakan soal-soal yang dberkan oleh guru.hal n sangat drasakan oleh guru pada saat memberkan mater mengena sub pokok bahasanluas trapesum. Menurut wawancara pra peneltan dengan guru bdang stud matematka, kesalahan yang serng terjad pada sub pokok bahasan luas trapesum adalah kesalahan penggunaan data, kesalahan penggunaan teorema atau defns, kesalahan tekns, dan kesalahan lan-lan yang dsebabkan oleh sswa belum selesa atau tdak mengerjakan soal yang dberkan. Oleh karena tu, dperlukan perbakan pembelajaran yang dapat mengatas kesalahan-kesalahan sswa dalam menyelesakan soal pada sub pokok bahasan luas trapesum. Salah satu strateg yang dapat menngkatkan aktvtas sswa dalam proses pembelajaran d kelas adalah model pembelajaran kooperatf.menurut Arends (dalam Amr dan Ahmad, 2010:92) pembelajaran n melput 6 fase, yatu: (1) fase 1, menyampakan tujuan dan memotvas sswa; (2) fase 2, menyajkan nformas; (3) fase 3, mengorgansaskan sswa ke dalam kelompok-kelompok belajar; (4)fase 4, membmbng kelompok bekerja dan belajar; (5) fase 5, evaluas; (6) fase 6, memberkan penghargaan. Menurut Le (2004:55-73), pembelajaran kooperatf memlk banyak teknk, antara lan mencar pasangan (make a match), bertukar pasangan (change of pars), berpkr berpasangan (thnk-par-share), kepala bernomor (numbered head), dan dua tnggal dua tamu (two stay two stray). Salah satu teknk dar model pembelajaran kooperatf yang dgunakan dalam peneltan n adalah bertukar pasangan (change of pars). Teknk change of pars n member kesempatan kepada sswa untuk berpkr berpasangan dalam menyelesakan suatu masalah yang dberkan oleh guru berkatan dengan mater pembelajaran. Adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatf teknk change of pars (bertukar pasangan) menurut Le (2004:56) adalah sebaga berkut: (1) setap sswa mendapatkan satu pasangan (guru bsa menunjuk pasangannya atau sswa melakukan prosedur teknk mencar pasangan); (2) guru

Mega dkk : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Teknk 161 memberkan tugas dan sswa mengerjakan tugas dengan pasangannya; (3) setelah selesa, setap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lan; (4) kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, masng-masng pasangan yang baru n kemudan salng menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka; (5) temuan baru yang ddapat dar pertukaran pasangan kemudan dbagkan kepada pasangan semula. Model pembelajarankooperatf teknk change of pars tersebut memungknkan setap sswa akan lebh aktf dalam pembelajaran dan menguasa permasalahan yang dberkan. Sswa akan berperan aktf dalam bekerja kelompok karena d dalam kelompok hanya terdr atas dua orang dan setap sswa dtuntut menguasa permasalahan yang dberkan sebaga bekal pada saat melakukan aktvtas d kelompok baru.model pembelajaran n memungknkan sswa dan teman sekelompoknya, bak d kelompok awal, maupun d kelompok baru, dapat salng berbag pemahaman dalam menyelesakan soal-soal yang dberkan oleh guru. D sampng tu, sswa akan berlath untuk memerksa kembal dan memperbak hasl pekerjaan apabla terdapat kesalahan dalam penyelesaannya. Sehngga, dharapkan guru dapat mengatas kesalahankesalahan sswa yang serng terjad dalam menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan tersebut. METODE PENELITIAN Daerah dan waktu peneltan dtetapkan d SMP Neger 7 Jember pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Dalam peneltan n dplh kelas VII A sebaga subjek peneltan. Sswa kelas VII A berjumlah 40 sswa, yang terdr atas20 sswa lak-lak dan 20 sswa perempuan.pendekatan yang dgunakan dalam peneltan n adalah pendekatan kualtatf.jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan tndakan kelas (PTK).Peneltan n dlaksanakan dalam dua sklus, yatu sklus I dan sklus II. Skema peneltan yang akan dgunakan adalah skema model Kemms dan Mc Taggart. Kemms dan Mc Taggart (dalam Sunard, 2010:13) menyatakan bahwa model PTK berbentuk spral dengan masng-masng sklus terdr atas empat tahap, yatu perencanaan, tndakan, observas, dan refleks. Metode yang dgunakan untuk mengumpulkan data dalam peneltan n adalah observas, dokumentas, tes, dan wawancara.pada peneltan n menggunakan analsa

162 Kadkma, Vol. 4, No. 2, hal 159-170, Agustus 2013 data deskrptf kualtatf dan kuanttatf.untuk memperoleh persentase tap jens kesalahan yang dlakukan oleh sswa dgunakan rumus berkut. n P 100% ; = 1, 2, 3, 4 N S Keterangan: P = persentase jens kesalahan n = jumlah kesalahan yang dlakukan sswa untuk tap jens kesalahan 1 = penggunaan data 2 = penggunaan teorema atau defns 3 = tekns 4 = lan-lan N = jumlah seluruh sswa yang mengkut tes S = jumlah soal tes Untuk mentukan efektvtas pembelajaran dgunakan rumus sebaga berkut: N 1 N N 1 2 100% Keterangan: = efektvtas pembelajaran kooperatf change of parsuntuk mengatas kesalahansswa menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum N 1 = jumlah seluruh kesalahan yang dlakukan sswa pada tessebelumnya N 2 = jumlah seluruh kesalahan yang dlakukan sswa pada tes akhr sklus (Depdknas dalam Anggaran, 2011:33) Krtera pengelompokan efektvtas pembelajaran sepert Tabel 1 berkut : Tabel 1. Klasfkas Efektvtas Pembelajaran Persentase Kategor 75% 100% Sangat efektf 50% < 75% Efektf 25% < 50% Cukup efektf < 25% Tdak efektf Sumber: (Arkunto, 1988:128) Untuk memperoleh persentase aktvtas sswa dan guru dgunakan rumus: Q a 100% ; = 1, 2 R Keterangan: a = persentase aktvtas 1 = guru 2 = sswa Q = jumlah skor yang dcapa

Mega dkk : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Teknk 163 R = jumlah skor maksmal Krtera pengelompokan persentase aktvtas sepert Tabel 2 berkut : Tabel 2. Klasfkas aktvtas Persentase Kategor 75% a 100% Sangat aktf 50% a <75% Aktf 25% a <50% Cukup aktf a <25% Tdak aktf Sumber: (Sutejo, 2001:31) HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars pada sub pokok bahasan luas trapesum d kelas VII A SMP Neger 7 Jember telah berjalan dengan lancar. Peneltan n merupakan peneltan tndakan kelas yang bertujuan untuk mendeskrpskan penerapan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars pada sub pokok bahasan luas trapesum dan mendeskrpskan aktvtas sswaselama penerapan model pembelajaran tersebut. D sampng tu, untuk mengetahu efektvtas penerapan model pembelajaran kooperatf teknk change of parsuntuk mengatas kesalahan sswa menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum. Peneltan n dawal dengan pemberan tes pendahuluan mengena mater luas trapesum kepada seluruh sswa kelas VII A. Pada hasl tes tersebut dperoleh persentase kesalahan, yatu kesalahan pengunaan data 50%, kesalahan penggunaan teorema atau defns 59,83%, kesalahan tekns 61,25%, dan kesalahan lan-lan 27,5%. Persentase n menunjukkan bahwa sswa mash kurang menguasa mater dan kurang memaham langkah-langkah penyelesaan dar soal yang dberkan. Selanjutnya, dlaksanakan pembelajaran sklus I yang terdr atas dua pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatf teknkchange of parsuntuk mengatas kesalahan sswa menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum. Pada setap pertemuan dlaksanakan fase-fase yang merupakan langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatf teknk change of pars. Fase-fase tersebut terdr atas fase 1 sampa dengan fase 6. Pada fase 1, guru menyampakan tujuan pembelajaran dan memotvas sswa untuk belajar. Kemudan dlanjutkan ke fase 2, yatu guru membmbng sswa untuk

164 Kadkma, Vol. 4, No. 2, hal 159-170, Agustus 2013 mengngat kembal tentang mater-mater yang sesua dengan mater yang akan dbahas. Selanjutnya aktvtas pada fase 3 dan fase 4, melput menentukan kelompok belajar, memberkan kesempatan dan membmbng sswa untuk bekerja secara berkelompok dalam memecahkan permasalahan pada LKS, membmbng sswa bertukar pasangan untuk salng mengkoreks hasl pekerjaan dar kelompok awal, serta menyampakan temuan baru yang dperoleh ke pasangan semula. Pada kegatan n sswa dlath untuk memaham dan menggunakan suatu rumus, serta langkah-langkah dalam menyelesakan soal. Sswa juga dbasakan untuk mengurang kesalahan yang mungkn terjad dengan memerksa kembal hasl pekerjaan dan memperbak penyelesaan yang belum tepat. Kemudan untuk fase 5, guru memberkan kesempatan kepada beberapa kelompok untuk mempresentaskan hasl pekerjaan mereka d depan kelas dan memberkan kesempatan kepada sswa lan untuk menyampakan pendapat atau bertanya apabla terdapat penyelesaan yang tdak sesua atau belum dpaham. Kegatan n dber penguatan dengan memberkan penekanan pada pon-pon pentng dar mater yang telah dpelajar. Setap pertemuan dakhr dengan kegatan pada fase 6, yatu memberkan penghargaan kepada sswa sebaga bentuk nyata dar motvas guru agar sswa tetap aktf dalam mengkut pembelajaran dengan rasa kompettf yang postf. Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars, sswa tampak aktf dalam mengkut pembelajaran. Setap aktvtas sswa d dalam kelas damat oleh empat observer, yang masng-masng mengamat 5 kelompok. Berdasarkan pengamatan yang dlakukan, dperoleh persentase seluruh aktvtas sswa untuk pertemuan I sebesar 67,83% yang termasuk dalam kategor aktf. Pada pertemuan II persentase aktvtas sswa mengalam penngkatan hngga mencapa 78,28% yang termasuk dalam kategor sangat aktf. Selan aktvtas sswa, pengamatan dan penlaan juga dlakukan pada aktvtas guru selama penerapan model pembelajaran yang dgunakan. Aktvtas guru n damat oleh guru bdang stud matematka kelas VII A SMP Neger 7 Jember. Berdasarkan observas yang dlakukan, aktvtas guru selama proses pembelajaran sklus I tergolong sangat aktf. Pada pertemuan I, persentase aktvtas guru mencapa 86,11%. Kemudan pada pertemuan II, persentase tersebut mengalam penngkatan hngga mencapa 94,44%.

Mega dkk : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Teknk 165 Setelah dlaksanakan pembelajaran sklus I, guru melanjutkan dengan memberkan tes akhr sklus I. Berdasarkan analss hasl tes akhr sklus I, dperoleh persentase dar masng-masng jens kesalahan, yatu kesalahan penggunaan data 5%, kesalahan pengunaan teorema atau defns 27,5%, kesalahan tekns 28,75%, dan kesalahan lan-lan 10,63%. Dar jumlah seluruh kesalahan yang dlakukan oleh sswa dalam menyelesakan tes pendahuluan dan tes akhr sklus I, dapat dsmpulkan bahwa pembelajaran sklus I efektf dalam mengatas kesalahan sswa dalam menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum. Namun mash dperlukan perbakan dalam pembelajaran karena terdapat dua persentase jens kesalahan yang lebh dar 25%. Oleh karena tu, dlakukan beberapa perbakan pada pertemuan selanjutnya dalam pembelajaran sklus II. Pembelajaran sklus II n hanya dlakukan satu pertemuan, karena guru hanya ngn melakukan penekanan pada ndkator menyelesakan masalah yang berkatan dengan menghtung luas trapesum. Pembelajaran pada sklus II, guru juga menerapkan model pembelajaran yang sama dengan sklus sebelumnya, yatu melalu kegatan-kegatan dar fase 1 sampa dengan fase 6. D mana pada sklus II n dlakukan perbakan dalam proses pembelajaran dan sumber belajar berupa LKS. Selama proses pembelajaran sklus II yatu pada pertemuan III, seluruh aktvtas sswa dan guru juga damat oleh observer yang sama dengan dua pertemuan pada sklus I. Berdasarkan pengamatan yang dlakukan terhadap aktvtas sswa selama pembelajaran dperoleh persentase aktvtas sswa untuk pertemuan III sebesar 82,19% yang termasuk dalam katergor sangat aktf. Persentase n jelas mengalam penngkatan dbandngkan dengan pertemuan I dan pertemuan II. Hal n berart sswa sudah lebh serus dan bersungguh-sungguh dalam memperhatkan penjelasan guru, bekerja kelompok, serta memanfaatkan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat atau bertanya yang dberkan oleh guru dengan sebak-baknya. Hal n tdak lepas dar peranan guru d kelas yang selalu memberkan motvas dan bmbngan selama proses pembelajaran. Aktvtas guru pada pertemuan n mencapa persentase sebesar 100% yang termasuk dalam kategor sangat aktf. Persentase n juga menunjukkan bahwa semua aktvtas guru yang damat dan dnla dalam penerapan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars sudah dlakukan dengan sangat bak.

166 Kadkma, Vol. 4, No. 2, hal 159-170, Agustus 2013 Setelah dlaksanakan pembelajaran sklus II, guru melanjutkan dengan memberkan tes akhr sklus II. Berdasarkan analss hasl tes akhr sklus II, dperoleh persentase dar masng-masng jens kesalahan, yatu kesalahan penggunaan data 0%, kesalahan pengunaan teorema atau defns 12,5%, kesalahan tekns 9,34%, dan kesalahan lan-lan 1,25%. Dar seluruh persentase jens kesalahan yang dlakukan oleh sswa dalam menyelesakan tes akhr sklus I dan tes akhr sklus II, dapat dsmpulkan bahwa pembelajaran sklus II efektf untuk mengatas kesalahan sswa dalam menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum. D sampng tu, setap jens kesalahan yang dlakukan oleh sswa kurang dar 25%. Berdasarkan hasl analss jens kesalahan pada setap tes dapat dsmpulkan bahwa semua jens kesalahan yang dlakukan oleh sswa mengalam penurunan dar tes pendahuluan hngga tes akhr sklus II. Penurunan persentase jens kesalahan tersebut dapat dlhat pada dagram berkut n. Persentase (%) 70 60 50 40 30 20 10 0 A B C D Jens Kesalahan Tes Pendahuluan Tes Akhr Sklus I Tes Akhr Sklus II Gambar 1. Dagram persentase jens kesalahan sswa dar dar tes pendahuluan hngga tes akhr sklus II Keterangan: A = Kesalahan penggunaan data B = Kesalahan penggunaan teorema atau defns C = Kesalahan tekns D = Kesalahan lan-lan Berdasarkan hasl wawancara kepada sswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesakan soal-soal pada tes akhr sklus I dan tes akhr sklus II, secara keseluruhan sswa sangat antusas dan tertark terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars. Hal n dkarenakan sswa lebh senang belajar dengan teman darpada hanya mendengarkan penjelasan guru. Selan tu, dar wawancara yang dlakukan juga dperoleh bahwa sswa serng melakukan kesalahan dalam menyelesakan soal luas trapesum karena sswa

Mega dkk : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Teknk 167 kurang telt dan terkadang terburu-buru dalam menyelesakan soal yang dberkan, serta sswa serng tdak memerksa kembal hasl pekerjaannya. Berdasarkan pembahasan yang telah durakan d atas, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars dapat mengatas kesalahan sswa kelas VII A SMP Neger 7 Jember tahun ajaran 2012/2013, dalam menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum. D sampng tu, dapat menngkatkan aktvtas sswa kelas VII A selama proses pembelajaran berlangsung. KESIMPULAN DAN SARAN Berkut n kesmpulan yang dperoleh berdasarkan hasl dan pembahasan pada bab sebelumnya. Penerapan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars pada sub pokok bahasan luas trapesum d kelas VII A SMP Neger 7 Jember berjalan dengan lancar.berdasarkan observas aktvtas guru yang dlakukan, dperoleh persentase aktvtas guru yang semakn menngkat. Persentase aktvtas guru pada pertemuan I mencapa 86,11%, pada pertemuan II94,44%, dan pada pertemuan III100%. Persentase aktvtas guru tersebut termasuk dalam kategor sangat aktf. Aktvtas sswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars tampak terus mengalam penngkatan dalam setap pertemuan. Pada pertemuan I persentase aktvtas sswa secara keseluruhan mencapa 67,83%, kemudan menngkat pada pertemuan II hngga mencapa 78,28%. Selanjutnya, penngkatan persentase tersebut juga terjad dalam proses pembelajaran pada pertemuan III yatu mencapa 82,19% yang termasuk kategor sangat aktf. Pembelajaran model kooperatf teknk change of pars efektf dapat mengatas kesalahan sswa dalam menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum. Hal n dtunjukkan oleh persentase seluruh jens kesalahan pada tap tes. Pada tes pendahuluan dperoleh persentase kesalahan penggunaan data 50%, kesalahan penggunaan teorema atau defns 59,38%, kesalahan tekns 61,25%, dan kesalahan lanlan 27,5%. Setelah dlakukan pembelajaran sklus I, pada tes akhr sklus I dperoleh persentase kesalahan penggunaan data 5%, kesalahan penggunaan teorema atau defns 27,5%, kesalahan tekns 28,75%, dan kesalahan lan-lan 10,63%.

168 Kadkma, Vol. 4, No. 2, hal 159-170, Agustus 2013 Dar persentase kesalahan pada tes pendahuluan dan tes akhr sklus I dperoleh efektvtas pembelajaran sebesar 63,72% yang termasuk dalam kategor efektf. Namun, karena mash terdapat kesalahan yang lebh besar dar 25%, maka dperlukan sklus perbakan penerapan pembelajaran tersebut, yatu sklus II. Pada tes akhr sklus IIdperoleh persentase kesalahan penggunaan data 0%, kesalahan penggunaan teorema atau defns 12,5%, kesalahan tekns 9,34%, dan kesalahan lan-lan 1,25%. Dar persentase kesalahan pada tes akhr sklus I dan tes akhr sklus II dperoleh efektvtas pembelajaran sklus II sebesar 67,88% yang termasuk dalam kategor efektf dengan persentase setap jens kesalahan kurang dar 25%. Berdasarkan pembahasan dan kesmpulan, maka dapat dtemukan beberapa hal yang perlu dsarankan berkatan dengan penerapan model pembelajaran teknk change of parsuntuk mengatas kesalahan sswa dalam menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum, yatu model pembelajaran kooperatf teknk change of pars dapat dterapkan sebaga alternatf dalam mengajar matematka yang dapat mengajak sswa lebh aktf d kelas, karena sswa lebh senang belajar dengan teman darpada hanya mendengarkan penjelasan guru. Guru juga perlu memberkan bmbngan agar sswa lebh telt dalam menyelesakan soal dan membasakan dr untuk memerksa kembal hasl pekerjaannya. D sampng tu, hendaknya guru selalu memberkan bmbngan dan motvas yang berkesnambungan dalam proses pembelajaran d kelas, agar sswa tetap bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. DAFTAR PUSTAKA Le, Anta. 2004. Cooperatve Learnng Mempraktkkan Cooperatve Learnng d Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasndo. Sunard. 2010. Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Jember: Unverstas Jember. Sutejo. 2001 Pembelajaran Remedal untuk Mengatas Kesalahan dalam Menyelesakan Soal Volum dan Luas Ss Bangun Ruang Kelas III PL 1 Cawu 1 d SLTP Neger 3 Balung Jember Tahun Pelajaran 2000/2001. Jember: Unverstas Jember. Amr, S. dan Ahmad, I. K. 2010. Konstruks Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: PT Prestas Pustakaraya.

Mega dkk : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Teknk 169 Anggaran, D. W., 2011. Penerapan Model Pembelajaran Problem Posng untuk Mengurang Kesalahan Sswa dalam Menyelesakan Soal Matematka Pokok Bahasan Sstem Persamaan Lnear Kelas X-2 SMA Neger Grujugan Semester Ganjl Tahun Ajaran 2010/2011. Jember: Unverstas Jember. Arkunto. 1988. Penlaan Program Penddkan. Jakarta: PT Bna Aksara.

170 Kadkma, Vol. 4, No. 2, hal 159-170, Agustus 2013