PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 2014/2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 2014/2015"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALA (PBL) TERADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 14/15 Ftra Yand 1), Nurrahmawat ) dan era Deswta 3) 1) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Penddkan, Unverstas Pasr Pengaraan emal: fyand15@gmal.com ) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Penddkan, Unverstas Pasr Pengaraan emal: nurrahmawat137@ymal..com 3) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Penddkan, Unverstas Pasr Pengaraan emal: gmal.com Abstract The purpose of ths study was to know whether there was effect of learnng model problem based learnng through mathematcs students motvaton of grade VIII student junor hgh school 1 Ujungbatu n academc year 14/15. The type of ths research was pre-expermental research by research desgn that used one group pretest- posttest desgn. The populaton n ths research were students class VIII SMP Neger 1 whch was consst of the eghth class. The selecton sample on ths research was by purposve samplng technque, elected class VIII 1. The nstrument of ths research was students motvaton questonnare that had been valdated. For analyzng questonnare data, the research used the sgn test and Wlcoxon sgned rank test. From the result of analyss data could be concluded that the effect of learnng model problem based learnng (PBL) through students mathematcs motvaton class VIII SMP Neger 1 Ujungbatu n academc year 14/15. Key Words : The effect, Problem Based Learnng (PBL), Learnng Motvaton 1. PENDAULUAN Matematka merupakan mata pelajaran yang dpelajar dsetap jenjang penddkan. Tujuan dar penddkan matematka pada jenjang penddkan dasar dan menengah adalah menekan pada penataan nalar dan pembentukan keprbadan sswa agar dapat menerapkan atau menggunakan matematka dalam kehdupannya (Soedjad,). Pada umumnya pembelajaran matematka tdak dsuka dan dtakut karena danggap sukar oleh sswa. Sehngga, hal n dapat mempengaruh perkembangan belajar matematka dan menurunnya motvas belajar sswa dalam pembelajaran matematka. Motvas belajar merupakan daya dorong dalam dr seseorang yang belajar berupa kekuatan mental (kengnan, perhatan, cta cta, kemauan) untuk berubah tngkah laku dalam usaha mencapa tujuan belajar (ardanto, 1), jad motvas belajar merupakan faktor yang sangat pentng dalam proses belajar guna mencapa prestas yang dharapkan. Jka sswa tdak memlk motvas belajar, maka a akan mengalam kesultan dalam belajar. Jad motvas belajar merupakan faktor yang sangat pentng dalam proses belajar guna mencapa prestas yang dharapkan. Jka sswa tdak memlk motvas belajar, maka a akan mengalam kesultan dalam belajar. Rendahnya motvas belajar merupakan salah satu bentuk kesultan belajar yang serng terjad pada dr sswa. Rendahnya motvas sswa dalam belajar dapat dlhat dar gejala gejala yang tampak pada dr sswa pada waktu mengkut pelajaran yang dsampakan dan dalam mengerjakan tugas yang dberkan oleh guru tu akan berdampak pada proses dan hasl belajar. Berdasarkan wawancara dengan guru matematka dan observas d kelas VIII pada saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) d SMP Neger 1 Ujungbatu, dperoleh bahwa mash rendahnya motvas sswa dalam

2 mengkut mata pelajaran matematka pada kelas VIII. Rendahnya motvas belajar sswa terlhat dar kurang serus dalam mengerjakan tugas. Apabla dberkan tugas oleh guru, bak tugas yang harus dselesakan pada jam pelajaran maupun tugas yang harus dselesakan dbeberapa har, mash banyak sswa yang mengerjakan tugas asal- asalan, bahkan tdak jarang sswa yang mencontek pekerjaan temannya. Jka tdak ada konsekuens tugas harus dkumpulkan maka hanya sebagan kecl sswa yang mengerjakan tugas tersebut. Selan tu gejala yang dtunjukkan oleh sswa melalu skap negatf, sepert tdur d dalam kelas, mengobrol dengan teman sebangku, dan melakukan tndakan lan sebaga pelampasan rasa bosan. Keadaan tersebut menjad kebasaan yang kurang bak pada dr sswa dalam belajar Salah satu faktor yang mungkn dapat mempengaruh motvas sswa d kelas VIII adalah ketdaktepatan penggunaaan model pembelajaran dgunakan guru dkelas. Berdasarkan wawancara langsung yang dlakukan penelt dengan sswa, mengatakan kurang bersemangat untuk mengkut pembelajaran matematka. Salah satu alasannya karena varas penyampaan mater setap mnggunya tdak banyak mengalam perubahan. Selan tu model pembelajaran yang kurang tepat dapat menyebabkan sswa merasa kesultan untuk memaham mater yang d ajarkan, sehngga proses pembelajaran menjad membosankan, sehngga berpengaruh terhadap mencapa Ketuntasan Krtera Mnmum (KKM). Selanjutnya penelt melakukan Pretest angket motvas kesemua kelas VIII, Pretest n bertujuan untuk mengetahu sejauh mana motvas sswa dalam mengkut mata pelajaran matematka. Dar hasl Pretest yang telah dberkan kesemua kelas VIII tersebut, dperoleh kelas VIII.1 memlk nla rata rata yang terendah dar kelas yang lan yakn 79, dapat dlhat pada Tabel.1 Tabel 1. Rata Rata Nla Pretest Kelas VIII Tahun Pelajaran 14/15 d SMP Neger 1 Ujungbatu No Kelas Jumlah Sswa Nla Rata- Rata Pretest Angket Motvas 1 VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII Mengantspas masalah yang telah dpaparkan, guru dtuntut mencar dan menemukan suatu cara yang dapat menumbuhkan motvas belajar sswa, terutama pada mata pelajaran matematka. Untuk tu, guru sebaga tenaga penddk harus mampu menerapkan model pembelajaran yang dapat menngkatkan atau membangktkan motvas belajar sswa. Sehngga membuat sswa lebh bersemangat lag dalam belajar, karena apabla motvas sswa terbentuk, maka penyampaan mater pembelajaran akan lebh menark dan sswa akan lebh aktf berpartspas dalam mengkut pelajaran. Guru dharapkan dapat mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat menngkatkan kemampuan de sswa sendr, serta dapat menngkatkan kemampuan berpkr dan memecahkan masalah sswa dalam pembelajaran matematka. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu sswa berlath memecahkan masalah adalah model pembelajaran berdasarkan masalah atau dsebut dengan Problem Based Learnng ( PBL) Guru dharapkan dapat mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat menngkatkan kemampuan de sswa sendr, serta dapat menngkatkan kemampuan berpkr

3 dan memecahkan masalah sswa dalam pembelajaran matematka. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu sswa berlath memecahkan masalah adalah model pembelajaran berdasarkan masalah atau dsebut dengan Problem Based Learnng ( PBL). PBL adalah suatu model pembelajaran, yang mana sswa sejak awal dhadapkan pada suatu masalah, kemudan dkut oleh proses pencaran nformas yang bersfat student centered (Suprhatnngrum, 13). Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran yang menyampakan maternya dlakukan dengan cara menyajkan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan, memfasltas penyeldk dan membuka dalog Arends, 9). Berdasarkan permasalahan tersebut tujuan peneltan n adalah untuk mengetahu apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) terhadap motvas belajar matematka sswa kelas VIII SMP Neger 1 Ujungbatu. METODE PENELITIAN Peneltan n merupakan jens peneltan preekspermen, menggunakan pendekatan deskrptf kuanttatf dengan rancangan peneltan yang dgunakan One Group Pretest-Posttes Desgn. Peneltan sebelumnya dlakukan pretest dberkan treatment, kemudan dukur dengan posttest setelah treatment (Sugyono, 1). Dalam peneltan n subyek peneltan terlebh dahulu dberkan tes awal (pretest) untuk mengetahu sejauh mana motvas awal sswa sebelum dberkan pembelajaran berbass masalah. Setelah dberkan angket motvas awal selanjutnya sswa tersebut dberkan perlakuan, yatu pembelajaran matematka dengan menggunakan pembelajaran berbass masalah, selanjutnya kepada seluruh sswa dberkan angket motvas akhr (posttest), yatu untuk mengetahu sejauh mana pengaruh penerapan pembelajaran matematka dengan menggunakan pembelajaran berbass masalah terhadap motvas belajar sswa. Berkut n merupakan rancangan One Group Pretest-Posttes Desgn. Peneltan n dlaksanakan d kelas VIII SMP Neger 1 Ujungbatu Kabupaten Rokan ulu pada bulan Februar sampa bulan Oktober 15. Populas dalam peneltan n adalah sswa kelas VIII SMP Neger 1 Ujungbatu tahun pelajaran 14/15, yang terdr dar 8 kelas dengan jumlah sswa 83 orang. Pemlhan sampel pada peneltan n adalah dengan teknk Samplng Purposve (samplng bertujuan), yang mana teknk penentuan sampel dengan pertmbangan bahwa data yang dperoleh dar observas dan keterangan guru yang mengajar d kelas VIII.1 nla ulangan haran rendah dan sswa d kelas VIII.1 memlk motvas yang rendah dar pada kelas yang lan, terlhat dar kebasaan yang kurang bak pada dr sswa kelas VIII.1 dalam belajar, yatu kurang serus dalam mengerjakan tugas. maka sampel yang terplh adalah kelas VIII.1. Selanjutnya sampel yang telah terplh dkelompokkan dalam krtera penlaan kategor motvas tngg, motvas sedang dan motvas rendah. Penlaan kategor tersebut berdasarkan hasl skor angket sebelum dan sesudah dterapkannya model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng). Tabel. Krtera Penlaan Kategor Angket No Krtera Kategor 1 x 1 > x + 1 S x 1 S x 1 < x Tngg + 1 S Sedang x 1 < x 1 3 S Rendah Sumber. Budyono(1) Keterangan : x 1 = nla sswa x = rata - rata htung S = standar devas

4 Instrumen dalam peneltan n adalah dengan mengumpulkan data motvas belajar matematka sswa dengan menggunakan nstrument bantu angket atau kusoner sswa yang telah dvaldas. Teknk pengumpulan data yang dplh dalam peneltan n adalah dengan menggunakan angket atau kusoner. Kusoner merupakan teknk pengumpulan data yang dlakukan dengan Instrumen seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertuls kepada responden untuk djawab (Sugyono, 1). Penlaan angket dalam peneltan n menggunakan pedoman skala lkert. Setap responden mempunya empat ntrument jawaban untuk menjawab setap pertanyaan angket, yatu : a. Untuk pernyataan dengan nstrument negatf 1 = Sangat Setuju (SS) = Setuju (S) 3 = Tdak Setuju (TS) 4 = Sangat Tdak Setuju (STS) b. Untuk pernyataan dengan ntrument postf 1 = Sangat Tdak Setuju (STS) = Tdak Setuju (TS) 3 = Setuju (S) 4 = Sangat Setuju (SS) Analss nstrument angket dalam peneltan n pengumpulan data dengan mengguanakan alat pengumpul data sesua dengan masalah yang dtelt yakn angket. a. Valdtas Angket Valdtas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tngkat kevaldan atau kesahhan suatu nstrument. Untuk menguj valdltas alat ukur dbutuhkan langkah-langkah sebaga berkut 1) Menghtung harga korelas setap butr alat ukur dengan rumus pearson/product moment, yatu : r xy n XY X Y n X X ny Y (Sundayana, 1:6) (1) Keterangan: r xy = koefsen korelas X = skor tem butr soal Y = jumlah skor total tap soal n = jumlah responden ) Melakukan perhtung dengan Uj-t dengan rumus : r n () t htung = 1 r 3) Mencar t tabel dengan t tabel = t α (dk = n-) 4) Menghtung nla koefsen valdtas dengan produc moment, dengan taraf sgnfkan 5%. Jka t htung > t tabel berart vald, atau Jka t htung t tabel berart tdak vald b. Relabltas Relabltas nstrument adalah untuk mengukur sejauh mana suatu angket dapat dpercaya untuk menghaslkan suatu skor yang ajeg atau konssten. Untuk mengetahu tngkat relabltas pada angket yang berbentuk uraan dpergunakan rumus Alpha Arkunto (13: 67). k (3) r 11 1 k 1 t Keterangan : r = Relabltas Instrumen 11 k jumlah varans skor tap-tap tem t Varans total = Jumlah butr pertanyaan atau banyak soal. Tabel 3. Klasfkas Koefsen Relabltas Kooefsen No Relabltas (r) Interpretas 1.. < r 11. Sangat rendah.. < r 11.4 Rendah 3..4 < r 11.6 Sedang/cukup 4..6 < r 11.8 Tngg 5..8 < r Sangat tngg

5 Berdasarkan hasl perhtungan relabltas dperoleh nla r 11 =,873 maka termasuk dalam krtera relabltas sangat tngg sehngga angket tersebut relabel. Sebelum dbagkan kepada responden terlebh dahulu angket atau kusoner akan dlakukan pengujan valdtas dan relabltas. Dalam peneltan n data angket danalss dengan menggunakan perhtungan statstk non-parametrk, yatu dengan menggunakan uj tanda dan uj perngkat bertanda Wlcoxon A. Uj Tanda (Sgn Test) Uj n dgunakan untuk mengetahu perbedaan motvas belajar sswa sebelum dan sesudah model pembelajaran Problem Based Learnng ( PBL). dterapkan. Apakah terdapat perbedaan yang postf atau negatf. Namun sebelum dterapkannya langkahlangkah dalam uj tanda. (Supranto, 5), maka yang harus dlakukan adalah: 1. Menghtung skor angket sswa sebelum dan sesudah dterapkannya model pembelajaran berdasarkan masalah.. Memasukkan data skor angket tersebut kedalam tabel uj tanda. Adapun langkah-langkah dalam uj tanda adalah sebaga berkut: a. Menentukan hpotess = Tdak terdapat perbedaan motvas belajar sswa sebelum dan sesudah model pembelajaran berdasarkan masalah dterapkan. 1 = Terdapat perbedaan motvas belajar sswa sebelum dan sesudah model pembelajaran berdasarkan masalah dterapkan. b. Menetukan taraf nyata atau nla krts Taraf kepercayaan yang dgunakan adalah 95%, sehngga tngkat sgnfkans (sgnfcant level) atau taraf nyata adalah 5% atau α=,5 c. Menentukan tanda beda antara pasangan observas. Setelah hpotess dan taraf nyata dtentukan maka langkah selanjutnya adalah menghtung selsh antara satu observas dengan observas lannya secara sstemats, dan kemudan mencatat apakah perbedaan tersebut postf atau negatf. Tanda beda n dhtung dengan member selsh (Y X ), dengan X adalah skor angket sswa sebelum dterapkannya Problem Based Learnng (PBL), sedangkan Y adalah skor angket sswa sesudah dterapkannya Problem Based Learnng (PBL). d. Menghtung frekuens tanda Menghtung frekuens tanda alah menghtung tanda postf, tanda negatf dan nol. e. Untuk menguj hpotess dengan menggunakan rumus sebaga berkut: Z tung = n 1 n n 1 + n (4) Keterangan : = Jumlah data postf n 1 n 1 = Jumlah data negatf Z tabel = Z f. Menentukan krtera hpotess (daerah penolakan). Karena sampel peneltan n menggunakan n 3 maka statstk Z n berdstrbus normal, sehngga untuk menentukan krtera hpotess atau pengujan dgunakan daftar dstrbus normal. Dengan daerah pengujan sebaga berkut : Z > Z dterma = - Z < Z < Z dtolak = Z < - Z atau g. Kesmpulan. Kesmpulan dambl berdasarkan hpotess, apakah terdapat perbedaan motvas belajar sswa sebelum dan sesudah model Problem Based Learnng (PBL). B. Uj Perngkat Bertanda Wlcoxon (Wlcoxon Sgned Rank Test) Uj n dgunakan untuk mengetahu pengaruh penerapan model pembelajaran

6 Problem Based Learnng ( PBL) terhadap motvas belajar sswa sesudah model pembelajaran Problem Based Learnng (PBL) dterapkan. Namun sebelum dterapkannya langkah-langkah dalam uj perngkat bertanda Wlcoxon. maka yang harus dlakukan adalah : 1. Memasukkan data skor angket tersebut kedalam tabel uj jenjang bertanda wlcoxon.. Adapun langkah-langkah dalam uj perngkat bertanda Wlcoxon adalah sebaga berkut: a. Menentukan hpotess = tdak terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learnng (PBL) terhadap motvas belajar sswa sesudah model Problem Based Learnng ( PBL) dterapkan. = terdapat pengaruh model Problem 1 Based Learnng (PBL) terhadap motvas belajar sswa sesudah model Problem Based Learnng (PBL) dterapkan. b. Menetukan taraf nyata atau nla krts Taraf kepercayaan yang dgunakan adalah 95%, sehngga tngkat sgnfkans (sgnfcant level) atau taraf nyata adalah 5% atau α=,5. c. Menentukan besar dan tanda perbedaan antara pasangan data Besar dan tanda perbedaan antara pasangan data dhtung dengan member selsh (Y X ), dengan X adalah skor angket sswa sebelum dterapkannya Problem Based Learnng ( PBL), sedangkan Y adalah skor angket sswa sesudah dterapkannya Problem Based Learnng ( PBL). d. Menyusun perngkat perbedaan tanpa memperhatkan tanda Langkah n dlakukan dengan cara member perngkat untuk setap harga mutlak selsh (Y X ). Perngkat n dberkan dar nla yang terkecl hngga nla yang terbesar tanpa memperhatkan tanda. Jka terdapat selsh yang harga mutlaknya sama, maka nomor urut/ perngkat dambl dar rataratanya. e. Pemberan tanda atas perngkat yang telah dtetapkan. Langkah n dlakukan dengan cara membubuhkan tanda postf atau negatf pada setap perngkat untuk tap-tap beda atau selsh dengan tanda dar beda tersebut. Dengan beda dabakan. f. Menjumlahkan perngkat Langkah n dlakukan dengan menjumlahkan semua perngkat yang bertanda postf (+) setelah tu menjumlahkan semua perngkat yang bertanda negatf (-). Yang palng kecl dar kedua hasl penjumlahan n dtetapkan sebaga nla htung T. g. Untuk n 3 maka T danggap berdstrbus normal dengan rata-rata dan smpangan baku. μ r = n (n+1) 4 n (n+1)(n+1) σ r = 4 h. Krtera pengujan/ statstk uj yang dgunakan adalah : Z tung = T μ T σ T dengan mensubsttuskan Tμ dan Tσ dperoleh: Z tung = n (n + 1) T 4 n (n + 1)(n + 1) 4 keterangan : (5) T = Merupakan data yang palng kecl N = Banyaknya beda (Y X ) yang memlk tanda (+) dan (-). Z tabel = Z. Menentukan krtera hpotess (daerah penolakan) Karena sampel peneltan n menggunakan n 3 maka statstk Z n

7 berdstrbus normal, sehngga untuk menentukan krtera hpotess atau pengujan dgunakan daftar dstrbus normal. Dengan daerah pengujan sebaga berkut: dterma = - Z < Z < Z dtolak = Z < - Z atau Z > Z j. Kesmpulan Kesmpulan dambl berdasarkan hpotess, apakah terdapat perbedaan motvas belajar sswa sebelum dan sesudah model Problem Based Learnng (PBL) 3. ASIL DAN PEMBAASAN Berdasarkan deskrps serta analss yang dlakukan terhadap data skor angket sebelum dan sesudah dterapkan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) dketahu bahwa ada pengaruh terhadap motvas belajar matematka sswa kelas VIII.1 SMP Neger 1 Ujungbatu tahun pelajaran 14/15. al n dapat dlhat pada data angket motvas yang danalss dengan menggunakan uj nonparametrk yatu dengan menggunakan: a. Uj tanda (sgn test) Berdasarkan hasl analss data dperoleh Z htung sebesar 4, 43 dan dar tabel Z ddapatkan nla Z tabel =1,96 dengan taraf nyata atau taraf sgnfkan sebesar,5 atau 5%. al n berarat Z > Z, maka tolak artnya terdapat htung tabel perbedaan antara motvas belajar sswa sebelum dan sesudah dterapkannya model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng). Dengan daerah pengujan sebaga berkut: Daerah Penolakan o -1,96 Jangan Daerah Tolak o Penermaan 95% o 1,96 4,43 Daerah Penolakan o Tolak o b. Uj perngkat bertanda Wlcoxon Berdasarkan hasl analss data dperoleh Z htung sebesar 3,71, karena pengujan dua ss maka ddapatkan nla Z tabel sebesar 1,96 dan - 1,96, dengan taraf nyata atau taraf sgnfkan sebesar,5 atau 5%. al n berarat Z htung < Z, maka tolak artnya terdapat pengaruh tabel model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) terhadap motvas belajar sswa sesudah model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng). Dengan daerah pengujan sebaga berkut: Daerah Penolakan o -3,71-1,96 Jangan Daerah Tolak o Penermaan 95% o 1,96 Daerah Penolakan o Tolak o Dar hasl skor angket sebelum dan sesudah dterapkannya model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) maka dketahu yang mempunya motvas tngg, sedang dan rendah, berkut dapat dlhat pada Tabel.4 Tabel. 4 Katerog Motvas Sswa Sebelum Sesudah Kategor PBL PBL Tngg Sedang 6 8 Rendah 16 1 Jumlah asl pengamatan selama peneltan, pada proses pembelajaran dengan menerapkannya model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) terlhat motvas sswa dalam belajar, sswa lebh bersemangat

8 memperhatan serta menymak guru yang menjelaskan ddepan kelas pada saat jam pelajaran berlansung. Sswa bersemangat menjawab pertanyaan yang dberkan oleh guru. Saat dskus kelompok, sswa salng bekerja sama dan salng membantu dalam penyelesaan sebuah permasalahan. Selan tu sswa berpartspas dan antusas selama mengkut pembelajaran, terlhat dar pada saat salah satu kelompok mempresentaskan hasl kerja kelompok, kelompok lan aktf bertanya dan serta member tanggapan pada saat presentase kelompok. Pada pertemuan terakhr untuk mengevaluas hasl belajar sswa dengan memberkan soal lathan kepada sswa. Saat guru memberkan soal lathan rata rata sswa menyelesakan soal tersebut dengan bak, terlhat sswa senang mengerjakan tugas tersebut. Sebelum penerapan PBL jumlah sswa yang berada dbawah KKM yatu 65%, setelah penerapan PBL dketahu bahwa hasl belajar sswa menngkat sswa yang nlanya dbawah KKM hanya 34%. Dar hasl skor angket yang dhtung dengan krtera penlaan kategor angket sebelum dan sesudah dterapkannya model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) mengalam perubahan, yang mana sebelum dterapkannya model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) jumlah sswa yang memlk motvas tngg berjumlah 13 sswa, setelah dterapkannya model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) sswa yang memlk motvas tngg berjumlah 15 sswa. Jumlah sswa yang memlk motvas sedang sebelum dterapkannya model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) berjumlah 6 orang sswa, setelah dterapkannya model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) berjumlah 8 orang sswa, dan sswa yang memlk motvas rendah berjumlah 16 orang sswa setelah dterapkannya model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) jumlah 1 orang sswa. 4. KESIMPULAN Berdasarkan peneltan maka dapat dsmpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) terhadap motvas belajar matematka sswa kelas VIII SMP Neger 1 Ujungbatu tahun ajaran 14/15, yakn hasl data angket yang dhtung dengan statstk nonparametrk yatu dengan menggunakan uj tanda dan uj perngkat bertanda wlcoxon dapat dsmpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) motvas belajar sswa sesudah model pembelajaran model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learnng) dterapkan. 5. REFERENSI Arkunto, S. 6. Prosedur Peneltan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rneka Cpta Budyono. 1. Penlaan asl Belajar. Surakarta: Unverstas Sebelas Maret ardanto. 1. Belajar dan Pembelajaran. Pasr Pengaraan: UPP.Press. Soedjad.. Kat Penddkan Matematka dindonesa. Jakarta: Drektorat Jenderal Penddkan Tngg Sugyono. 1. Metode Peneltan Kuanttatf Kualtatf dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sundayana, R. 1. Panduan Pratkum Komputas Data Statstka. Garut: STKIP Garut Press Suprhatnngrum, Jaml. 13. Strateg Pembelajaran Teor dan Aplkas. Yogyakarta: Ar Ruzz Meda

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 68 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen semu (quas experment) dengan membag dua kelas yatu kelas ekspermen dan juga kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan peneltan n dbutuhkan suatu metode peneltan untuk mengumpulkan data atau nformas tentang masalah pokok yang akan dtelt, sehngga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK Vol. 8 No. Jun 016 Halaman 03-09 http://dx.do.org/10.0/jp.016.v8.178 Webste: ejournal.stkp-pgr-sumbar.ac.d/ndex.php/ /pelang PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMK Mra

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan. Peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt perbandngan hasl belajar sswa melalu model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt Penerapan Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metodolog peneltan adalah cara yang dlakukan secara sstemats mengkut aturan-aturan, drencanakan oleh para penelt untuk memecahkan permasalahan yang hdup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Peneltan Penuls dalam peneltan n mengambl lokas d salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Neger d Kabupaten Canjur tepatnya d SMK Neger 1 Tanggeung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Populas/Sampel Peneltan 1. Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah SMP Neger 1 Jalancagak yang terletak d Jalan Raya Jalancagak KM 16 Kecamatan Jalancagak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci