HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, OLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG Eko Nugroho Julianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Searang (UNNES) Gedung E4, Kapus Sekaran Gunungpati Searang 509, Telp. (04) 850810 E-ail : en_ulianto@sta.unnes.ac.id Abstract: The volue o traic traveling on roads Siliwangi have increased ro year to year. This is due to the developent o this area. To overcoe the proble o traic congestion on these roads is required prior knowledge about traic characteristics and odel o the relationship between these characteristics. This study ais to analyze the odel o the relationship between the characteristic volue (), speed (S) and density (D) traic, in accordance with existing conditions. Survey data includes traic volues and speeds with the anual count ethod, being analytical odels include odels Greenshield, Greenberg, and Underwood. The results showed that the relationship odel that is suitable or SD Siliwangi road is to ollow the odel o Underwood with r 0859, with the odel o Us 68.0 x exp(-d/-15.05). Keywords: relationship odel, Greenshield, Greenberg, Underwood Abstrak: olue peralanan lalu lintas pada ruas alan Siliwangi engalai peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan perkebangan daerah ini. Untuk engatasi asalah keacetan lalulintas pada ruas alan ini terlebih dahulu diperlukan pengetahuan engenai karakteristik lalu lintas dan odel hubungan antar karakteristik tersebut. Kaian ini bertuuan enganalisis odel hubungan antar karakteristik volue (), kecepatan (S) dan kepadatan (D) lalu lintas, sesuai dengan kondisi yang ada. Survai data eliputi volue dan kecepatan lalu lintas dengan etode anual count, sedang analisis odel eliputi odel Greenshield, Greenberg, dan Underwood. Hasil analisis enunukkan bahwa odel hubungan -S-D yang sesuai untuk ruas alan Siliwangi adalah engikuti odel Greenberg dengan nilai r 0.773, dengan odel Us 68.0 x exp(-d/- 15.05). Kata kunci: odel hubungan, greenshield, greenberg, underwood PENDAHULUAN Perasalahan lalu lintas alan raya erupakan suatu perasalahan yang kopleks dala dunia transportasi darat terutaa untuk transportasi perkotaan. Setiap diselesaikan satu perasalahan akan uncul perasalahan berikutnya, dan tidak enutup keungkinan bahwa asalah yang berhasil diselesaikan dikeudian hari akan enibulkan perasalahan baru. Proble transportasi diperkotaan tersebut tibul terutaa disebabkan karena tingginya tingkat urbanisasi, pertubuhan ulah kendaraan tidak sebanding dengan pertubuhan prasarana transportasi. serta populasi dan pergerakan yang eningkat dengan pesat setiap harinya. Untuk itu, inorasi engenai pergerakan arus lalu lintas sangat penting untuk diketahui didaerah perkotaan. Dala perencanaan, perancangan dan penetapan berbagai kebiaksanaan siste transportasi, teori pergerakan arus lalu lintas eegang peranan sangat penting. Keapuan untuk enapung arus lalu lintas sangat bergantung pada keadaan isik dari alan tersebut, baik kualitas aupun kuantitasnya serta karakteristik operasional lalu lintasnya. Hubungan Antara Kecepatan, olue dan Kepadan Lalu Lintas Ruas Jalan Siliwangi Searang Eko Nugroho Julianto 151
Teori pegerakan arus lalu lintas ini akan enelaskan engenai kualitas dan kuantitas dari arus lalu lintas sehingga dapat diterapkan kebiaksanaan atau peilihan siste yang paling tepat untuk enapung lalu lintas yang ada. Untuk eperudah penerapan teori pergerakan lalu lintas digunakan etoda pendekatan ateatis untuk enganalisa geala yang berlangsung dala arus lalu lintas. Salah satu cara pendekatan untuk eahai perilaku lalu lintas tersebut adalah dengan enabarkannya dala bentuk hubungan ateatis dan grais. Suatu peningkatan dala volue lalu lintas akan enyebabkan berubahnya perilaku lalu lintas. Secara teoritis terdapat hubungan yang endasar antara volue (low) dengan kecepatan (speed) serta kepadatan (density). KAJIAN PUSTAKA Koposisi Lalu Lintas Pada kenyataannya, arus lalu lintas yang ada di lapangan adalah heterogen. Seulah kendaraan dengan berbagai enis, ukuran dan siatnya ebentuk sebuah arus lalu lintas. Keragaan ini ebentuk karakteristik lalu lintas yang berbeda untuk setiap koposisi dan berpengaruh terhadap arus lalu lintas secara keseluruhan. Meperhatikan kondisi tersebut, diperlukan suatu besaran untuk enyatakan pengaruh sebuah enis kendaraan terhadap arus lalu lintas secara keseluruhan. Satuan obil penupang (sp) erupakan sebuah besaran yang enyatakan ekivalensi pengaruh setiap enis kendaraan yang dibandingkan terhadap enis kendaraan penupang. Dengan besaran ini, setiap koposisi lalu lintas dapat dinilai. Tabel 1. Datar satuan obil penupang No. Jenis Kendaraan sp 1. Kendaraan ringan 1.00. Kendaraan berat 1.0 3. Sepeda otor 0.5 4. Kendaraan tak berotor 0.80 Suber : IHCM, 1997 Arus Lalu Lintas Karakteristik lalu-lintas teradi karena adanya interaksi antara pengendara dan kendaraan dengan alan dan lingkungannya. Pada saat ini pebahasan tentang arus lalu lintas dikonsentrasikan pada variabel-variabel arus (low, volue), kecepatan (speed), dan kerapatan (density). Ketiga koponen itu terasuk pebahasan arus lalu-lintas dala skala akroskopik. Pebahasan tersebut telah engalai perkebangan dari konsep awalnya yakni bahwa eleen utaa dari arus lalu-lintas adalah koposisi atau karakteristik volue, asal tuuan, kualitas, dan biaya. Pergeseran tersebut teradi karena saat ini arus lalu-lintas pada dasarnya hanya enggabarkan berapa banyak enis kendaraan yang bergerak. Arus dan olue Arus lalu-lintas (low) adalah ulah kendaraan yang elintasi suatu titik pada penggal alan tertentu, pada periode waktu tertentu, diukur dala satuan kendaraan per satuan waktu tertentu. Sedangkan volue adalah ulah kendaraan yang elintasi suatu arus alan pada periode waktu tertentu diukur dala satuan kendaraan per satuan waktu. Kecepatan Kecepatan erupakan paraeter utaa kedua yang enelaskan keadaan arus lalu 15 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Noor olue 1 Julii 010, hal: 151 160
lintas di alan. Kecepatan dapat dideinisikan sebagai gerak dari kendaraan dala arak per satuan waktu. Dala pergerakan arus lalu-lintas, tiap kendaraan beralan pada kecepatan yang berbeda. Dengan deikian pada arus lalu-lintas tidak dikenal karakteristik kecepatan tunggal akan tetapi lebih sebagai distribusi dari kecepatan kendaraan tunggal. Dari distribusi tersebut, ulah rata-rata atau nilai tipikal dapat digunakan untuk engetahui karakteristik dari arus lalu-lintas. Dala perhitungannya kecepatan rata-rata dibedakan enadi dua, yaitu: 1. Tie Mean Speed (TMS), yang dideinisikan sebagai kecepatan rata-rata dari seluruh kendaraan yang elewati suatu titik dari alan selaa periode tertentu.. Space Mean Speed (SMS), yakni kecepatan rata-rata dari seluruh kendaraan yang enepati penggalan alan selaa periode waktu tertentu. Kerapatan Kerapatan dapat dideinisikan sebagai ulah kendaraan yang enepati suatu panang alan atau laur, secara uu dapat diekspresikan dala kendaraan per il (vp) atau kendaraan per il per lane (vppl). Kerapatan sulit diukur secara langsung di lapangan, elainkan dihitung dari nilai kecepatan dan arus sebagai hubungan: Us D... ( 1 ) Dengan : adalah arus lalu lintas, U s adalah Space Mean Speed dan D adalah kerapatan Model dari hubungan antara variabel arus, kecepatan, dan kerapatan, dapat terlihat pada Gabar 1 berikut: Gabar 1. Hubungan antara Arus, Kecepatan, dan Kerapatan Pada gabar tersebut dapat diterangkan bahwa: 1. Pada kondisi kerapatan endekati harga nol, arus lalu lintas uga endekati harga nol, dengan asusi seakan-akan tidak terdapat kendaraan bergerak. Sedangkan kecepatannya akan endekati kecepatan rata-rata pada kondisi arus bebas.. Apabila kerapatan naik dari angka nol, aka arus uga naik. Pada suatu kerapatan tertentu akan tercapai suatu titik di ana bertabahnya kerapatan akan ebuat arus enadi turun. 3. Pada kondisi kerapatan encapai kondisi aksiu atau disebut kerapatan kondisi a (kerapatan enuh) kecepatan peralanan akan endekati nilai nol, deikian puia arus lalu lintas akan endekati harga nol karena tidak eungkinkan kendaraan untuk dapat bergerak lagi. 4. Kondisi arus di bawah kapasitas dapat teradi pada dua kondisi, yakni: a. Pada kecepatan tinggi dan kerapatan rendah (kondisi A). b. Pada kecepatan rendah dan kerapatan tinggi (kondisi B). Hubungan Antara Kecepatan, olue dan Kepadan Lalu Lintas Ruas Jalan Siliwangi Searang Eko Nugroho Julianto 153
Hubungan olue, Kecepatan dan Kepadatan Aliran lalu lintas pada suatu ruas alan raya terdapat 3 (tiga) variabel utaa yang digunakan untuk engetahui karakteristik arus lalu lintas, yaitu : 1. olue (low), yaitu ulah kendaraan yang elewati suatu titik tinau tertentu pada suatu ruas alan per satuan waktu tertentu.. Kecepatan (speed), yaitu arak yang dapat ditepuh suatu kendaraan pada ruas alan per satuan waktu. 3. Kepadatan (density), yaitu ulah kendaraan per satuan panang alan tertentu. ariabel-variabel tersebut eiliki hubungan antara satu dengan lainnya. Hubungan antara volue, kecepatan dan kepadatan dapat digabarkan secara grais dengan enggunakan persaaan ateratis. enunukkan kondisi stabil dan lengan bawah enunukkan kondisi arus padat. Hubungan Kecepatan - Kepadatan Kecepatan akan enurun apabila kepadatan bertabah. Kecepatan arus bebas akan teradi apabila kepadatan saa dengan nol, dan pada saat kecepatan saa dengan nol aka akan teradi keacetan (a density). Hubungan keduanya ditunukkan pada gabar berikut ini. Gabar 3. Hubungan Kecepatan Kepadatan Hubungan volue Kecepatan Hubungan endasar antara volue dan kecepatan adalah dengan bertabahnya volue lalu lintas aka kecepatan rata-rata ruangnya akan berkurang sapai kepadatan kritis (volue aksiu) tercapai. Hubungan keduanya ditunukkan pada gabar berikut ini. Hubungan olue - Kepadatan olue aksiu teradi ( ) teradi pada saat kepadatan encapai titik D (kapasitas alur alan sudah tercapai). Setelah encapai titik ini volue akan enurun walaupun kepadatan bertabah sapai teradi keacetan di titik D. Hubungan keduanya ditunukkan pada gabar berikut ini. Gabar. Hubungan olue Kecepatan Setelah kepadatan kritis tercapai, aka kecepatan rata-rata ruang dan volue akan berkurang. Jadi kurva diatas enggabarkan dua kondisi yang berbeda, lengan atas Gabar 4. Hubungan olue Kepadatan 154 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Noor olue 1 Julii 010, hal: 151 160
Model Hubungan olue, Kecepatan dan Kepadatan Model Greenshield Model ini adalah odel yang paling awal dala upaya engaati perilaku lalu lintas. Greenshield yang elakukan studi pada alan-alan di luar kota Ohio, diana kondisi lalu lintas eenihi syarat karena tanpa gangguan dan bergerak secara bebas (steady state condition). Greenshield endapatkan hasil bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan bersiat linier. Model ini dapat diabarkan sebagai berikut : U s U (U / D )D... ( ) Dari persaaan tersebut dapat disapaikan bahwa U S adalah kecepatan ratarata ruang (k/a), U adalah kecepatan pada kondisi arus bebas (k/a), D adalah kerapatan (sp/k), D adalah kerapatan kondisi a (sp/k) dan adalah arus lalu lintas (sp/a). Meperhatikan ruus di atas, pada dasarnya erupakan suatu persaaan linier, Y a + bx, diana dianggap bahwa U erupakan konstanta a dan U / D b sedangkan U S dan D asing-asing erupakan variabel Y dan X. Kedua konstanta tersebut dapat dinyatakan sebagai kecepatan bebas (ree low speed) diana pengendara dapat eacu kecepatan sesuai dengan keinginan dan puncak kepadatan diana kendaraan tidak dapat bergerak saa sekali. Hubungan antara volue dan kepadatan didapat dengan engubah persaaan ( 1 ) enadi U s / D yang keudian disubstitusikan pada persaaan ( ) sehingga diperoleh : U D (U / D ) D... ( 3 ) Persaaan tersebut erupakan persaaan parabolik (D) Hubungan antara volue dan kecepatan didapat dengan engubah persaaan ( 1 ) enadi D / Us yang keudian disubstitusikan pada persaaan ( ), aka akan diperoleh : D U s (D / U ) U s... ( 4 ) Persaaan tersebut uga erupakan persaaan parabolik (U s ). olue aksiu ( ) untuk odel Greenshield dapat dihitung dengan enggunakan persaaan : D U... ( 5 ) Dari persaaan tersebut dapat disapaikan bahwa D adalah kepadatan pada saat volue aksiu dan U adalah kecepatan pada saat volue aksiu. Kepadatan saat volue aksiu (D ) untuk odel Greenshield dapat dihitung dengan enggunakan persaaan : D D (D / )... ( 6 ) Kecepatan saat volue aksiu ( U ) untuk odel Greenshield dapat dihitung dengan enggunakan persaaan : U U (U / )... ( 7 ) s Apabila persaaan ( 6 ) dan ( 7 ) disubstitusikan pada persaaan ( 5 ), aka volue aksiu dapat dihitung dengan persaaan sebagai berikut. D U (D U ) / Model Greenberg 4... ( 8 ) Model Greenberg adalah odel kedua yang ensurvey hubungan kecepatankerapatan Hubungan Antara Kecepatan, olue dan Kepadan Lalu Lintas Ruas Jalan Siliwangi Searang Eko Nugroho Julianto 155
pada aliran lalu-lintas pada terowongan, dan enyipulkan bahwa odel non linier lebih tepat di gunakan yakni ungsi eksponensial. Ruus dasar dari Greenberg adalah: D c.e bu s... ( 9 ) dengan c dan b erupakan nilai konstanta. Dengan enggunakan analogi aliran luida dia engkobinasikan persaaan gerak dan kontinuitas untuk satu kesatuan diensi gerak dan enurunkan persaaan: U s U ln(d / D)... ( 10 ) Pada odel Greenberg ini diperlukan pengetahuan tentang paraeter-paraeter kecepatan optiu dan kerapatan kondisi a. Saa dengan odel Greenshield, kerapatan kondisi a sangat sulit diaati di lapangan dan estiasi terhadap kecepatan optiu lebih sulit diperkirakan dari pada kecepatan bebas ratarata. Estiasi kasar untuk enentukan kecepatan optiu kurang lebih setengah dari kecepatan rencana. Ketidakuntungan lain dari odel ini adalah kecepatan bebas rata-rata tidak bisa dihitung. Persaaan ( 10 ) tersebut diatas dapat ditulis kedala bentuk persaaan ateatika lain yaitu: Us U ln D U ln D... ( 11 ) Meperhatikan ruus di atas, pada dasarnya erupakan suatu persaaan linier, Y a + bx, diana dianggap bahwa U.ln D erupakan konstanta a dan U b sedangkan U S dan ln D asing-asing erupakan variabel Y dan X. Hubungan antara volue dan kepadatan didapat dengan engubah persaaan ( 1 ) enadi U s / D yang keudian disubstitusikan pada persaaan ( 10 ) sehingga diperoleh : U D ln(d / D)... ( 1 ) Hubungan antara volue dan kecepatan didapat dengan engubah persaaan ( 1 ) enadi D yang U s keudian disubstitusikan pada persaaan ( 10 ), aka akan diperoleh : ( Us / U) Us D exp... ( 13 ) olue aksiu ( ) untuk odel Greenberg dapat dihitung dengan enggunakan persaaan ( 5 ) diatas. Untuk enentukan konstanta D dan U, aka persaaan ( 1 ) dan ( 13 ) harus dideerensir asing-asing terhadap kepadatan dan kecepatan. Kepadatan saat volue aksiu (D ) untuk odel Greenberg dapat dihitung dengan enggunakan persaaan : D D (D / e)... ( 14 ) Kecepatan saat volue aksiu ( U ) untuk odel Greenberg dapat dihitung dengan enggunakan persaaan : U s U U... ( 15 ) Apabila persaaan ( 14 ) dan ( 15 ) disubstitusikan pada persaaan ( 5 ), aka volue aksiu dapat dihitung dengan persaaan sebagai berikut. D (D (D U / e) U U ) / Model Underwood e... ( 16 ) Underwood engeukakan suatu hipotesis bahwa hubungan antara kecepatan 156 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Noor olue 1 Julii 010, hal: 151 160
dan kepadatan adalah erupakan hubungan eksponensial dengan bentuk persaaan sebagai berikut : U s U exp( D / D )... ( 17 ) Untuk endapatkan konstanta U dan D, persaaan ( 17 ) diubah persaaan linier, Y a + bx, seperti dibawah ini. lnu s lnu ( D / D )... ( 18 ) Diana dianggap bahwa lnu erupakan konstanta a dan 1/D b sedangkan lnu S dan D asing-asing erupakan variabel Y dan X. Hubungan antara volue dan kepadatan didapat dengan engubah persaaan ( 1 ) enadi U s / D yang keudian disubstitusikan pada persaaan ( 17 ) sehingga diperoleh : D U exp( D / D )... ( 19 ) Hubungan antara volue dan kecepatan didapat dengan engubah persaaan ( 1 ) enadi D / Us yang keudian disubstitusikan pada persaaan ( 17 ), aka akan diperoleh : U D exp(u / U )... ( 0 ) s s Apabila persaaan ( 19 ) dan ( 0 ) disubstitusikan pada persaaan ( 5 ), aka volue aksiu dapat dihitung dengan persaaan sebagai berikut. D (D U U D (U / e)... ( 1 ) ) / e HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk endapatkan volue lalu lintas dala satuan obil penupang (sp), aka data ulah kendaraan tiap 15 (lia belas) enit yang diperoleh dari hasil survei dikalikan dengan aktor ekuivalensi sp untuk tiap enis kendaraan (tabel 1) dan keudian enulahkannya sehingga diperoleh volue lalu lintas. Hasil survei kendaraan dan hitungan volue lalu lintas dala satuan obil penupang disaikan pada tabel berikut ini. Tabel. Hasil survei kendaraan Waktu olue Kendaraan Us D (sp) 07:00-07:15 93.50 43 6.86 07:15-07:30 301.0 39 7.73 07:30-07:45 97.50 40 7.438 07:45-08:00 306.30 31 9.881 08:00-08:15 98.50 44 6.784 08:15-08:30 300.00 41 7.317 08:30-08:45 35.80 40 8.145 08:45-09:00 339.50 37 9.176 09:00-09:15 341.30 43 7.937 09:15-09:30 33.70 47 7.079 09:30-09:45 34.00 46 6.980 09:45-10:00 34.10 45 6.579 10:00-10:15 360.70 34 10.609 10:15-10:30 354.40 35 1.1 10:30-10:45 313.00 3 9.781 10:45-11:00 3.10 4 7.00 11:00-11:15 97.90 45 6.080 11:15-11:30 310.40 4 7.390 11:30-11:45 37.50 39 8.397 11:45-1:00 333.70 34 9.815 Suber : Hasil pengaatan Model Linier Greenshields Hubungan Kecepatan dan Kepadatan Greenshilds engeukakan bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan adalah berbentuk ungsi linier dengan persaaan : U Us U D D Untuk endapatkan nilai konstanta U dan D aka persaaannya diubah enadi persaaan linier y a+ bx dengan Us y; U a; b ( U/D); x D. Sehingga dengan Hubungan Antara Kecepatan, olue dan Kepadan Lalu Lintas Ruas Jalan Siliwangi Searang Eko Nugroho Julianto 157
enggunakan persaaan Least Square diperoleh : a 60,873 U a 60.873 k/a b.565 D U/b 3,734 sp/a aka persaaan regresinya adalah Us 60,873 (,565 ) D Koeisien Korelasi ( r ) : r r [ nσx ( Σx ) ][ nσy ( Σy ) ] 0,859 0, 738 nσxy ΣxΣy Hubungan olue dan Kecepatan Hubungan volue dan kecepatan erupakan ungsi parabolik dengan bentuk persaaan sebagai berikut : D Us (D / U ) Us 3, 734 Us 0,3899 Us Hubungan olue dan Kepadatan Hubungan volue dan kepadatan uga erupakan ungsi parabolik dengan bentuk persaaan sebagai berikut : U D (U / D ) D 60,873 D (,565 ) D Perhitungan olue Maksiu olue aksiu (kapasitas) didapat dengan enggunakan persaaan sebagai berikut : U D aks 4 361, 196 Model Logaritik Greenberg sp/a Hubungan Kecepatan dan Kepadatan Greenberg engeukakan suatu hipotesa bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan berbentuk logaritik, dengan persaaan sebagai berikut : Us U ln(d / D) untuk endapatkan nilai konstanta U dan D aka persaaannya diubah enadi persaaan linier Us U x ln D U x ln D dengan asusi: y a + bx, diana : y Us; a U x ln D; b U; x ln D. Sehingga dengan enggunakan persaaan Least Square diperoleh : a 77,54 D e(a/u ) b 16,343 U b 11,947 sp/a 16,343 k/a aka persaaan regresinya adalah : Us U ln(d / D) Us.75 ln( 46,537 / D) Koeisien Korelasi ( r ) : r r [ nσx 0,879 0, 773 nσxy ΣxΣy ( Σx ) ][ nσy Hubungan olue dan Kecepatan ( Σy ) Hubungan volue dan kecepatan berlaku persaaan : D Us exp( Us / U) 46,537 Us exp( Us /, 75 ) Hubungan olue dan Kepadatan Hubungan volue dan kepadatan berlaku persaaan : U D ln(d / D), 75 D ln( 46,537 / D) Perhitungan olue Maksiu Untuk odel Greenberg, volue aksiu (kapasitas) didapat dengan ] 158 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Noor olue 1 Julii 010, hal: 151 160
perhitunggan enggunakan persaaan sebagai berikut : aks (U D ) / exp(1) 389,043 sp/a Model Eksponensial Underwood Hubungan Kecepatan dan Kepadatan Underwood engeukakan bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan adalah eksponensial dengan bentuk persaaan sebagai berikut : Us U exp( D / D) Untuk endapatkan nilai konstanta U dan D aka persaaan di atas diubah U D exp( D / D) 68,0 Us ln( D / 15.05 ) Perhitungan olue Maksiu Untuk odel Underwood volue aksiu (kapasitas) didapat dengan enggunakan persaaan sebagai berikut : aks (D U ) / exp(1) 377, 705 sp/a Hubungan volue, kecepatan dan kepadatan dengan enggunakan ketiga odel dapat dilihat pada Gabar 5, Gabar 6 dan Gabar 7. enadi linier ln( Us ) ln(u ) D / D dengan asusi : y a + bx diana y ln (Us); a ln (U); b ( 1/D); x D. Sehingga dengan enggunakan persaaan Least Square diperoleh : a 4,191 U exp (a ) 66,111 k/a b 0,054 D 1/b 18,581 sp/k aka persaaan eksponensialnya diperoleh : Us U exp( D / D) Us 68,0 exp(d / 15,05 ) Gabar 5. Kurva Hubungan Kecepatan (Us) dan Kepadatan (D) berdasarkan odel Greenshields, Greenberg dan Underwoods Koeisien Korelasi ( r ) : r [ nσx nσxy ΣxΣy ( Σx ) ][ nσy ( Σy ) ] 0,859 r 0, 737 Hubungan olue dan Kecepatan Hubungan volue dan kecepatan berlaku persaaan : D Us ln(u / Us) 15,05 Us ln(68,0 / Us ) Gabar 6. Kurva Hubungan olue () dan Kecepatan (Us) berdasarkan odel Greenshields, Greenberg dan Underwoods Hubungan olue dan Kepadatan Hubungan volue dan kepadatan berlaku persaaan : Hubungan Antara Kecepatan, olue dan Kepadan Lalu Lintas Ruas Jalan Siliwangi Searang Eko Nugroho Julianto 159
kecepatan dan kerapatan, sedangkan lainnya ditentukan oleh aktor lain. 3. Hubungan antara volue dan kecepatan erupakan ungsi eksponensial. 4. Hubungan antara volue dan kepadatan berdasarkan pada hasil analisis erupakan ungsi eksponensial. Gabar 7. Kurva Hubungan olue () dan Kepadatan (D) berdasarkan odel Greenshields, Greenberg dan Underwoods PENUTUP Kesipulan 1. Dari ketiga odel tersebut di atas dapat diketahui bahwa arus lalu lintas alan Siliwangi didapat hubungan yang paling erat antara kecepatan dan kerapatan enggunakan odel Underwood dengan nilai r 0.879, dengan odel Us 68.0 x exp(-d/-15.05), sedangkan volue tertinggi didapat dengan enggunakan odel Underwood sebesar 377,705 sp/a.. Dengan r 0.859 atau D 0.737, berarti odel sebesar 73,70 % prosen dapat dipercaya enggabarkan hubungan antara Saran Untuk endapatkan odel yang tepat diterapkan untuk elihat karakteristik arus lalu lintas pada ruas alan Searang - Boa, aka disarankan: 1. Perlu dicari aktor-aktor lain yang epengaruhi kecepatan, kerapatan, dan arus lalu lintas dari alan Siliwangi.. Perlu dilakukan penelitian kebali dengan ulah dan waktu pengabilan sapel yang cukup. DAFTAR PUSTAKA Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). 1997. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga, Departeen Pekeraan Uu. Morlock, E. K.. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga. 160 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Noor olue 1 Julii 010, hal: 151 160