SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

dokumen-dokumen yang mirip
Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

IV METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

PERAMALAN PADA DATA IRREGULAR SINUSOIDAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HOLT-WINTERS. Gumgum Darmawan Departemen Statistika FMIPA UNPAD

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

IV. METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 Landasan Teori

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

*Corresponding Author:

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

Bab II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

IV. METODE PENELITIAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

BAB 3 LANDASAN TEORI

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Studi Kasus : Home Industry Arwana Food Tembilahan)

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI PERAMALAN PERSEDIAAN OBAT PADA APOTIK SIDOARJO DENGAN METODE WINTER

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini berisi teori dasar yang dipakai dalam melakukan perancangan program

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Transkripsi:

ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik Informaika Fakulas Teknik Universias Muhammadiyah Jember ABTRAK Pada perkembangan eknologi pada saa ini eruama di bidang IT, perusahaan memang harus menggunakan eknologi unuk memudahkan ransaksi aau menggali informasi secara cepa dan akura. alah saunya di Garuda Moor Jajag difokuskan kesalah sau produk yaiu pare Par, pare Par disini merupakan sarana unuk mesin moor. Dengan kebuuhan pemesanan pare Par yang cenderung meningka, sanga mempengaruhi sok pare Par ersebu. Namun karena idak pasinya pemesanan pare Par pada seiap bulannya, menyebabkan Garuda Moor Jajag kesulian unuk memprediksi sok bahan baku ersebu. Keika sok Uni kurang dari kebuuhan produksi, maka Garuda Moor Jajag harus menunda proses pengerjakan servis moor. ebaliknya keika sok Uni erlalu banyak akhirnya akan erjadi penumpukan bahan baku. Karena bahan baku yang digunakan idak erpakai unuk proses produksi, akhirnya mengakibakan pada dana kas perusahaan. Meode Exponenial moohing iu sendiri erbagi menjadi 3 macam, yakni ingle, Double, dan Triple. Meode ingle Exponenial moohing sanga epa di gunakan keika pola daanya mempunyai sifa musiman, meode Double Exponenial moohing sanga efekif digunakan keika pola daa bersifa daa rend (kenaikan) dan Triple Exponenial moohing sanga epa digunakan keika pola daa bersifa musiman dan rend (kenaikan). Kaa kunci : Peramalan, ingle, Double, dan Triple. 1. Pendahuluan pare par adalah suau barang yang erdiri dari beberapa komponen yang membenuk suau fungsi erenu. eiap ala bera erdiri dari banyak komponen. pare Par mempunyai fungsi dan dapa erkai aau erpisah dengan pare Par lainya. GARUDA MOTOR JAJAG merupakan salah sau perusahaan Adverising yang cukup erkenal di Kabupaen Banyuwangi. ebagai suau perusahaan perceakan, produk yang dihasilkan bermacam-macam mulai dari siker, pin, brosur, pare Par, spanduk jalan, dan lain-lain. Keika difokuskan kesalah sau produk Garuda Moor JAJAG yaiu pare Par. pare Par disini merupakan sarana unuk mesin moor. Dengan kebuuhan pemesanan pare Par yang cenderung meningka, sanga mempengaruhi sok pare Par ersebu. Namun karena idak pasinya pemesanan pare Par pada seiap bulannya, menyebabkan GARUDA MOTOR JAJAG kesulian unuk memprediksi sok bahan baku ersebu. Keika sok Uni kurang dari kebuuhan produksi, maka GARUDA MOTOR JAJAG harus menunda proses pengerjakan servis moor. ebaliknya keika sok Uni erlalu banyak akhirnya akan erjadi penumpukan bahan baku. Karena bahan baku yang digunakan idak erpakai unuk proses produksi, akhirnya mengakibakan pada dana kas perusahaan. Karena permasalahan ersebu GARUDA MOTOR JAJAG akan mengalami kesulian dalam membeli sok bahan baku unuk bulan berikunya. Agar idak erjadi kekurangan aau berlebihnya bahan baku, maka diperlukannya rekonsruksi sisem naninya mampu menangani permasalahan sok bahan baku pada perusahaan ersebu. Meode Exponenial moohing iu sendiri erbagi menjadi 3 macam, yakni ingle, Double, dan Triple. Meode ingle 1

2 Exponenial moohing sanga epa di gunakan keika pola daanya mempunyai sifa musiman, meode Double Exponenial moohing sanga efekif digunakan keika pola daa bersifa daa rend (kenaikan) dan Triple Exponenial moohing sanga epa digunakan keika pola daa bersifa musiman dan rend (kenaikan). Karena perilaku daa bahan baku pare Par ersebu bersifa musiman (per -bulan) dan rend (kenaikan), maka meode yang epa unuk meramalkan sok bahan baku pare Par ini yakni menggunakan meode Triple Exponenial moohing. 2. Dasar Teori 2.1 Peramalan Peramalan ( Forecasing) merupakan proses memprediksi nilai-nilai sebuah variabel berdasarkan nilai yang dikeahui dari variabel yang ada aau variabel yang berhubungan. Terdapa dua macam meode yaiu meode kualiaif dan meode kuaniaif. Meode kualiaif hanya menggunakan inuisi saja, anpa menggunakan pendekaan maemais maupun saisik. Meode kuaniaif dapa dibedakan menjadi dua cara yaiu meode kausal dan meode ime series. Meode kausal memperimbangkan nilai dari sebuah variabel sebagai pengaruh dari banyak variabel yang lain. edangkan meode ime series hanya meninjau nilai dari sebuah variabel sebagai fungsi waku. Makridakis (1989 : 180). eknik peramalan erbagi menjadi dua bagian yang perama meode peramalan subjekif dan meode peramalan objekif. Model peramalan subjekif mempunyai model kualiaif dan meode peramalan objekif mempunyai dua model yaiu model ime series dan model kausal. 2.2 Exponenial mohing Penghalusan erhadap masa lalu, yaiu dengan menggunakan nilai raa-raa dari nilai beberapa ahun unuk meliha hasil ramalan pada beberapa ahun ke depan. Meode eksponensial unggal idak cocok dierapkan jika daanya bersifa idak sasioner, karena persamaan yang digunakan dalam meode eksponensial unggal idak erdapa prosedur pemulusan pengaruh rend yang mengakibakan daa idak sasioner menjadi eap idak sasioner, eapi meode ini merupakan dasar bagi meode-meode pemulusan eksponensial lainnya. Menuru Assauri (1984) dasar pemikiran dari meode pemulusan eksponensial unggal maupun ganda adalah bahwa nilai pemulusan akan erdapa pada waku sebelum daa sebenarnya apabila pada daa ersebu erdapa komponen rend. Oleh karena iu unuk nilai-nilai pemulusan unggal perlu diambahkan nilai pemulusan ganda guna menyesuaikan rend. Meode yang sedemikian iu dikenal dengan nama meode Brown. Peramalan Exponenial moohing merupakan salah sau kaegori meode ime series yang menggunakan pemboboan daa masa lalu secara eksponensial. Dalam kaegori ini ada beberapa meode yang digunakan, anara lain ingle Exponenial moohing, Brown s One- Parameer Double Exponenial moohing, Hol s Two-Parameer Double Exponenial moohing, Winer s Three-Parameer Triple Exponenial moohing 2.2.1 Tripel Exponenial mohing Meode ini digunakan keika erdapa unsur rend dan perilaku musiman yang diunjukkan pada daa. Meode Exponenial moohing yang dapa digunakan unuk hampir segala jenis daa sasioner aau non sasioner sepanjang daa ersebu idak mengandungfakor musiman. Teapi bila mana erdapa daa musiman, meode riple dapa dijadikan cara unuk meramalkan daa yang mengandung fakor musiman ersebu. Makridakis (1999 : 98). Beriku adalah persamaan-persamaan yang digunakan unuk melakukan peramalan dengan menggunakan meode Triple Exponenial moohing. ' X a ' 1 ' 1 1 1 ' 1 1 ' b a c a 3 ' 3 ' / 2(1 a)(6 5. a) ' (10 8. a) (4 2 2 /(1 a) ( ' 2 F m a b ( 1) ½ c (1) Keerangan : ' = nilai pemulusan eksponensial unggal (ingle) = nilai pemulusan eksponensial ganda (Double) ' = nilai pemulusan eksponensial rangkap iga (Triple) ' ) 3. a) '

p = parameer pemulusan eksponensial yang besarnya 0 1 a, b, c = konsana pemulusan F m p = hasil peramalan periode ke depan yang di ramalkan 2.3 MAPE Mape sanga ahli dalam melakukan perhiungan perbedaan anara daa asli dan daa hasil peramalan. Perbedaan ersebu diabsolukan, kemudian dihiung ke dalam benuk persenase erhadap daa asli. Hasil persenase ersebu kemudian didapakan nilai mean-nya. uau model mempunyai kinerja sanga bagus jika nilai MAPE berada di bawah 10%, dan mempunyai kinerja bagus jika nilai MAPE berada di anara 10% dan 20% (Zainun dan Majid, 2003). Rumus MAPE adalah sebagai beriku: MAPE 100 Keerangan : X = daa akual pada periode ke F = nilai ramalan pada periode ke = banyaknya periode waku Penjelasan alur Blok Diagram 1. Dalam proses awal sebuah sisem, hal perama yang dilakukan adalah penginpuan daa sok spare par pada ahun 2014. 2. Menghiung nilai variabel,,, a, b, c dan nilai hasil Peramalan 3. Menghiung nilai kesalahan dalam ramalan menggunakan MAPE (Mean Absolue Percenage Error) e X F x100% X X MAPE n Keerangan : X = Daa hisory aau Daa acual pada periode ke - F = Daa hasil ramalan pada periode ke - n = jumlah daa yang digunakan 3. Meode Peneliian 3.1 Blok Diagram Meode Tripel Exponenial mohing 3 3.2 Analisa Pemulusan Eksponensial Rangkap Tiga Pada pemulusan eksponensial unggal dilakukan peramalan dengan sau kali penghalusan saja, meode Double dilakukan dua kali penghalusan dan meode Tripel dilakukan iga kali penghalusan. Kemudian dilakukan peramalan, sehingga meode ini sering disebu Meode penghalusan Eksponensial Rangkap Tiga ( Triple Exponenial moohing ). Jenis masalah ini ini muncul dalam seiap meode pemulusan ( smoohing ). Jika parameer pemulusam idak mendekai nol, pengaruh dari proses inisialisasi ini dengan cepa menjadi kurang berari dengan berjalannya waku. Teapi, jika mendekai nol proses inisialisasi ersebu dapa memainkan peranan yang nyaa selama periode

waku yang panjang. Beriku ini akan digunakan peramalan dengan meode pemulusan eksponensial dengan =0 =0.9, dimana nilai parameer besarnya anara 0 < < 1 dengan rial dan error. Perhiungan peramalan dengan Tripel Exponenial moohing dari Hol s dengan parameer = 0.1 Bulan Ke -2 (Februari 2014), = 145, menggunakan daa Oli Perhiungan Eksponensial Tunggal 82,993) (1)) 4 ' 1 1 ' X 2 = 0,1 (76) + 0,9 (83) = 7,6 + 74,7 = 82,3 Perhiungan Eksponensial Ganda ' 1 1 2 = 0,1 (82,3) + 0,9 (83) = 8,23 + 74,7 = 82,93 Perhiungan Eksponensial Rangkap Tiga ' ' 1 1 2 = 0,1 (82,93) + 0,9 (83) = 8,293 + 74,7 = 82,993 Perhiungan Nilai a ' ' a 3 3 = 3 (82,3) 3 (82,93)+( 82,993) = 81,10 Perhiungan Nilai b b = ((a/2(1-a)) x ((6-(5x0.1) )) ((10- (8x0.1) ))+((4-(3x0.1) )) = (0.1/(2x0.9)x((6-(5x0.1)82,3) (10-(8x0.1) 82,93)+(4- (3x0.1) 82,993)) = -0,20 Perhiungan Nilai c c 2 2 ' ' a /(1 a) ( 2 ) = (81,10) x (82,3)-2(82,93)+( = -0,01 Hasil peramalan unuk bulan Februari adalah : F a b 1) ½ c (1) m ( = 81,10 + -0,20 (1) + ( ½ * -0,01 = 80,90 3.3 Uji coba dan evaluasi Evaluasi ini dilakukan unuk menggeahui kenerja algorima Tripel Exponenial moohing pada ahap uji coba. Meode yang di gunakan adalah Mean Absolue Percenage Error (MAPE). Pengukuran ini didasarkan menggunakan nilai kesalahan (Gala). Mean Absolue Percenage Error (MAPE) e X F x100% X X MAPE n Keerangan : X = Daa hisory aau Daa acual pada periode ke - F = Daa hasil ramalan pada periode ke - n = jumlah daa yang digunakan = periodeke Jika nilai X-F bernilai negaive maka harus di absolue agar bernilai posiif Tabel 3.3 Hasil perhiungan kesalahan peramalan pada ahun 2014 dengan nilai alpha 0.1 Tabel diaas merupakan proses perhiungan nilai kesalahan ramalan dengan meode MAPE. Pada abel diaas kia dapa meliha daa akual seluruhnya dan hasil ramalan seluruhnya sesuai dengan daa se yang sudah kia gunakan. Unuk mengeahui seberapa besar nilai kesalahan seluruhnya kia harus menghiung nilai kesalahan pada iap bulannya dengan cara daa akual dan hasil ramalannya. eelah iu hasil selisih yang di dapa di absoluekan. Karena di absolukan maka nilai selisih yang bernilai minus akan berubah menjadi plus.

Kemudian hasil selisih yang ada di acual lalu di kalikan 100. alah sau conohnya saa menghiung kesalahan peramalan pada bulan Februari 2014 nilai selisih daa acual dan hasil ramalan sebesar 5, kemudian hasil selisih ersebu dibagi nilai akual 76 lalu di kalikan 100 hasilnya 6,45. Jadi hasil kesalahan peramalan unuk bulan Februari adalah 6,45 persen.. 4. Implemenasi User Inerface Agar mempermudah proses perhiungan dan analisa peramalan, maka dibualah program peramalan ersebu dengan bahasa pemograman VB.Ne. 4.1 Form Inpu Daa Pada form inpu beriku merupakan form user inerface inpu daa spare par di Garuda Moor Jajag. Gambar 4.2 Form Winer Exponenial 4.3 Form Perhiungan MAPE Pada form perhiungan MAPE akan menghiung ingka spare par mulai ahun 2014 yang naninya akan nilai kesalahanya aau ingka errornya iap bulannya yaiu mulai 2014. par Gambar 4.1 Form inpu daa spare 4.2 Form Winer Exponenial Pada form perhiungan winer exponenial akan menghiung ingka spare par mulai ahun 2014 yang naninya akan menghasilkan peramalan iap bulannya yaiu mulai 2014. ebelum menghiung winer exponenial pilih nilai alpa erlibeh dahulu dan kemudian akan memproses peramalan menggunakan meode winer exponenial. Gambar 4.3 Form Perhiungan Mape 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil peneliian dan pembahasan yang elah diuraikan bab bab sebelumnya dapa diambil kesimpulan sebagai beriku : 1. Didapaakan nilai alpha 0,4 yang merupakan peramalan erbaik dengan raa-raa kesalahanya yakni 30%. 2. Dari pembuaan sisem analisa peramalan hasil indakan kriminalias dengan menggunakan meode Winers Exponenial 5

mohing dapa dijadikan acuan pada Garuda Moor Jajag unuk meramalkan hasil indakan spare par pada bulan mendaang. DAFTAR PUTAKA Giosudarmo, Indriyo. 2001. Teknik Proyeksi Bisnis, Edisi Perama. Penerbi : BPFE, Yogyakara. Kalekar, Prajaka. 2004. Time series Forecasing Using Hol-Winers Exponenial moohing. Kanwal Rekhi chool of Informaion Technology Mariningyas, Nining, 2004, Buku Maeri Kuliah TIKOM aisika, TIKOM urabaya, urabaya. Pramia, Wahyu dan Haryano Tanuwijaya. 2010. Penerapan Meode Exponenial moohing Winer Dalam isem Informasi Pengendalian Persedian Produk dan Bahan Baku ebuah Café. eminar Nasional Informaika 2010 (semnasif 2010) IN: 1979-2328 UPN Veeran Yogyakara. Raharja, Alda. Wiwik Angraeni. Reno Aulia Vinari. 2010. Penerapan meode exponenial smoohing unuk peramalan penggunaan waku elepon di PT. Telkomsel Divre3 urabaya. IFO-Jurnal isem Informasi. Fakulas Teknologi Informasi, Insiu Teknologi epuluh November. Riduwan. 2010. Meode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabea, Bandung. uprano, washa, Basu dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Penerbi: Libery, Yogyakara. Tomy, Pradana. Yusi Tyroni. Fira. 2010. isem Pendukung Kepuusan Dengan Meode Exponenial mohing Unuk Meramalkan Hasil Penjualan Pada udi Kasus Home Indusry Kue. Progam udi Ilmu Kompuer, Universias Brawijaya Malang. Badria,. 2008. Penggunaan Meode Exponenial mohing Unuk Meramalkan Kebuuhan Cengkeh Di Pabrik Rokok Adi Bungsu. Progam udi Maemaika, Universias Brawijaya Malang. Trisnawai, Eni., (2013), isem Peramalan Hasil Produksi Geah Kare Di P. Agri Halba Dengan Menggunakan Meode Double Exponenial moohing. Fakulas Teknik. Universias Muhammadyah. Jember. Assauri,., (1991). Kerangka Dasar isem Informasi Manajemen, PT. Pusaka Binaman Presindo, Jakara. Makridakis,., (1999), Meode dan aplikasi peramalan Edisi 2, Binarupa Aksara, Jakara. 6