IV. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 IV. METODE PENELITIAN 4.. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini diujukan unuk menenukan meode erbaik yang dapa digunakan dalam meramalkan harga ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali. Meode peramalan yang digunakan adalah meode peramalan kuaniaif yang erdiri dari meode peramalan ime series (dere waku) dan meode peramalan kausal (regresi). Meode peramalan kausal digunakan unuk menganalisis fakorfakor yang mempengaruhi erbenuknya harga ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali. elain iu, peneliian ini juga akan menampilkan daa hasil peramalan dengan menggunakan meode peramalan ime series yang dianggap paling akura Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Mei 2007 di Badan Keahanan Pangan (BKP) bagian Analisis Harga Deparemen Peranian Republik Indonesia (DEPTAN) yang berlokasi di daerah Pasar Minggu, Jakara elaan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan perimbangan bahwa daa-daa yang diperlukan lebih mudah diperoleh sera Deparemen Peranian Republik Indonesia merupakan sumber primer yang menyediakan daa sekunder mengenai daa hisoris harga ayam di Jawa-Bali Jenis dan Meode Pengumpulan Daa Jenis daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa sekunder. Daadaa sekunder uama adalah harga ayam di Jawa-Bali diperoleh dari BKP bagian analisis harga sebagai penyedia uama daa. edangkan daa sekunder pendukung

2 28 lainnya diperoleh penulis melalui sudi pusaka pada perpusakaan pusa Insiu Peranian Bogor (IPB), perpusakaan Pusa Analisis Kebijakan dan urvei osial Ekonomi (PE), perpusaakaan Badan Pusa aisik (BP), dan inerne. Daa harga ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali yang dianalisis adalah daa berbenuk bulanan dari bulan Januari 2002 sampai Okober 2006 dan merupakan daa raa-raa (mean) bulanan dari harga mingguan. Enam koa besar yang dimaksud adalah DKI Jakara, Bandung, emarang, ogyakara, urabaya dan Denpasar. Menuru BKP pemilihan keenam koa besar ini karena koa-koa ersebu cukup dapa mewakili perilaku harga ayam yang erjadi di Indonesia Pengolahan dan Analisis Daa Daa mengenai harga ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali yang didapakan dari DEPTAN kemudian diolah dan dianalisis menggunakan perangka lunak (sofware) kompuer. Perangka lunak yang digunakan adalah Microsof Excel, Miniab versi 3.2 dan QB (Quaniaive aisic for Bussines). Alasan penggunaan perangka lunak Microsof Excel, Miniab 3.2 dan QB adalah karena perangka lunak ersebu lebih dikenal dan lebih mudah dioperasikan. ebenarnya masih erdapa beberapa macam perangka lunak dengan fungsi saisik lainnya, namun penggunaan perangka lunak ersebu lebih rumi pengoperasiannya. Dengan menggunakan perangka lunak yang lebih mudah, diharapkan meode peramalan kuaniaif yang akan digunakan akan lebih mudah dierapkan.

3 Meode Peramalan Kuaniaif Meode peramalan kuaniaif yang akan digunakan adalah meode peramalan ime series dan meode peramalan kausal. Meode peramalan ime series menganalisa pola hubungan daa variabel yang akan diramal dengan dere waku. Meode peramalan kausal didasarkan aas penggunaan analisa pola hubungan anara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya Meode Peramalan Time eries Meode Peramalan ime series yang akan digunakan adalah naïve, raa-raa sederhana, raa-raa bergerak sederhana, raa-raa bergerak ganda, pelicinan eksponensial unggal, Hol, dekomposisi adiif, dekomposisi muliplikaif, winers, Box-Jenkins (ARIMA) Meode Naïve Meode naïve adalah eknik peramalan berdasarkan asumsi bahwa periode saa ini merupakan predikor erbaik dari masa mendaang. Formula yang digunakan: y ˆ + y ˆ + Dimana : y nilai ramalan unuk periode yang akan daang y nilai akual periode Meode Raa-raa ederhana Meode raa-raa sederhana digunakan bila peramalan dilakukan secara berulang-ulang unuk daa yang idak eralalu besar (Firdaus, 2006). Formula unuk meode ini adalah:

4 30 ˆ + i ˆ + Dimana : y nilai ramalan unuk periode + periode akual i jumlah nilai dari periode sampai periode ke Meode Raa-raa Bergerak ederhana Meode ini menggunakan mean semua daa unuk meramal (Hanke, e al., 2003). Formula unuk meode ini adalah: ( ) ˆ 2 n+ + ˆ + n Dimana : y nilai ramalan unuk periode + periode akual n jumlah periode yang akan diraa-raakan (ordo) Meode Raa-raa Bergerak Ganda Teknik ini baik unuk daa yang mengandung unsur rend (Firdaus, 2006). Formula unuk eknik ini adalah: M M a b ' ˆ + 2M ( ) ( M + M + M + M M ) 2 n M ' ( M M ' ) 2 2 n n 3 3 n+ n Model yang akan didapa adalah: ˆ + p a + b. p ˆ + Dimana : y nilai ramalan unuk periode + y nilai akual periode periode akual n jumlah periode yang akan diraa-raakan (ordo) p periode yang akan diramalkan

5 Meode Pelicinan Eksponensial Tunggal Teknik ini dapa merevisi secara koninu hasil peramalan dengan informasi erbaru. Meode ini berdasarkan pemulusan yang menurun secara eksponensial (Firdaus, 2006). Meode ini menyediakan raa-raa bergerak erimbang secara eksponensial semua nilai pengamaan yang lalu (Hanke, e al., 2003). Formula dari meode ini adalah: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) b a b a. ˆ 2 " " " " α α α α α α Dimana : pelicinan ahap " pelicinan ahap 2 nilai akual perriode a konsana pemulusan (0<a<) a nilai inersep b nilai slope ŷ nilai peramalan periode periode waku Meode Hol Meode pelicinan eksponensial Hol menjelaskan bahwa ramalan merupakan hasil dari perhiungan dua kali pelicinan secara eksponensial. Tujuan dari pelicinan kedua adalah unuk mengaasi masalah daa yang idak sasioner dengan model rend yang linear (Makridakis, e al., 999). Formulasi unuk meode ini adalah: ( )( ) ( ) ( ) ˆ p T A A T T A A P T A β β α α

6 32 Dimana : A nilai inersep T.P nilai slope a konsana pemulusan (0<a<) ß konsana pemulusan (0<a<) periode waku Meode Dekomposisi Adiif Model ini memperlakukan nilai dere waku sebagai jumlah dari komponen-komponen dalam model (Hanke, e al., 2003). Formulasi dari model ini adalah : T + C + + ε Dimana: T C ε komponen rend pada periode komponen siklus pada periode komponen musiman pada periode komponen gala pada periode Meode Dekomposisi Muliplikaif Model ini memperlakukan nilai dere waku sebagai hasil perkalian dari komponen-komponen dalam model (Hanke, e al., 2003) Formulasi dari model ini adalah: T x C x x ε Dimana: T C ε komponen rend pada periode komponen siklus pada periode komponen musiman pada periode komponen gala pada periode Meode Winers Menuru Hanke, e al. (2003), meode ini memberikan cara mudah uuk menjelaskan musiman didalam model keika daa memiliki pola musiman. Meode alernaif erdiri dari penghapusan musim aau penyesuaian musim pada daa. Model peamalan diaplikasikan unuk daa musim-erhapus (desesasonalized daa)

7 33 dan kemudian musiman dimasukkan kembali unuk mendapakan ramalan yang akura. Formula unuk meode ini adalah:. Meode Winers Adiif a b ˆ T + + ε + p α β γ dengan T ( ) ( )( ) + α a + b ( a a ) + ( β )( b ) ( a ) + ( γ )( L ) [ a + b ( p) ] + L+ p a + b( ) Dimana : a pemulusan erhadap deseasonalized daa pada periode b pemulusan erhadap rend pada periode pemulusan erhadap variasi musiman pada periode ˆ ramalan p periode ke depan seelah periode + p a,ß,? koefisien pemulusan L penjangnya musim 2. Meode Winers Mulkiplikaif L T ( α )( L + T ) α + s ( L L ) + ( β ) T β L ( ) s γ + γ ˆ ( L pt ) s p + p + + Dimana : L nilai pemulusan baru aau level esimasi saa ini a konsana pemulusan unuk level (0 a ) pengamaan baru aau nilai akual periode ß konsana pemulusan unuk esimasi rend (0 ß ) T esimasi rend γ konsana pemulusan unuk esimasi musiman (0 γ ) esimasi musiman P periode yang diramalkan s panjangnya musim +p ramalan p periode ke depan

8 Meode Box-Jenkins (ARIMA) Meode ini sanga berbeda dengan kebanyakan meode karena model ini idak mengasumsikan pola erenu pada daa hisoris dere yang diramalkan. Model ini menggunakan pendekaan ieraif pada idenifikasi suau model yang mungkin dari model umum (Hanke, e al., 2003). ARIMA adalah singkaan dari auoregressive inegraed moving average. Model Box-Jenkins (ARIMA) secara umum dinoasikan sebagai beriku: ARIMA (p, d, q) Dimana: p d q Menunjukkan orde/deraja auoregressive (AR) Menunjukkan orde/deraja differencing (Pembedaan) Menunjukkan orde/deraja moving average (MA) Pada ARIMA erbagi aas model MA (moving average), AR (auoregressive), ARMA (auoregressive moving average), dan ARIMA (auoregressive inegraed moving average). Persamaan model ersebu adalah sebagai beriku:. Model MA a 0 + e - a e - - a 2 e a q e -q Dimana : Nilai series yang sasioner e Kesalahan peramalan e -,e -2 Kesalahan pada masa lalu a 0, a dan a 2 Konsana dan koefien model 2. Model AR b 0 + b - b b q -q + e Dimana : Nilai series yang sasioner -, -2 Nilai sebelumnya b 0 dan b,b 2 Konsana dan koefisen model e Kesalahan peramalan Model ARMA

9 35 3. Model ARIMA b 0 + b - b b p p + e - a e a q e -q Dimana : Nilai series yang sasioner e -,e -q Kesalahan pada masa lalu b 0 dan b,b p, a, a q Konsana dan koefisen model e Kesalahan peramalan 4. Model AR d +?L -L +?2L -2L +...+?PL -PL + e Dimana : -L,-2L d dan?l,?2 e nilai series yang sasioner nilai sebelumnya konsana dan koefisien model kesalahan peramalan Model AR 5. Model MA µ - F L e-l - F 2L e-l F QL e-ql+ e Dimana : nilai series yang sasioner e kesalahan peramalan e-l, e-2l kesalahan pada masa lalu µ, F L dan F 2L konsana dan koefisien model 6. Model ARIMA (p, d, q) (P, D, Q)L?p (B) F P (BL) (-B)d (-BL)D µ +?q (B) FQ (BL) e?p (B) -?B -?2B2 -.?pbp F P (BL) - F BL F2B2L -... FPBPL?q (B) -?B -?2B2 -.?qbq FQ (BL) - FBL F2B2L -... F QBQL Di mana : B Backward shif operaor (B -, B2-2 dan seerusnya) ebelum mencapai model yang erbaik, meode ARIMA memiliki beberapa ahapan yang harus digunakan agar memperoleh model yang opimal

10 36 dan erbaik. Beberapa ahapan pembenukan model ARIMA adalah sebagai beriku :. Idenifikasi Model Pada ahap ini dilakukan idenifikasi erhadap daa dere waku yang ersedia. Idenifikasi yang dilakukan melipui idenifikasi pola daa apakah mengandung pola musiman aau idak, indenifikasi erdap kesasioneran daa, dan yang erakhir adalah idenifikasi erhadap pola aau perilaku ACF dan PACF. Hal yang perlu diperhaikan adalah kebanyakan daa dere waku idak bersifa sasioner. Bila daa yang dihadapi bersifa non-sasioner, maka daa ersebu harus dikonversikan erlebih dahulu unuk mendapakan daa yang sasioner dengan eknik differencing (pembedaan). Pembedaan perama pada daa diperoleh dengan mengurangi nilai dua pengamaan yang beruruan pada daa ersebu dengan menggunakan formulasi beriku. Z Apabila seelah dilakukan eknik pembedaan perama (firs differencing) daa masih belum sasioner, maka dilakukan pembedaan kedua (second differencing). Pembedaan kedua dilakukan dengan melakukan pembedaan kembali pada daa hasil pembedaan perama. Pembedaan kedua dilakukan dengan formula beriku. Z ( ) ( ) 2 2 eelah dilakukan proses pembedaan unuk mendapakan daa yang sasioner, ahap selanjunya adalah memeriksa kesasioneran daa dengan menggunakan koefisien korelasi. Perhiungan koefisien korelasi menggunakan formula beriku.

11 37 r k ( Z Z )( Z+ k Z ) 2 ( Z Z ) Dimana : Z daa dere waku sasioner Z +k daa k periode waku ke depan Z nilai raaan dere waku sasioner r k koefisien auokorelasi anara dua se daa Koefisien auokorelasi dapa bernilai anara - sampai + (-< r k <). uau daa dere waku dikaakan sasioner jika koefisien korelasinya nol unuk semua ingkaan pembedaan daa. eelah daa deere waku dipasikan sasioner, ahap berikunya adalah mengidenifikasi perilaku ACF dan PACF. Idenifikasi perilaku ACF dan PACF dilakukan unuk proses esimasi model dan mendapakan model erbaik. 2. Esimasi Model Pada ahapan ini yang pening dilakukan adalah menganalisis perilaku ACF dan PACF. Perilaku ACF dan PACF akan menenukan model dari daa dere waku yang akan diramalkan. Pola perilaku ACF dan PACF besera model dapa diliha pada Tabel 5. eelah model ARIMA enaif awal diperoleh, langkah selanjunya adalah menaikkan dan menurunkan salah sau ordo dari AR aau MA. Unuk memperoleh esimasi model enaif awal yang paling epa, maka digunakan perani lunak kompuer MINITAB 3.20.

12 38 Tabel 5. Pola ACF dan PACF besera model ARIMA ACF PACF Model Cu off seelah lag aau 2; koefisien korelasi idak signifikan pada laglag musiman Dying down MA non musiman (q aau 2) Z µ -? e - + e Z µ -? e - -? 2 e -2 + e Cu off seelah lag musiman L; korelasi idak signifikan pada lag-lag non musiman Cu off seelah lag musiman L; erdapa koefisien korelasi yang signifikan pada lag non musiman ke aau 2 Dying down Dying down Dying down Dying down Dying down Cu off seelah lag aau 2; koefisien korelasi idak signifikan pada lag-lag musiman Cu off seelah lag musiman L; korelasi idak signifikan pada lag-lag non musiman Cu off seelah lag musiman L; erdapa koefisien korelasi yang signifikan pada lag non musiman ke aau 2 MA erdapa musiman (Q) Z µ -? L e -L + e Non Musiman-musiman MA Z µ -? e - -? L e -L +?? L e -L- +e Z µ -? e - -? 2 e -2 -? L e -L +?? L e -L +? 2? L e -L-2 +e AR non musiman (p aau 2) Z d +? Z - + e Z d +? Z - +? 2 Z -2 + e AR erdapa musiman (P) Z d +? L Z -L + e Non musiman-musiman AR (p aau 2; P) Z d +? Z - +? L Z -L +?? L Z -L- +e Z d +? Z - +? 2 Z -2? L Z -L +?? L Z -L- +? 2? L Z -L-2 +e Dying down Dying down Campuran (AR; MA) Non musiman : Z d +? Z - -? e - + e Musiman : Z d +? Z -L -? L e -L + e umber : Hanke, e al., 2003.

13 39 3. Evaluasi Model eelah dilakukan esimasi parameer model dengan menggunakan perani lunak kompuer, selanjunya dilakukan evaluasi erhadap model yang elah didapa. Menuru Firdaus (2006), erdapa enam krieria dalam evaluasi model Box-Jenkins, yaiu: a. Residual peramalan bersifa acak. Hal ini dapa dikeahui dari nilai P-value yang lebih besar dari 0,05. elain iu dapa diliha pula dari grafik ACF dan PACF residual yang menunjukkan pola cu-off. b. Model parsimonious. Arinya adalah model harus dalam benuk yang paling sederhana. c. Parameer yang diesimasi berbeda nyaa dengan nol. Hal ini dapa diliha dari nilai P-value yang harus kurang dari 0,05. d. Kondisi inveribilias aaupun sasionerias harus erpenuhi. Hal ini diunjukkan oleh jumlah koefisien MA aau AR yang masing-masing harus kurang dari. e. Proses ierasi harus convergence. Dari hasil oupu perani Miniab 3.20 dapa diliha pada session erdapa pernyaaan relaive change in each esimae less han 0,000. f. Model harus memiliki nilai ME (Mean quare Error) yang kecil. 4. Peramalan Tahap ini adalah ahapan erakhir dari meode Box-Jenkins (ARIMA). Pada ahap ini model yang diperoleh digunakan unuk meramalkan daa dere waku yang ada. Peramalan dapa dilakukan unuk beberapa periode ke depan.

14 Pemilihan Model Peramalan Time eries Penggunaan beberapa meode peramalan ime series yang elah dilakukan menghasilkan model-model peramalan erbaik dari masing-masing meode ersebu. Namun beberapa model yang elah diperoleh ersebu masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Agar diperoleh ingka akurasi yang epa unuk meramalkan pola daa harga ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali, maka perlu dilakukan pengujian beberapa model yang elah diperoleh ersebu. Krieria pemilihan model yang paling sering digunakan adalah krieria ME (Mean quare Error). Meode yang erpilih adalah meode yang memiliki nilai ME paling rendah. elain iu, krieria kedua adalah memiliki benuk paling sederhana dan membuuhkan waku yang paling sediki dalam proses pengolahannya. Formula yang dapa digunakan unuk menghiung ME adalah: ME n n ( ˆ ) Dimana : nilai akual nilai ramalan ( - ) kesalahan peramalan n banyaknya daa Peramalan Harga Ayam pada Enam Koa Besar di Jawa-Bali Pada bagian ini akan dilakukan peramalan daa harga ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali unuk beberapa periode ke depan. Hal ini digunakan unuk meliha sejauh mana perilaku harga ayam ersebu dalam beberapa periode ke depan. Peramalan harga ayam dilakukan dengan menggunakan model peramalan erbaik yang elah dieapkan dengan mengukur ME aau ingka kesalahan (error) dari seluruh model yang elah dicoba. Model yang memiliki nilai ME

15 4 erkecil yang akan digunakan unuk meramalkan daa harga ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali Analisis Perilaku dan Fakor-Fakor yang Mempengaruhi Harga Ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali Pada peneliian ini digunakan model peramalan kausal (regresi) dengan variabel dummy (boneka), unuk menganalisis perilaku dan fakor-fakor yang mempengaruhi harga ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali. Variabel dummy ini juga berfungsi sebagai variabel bebas (independen variabel) yang akan mempengaruhi variabel erika (dependen variabel). Variabel dummy digunakan unuk menjelaskan daa kualiaif yang menunjukkan keberadaan klasifikasi (kaegori) erenu, sering juga dikaegorikan variabel bebas dengan klasifikasi pengukuran nominal dalam persamaan regresi. Variabel-variabel yang digunakan dalam peneliian ini adalah harga ayam di ingka konsumen pada enam koa besar Jawa-Bali sebagai dependen variabel, sedangkan yang berfungsi sebagai independen variabel adalah jumlah pasokan ayam, harga ayam pada periode sebelumnya, dan ingka konsumsi ayam. Harga ayam di ingka konsumen sebagai dependen variabel akan dikaikan dengan isuisu erbaru pada sub sekor peernakan khususnya peernakan ayam ras, yaiu isu flu burung. Isu flu burung digunakan sebagai variabel dummy unuk menjelaskan pengaruhnya erhadap harga ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali. Variabel dummy naninya berisi angka aau 0, yang berari berari ada isu dan 0 berari idak ada isu. Angka 0 pada peneliian ini akan digunakan pada Bulan Januari 2002-Januari Angka digunakan mulai Bulan Februari 2004,

16 42 karena pada bulan ersebu wabah flu burung mulai menyerang peernakan unggas di Indonesia khususnya peernakan ayam pedaging. Persamaan yang digunakan pada meode peramalan kausal adalah sebagai beriku: + β P + β2 + β3c + β4 α D+ ε Dimana : harga ayam periode di koa X (Rp/kg) a inersep model ß,,ß 4 slope variabel bebas P - harga ayam periode sebelumnya di koa X (Rp/kg) ingka produksi pada periode di koa X (kg) C ingka konsumsi pada periode di koa X (kg) D variabel dummy unuk isu flu burung Unuk mengukur layak aau idaknya suau model, maka model ersebu harus memenuhi syara ekonomi, dan syara saisik. yara ekonomi yang harus dipenuhi adalah bahwa model ersebu harus logis secara ekonomi. yara saisik yang harus dipenuhi oleh suau model dengan model OL (Ordinary Leas quare) adalah bahwa model ersebu harus memenuhi beberapa asumsi sebagai beriku:. Tidak ada auokorelasi Asumsi ini menunjukkan bahwa idak ada hubungan aau korelasi anara variabel dependen dalan dere waku. 2. Homoskedasisias yang menyaakan bahwa variasi dari seiap unsur residual adalah sama (konsan) aau menyebar. 3. Tidak erjadi mulikolinearias yang sempurna Asumsi ini menunjukkan bahwa idak ada hubungan yang sempurna di anara variabel bebas.

17 43 4. Uji Normalias Asumsi normalias mengharuskan daa dalam model berasal dari populasi yang menyebar aau erdisribusi secara normal.. Uji Keseluruhan Model Berdasarkan Gujarai (2003), ujuan dari pengujian model secara keseluruhan adalah unuk mengidenifikasi apakah model dapa menjelaskan keragaman. Uji saisik yang digunakan adalah uji F dengan menggunakan perhiungan beriku: Fhiung E / dfr R / df Dimana: E Jumlah Kuadra Regresi T Jumlah Kuadra Error dfr Deraja Bebas Regresi df Deraja Bebas Error Hipoesis yang digunakan adalah: H 0 : b b 2 b i 0 (idak dapa menjelaskan) H : Minimal ada bi? 0 (minimal ada peubah bebas yang mempengaruhi ) (i,2,3,4,5) Krieria uji yang digunakan adalah: F hiung < F abel, erima H 0 F hiung > F abel, olak H 0 Apabila F hiung lebih besar dari F abel, maka variabel bebas berpengaruh nyaa erhadap variabel erika yaiu harga ayam di koa erenu. 2. Pengukuran Akurasi Model Tingka akurasi model diukur berdasarkan nilai koefisien deerminasi (R 2 ). Tujuan dari pengukuran ingka akurasi model adalah unuk mengidenifikasi

18 44 seberapa akura keragaman variabel harga ayam dapa dierangkan oleh model regresi (Gujarai, 2003). ecara maemais rumus yang digunakan sebagai beriku: 2 R E T Dimana: E Jumlah Kuadra Regresi T Jumlah Kuadra Toal Nilai koefisien deerminasi (R 2 ) harus memenuhi syara 0 R 2. Apabila nilai R 2 semakin mendekai, maka semakin besar keragaman variabel harga ayam yang dapa dierangkan oleh model. 3. Uji Masing-masing Variabel Pengujian ini dilakukan unuk mengeahui variabel bebas mana saja yang berpengaruh nyaa erhadap variabel erika(gujarai, 2003). Uji saisik yang umum digunakan adalah uji. Formulasi yang digunakan adalah: hiung bˆ i b se i ( bˆ i ) Dimana: bˆ i parameer dugaan variabel bebas ke-i b i parameer variabel bebas ke-i se( bˆ i ) sandar deviasi dari parameer dugaan ke-i Hipoesis yang digunakan adalah: H 0 : bi 0 H : bi? 0 (i,2,3,4,5) Krieria uji yang digunakan adalah: hiung < abel, erima H 0 hiung > abel, olak H 0

19 45 Apabila hiung lebih besar dari abel, maka variabel bebas (harga ayam periode sebelumnya, produksi ayam, ingka konsumsi ayam,vdan variabel dummy) berpengaruh nyaa erhadap variabel erika yaiu harga ayam di koa erenu. 4. Idenifikasi Mulikolinearias Menuru Gujarai (2003), mulikolinearias adalah kondisi saa anar variabel bebas saling mempengaruhi. Idenifikasi mulikolinearias dilakukan dengan rumus beriku: VIF 2 ( R ) apabila nilai VIF yang dihasilkan kurang dari 0, maka model idak mengandung masalah mulikolinearias. Menuru Ramanahan (998) dalam ukmawai (2006), cara mengaasi mulikolinearias adalah sebagai beriku: a. Diabaikan, keika inerprerasai koefisien secara parsial idak dihiraukan, misalnya analisis regresi digunakan unuk peramalan. b. Membuang variabel. c. Formulasi ulang model d. Menggunakan informasi lain. e. Menambah jumlah sampel. 5. Uji Auokorelasi Uji auokorelasi dilakukan unuk mengidenifikasi apakah ada hubungan linear dianara error pada rangkaian daa ime series (Gujarai, 2003). Uji ini dilakukan dengan menggunakan saisik-d Durbin-Wason, dengan rumus:

20 46 d n 2 n ( uˆ uˆ ) 2 ( uˆ ) 2 Dimana: d û nilai saisik Durbin-Wason Error dugaan pada period ke- Hipoesis yang digunakan adalah: H 0 :? 0 (idak ada auokorelasi) H :?? 0 (ada auokorelasi) Krieria uji yang digunakan adalah: d < d L aau d > 4-d L, olak H 0 d U < d < 4-d U, erima H 0 elain kedua krieria uji ersebu saisik-d Durbin-Wason memiliki dua krieria uji dimana pada saa nilai d berada pada daerah ersebu, maka idak dapa dipasikan ada aau idaknya auokorelasi. Daerah ersebu adalah d L < d < d U dan 4-d U < d < 4-d L. 6. Uji Homoskedasisias Uji ini dimaksudkan unuk mengidenifikasikan apakah residual dalam daa memiliki variasi yang sama (Gujarai,2003). Pada peneliian ini digunakan uji Breusch-Pagan unuk mengidenifikasi ingka kekonsanan nilai residual. Dalam uji ini dlakukan regresi anara nilai kuadra residual harga ayam di koa erenu dengan variabel independennya. Krieria uji yang digunakan adalah apabila nilai P value yang diperoleh dari regresi ersebu lebih besar dari ingka kepercayaan, maka dapa disimpulkan bahwa model sudah memenuhi syara homoskedasisias.

21 Asumsi-Asumsi Beberapa asumsi yang digunakan pada peneliian ini adalah:. Daa produksi bulanan ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali merupakan daa produksi ahunan yang diraa-raakan dan dianggap konsan iap bulannya. 2. Daa konsumsi bulanan ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali merupakan daa konsumsi ahunan yang diraa-raakan dan dianggap konsan iap bulannya.

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan) Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 1 Agusus 2009 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Sudi Kasus: PT

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) ARIMA (Auoregressive Inegraed Moving Average) I. Prinsip Dasar dan Tujuan Analisis. Prinsip Dasar ARIMA sering juga disebu meode runun waku Box-Jenkins. ARIMA sanga baik keepaannya unuk peramalan jangka

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suau kegiaan dalam memperkirakan aau kegiaan ang melipui pembuaan perencanaan di masa ang akan daang dengan menggunakan daa masa lalu dan daa masa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA Oleh : Liviani Nursia 307030040 Dosen Pembimbing: Dr. Brodjol Suijo S.U, MSi Laar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU DAN PERAMALAN HARGA AYAM PADA ENAM KOTA BESAR DI JAWA-BALI

ANALISIS PERILAKU DAN PERAMALAN HARGA AYAM PADA ENAM KOTA BESAR DI JAWA-BALI ANALISIS PERILAKU DAN PERAMALAN HARGA AYAM PADA ENAM KOTA BESAR DI JAWA-BALI (Kasus Pengendalian Harga Ayam Pada Badan Keahanan Pangan (BKP) Deparemen Peranian Republik Indonesia) OLEH IPUR DIAN ARIYANTO

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA

PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA Maskur Efendi ), Widandi Soeopo 2), Piojo Tri Juwono 2) ) Mahasiswa Magiser

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA

PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA Leopoldus Ricky Sasongko, Lydia Ninuk Rahayu, dan Alberh Roy Koa 3,,3 Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN IndoMS Journal on Saisics Vol., No. (04), Page 7-37 PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN Dinda Ariska Wulandari,

Lebih terperinci

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 6, No. 3 (27), hal 83 2. MODEL SPACE-TIME DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Ella Kurniawai, Naomi Nessyana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk

Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk Oleh : Dwi Hapsari K (1306 100 015) Dosen Pembimbing : Dra. Karika Firiasari, M.Si 1 Pendahuluan Laar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Forcasing Inflaion Using Muliple Inpu Transfer Funcion Model Novi Adisia, Sri Wahyuningsih, dan Rio Goeanoro 3 Laboraorium Saisika Terapan

Lebih terperinci

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan Jurnal Sains Maemaika dan Saisika, Vol. 4, No., Januari 8 ISSN 46-454 prin/issn 65-8663 online Penerapan Model ARCH/GARCH unuk Peramalan Nilai Tukar Peani Ari Pani Desvina, Inggrid Ocaviani Meijer, Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI 6 00

Lebih terperinci

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu 1 Penenuan Pelebaran Window Time Opimal Pada Daa Dere Waku (1) Nursya`bani Hendro Prabowo dan (2) Raden Mohamad Aok Deparemen Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1 FORECASTING & ARIMA Dwi Marani /26/200 Saisik unuk Bisnis 9 DERET BERKALA (TIME SERIES) Suau dere berkala merupakan suau himpunan observasi dimana variabel yang digunakan diukur dalam uruan periode waku,

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PADA PT

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PADA PT PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PADA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) KANTOR CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA DENGAN METODE WINTER S EXPONENTIAL SMOOTHING DAN SEASONAL ARIMA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014 JEKT Model ARIMAX Dan Deeksi GARCH Unuk Peramalan Inflasi Koa Denpasar Tahun 2014 Rukini *) Badan Pusa Saisik Provinsi Bali ABSTRAK pemerinah dalam mengambil kebijakan unuk menjaga sabilias moneer di masa

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN DAN HARGA AYAM BROILER PADA PERUSAHAAN TUNAS MEKAR FARM (TMF) BOGOR. Oleh : Moh Zaenal Muttaqin A

PERAMALAN PENJUALAN DAN HARGA AYAM BROILER PADA PERUSAHAAN TUNAS MEKAR FARM (TMF) BOGOR. Oleh : Moh Zaenal Muttaqin A PERAMALAN PENJUALAN DAN HARGA AYAM BROILER PADA PERUSAHAAN TUNAS MEKAR FARM (TMF) BOGOR Oleh : Moh Zaenal Muaqin A14104678 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING Bab ini memperkenalkan model berlaku unuk daa ime series dengan musiman, ren, aau keduana komponen musiman dan ren dan daa sasioner. Meode peramalan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH

PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH Vol.. No., 03 PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH Ari Pani Desvina, Sari Marlinda, Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting. METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA (INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY TO CAPTURE

Lebih terperinci