Skenario Randal-Sundrum dan Brane Bulk

dokumen-dokumen yang mirip
Bab IV Gravitasi Braneworld IV.1 Pendahuluan

Supergravitasi dan Kompaktifikasi Orbifold

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Teoretik

Teori Dasar Gelombang Gravitasi

Teori Efektif Energi Rendah dan Kosmologi Braneworld

GRAVITASI EINSTEIN DAN BRANEWORLD DALAM DAERAH EFEKTIF ENERGI RENDAH DAN DIMENSI EKSTRA

STUDI BRANEWORLD DIMENSI LIMA

BAB III TENSOR. Berdasarkan uraian bab sebelumnya yang telah menjelaskan beberapa

Bab 2. Persamaan Einstein dan Ricci Flow. 2.1 Geometri Riemann

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 3 (2013), Hal ISSN :

KONSTRUKSI METRIK EINSTEIN SELFDUAL PADA

Bab 2. Geometri Riemann dan Persamaan Ricci Flow. 2.1 Geometri Riemann Manifold Riemannian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perspektif Baru Fisika Partikel

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

MEDAN SKALAR DENGAN SUKU KINETIK POWER LAW

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Teori Relativitas Umum Einstein

Tinjauan Pustaka: Dimensi Ekstra dan Braneworld

Pengaruh Konstanta Kosmologi Terhadap Model Standar Alam Semesta

PENENTUAN MEDAN GRAVITASI EINSTEIN DALAM RUANG MINKOWSKI MENGGUNAKAN SIMBOL CHRISTOFFEL JENIS I DAN II SKRIPSI MELLY FRIZHA

Sistem Hasil Kali Persamaan Diferensial Otonomus pada Bidang

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Linearisasi Persamaan Air Dangkal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

BAB VII MATRIKS DAN SISTEM LINEAR TINGKAT SATU

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal. 1-7 ISSN : Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pertama, daftarkan kedua himpunan vektor: himpunan yang merentang diikuti dengan himpunan yang bergantung linear, perhatikan:

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

POSITRON, Vol. II, No. 1 (2012), Hal ISSN : Efek Reaksi Balik Gelombang Gravitasi pada Lensa Gravitasi

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D

Teori Relativitas. Mirza Satriawan. December 23, Pengantar Kelengkungan. M. Satriawan Teori Relativitas

ENERGI POTENSIAL. dapat dimunculkan dan diubah sepenuhnya menjadi tenaga kinetik. Tenaga

1. PENDAHULUAN, PROBLEM HIDRAULIKA SEDERHANA UNTUK APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA

UNIVERSITAS INDONESIA SOLUSI SCHWARZSCHILD UNTUK PERHITUNGAN PRESISI ORBIT PLANET-PLANET DI DALAM TATA SURYA DAN PERGESERAN MERAH GRAVITASI SKRIPSI

Bab 3 MODEL DAN ANALISIS MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN A. Ringkasan Relativitas Umum

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

Sifat-Sifat Sistem Pendulum Terbalik dengan Lintasan Berbentuk Lingkaran

II LANDASAN TEORI. Misalkan adalah suatu fungsi skalar, maka turunan vektor kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

MODUL 3 BIDANG RATA. [Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat]

Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks

Bab 6 Konduktor dalam Medan Elektrostatik. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

Bab 1 : Skalar dan Vektor

BAB II LANDASAN TEORI

Bab III Model Proses Deformasi Benang Viscoelastis Linear di Lingkungan Fluida Newton

Matriks biasanya dituliskan menggunakan kurung dan terdiri dari baris dan kolom: A =

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17,

Teori Relativitas. Mirza Satriawan. December 7, Fluida Ideal dalam Relativitas Khusus. M. Satriawan Teori Relativitas

BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE)

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

Jurnal Math Educator Nusantara (JMEN) Sifat-Sifat Sistem Pendulum Terbalik Dengan Lintasan Berbentuk Lingkaran

BAB 2 LANDASAN TEORI

Teori Medan Klasik. USSR Academy of Sciences. Miftachul Hadi. Applied Mathematics for Biophysics Group. Physics Research Centre LIPI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

BAB II LANDASAN TEORI

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan sistem dinamik kontinu dan sistem dinamik yang. menggunakan waktu diskrit disebut dengan sistem dinamik diskrit.

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L)

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

Suatu himpunan tak kosong F dengan operasi penjumlahan dan perkalian, dikatakan sebagai field jika untuk setiap,, memenuhi sifat-sifat berikut:

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Agus Suroso. Pekan Kuliah. Mekanika. Semester 1,

6. Mekanika Lagrange. as 2201 mekanika benda langit

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN

SUDUT DAN JARAK ANTARA DUA BIDANG RATA

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dari persamaan diferensial biasa (PDB) yaitu suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world).

BAB IV OSILATOR HARMONIS

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

SOLUSI STATIK PERSAMAAN MEDAN EINSTEIN UNTUK RUANG VAKUM BERSIMETRI SILINDER DAN PERSAMAAN GERAK PARTIKEL JATUH BEBAS DARI SOLUSI TERSEBUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III. Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB

SILABUS. tentu. Menentukan integral tentu dengan menggunakan sifat-sifat integral. Menyelesaikan masalah

Bab 5 Potensial Skalar. A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERSAMAAN GARIS LURUS

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Pertemuan 3 & 4 INTERPRETASI GEOMETRI DAN GENERALISASI VARIANS. Interpretasi Geometri pada Sampel. Generalisasi varians

PERSAMAAN BIDANG RATA

Transkripsi:

Bab VI Skenario Randal-Sundrum dan Brane Bulk VI.1 Pendahuluan Bab ini bertujuan untuk menggeneralisasi hasil yang diperoleh untuk sistem dua buah brane, dengan memperluas skema perturbasi yang telah dibahas pada Bab V untuk skenario tiga buah brane dan mencari teori efektif energi rendah dalam model ini. Perluasan menjadi tiga buah brane atau lebih adalah termotivasi dari teori string dan teori-m yang secara alamiah mengijinkan untuk skenario multibrane. Dalam model Ekpirotik-Siklus (Khoury, dkk., 2001; Steinhardt dan Turok, 2002), brane ketiga dapat dihasilkan oleh salah satu dari sistem dua buah brane yang berada pada titik-titik tetap orbifold, kemudian bertumbukan dengan brane yang lain. Model ini memberikan alternatif model big bang standar. Model yang ditinjau dalam bab ini secara skematik diperlihatkan pada Gambar VI.1, dengan pembahasan adalah sebagai berikut: Sub Bab VI.2 geometri untuk sistem tiga buah brane dibahas. Syarat junction untuk sistem diturunkan untuk masing-masing brane dengan menggunakan pendekatan geometri seperti dibahas dalam Bab IV. Selanjutnya, persamaan gerak 5-dimensi diselesaikan dengan menggunakan iterasi ekspansi gradien untuk ekspansi orde-0 dan orde-1. Persamaan medan gravitasional efektif diturunkan pada sub Bab VI.3. Sub Bab VI.4 membahas aspek kosmologi dengan menurunkan persamaan Friedmann pada masing-masing brane. Persamaan-persamaan medan gravitasional pada brane terkait dengan teori gravitasi skalar-tensor diturunkan pada sub Bab VI.5. Sub Bab VI.6 merangkum hasil-hasil pembahasan dalam bab ini. VI.2 Model Tiga Buah 3-brane Pasal ini membahas tiga buah 3-brane yang dimasukkan dalam ruang waktu 5- dimensi sebgai perluasan untuk kasus yang telah dibahas pada pasal-pasal sebelumnya. Ditinjau tiga buah 3-brane yang sejajar dalam sebuah ruang yang memiliki konstata kosmologi negatif. Seperti juga dalam kasus-kasus sebelumnya, dimensi ke-5 memiliki geometri orbifold dan brane ditempatkan di (brane-a memiliki tegangan brane ), (C-brane 115

memiliki tegangan brane ) dan (brane-b memiliki tegangan brane ). Untuk kasus ini, brane-a dan brane-b ditempakan pada titik-titik tetap dari orbifold, sedangkan brane-c dapat bebas berada di antara kedua brane, brane-a dan brane-b. Daerah diantara dua buah brane, yaitu daerah A dan daerah B, masing-masing dicirikan oleh skala kurvatur yang besarnya berbeda-beda, dan. Dengan mengasumsikan bahwa metrik pada masing-masing brane dapat dihubungkan melalui sebuah transformasi konformal maka secara prinsip dengan memperoleh persamaan-persamaan gravitasional pada salah satu brane akan dapat diperoleh persamaan-persamaan gravitasional pada dua brane yang lainnya. Brane-A Brane-C Brane-B d A d B Simetri Z 2 Simetri Z 2 Gambar VI.1 Sistem tiga buah 3-brane. Berikut ini diturunkan persamaan gerak Einstein untuk masing-masing brane dari sistem tiga buah 3-brane. Aksi yang menggambarkan konfigurasi sistem ini diberikan oleh 116

(VI.1) di mana, dan berturut-turut menyatakan kuantitas 5-dimensi untuk skalar Ricci, konstanta gravitasional dan determinan dari metrik. Metrik ( ) adalah metrik induksi pada masing-masing brane, sedangkan menyatakan tegangan masing-masing brane. Karena besarnya skala kurvatur bulk berbeda untuk kedua sisi dari brane yang di tengah: dan, maka metrik pada kedua daerah bulk adalah berbeda. Untuk konfigurasi tiga buah brane sistem koordinat yang dipilih adalah (VI.2) Seperti juga untuk kasus dua buah brane jarak wajar antara dua buah brane sekarang menjadi (VI.3) Dan jarak wajar total diberikan oleh (VI.4) Variasi terhadap metrik dari persamaan aksi (VI.1) dan menggunakan sistem koordinat (VI.2), menghasilkan persamaan gerak berikut: (VI.5) 117

(VI.6) (VI.7) Di dalam persamaan di atas skala kurvatur masing-masing daerah dari ruang bulk 5-dimensi. dipilih bersesuaian dengan adalah kurvatur pada brane dan menyatakan turunan kovarian terhadap metrik. Ketika metrik berubah di antara daerah pada bulk maka diperlukan sebuah suku pada aksi batas yang bergantung pada trace dari kurvatur ekstrinsik. Pada masing-masing brane kontribusi dari tensor kurvatur ekstrinsik diberikan oleh: (VI.8) (VI.9) (VI.10) Untuk memperoleh persamaan-persamaan di atas telah digunakan asumsi bahwa brane A dan brane B memenuhi simetri tetapi brane C tidak memenuhi simetri. Arah dari medan vektor normal ke sebuah brane memiliki arah yang sama yaitu ke arah positif. Dengan menggunakan dekomposisi kurvatur ekstrinsik persamaan (V.77), diperoleh empat buah persamaan yang diselesaikan untuk masing-masing orde ekspansi: (VI.11) 118

(VI.12) (VI.13) (VI.14) Selanjutnya syarat jucntion persamaan-persamaan (VI.8), (VI.9) dan (VI.10) menjadi (VI.15) (VI.16) (VI.17) Persamaan-persamaan di atas menentukan dinamika gravitasional dalam system tiga buah brane. VI.2.1 Solusi Orde-0 Untuk solusi orde ke-0, dengan mengabaikan materi pada brane, persamaan yang diselesaikan adalah: (VI.18) (VI.19) (VI.20) Dan syarat junction diberikan oleh (VI.21) (VI.22) 119

(VI.23) (VI.24) Dengan mengintegrasi persamaan (VI.18) dan menggunakan persamaan kendala (VI.21), maka solusi bagian traceless dari kurvatur ekstrinsik orde-0 diperoleh (VI.25) Sisipkan persamaan (VI.25) ke persamaan (VI.19), maka bagian trace dari kurvatur ekstrinsik diberikan oleh (VI.26) Tanda " " menyatakan solusi dari masing-masing daerah ruang-waktu bulk. Dengan menyisipkan persamaan (VI.25) dan persamaan (VI.26) pada definisi tensor kurvatur ekstrinsik diperoleh (VI.27) Untuk solusi orde-0, persamaan (VI.27) menghasilkan evolusi tensor kurvatur ekstrinsik pada daerah-daerah berbeda dari ruang-waktu bulk dan masing-masing terkait dengan dua nilai berbeda skala kurvatur, dan. Dari definisi tensor kurvatur ekstrinsik dan menggunakan persamaan (VI.27) maka metrik untuk masing-masing daerah bulk akan memberikan solusi yang berbeda. Dalam hal ini, persamaan yang diselesaikan adalah: (VI.28) (VI.29) Integrasi persamaan di atas menghasilkan metrik untuk orde-0 yaitu (VI.30) di mana (VI.31) 120

Disini, integrasi dikerjakan dari sebuah titik sembarang dimensi ekstra ke sebuah titik sedemikian sehingga dalam koordinat merupakan jarak wajar diantara titik sembarang dan. Tensor adalah tensor metrik induksi yang bergantung pada koordinat brane. Di dalam persamaan (VI.30) faktor tidak lain adalah faktor konformal yang menghubungkan metrik-metrik pada masing-masing brane, (VI.32) di mana, dan berturut-turut merupakan metrik induksi pada brane-c, br ane-a dan brane-b. Solusi metrik orde-0 persamaan (VI.30) dapat digunakan sebagai basis untuk memperoleh persamaan-persamaan gerak yang dilinearisasi. Sebagai contoh, sebuah ansat untuk radion yang dapat menyelesaikan persamaan gerak yang dilinearisasi dalam 5-dimensi dengan dua buah brane dapat dipilih. Jadi metrik yang telah dipilih konsisten dengan metrik yang diberikan oleh Charmousis, dkk., (2000). Dengan fluktuasi kecil pada metrik (VI.30), dapat pula diperoleh metrik yang dikaji oleh Kogan, dkk., (2000). Sistem koordinat Gaussian yang diperumum telah ditunjukkan oleh Pilo, dkk., (2000) untuk sistem dua buah brane. Dari syarat junction persamaan (VI.22) dan persamaan (VI.24) diperoleh hubungan antara tegangan brane-a dan brane-b dengan kurvatur bulk sebagai berikut: (VI.33) Definisikan, syarat junction (VI.23) menghasilkan (VI.34) Seperti halnya untuk kasus satu atau dua buah brane yang telah dibahas pada Bab V, persamaan (VI.33) dan persamaan (VI.34) adalah syarat ketertalaan dalam sistem tiga buah brane yang memberikan hubungan antara tegangan brane dan skala kurvatur. Untuk brane di tengah (brane-c), tegangan brane terkait dengan dua skala kurvatur. Ini sebagai akibat dari ketidaksimetrian dari dua 121

permukaan pada br ane-c, tidak memenuhi simetri. Syarat junction untuk solusi orde-0, persamaan ( VI.2 2) - (VI.24), juga memberikan implikasi untuk tegangan-tegangan pada brane. Ketiga tegangan brane memenuhi persamaan berikut: Model dua buah brane (RS I) dapat diperoleh dengan mengambil (VI.35) di mana brane-c menjadi tidak ada dalam konfigurasi di atas,. Untuk maka yang berhubungan dengan inflasi brane-c (Gregory, dkk., 2000; Lykken dan Randall, 2000). VI.2.2 Solusi Orde-1 Pada orde-1, solusi dapat diperoleh dengan mengambil suku-suku yang diabaikan pada orde-0. Tensor Ricci sekarang muncul di dalam persamaan (VI.11) dan (V.12), sehingga dapat diprediksikan bahwa pada orde ini persamaan Einstein dapat diperoleh. Persamaan yang diselesaikan adalah: (VI.36) (VI.37) (VI.38) (VI.39) di mana superskrip 1 pada kurung siku menyatakan orde dari ekspansi gradien. Unt uk orde-1, syarat junction diberikan oleh (VI.40) (VI.41) 122

(VI.42) Disini,, dan adalah tensor-tensor energi-momentum yang masingmasing terkait dengan metrik induksi pada brane-a, brane-c dan brane-b. Selanjutnya tensor Ricci dari sebuah metrik dihitung dengan menggunakan simbol Christoffel, (VI.43) di mana menyatakan turunan kovarian terhadap metrik. Dengan menggunakan persamaan di atas, tensor Ricci dengan metrik diberikan oleh (VI.44) Dengan mengkontraksi indeks dan persamaan (VI.44), maka diperoleh persamaan untuk skalar Ricci, (VI.45) Sedangkan, tensor Ricci dan skalar Ricci dengan metrik, berturutturut diberikan oleh (VI.46) (VI.47) Di dalam persamaan (VI.44) (VI.47) suku kinetik dari medan skalar dinyatakan dalam ungkapan jarak wajar sebagai berikut: 123

(VI.48) Substitusi persamaan (V.45) ke persamaan (VI.37) menghasilkan solusi sisi negatif dari brane-c untuk bagian trace kurvatur ekstrinsik, (VI.49) Untuk memperoleh bagian traceless tensor kurvatur ekstrinsik orde-1 persamaan (VI.45) dan persamaan (VI.48) disubstitusikan ke persamaan (VI.36) kemudian di integrasi sehingga menghasilkan, (VI.50) di mana adalah sebuah konstanta integrasi yang memenuhi dan. Solusi sisi positif dari brane-c diberikan oleh (VI.51) (VI.52) di mana adalah sebuah konstanta integrasi yang memenuhi dan. Konstanta-konstanta integrasi, dan merupakan suku-suku 124

non lokal yang berhubungan dengan proyeksi pada brane dari tensor Weyl 5- dimensi. Suku ini membawa informasi medan gravitasional pada bulk. VI.3 Persamaan Gerak Efektif pada Brane Di dalam sub bab ini diturunkan persamaan gerak efektif pada masing-masing brane dengan mensubstitusikan persamaan dari tensor kurvatur ekstrinsik ke syarat junction (VI.40) (VI.42). Lenyapnya trace tensor Weyl terproyeksi,, menghasilkan peramaan gerak untuk medan-medan skalar radion. VI.3.1 Persamaan Gerak pada Brane-C B rane-c atau brane bulk tidak memenuhi simetri, suku traceless tensor kurvatur ekstrinsik pada brane ini menjadi asimetrik dan memiliki dua buah nilai yang berbeda pada kedua sisinya. Dengan menggunakan persamaan (VI.49) (VI.52) serta persamaan-persamaan Einstein pada sisi negatif dan positif, berikut: Syarat junction pada brane-a diberikan oleh, syarat junction pada brane-c dapat dinyatakan sebagai (VI.53) (VI.54) dan pada brane-b diperoleh (VI.55) di mana menyatakan turunan kovarian terhadap metrik induksi pada brane-c. Persamaan (VI.54) dan persamaan (VI.55) diperoleh dengan menggunakan transformasi konformal dari metrik terhadap sisi negatif dari brane-c dan brane- A serta sisi positif brane-c dan brane-b, 125

(VI.56) Indeks dari tensor-tensor energi-momentum, dan dinaikan dan diturunkan masing-masing oleh metrik induksi pada kedua sisi brane- C, sedangkan tensortensor energi-momentum, dan adalah tensor-tensor energi-momentum dengan indeks yang dinaikan dan diturunkan berturut-turut oleh metrik induksi pada brane-a dan brane-b. Untuk memperoleh persamaan gerak efektif pada brane-c, persamaan (VI.54) dikurangkan dengan persamaan (VI.55). Hasilnya kemudian disubstitusikan ke persamaan (VI.53), maka diperoleh (VI.57) Dua buah medan skalar yang muncul pada persamaan di atas didefinisikan oleh (VI.58) (VI.59) Sisipkan persamaan (VI.57) berturut-turut ke persamaan (VI.54) dan persamaan (VI.55), persamaan evolusi dari kedua konstanta integrasi adalah: (VI.60) (VI.61) di mana 126

(VI.62) (VI.63) Persamaan-persamaan (VI.60) dan (VI.61) berhubungan dengan ketidakkontinuan dari persamaan evolusi untuk tensor Weyl pada masing-masing daerah. Kuantitas pada daerah negatif berhubungan dengan evolusi menuju brane-a dan kuantitas pada daerah positif berhubungan dengan evolusi menuju brane-b. Persamaan-persamaan gerak efektif untuk medan-medan skalar diper oleh dengan menggunakan syarat traceless proyeksi tensor Weyl, dan dan. Maka diperoleh (VI.64) (VI.65) Tampak bahwa persamaan-persamaan gerak efektif untuk medan-medan skalar radion dan bergantung pada sumber dari kedua brane, brane-a dan brane-b, yang berarti bahwa persamaan tersebut tidak bebas. VI.3.2 Solusi pada Brane Orbifold: Brane-A dan Brane-B Persamaan-persamaan gerak efektif untuk brane-c, brane-a dan brane-b, dapat diperoleh dengan menggunakan transformasi konformal persamaan (VI.56). Terhadap metrik induksi pada brane-a, syarat junction pada masing-masing brane menghasilkan (VI.66) 127

untuk brane-a, (VI.67) untuk brane-c dan untuk B-brane adalah (VI.68) di mana adalah turunan kovarian terhadap metrik induksi pada brane-a. Dengan me ngeleminasi dan, maka persamaan gerak efektif pada brane- A diberikan oleh (VI.69) di mana (VI.70) 128

(VI.71) (VI.72) Disini dua buah medan skalar didefinisikan sebagai berikut: (VI.73) Persamaan gerak efektif pada brane-a bersama-sama dengan syarat junction menghasilkan ungkapan lain dari dan, (VI.74) (VI.75) Syarat traceless dan menghasilkan persaman gerak efektif untuk kedua medan skalar dan, (VI.76) (VI.77) 129

Persamaan gerak efektif pada brane-b dapat diperoleh dengan cara yang sama dengan persamaan gerak pada brane-a, namun sekarang digunakan transformasi konformal terhadap metrik induksi pada brane-b. Syarat junction pada brane-a adalah (VI.78) dan syarat junction pada brane-c diberikan oleh (VI.79) di mana menyatakan turunan kovarian terhadap brane-b. Syarat junction pada brane-b menghasilkan (VI.80) Dengan mengeliminasi dan dari persamaan (VI.78) dan (VI.79), persamaan gerak efektif pada brane-b diberikan oleh 130

(VI.81) di mana (VI.82) (VI.83) (VI.84) Dua buah medan skalar di dalam persamaan di atas didefiniskan sebagai berikut: (VI.85) Solusi untuk dan diperoleh berturut-turut dengan mensubstitusikan persamaan (VI.81) ke persaman (VI.78) dan persamaan (VI.79), (VI.86) dan 131

(VI.87) Kemudian persamaan gerak untuk medan skalarnya adalah (VI.88) (VI.89) Metode substitusi langsung yang digunakan untuk menurunkan persamaanpersamaan efektif di atas memberikan gambaran bahwa ketika dinamika pada salah satu brane diketahui, maka dinamika pada dua buah brane yang lainnya dapat diperoleh. Dengan kata lain dinamika gravitasi pada masing-masing brane tidak bebas. Persamaan transformasinya dapat digantikan oleh kaidah transformasi untuk medan-medan skalar radion yang diberikan oleh persamaan-persamaan berikut: (VI.90) Di dalam sub-bab berikut ini, sebagai realisasi dari ekspansi sampai pada orde-1, dikaji konsekuensi kosmologi dari dinamika radion dengan menurunkan persamaan Friedmann pada masing-masing brane. VI.4 Persamaan Friedmann pada Brane Tinjau sebuah metrik induksi pada brane diberikan oleh metrik Friedmann- Robertson-Walker, (VI.91) 132

di mana komponen waktu dan ruang dari persamaan Einsten diperoleh (VI.92) (VI.93) dan adalah kurvatur spasial,. Asumsikan bahwa tensor energi-momentum dari materi pada brane dinyatakan oleh,, maka persamaan medan pada brane-c dapat diberikan oleh persamaan berikut: (VI.94) (VI.95) dan persamaan-persamaan gerak untuk medan radion adalah (VI.96) (VI.97) Definisikan dua parameter tak-berdimensi (VI.98) Dengan menggunakan persamaan (VI.94) dan persamaan (VI.95) serta mengeliminasi dan dari persamaan (VI.96) dan persamaan (VI.97) maka diperoleh persamaan Friedmann yang pertama, 133

(VI.99) Integrasi persamaan di atas diperoleh persamaan Friedmann kedua (VI.100) di mana adalah konstanta integrasi. Suku kedua pada ruas kanan persamaan (VI.100) diinterpretasikan sebagai radiasi gelap. Selanjutnya dapat pula diturunkan persamaan Friedmann pada brane-a di mana metrik Friedmann-Robertson-Walker diberikan oleh persamaan (VI.91). Dari persamaan (VI.69), komponen waktu persamaan Einstein menghasilkan (VI.101) di mana didefinisikan sebagai berikut (VI.102) Dan komponen waktu dari suku kinetik medan skalar diberikan oleh (VI.103) (VI.104) (VI.105) Sedangkan komponen ruang persamaan Einstein (VI.69) menghasilkan (VI.106) di mana 134

(VI.107) (VI.108) (VI.109) Dengan menyisipkan berturut-turut persamaan-persamaan (VI.103) (VI.105) ke persamaan (VI.101) dan persamaan-persamaan (VI.107) (VI.109) ke p ersamaan (VI.106), maka diperoleh (VI.110) dan (VI.111) dengan persamaan gerak medan radion dan diperoleh dari persamaan (VI.76) dan persamaan (VI.77), (VI.112) (VI.113) Substitusi persamaan (VI.112) dan persamaan (VI.113) ke persamaan (VI.111) menghasilkan 135

(VI.114) Maka persamaan Friedmann termodifiksi oleh suku radiasi gelap adalah (VI.115) dengan adalah konstanta integrasi. Untuk memperoleh persamaan Friedmann pada brane-b dilakukan langkah-langkah yang sama seperti sebelumnya, dengan persamaan Einstein pada brane-b adalah: (VI.116) dan (VI.117) di mana didefinisikan oleh (VI.118) Dalam memperoleh persamaan (VI.116) dan persamaan (VI.117) telah digunakan komponen-komponen suku kinetik medan skalar: (VI.119) (VI.120) (VI.121) 136

(VI.122) (VI.123) (VI.124) Persamaan-persamaan gerak untuk medan-medan skalar and digunakan untuk me ngeliminasi turunan kedua dan di dalam persamaan Einstein. Turunan kedua dan diberikan sebagai berikut: (VI.125) (VI.126) Dengan menyelesaikan persamaan Einstein untuk brane-b diperoleh persamaan Friedmann dengan mengintegrasi persamaan berikut terhadap waktu yaitu di mana adalah sebuah konstanta integra si. (VI.127) (VI.128) VI.5 Gravitasi Skalar-Tensor pada Braneworld Pada pasal sebelumnya telah diturunkan persamaan-persamaan gerak efektif dalam sistem tiga buah brane. Berikut ini ditunjukan bahwa persamaan medan gravitasional pada sistem ini dapat diperoleh dari gravitasi skalar-tensor. Berikut ini digunakan persamaan medan gravitasional pada brane-c untuk memperoleh gravitasi skalar-tensor dengan dua medan skalar bebas. 137

Dari persamaan (VI.57) dapat dilihat bahwa sebuah kuantitas dapat didefinisikan sebagai medan skalar tak berdimensi, (VI.129) disini adalah satuan panjang sembarang. Karena medan-medan skalar dan berhubungan dengan jarak wajar, definisi dari medan skalar (VI.129) terkait jarak efektif pada brane-c. Kemudian, medan skalar lain dapat juga didefinisikan sebagai fungsi dari kedua medan skalar dan, (VI.130) Berikut ini diturunkan persamaan gerak efektif pada brane-c yang dapat dinyatakan kembali seperti persamaan di bawah ini: (VI.131) di mana dan adalah kopling fungsional yang bergantung pada. Eleminasi dari suku-suku campuran pada persamaan di atas menghasilkan persamaan kendala berikut: (VI.132) Dengan menggunakan persamaan (VI.132) maka persamaan (VI.130) menjadi (VI.133) Dilain pihak, dengan menyisipkan persamaan (VI.129) ke persamaan (VI.57) dapat diperoleh 138

(VI.134) Hubungan antara koefisien-koefisien di dalam persamaan (VI.133) dan persamaan (VI.134) adalah (VI.135) Selanjutnya, dengan menggunakan persamaan kendala (VI.132) maka diperoleh persamaan dalam bentuk (VI.136) Persamaan ini memilki solusi (VI.137) Solusi pertama pada persamaan di atas menghasilkan lenyapnya koefisien persamaan (VI.133) dan persamaan (VI.134). Akhirnya diperoleh sebuah solusi, (VI.138) Dengan mensubstitusikan persamaan (VI.138) ke persamaan (VI.132) diperoleh persamaan diferensial untuk, (VI.139) Agar hanyalah fungsi dari, maka persamaan (VI.139) haruslah memenuhi: (VI.140) Maka diperoleh solusi untuk, (VI.141) 139

Akhirnya, persamaan gerak efektif pada brane-c dapat dinyatakan oleh persamaan berikut: (VI.142) di mana (VI.143) Aksi efektif untuk brane-c yang berhubungan dengan persamaan gerak efektif (VI.142) dapat diturunkan dari aksi berikut (VI.144) di mana, dan berturut-turut menyatakan Lagrangian yang terkait dengan brane-a, brane-c dan brane-b. Aksi di atas menggambarkan sebuah aksi gravitasi skalar-tensor dengan bagian skalarnya dinyatakan oleh suku kinetik nontrivial dari dua buah medan-medan radion sebagai fungsi dari jarak wajar dan bagian tensornya dinyatakan oleh metrik induksi pada brane. VI.6 Rangkuman Di dalam bab ini telah ditinjau sistem tiga buah brane yang dimasukkan di dalam ruang waktu bulk AdS 5-dimensi, dalam koordinat normal Gaussian yang digeneralisasi. Brane-A dan brane-b ditempatkan pada titik-titik tetap dari orbifold sedangkan brane-c berada diantaranya. Daerah bulk antara dua buah brane memiliki skala kurvatur AdS yang berbeda. Dengan menggunakan metode 140

ekspansi gradien, persamaan gerak efektif pada orde-1 dianalisis dengan keberadaan medan-medan skalar radion. Persamaan gerak radion diperoleh dengan mengambil trace dari tensor Weyl terproyeksi pada brane. Hal ini dapat dipandang sebagai sebuah realisasi untuk memperoleh persamaan tertutup pada brane. Hasil yang signifikan dalam model tiga buah brane adalah evolusi dari tensor Weyl tidak kontinu pada bulk oleh keberadaan brane-c. Dari syarat juction pada brane-c diperoleh dua hubungan bebas yang mengijinkan evolusi dari tensor Weyl pada masing-masing daerah bulk. Teori efektif yang dihasilkan adalah teori Brans-Dicke yang digeneralisasi dengan dua buah medan skalar radion. Hasil juga menunjukkan bahwa interpretasi yang diberikan untuk medan radio n dalam dua buah brane da pat digeneralisasi menjadi tiga buah brane atau lebih dengan tambahan satu atau lebih derajat kebebasan medan skalar. Hasil yang signifikan dalam sistem multi brane yaitu derajat kebebasan medan skalar memberikan sebuah realisasi teori efektif pada masing-masing brane. Hal ini tidak diperoleh untuk sistem satu buah brane. Aspek kosmologi ditinjau dengan menurunkan persamaan Friedmann dengan koreksi radiasi gelap melalui eleminasi langsung medan-medan radion dalam persamaan Einstein. Bentuk dari persamaan Friedmann untuk masing-masing brane adalah serupa dan hanya dibedakan oleh koreksi suku radiasi gelap. Hal ini menunjukkan konsistensi dari persamaan Einstein pada braneworld. Karena turunan kedua terhadap waktu dari faktor skala adalah positif, maka alam semesta mengalami sebuah percepatan oleh keberadaan radiasi gelap. Sehingga model ini dapat digunakan untuk menjelaskan hasil pengamatan alam semesta saat ini yang mengembang dan dipercepat. 141