1 INDUKSI MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN INDUKSI MATEMATIKA Di dalam Matematika, sebuah pernyataan atau argumen dan bahkan sebuah rumus sekalipun tidak hanya sekedar dibaca.

Pertemuan 3 METODE PEMBUKTIAN

Metode pembuktian untuk proposisi yang berkaitan dengan bilangan bulat adalah induksi matematik.

BAB I TEORI KETERBAGIAN DALAM BILANGAN BULAT

PEMBAHASAN. Teorema 1. Tidak ada bilangan asli N yang lebih besar dari semua bilangan bulat lainnya.

Induksi 1 Matematika

Contoh : 1..Buktikan bahwa untuk semua bilangan bulat n, jika n adalah bilangan ganjil, maka n 2 adalah bilangan ganjil! Jawab :

Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

Induksi Matematika. Fitriyanti Mayasari

Contoh-contoh soal induksi matematika

A. PRINSIP INDUKSI SEDERHANA

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan

Logika Pembuktian. Matematika Informatika 3 Onggo

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB 4 PROPOSISI. 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?

PENGANTAR ANALISIS REAL

Teori Dasar Himpunan. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo

Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah.

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit

TEKNIK PEMBUKTIAN. (Yus Mochamad Cholily)

RUMUS-RUMUS TAUTOLOGI. (Minggu ke-5 dan 6)

Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

BAB 6 ALJABAR BOOLE. 1. Definisi Dasar MATEMATIKA DISKRIT

BAB III DASAR DASAR LOGIKA

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

Induksi Matematik. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB

Logika Matematika BAGUS PRIAMBODO. Tautologi dan Kontradiksi Argumen 1/Penarikan kesimpulan yang valid: modus ponen, modus tolen.

MATEMATIKA DISKRIT. Logika

CHAPTER 5 INDUCTION AND RECURSION

ARGUMENTASI. Kalimat Deklaratif Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya.

I. Aljabar Himpunan Handout Analisis Riil I (PAM 351)

CHAPTER 5 INDUCTION AND RECURSION

LOGIKA & PEMBUKTIAN. Anita T. Kurniawati, MSi LOGIKA

Induksi Matematik. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

BAB 6 ALJABAR BOOLE. 1. Definisi Dasar. Teorema 1 MATEMATIKA DISKRIT

I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA

DASAR DASAR LOGIKA. Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya.

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA

BAB VI BILANGAN REAL

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

BAB I NOTASI, KONJEKTUR, DAN PRINSIP

INDUKSI MATEMATIKA A. Penalaran Induktif dan Deduktif Penalaran dalam matematika ada dua jenis, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. 1.

HIMPUNAN (Pengertian, Penyajian, Himpunan Universal, dan Himpunan Kosong) EvanRamdan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Sistem Bilangan Real

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

BAB I TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN

Induksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

PROPOSISI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1

Modul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI.

BAB 1. PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan himpunan dan fungsi.

Induksi Matematik Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

MODUL 1. A. Himpunan 1. Pengertian Himpunan Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang berlainan yang memenuhi suatu syarat keanggotaan tertentu.

Induksi Matematika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

INF-104 Matematika Diskrit

LOGIKA MATEMATIKA. d. 6 + a > -4 e. 7 adalah faktor dari 63. c. 4 x 6 2. Tentukan variabel dan himpunan penyelesaian dari: a.

Logika Matematika Modul ke: Himpunan

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

LOGIKA MATEMATIKA. Dosen: Drs. Sumardi Hs., M.Sc. Modul ke: 01Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

A. Pengertian Logika B. Pernyataan C. Nilai Kebenaran

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

BAB 1 PENDAHULUAN MATEMATIKA DISKRIT 1. 1 APAKAH MATEMATIKA DISKRIT ITU?

PENGERTIAN. Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. Nama lain proposisi: kalimat terbuka.

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements).

LOGIKA (LOGIC) Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataanpernyataan

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Mata Kuliah : Peng. Logika Matematika dan Himpunan Hari/tanggal : Rabu, 31 Oktober 2012 Waktu : 120 menit Sifat : Buku Tertutup Dosen : Budi S.

Metoda Pembuktian: Induksi Matematika

Decission : if & if else

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Nama Peserta : No Peserta : Asal Sekolah : Asal Daerah :


Definisi Aljabar Boolean

Lembar Kerja Mahasiswa 1: Teori Bilangan

Uraian Singkat Himpunan

1.6 RULES OF INFERENCE

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

BILANGAN BERPANGKAT. Jika a bilangan real dan n bilangan bulat positif, maka a n adalah

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

BAB I HIMPUNAN. Contoh: Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10}

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd

Teori Himpunan Elementer

Matematika Diskrit 1

BAB III SUB BARISAN DAN TEOREMA BOLZANO-WEIERSTRASS

HIMPUNAN. Arum Handini Primandari, M.Sc Ayundyah Kesumawati, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Kata topologi berasal dari bahasa yunani yaitu topos yang artinya tempat

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

Transkripsi:

1 INDUKSI MATEMATIKA

Induksi Matematis Induksi matematis merupakan teknik pembuktian yang baku di dalam matematika. Melalui induksi matematis maka dapat mengurangi langkah-langkah pembuktian bahwa semua bilangan bulat termasuk ke dalam suatu himpunan kebenaran dengan hanya sejumlah langkah terbatas.

Pendahuluan 3 Hampir semua rumus dan hukum yang berlaku tidak tercipta dengan begitu saja sehingga diragukan kebenarannya. Biasanya rumus-rumus dapat dibuktikan berdasarkan definisi-definisi maupun rumus atau hukum lain yang sudah pernah dibuktikan kebenarannya. Secara umum, terdapat 2 jenis metode pembuktian yaitu Metode Pembuktian Langsung dan Metode Pembuktian Tidak Langsung. Biasanya pada saat akan membuktikan suatu teorema terdapat banyak kesulitan, bagi yang tidak terbiasa melakukan pembuktian maka kesulitan biasanya muncul pada langkah pertama yaitu pada waktu menentukan darimana pembuktian harus dimulai.

Pembuktian 4 LANGKAH-LANGKAH UNTUK MELAKUKAN PEMBUKTIAN 1. Tulislah teorema yang akan dibuktikan. 2. Tuliskan hipotesa awal (mana yang pertama kali diketahui) dan apa yang akan dibuktikan. Biasanya yang terjadi adalah kita menggunakan hal-hal yang justru seharusnya dibuktikan. 3. Tandailah permulaan pembuktian dengan kata BUKTI, sebagai pemisah antara teorema dan pembuktian yang dilakukan. Sehingga akan membantu untuk tidak menggunakan hal-hal yang seharusnya dibuktikan. 4. Buktikan secara lengkap dan menyeluruh 5. Pembuktian dengan dilengkapi keterangan-keterangan akan memudahkan kita untuk membaca/menggunakan nya kembali.

Induksi Matematika 5 PETUNJUK : 1. Menuliskan variabel dan tipenya yang akan digunakan. Contoh : Misalkan x dan y adalah bilangan bulat positif atau Misalkan x adalah bilangan real > 0 Penulisan ini mirip dengan deklarasi variabel yang digunakan di source code. 2. Apabila ditengah pembuktian akan menyatakan suatu sifat tertentu maka tuliskan sifat tersebut dengan jelas. Contoh : Misalkan ingin dinyatakan bahwa y adalah bilangan genap. Hal ini berarti y sama dengan dua kali suatu bilangan bulat, maka dapat dituliskan : Karena y adalah bilangan bulat maka y = 2*x dimana x adalah bilangan bulat 3. Apabila menggunakan sifat-sifat tertentu (komutatif, distributif, dll) tuliskanlah sifat-sifat tersebut. 4. Tandailah akhir suatu pembuktian, agar diketahui dengan jelas bahwa apa yang akan dibuktikan jelas terbukti. Contoh TERBUKTI

Induksi Matematika 6 KESALAHAN YANG BIASA TERJADI DALAM PEMBUKTIAN 1. Mengambil kesimpulan berdasarkan suatu atau beberapa contoh kasus saja. Kadang-kadang suatu teorema terlalu abstrak sehingga sulit ditangkap logikanya. Untuk itu kadangkala dilakukan pemberian satu atau beberapa contoh kasus untuk membantu memahami teorema tersebut. Tetapi adalah suatu kesalahan apabila menganggap bahwa statemen tersebut benar dan berlaku umum berdasarkan satu atau beberapa kasus saja. Karena ada banyak statemen yang benar dengan hanya mengambil satu atau beberapa kasus tetapi salah untuk kasus-kasus yang lain. Contoh : Misalkan akan dibuktikan bahwa jumlah 2 buah bilangan genap menghasilkan bilangan genap juga. Suatu pembuktian yang salah adalah Ambil x = 4 dan y = 2, maka m + n = 4 + 2 = 6. Jadi jumlah bilangan genap adalah bilangan genap.

Induksi Matematika Dalam hal ini pembuktian hanya dengan nilai x = 4 dan y = 2 belum cukup untuk membuktikan bahwa dua bilangan genap bila dijumlahkan akan menghasilkan bilangan genap. Untuk itu dilakukan : Ambil sembarang x dan y dimana x dan y adalah bilangan genap dan x + y akan menghasilkan bilangan genap juga Jadi intinya adalah kita tidak menyebutkan nilai angkanya, karena terdapat tak berhingga banyak bilangan genap. 7

Induksi Matematika 2. Menggunakan simbol yang sama untuk merepresentasikan dua hal yang berbeda. Contoh : Misal x dan y adalah suatu bilangan ganjil. Maka menurut definisi bilangan ganjil x = 2k + 1 dan y = 2k + 1 untuk suatu bilangan bulat k Hal yang menjadi salah adalah simbol k digunakan ganda untuk keperluan ekspresi yang berbeda (walaupun didapatkan kesimpulan akhir benar). Jika k menyatakan hal yang sama berarti m = 2k + 1 = n, padahal tidak dinyatakan bahwa m = n. sehingga sebaiknya dituliskan : Misal x dan y adalah suatu bilangan ganjil. Maka menurut definisi bilangan ganjil m = 2k 1 + 1 dan n = 2k 2 + 1 untuk suatu bilangan bulat k 1 dan k 2 8

Induksi Matematika 3. Melompat langsung kepada kesimpulan Pembuktian harus dilakukan tahap demi tahap secara urut tanpa melompat-lompat. Pengurangan langkah akan mengakibatkan bukti menjadi tidak kuat. Contoh : Misalkan x dan y bilangan genap. Berdasarkan definisi bilangan genap maka x = 2m dan y = 2n untuk suatu bilangan bulat m dan n. Maka x + y = 2m + 2n. Sedemikian sehingga x + y adalah bilangan genap Dalam pembuktian diatas, ada satu yang terlewati yaitu berdasarkan pernyataan x + y = 2m + 2n maka disimpulkan x + y adalah bilangan genap. Hal ini tidak jelas, seharusnya dituliskan bahwa : x + y = 2m + 2n = 2 (m+n) distributif Sehingga menurut definisi bilangan genap maka x + y adalah bilangan genap. 9

Induksi Matematika 4. Menggunakan apa yang akan dibuktikan. 10 Contoh : Misal x dan y adalah bilangan genap. Jika x + y adalah bilangan genap maka x + y = 2m untuk sembarang bilangan bulat m Kesalahan terletak pada penggunaan asumsi bahwa x + y adalah bilangan genap, padahal itulah yang akan dibuktikan.

METODA PEMBUKTIAN LANGSUNG Dalam metoda ini, hal-hal yang diketahui tentang suatu teorema diturunkan secara langsung dengan teknik-teknik tertentu sampai tercapai kesimpulan yang diinginkan. Contoh : 1. Metoda Pengecekan Satu per Satu Buktikan bahwa untuk semua bilangan genap x antara 4 sampai 20, x dapat dinyatakan sebagai penjumlahan 2 bilangan prima. Bukti Dengan melakukan pengecekan satu per Satu, maka didapatkan : 4 = 2+2 6 = 3+3 8 = 3+5 10 = 5+5 12 = 5+7 14=3+11 16=5+11 18=7+11 20=7+13 Terlihat bahwa semua bilangan genap n (4 x 20) dapat dinyatakan sebagai penjumlahan 2 bilangan prima. 11

METODA PEMBUKTIAN LANGSUNG 12 2. Metode Pengecekan secara umum Buktikan bahwa jumlah 2 bilangan genap adalah genap. Bukti Ambil sembarang x dan y, dimana x dan y adalah bilangan genap Akan dibuktikan bahwa x+y adalah bilangan bulat (juga) Karena x dan y adalah bilangan-bilangan bulat, maka x = 2m dan y = 2n untuk bilangan-bilangan bulat m dan n, sehingga : x + y = 2m + 2n = 2 (m+n) distributif Misal k = m + n Karena m dan s adalah bilangan-bilangan bulat juga maka k adalah bilangan bulat, sehingga (x + y) = 2k untuk semua bilangan bulat k. Berdasarkan definisi bilangan genap berarti bahwa (x + y) merupakan bilangan bulat karena merupakan hasil kali 2 bilangan bulat. Terbukti bahwa jumlah 2 bilangan bulat genap adalah bilangan genap (juga).

METODA PEMBUKTIAN LANGSUNG 3. Pembuktian dengan kasus-kasus Untuk sembarang bilangan riil x,buktikan bahwa jika x >4, maka x 2 >16 Bukti Misal x adalah bilangan riil yang memenuhi x > 4 x > 4 berarti bahwa x > 4 atau x < -4 Jika x > 4 maka x 2 > 4 2 = 16 Jika x < -4 berarti x > 4, sehingga (-x) 2 > 4 2 atau x 2 > 16 Jadi, baik x > 4 maupun x < -4, x 2 > 16 Terbukti bahwa jika x > 4, maka x 2 > 16 13

METODA PEMBUKTIAN TAK LANGSUNG Dalam metode ini, hal-hal atau fakta-fakta yang diketahui tidak digunakan secara langsung untuk menuju pada kesimpulan. Biasanya bukti dimulai dari hal-hal lain. 14 1. Pembuktian Dengan Kontradiksi Dilakukan dengan cara mengasumsikan bahwa negasi kalimat yang akan dibuktikan bernilai benar. Jadi, jika kebenaran p ingin dibuktikan, langkah yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa (not p) adalah benar, kemudian berusaha menunjukkan bahwa asumsi tersebut akan menyebabkan terjadinya kontradiksi. Dengan demikian, disimpulkan bahwa asumsi (not p) bernilai salah atau p bernilai benar. 2. Pembuktian Dengan Kontraposisi Suatu pernyataan akan selalu ekivalen (mempunyai nilai kebenaran yang sama) dengan kontraposisinya. Dengan demikian, untuk membuktikan kebenaran suatu pernyataan dapat pula dinyatakan dengan membuktikan kebenaran kontraposisinya.

MEMILIH METODA PEMBUKTIAN Untuk memilih metoda mana yang paling tepat dalam pembuktian suatu pernyataan sangatlah sulit karena masing-masing metode memiliki ciri, kemampuan, keindahan, dan kekhususan tersendiri. 15 Ada kalanya suatu pernyataan dapat dibuktikan dengan suatu metode tertentu saja, atau ada kalanya juga suatu pernyataan dapat dibuktikan dengan beberapa metode yang berbeda dengan sama baiknya. Untuk membuktikan suatu pernyataan diperlukan suatu feeling. feeling yang tajam tersebut dapat dicapai dengan melatih dan membiasakan diri dalam membuktikan pernyataan-pernyataan. Semakin sering dilakukan, maka semakin kuat feeling yang dapat dimiliki.

INDUKSI MATEMATIKA 16 Induksi Matematika merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan pernyataan. Pernyataan yang dimaksudkan dibatasi hanya pada pernyataan yang menyangkut bilangan bulat. Induksi Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi secara berulang sesuai dengan pola tertentu. Induksi Matematika digunakan untuk membuktikan pernyataan yang khusus menyangkut bilangan bulat positif. Dengan menggunakan Induksi Matematika akan mengurangi pembuktian bahwa semua bilangan bulat positif termasuk ke dalam suatu himpunan kebenaran dengan jumlah langkah terbatas.

INDUKSI MATEMATIKA Contoh : Misalkan p(n) adalah pernyataan yang menyatakan : jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n adalah n(n+1)/2 Misal untuk n = 6, p(6) adalah jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai 6 adalah 6(6+1)/2. Terlihat bahwa 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = 21 = 6(7)/2. Tetapi pembuktian hanya dengan mengambil contoh p(6) saja tidak berlaku sebagai bukti bahwa p(n) benar untuk seluruh n. 17 Walaupun pengambilan contoh n = 6 menghasilkan nilai dibawah himpunan kebenaran p(n), tetapi n = 6 bukan satu-satunya bilangan bulat positif karena bilangan bulat positif tidak berhingga banyaknya.

PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA Misalkan p(n) adalah pernyataan bilangan bulat positif dan akan membuktikan bahwa p(n) adalah benar untuk semua bilangan bulat positif n. Untuk membuktikan pernyataan ini, hanya perlu menunjukkan bahwa : 1. p(1) adalah benar 2. Untuk semua bilangan bulat positif n 1, jika p(n) benar maka p(n+1) adalah juga benar. 18 Langkah 1 dinamakan basis induksi sedangkan langkah 2 dinamakan langkah induksi. Selain itu asumsi yang digunakan pada langkah 2 yang menyatakan bahwa pernyataan adalah benar untuk p(n) disebut hipotesis induksi.

INDUKSI MATEMATIKA-Contoh Contoh 1: Tunjukkan bahwa n 1, 1 + 2 + 3 + + n = n(n+1)/2 melalui induksi matematika 19 Jawab : Langkah 1 : Untuk n = 1, maka 1 = 1(1+1)/2 adalah benar. 1 = 1 (1+1)/2 = 1 (2)/2 = 2/2 = 1 Langkah 2 : Misalkan untuk n 1 1 + 2 + 3 + + n = n (n + 1) /2 adalah benar (hipotesis induksi), maka akan dibuktikan bahwa 1 + 2 + 3 + + n + (n +1) = (n +1) ((n + 1) + 1)/ 2 adalah benar juga. Sekarang perhatikan: 1 + 2 + 3 + + n + (n +1) = (1 + 2 + 3 + + n) + (n +1) = ( n(n+1)/2) ) + (n+1) = ( (n 2 + n)/2 ) + (2n+2)/2 = (n 2 + 3n + 2)/2 = (n+1)(n+2)/2 = (n+1) ((n+1) + 1) / 2 Karena langkah 1 dan langkah 2 keduanya telah dibuktikan benar, maka untuk semua bilangan bulat positif n, TERBUKTI bahwa 1 + 2 + 3 + + n = n (n + 1) /2

INDUKSI MATEMATIKA-Contoh Contoh 2: Buktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n 2 Jawab Langkah 1. Untuk n = 1 jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 1 2 = 1. Langkah 2. Misalkan untuk n 1 1 + 3 + 5 + + (2n 1) = n 2 adalah benar, maka akan dibuktikan bahwa 1 + 3 + 5 + + (2n 1) + (2(n+1) 1) = (n+1) 2 atau 1 + 3 + 5 + + (2n 1) + (2n+1) = (n+1) 2 adalah benar juga. Sekarang perhatikan: 1+3+5+ +(2n 1)+(2n+1) 20 = (1+3+5+ +(2n 1)) + (2n+1) = n 2 + (2n+1) = n 2 + 2n + 1 = (n + 1) 2

INDUKSI MATEMATIKA-Contoh 21 Contoh 3: Untuk n 1, Tunjukkan bahwa n 3 + 2n adalah kelipatan 3 Jawab Langkah 1. Untuk n = 1, didapat 1 3 + 2 (1) = 3 adalah benar kelipatan 3 Langkah 2. Misalkan untuk n 1, maka n 3 + 2n adalah benar kelipatan 3 Akan diunjukkan bahwa : (n+1) 3 + 2(n+1) adalah juga benar kelipatan 3. Sekarang perhatikan: (n+1) 3 + 2(n+1) = (n 3 + 3n 2 + 3n + 1) + (2n + 2) = (n 3 + 2n) + 3n 2 + 3n + 3 = (n 3 + 2n) + 3(n 2 + n + 1) Adalah benar kelipatan 3. Terlihat bahwa : (n 3 + 2n) adalah kelipatan 3 dari hipotesis awal langkah 2 Sedangkan bahwa : 3(n 2 + n + 1) jelas merupakan kelipatan 3 juga, sehingga n 3 + 2n adalah kelipatan 3 terbukti benar.

INDUKSI MATEMATIKA-Contoh 22 Contoh 4: Buktikan bahwa 2 2n 1 habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n 1 Jawab Langkah 1. Untuk n = 1, didapat 2 2 (1) -1 = 3 habis dibagi oleh 3. Langkah 2. Misalkan n 1, maka 2 2n -1 adalah benar habis dibagi oleh 3. Akan ditunjukkan bahwa : 2 2(n+1) - 1 adalah benar habis dibagi 3. Sekarang perhatikan bahwa: 2 2(n+1) - 1 = 2 2n + 2-1 = 2 2n. 2 2-1 = 4. 2 2n 1 =( 3 + 1).2 2n 1 = (2 2n + 3. 2 2n ) 1 = (2 2n 1) + 3. 2 2n Adalah benar kelipatan 3. Terlihat bahwa : (2 2n 1) adalah benar kelipatan 3 dari langkah 1 sedangkan 3. 2 2n jelas merupakan kelipatan 3.

INDUKSI MATEMATIKA-Contoh Contoh 5: Buktikan bahwa 1(2) + 2(3) + + n(n+1) = n( n 1)( n 2) 3 untuk semua n. Jawab Langkah 1. Untuk n = 1, didapat 1(1 1)(1 2) 3 2 Langkah 2. Misalkan n 1, maka adalah benar. Akan ditunjukkan bahwa : 1(2) + 2(3) + + n(n+1) +(n+1)(n+2) = 1(2) + 2(3) + + n(n+1) +(n+1)(n+2) = 23 adalah benar. ( n 1)( n 1 1)( n 1 2) 3 ( n 1)( n 2)( n 3) 3 = (n 3 + 3n 2 + 3n 2 + 9n + 2n + 6)/3 = ((n 3 + 3n 2 + 2n) + (3n 2 + 9n + 6))/3 = ((n 3 + 3n 2 + 2n)/3) + 3(n 2 + 3n + 2)/3 = ((n 3 + 3n 2 + 2n)/3) + (n 2 + 3n + 2) = n(n+1)(n+2)/3 + (n+1)(n+2) Adalah benar.