Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy

dokumen-dokumen yang mirip
6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

TES AKHIR. Kartu-kartu diatas dapat disusun dengan aturan susunan kartu adalah jumlah bilangan kebawah sama dengan jumlah bilangan kesamping

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

Operations Management

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

OPTIMALISASI PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN FUZZY CRITICAL PATH METHOD (FUZZY CPM) BERDASARKAN METRIC DISTANCE RANK PADA BILANGAN FUZZY SKRIPSI

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE FLASH (FUZZY LOGIC APPLICATION FOR SCHEDULING)

Manajemen Waktu Dalam Proyek

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Sistem Informasi Bisnis Pertemuan

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN

JALUR KRITIS (Critical Path)

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP) ABSTRACT

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumber daya manusia 2. Aspek pendukung

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling

COURSE NOTE : Sistem Persamaan Liniear

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp.

APLIKASI PENENTUAN WAKTU DAN BIAYA DALAM MANAJEMEN PROYEK MENGGUNAKAN METODE CPM

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

LOGIKA FUZZY 3/18/2017 OVERVIEW SEJARAH LOGIKA FUZZY WHAT IS FUZZY LOGIC? LOGIKA BOLEAN PERMASALAHAN DUNIA NYATA

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang)

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

BAB VI DEFLEKSI BALOK

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN

DIAGRAM JARINGAN KERJA (Network Diagram)

4. Mononom dan Polinom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF

Pertemuan 5 Penjadwalan

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

HUBUNGAN B VALUE DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DAN MAGNITUDO GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SULAWESI TENGAH PERIODE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyebarkan angket kepada

Sejarah : Henry L. Gantt ( 9 ) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dalam proyek, namun tidak menjelaskan urutan kegiatannya Booz, Allen da

Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB II LANDASAN TEORI

Biltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy Farah Nurul Ilma, Bilqis Amaliah, dan Achmad Saikhu Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopemer (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Suraaya 60111 Indonesia e-mail: ilqis@cs.its.ac.id Astrak Dalam proses perencanaan dan penjadwalan seuah proyek skala esar, diutuhkan prediksi jalur kritis dalam setiap jaringan proyek yang digunakan. Jalur kritis erguna untuk mengetahui aktivitas-aktivitas dalam jaringan proyek yang tidak dapat ditunda waktu pengerjaannya. Teknik Critical Path Method (CPM) telah menjadi suatu cara yang digunakan untuk memprediksi jalur kritis. Namun, teknik terseut kurang efektif karena hanya mempertimangkan satu durasi pengerjaan yang pasti. Oleh sea itu, dalam artikel ini akan diimplementasikan metode CPM dengan menerapkan ilangan fuzzy trapezoidal yang menunjukkan 4 ilangan untuk setiap durasi aktivitasnya. Selain itu juga dilakukan proses defuzzifikasi untuk mendapatkan nilai crisp (ilangan ulat) yang diterapkan pada waktu santai (slack time). Proses defuzzifikasi yang dilakukan menggunakan metode Center of Area (COA) atau dikenal dengan Metode Centroid. Dataset yang digunakan dalam proses uji coa erupa jumlah node, node asal, node tujuan dan durasi masingmasing akivitas. Hasil uji coa menunjukkan ahwa metode Centroid memerikan hasil yang tepat untuk setiap testcasenya dalam menentukan jalur kritis pada jaringan proyek fuzzy yang digunakan. Kata Kunci Critical Path Method, Bilangan Fuzzy Trapezoidal, Jaringan Proyek Fuzzy, Defuzzifikasi. I. PENDAHULUAN alam pemangunan seuah proyek, khususnya proyek Dskala esar seperti memangun gedung, riset dan pengemangan, pemeliharaan sistem komputer, manajemen isnis, produksi parik dan lain seagainya, tentu saja memutuhkan proses perencanaan dan penjadwalan yang matang [1]. Proyek-proyek yang akan diangun terdiri dari anyak aktivitas yang saling terhuung, dimana masingmasing aktivitas memiliki durasi pengerjaan yang ereda [2]. setiap aktivitas isa saja memiliki variasi waktu. Aktivitas-aktivitas terseut saling terhuung sehingga mementuk seuah jaringan yang diseut jaringan proyek fuzzy. Kata fuzzy memiliki arti tidak pasti, tidak terdefinisi dengan pasti atau kaur [3][4]. Dikatakan demikian karena durasi dari aktivitas-aktivitas yang ada, tidak dapat diketahui dengan pasti memutuhkan waktu erapa lama untuk pengerjaannya. Dalam jaringan proyek fuzzy ini juga terdapat jalur-jalur yang isa dilalui yang menghuungan kejadian awal dengan kejadian akhir. Dari durasi pada setiap aktivitas dapat dihitung waktu santai (slack time) masing-masing untuk mencari seuah jalur kritis. Seuah jaringan proyek fuzzy memiliki jalur ktiris yang erarti aktivitas yang erada pada jalur kritis terseut tidak dapat ditunda pengerjaannya [4]. Apaila pengerjaannya ditunda, akan mengakiatkan keterlamatan dan memutuhkan waktu yang leih lama untuk menyelesaikannya. Aktivitas-aktivitas pada jalur kritis ini terhuung sehingga menjadi seuah jaringan yang kompleks. Maka dari itu, diutuhkan suatu metode yang dapat menentukan jalur kritis sehingga sumer daya yang dimiliki dapat terkonsentrasi pada aktivitas-aktivitas terseut. Hal ini dapat mengurangi waktu untuk menyelesaikan proyek dan meminimalisasi iaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Critical Path Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis adalah suatu metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang paling anyak digunakan di antara semua sistem yang menggunakan prinsip pementukan jaringan [4] [5]. Dengan CPM, jumlah waktu yang diutuhkan untuk menyelesaikan eragai tahap aktivitas proyek dianggap diketahui dengan pasti. Demikian pula dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Sehingga dapat dikatakan, CPM merupakan analisa jaringan kerja yang erusaha mengoptimalkan iaya total yang diperlukan melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang ersangkutan. Kelemahan dari CPM adalah metode ini tidak mempertimangkan variasi waktu yang erdampak esar terhadap waktu penyelesaian proyek yang kompleks [6]. Sedangkan di dunia nyata, untuk memangun seuah proyek harus menggunakan penilaian manusia dalam memperkirakan setiap durasi aktivitasnya. Oleh sea itu, dalam artikel ini digunakan metode CPM dengan menerapkan ilangan fuzzy trapezoidal pada setiap durasi aktivitasnya. Dimana masing-masing aktivitas direpresentasikan dengan empat angka durasi. Kemudian dilakukan proses defuzzifikasi untuk mendapatkan nilai crisp (ilangan ulat) yang diaplikasikan pada slack time di masingmasing aktivitas. Proses defuzzifikasi yang dilakukan menggunakan Metode Center of Area (COA) atau dikenal dengan Metode Centroid. Metode Centroid adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan oot nilai tengah dari kurva daerah fuzzy yang digunakan. Sehingga, dari proses ini akan didapatkan jalur kritis pada setiap aktivitas dalam jaringan proyek fuzzy.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 II. DASAR TEORI A. Critical Path Method (CPM) CPM merupakan suatu metode dalam mengidentifikasi jalur atau item aktivitas yang kritis dalam seuah jaringan proyek dengan menggunakan perkiraan waktu yang tetap untuk setiap durasi aktivitasnya. CPM sering diseut juga dengan AOA (Activity On Arrow) yang terdiri dari anak panah dan lingkaran [7]. Anak panah menggamarkan aktivitas, sedangkan lingkaran menggamarkan kejadian (node) seperti yang ditunjukkan pada Gamar 1. Keseluruhan proyek diawali dengan seuah node. Akhir dari proyek juga ditandai dengan seuah node. Diantara dua node adalah seuah aktivitas yang ditunjukkan oleh gamar panah. Pada Gamar 1, aktivitas A dan B merupakan aktivitas pertama dalam seuah proyek dan dapat dikerjakan secara ersamaan. Aktivitas A mengawali aktivitas C sedangkan aktivitas B mengawali aktivitas D. Aktivitas C elum dapat dikerjakan ila aktivitas A elum selesai dikerjakan. B. Logika Fuzzy Fuzzy secara harfiah memiliki arti samar, tidak pasti atau rancu. Sehingga nilai fuzzy dapat dieri nilai atau derajat tertentu. Seuah himpunan fuzzy dapat diuat secara matematis dengan memerikan seuah nilai yang menggamarkan nilai keanggotaan setiap anggota yang mungkin termasuk dalam semesta pemicaraan [8]. Konsep dasar logika fuzzy ditunjukkan pada Gamar 2. Dari Gamar 2 dapat dijelaskan seagai erikut [9]: 1. Derajat Keanggotaan (memership function) adalah derajat dimana nilai crisp dengan fungsi keanggotaan (dari 0 sampai 1), juga mengacu seagai tingkat keanggotaan, nilai keenaran, atau masukan fuzzy. 2. Lael adalah nama deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasikan seuah fungsi keanggotaan. 3. Fungsi Keanggotaan mendefinisikan fuzzy set dengan memetakkan masukan crisp dari domainnya ke derajat keanggotaan. 4. Masukan crisp adalah masukan yang tegas dan tertentu. 5. Lingkup/Domain adalah lear fungsi keanggotaan. Jangkauan konsep, iasanya ilangan, tempat dimana fungsi keanggotaan dipetakkan. 6. Daerah Batasan Crisp adalah jangkauan seluruh nilai yang dapat diaplikasikan pada variael sistem. Bilangan Fuzzy Trapezoidal aktivitas dinyatakan dalam ilangan fuzzy trapezoidal seperti ditunjukkan pada Gamar 3. Gamar 3 menunjukkan kurva trapesium. Pada dasarnya kurva trapesium erentuk segitiga, hanya saja ada eerapa titik yang memiliki nilai keanggotaan satu (1). Persamaan yang dimiliki kurva trapesium adalah seagai erikut: 0; x a atau x d ( x a) /( a); a x (1) µ ( xa,, c, d) = 1; x c ( d x) /( d c); c x d Gamar 1. Activity On Arrow Gamar 2. Konsep Dasar Logika Fuzzy Gamar 3. Aktivitas dalam Bentuk Bilangan Fuzzy Trapezoidal a= nilai domain terkecil yang memiliki derajat keanggotaan nol (0). = nilai domain terkecil yang memiliki derajat keanggotaan satu (1). c= nilai domain teresar yang memiliki derajat keanggotaan satu (1). d= nilai domain teresar yang memiliki derajat keanggotaan nol (0). Parameter Aktivitas Fuzzy Parameter durasi aktivitas fuzzy adalah seagai erikut: 1. Earliest Time Waktu paling awal atau waktu tercepat dari suatu aktivitas. Rumus yang digunakan adalah seagai erikut: E j = mmmmmm ii DDDD E i t ij dddddd E 1 = L 1 = 0 (2) E j = earliest time dari node j. D j = {i i ϵ V dan a ij ϵ A}, adalah himpunan kejadian yang didapatkan dari kejadian j ϵ V dan i < j.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 E i = earliest time dari node i. 2. Latest Time Waktu paling akhir atau waktu paling lamat dari suatu aktivitas. Rumus yang digunakan adalah seagai erikut: L i = mmmmmm jj HHHH LL jj ΘΘ t ij dddddd L n = E n (3) L i = latest time dari node i. H i = {j j ϵ V dan a ij ϵ A}, adalah himpunan kejadian yang didapatkan dari kejadian i ϵ V dan i < j. LL jj = latest time dari node j. 3. Slack Time Sejumlah waktu tunda yang tersedia dalam suatu aktivitas. Waktu tunda memungkinkan terjadinya penundaan atau perlamatan aktivitas terseut secara sengaja atau tidak sengaja. Dimana penundaan terseut menyeakan proyek menjadi terlamat dalam penyelesaiannya. Rumus yang digunakan adalah seagai erikut: T ij = L j ΘΘEE ii ΘΘtt iiii (4) T ij = slack time dari aktivitas ij. LL jj = latest time dari node j. E i = earliest time dari node i. 4. Jalur Kritis Jalur yang memiliki rangkaian aktivitas terpanjang dalam seuah jaringan proyek dan memiliki total waktu terlama. Jalur kritis ditandai dengan jalur-jalur yang memiliki slack time nol. Fuzzy Forward Pass Pencarian jalur kritis dan parameter durasi aktivitas untuk nilai earliest time dimulai dengan proses forward pass.rumus yang digunakan adalah seagai erikut: Operasi penjumlahan fuzzy : (a 1, 1, c 1, d 1 ) (a 2, 2, c 2, d 2 ) = (a 1 +a 2, 1 + 2, c 1 +c 2, d 1 +d 2 ) (5) fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy. Sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu ilangan Gamar 4. Konfigurasi Sistem Logika Fuzzy pada domain himpunan fuzzy terseut. Sehingga jika dierikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diamil suatu nilai crisp tertentu seagai keluarannya. Dalam artikel ini, proses defuzzifikasi menggunakan Metode Centroid. Pada metode Centroid, solusi crisp diperoleh dengan cara mengamil titik pusat atau nilai tengah dari daerah fuzzy. Berdasarkan kurva keanggotaan trapesium, rumus dari metode Centroid adalah seagai erikut: Centroid (Ã) = x a a a c d.x dx+ 1.x dx + d x.x dx c d c x a a a dx c d + 1 dx + d x c d c dx (7) dimana rumus diatas setelah diintegralkan akan menghasilkan rumus seagai erikut: Centroid (Ã) = c2 +d 2 +cd (a 2 + 2 +a ) 3[(c+d) (+a)] III. PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Perangkat lunak Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy ini akan melakukan eerapa proses seelum mendapatkan jalur kritis untuk setiap jaringan proyek yang digunakan. Proses terseut dapat dilihat pada diagram alir perancangan perangkat lunak ditunjukkan pada Gamar 5. (8) Fuzzy Backward Pass Pencarian jalur kritis dan parameter durasi aktivitas untuk nilai latest time dan slack time dimulai dengan proses forward pass.rumus yang digunakan adalah seagai erikut: Operasi pengurangan fuzzy Θ : (a 1, 1, c 1, d 1 ) Θ (a 2, 2, c 2, d 2 ) = (a 1 -d 2, 1 -c 2, c 1-2, d 1 -a 2 ) (6) C. Proses Defuzzifikasi Konfigurasi sistem logika fuzzy ditunjukkan pada Gamar 4. Berdasarkan Gamar 4, proses defuzzifikasi adalah langkah terakhir dalam suatu sistem logika fuzzy. Dimana tujuannya adalah mengkonversi setiap hasil dari inference engine yang diekspresikan dalam entuk fuzzy set ke suatu ilangan real [10]. Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan Gamar 5. Diagram Alir Perancangan Perangkat Lunak

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 Berdasarkan Gamar 5, rancangan secara umum aplikasi ini dimulai dengan memasukkan data input erupa jumlah node, node asal, node tujuan dan durasi seanyak 4 i langan. Kemudian, sistem melakukan inisialisasi data input ke dalam entuk oyek node dan panah. Setelah proses inisialisasi, sistem akan mengolah oyek terseut ke dalam entuk jaringan. Dengan terentuknya jaringan, maka akan memudahkan untuk mengetahui perhitungan earliest time, latest time, slack time dan proses defuzzifikasi. Setelah jaringan terentuk, maka selanjutnya sistem akan menghitung earliest time di setiap node yang ada. Setelah mendapatkan hasil dari earliest time, sistem akan menghitung latest time. Selanjutnya, sistem juga akan menghitung slack time. Langkah erikutnya setelah mendapatkan slack time, sistem akan melakukan proses defuzzifikasi menggunakan Metode Centroid. Metode ini diaplikasikan pada nilai slack time untuk mendapatkan nilai crisp. Dengan didapatkannya nilai crisp, maka akan memudahkan untuk mendapatkan jalur kritis pada jaringan proyek fuzzy yang digunakan. Setelah mendapatkan nilai crisp, sistem akan menampilkan data keluaran erupa jalur kritis. IV. HASIL UJI COBA Dengan menggunakan data input pada Tael 1, akan dihitung earliest time, latest time, slack time dan proses defuzzifikasi. Uji coa dilakukan untuk mengetahui jalur kritis pada jaringan proyek fuzzy yang digunakan. Dari Tael 1, dapat diketahui jumlah node yang digunakan seanyak 7 node. Berdasarkan data input yang telah dimasukkan, terentuk 9 aktivitas dan pada setiap aktivitas memiliki durasi yang ereda. Dari data input yang telah dimasukkan, akan diolah ke dalam entuk jaringan proyek fuzzy seperti yang ditunjukkan Gamar 6. Setelah mementuk jaringan proyek fuzzy, selanjutnya akan dilakukan perhitungan earliest time, latest time dan slack time di setiap node yang ada. Hasil perhitungan earliest time ditunjukkan pada Tael 2. Untuk hasil perhitungan latest time ditunjukkan pada Tael 3.Sedangkan untuk hasil perhitungan slack time ditunjukkan pada Tael 4. Selanjutnya akan dilakukan proses defuzzifikasi yang diaplikasikan pada nilai slack time. Defuzzifikasi dilakukan dengan menggunakan Metode Centroid. Hasil perhitungan akhir dari proses defuzzifikasi ditunjukkan pada Tael 5. Tael 1. Data Input Uji Coa Jumlah Node = 7 Node Node Asal Tujuan t1 t2 t3 t4 1 2 1 2 3 4 1 3 5 6 7 8 1 4 9 10 11 12 2 3 2 3 4 5 2 5 6 7 8 9 3 7 3 5 7 9 4 6 4 5 6 7 5 7 8 9 10 11 6 7 3 4 5 7 Gamar 6. Jaringan Proyek Fuzzy Tael 2. Hasil Earliest Time Data Uji Coa Akti vitas Earliest Time Hasil 1-2 (1,2,3,4) (0,0,0,0) + (1,2,3,4) (1,2,3,4) 1-3 (5,6,7,8) (0,0,0,0) + (5,6,7,8) (5,6,7,8) 1-4 (9,10,11,12) (0,0,0,0) + (9,10,11,12) (9,10,11,12) 2-3 (2,3,4,5) (1,2,3,4) + (2,3,4,5) (3,5,7,9) 2-5 (6,7,8,9) (1,2,3,4) + (6,7,8,9) (7,9,11,13) 3-7 (3,5,7,9) (5,6,7,8) + (3,5,7,9) (8,11,14,17) 4-6 (4,5,6,7) (9,10,11,12) + (4,5,6,7) (13,15,17,19) 5-7 (8,9,10,11) (7,9,11,13) + (8,9,10,11) (15,18,21,24) 6-7 (3,4,5,7) (13,15,17,19) + (3,4,5,7) (16,19,22,26) Tael 3. Hasil Latest Time Data Uji Coa Aktiv Latest Time itas Persamaan (3) Hasil 6-7 (3,4,5,7) (16,19,22,26) (3,4,5,7) (9,14,18,23) 5-7 (8,9,10,11) (16,19,22,26) (8,9,10,11) (5,9,13,18) 4-6 (4,5,6,7) (9,14,18,23) (4,5,6,7) (2,8,13,19) 3-7 (3,5,7,9) (16,19,22,26) (3,5,7,9) (7,12,17,23) 2-5 (6,7,8,9) (5,9,13,18) (6,7,8,9) (-4,1,6,12) 2-3 (2,3,4,5) (7,12,17,23) (2,3,4,5) (2,8,14,21) 1-4 (9,10,11,12) (2,8,13,19) (9,10,11,12) (-10,-3,3,10) 1-3 (5,6,7,8) (7,12,17,23) (5,6,7,8) (-1,5,11,18) 1-2 (1,2,3,4) (-4,1,6,12) (1,2,3,4) (-8,-2,4,11) Tale 4. Hasil Slack Time Data Uji Coa Akti Slack Time vitas Persamaan (4) Hasil 1-2 (1,2,3,4) (-4,1,6,12) (0,0,0,0) (1,2,3,4) (-8,-2,4,11) 1-3 (5,6,7,8) (7,12,17,23) (0,0,0,0) (-1,5,11,18) (5,6,7,8) 1-4 (9,10,11,12) (2,8,13,19) (0,0,0,0) (-10,-3,3,10 (9,10,11,12) 2-3 (2,3,4,5) (7,12,17,23) (1,2,3,4) (-2,5,12,20) (2,3,4,5) 2-5 (6,7,8,9) (5,9,13,18) (1,2,3,4) (6,7,8,9) (-8,-2,4,11) 3-7 (3,5,7,9) (16,19,22,26) (5,6,7,8) (-1,5,11,18) (3,5,7,9) 4-6 (4,5,6,7) (9,14,18,23) (9,10,11,12) (-10,-3,3,10) (4,5,6,7) 5-7 (8,9,10,11) (16,19,22,26) (7,9,11,13) (-8,-2,4,11) (8,9,10,11) 6-7 (3,4,5,7) (16,19,22,26) (13,15,17,19) - (3,4,5,7) (-10,-3,3,10)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 Tale 5. Hasil Defuzzifikasi Data Uji Coa Aktivitas Slack Time Hasil Defuzzifikasi 1-2 (1,2,3,4) (-8,-2,4,11) 1,293 1-3 (5,6,7,8) (-1,5,11,18) 8,293 1-4 (9,10,11,12) (-10,-3,3,10 0 2-3 (2,3,4,5) (-2,5,12,20) 8,793 2-5 (6,7,8,9) (-8,-2,4,11) 1,293 3-7 (3,5,7,9) (-1,5,11,18) 8,293 4-6 (4,5,6,7) (-10,-3,3,10) 0 5-7 (8,9,10,11) (-8,-2,4,11) 1,293 6-7 (3,4,5,7) (-10,-3,3,10) 0 Dari hasil defuzzifikasi yang diperoleh, dapat diketahui jalur kritis pada jaringan proyek fuzzy terseut terletak pada jalur 1-4-6-7. V. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil uji coa, dapat diamil kesimpulan seagai erikut: 1. Penggunaan ilangan fuzzy trapezoidal dapat diimplementasikan menggunakan metode CPM untuk mencari jalur kritis pada jaringan proyek fuzzy. 2. Metode centroid dapat digunakan untuk mencari nilai crisp pada setiap aktivitas di dalam jaringan proyek fuzzy untuk mencari seuah jalur kritis. 3. Hasil dari uji coa menyatakan ahwa penggunaan proses defuzzifikasi mampu memerikan hasil yang tepat untuk setiap test case dalam menentukan jalur kritis, dimana durasi yang digunakan merupakan ilangan fuzzy trapezoidal. 4. Dengan adanya aplikasi Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy ini akan memudahkan pekerjaan seorang manajer proyek perusahaan untuk memprediksi perkiraan waktu tercepat dan waktu terlamat untuk memulai seuah aktivitas dalam proses perencanaan dan penjadwalan pemangunan seuah proyek. Serta dengan mengetahui jalur kritis dari setiap jaringan proyek yang dikerjakan, sehingga seorang manajer proyek dapat memaksimalkan kerja pada jalur terseut supaya tidak terjadi keterlamatan dalam proses pemangunannya. Dengan egitu, manajer proyek dapat meminimalisasi iaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk memangun proyek terseut. Berikut merupakan eerapa saran untuk pengemangan perangkat lunak di masa yang akan datang, erdasarkan hasil perancangan perangkat lunak, implementasi dan uji coa yang telah dilakukan, yaitu: 1. Menerapkan durasi dengan variasi waktu yang leih anyak. 2. Dapat memproses data masukan erupa path. 3. Menerapkan metode yang mampu memerikan nilai yang leih efektif. 4. Memuat tampilan antarmuka yang leih aik sehingga memudahkan pengguna untuk menggunakan perangkat lunak ini. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis F.N mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bilqis Amaliah, S.Kom., M.Kom. dan Achmad Saikhu, S.SI., M.T. selaku pemiming penulis dalam mengerjakan penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1] John W. Fondahl, "Non-Compter Approach to the Critical Path Method for the Construction Industry," Standford University, Stanford, Report #9 2001. [2] M. Hapke and R. Slowinski, "Fuzzy priority heuristics for project scheduling, Fuzzy sets and systems," vol. 83, no. 3, pp. 291-299, 1996. [3] D. Duois and H. Prade, Possiility Theory : An Approach to Computerized Processing of Uncertainty, Plenum, Ed. New York, 2002. [4] N. Ravi Shankar, V. Sireesha, and P. Phani Bushan Rao, "An Analytical Method for Finding Critical Path," Int. J. Contemp. Math. Sciences, vol. 5, no. 20, pp. 953-962, 2010. [5] J.J. Moder and C.R. Philips, Project Management with CPM and PERT. New York: Reinhold Pu. Corp., 2002. [6] R.D. Archiald and R.L. Villoria, Network-Based Management Systems (PERT/CPM). New York: Wiley, 2003. [7] Hong T.Cho, K. Hyun, and S. Han, "Simulation-Based Schedule Estimation Model for ACS-Based Core Wall Construction of High-Rise Building," Journal of Construction Engineering and Management, vol. 6, pp. 393-402, June 2011. [8] Scott Thompson. (2013, Novemer) projectmanager.com. [Online]. http://smallusiness.chron.com/characteristics-critical-path-method- 66136.html [9] Mind Tools. (2013, Novemer) Mind Tools. [Online]. http://www.mindtools.com/critpath.html?route=article/newppm_04.ht m [10] D. Duois, H. Fargier, and V. Galvagon, "On latest starting times and floats in activity networks with ill-known durations," International Journal of Engineering and Technology, vol. 5, no. 2, pp. 266-280, 2003.