BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa Numerik. Matriks dan Komputasi

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

Silabus. Proses Stokastik (MMM 5403) Proses Stokastik. Contoh

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan 2 Matriks, part 2

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

BAB III PROSES POISSON MAJEMUK

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan.

Statistika & Probabilitas

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN )

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. ilmiah. Pencacahan atau pengukuran karakteristik suatu objek kajian yang

Hidup penuh dengan ketidakpastian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DISTRIBUSI PROBABILITAS TOTAL WAKTU BEKERJA SUATU SISTEM

MATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom.

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Operasi Pada Matriks a. Penjumlahan pada Matriks ( berlaku untuk matriks matriks yang berukuran sama ). Jika A = a ij. maka matriks A = ( a ij)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI

Definisi : det(a) Permutasi himpunan integer {1, 2, 3,, n}:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

Peubah Acak. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world).

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Bab 2 LANDASAN TEORI

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3

PENERAPAN KONSEP MATRIKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

MODEL STOKASTIK.

Matriks Jawab:

STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling

1.1 MATRIKS DAN JENISNYA Matriks merupakan kumpulan bilangan yang berbentuk segi empat yang tersusun dalam baris dan kolom.

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S.

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Pengantar Proses Stokastik

Distribusi Peluang Kontinu. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

BAB II LANDASAN TEORI

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

untuk setiap x sehingga f g

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

6.3 PROSES KELAHIRAN DAN KEMATIAN

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Part II SPL Homogen Matriks

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

MATRIKS Nuryanto, ST., MT.

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

6- Operasi Matriks. MEKANIKA REKAYASA III MK Unnar-Dody Brahmantyo 1

MATRIK dan RUANG VEKTOR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PELATIHAN INSTRUKTUR/PENGEMBANG SMU 28 JULI s.d. 12 AGUSTUS 2003 MATRIKS. Oleh: Drs. M. Danuri, M. Pd.

BAB II LANDASAN TEORI

Sebelum pembahasan tentang invers matriks lebih lanjut, kita bahas dahulu beberapa pengertian-pengertian berikut ini.

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peluang Peluang mempunyai banyak persamaan arti, seperti kemungkinan, kesempatan dan kecenderungan. Peluang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang bersifat acak. Suatu kejadian disebut acak jika terjadinya kejadian tersebut tidak diketahui sebelumnya. Oleh karena itu, peluang dapat digunakan sebagai alat ukur terjadinya kejadian di masa yang akan datang. Nilai peluang yang paling kecil adalah 0 yang berarti bahwa kejadian tersebut pasti tidak akan terjadi. Sedangkan nilai peluang yang terbesar adalah 1 yang berarti bahwa kejadian tersebut pasti akan terjadi. Secara lengkap, nilai peluang suatu kejadian A adalah : 2.1.1 Definisi Peluang Definisi mengenai peluang dapat dilihat dari tiga jenis pendekatan. Yaitu pendekatan klasik, pendekatan frekuensi relatif dan pendekatan subjektif (Aswin, hal: 1-3). I. Pendekatan Klasik Menurut pendekatan klasik, peluang didefinisikan sebagai hasil bagi banyaknya kejadian yang dimaksud dengan seluruh kejadian yang mungkin.

7 Dirumuskan: dengan: Peluang terjadinya kejadian A = Jumlah kejadian A = Jumlah kejadian yang mungkin. II. Pendekatan Frekuensi Relatif Menurut pendekatan frekuensi relatif, peluang dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Proporsi waktu terjadinya suatu kejadian dalam jangka panjang, jika kondisi stabil. 2. Frekuensi relatif dari seluruh kejadian dalam sejumlah besar percobaan. Peluang berdasarkan pendekatan ini sering disebut sebagai peluang Empiris. Nilai peluang ditentukan melalui percobaan, sehingga nilai peluang itu merupakan limit dari frekuensi relatif kejadian tersebut. III. Pendekatan Subjektif Menurut pendekatan subjektif, peluang didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan individu atau kelompok yang didasarkan pada fakta- fakta atau kejadian masa lalu atau berupa terkaan saja. Misalnya, seorang direktur akan memilih seorang karyawan dari 3 orang calon yang telah lulus ujian saringan. Ketiga calon tersebut sama pintar, sama lincah dan semuanya penuh kepercayaan. Peluang tertinggi ( kemungkinan diterima ) menjadi karyawan ditentukan secara subjektif oleh sang direktur.

8 2.1.2 Peluang Beberapa Kejadian I. Kejadian Saling Bebas ( Independent ) Dua kejadian atau lebih dikatakan saling bebas apabila terjadinya kejadian yang satu tidak mempengaruhi atau dipengaruhi terjadinya kejadian yang lain. Untuk dua kejadian A dan kejadian B yang saling bebas, peluang terjadinya kejadian tersebut adalah : Sedangkan untuk tiga kejadian A, B dan C yang saling bebas peluang terjadinya kejadian tersebut adalah : II. Kejadian Tidak Saling Bebas (Dependent) Dua kejadian atau lebih dikatakan kejadian tidak saling bebas apabila terjadinya kejadian yang satu mempengaruhi atau dipengaruhi terjadinya kejadian yang lain. Untuk dua kejadian A dan B yang tidak saling bebas, peluang terjadinya kejadian tersebut adalah : Sedangkan untuk tiga kejadian A, B dan C yang saling bebas, peluang terjadinya kejadian tersebut adalah : (2.6) 2.2 Peubah Acak Statistikawan pada umumnya berhubungan dengan penyajian atau penafsiran yang bersifat kemungkinan (hasil belum dapat ditentukan sebelumnya) yang muncul dalam penelitian sebelumnya. Oleh karenanya, perlu dilakukan pengamatan atau percobaan agar diketahui hasilnya. Hasil dari setiap percobaan yang dilakukan bernilai numerik atau riel. Kumpulan atau himpunan dari setiap hasil percobaan tersebut disebut ruang

9 sampel S, dan hasil setiap percobaan yang merupakan anggota atau unsur dalam ruang sampel S disebut titik sampel. Untuk menghubungkan setiap anggota dalam ruang sampel S dengan nilai riel digunakan peubah acak. Jadi, peubah acak X adalah suatu fungsi yang mengaitkan / menghubungkan setiap anggota dalam ruang sampel S dengan suatu bilangan riel, yakni dengan dan x adalah bilangan riel. Hsil dari suatu percobaan yang bernilai numerik dapat bersifat diskrit atau kontinu. Berdasarkan sifat ini, peubah acak dapat dikelompokkan menjadi peubah acak diskrit dan peubah acak kontinu (Supranto, 2001). 2.2.1 Peubah Acak Diskrit 2.2.1.1 Definisi Peubah Acak Diskrit Jika suatu ruang sampel mengandung titik yang berhingga atau banyaknya dapat dinyatakan dengan bilangan bulat, maka ruang sampel ini dikatakan diskrit. Peubah acak yang didefinisikan pada ruang sampel tersebut adalah peubah acak diskrit. Umumya, peubah acak diskrit diperoleh dari hasil perhitungan (menghitung), seperti percobaan pelemparan mata dadu dan koin. 2.2.1.2 Distribusi Peluang Peubah Acak Diskrit Setiap nilai peubah acak memiliki peluang. Jadi, distribusi peluang peubah acak diskrit X yang dinotasikan dengan berfungsi untuk menyatakan peluang setiap peubah acak X. Fungsi dikatakan fungsi peluang atau distribusi peluang peubah acak diskrit, bila memenuhi persamaan:

10 2.2.1.3 Distribusi Kumulatif Peubah Acak Diskrit Distribusi peluang kumulatif merupakan fungsi peluang yang digunakan untuk menyatakan jumlah dari seluruh nilai distribusi peluang yang lebih kecil atau sama dengan suatu nilai yang telah ditetapkan. Secara matematis, distribusi kumulatif peubah acak diskrit dinyatakan sebagai berikut: dengan: menyatakan fungsi peluang kumulatif pada titik yang merupakan jumlah dari seluruh nilai fungsi peluang untuk nilai X sama atau lebih kecil dari. 2.2.1.4 Distribusi Gabungan Peubah Acak Diskrit Bila X dan Y adalah dua peubah acak diskrit, maka distribusi peluang terjadinya secara serentak atau bersamaan dinyatakan dengan fungsi f(x.y) dan disebut sebagai distribusi peluang gabungan X dan Y. Fungsi dikatakan fungsi peluang atau distribusi peluang gabungan peubah acak diskrit, bila memenuhi: untuk semua 2.2.2 Peubah Acak Kontinu 2.2.2.1 Definisi Peubah Acak Kontinu Jika ruang sampel mengandung titik sampel yang tak berhingga banyaknya (uncountable), maka ruang sampel ini disebut ruang sampel kontinu. Peubah acak yang didefinisikan pada ruang sampel tersebut adalah peubah acak kontinu.

11 Umumya, peubah acak kontinu diperoleh dari hasil pengukuran (mengukur), seperti mengukur tinggi badan, suhu dan jarak. 2.2.2.2 Distribusi Peluang Peubah Acak Kontinu Distribusi peluang peubah acak kontinu X dinotasikan dengan dan sering disebut sebagai fungsi kepadatan (dencity function). Fungsi dikatakan fungsi peluang atau distribusi peluang peubah acak kontinu, bila memenuhi persamaan: untuk semua 2.2.2.3 Distribusi Kumulatif Peubah Acak Kontinu Distibusi peluang kumulatif peubah acak kontinu X dihitung dengan mengintegralkan nilai distribusi peluangnya. Secara matematis, distribusi kumulatif peubah acak kontinu atau fungsi padat f(x) dinyatakan sebagai berikut: 2.2.2.4 Distribusi Gabungan Peubah Acak Diskrit Bila X dan Y adalah dua peubah acak kontinu, maka distribusi peluang terjadinya secara bersama-sama dinyatakan dengan fungsi f(x.y) dan disebut sebagai distribusi peluang gabungan X dan Y.

12 Fungsi acak kontinu dikatakan fungsi peluang atau distribusi peluang gabungan peubah, bila memenuhi: untuk semua 2.3 Matriks 2.3.1 Definisi Matriks Matriks ialah suatu kumpulan angka-angka atau sering disebut elemen-elemen yang disusun berdasarkan baris dan kolom sehingga berbentuk empat persegi panjang yang dibatasi dengan tanda kurung siku ataupun kurung biasa (Yakub: hal 6). Suatu matriks M yang berukuran : Dapat disingkat dengan : Setiap disebut elemen (unsur) dari matriks sedang indeks i dan j berturut turut menyatakan baris dan kolom. Jadi elemen menyatakan elemen pada baris ke-i dan kolom ke-j. 2.3.2 Teorema Matriks Berikut beberapa teorema dari matriks : I. Jika dan, berukuran sama maka

13 II. Jika merupakan matriks berukuran dan k adalah skalar, maka III. Jika matriks berukuran dan matriks berukuran maka perkalian matriks berlaku apabila jumlah kolom matriks A sama dengan jumlah baris matriks B. IV. Jika dan keduanya merupakan matriks berukuran maka : jika untuk semua i dan j jika untuk semua i dan j jika untuk semua i dan j jika untuk semua i dan j jika untuk semua i dan j. V. Matriks bujur sangkar adalah matriks yang banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom. dengan VI. Matriks identitas adalah matriks bujur sangkar dengan elemen di sepanjang diagonal utama ( diagonal kiri atas menuju kanan bawah ) bernilai 1, sedangkan elemen yang lainnya bernilai nol. Untuk n = 3, matriks identitasnya adalah : VII. Matriks transpos adalah matriks berukuran yang diperoleh dari suatu matriks berukuran yang baris dan kolomnya dipertukarkan (baris pertama dengan kolom pertama dan seterusnya). Jika matris adalah :

14 Maka transpose dari matiks dinotasikan dengan adalah: 2.4 Rantai Markov Proses stokastik merupakan suatu cara untuk mempelajari hubungan yang dinamis dari suatu runtunan kejadian atau proses yang kejadiannya bersifat tidak pasti. Dalam memodelkan perubahan dari suatu sistem yang mengandung ketidakpastian seperti pergerakan harga saham, banyaknya klaim yang datang ke suatu perusahaan asuransi, keadaan cuaca, dan lain sebagainya, proses stokastik banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. Rantai Markov sebenarnya merupakan bentuk khusus dari model probabilitas yang lebih umum dan dikenal sebagai proses stokastik. 2.4.1 Definisi Rantai Markov Rantai Markov merupakan proses stokastik dari peubah acak yang membentuk suatu deret yang memenuhi sifat Markov. 2.4.2 Sifat Markov Dalam sifat Markov, jika diberikan peristiwa yang telah berlalu dan peristiwa yang sedang berlangsung, maka peristiwa yang akan datang bersifat bebas (independent) dari peristiwa yang telah berlalu. Dengan kata lain, peristiwa yang akan datang hanya bergantung pada peristiwa yang sedang berlangsung. Untuk suatu pengamatan yang prosesnya sampai waktu ke, maka distribusi nilai proses dari waktu ke hanya bergantung pada nilai dari proses pada waktu. Secara umum dapat dituliskan:

15 2.4.3 Keadan Awal Rantai Markov Keadaan pada rantai Markov ditulis dalam bentuk vektor yang dinamakan vektor keadaan. Vektor keadaan untuk suatu pengamatan rantai Markov dengan n peristiwa adalah vektor kolom X dengan n baris yang komponennya adalah peluang sistem berada pada keadaan ke- n. Untuk keadaan awal, vektor pada rantai Markov adalah keadaan ataupun peluang yang terjadi pada waktu yang sedang berlangsung dan dinotasikan dengan yang komponennya adalah. Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut: 2.4.4 Keadaan Transisi dan Probabilitas Rantai Markov Keadaan transisi adalah perubahan dari suatu keadaan (status) ke keadaan lain pada periode berikutnya. Keadaan transisi ini merupakan suatu proses acak dan dinyatakan dalam bentuk peluang yang dinotasikan dengan. Peluang dari keadaan ini dikenal sebagai peluang transisi. Peluang ini dapat digunakan untuk menentukan peluang keadaan periode berikutnya. Keadaan transisi didapatkan setelah keadaan awal diberikan perubahan melalui suatu matriks yang disebut matriks peluang transisi. Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut: Matriks peluang transisi suatu rantai Markov adalah suatu matriks berderajat n dengan n bergantung pada banyak peristiwa atau state pada rantai Markov tersebut. Elemen pada matriks peluang transisi adalah peluang perubahan keadaan pada peristiwa j yang pada peristiwa sebelumnya berada pada keadaan i. Tetapi pada saat rantai Markov mencapai situasi stasioner maka peluang tersebut tidak lagi bergantung pada t, sehingga dituliskan besaran peluang sebagai. Dengan demikian, peluang proses berpindah dari status i ke status j homogen dalam waktu. Jadi dapat didefinisikan seluruh peluang proses dalam bentuk matriks P yang disebut sebagai

16 matriks peluang transisi (disingkat matriks transisi) dari rantai Markov, dituliskan dalam bentuk matriks berikut: Untuk banyak peristiwa (state) adalah n berhingga, maka matriks transisi berukuran n baris x n kolom. Setiap elemen matriks adalah positif, untuk setiap Total peluang dalam setiap baris adalah 1 untuk setiap baris 2.5 Rantai Markov Kontinu Rantai Markov kontinu merupakan perluasan dari rantai markov yang sudah dipaparkan pada pembahasan rantai Markov sebelumnya. Perbedaannya adalah pada peubah acak karena proses berlangsung pada waktu kontinu. Jadi, rantai Markov kontinu adalah proses stokastik dari peubah acak yang terjadi pada interval waktu tertentu ( ) dengan nilai-nilai di ruang state S yang terbilang (countable) dan ruang state S adalah bilangan bulat. Sehingga dapat ditulis menjadi yang membentuk suatu deret yang memenuhi sifat Markov pada persamaan (2.20), yaitu: Dalam Rantai markov kontinu tidak ada matriks transisi n langkah sebagaimana pada rantai Markov diskrit karena tidak ada kepastian waktu transisi dari suatu state ke state lainnya. Sebagai penggantinya digunakan matriks generator. Pada rantai Markov, matriks transisi yang elemen-elemennya adalah dapat ditulis dalam: untuk

17 Rantai Markov dikatakan homogen bila untuk setiap Selanjutnya matriks peluang berukuran dengan elemen-elemen akan dinotasikan dengan. Himpunan { } adalah semigrup stokastik, bila memenuhi sifat-sifat sebagai berikut: 1., matriks identitas. 2. adalah matriks stokastik, yakni mempunyai elemen-elemen yang non negatif dan jumlah elemen pada setiap baris adalah 1. 3. Matriks memenuhi persamaan Chapman-Kolmogorov, yakni untuk. Untuk selanjutnya peluang transisi rantai markov selalu dianggap kontinu pada setiap dan. Semigrup dikatakan standar jika untuk, yaitu dan 0 untuk. Andaikan adalah rantai Markov di pada waktu. Berbagai hal yang mungkin pada interval untuk yang kecil adalah: a. Tidak akan terjadi transisi dengan peluang dengan menyatakan peluang proses berpindah dari dan kemudian kembali lagi ke untuk yang kecil. b. Rantai Markov dapat menuju baru dengan peluang. Dalam hal ini diasumsikan bahwa peluang dari dua atau lebih transisi pada interval adalah untuk yang kecil dan dianggap sebagai fungsi linier dari (Grimmett dan Stirzaker, 1992). Dengan demikian, ada sedemikian hingga Oleh karenanya, untuk dan untuk setiap. Matriks ( ) disebut generator dari rantai Markov kontinu dan mengambil alih peran dari matriks transisi P untuk rantai Markov diskrit.

18 Dengan asumsi, maka kemungkinan pada a dan b menjadi: 1. Tidak terjadi transisi di dengan peluang. 2. Rantai Markov berpindah ke dengan peluang. Karena maka yang mengakibatkan untuk setiap atau Dengan 1 adalah vektor baris yang semua elemennya 1 dan 0 adalah vektor baris yang semua elemennya 0. 2.6 Persamaan Chapman- Kolmogorov Persamaan Chapman Kolmogorov merupakan satu metode untuk menghubungkan peluang peralihan t langkah yang berurutan. Untuk dapat menghitung peluang peralihan t langkah digunakanlah persamaan di bawah ini (Sheldon, 1969) : = Peluang peralihan dari ke setelah langkah dan diketahui sebelumnya telah berada dalam. = Peluang peralihan dari ke setelah langkah dan diketahui sebelumnya telah berada dalam. = Peluang peralihan dari akan berpindah ke setelah langkah. Jika dan, maka persamaan (2.32) menjadi:

19 Untuk dan merupakan elemen dari matriks elemen dari matriks, serta elemen matriks maka persamaan (2.33) dapat ditulis menjadi: Jika, dengan menggunakan deret Maclaurin maka diperoleh: Untuk peubah acak X adalah rantai Markov kontinu yang memiliki generator. Maka vektor adalah distribusi stasioner dari rantai Markov kontinu, jika dan dan untuk setiap dengan