B S B B B S B S. baris ke-1 baris ke-2 baris ke-3 baris ke-4. Contoh 1.7

dokumen-dokumen yang mirip
LOGIKA. Kegiatan Belajar Mengajar 1

Logika. Modul 1 PENDAHULUAN

LOGIKA. Kegiatan Belajar Mengajar 1

NEGASI KALIMAT DAN KALIMAT MAJEMUK (Minggu ke-3)

NAMA LAMBANG KATA PERNYATAAN LOGIKANYA PENGHUBUNG

RUMUS LOGIKA MATEMATIKA DAN TABEL KEBENARAN

Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB IX LOGIKA MATEMATIKA

Logika Matematika. Cece Kustiawan, FPMIPA, UPI

Contoh 4,19 Diagram panah berikut menunjukkan relasi dari himpunanj A ke himpunan B. Relasi mana yang merupakan fungsi?

BAB 6 LOGIKA MATEMATIKA

LOGIKA MATEMATIKA. d. 6 + a > -4 e. 7 adalah faktor dari 63. c. 4 x 6 2. Tentukan variabel dan himpunan penyelesaian dari: a.

Logika Proposisi 1. Definisi 1. (Proposisi) Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya sekaligus.

BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

B. Proposisi (Pernyataan) yaitu kalimat yang mempunyai nilai salah atau benar tetapi tidak sekaligus keduanya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks

LOGIKA MATEMATIKA. Oleh : Siardizal, S.Pd., M.Kom

LOGIKA. Logika Nilai kebenaran pernyataan majemuk Ingkaran suatu pernyataan Penarikan kesimpulan. A. Pernyataan, Kalimat Terbuka, Ingkaran.

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si.

B. Proposisi (Pernyataan) yaitu kalimat yang mempunyai nilai salah atau benar tetapi tidak sekaligus keduanya

BAB I LOGIKA MATEMATIKA

6. LOGIKA MATEMATIKA

LOGIKA Matematika Industri I

PENALARAN DALAM MATEMATIKA

LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA)

4. LOGIKA MATEMATIKA

BAB IV LOGIKA A. Pernyataan B. Operasi uner

Konvers, Invers dan Kontraposisi

MATEMATIKA DASAR (Ekivalensi dan Kuantifikasi)

LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?

Pertemuan 2. Proposisi Bersyarat

I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012

Jadi penting itu baik, tapi jadi baik jauh lebih penting

Tingkat 2 ; Semester 3 ; Waktu 44 menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : XI Program Keahlian : Akuntansi dan Penjualan

PENGERTIAN. Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. Nama lain proposisi: kalimat terbuka.

Logika & Himpunan 2013 LOGIKA MATEMATIKA. Oleh NUR INSANI, M.SC. Disadur dari BUDIHARTI, S.Si.

LOGIKA MATEMATIKA. Tabel kebenarannya sbb : p ~ p B S S B

PERTEMUAN KE 3 F T T F T F T F

LOGIKA MATEMATIKA. Pernyataan

SOAL PILIHAN GANDA Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar antara pilihan a, b, c, d, atau e!

MODUL 3 OPERATOR LOGIKA

BAB VI. LOGIKA MATEMATIKA

MATEMATIKA DISKRIT. Logika

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

LOGIKA MATEMATIKA. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

K13 Revisi Antiremed Kelas 11

Materi 4: Logika. I Nyoman Kusuma Wardana. STMIK STIKOM Bali

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements).

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA

LOGIKA (LOGIC) Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataanpernyataan

Blaise Pascal logika pernyataan atau proposisi logika penghubung atau predikat

CBT Psikotes CBT UN SMA IPA SBMPTN. FPM Matematika. Tes Buta Warna

Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa p q = q p.

5. 1 Mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka)

PENALARAN DEDUKTIF. Pernyataan generalisasi (premis mayor) : Seseorang boleh mengendarai kendaraan bermotor jika ia mempunyai SIM.

LOGIKA PROPOSISI 3.1 Proposisi logika proposisional. Contoh : tautologi yaitu proposisi-proposisi yang nilainya selalu benar. Contoh 3.

A. Pengertian Logika B. Pernyataan C. Nilai Kebenaran

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan

TABEL KEBENARAN. Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si. P a g e 8

Modul Matematika X Semester 2 Logika Matematika

Pertemuan 6 VARIAN BERSYARAT & BIKONDISIONAL

BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA

Bab 1 LOGIKA MATEMATIKA

Matematika Industri I

LOGIKA MATEMATIKA. (Pembelajaran Matematika SMA) Oleh: H. Karso

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements).

LANDASAN MATEMATIKA Handout 3 (Kalkulus Proposisi)

Silogisme Hipotesis Ekspresi Jika A maka B. Jika B maka C. Diperoleh, jika A maka C

Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP)

Pertemuan 2. Operator Logika Tabel Kebenaran

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit

BAB I LOGIKA KALIMAT

p q p? q (p? q) -p -q (1) (2) (3) (4) (5) (6) B B B S S S B S S B S B S B S B B S S S B B B B B S S ( - p? - q ) B S (p? q) S

KALIMAT MAJEMUK DAN KONEKTIVITAS

LOGIKA DAN PEMBUKTIAN

LOGIKA PROPOSISI. Bagian Keempat : Logika Proposisi

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi

MATEMATIKA. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelas XI. To ali. Kelompok Penjualan dan Akuntansi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

EKUIVALENSI LOGIS. Dr. Julan HERNADI & (Asrul dan Enggar) Pertemuan 3 FONDASI MATEMATIKA. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unmuh Ponorogo

Soal Beserta Pembahasan Kunci Jawaban Matematika PDGK4108

PERNYATAAN (PROPOSISI)

LOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014

PEMBAHASAN. Teorema 1. Tidak ada bilangan asli N yang lebih besar dari semua bilangan bulat lainnya.

PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321. SEMESTER : GANJIL (5) DOSEN : MAULANA, S.Pd., M.Pd.

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

Modul Ilmu Mantiq/Logika. Dosen: Ahmad Taufiq MA

- Mahasiswa memahami dan mampu membuat kalimat, mengevaluasi kalimat dan menentukan validitas suatu kalimat

BAB III PENALARAN KONDISIONAL. A. Bentuk Umum dan Struktur Pernyataan Kondisional. Penalaran kondisional berhubungan dengan pernyataan: Jika...

Matematika Diskrit LOGIKA

Logika Proposisi. Pertemuan 2 (Chapter 10 Schaum, Set Theory) (Chapter 3/4 Schaum, Theory Logic)

Transkripsi:

. Implikasi dan iimplikasi 1. Implikasi Perhatikan contoh berikut ini Jika Ajid lulus ujian maka Ajid diajak bertamasya. Kalimat ini merupakan pernyataan majemuk. Pernyataan-pernyataan tunggalnya adalah Ajid lulus ujian dan Ajid diajak bertamasya. Kata penghubungnya adalah jika... maka.... Pernyataan majemuk seperti ini disebut implikasi. Apabila pernyataan Ajid lulus ujian dilambangkan dengan a, dan Ajid diajak bertamasya dilambangkan dengan b, serta lambang untuk kata penghubung jika... maka... adalah, maka pernyataan jika Ajid lulus ujian maka Ajid diajak bertamasya dilambangkan dengan a b (dibaca jika a maka b ). Pada implikasi a b, pernyataan tunggal a disebut pendahulu (antecendent) dan pernyataan b disebut pengikut (consequent). Nilai kebenaran suatu implikasi tergantung pada nilai kebenaran dari pendahulu dan pengikutnya, yaitu mengikuti aturan sebagai berikut. uatu implikasi bernailai jika dan hanya jika pendahulunya bernilai dan pengikutnya bernilai, sedangkan untuk nilai-nilai kebenaran pendahulu dan pengikutnya yang lain, implikasi itu bernilai. Apabila pendahulunya diberi lambang a dan pengikutnya diberi lambang b maka nilai kebenaran implikasi a b dapat dinyatakan dalam tabel nilai kebenaran (Tabel 1.7) seperti berikut ini. Tabel 1.7 Nilai Kebenaran Implikasi a b a b baris ke-1 baris ke-2 baris ke-3 baris ke-4 Contoh 1.7 1. a = 9 adalah suatu bilangan kuadrat (). b = 6 mempunyai dua faktor prima () a b = Jika 9 adalah suatu bilangan kuadrat maka 6 mempunyai dua faktor prima () esuai baris ke-1 Tabel 1.7 2. p = emarang Ibu Kota provinsi Jawa Tengah () 9

q = Tuti adalah presiden RI () a b =.Jika emarang Ibu Kota provinsi Jawa Tengah maka Tuti adalah presiden RI () esuai baris ke-2 Tabel 1.7 3. v = Matahari terbit dari arat () w = Indonesia merdeka pada tahun 1945 () u w = Jika matahari terbit dari arat maka Indonesia merdeka pada tahun 1945 () esuai baris ke-3 Tabel 1.7 4. m = 5 lebih besar dari 9 () n = 9 adalah suatu bilangan prima () m n = Jika 5 lebih besar dari 9 maka 9 adalah suatu bilangan prima () esuai baris ke-4 Tabel 1.7 Perhatikan lagi Tabel 1.7 di atas!. Pengikut b pada baris ke-1 dan baris ke-3 masing-masing bernilai dan nilai kebenaran dari implikasi a b bernilai pula meskipun pendahulu a bernilai maupun. Hal ini dapat disimpulkan sebagai berikut. Apabila pengikut suatu implikasi bernilai maka implikasi itu bernilai tanpa memperhatikan nilai kebenaran dari pendahulunya Pada baris ke-3 dan baris ke-4 dari Tabel 1.7 menyatakan bahwa pendahulu a bernilai dan implikasi a b bernilai meskipun pengikut b bernilai maupun sehingga dapat disimpilkan sebagai berikut. Apabila pendahulu suatu implikasi bernailai maka implikasi itu bernilai, tanpa memperhatikan nilai kebenaran dari pengikutnya Contoh 1.8 1. Jika matahari terbit dari arat maka Ajid lulus ujian. Implikasi ini bernilai, sebab pendahunlunya, yaitu matahari terbit dari arat bernilai. Meskipun pengikutnya, yaitu Ajid lulus ujian tidak diketahui nilai kebenarannya. 2. Jika Lia sembuh dari sakitnya maka seekor gajah mempunyai 4 kaki 10

Implikasi ini bernilai, sebab pengikutnya, yaitu seekor gajah mempunyai 4 kaki, bernilai. Meskipun pendahulunya, yaitu Lia sembuh dari sakit tidak diketahui nilai kebenarannya. a. Negasi uatu Implikasi 5. Perhatikan implikasi berikut ini Jika 7 suatu bilangan prima maka 8 lebih besar dari Misalnya, a = 7 adalah bilangan prima () b = 8 lebih besar dari 5 () Maka, implikasi a b bernilai -a = 7 bukan bilangan prima () -b = 8 tidak lebih besar dari 5 () Maka, implikasi -a - b bernilai. Karena a b dan -a -b masing-masing bernilai, maka - a -b bukan negasi dari a b. Untuk menentukan negasi dari suatu implikasi perhatikan kebenaran Tabel 1.8 berikut ini!. Tabel 1.8 Nilai Kebenaran Negasi Implikasi a b -b a b - (a b) a Λ - b Tampak pada Tabel 1.8 bahwa urutan nilai kebenaran dari - (a b) sama dengan urutan nilai kebenaran dari a - b. Hal ini dapat disimpulkan bahwa negasi dari suatu implikasi adalah suatu konjungsi dari pendahulu dan negasi pengikut implikasi itu. - (a b) = a Λ -b Contoh 1.9 Tuliskan negasi dari implikasi berikut ini! 1. Jika Lia tidak pergi ke Jakarta maka Lia ikut kena musibah 2. Jika Ajid belajar giat maka Ajid akan lulus ujian 3. Jika guru rajin mengajar maka muridnya akan pandai 11

Jawab. Negasi dari implikasi itu adalah: 1. Lia tidak pergi ke Jakarta dan Lia tidak ikut kena musibah 2. Ajid belajar giat dan Ajid tidak akan lulus ujian 3. Guru rajin mengajar dan muridnya tidak akan pandai b. Konvers, Invers, dan Kontrapositif dari uatu Implikasi Perhatikan contoh implikasi berikut Jika matahari terbit dari arat maka Lia lulus ujian. Pendahulu dari implikasi ini adalah Matahari terbit dari arat dan pengikutnya adalah Lia lulus ujian. Kita dapat membentuk implikasi baru dari implikasi tersebut dengan menukarkan pendahulu dengan pengikutnya dan sebaliknya, yaitu Jika Lia lulus ujian maka matahari terbit dari arat Implikasia baru yang dibentuk dengan cara iniu disebut konvers dari implikasi semula. Jadi, jika diketahui implikasi a b maka konversnya adalah b a Konvers dari a b adalah b a Contoh 1.10 Tentukan konvers, nilai kebenaran dari implikasi dan konversnya dari implikasi berikut ini! 1. Jika 7 membagi habis 15 maka 11 adalah suatu bilangan prima 2. Jika 5 + 7 = 13 maka Lia naik kelas Jawab. 1. Jika 7 membagi habis 15 maka 11 adalah suatu bilangan prima adalah suatu implikasi yang bernilai (sesuai baris ke-3 Tabel 1.7. Konvers dari implikasi itu adalah Jika 11 suatu bilangan prima maka 7 membagi habis 15 bernailai (sesuai baris ke-2 Tabel 1.7) 2. Implikasi Jika 5 + 7 = 13 maka Lia naik kelas bernilai. sebab pendahulunya 5 + 7 = 13 bernilai meskipun pengikutnya Lia naik kelas tidak diketahui nilai kebenarannya (sesuai baris ke-3 dan ke-4 Tabel 1.7). Konversnya adalah Jika Lia naik kelas maka 5 + 7 = 13 dan nilai kebenarannya tidak dapat ditentukan. Jika pernyataan Lia naik kelas bernilai maka konvers itu bernilai. dan jika pernyataan Lia naik kelas bernilai maka konvers itu bernilai. Oleh karena pernyataan Lia naik kelas tidak dapat diketahui nilai kebenarannya maka konvers itu tidak dapat ditentukan nilai kebenarannya. 12

ecara implikasi, selain dapat dibentuk konversnya, dapat pula dibentuk implikasi baru lainnya. Perhatikan contoh implikasi berikut ini! Jika Mawan dapat mengendarai sepeda maka Mawan mendapat hadiah Misalnya, a = Mawan dapat mengendarai sepeda b = Mawan mendapat hadiah Negasi dari pernyataan-pernyataan itu adalah: -a = Mawan tidak dapat mengendarai sepeda -b = Mawan mendapat hadiah Implikasi baru yang dibentuk -a -b, yaitu Jika Mawan tidak dapat mengendarai sepeda maka Mawan mendapat hadiah. Implikasi baru ini disebut invers dari implikasi semula. Invers dari a b adalah -a -b Contoh 1.11 Tuliskan invers dari implikasi-implikasi berikut ini dan tentukan pada nilai kebenaran dari implikasi dan inversnya! 1. Jika 5 adalah faktor prima dari 30 maka 30 adalah kelipatan dari 5. 2. Jika Denpasar terletak di pulau Jawa maka urabaya Ibi Kota provinsi Jawa Timur. Jawab. 1. Nilaia kebenaran dari implikasi itu adalah Inversnya adalah jika 5 bukan faktor dari 30 maka 30 bukan kelipatan dari 5 bernilai. 2. Nilai kebenaran dari implikasi ini adalah Inversnya adalah Jika Denpasar tidak terletak di pulau Jawa maka urabaya bukan Ibu Kota provinsi Jawa Timur dan bernilai Dari suatu implikasi, selain dapat dibentuk konvers dan inversnya, dapat pula dibentuk implikasi baru yang lain. Yaitu pendahaulu dan pengikutnya dari implikasi yang diketahui masing-masing dinegasikan dan selanjutnya ditukarkan tempatnya. Implikasi baru yang terbentuk ini disebut kontrapositif dari implikasi yang diketahui. Untuk memperjelas hal ini, perhatikan contoh implikasi berikut ini. Jika Enal rajin belajar maka Enal naik kelas Misalnya, a = Enal rajin belajar (pendahulunya) b = Enal naik kelas (pengikutnya) Negasi dari pendahulu dan pengikut ini adalah: 13

-a = Enal tidak rajin belajar -b = Enal tidak naik kelas Implikasi tersebut dapat ditulis dengan lambang a b. Kontrapositif dari implikasi ini adalah -a -b adalah Jika Enal tidak naik kelas maka Enal tidak rajin belajar Kontrapositif dari a b adalah -a -b Contoh 1.12 Tentukan nilai kebenaran dari implikasi-implikasi berikut ini! Tentukan pula kontrapositifnya dan nilai kebenaran dari kontrapositif itu! 1. Jika 6 bilangan prima maka 15 tertbagi habis oleh 6. 2. Jika 7 adalah faktort dari 16 maka 16 kelipatan dari 8 3. Jika Jakarta Ibu Kota RI maka Medan terletak di Irian Jaya 4. Jika matahari terbit dari arat maka Nisa lulus ujian Jawab. 1. Implikasi itu bernilai karena baik pendahulu maupun pengikut, masing-masing bernilai Kontrapositifnya adalah Jika 15 tidak terbagi habis oleh 6 maka 6 bukan bilangan prima dan mempunyai nilai kebenaran 2. Imaplikasi bernilai karena pendahulunya bernilai dan pengikutnya bernilai. Kontrapositifnya adalah Jika 16 bukan kelipatan dari 8 maka 7 bukan faktor dari 16, dan mempunyai nilai kebenaran. 3. Implikasi bernilai karena pendahulu bernilai dan pengikutnya bernilai. Kontarpositifnya adalah Jika Medan tidak terletak di Iriaan Jaya maka Jakarta bukan Ibu Kota RI, dan mempunyai nilai kebenaran. 4. Implikasi berrnilai karena pendahulunya bernilai meskipun nilai kebenaran dari pengikutnya belum diketahui. Kontarpositifnya adalah Jika Enal tidak lulus ujian maka natahari tidak terbit dari arat, dan mempunyai nilai kebenaran. Dari contoh-contoh ini tampak bahwa nilai kebenaran dari suatu implikasi selalu sama dengan nilai kebenaran dari kontarpositifnya. Untuk meyakinkan kesimpulan ini, kita menyusun tebel nilai klebenarannya (Tabel 1.9) 14

Tabel 1.9 Nilai Kebenaran Kontrapositif dari Implikasi a b -a -b a b -b -a Tampak pada Tabel 1.9 ini bahwa nilai kebenaran dari implikasi a b sama dengan kontrapositifnya, yaitu -b -a (a b) = (-b -a) Nilai kebenaran dari suatu implikasi sama dengan nilai kebenaran dari kontarapositifnya Contoh 1.13 Tentukan konvers, invers, dan kontrapositif dari implikasi berikut ini! 1. p q 2. p - q 3. p - q 4. a - (a Λ c) 5. a - (a V c) Jawab. Konversnya Inversnya Kontraposisinya 1 2 3 4 5 q - p - q p - p - q - (b Λ c) a - (b V c) - a q - p - p q p q - a (b Λ c) a (b V c) - q p q - p q p (b Λ c) - a (b V c) a 2. iimplikasi imak implikasi a b dan konversnya, yaitu b a. Dibentuk konjungsi antara implikasi dan konversnya tersebut, yaitu (a b) Λ (b a). Kita akan menentukan nilai kebenaran konjungsi ini jika diketahui nilai-nilai kebenaran dari a dan b dengan menyusun tabel nilai kebenaran (Tabel 1.10) 15

Tabel 1.10 Nilai Kebenaran dari Konjungsi (a b) Λ (b a) a b a b b a (a b) Λ (b a) Memperhatikan nilai-nilai kebenaran dari (a b) Λ (b a) dan nilai-nilai kebenaran a dan b : pada Tabel 1.10 kita dapat menyimpulkan bahwa nilai kebenaran dari (a b) Λ (b a) hanya apabila nilai kebenaran dari a sama dengan nilai kebenaran b, dan bernilai apabila nilai-nilai kebenaran dari a dan b berbeda. elanjutnya konjungsi (a b) Λ (b a) ditulis secara singkat menjadi a b (bibaca a jika dan hanya jika b ) dan disebut biimplikasi dari a dan b. (a b) Λ (b a) = a b Oleh karena itu, nilai kebenaran dari (a b) Λ (b a) sama dengan nilai kebenaran dari a b, yaitu berikut ini. Nilai kebenaran dari a b adalah, jika dan hanya jika nilai kebenaran dari a sama dengan Nilai-nilai nilai kebenaran kebenaran dari dari b, dan a bernilai b dapat, apabila disusun nilai dalam kebenaran tabel dari nilai a kebenaran berlainan (Tabel 4.2) dengan sebagai nilai berikut. kebenaran dari b Contoh 1.14 Tentukan nilai kebenaran dari biimplikasi ini! Tabel 1.11 Nilai Kebenaran iimplikasi a b a b 1. Aulia adalah presiden RI jika dan hanya jika emarang Ibu Kota RI 2. 7 membagi habis 15 jika dan hanya jika 7 suatu bilangan prima 3. 8 + 7 = 15 jika dan hanya jika 15 > 2 + 8 baris ke-1 baris ke-2 baris ke-3 baris ke-4 16

Jawab 1.. sesuai baris ke-4 Tabel 1.11 2.. sesuai baris ke-2 Tabel 1.11 3.. sesuai baris ke-1 Tabel 1.11 Negasi dari uatu iimplikasi Perhatikan contoh biimplikasi berikut ini 7 suatu bilangan prima jika dan hanya jika 7 membagi habis 42. iimplikasi ini bernilai karena dua pernyataan tunggalnya masingmasing bernilai. Apabila masing-masing pernyataan tunggal tersebut dinegasikan dan dibentuk biimplikasi baru, yaitu 7 bukan suatu bilangan prima jika dan hanya jika 7 tidak membagi habis 42 maka biimplikasi baru ini bernilai pula. ehingga dapat disimpulkan bahwa biimplikasi baru ini bukan negasi dari biimplikasi semula Jika biimplikasi semula dinyatakan sebagai a b maka (a b) bukan - a - b Apakah negasi dari a b? iimplikasi a b adalah singkatan dari (a b) Λ (b a) maka (a b) = - [(a b) Λ (b a)] = - (a b) V (b a) (negasi konjungsi) = (a Λ b) V (b Λ a) (negasi implikasi) (a b) = (a Λ b) V (b Λ a) Untuk meyakinkan kebenaran dan penjabaran di atas kita periksa dengan tabel nilai kebenaran berikut ini (Tabel 1.12) Tabel 1.12 Nilai Kebenaran Negasi iimplikasi a b -a -b a b a Λ b b Λ a - (a b) (a Λ b) V (b Λ a) Tampak pada Tabel 1.12 bahwa urutan nilai kebenaran dari - (a b) sama dengan urutan nilai kebenaran dari (a Λ b) V (b Λ a) 17

Contoh 1.15 Tuliskan negasi dari biimplikasi berikut ini! 1. 7 suatu bilangan prima jika dan hanya jika 7 membagi habis 42 2. emarang Ibu Kota RI jika dan hanya jika Yogyakarta terletak di provinsi Jawa Tengah 3. Ajid dibelikan sepeda jika dan hanya jika Ajid tidak nakal Jawab. Negasi dari biimplikasi ini adalah berikut ini. 1. 7 suatu bilangan prima dan 7 tidak membagi habis 42, atau 7 membagi habis 42 dan 7 bukan suatu bilangan prima 2. emarang Ibu Kota RI dan Yogyakarta tidak terletak di provinsi Jawa Tengah, atau Yogyakarta terletak di provinsi Jawa Tengah dan emarang bukan Ibu Kota RI 3. Ajid dibelikan sepeda dan Ajid nakal atau Ajid tidak nakal dan Ajid tidak dibelikan sepeda. RANGKUMAN Logika; Proposisi majemuk terdiri dari: negasi (-p), konjungsi (p q, disjungsi (p q), negasi rangkap (-p), kondisional (p q), bikondisional (p q, berarti p q dan q p), ekivalen (p q, berarti p ekivalen dengan q); Negasi suatu pernyataan adalah suatu pernyataan yang bernilai salah apabila pernyataan semula bernilai benar, dan bernilai benar apabila pernyataan semula bernilai salah. Konjungsi dua pernyataan a dan b (ditulis a b dibaca a dan b ) bernilai (benar) jika dan hanya jika dua pernyataan a dan b masing-masing bernilai (benar), sedangkan untuk nilai-nilai kebenaran a dan b, a b bernilai (salah). Disjungsi dua pernyataan a dan b (ditulis a b dan dibaca a atau b ) bernilai jika dan hanya jika dua pernyataan a dan b masing-masing bernjilai, sedangkan untuk nilai-nilai kebenaran a dan b lainnya a b bernilai. Implikasi a b (dibaca jika a maka b ) pernyataan a disebut pendahulu dan pernyataan b disebut pengikut dari implikasi tersebut. Nilai kebenaran darin suatu implikasi tidak tergantung pada hubungan pendahulu dan pengikiutnya, tetapi hanya tergantung pada nilai-nilai kebenaran dari pendahulu dan pengikutnya. Nilai kebenaran suatu implikasi mengikuti aturan sebagai berikut; 18

uatu implikasi bernilai jika dan hanya jika pendahulunya bernilai dan pengikutnya bernilai, sedangkan untuk nilai-nilai kebenaran pendahulu danj pengikutnya yang lain, implikasi itu bernilai. iimplikasi a b sama artinya dengan (a b b a. Nilai kebenaran dari suatu biimplikasi adalah apabila dua pernyataan tunggalnya bernilai sama, dan bernilai apabila nilai dua pernyataan tunggalnya berlainan. LATIHAN 1. Tulis konvers, invers dan kontrapositif dari proposisi: Jika Ajid belajar keras, maka ia lulus 2. Tulis negasi dari proposisi berikut. a) semua harimau tidaki jinak b) untuk beberapa x, 3x = 9. 3. Carilah nilai kebenaran dari setiap premis berikut, bila p benar, q salah daan r salah. a) p (-q r) b) q (p r) c) (p -q) (q r) 4. Diketahui bahwa implikasi p q bernilai. Tentukanlah nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut ini! a). ~p q b). p ~q c). q p d). (p q) ~q DAFTAR PUTAKA Graham, Malcolm., 1975. Modern Elementary Mathematics. New York: Harcout race Jovanovich, Inc. Hudojo H., As ari A.: Yuwono, I,: upeno, I. 1992. Pendidikan Matematika II. Jakarta: Dikti- Depdikbud. Hudojo H., utawidjaja A. 1997. Matematika. Jakarta: Dikti-Depdikbud. toll, Robert R. 1976. et Theory and Logic. New Delhi: Eurasin Publishing House (PVT) Ltd. ukirman. 2006. Logika dan Himpunan. Yogyakarta: FPMIPA IKIP Yogyakarta ukirman. 2007. Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka Wheeler, R.E. 1992. Modern Mathematics, elmont, CA: Wodsworth. 19