ANALISIS PRAKELAYAKAN UNTUK MENCAPAI WISATA AGRO BERKELANJUTAN: Studi Kasus Agrowisata Bina Darma di Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

VI. DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN ANALISIS PRAKELAYAKAN

IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal

III. METODE PENELITIAN

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab IV Pengembangan Model

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

B a b 1 I s y a r a t

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

III. METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

III. METODE PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

Transkripsi:

ANALISIS PRAKELAYAKAN UNTUK MENCAPAI WISATA AGRO BERKELANJUTAN: Sudi Kasus Agrowisaa Bina Darma di Kabupaen Ogan Ilir Provinsi Sumaera Selaan Eka Mulyana 1), Eka Inan Kumala Puri 2), Seia Hadi 2) 1) Dosen Fakulas Peranian Unsri Jurusan Agribisnis Fakulas Peranian Universias Sriwijaya 2) Dosen Fakulas Ekonomi dan Manajemen Pogram Sudi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB 3) Dosen Fakulas Ekonomi dan Manajemen Pogram Sudi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB Jl. Palembang-Prabumulih Km 32 Indralaya OI, 30662 dan Mahasiswa S2 PS. ESL Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor 2) Dosen PS.ESL Sekolah PascasarjanaIPB, Bogor E-mail: eka.agri@gmail.com ABSTRACT. Tourism is one of he sources of economic developmen which is growing so fas now. The kind of ourisms which has he big poenial o develop is agro ourism. One of hem is an Agrowisaa Bina Darma. Ye, i has no been developed fully and uilised opimally up o now, so we need o do he sudy abou he sudy on he susainable developmen of agroourism, he case is aken in Agrowisaa Bina Darma. The purpose of he research is o esimae he carrying capaciy, prefeasibiliy on economic in he developing in Agrowisaa Bina Darma. The resul of analysis on economic prefeasibily deermines ha Agrowisaa Bina Darma is deserved o be developed susainably eiher o scenarios on managing each ouris area or roundrip icke. The carrying capaciy o develop Agro Wisaa Bina Darma is sill good. The recommendaion which is proposed ha he organiser can increase an exra hour visi for each gues for ouris objecs which have limied hour if here is an increase significanly on visiors. Keywords: Agroourism, Carrying Capaciy, Economy prefeasibiliy ABSTRAK. Pariwisaa adalah salah sau sumber pembangunan ekonomi yang umbuh begiu cepa sekarang. Jenis bidang pariwisaa yang memiliki poensi besar unuk dikembangkan adalah wisaa agro. Salah saunya adalah Agrowisaa Bina Darma. Namun, belum sepenuhnya dikembangkan dan dimanfaakan secara opimal sampai sekarang, jadi kia perlu melakukan peneliian enang sudi pada pengembangan berkelanjuan agrowisaa, kasus ini diambil di Agrowisaa Bina Darma. Tujuan dari peneliian ini adalah unuk memperkirakan daya dukung, prefeasibiliy pada ekonomi dalam pengembangan Agrowisaa Bina Darma di. Hasil analisis prefeasibily ekonomi menenukan bahwa Agrowisaa Bina Darma yang layak unuk dikembangkan secara berkelanjuan baik unuk skenario pada pengelolaan seiap daerah wisaa aau ike pulang pergi. Daya dukung unuk mengembangkan Agro WISATA Bina Darma masih bagus. Rekomendasi yang diusulkan bahwa penyelenggara dapa meningkakan jam kunjungan ambahan unuk seiap amu unuk obyek wisaa yang memiliki jam erbaas jika ada peningkaan signifikan pada pengunjung. Kaa Kunci: Agrowisaa, Daya Dukung, Ekonomi Prakelayakan LATAR BELAKANG Kemenerian Kebudayaan dan Pariwisaa (2010) menyaakan erjadinya peningkaan kunjungan wisaawan mancanegara ke Indonesia sejak Tahun 2004 (5.321.165 kunjungan) hingga Tahun 2009 mencapai 6.452.259 kunjungan, dengan perumbuhan mencapai 19,12 persen. Demikian pula dengan kunjungan wisaawan nusanara, erus meningka dimana pada ahun 2001 sebesar 103.884.000 orang (raa-raa perjalanan 1880 orang per hari) dengan oal pengeluaran Rp. 58,71 riliun. Pada Tahun 2009 meningka menjadi 119.944.000 orang 255

Jurnal AGRIPTA Vol. 1, No. 4, April 2012, hlm. 255-266... ISSN: 1829-555X (raa-raa perjalanan 1.920 orang per hari) dengan oal pengeluaran mencapai Rp. 137,91 riliun. Hal ini menunjukkan sekor pariwisaa merupakan pilihan usaha yang prospekif unuk erus dikembangkan. Menuru Kemenerian Peranian (2010), Indonesia memiliki keanekaragaman hayai (biodiversiy) nomor iga erbesar di dunia seelah Brazilia dan Cosa Rica. Kekayaan alam yang melimpah ersebu dapa dimanfaakan sebagai sumber plasma nufah/geneik dan aau sebagai areal wisaa. Demikian pula dengan kondisi anah dan iklim yang beragam, peluang unuk mengembangkan berbagai komodias peranian pun semakin besar dengan menerapkan sisem pengelolaan lahan yang sesuai. Hal ini ercemin pada berbagai eknologi peranian lokal yang berkembang di masyaraka dengan menyesuaikannya dengan ipologi lahan. Keunikan-keunikan ersebu merupakan ase yang dapa menarik bangsa lain unuk berkunjung/berwisaa ke Indonesia. Salah sau jenis wisaa yang berpoensi unuk dikembangkan di Indonesia adalah wisaa agro. Poensi pengembangan wisaa agro di Indonesia elah mendapa perhaian serius dari pemerinah dengan membenuk Komisi Wisaa Agro (KWA) di bawah arahan Meneri Peranian dengan menjalin kerjasama dengan beberapa asosiasi, pengusaha wisaa agro, dan insansi erkai seperi AWAI (Asosiasi Wisaa Agro Indonesia), ASITA (Asosiasi Tour and Travel), dan Kemenerian Kebudayaan dan Pariwisaa. Wisaa agro merupakan bagian dari objek wisaa yang memanfaakan usaha peranian (agro) sebagai objek wisaa. Tujuannya adalah unuk memperluas pengeahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang peranian. Melalui pengembangan wisaa agro yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaakan lahan, kia bisa meningkakan pendapaan peani sambil melesarikan sumber daya lahan, sera memelihara budaya maupun eknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya elah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (Kemenan, 2010). Wisaa agro bukan semaa merupakan usaha/ bisnis dibidang jasa yang menjual jasa bagi pemenuhan konsumen akan pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun juga dapa berperan sebagai media promosi produk peranian, menjadi media pendidikan masyaraka, memberikan signal bagi peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis dan berari pula dapa menjadi kawasan perumbuhan baru wilayah. Dengan demikian maka wisaa agro dapa menjadi salah sau sumber perumbuhan baru deerah, sekor peranian dan ekonomi nasional. Poensi wisaa agro yang sanga inggi ini belum sepenuhnya dikembangkan dan dimanfaakan secara opimal. Unuk iu, perlu dirumuskan langkah-langkah kebijakan yang konkri dan operasional guna ercapainya kemanapan pengelolaan obyek wisaa agro di era globalisasi dan oonomi daerah. Sesuai dengan keunikan kekayaan spesifik lokasi yang dimiliki, seiap daerah dan seiap obyek wisaa dapa menenukan sasaran dan bidang garapan pasar yang dapa diuju. Dalam pengembangan wisaa agro, dibuuhkan kerjasama sinergis di anara pelaku yang erliba dalam pengelolaan wisaa agro, yaiu masyaraka, swasa dan pemerinah. Wisaa agro berkelanjuan harus beriik olak dari kepeningan dan parisipasi masyaraka unuk dapa memenuhi kebuuhan wisaawan/pengunjung, sehingga meningkakan kesejaheraan masyaraka. Pengelolaan sumberdaya wisaa agro, dilakukan sedemikian rupa sehingga kebuuhan ekonomi, sosial dan eseika, dapa erpenuhi dengan memelihara inegrias kulural, proses ekologi yang esensial, keanekaragaman hayai dan sisem pendukung kehidupan. Salah sau lokasi wisaa agro dimaksud adalah Agrowisaa Bina Darma. Agrowisaa Bina Darma menerapkan konsep wisaa agro yang ramah lingkungan dengan panorama keindahan alam dan aneka fasilias rekreasi, beralamakan di Jl Palembang- Indralaya KM 26 Pulau Semambu Kecamaan Indralaya, Ogan Ilir, Sumaera Selaan, dengan oal luas areal 30 ha yang sudah dikelola sebanyak 15 ha. Melalui wisaa agro yang mendidik dan menghibur, memberikan pengenalan dan pengeahuan peranian dan rekreasi bagi masyaraka pengunjung dan memberikan nilai ambah ekonomi bagi pemiliknya. Sebagai salah sau obyek wisaa agro yang mulai dikenal masyaraka, menjadi pening bagi Agrowisaa Bina Darma unuk menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan wisaa agro yang berkelanjuan. Agar indusri pariwisaa Agrowisaa Bina Darma dapa berkelanjuan, fakor lamanya waku kunjungan dan jumlah belanja dari para wisaawan sanga berperan. Pada kondisi sekarang, wisaawan yang daang ke Agrowisaa Bina Darma melakukan kunjungan unuk 1 (sau) hari aau dieruskan keesokan harinya lagi apabila berupa kegiaan dari kanor mereka. Sedangkan kegiaan pembelanjaan para wisaawan erdiri dari pembelian bibi anaman, aneka sayuran dan jamur yang dianam pada kebun Agrowisaa Bina Darma, sera pupuk kompos dan oba anaman (Pengelola Agrowisaa Bina Darma). Berdasarkan poensi-poensi yang dimiliki oleh Agrowisaa Bina Darma, maka lokasi wisaa agro ini sanga poensial unuk dikembangkan sebagai wisaa agro berkelanjuan. Unuk iu perlu dilakukan kajian enang analisis prakelayakan pengembangan wisaa agro berkelanjuan di Agrowisaa Bina Darma. Peneliian ini 256

Analisis Prakelayakan Unuk Mencapai Wisaa...(Eka, dkk) berujuan unuk: 1. Mengesimasi daya dukung lingkungan dalam pengembangan wisaa agro berkelanjuan di Agrowisaa Bina Darma, dan Mengesimasi prakelayakan dalam pengembangan wisaa agro yang berkelanjuan di Agrowisaa Bina Darma. METODE PELAKSANAAN Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2011 berempa di Agrowisaa Bina Darma di Jl. Palembang-Indralaya Km 26 Pulau Semambu Kecamaan Indralaya Ogan Ilir Propinsi Sumaera Selaan. Pengambilan lokasi ini dilakukan secara purposive, dengan perimbangan empa ini memiliki poensi yang besar unuk dikembangkan sebagai objek wisaa agro yang berkelanjuan. Jenis daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa primer dan daa sekunder. Daa primer berupa daa umur, jenis kelamin, pekerjaan, ingka pendidikan, ingka pendapaan. Daa primer ini bersumber dari wisaawan yang daang ke Agrowisaa Bina Darma, Pemerinah seempa dan pengelola, dengan meode wawancara maupun kuesioner. Daa sekunder berasal dari laporan saisik, laporan peneliian, laporan ahunan, maupun daa lain berupa ulisan, abel, diagram, grafik, gambar dan informasi lain yang erkai dengan peneliian ini. Daa sekunder yang dikumpulkan juga berupa gambaran umum wilayah Agrowisaa Bina Darma sera komponen biaya dalam pengelolaan Agrowisaa Bina Darma. Populasi dalam peneliian ini adalah wisaawan domesik yang mengunjungi kawasan Agrowisaa Bina Darma. Dasar penenuan sampel yakni Purposive sampling, yaiu memilih sampel secara sengaja, dengan jumlah responden yang diambil erdiri aas dua kelompok yaiu: 1. Responden unuk menenukan daya dukung lingkungan/carrying Capaciy (CC) aas pemanfaaan Agrowisaa Bina Darma, erdiri dari pihak pengelola Agrowisaa Bina Darma dan wisaawan domesik sebanyak 150 orang sera lieraur erkai. 2. Informan unuk analisis prakelayakan adalah pengelola Agrowisaa Bina Darma Hasil wawancara dengan informan digunakan unuk melengkapi daa sekunder berupa laporan keuangan yang diperoleh dari Agrowisaa Bina Darma. Unuk menghiung daya dukung lingkungan digunakan pendekaan CC formula sebagai beriku (Libosada, 1998) : (Carrying Capaciy) dengan area yang digunakan wisaawan di ABD Carrying Capaciy (CC) = --------------------------------------------------- raa-raa kebuuhan area per individu Daya ampung wisaawan di ABD per hari = CC X koefisien roasi Di mana koefisien roasi diperoleh dari: Jumlah jam area erbuka unuk wisaawan di ABD Koefisien Roasi = -------------------------------------------------------------- Raa-raa waku sau kunjungan Unuk mengesimasi prakelayakan dalam pengembangan Agrowisaa Bina Darma digunakan analisis biaya dan manfaa, pendekaan yang digunakan adalah sebagai beriku: 1. Benefi Cos Raio (BCR) Yaiu rasio jumlah nilai sekarang dari manfaa dan biaya. Krieria alernaif yang layak adalah BCR > 1 dan kia meleakkan alernaif yang mempunyai BCR eringgi pada ingka perama. Secara maemais, BCR dapa disajikan sebagai beriku : 257

Jurnal AGRIPTA Vol. 1, No. 4, April 2012, hlm. 255-266... ISSN: 1829-555X BCR n 1 n 1 B (1 i) C (1 i) Dimana : B = manfaa yang diperoleh iap ahun C = biaya yang dikeluarkan iap ahun = 1, 2,....., n n = jumlah ahun i = ingka bunga (diskono). 2. Ne Presen Value (NPV) NPV aau nilai sekarang bersih adalah jumlah nilai sekarang dari manfaa bersih. Krieria kepuusan yang lebih baik adalah nilai NPV yang posiif dan alernaif yang mempunyai NPV eringgi pada peringka perama. Secara maemais, Ne Presen Value dapa disajikan sebagai beriku : NPV n (1 1 B - C Dimana : B = manfaa yang diperoleh iap ahun C = biaya yang dikeluarkan iap ahun = 1, 2,....., n n = jumlah ahun i = ingka bunga (diskono). i) 3. Inernal Rae of Reurn ( IRR) Inernal rae of reurn adalah discoun rae yang dapa membua besarnya he ne presen value (NPV) proyek sama dengan nol (0), aau yang dapa membua B/C raio = 1. Secara maemais, inernal rae of reurn dapa disajikan sebagai beriku : IRR = i + NPV (i" i ) NPV NPV" Dimana : i = discoun rae eringgi yang menghasilkan NPV posiif i = discoun rae erendah yang menghasilkan NPV negaif NPV = NPV posiif NPV = NPV Negaif Layak bila IRR Discoun Rae 4. Payback Period (PP) Pendapaan yang dierima pada awal pelaksanaan proyek oleh pelaksana proyek masih menunjukkan nilai yang negaif, karena biaya invesasi yang harus dikeluarkan cukup besar. Oleh karena iu perlu dilakukan suau analisis unuk meliha jangka waku dalam pelaksanaan proyek yang dapa menuupi nilai negaif pada awal proyek dijalankan. Payback period adalah jangka waku erenu yang menunjukkan erjadinya arus penerimaan secara kumulaif sama dengan jumlah invesasi dalam benuk presen value. Analisis payback period menunjukkan lamanya suau proyek yang dikerjakan unuk dapa mengembalikan invesasi yang elah dikeluarkan. Payback Period I Ab Dimana : I = besarnya biaya invesasi yang diperlukan Ab = manfaa bersih yang dapa diperoleh pada seiap ahunnya dan elah didiskonokan Nilai ne benefi seiap ahunnya didiskonokan erlebih dahulu sebelum dikumulaifkan, sehingga diperoleh 258

Analisis Prakelayakan Unuk Mencapai Wisaa...(Eka, dkk) presen value dari ne benefi seiap ahunnya. Lalu diliha periode ahun yang dapa mengembalikan seluruh nilai invesasi. Semakin kecil angka yang dihasilkan, mempunyai ari semakin cepa ingka pengembalian invesasinya, dan usaha ersebu semakin layak unuk dilaksanakan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Daya Dukung Lingkungan Agrowisaa Bina Darma Informasi daya dukung lingkungan berguna unuk mengeahui kapasias aau kemampuan opimal kawasan Agrowisaa Bina Darma dalam memberi pelayanan jasa wisaa agro secara jangka panjang. Informasi daya dukung juga berguna bagi pengelola dalam mengaur pola pemanfaaan kawasan wisaa eruama erkai dengan jumlah maksimum pengunjung/wisaawan anpa mengubah keadaan fisik aau menurunkan muu lingkungan sekiarnya. 1.1 Hasil Analisis Kebuuhan Area dan Waku Kunjungan Wisaawan Kebuuhan area digunakan individu wisaawan dan waku kunjungannya merupakan dua hal pening yang perlu dikeahui sebelum analisis daya dukung lingkungan. Unuk waku kunjungan, informasi yang dibuuhkan ada dua jenis yaiu waku erbuka unuk kunjungan yang disediakan oleh pengelola Agrowisaa seiap hari dan raa-raa waku sau kunjungan yang dimanfaakan oleh wisaawan/pengunjung. Selain kebun dan aman sawa, ada 19 obyek wisaa yang bisa dimanfaakan oleh wisaawan bila berkunjung ke kawasan Agrowisaa Bina Darma, dan sebagian besar erdapa di dalam wahana uama dengan ike khusus (sebelum Mei 2011). Hasil analisis erkai kebuuhan area per individu pengunjung dan raa-raa waku sau kunjungan unuk seiap obyek wisaa ersebu di kawasan Agrowisaa Bina Darma disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil analisis raa-raa kebuuhan area per individu dan raa-raa waku per kunjungan Kegiaan Wisaa Raa-Raa Kebuuhan Luas Area Waku Terbuka Unuk Raa-Raa Waku Sau (m 2 Area Per Individu ) (m 2 Kunjungan (jam/hari) Kunjungan (jam/hari) /org) (a) (b) (c) (d) (e) Kunjungan Kebun Agro 5000 25 9 0,5 Rumah Jamur 800 40 9 0,5 Kunjungan Kebun Bibi Buah-Buahan *) 5000 70 9 0,5 Taman Sawa **) 4800 84 9 0,5 Flying Fox 1000 18 0,5 0,5 Kolam Renang ***) 3000 40 9 2 Kolam Pancing Keluarga 2000 40 3 3 Tangkap Ikan 150 7,5 0,17 0,17 Wahana Perahu Naga 16400 450 0,25 0,25 Wahana Berkuda 1000 200 0,17 0,17 Roller Ball 50 17 0,5 0,5 Sepeda Air ****) 4800 125 0,25 0,25 Moor ATV 200 7 0,17 0,17 Aqua Taddler Boa (Perahu Tangan) 200 6 0,17 0,17 Shooing Targe 40 20 0,17 0,17 259

Jurnal AGRIPTA Vol. 1, No. 4, April 2012, hlm. 255-266... ISSN: 1829-555X Tabel 1. (lanjuan) Kegiaan Wisaa Luas Area (m 2 ) Raa-Raa Kebuuhan Area Per Individu (m 2 /org) Waku Terbuka Unuk Kunjungan (jam/hari) Raa-Raa Waku Sau Kunjungan (jam/hari) (a) (b) (c) (d) (e) Painball 1500 150 0,42 0,42 Sepeda BMX 2500 312.5 0,25 0,25 Gajah Tunggang 150 25 0,25 0,25 Delman *****) 300 150 0,33 0,33 Spider Game 600 60 9 0,5 Komedi Puar 100 16.67 0,08 0,08 Kerea Agro 1000 50 0,33 0,33 Kerea mini 50 8.33 0,08 0,08 Sumber : Hasil analisis daa lapang (2011) *) **) ***) ****) *****) Termasuk jenis anaman bonsai /kecil yang sedang umbuh dimana pengunjung idak boleh erlalu pada agar anamannya idak sres (Libosada, 1998) Umumnya dari jenis bioa unik /dilindungi/reproduksi erbaas, dimana pengunjung idak boleh erlalu pada agar hewannya idak sres (Libosada, 1998) Renang merupakan kegiaan yang mobile/berpindah-pindah, unuk kenyamanan dibuuhkan area yang cukup luas (Calimag, P.1994) Bersifa mobile, daya jelajah bisa lebih inggi dari kegiaan renang, api di bawah kegiaan mobile di daraan (Calimag, P. 1994) Bersifa mobile, jelajah bisa lebih inggi dari kegiaan di air, (Calimag, P. 1994) Seiap obyek wisaa akan menggunakan area aau linasan khusus dalam memberi pelayanan kepada wisaawan/pengunjung. Luas area yang ada, kebuuhan area per individu, waku erbuka unuk kunjungan yang disediakan oleh pengelola Agrowisaa akan mempengaruhi raa-raa waku sau kunjungan pengunjung/wisaawan. Selanjunya raa-raa waku sau kunjungan ersebu akan mempengaruhi dinamika kegiaan wisaa agro yang erdapa di kawasan Agrowisaa Bina Darma. Kebun agro, rumah jamur, kebun bibi buah-buahan, kolam renang, aman sawa dan spider game erbuka selama 9 jam per kunjungan seiap harinya. Kolam pancing unuk keluarga dibuka selama 3 jam per kunjungan perwisaawan seiap harinya, sedangkan obyek wisaa lainnya (permainan dan sejenisnya) lebih pendek, yaiu kurang dari 1 jam unuk seiap kunjungannya. Walaupun waku erbuka unuk kebun dan aman sawa cukup lama, eapi wisaawan hanya memanfaakannya raa-raa 0,5 jam. Sedangkan unuk obyek wisaa sejenis permainan dimanfaakan sesuai dengan waku erbuka unuk kunjungan. 1.1. Hasil Analisis Daya Dukung Lingkungan, Koefisien Roasi dan Daya Tampung Wisaawan Informasi kebuuhan area per individu, luas area, dan waku kunjungan, akan digunakan unuk analisis penenuan daya dukung lingkungan (carrying capaciy), koefisien roasi, sera daya ampung wisaawan per hari di kawasan Agrowisaa Bina Darma. Koefisien roasi berguna unuk meliha perpuaran kunjungan wisaawan/ pengunjung pada kondisi daya dukung yang ada, sehingga berbagai indakan pengelolaan yang diperlukan dapa dilakukan dengan baik. Hal ini pening menginga fasilias wisaa mempunyai keahanan erbaas, dan supaya pengunjung idak cepa bosan, maka indakan penyempurnaan dan mencipakan variasi layanan sanga diperlukan. Informasi daya ampung wisaawan seiap hari berguna unuk mendukung pelayanan eknis wisaa seiap harinya sehingga wisaawan erpuaskan dan fasilias wisaa eap erjaga. Hasil analisis erkai daya dukung lingkungan (carrying capaciy), koefisien roasi, daya ampung wisaawan, jumlah maksimum wisaawan, sera rasionya di kawasan Agrowisaa Bina Darma disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, jumlah maksimum wisaawan yang dapa menggunakan Agrowisaa Bina Darma anpa mengubah keadaan fisik aau menurunkan muu lingkungan sekiarnya adalah 764 orang seiap harinya. Daya dukung lingkungan ini ermasuk rendah bila dibandingkan dengan daya dukung aman wisaa, ekowisaa pesisir, dan lainnya. Dari 23 obyek wisaa yang ada, daya dukung lingkungan eringgi dimiliki oleh kegiaan wisaa berupa kunjungan kebun agro (sayur-sayuran) sebesar 200 orang. Relaif inggi daya dukung kebun agro 260

Analisis Prakelayakan Unuk Mencapai Wisaa...(Eka, dkk) ini lebih karena berupa wilayah perkebunan palawija yang luas (5000 m 2 ) dan dominan diumbuhi oleh sayursayuran, sehingga memberi ruang yang cukup luas bagi pengunjungnya. Disamping iu, kebun agro lebih diarahkan unuk memberikan pemandangan yang menyejukkan maa, sehingga dalam penaaannya di kawasan Agrowisaa Bina Darma menempai area yang relaif lebih luas dibandingkan obyek wisaa lainnya. Taman sawa mempunyai daya dukung yang lebih rendah (57 orang) daripada kebun agro meskipun luas areanya (4800 m 2 ) hampir sama dengan kebun agro. Hal ini erjadi karena aman sawa membuuhkan luas area per individu pengunjung yang lebih inggi (84 m 2 /org). Kolam renang mempunyai daya dukung sedang 75 orang pada luas area 3000 m 2, dimana seiap individu pengunjung membuuhkan area raa-raa sekiar 40 m 2. Sepinas luas area 3000 m 2 yang hanya bisa menampung maksimal 75 orang cukup mubazir. Hasil survai dilapangan menunjukkan bahwa area kolam renang erbagi jadi dua bagian, yaiu area kolam unuk anak-anak dan area kolam renang unuk dewasa. Penaaan seperi ini dilakukan unuk memberi kenyamana kepada pengunjung baik dalam berenang dan bercengkerama dengan pengunjung lainnya, eruama dari keluarga. Pengunjung kolam renang di kawasan Agrowisaa Bina Darma banyak berupa rombongan keluarga aau eman kerja yang sengaja berlibur dengan berenang bersama-sama. Dengan pelayanan seperi ini, pengunjung kolam renang akan lebih beah sehingga memberi peluang unuk mengulanginya kembali di kemudian hari. Tabel 2. Daya dukung lingkungan, koefisien roasi dan daya ampung wisaawan, jumlah wisaawan maksimal sera rasio kunjungan Kegiaan Wisaa Daya Dukung Koefisien Jumlah Daya Tampung Lingkungan Roasi Wisaawan Rasio Wisaawan (orang/hari) (orang/hari) (perhari) Maksimal (4):(5) (b/c)x(d/e) (b/c) (d/e) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kunjungan Kebun Agro 200 18 3600 60 60:1 Rumah Jamur 20 18 360 8 45:1 Kunjungan Kebun Bibi Buah-Buahan 71 18 1286 60 21:1 Taman Sawa 57 18 1029 8 129:1 Flying Fox (Oubound) 56 1 56 6 9:1 Kolam Renang 75 4,5 338 8 42:1 Kolam Pancing Keluarga 50 1 50 8 6:1 Hiburan Tangkap Ikan 20 1 20 6 3:1 Wahana Perahu Naga 36 1 36 6 6:1 Wahana Berkuda 5 1 5 2 3:1 Roller Ball 3 1 3 2 2:1 Sepeda Air 38 1 38 8 5:1 Moor ATV 29 1 29 8 4:1 Aqua Taddler Boa (Perahu Tangan) 33 1 33 8 4:1 Shooing Targe 2 1 2 2 1:1 Painball 10 1 10 10 1:1 Sepeda BMX 8 1 8 6 1:1 Gajah Tunggang 6 1 6 6 1:1 Delman 2 1 2 2 1:1 Spider Game 10 18 180 8 23:1 Komedi Puar 6 1 6 6 1:1 Kerea Agro 20 1 20 7 3:1 Kerea mini 6 1 6 6 1:1 Toal 764 7122 Sumber : Hasil analisis daa lapang (2011) Daya dukung lingkungan erendah dimiliki oleh kegiaan wisaa berupa shooing arge dan delman. Komedi puar dan kerea mini mempunyai luas area yang rendah, sehingga dalam pelayanannya gampang 261

Jurnal AGRIPTA Vol. 1, No. 4, April 2012, hlm. 255-266... ISSN: 1829-555X membludak. Daya dukung yang rendah unuk delman, berkuda, dan sepeda BMX lebih karena karaker wisaa ersebu yang bersifa peualang/melancong dan bergerak cepa, sehingga dalam pergerakannya membuuhkan area yang cukup luas. Hal yang berbeda erjadi unuk wisaa dengan mengunjungi kebun agro, rumah jamur, yang karakernya cenderung pasif menikmai kesegaran, kedamaian, dan keindahan anaman sekiar. Calimag (1994) menyaakan bahwa daya dukung lingkungan suau kegiaan wisaa sanga dipengaruhi oleh karaker wisaa, ingka pelayanan, dan fasilias pelayanan. Fasilias pelayanan yang lengkap dan lancar juga mempengaruhi pola pemanfaaan area oleh wisaawan dalam kegiaan wisaanya. Koefisien roasi merupakan jumlah roasi yang bisa dilakukan oleh wisaawan unuk sau kali kunjungan (hari) berdasarkan jumlah jam yang dibuka bagi kegiaan wisaa per raa-raa waku kunjungan unuk seiap kegiaan wisaa berbeda. Koefisien roasi eringgi yaiu pada kegiaan wisaa kunjungan kebun sayuran, rumah jamur, kunjungan kebun bibi buah-buahan, aman sawa dan spider game, yaiu masing-masing sebanyak 18 kali. Hal ini erjadi karena raa-raa wisaawan hanya memanfaakan waku 0,5 jam dari alokasi waku erbuka (9 jam) unuk kunjungan. Koefisien roasi yang cukup inggi yaiu erdapa pada kegiaan wisaa kolam renang (4,5 kali), sedangkan 17 kegiaan wisaa lainnya mempunyai koefisien roasi masing-masing 1 kali. Pada Tabel 2, juga memperlihakan daya ampung wisaawan aau jumlah pengunjung yang bisa diakomodasi di kawasan Agrowisaa Bina Darma. Secara umum daya ampung wisaawan di kawasan Agrowisaa Bina Darma anpa mengubah keadaan fisik aau menurunkan muu lingkungan sekiarnya adalah 7122 orang per hari. Daya ampung wisaawan ini diperoleh dari hasil perkalian anara daya dukung lingkungan dengan koefisien roasi. Daya ampung wisaawan eringgi dimiliki oleh kebun agro yang mencapai 3600 orang per hari. Kebun bibi buah-buahan dan aman sawa mempunyai daya ampung wisaawan yang juga inggi, yaiu masing masing 1.286 orang per hari dan 1.029 orang per hari. Meskipun luas area kebun bibi buah-buahan dan aman sawa hampir sama dengan kebun agro, eapi daya ampung wisaawannya lebih rendah. Kegiaan wisaa shooing arge, delman, rollerball, wahana berkuda, sepeda BMX, komedi puar, dan kerea mini mempunyai daya ampung wisaawan yang rendah. Hal ini dipengaruhi oleh karaker wisaa yang cenderung dinamis, luas area yang lebih sempi, dan lainnya. Berdasarkan rasio wisaawan, sebagian besar obyek wisaa masih erbuka unuk menerima ambahan pengunjung/wisaawan baru. Hanya ada enam obyek wisaa yang jumlah wisaawan maksimalnya sama dengan daya ampung obyek wisaa ersebu, dianaranya sepeda BMX, gajah unggang, delman, komedi puar, dan kerea mini. Taman sawa dan kunjungan kebun agro merupakan dua obyek wisaa dengan rasio yang inggi (masing-masing 129 : 1 dan 60 : 1), sehingga sanga berpeluang unuk dikembangkan lanju. Terkai dengan ini, maka unuk keberlanjuan pengembangan Agrowisaa Dina Darma, perhaian menyeluruh erhadap obyek wisaa yang ada harus diperhaikan, eruama yang memiliki peluang besar (rasio inggi) unuk dikembangkan. Bila dilakukan pengembangan seperi perbaikan sisem layanan, penambahan fasilias, dan lainnya sebaiknya dikomunikasikan kepada wisaawan dan masyaraka luas, sehingga mereka mengeahui dan erarik mengunjunginya. 2. Analisis Prakelayakan Agrowisaa Bina Darma Hasil analisis prakelayakan ini memberi peunjuk enang kemungkinan pengembangan kegiaan wisaa agro secara jangka panjang dengan memanfaakan berbagai obyek wisaa yang erdapa di kawasan Agrowisaa Bina Darma. Disamping iu, hasil analisis prakelayakan juga berguna unuk mengeahui bargaining posiion Agrowisaa Bina Darma sebagai obyek wisaa yang dikelola dengan baik dan menjadi salah sau lokasi alernaif yang bisa dikunjungi wisaawan. Unuk memasikan hal ini dan kemungkinan pengembangan kegiaan wisaa agro secara jangka panjang di kawasan Agrowisaa Bina Darma, maka dianggap perlu dilakukan analisis prakelayakan dalam pengelolaan wahana hiburan dan fasilias wisaa lainnya berdasarkan parameer ekonomi yang relevan. Parameer ekonomi ersebu mencakup Benefi-Cos Raio (BCR), Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae Reurn (IRR), dan Payback Period (PP). Dalam peneliian ini, prakelayakan Agrowisaa dibua menjadi dua skenario, yaiu skenario pengelolaan ike per wahana dan skenario pengelolaan ike erusan. Kedua skenario ini dipilih karena pada ahun 2011, wisaa agro mengalami perubahan sisem pengelolaan dalam pembayaran ike. Dimana sebelum bulan Mei 2011, pembayaran ike adalah per wahana. Semenara, seelah bulan ersebu sisem yang dierapkan adalah ike erusan yaiu Rp 30.000 per sau kali kunjungan per orang. Arinya, unuk menggunakan fasilias aau wahana yang berada di dalam Agrowisaa Bina Darma seiap pengunjung idak perlu membayar kembali seelah membayar ike erusan ersebu. Masa operasi efekif raa- 262

Analisis Prakelayakan Unuk Mencapai Wisaa...(Eka, dkk) raa fasilias yang erdapa di wahana hiburan agrowisaa Bina Darma diperkirakan mencapai 14 ahun. Kedua skenario ersebu dikembangkan dalam peneliian ini, supaya bisa menjadi bahan perbandingan, sehingga pengelola wisaa agro dapa memperimbangkan sisem pengelolaan erbaik yang naninya dapa diberlakukan permanen dan jangka panjang. Hasil analisis prakelayakan skenario pengelolaan per wahana dan skenario pengelolaan ike erusan di Agrowisaa Bina Darma ersebu disajikan Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisis Prakelayakan Agrowisaa Bina Darma Skenario Parameer Ekonomi Sandar Pengelolaan Per Wahana Pengelolaan Tike Terusan NPV > 0 Rp 8.237.963.582- Rp 9.885.444.800,- BCR > 1 1,30 1,36 IRR >16 % 53% 73% PP 3 ahun 2 bulan 1 ahun Layak Layak Sumber : Hasil analisis daa lapang (2011) Pada perhiungan analisis prakelayakan dengan skenario pengelolaan perwahana, diasumsikan bahwa penerimaan naik sebesar 5% seiap ahun erhiung mulai ahun 2012 sedangkan biaya operasional naik 2% perahun mulai dari ahun 2012, biaya adminisrasi dan perkanoran naik 2% perahun mulai dari ahun 2012, biaya bunga angsuran dan Pajak Bumi dan Bangunan dianggap eap sedangkan biaya lingkungan dianggap naik 2% perahun mulai dari ahun 2012. Demikian halnya dengan perhiungan analisis prakelayakan dengan skenario ike erusan juga berlaku asumsi yang sama dengan ike per wahana. Hasil analisis prakelayakan kedua skenario pengelolaan menggunakan parameer Benefi-Cos Raio (BCR), Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae Reurn (IRR), dan Payback Period (PP) akan dibahas pada bagian beriku. 2.1. Nilai Ne Presen Value (NPV) Parameer Ne Presen Value (NPV) digunakan unuk mengeahui prakelayakan pengembangan Agrowisaa Bina Darma berdasarkan selisih anara nilai sekarang (presen) dari penerimaan dengan nilai sekarang dari pengeluaran pada ingka bunga erenu yang berlaku yang erjadi selama menjalankan kegiaan wisaa agro di lokasi. Sedangkan suku bunga yang berlaku unuk kredi perbankan, yaiu sekiar 16 % (Bank Indonesia, 2010). Suku bunga ini dijadikan acuan karena pembangunan obyek wisaa agro di kawasan Agrowisaa Bina Darma berasal dari dana invesor, yang secara ruin harus dibayarkan oleh pengelola Agrowisaa Bina Darma. Berdasarkan Tabel 3, pengelolaan wisaa agro dengan ike erusan mempunyai nilai NPV yang lebih inggi yaiu sebesar Rp 9.885.444.800,- daripada pengelolaan agrowisaa dengan ike per wahana yaiu NPVsebesar Rp 8.237.963.585,-. namun kedua skenario pengelolaan ini layak dilakukan dari segi NPV unuk mendukung pengembangan Agrowisaa Bina Darma. Nilai NPV sebesar Rp 9.885.444.800,- menunjukkan bahwa pengelolaan agrowisaa dengan ike erusan dapa memberikan keunungan bersih sebesar iu selama 14 ahun masa operasi efekifnya jika diukur dari ahun 2009, seelah memperimbangkan suku bunga kredi sekiar 16 %. Sedangkan nilai NPV sebesar Rp 8.237.963.585,- menunjukkan bahwa pengelolaan agrowisaa dengan ike per wahana memberikan keunungan bersih sebesar iu 14 ahun masa operasi efekifnya jika diukur dari ahun 2009. Keunungan bersih dari pengelolaan wisaa agro dengan ike erusan lebih inggi, memberi indikasi bahwa pembayaran yang sediki lebih inggi dengan implikasi membebaskan wisaawan berwisaa di semua wahana yang ada akan lebih baik daripada menyuruh mereka pembayaran unuk seiap wahana yang diminai. Unuk pengelolaan per wahana, harga ike oalnya unuk semua wahana bisa lebih inggi daripada harga ike erusan, eapi idak semua pengunjung akan memanfaakan semua wahana ersebu. Hasil analisis Tabel 3, elah menunjukkan hal ersebu. 2.2. Nilai Benefi-Cos Raio (BCR) Peneliian ini menggunakan parameer Benefi-Cos Raio (BCR) unuk prakelayakan pengelolaan Agrowisaa Bina Darma dengan meliha perimbangan anara penerimaan yang didapa dengan pengeluarannya 263

Jurnal AGRIPTA Vol. 1, No. 4, April 2012, hlm. 255-266... ISSN: 1829-555X dalam menjalankan kegiaan wisaa agro di kawasan Agrowisaa Bina Darma. Nilai BCR ini diharapkan lebih dari 1 (sau), yang berari penerimaan kegiaan wisaa agro lebih besar daripada pembiayaannya. Berdasarkan Tabel 3, dari segi BCR pengelolaan Agrowisaa Bina Darma dengan ike per wahana maupun ike erusan layak dikembangkan lanju karena keduanya mempunyai nilai BCR yang lebih dari 1 (sau), yaiu masing-masing 1,30 dan 1,36. Unuk pengelolaan Agrowisaa Bina Darma dengan ike per wahana, seiap 1 (sau) sauan biaya yang dikeluarkan unuk menjalankan kegiaan wisaa agro, maka akan mendaangkan penerimaan bersih sekiar 1,30 sauan. Hal yang sama juga unuk pengelolaan Agrowisaa Bina Darma dengan ike erusan, dimana seiap 1 sauan biaya yang dikeluarkan akan mendaangkan penerimaan bersih masingmasing 1,36 sauan. Jumlah penerimaan, secara sepinas, bersih berdasarkan analisis BCR ini idak erlalu besar. Hal ini karena pembandingnya merupakan akumulasi biaya yang dikeluarkan selama menjalankan kegiaan wisaa agro ersebu (14 ahun). Seiap penerimaan yang didapa oleh pengelola, maka sebagian disisihkan unuk biaya operasional wahana, biaya enaga kerja, biaya perkanoran, biaya angsuran, bunga, dan lainnya, belum lagi alokasi biaya penyusuan dari modal invesasi yang digunakan pada saa pembangunan fasilias wisaa agro. Bila kedua skenario pengelolaan yang ada diperbandingkan, maka dari segi BCR ini pengelolaan Agrowisaa Bina Darma dengan ike erusan lebih inggi daripada pengelolaan dengan ike per wahana. 2.3. Nilai Inernal Rae of Reurn (IRR) Peneliian ini menggunakan paramaer Inernal Rae Reurn (IRR) unuk mengeahui baas unung rugi pengelolaan Agrowisaa Bina Darma, yang diunjukkan oleh suku bunga maksimal yang menyebabkan NPV=0. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengelolaan Agrowisaa Bina Darma dengan ike per wahana mempunyai IRR sekiar 53% dan pengelolaan dengan ike erusan mempunyai IRR sekiar 73% (Tabel 3). Nilai IRR 53% unuk pengelolaan dengan ike per wahana memberi pengerian bahwa menginvesasikan uang unuk pengelolaan dengan memina pengunjung/wisaawan membayar ike unuk seiap wahana yang dikunjungi (skenario I) akan mendaangkan keunungan sekiar 53% per ahunnya. Sedangkan nilai IRR 73% menunjukkan bahwa pengelolaan Agrowisaa Bina Darma dengan memina pengunjung membeli ike erusan Rp 30.000 per orang (hanya sekali bayar unuk semua wahana, skenario II) akan mendaangkan keunungan sekiar 73% per ahunnya. Terkai dengan ini, maka skenario pengelolaan dengan ike erusan lebih baik dari segi IRR dibandingkan skenario pengelolaan dengan ike per wahana. Namun demikian, kedua skenario pengelolaan ersebu ermasuk bagus dan layak dikembangkan, karena nilai IRR keduanya lebih inggi dari suku bunga perbankan yang berlaku hanya 16% (bunga kredi). Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan modal pinjaman dari pihak luar (univesias, perbankan, dan lainnya) unuk mengelola kawasan Agrowisaa Bina Darma masih mengunungkan bagi pengelola karena persenase keunungan bersih yang didapa (53% unuk skenario I dan 73% unuk skenario II) lebih besar dari suku bunga kredi pinjamannya (16%). 2.4. Nilai Payback Period (PP) Peneliian ini menggunakan paramaer Payback Period (PP) unuk mengeahui jumlah ahun yang diperlukan unuk dapa menuupi seluruh biaya yang digunakan. Pada kondisi ini pengelola Agrowisaa Bina idak memperoleh keunungan maupun kerugian dalam dalam menjalankan kegiaan wisaa agro. Bila skenario pengelolaan dipilih per wahana, maka Payback period (PP) adalah 3 ahun 2 bulan (Tabel 3) sedangkan skenario pengelolaan ike erusan mempunyai Payback period (PP) selama 1 ahun (Tabel 3). Terkai dengan ini, maka PP unuk skenario pengelolaan ike erusan ini erjadi pada masih di bawah umur eknis fasilias agrowisaa yang raa-raa mencapai 14 ahun. Dengan demikian, maka dari segi PP kedua skenario pengelolaan layak dilakukan. Oleh karena semua parameer ekonomi (NPV, BCR, IRR, dan PP) dapa dipenuhi dengan baik bila menggunakan kedua skenario ersebu, maka kegiaan wisaa agro layak dan dapa dikembangkan secara berkelanjuan di kawasan Agrowisaa Bina Darma, Kabupaen Ogan Ilir. Bila mulai Mei 2011, pengelolaan dengan ike erusan elah diberlakukan, maka dapa erus dilakukan karena membawa manfaa ekonomi yang lebih baik. Namun demikian, bila dikemudian hari ada keberaan dari pengunjung/wisaawan eruama dengan ujuan khusus dan hanya ingin berwisaa pada salah sau wahana, maka dapa diinjau kembali, misalnya dengan 264

Analisis Prakelayakan Unuk Mencapai Wisaa...(Eka, dkk) pemberlakuan erbaas skenario pengelolaan dengan ike per wahana. Sensiivias Prakelayakan Agrowisaa Bina Darma Kegiaan wisaa agro di kawasan Argowisaa Bina Darma dapa dikaakan masih baru, karena pengelolaan efekif dilakukan pada ahun 2010, dan bulan Mei 2011 baru memberlakukan pengelolaan dengan ike erusan. Kondisi ini menyebabkan pengunjung/wisaawan yang daang cenderung flukuaif. Kajian sensiivias perlu dilakukan unuk mengeahui sejauh pengelolaan Agrowisaa Bina Darma dapa diperahankan secara layak. Unuk mengakomodir hal ini, maka erhadap dua skenario pengelolaan yang diawarkan (pengelolaan per wahana dan pengelolaan ike erusan) akan dianalisis sensiiviasnya. Tabel 4. Hasil analisis sensiivias prakelayakan Agrowisaa Bina Darma Skenario Parameer Ekonomi Sandar Pengelolaan Per Wahana Pengelolaan Tike Terusan NPV > 0 Rp 5.727.436.112,- Rp 7.374.917.327,- BCR > 1 1,19 1,35 IRR >16 % 44% 65 % PP 3 ahun 5 bulan 1 ahun Sumber: Hasil analisis daa lapang (2011) Layak Layak Berdasarkan Tabel 4, diasumsikan apabila erjadi kenaikan biaya operasional sebesar 30 persen perahun akiba dari kenaikan BBM, maka unuk pengelolaan Agrowisaa Bina Darma dengan ike per wahana diperoleh NPV sebesar Rp 5.727.436.112,-, BCR sebesar, 1,19, IRR sebesar 44 %, dan PP pada 3 ahun 5 bulan. Pengelolaan Agrowisaa Bina dengan ike erusan diperoleh NPV, BCR, IRR, dan PP beruru-uru Rp 7.374.917.327,-, 1,35, 65%, dan 1 ahun. Bila meliha capaian nilai parameer ersebu eruama nilai BCR, maka pengelolaan Agrowisaa Bina Darma eap layak secara ekonomi dieruskan. Apabila dibandingkan anara hasil analisis prakelayakan dengan hasil analisis sensiivias, erjadi penurunan nilai, dari hasil NPV, BCR, IRR, PP. Terkai dengan ini, maka pengelola harus melakukan berbagai upaya unuk menarik mina pengunjung/wisaawan eruama pada kondisi sepi idak berepaan dengan liburan sekolah, perayaan hari besar, dan lainnya. Penggalakan promosi melalui media, penas seni dan budaya, pameran, dan lainnya dapa menjadi alernif yang bisa dilakukan unuk menarik mina pengunjung/wisaawan. Pengembangan seperi perbaikan sisem layanan, penambahan fasilias dan peningkaan promosi wahana yang memiliki peluang besar unuk dikembangkan seperi aman sawa dan kebun agro. Semua ini enu memerlukan biaya, sehingga didalam analisis elah dialokasikan sebagai biaya promosi. Namun bila hal dilakukan dengan baik, maka alokasi biaya ersebu dapa eruupi kembali, sedangkan operasional jasa layanan wisaa agro idak banyak berubah. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan uraian di aas dapa disimpulkan : 1) Daya dukung unuk pengembangan Agrowisaa Bina Darma anpa mengubah keadaan fisik aau menurunkan muu lingkungan sekiarnya adalah 764 orang. 2) Sebagian besar (17 dari 23) obyek wisaa masih erbuka unuk menerima ambahan pengunjung/wisaawan baru, eruama aman sawa (rasio = 129 : 1) dan kebun agro ( rasio = 60 : 1). 3) Kegiaan wisaa agro di kawasan Agrowisaa Bina Darma layak dikembangkan secara berkelanjuan baik unuk skenario pengelolaan per wahana maupun skenario pengelolaan ike erusan, karena mempunyai nilai NPV>0, BCR>1, IRR 16 %, dan PP yang erjadi di bawah umur eknis fasilias wahana. Apabila erjadi kenaikan biaya operasional sebesar 30 persen perahun akiba dari kenaikan BBM, maka pengelolaan Agrowisaa Bina Darma eap layak unuk dilakukan, baik unuk skenario pengelolaan per wahana maupun skenario pengelolaan ike erusan. 265

Jurnal AGRIPTA Vol. 1, No. 4, April 2012, hlm. 255-266... ISSN: 1829-555X SARAN Adapun saran yang bisa diberikan erkai hasil-hasil yang dicapai dalam peneliian ini adalah : 1) Pengelola diharapkan dapa menambah waku erbuka unuk kunjungan bagi obyek wisaa agro yang dibuka dalam waku yang singka. Bila saa ini obyek wisaa agro ersebu hanya dibuka 0,17 0,5 jam per hari perwisaawan, maka secara berahap bisa diingkakan menjadi 2, 3 aau 4 jam per hari perwisaawan. Daya ampung yang ada saa ini yang mencapai 7122 orang per hari dapa diopimalkan pemanfaaannya eruama dengan mempromosikan obyek wisaa agro dengan rasio inggi (seperi aman sawa dan kebun agro). 2) Pengelolaan dengan ike erusan yang elah diberlakukan di Agrowisaa Bina Darma sejak Mei 2011 dapa erus dilakukan karena membawa manfaa ekonomi yang lebih baik. Namun demikian, bila dikemudian hari ada keberaan dari pengunjung/wisaawan eruama dengan ujuan khusus dan hanya ingin berwisaa pada salah sau wahana, maka dapa diinjau kembali, misalnya dengan pemberlakuan erbaas pengelolaan dengan ike per wahana. DAFTAR RUJUKAN [1] Calimag, P. 1994. Ecoourism Saus, Gains, Gap, and Prospecs in Fores Lands wih Emphasis on Proeced Areas. The Symposium-Workshop on Ecological Torurism. Los Banos. [2] Kemenerian Kebudayaan dan Pariwisaa Republik Indonesia. 2010. Saisik Pariwisaa. www.budpar.go.id. Diakses anggal 28 Desember 2010. [3] Kemenerian Peranian Republik Indonesia. 2010. Wisaa Agro Indonesia. Tersedia pada: hp://daabase.depan.go.id/agrowisaa. Diakses anggal 29 Desember 2010. [4] Libosada Carlos. 1998. Ecoourism in he Philippines. Bookmark. Makai Ciy. [5] Tim Pengelola Agrowisaa Bina Darma. 2010. Agrowisaa Bina Darma. Pengelola Agrowisaa Bina Darma. Indralaya. 266