III. METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab IV Pengembangan Model

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN Agustus, September 2014 dan dilanjutkan di Laboratorium

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

Analisis Model dan Contoh Numerik

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

BAB III METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

BAB 2 LANDASAN TEORI

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

ANALISIS DAYA SAING SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Ekosisem lau memiliki banyak manfaa ekonomi, baik yang selama ini elah erkuanifikasikan maupun manfaa-manfaa yang belum erhiung, dikarenakan nilainya idak dapa secara langsung dierjemahkan kedalam rupiah. Degradasi ekosisem lau yang erjadi di hampir semua perairan lau di dunia mengakibakan munculnya kekhawairan berbagai pihak akan menurunnya kualias ekosisem lau, sebagai salah sau indikaor keseimbangan ekologi di muka bumi. Penurunan kualias perairan lau sebagai penyangga sisem kehidupan, baik yang diakibakan degradasi ekosisem erumbu karang maupun overfishing, diyakini karena pendekaan pengelolaan kawasan lau selama ini yang quasi open acces. Pendekaan ersebu diyakini elah gagal unuk memperahankan produkifias, keanekaragaman biologi dan ekosisem lau. Kawasan konservasi lau (Marine Proeced Area /MPA) merupakan kawasan ekosisem lau ya ng diujukan unuk perlindungan dan pemeliharaan keanekaragaman hayai, sumberdaya alam dan budaya seempa, yang dikelola berdasarkan undang-undang aau perauran yang berlaku (IUCN, 2003). Oleh karenanya peneapan kawasan lindung dapa dianggap sebagai insrumen yang erkai dengan aspek ekologis dan kelembagaan/hukum secara bersamaan. Peneapan kawasan lindung lau dapa dipandang sebagai sau upaya unuk mewujudkan suau pemanfaaan sumberdaya yang berkelanjuan, yang mensyarakan adanya keunungan baik ekonomi maupun sosial bagi masyaraka. Manfaa ekonomi keberadaan TN. Karimunjawa haruslah dapa dibukikan dan dikomunikasikan dengan baik kepada masyaraka/nelayan seempa, melalui bahasa dan daa-daa yang mudah dimengeri oleh masyaraka. Sehingga masyaraka mengeahui secara jelas bagaimana sebenarnya manfaa yang mereka erima dengan keberadaan TN. Karimunjawa, sehingga persepsi mereka bisa dirubah kearah yang posiif. Persepsi yang baik dari masyaraka akan mengarah keerlibaan mereka secara akif akan perlindungan dan pemeliharaan kawasan, sehingga konsep pemanfaaan berkelanjuan dapa dicapai.

Unuk mendeeksi manfaa ekonomi kawasan lindung erhadap masyaraka seempa perlu dilakukan analisis erhadap beberapa variabel ekonomi masyaraka khususnya nelayan sebelum dan seelah adanya kawasan lindung. Analisis yang digunakan adalah valuasi ekonomi. Konsep valuasi ekonomi ini muncul awalnya karena meode analisis biaya dan manfaa (Cos-Benefi Analysis) yang konvensional sering idak mampu menilai nilai manfaa sumberdaya alam secara komprehensip, karena idak memasukkan manfaa ekologis dalam analisisnya. Demikian juga meskipun kia mengeahui kerusakan yang diimbulkan erhadap lingkungan akiba akifias ekonomi misalnya, pengambil kebijakan sering idak mampu mengkuanifikasikan kerusakan ersebu dengan meode ekonomi yang konvensional. Permasalahan-permasalahan diaas kemudian menjadi dasar pemikiran lahirnya konsep valuasi ekonomi. Dengan berkembangnya ilmu ekonomi lingkungan pada ahun 1980-an, konsep valuasi ekonomi sumberdaya dan lingkungan kemudian menjadi lebih luas dan mampu menjembaani kelemahan-kelemahan yang ada pada meode Benefi-Cos Analysis yang konvensional. Pendekaan valuasi ekonomi yang digunakan dalam hal ini adalah pende kaan loss of produciviy unuk meliha dan membandingkan kondisi ekonomi sebelum dan sesudah pembenukan Taman Nasional Karimunjawa. Perbandingan ersebu adalah pengukuran nilai dari hilangnya produkifias sumberdaya perikanan sebelum peneapan kawasan konservasi lau dan seelah peneapannya. Pendekaan yang kedua adalah pendekaan simulasi, dilakukan unuk meliha keersediaan sumberdaya perikanan pada keadaan dimana daa uru waku menjadi kendala. Pendekaan simulasi dilakukan melalui iconic modelling. Analisis simulasi ini menggunakan program kompuer (sofware) Venana Simulaion (Vensim) unuk meliha laju sok ikan, effor dan produksi dengan daa hipoeikal.

Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran Analisis Manfaa Ekonomi Sumberdaya Perik anan Kawasan Konsevasi Lau Taman Nasional Karimunjawa Pemanfaaan SDA dan Lingkungan Pemanfaaan Berkelanjuan Degradasi SDA dan Lingkungan Pembenukan Kawasan Konservasi Lau Analisis Manfaa Ekonomi Kawasan Konservasi Lau (TN. Karimunjawa) Analisis Time Series Pemodelan Simulasi Analisis Persepsi Masyaraka Nelayan (Deskripif) Analisis Ekonomi Wilayah Valuasi Ekonomi Sumberdaya Perikanan (Pendekaan Produkifias ) Analisis Teori Aplikasi Kebijakan

3.2. Meode Peneliian 3.3.1. Lokasi Peneliian Sebagaimana elah disebukan diawal, peneliian ini akan dilakukan di Kepulauan Karimunjawa, yang secara adminisraif berada di Wilayah Kecamaan Karimunjawa, Kabupaen Jepara, Jawa Tengah. Tidak semua wilayah Kecamaan Karimunjawa dieapkan sebagai Wilayah Taman Nasional. Karena penekanannya peneliian ini adalah unuk meliha nilai manfaa ekonomi Wilayah Konservasi Taman Nasional Karimunjawa, maka hanya peneliian ini hanya mengambil daa di kawasan/pulau-pulau yang dieapkan sebagai Taman Nasional. Desa yang ercakup dalam peneliian ini adalah sebagian Karimunjawa, Desa Kemujan dan Desa Parang. Pulau-pulau yang ercakup hanyala h pulau-pulau yang berpenghuni, yaiu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang dan Pulau Nyamuk. 3.3.2. Jenis dan Sumber daa Daa primer yang dikumpulkan melalui pembuaan kuisioner dan wawancara langsung adalah daa persepsi masyaraka nelayan di Kepulauan Karimunjawa,, daa biaya operasional ala angkap sera nilai Willingness o Pay pengunjung Taman Nasional Karimunjawa. Jumlah responden yang diambil akan disesuaikan dengan komposisi dan disribusi di keempa pulau, sera komponenkomponen masyaraka erenu yang dibuuhkan keerwakilan daanya. Semenara daa sekunder yang dikumpulkan mencakup daa ekonomi masyaraka, daa kondisi lingkungan/erumbu karang sera daa yang berhubungan dengan produksi ikan, khususnya selama 14 ahun erakhir, dari a hun 1991 hingga ahun 2004. Daa sekunder ini bersumber dari monografi desa, pelabuhan perikanan, Kanor Biro Saisik seempa dan dari insansi lain. Daa yang dapa menggambarkan kondisi dan perumbuhan aspek ekonomi masyaraka, yang selanjunya dipergunakan unuk analisis kuaniaif dianaranya adalah: 1). Produksi Ikan

2). Harga 3). Biaya penangkapan 4). Jumlah nelayan 5). Jenis dan jumlah ala angkap 3.3.3. Analisis Daa 3.3.3.1. Analisis Valuasi Ekonomi Analisis valuasi yang digunakan adalah valuasi ekonomi dengan pendekaan produkifias, mengacu pada Fauzi (2005). Pada pendekaan produkifias, nilai ekonomi dari kawasan konservasi lau didekai dengan cara membandingkan nilai kawasan akiba berkurang aau meningkanya produkifias dari kawasan konservasi lau. Perubahan aau perbedaan yang erjadi pada nilai produkifias aaupun nilai sumberdaya kawasan secara keseluruhan menggambarkan secara proxy nilai ekonomi kawasan konservasi lau. Formulasi perhiungan perubahan produkifias dari suau kawasan konservasi dapa diulis dengan formula pada persamaan beriku: NP NO = x Ω... (1) Dimana: NP = Perubahan Nilai Produksi pada periode NO = Nilai oupu pada periode x Pr = Oupu pada periode = Perubahan produkifias Dimana perubahan produkifias diukur berdasarkan persamaan (2) beriku: Ω = x x... (2) Dimana x pada persamaan diaas merupakan persamaan (3) beriku:

1 x = n (3) T b x = 1 x Adalah produkifias raa-raa dari ahun ke 1 sampai ahun basis (T b); ahun basis adalah ahun dimana perubahan produkifias erjadi. Formula ini dapa dimodifikasi unuk menenukan nilai kawasan konservasi lau dengan mengukur perubahan nilai moneernya. Unuk iu diperlukan konversi nilai moneer melalui formula beriku: φ = GR NO... (4) GR adalah Gross Reurn aau keunungan koor dari usaha perikanan di kawasan. Dengan mengeahui nilai, φkia juga dapa menghiung perubahan nilai ekonomi dari kawasan konservasi lau melalui formula: NS = φ Ω... (5) Perubahan nilai sumberdaya perikanan dapa juga diukur berdasarkan rene sumberdaya aau keunungan melalui formula beriku: π = η p ( x 1) 1 1 0 x... (6) Dimana: π η 1 p 1 x 0 x 1 = perubahan rene (profi) = rasio rene seelah erjadi perubahan produkifias = harga raa-raa seelah erjadi perubahan produkifias = oupu (produksi) sebelum erjadi perubahan produkifias = oupu (produksi) seelah erjadi perubahan produkifias

3.3.3.2. Simulasi Pemodelan Sumberdaya Perikanan Pendekaan simulasi yang dilakukan mengacu kepada iconic modelling Degradasi Sumberda ya Ikan (Fauzi, 2005) dengan program kompuer Venana Simulaion ((Vensim), dengan dukungan daa hasil peneliian yang elah dilakukan sebelumnya bagi jenis ikan karang, yang dilakukan oleh Anna (2003). Gambar 2. Pendekaan Model Simulasi ionic modelling Degradasi Sumberdaya Ikan r k DX fish produksi q <q> ren DE effor p c i PVP Ne ben Dari gambar di aas masing-masing variabel dapa dibedakan aas : 1. Variabel Uama, erdiri aas: Fish (sok sumberdaya ikan) Effor Ne Benefi 2. Variabel pendukung, erdiri aas: r (perumbuhan inrinsik ikan) k (daya dukung lingkungan perairan) q (koefisien penangkapan) p (harga ikan)

c (biaya penangkapan) ren produksi i (suku bunga) 3. Elemen sisem DX (perumbuhan ikan) DE (perumbuhan effor) PVP (presen value) 3.3.3.3. Analisis Persepsi Masyaraka Nelayan dan Pengunjung Taman Nasional Karimunjawa Secara deskripif akan digali persepsi masyaraka nelayan enang keberadaan Kawasan Konservasi Lau Taman Nasional Karimunjawa sera manfaa ekonomi yang mereka rasakan dengan dieapkannya Kawasan konservasi ersebu. Disamping masyaraka nelayan, persepsi juga digali dari para pengunjung Taman Nasional aas penilaiannya erhadap lingkungan Karimunjawa, melalui kesediaan mereka membayar harga ike masuk kawasan konservasi, dengan menggunakan analisis Willingness To Pay (WTP). WTPi = f(i, E, A, P}... (7) dimana I adalah pendapaan, E adalah ingka pendidikan, A adalah umur, dan P ujuan. Tahapan-ahapan dalam analisis Willingness o Pay ini adalah : 1. Mengeahui nilai maksimum keinginan membayar dari responden dilakukan dengan peranyaan erbuka, dimana responden diberikan pilihan nilai rupiah dan juga mencanumkan nilai sendiri unuk harga bike masuk kawasan konservasi. 2. Menghiung raaan WTP seiap individu. 3. Memperkirakan kurva lelang, yang diperoleh dengan meregresikan WTP sebagai variabel idak bebas (dependen variable) dengan beberapa variabel bebas : Wi = f (I, E, A,P)

4. Mengagregakan raaan nilai lelang, dengan melibakan konversi daa raaan sampel ke raaan populasi, yaiu dengan mengalikan raaan sampel dengan jumlah kunjungan per ahun nya. Unuk meliha fakor-fakor yang mempengaruhi nilai WTP ini, digunakan sofware SPSS 11. 3.3.3.4. Analisis Ekonomi Wilayah dan Pengembangannya Unuk meliha dampak ekonomi wilayah khususnya dari konribusi sumberdaya perikanan, erhadap PDRB Wilayah Kabupaen Jepara dilakukan analisis Locaion Quoien (LQ). Selanjunya dari hasil pengolahan daa dengan LQ ersebu akan dianalisis secara deskripif dikaikan dengan keberadaan Kawasan Konservasi Lau Taman Nasional Karimunjawa dan pengembangannya. Model Basis Ekonomi : LQ (Locaion Quoien) Analisis dengan model LQ ini digunakan unuk meliha sekor basis aau non basis dari suau wilayah perencanaan dan dapa mengidenifikasi sekor unggulan aau keunggulan komparaif suau wilayah. Pendekaan dengan menggunakan meoda LQ ini adalah dengan menganalisis nilai PDRB sub sekor i di wilayah Kabupaen Jepara. Hal ini dapa dirumuskan sebagai beriku LQij = Xij/Xi. Xj/X.. dimana : LQ ij = indeks kuosien lokasi X ij = jumlah PDRB Kabupaen Jepara masing-masing sub sekor X i. = jumlah PDRB Kabupaen Jepara oal seluruh sub sekor X.j X.. = jumlah PDRB oal suau sub sekor di Kabupaen Jepara = jumlah PDRB oal seluruh sub sekor pada wilayah Kabupaen Jepara Krieria penilaian dalam penenuan ukuran deraja basis dan non basis adalah jika nilai indeks LQ lebih besar dari sau (LQ >1) maka sekor ersebu

merupakan sekor basis sedangkan bila nilainya sama aau lebih kecil dari (LQ<1) berari sekor yang dimaksud ermasuk ke dalam sekor non basis pada kegiaan perekonomian wilayah Kabupaen Jepara. Analisis LQ ini dilakukan dalam benuk ime-series/rend, arinya unuk meliha beberapa kurun waku yang berbeda apakah erjadi kenaikan aau penurunan. 3.3.3.5. Game Theory Unuk Analisis Kebijakan Game Theory digunakan unuk menggambarkan dan menganalisis konflik sera ineraksi secara maemais yang erjadi anar sakeholder dalam pengelolaan dan pemanfaaan Kawasan Karimunjawa. Dalam pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa ini, sakeholder (player) adalah pemerinah daerah, masyaraka nelayan, dan Balai Taman Nasional Karimunjawa (Dephu). Model sederhana Game Theory yang digunakan dalam menganalisis konflik pemanfaaan kawasan Karimunjawa dapa diuraikan sebagai beriku : 1. Player, erdiri dari Pemerinah daerah (G), masyaraka nelayan (N), dan Deparemen Kehuanan (D). 2. Sraegi, erdiri dari sraegi unuk meneruskan menerima keberadaan kawasan konservasi (A), aau idak menerima kawasan konservasi (B). 3. Payoff, daa yang diperlukan unuk menenukan payoff iap player adalah : Pajak yang dierima oleh Pemda Manfaa ekonomi yang diperoleh nelayan (hasil valuasi ekonomi) Enry fee, aau pendugaan nilai enry fee melalui Analisis Willingness To Pay Tabel 1. Mariks Pahala (Payoffs) dalam Analisis Game Theory Player A Player B 1 2 1 (A1), (B1) (A1), (B2) 2 (A2), (B1) (A2), (B2) Dalam hal ini akan dibua iga abel payoff, yang masing-masing akan memasangkan dua player, yaiu G dan N, N dan D sera G dan D.

Terkai dengan konflik yang ada, maka akan dilakukan analisis deskripif unuk menemukan solusi konflik. Teknik-eknik penyelesaian masalah aau alernaif penyelesaian konflik berujuan unuk memfasiliasi proses pembuaan kepuusan oleh kelompok-kelompok yang berkonflik, sehingga sedapa mungkin diperoleh penyelesaian yang memuaskan semua pihak anpa ada sau pihak yang merasa erugikan.