ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

I. PENGANTAR STATISTIKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MUSLIMATUL AINA Universitas Madura

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

menyelesaikan permasalahan dalan penulisan.

Transkripsi:

PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11 Des 01 ABSTRAK Tujuan Peneltan Adapun tujuan n adalah untuk mengetahu pengaruh penerapan Wth Holdng Tax System yang dcermnkan dar jumlah PKP yang menyetorkan PPN terhadap penermaan Pajak Pertambahan Nla pada Pengusaha Kena Pajak. Dar hasl uj t ddapat t = 1,4965. Bla t htung dbandngkan dengan t tabel maka ddapat t htung lebh kecl dar t tabel (1,4965 <,074). Dengan hasl tersebut maka Ha dtolak dan Ho dterma karena t htung jatuh pada daerah penolakan Ho. Dengan demkan dapat dnyatakan bahwa tdak ada hubungan antara jumlah PKP dengan penermaan PPN. Secara keseluruhan hasl peneltan n menympulkan bahwa nformas jumlah PKP yang menyetorkan PPN bukanlah merupakan hal utama yang perlu dperhatkan dan djadkan tolak ukur yang bak oleh KPP Pratama Medan Petsah untuk menentukan besarnya penermaan PPN. Hal tersebut dkarenakan perubahan PKP yang menyetorkan PPN berbedabeda setap bulannya, terkadang bsa menngkat dan bsa juga menurun. Kata Kunc : Wth Holdng Tax System,Penerma Pajak Pertambahan Nla PENDAHULUAN Negara Republk Indonesa adalah negara hukum berdasarkan Pancasla dan Undang- Undang Dasar 1945 yang menjunjung tngg hak dan kewajban setap masyarakat. Oleh karena tu, Negara menempatkan perpajakan sebaga perwujudan salah satu kewajban

kenegaraan dalam rangka kegotong-royongan nasonal sebaga peran aktf masyarakat dalam membaya pembangunan. Untuk tetap bertahan dan memperbak konds ekonom yang ada, pemerntah harus mengupayakan semua potens penermaan yang ada. Pada saat n tengah dgal berbaga macam potens untuk menngkatkan penermaan negara, bak yang berasal dar dalam neger maupun luar neger. Potens penermaan dar pnjaman luar neger akan semakn dkurang. Berdasarkan hal tersebut maka Indonesa akan berusaha untuk lebh menngkatkan potens penermaan negara dar dalam neger, dan tdak dapat dpungkr lag bahwa pajak telah memberkan kontrbus terbesar dalam penermaan Negara. Penermaan dar sektor pajak terbag menjad dua golongan, yatu dar pajak langsung contohnya Pajak Penghaslan dan dar pajak tdak langsung contohya Pajak Pertambahan Nla, Bea Matera dan Bea balk nama. Dlhat dar seg penermaan, Pajak Penghaslan dapat membantu negara dalam membaya pengeluaran, namun tdak semua orang dapat dkenakan PPh. Pajak penghaslan hanya dapat dkenakan kepada orang prbad atau badan yang telah berpenghaslan d atas Penghaslan Tdak Kena Pajak (PTKP), akan tetap hal tu tdak berlaku bag Pajak Pertambahan Nla, karena pajak tersebut dapat dlmpahkan kepada orang lan sehngga memungknkan semua orang dapat dkenakan PPN. Sepert yang kta ketahu bahwa hampr seluruh barang-barang kebutuhan hdup rakyat Indonesa merupakan hasl produks yang terkena PPN. Dengan kata lan, hampr semua transaks d bdang perdagangan, ndustr dan jasa yang termasuk dalam golongan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak pada prnspnya terkena PPN. Oleh karena tu walaupun seseorang belum memlk NPWP namun a tetap terkena PPN yang dpungut oleh Pengusaha Kena Pajak sebaga phak yang berhak memungut PPN yang nantnya PPN yang dpungut tersebut akan dsetorkan ke kas negara.

Dalam melakukan pemungutan pajak tersebut Indonesa menganut tga sstem, yatu Offcal Assessment, Self Assessment dan Wth Holdng Tax System. Ketga sstem d atas mempunya kestmewaan masng-masng, namun yang memlk peranan yang lebh domnan adalah Wth Holdng Tax System karena dterapkan pada sstem pemungutan PPN. Pelaksanaan sstem yang bak akan dapat menngkatkan penermaan karena semuanya dlakukan sesua dengan sstem yang telah dtetapkan. Penggunaan Wth Holdng Tax System menuntut phak ketga yang dtunjuk untuk lebh aktf dalam menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajb pajak sesua dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. KAJIAN TEORI Wth Holdng Tax System Sebelum kta mengetahu Wth Holdng Tax System kta harus mengetahu bahwa Wth holdng Tax System merupakan salah satu sstem pemungutan pajak. Menurut St Resm (003, hal 11) dalam pemungutan pajak dkenal beberapa sstem pemungutan pajak yatu : 1) offcal assessment system merupakan sstem pemungutan pajak yang member kewenangan aparatur perpajakn untuk menentukan sendr jumlah pajak yang terutang setap tahunnya sesua dengan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan yang berlaku. ) self assessment system merupakan sstem pemungutan pajak yang member wewenang Wajb Pajak dalam menentukan sendr jumlah pajak yang terutang setap tahunnya sesua dengan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan yang berlaku. Dalam hal n, nsatf serta kegatan menghtung dan pemungutan pajak sepenuhnya berada d tangan Wajb Pajak. 3) wth holdng tax system merupakan sstem pemungutan pajak yang member wewenang kepada phak ketga yang dtunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajb Pajak sesua dengan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan yang berlaku. Penunjukan phak ketga n bsa dlakukan sesua Perundang-Undangan Perpajakan, Keputusan Presden dan Peraturan lannya untuk memotong dan memungut pajak, menyetorkan dan mempertanggungjawabkan melalu sarana perpajakan yang terseda. Berhasl atau tdaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada phak ketga yang dtunjuk. Berdasarkan stus http://pajaktaxes.blogspot.com/008/09/wthholdng

Wthholdng tax merupakan salah satu sstem admnstras perpajakan yang banyak dterapkan d negara lan. Sstem n memlk keunggulan karena pajak dbayar pada saat penghaslan dterma. Jka penghaslan sudah dterma dan dgunakan, maka sudah jad kebasaan dmanapun bahwa kta akan berat bayar pajak. Wthholdng tax serng dsebut PPh pasal 1, PPh pasal, PPh pasal 3, PPh pasal 6 dan PPh pasal 4 () Fnal. Selan tu PPN juga bagan dar wthholdng tax. Sedangkan berdasarkan stus http://www.pajakonlne.com : Wthholdng tax adalah cara yang palng gampang yang dlakukan oleh pemerntah untuk memungut pajak dengan cara mewajbkan wajb pajak untuk melakukan pemungutan dan pemotongan atas pajaknya phak lan. Dengan cara n, pemerntah akan dengan mudah untuk mengumpulkan pajak tanpa memerlukan upaya dan baya besar. 1. Pengusaha Kena Pajak Menurut UU Perpajakan No. 18 Tahun 000 Pasal 1 No. 15 : Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang dalam kegatan usaha atau pekerjaanya melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) dan atau ekspor BKP yang dkenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nla (PPN) yang wajb melaporkan usahanya untuk dkukuhkan sebaga PKP, tdak termasuk pengusaha kecl, yang batasannya dtetapkan dengan Keputusan Menter Keuangan, kecual Pengusaha Kecl memlh untuk dkukuhkan sebaga PKP.. Pajak Pertambahan Nla a. Pengertan Pajak Pertambahan Nla Sebelum mengetahu pengertan Pajak Pertambahan Nla terlebh dahulu kta harus mengetahu pengertan pajak secara umum, yatu ada beberapa pendapat antara lan menurut Prof. DR. Rochmat Soemtro, SH (Waluyo, 006 hal. 3):

Pajak adalah uran kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dpaksakan) dengan tdak mendapat jasa tnbal (kontraprestas) yang langsung dapat dtunjukkan dan yang dgunakan untuk membayar pengeluaran umum. b. Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nla Menurut Waluyo (006, hal 11) Dasar Pengenaan Pajak dantaranya : 1) Harga jual merupakan nla berupa uang, termasuk semua baya yang dmnta atau seharusnya dmnta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), tdak termasuk Pajak Pertambahan Nla (PPN) yang dpungut menurut Undang- Undang PPn dan PPnBM dan potongan harga yang dcantumkan dalam faktur pajak ) penggantan merupakan nla berupa uang termasuk semua baya yang dmnta atau seharusnya dmnta oleh pember jasa karena penyerahan JKP tdak termasuk pajak yang dcantumkan dalam faktur pajak. 3) nla ekspor merupakan nla berupa uang, termasuk semua baya yang dmnta atau seharusnya dmnta oleh eksportr. Msalnya harga yang tercantum dalam Pembertahuan Ekspor Barang (PEB). 4) nla mpor merupakan nla berupa uang yang menjad dasar perhtungan bea masuk dtambah pungutan lannya yang dkenakan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pabean untuk mpor BKP, tdak termasuk PPn yang dpungut menurut Undang-Undang PPn dan PPnBM. c. Tarf Pajak Pertambahan Nla PPN yang terutang dhung dengan cara mengalkan Tarf Pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Adapun tarf PPN tersebut adalah : 1) Tarf PPN adalah 10% (sepuluh persen)

Tarf Pajak Pertambahan Nla yang berlaku atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak adalah tarf tunggal, sehngga mudah dalam pelaksanaannya dan tdak memerlukan daftar penggolongan jasa dengan tarf yang berbeda sebagamana berlaku pada PPnBM. ) Tarf PPN atas ekspor BKP adalah 0% (nol persen) Pajak Pertambahan Nla adalah pajak yang dkenakan atas konsums BKP d dalam Daerah Pabean. Oleh karena tu, BKP yang dekspor atau dkonsums d luar Daerah pabean, dkenakan PPN denga tarf 0% (nol persen) bukan berart pembebasan dar pengenaan PPN. Dengan demkan, Pajak masukan yang telah dbayar dar barang yang deksportetap dapat dkredtkan. 3. Pengertan STP PPN (Surat Taghan Pajak) Surat Taghan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan taghan pajak dan atau sanks admnstras berupa denda dan atau bunga. 4. Mekansme Penyetoran SSP Surat Setoran Pajak (SSP) adalah merupakan surat yang oleh wajb pajak dgunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalu kantor pos atau bank atau tempat pembayaran lan yang dtunjuk oleh menter keuangan. Adapun dalam mekansme penyetoran Surat Setoran Pajak terdapat sarana pembayaran dan penyetoran pajak, dmana untuk membayar/menyetor PPN dan PPnBM dgunakan formulr Surat Setoran Pajak yang terseda d Kantor-kantor Pelayanan Pajak dan Kantor-kantor Penyuluhan dan Pengamanan Potens Perpajakan (KP4) d seluruh Indonesa. METODE PENELITIAN Analss Data

Metode analss data yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode statstk deskrptf yatu dengan ukuran tendens sentral yang mengukur tendens suatu hmpunan data yang mengelompok atau memusat dalam nla numerk tertentu. Ada 3 metode mengukur tendens sentral yatu : 1. Rata-rata htung n x1 = 1 n Artnya rata-rata dhtung dar penjumlahan tap data, dar x 1 hngga x n, dbag dengan banyaknya data (n) yang ada.. Medan 3. Modus 4. Devas Standar Merupakan ukuran penympangan yang dperoleh dar akar kuadrat dar rata-rata jumlah kuadrat devas antara masng-masng nla dengan rata-ratanya. S= n 1 1 n 1 Bla nla standar devas relatf besar berart data yang dgunakan sebaran/varabltasnya tngg. Bla nla devas standar relatf kecl, artnya data yang dgunakan mengelompok d seputar nla rata-ratanya dan penympangannya kecl. Pengujan Hpotess a. Analsa Regres Lner Sederhana Menurut Sugyono, persamaan regres lnear sederhana ddasarkan atas dasar hubungan fungsonal maupun kausal antara satu varabel ndependen dengan satu varabel dependen.

Model persamaannya sebaga berkut : Y' = a + b Harga a dan b dapat dcar dengan rumus sebaga berkut : a = n b = Y Y n n Y Y Keterangan : Y = Penermaan Pajak Pertambahan Nla (PPN) sebaga varabel dependen a = ntercept/koefsen yang menyatakan perubahan rata-rata varabel dependen (Penermaan PPN) untuk setap perubahan varabel ndependen (pertumbuhan jumlah PKP yang menyetorkan PPN ) b = angka arah atau koefsen regres, yang menunjukkan angka penngkatan ataupun varabel dependen yang ddasarkan pada varabel ndependent. Bla b (+) maka terjad kenakan, bla b (-) maka terjad penurunan. = Jumlah PKP yang menyetorkan PPN sebaga varabel ndependent b. Analsa Korelas Product Moment Analsa Korelas Product Moment dgunakan untuk menguj hpotess hubungan antara varabel dependen dengan varabel ndependen. Rumus Korelas Product Moment adalah : r xy n Y Y n ny Y Keterangan : n = jumlah banyak data

= Jumlah PKP yang menyetorkan PPN Y = Jumlah penermaan Pajak Pertambahan Nla Pedoman Untuk Memberkan Interpretas Koefsen Korelas Interval Koefsen Tngkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,0-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat Harga r htung tersebut selanjutnya akan dbandngkan dengan nla r tabel. Ketentuan dalam Korelas Product Moment adalah bla r htung lebh kecl dar r tabel, maka Ho dterma dan Ha dtolak. Artnya tdak terdapat hubungan yang postf dan sgnfkan antara varabel ndependen dengan varabel dependen. Tetap sebalknya bla r htung lebh besar dar r tabel, maka Ha dterma dan Ho dtolak. Artnya terdapat hubungan yang sgnfkan antara varabel ndependen dengan varabel dependen. c. Uj Determnas Untuk mengetahu ketepatan atau kecocokan gars regres yang terbentuk perlu dlhat seberapa jauh model yang terbentuk mampu menerangkan konds yang sebenarnya. Dalam analss regres dkenal suatu ukuran yang dapat dpergunakan, dkenal dengan nama Koefsen Determnas (R ). Nla koefsen determnas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar sumbangan dar varabel penjelas() terhadap varabel respon(y).

Nla koefsen determnas dapat dhtung dengan cara mengkuadratkan koefsen korelas yang dtemukan. D = r xy x 100% d. Uj t Uj-t dgunakan untuk menguj sgnfkans hubungan antara varabel ndependen dengan varabel dependen. t = r n 1 r Harga t htung tersebut selanjutnya dbandngkan dengan harga t tabel. Dengan taraf kesalahan 5% uj dua phak dan dk = n Bla t htung lebh kecl dar t tabel, maka Ho dterma dan Ha dtolak. Artnya tdak terdapat hubungan yang postf dan sgnfkan antara varabel ndependen (bebas) dengan varabel dependen (terkat). Sebalknya apabla t htung lebh besar dar t tabel, maka Ha dterma dan Ho dtolak. Artnya terdapat hubungan yang postf dan sgnfkan antara varabel ndependen (bebas) dengan varabel dependen (terkat). Varabel dalam peneltan n terdr dar jumlah PKP yang menyetorkan PPN sebaga varabel bebas (Independen) dan penermaan PPN sebaga varabel terkat (dependen). Statstk deskrptf dar varabel tersebut dar semua PKP yang menyetorkan PPN pada KPP Pratama Medan Petsah selama perode 008-009 atau selama Januar 008 s/d Desember 009 dsajkan dalam tabel berkut : N Mnmum Maxmum Mean Std Devas PKP 4 1164 093 1890.3 15.9 PPN 4 7,006,633,607 63,10,54,941 7,386,147,606.8 15,38,801,976.

Tabel datas menujukkan bahwa semua varabel memlk nla mnmum postf. Untuk nla maksmum, semua varabel juga memlk nla yang postf. Berkut n perncan data deskrptf yang telah dolah : a. varabel PKP memlk nla mnmum 1164 dan maksmum 093 dengan rata-rata PKP sebesar 1890.3 dengan jumlah sampel sebanyak 4. b. varabel PPN memlk nla mnmum 7,006,633,607 dan maksmum 63,10,54,941 dengan rata-rata PPN sebesar 7,386,147,606.8 dengan jumlah sampel sebanyak 4. Dar tabel datas dapat dkatakan angka logartma untuk menyederhanakan pembahasan tetap nlanya tetap akurat. Kemudan nla tersebut dmasukkan pada tabel penolong untuk menghtung regres lner sederhana sebaga berkut : a. Analsa Regres Lner Sederhana Untuk mengetahupengaruh wthholdng tax terhadap penermaan PPN dapat dgunakan rumus regres lner sederhana sebaga berkut : Y' = a + b Dmana : Y' = Subjek dalam varabel dependen (penermaan PPN) a = Harga Y bla = 0 (harga konstan) b = Angka arah atau koefsen korelas, yang menunjukkan angka penngkatan ataupun penurunan varabel dependen yang ddasarkan pada varabel ndependen. Bla b (+) maka nak, dan bla (-) maka terjad penurunan. = Subjek pada varabel ndependen yang mempunya nla tertentu (jumlah PKP)

Untuk mencar nla a dan b dapat dcar : a = b = Y Y n n n Y Y Kemudan dapat dketahu : n = 4 Σ = 45367 ΣY = 657,67,54,563 Σ = 86,89,311 ΣY = 3,404,385,848,391,100,000,000 ΣY = 1,65,567,38,700,930 Dar data datas dapat dcar nla a sebaga berkut : a = a = Y Y n 657,67,54,56386,89,311 453671,65,567,38,700,930 486,89,311 45367 a = 57,070,087,863,408,500,000 57,414,993,001,175,300,000,083,903,464,058,164,689 a = 344,905,137,766,851,000 5,738,775 a = - 13,400,15,735.48 b = b = n n Y Y 45367657,67,54,563 486,89,311 45367 4 1,65,567,38,700,930 b = 30,373,615,888,8,400 9,818,603,455,600,083,903,464,058,164,689

b = 555,359,85,366,80 5,738,775 b = 1,576,756.68 berkut : Dar kedua perhtungan datas dapat dketahu persamaan regres adalah sebaga Y = a + b Y = -13,400,15,735.48 + 1,576,756.68 Dar rumus regres dapat dsmpulkan bahwa apabla a dan b yang menunujukkan postf maka terdapat hubungan antara jumlah PKP dan penermaan PPN tetap jka menunjukkan negatf maka tdak ada pengaruh antara jumlah PKP dan penermaan PPN pada KPP Pratama Medan Petsah. Apabla jumlah PKP mengalam penngkatan maka penermaan PPN juga cenderung menngkat. Jka dnterpretaskan dalam angka hasl regres dapat djelaskan bahwa apabla jumlah PKP mengalam penngkatan atau bertambah sebesar 1 hal tersebut akan menngkatkan penermaan PPN sebesar 1,576,756.68. r xy b. Analsa Korelas Product Moment n = 4 Σ = 45367 ΣY = 657,67,54,563 Σ = 86,89,311 ΣY = 3,404,385,848,391,100,000,000 ΣY = 1,65,567,38,700,930 r xy n Y Y n ny Y 41,65,567,38,700,930 45367657,67,54,563 45367 4 3,404,385,848,391,100,000,000 4 86,89,311 657,67,54, 563

r xy 30,373,615,888,8,400 9,818,56,603,455,600,083,903,464,058,164,689 561,705,60,361,387,000,000,000 43,000,6,506,805,000,000,000 r xy = r xy = r xy = 555,359,85,366,80 5,738,77519,704,637,854,58,000,000,000 555,359,85,366,80 3,338,438,490,195,580,000,000,000,000,000 555,359,85,366,80 1,87,139,48,30,800 r xy = 0,304 Dar hasl perhtungan dapat dketahu bahwa koefsen korelas (r xy ) adalah sebesar 0,304. Melhat hasl perhtungan datas dapat dsmpulkan korelas antara varabel dan varabel Y termasuk pada kategor rendah. Dan bla dlhat dalam r tabel untuk N = taraf sgnfkans 5% atau tngkat kesalahan sebesar 5% dan derajat kepercayaan atau tngkat kebenaran sebesar 95% maka dperoleh nla krtk sebesar 0,404, hal tersebut berart bahwa tdak ada hubungan antara jumlah PKP dan penermaan PPN. Dengan demkan dapat dbuktkan bahwa hubungan antara varabel bebas dengan varabel terkat adalah negatf dan tergolong mempunya hubungan yang rendah yatu sebesar 0,304 berada pada ksaran 0,0 0,399. c. Analsa Uj Determnas Untuk mengetahu seberapa besar persentase pengaruh antara jumlah PKP dengan penermaan PPN dgunakan dengan menguj koefsen determnas dengan menggunakan rumus dan perhtungan sebaga berkut : Dketahu nla r xy = 0,304, maka : D = r xy x 100% D = (0,304) x 100%

D = 0,094 D = 9,4% Hal n berart bahwa varans yang terjad pada varabel penermaan PPN sebesar 9,4% dtentukan oleh varans yang terjad pada varabel jumlah PKP. Pengertan n serng dartkan pengaruh jumlah PKP terhadap penermaan PPN = 9,4%, dan ssanya 90,76% dtentukan faktor lan. d. Analsa Uj t Selanjutnya untuk mengs sgnfkans pengaruh jumlah PKP terhadap penermaan PPN pada KPP Pratama Medan Petsah dengan menggunakan uj-t karena dtelt lebh kecl dar 50 tahun yatu tahun atau 4 bulan. Dengan menggunakan rumus sebaga berkut : Dketahu nla r xy = 0,304, maka : Langkah-langkah yang harus dlakukan untuk uj-t dengan rumus : t = t = t = t = r n 1 r 0,304 1 0,304 4 0,304 1 0,094 0,304 4,6904 0,9076 t = 1,457 0,957 t = 1,4965

Dar hasl uj-t tersebut kemudan apakah uj-t lebh besar atau lebh kecl dar t-tabel maka dapat dcar t-tabel dmana dengan anggaran dasar bahwa : N = 4 Dk = n - Dk = 4- = Jad untuk taraf sgnfkans 5% atau 0,05 dengan tngkat derajat kepercayaan 95% pada N = maka ddapat t-tabel sebesar,074 (lhat pada lampran). Jad dengan perhtungan uj-t htung dan uj t-tabel = 1,4965 <,074. Jad dengan hasl tersebut maka Ha dtolak dan Ho dterma. Berart tdak ada pengaruh sgnfkans antara jumlah PKP dengan penermaan PPN pada KPP Pratama Medan Petsah. Dengan demkan penngkatan jumlah PKP salah dapat menngkatkan penermaan PPN. D. Pembahasan Nla koefsen korelas sebesar 0,304. Hal n berart bahwa 30,4% varas penermaan PPN dapat djelaskan oleh jumlah PKP yang menyetorkan PPN, sedangkan 69,6% djelaskan oleh sebab-sebab lan yang tdak dmasukkan dalam model peneltan. Bla dlhat dalam r tabel untuk N = 4 dengan taraf sgnfkans 5% atau tngkat kesalahan sebesar 5% dan derajat kepercayaan atau tngkat kebenaran sebesar 95% maka dperoleh nla krtk sebesar 0,404, hal tersebut berart bahwa tdak ada hubungan antara jumlah PKP dan penermaan PPN. Dengan demkan berdasarkan pedoman memberkan nterpretas kofsen korelas dapat dbuktkan bahwa hubungan antara varabel varabel bebas dan varabel terkat adalah negatf dan tergolong mempunya hubungan yang rendah yang berada pada ksaran 0,0 0,399. Dar analsa regres lner sederhana ddapat bahwa nla a dan b menunjukkan negatf. In berart tdak ada hubungan antara jumlah PKP dengan penermaan PPN. Jka

dnterpretaskan dalam angka hasl regres dapat djelaskan bahwa apabla jumlah PKP mengalam penngkatan atau bertambah sebesar 1, hal tersebut akan menngkatkan penermaan PPN sebesar 1,576,756.68 Sedangkan hasl dar analsa uj determnas ddapat D = 9,4%. Hal n berart bahwa varans yang terjad pada varabel penermaan PPN sebesar 9,4% dtentukan oleh varans yang terjad pada varabel jumlah PKP. Pengertan n dapat dartkan bahwa pengaruh jumlah PKP terhadap penermaan PPN hanya sebesar 9,4% dan ssanya 90,76% dtentukan oleh faktor lan. Analsa uj t ddapat t = 1,4965. Bla t htung dbandngkan dengan t tabel maka ddapat 1,4965 <,074. Dengan hasl tersebut maka Ha dtolak dan Ho dterma. Berart tdak ada pengaruh sgnfkans antara jumlah PKP dengan penermaan PPN pada KPP Pratama Medan Petsah. In dkarenakan bahwa t htung jatuh pada daerah penolakan Ho, maka dapat dnyatakan hpotess nol yang menyatakan tdak ada hubungan antara jumlah PKP dengan penermaan PPN dtolak, dan hpotess alternatf dterma. Berdasarkan hasl pengujan dketahu bahwa jumlah PKP yang menyetorkan PPN tdak mempunya pengaruh postf dan sgnfkan terhadap penermaan PPN. Dar seg teor, hasl peneltan n tdak mendukung pendapat yang menyatakan bahwa dengan wthholdng tax system (yang berfokus pada jumlah PKP) yang bak akan menngkatkan penermaan PPN. In dkarenakan jumlah PKP yang melapor setap bulannya tdak akurat, bsa nak bahkan bsa turun yang dsebabkan ada beberapa PKP yang tdak mempunya aktftas lag. Dengan demkan dharapkan seluruh KPP yang tersebar d Indonesa perlu memperhatkan dan menerapkan sstem yang ada dengan sebak mungkn KESIMPULAN

1. KPP Pratama Medan Petsah adalah Kantor Pelayanan Pajak yang memberkan pelayanan kepada masyarakat yang profesonal yang dengan knerja yang bak dan dapat dpercaya untuk menngkatkan penermaan negara dar sektor pajak.. Berdasarkan hasl uj analsa koefsen korelas ddapat 0,304. Hal n berart bahwa 30,4% varas penermaan PPN dapat dpengaruh oleh jumlah PKP yang menyetorkan PPN, sedangkan 69,6% dpengaruh oleh sebab-sebab atau faktor-faktor lan. Bla dlhat dalam r tabel untuk N=4 dengan taraf sgnfkans 5% maka dperoleh nla krtk sebesar 0,404. Nla tersebut jka ddasarkan pada pedoman pemberan nterpretas koefsen korelas maka ddapat hubungan antara varabel jumlah PKP terhadap varabel penermaan PPN adalah negatf dan tergolong mempunya hubungan yang rendah. Sedangkan hasl dar analsa uj determnas ddapat D = 9,4%. Hal tersebut berart bahwa pengaruh jumlah PKP terhadap penermaan PPN hanya sebesar 9,4% dan ssanya 90,76% dtentukan oleh faktor lan sepert msalnya nflas dan faktor ekonom lannya. Dar hasl uj t ddapat t = 1,4965. Bla t htung dbandngkan dengan t tabel maka ddapat t htung lebh kecl dar t tabel (1,4965 <,074). Dengan hasl tersebut maka Ha dtolak dan Ho dterma karena t htung jatuh pada daerah penolakan Ho. Dengan demkan dapat dnyatakan bahwa tdak ada hubungan antara jumlah PKP dengan penermaan PPN. Secara keseluruhan hasl peneltan n menympulkan bahwa nformas jumlah PKP yang menyetorkan PPN bukanlah merupakan hal utama yang perlu dperhatkan dan djadkan tolak ukur yang bak oleh KPP Pratama Medan Petsah untuk menentukan besarnya penermaan PPN. Hal tersebut dkarenakan perubahan PKP yang menyetorkan PPN berbeda-beda setap bulannya, terkadang bsa menngkat dan bsa juga menurun.

DAFTAR PUSTAKA Kuncoro, Mudrajad, (003), Metode Rset untuk Bsns dan Ekonom, Penerbt Erlangga, Jakarta. Prabowo, Yusdanto, (004), Akuntans Perpajakan Terapan, Penerbt PT. Grameda Pustaka Utama, Jakarta. Resm, St, (007), Perpajakan Teor dan Kasus, Buku I, Eds, Penerbt Salemba Empat, Jakarta. Sagan, D dan Sugarto, (006), Metode Statstka untuk Bsns dan Ekonom, Penerbt PT. Grameda Pustaka Utama, Jakarta. Sugyono, (008), Metode Peneltan Bsns, Penerbt Alfabeta, Bandung. Sukardj, Untung, (005), Pajak Pertambahan Nla Eds Revs 005, Penerbt PT. Raja Grafndo Persada, Jakarta. Waluyo, (006), Perpajakan Indonesa (Pembahasan sesua dengan Ketentuan Perundangundangan Perpajakan dan Aturan Pelaksanaan Perpajakan Terbaru), Penerbt Salemba Empat, Jakarta. Undang-undang Perpajakan Tahun 000, Eds pertama, Penerbt Salemba Empat, Jakarta http://www.pajakonlne.com http://www.pajaktaxes.com/008/09/wthholdng http://www.konsultan-pajak.co.cc/ ars_avantara@yahoo.com PAJAK KITA (Katalog Produk Aplkas Pajak) : dp_pajak1@yahoo.co.d http://www.dannydarussalam.com/engne/artkel/art.php?lang=d&artd=1554