BAB II LANDASAN TEORI. ilmiah. Pencacahan atau pengukuran karakteristik suatu objek kajian yang

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan

BAB III PROSES POISSON MAJEMUK

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK

LANDASAN TEORI. Distribusi Gamma adalah salah satu keluarga distribusi probabilitas kontinu.

POISSON PROSES NON-HOMOGEN. Abdurrahman Valid Fuady, Hasih Pratiwi, dan Supriyadi Wibowo Program Studi Matematika FMIPA UNS

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan, kedokteran, teknik mesin, software komputer, bahkan militer

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

BEBERAPA DISTRIBUSI KHUSUS DKINTINU DIKENAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STATISTIKA. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI

HANDOUT PERKULIAHAN. Pertemuan Ke : 3 : Distribusi Satu Peubah Acak dan Ekspektasi Satu Peubah Acak

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penggabungan dan Pemecahan. Proses Poisson Independen

BAB III SURVIVAL ANALYSIS UNTUK MENGUJI RELIABILITAS PRODUK DAN PENENTUAN GARANSI PRODUK 3.1 Garansi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. karakteristik dari generalized Weibull distribution dibutuhkan beberapa fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

TINJAUAN PUSTAKA. Generalized Eksponensial Menggunakan Metode Generalized Momen digunakan. merupakan penjabaran definisi dan teorema yang digunakan:

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah

TINJAUAN PUSTAKA. mengestimasi parameter regresi. Distribusi generalized. digunakan dalam bidang ekonomi dan keuangan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACUAN PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIK & PROBABILITAS KODE : TIK1010 / SKS : 3 SKS

Probabilitas dan Statistika Fungsi Distribusi Peluang Kontinyu. Adam Hendra Brata

Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Menurut Darnius, O (2006, Hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu

BAB II KAJIAN TEORI. hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai. itu menyusun kejadian, maka probabilitas kejadian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Distribusi Peubah Acak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

STATISTICS. WEEK 5 Hanung N. Prasetyo TELKOM POLTECH/HANUNG NP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap mendekati normal dengan mean μ = μ dan variansi

KAJIAN DATA KETAHANAN HIDUP TERSENSOR TIPE I BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL DAN SIX SIGMA. Victoria Dwi Murti 1, Sudarno 2, Suparti 3

II.TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik pendugaan distribusi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Variabel Random dan Nilai Harapan. Oleh Azimmatul Ihwah

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel

STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling

PROSES POISSON MAJEMUK. 1. Pendahuluan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data

CNH3E3 PROSES STOKASTIK Peubah Acak & Pendukungnya

DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA. Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS

MK Statistik Bisnis 2 MultiVariate. Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Proses Stokastik

A. Distribusi Gabungan

PEMBANGKIT RANDOM VARIATE

PERBANDINGAN DISTRIBUSI BINOMIAL DAN DISTRIBUSI POISSON DENGAN PARAMETER YANG BERBEDA

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

BAB 2 LANDASAN TEORI

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

A. Distribusi Gabungan

PENS. Probability and Random Process. Topik 5. Beberapa jenis Distribusi Variabel Acak. Prima Kristalina April 2015

APLIKASI METODE KAPLAN MEIER UNTUK MENDUGA SELANG WAKTU KETAHANAN HIDUP (Studi Kasus: Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

Pemodelan Data Curah Hujan Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process

I. PENDAHULUAN. merangkum, dan mempresentasikan data dengan cara informatif. Sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Bab 5 Proses Poisson

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindari dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Herrhyanto & Gantini (2009), peubah acak X dikatakan berdistribusi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log

LANDASAN TEORI. Generalized Lambda Distribution (GLD) awalnya diusulkan oleh Ramberg dan

STK 203 TEORI STATISTIKA I

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 8 DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT

Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SIMULASI (KB) KODE / SKS : KK / 3 SKS

PENGANTAR MODEL PROBABILITAS

STATISTIK PERTEMUAN VI

BAB V PENGANTAR PROBABILITAS

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

Model dan Simulasi Universitas Indo Global Mandiri

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI POISSON

BAB II DISTRIBUSI PROBABILITAS

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Peluang Pada dasarnya statistika berkaitan dengan penyajian dan penafsiran hasil yang berkemungkinan (hasil yang belum dapat ditentukan sebelumnya) yang muncul dalam penelitian yang dirancang sebelumnya atau muncul dalam penelitian ilmiah. Pencacahan atau pengukuran karakteristik suatu objek kajian yang hasilnya berbentuk bilangan disebut percobaan acak (Abadyo dan Hendro permadi, 2005). Definisi 2.1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan (eksperimen) acak disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan lambang S. Suatu kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel (Bain dan Engehardt, 1992). Definisi 2.2 Ruang nol atau ruang kosong atau himpunan kosong ialah himpunan bagian dari ruang sampel yang tidak mengandung satu pun anggota. Kejadian seperti ini dinyatakan dengan lambang (Walpole,1995). Definisi 2.3 : Peluang Secara Aksioma menunjukkan ruang sampel percobaan dan menunjukkan kumpulan semua peristiwa titik-titik sampel yang bisa dibentuk dari. Peluang adalah sebuah

6 fungsi dengan domain dan daerah hasilnya [ ], yang memenuhi sifat-sifat sebagai berikut: i. ii. iii. Jika adalah m buah peristiwa yang saling lepas dalam (artinya untuk ) dan, maka: Berdasarkan definisi diatas, disebut juga fungsi peluang. dibaca sebagai peluang peristiwa A, peluang terjadinya peristiwa A, atau peluang bahwa peristiwa A terjadi. Apabila kita melakukan sebuah percobaan yang menghasilkan banyak anggota ruang sampelnya berhingga (jadi S merupakan himpunan berhingga), maka setiap titik sampel bisa dianggap sebagai sebuah peristiwa yang mempunyai anggota tunggal. Demikian juga setiap anggota yang termasuk ke dalam sebuah peristiwa bisa dianggap sebagai peristiwa anggota tunggal. 2.2 Peubah Acak Definisi 2.4 Peubah acak adalah suatu fungsi dengan daerah asal, dimana adalah suatu ruang sampel dan daerah hasil bilangan real sedemikian sehingga

7 dengan dan (Bain dan Engelhardt, 1992). Misalkan adalah sebuah percobaan dengan ruang sampelnya. Sebuah fungsi yang menetapkan setiap anggota ke sebuah bilangan real dinamakan peubah acak. adalah peubah acak. Jika banyak nilai-nilai yang mungkin dai (yaitu ruang hasil ) berhingga atau tak berhingga tapi dapat dihitung, maka dinamakan peubah acak diskrit. Nilai-nilai yang mungkin dari bisa ditulis sebagai: adalah peubah acak. Jika nilai-nilai yang mungkin dari (yaitu ruang hasil ) merupakan sebuah interval pada garis bilangan real, maka dinamakan peubah acak kontinu. 2.3 Distribusi Peluang Definisi 2.5 Jika adalah peubah acak diskrit, maka untuk setiap dalam range dinamakan fungsi peluang dari. Nilai fungsi peluang dari, yaitu, harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut: i. ii. Jika adalah peubah acak kontinu yang didefinisikan dalam himpunan bilangan real. Sebuah fungsi disebut fungsi densitas dari, jika nilai-nilainya, yaitu, memenuhi sifat-sifat sebagai berikut:

8 i. untuk ii. iii. Untuk setiap dan, dengan, maka: 2.4 Fungsi Distribusi Definisi 2.6: Fungsi Distribusi Kumulatif Diskrit Misalnya adalah peubah acak diskrit, maka fungsi distribusi kumulatif dari berbentuk: dengan adalah fungsi peluang dari di. Definisi 2.7: Fungsi Distribusi Kumulatif Kontinu adalah peubah acak kontinu, maka fungsi distribusi kumulatif dari berbentuk: dengan adalah nilai fungsi densitas dari di. 2.5 Fungsi Pembangkit Momen Definisi 2.8: Fungsi Pembangkit Momen: Jika adalah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu, maka fungsi pembangkit momen dari (dinotasikan dengan ) didefinisikan sebagai:

9 untuk dan Definisi 2.9: Fungsi Pembangkit Momen Diskrit Jika adalah peubah acak diskrit dan adalah nilai fungsi peluang dari di, maka fungsi pembangkit momen dari didefinisikan sebagai: Definisi 2.10: Fungsi Pembangkit Momen Kontinu Jika adalah peubah acak kontinu dan adalah nilai fungsi densitas dari di, maka fungsi pembangkit momen dari didefinisikan sebagai: 2.6 Fungsi Densitas Masa Hidup Fungsi-fungsi pada distribusi waktu hidup merupakan suatu fungsi yang menggunakan peubah acak waktu hidup. Peubah acak waktu hidup biasanya dinotasikan dengan huruf T dan akan membentuk suatu distribusi. Distribusi waktu hidup dijelaskan oleh tiga fungsi, yaitu fungsi hidup R(t), fungsi densitas peluang f(t) dan fungsi kegagalan/fungsi hazard h(t). Waktu tahan hidup T mempunyai fungsi densitas peluang yang dinotasikan dengan f(t) dan didefinisikan sebagai peluang kegagalan suatu objek pada interval (t, t+ t) per satuan waktu. Fungsi densitas peluang dinyatakan sebagai

10 [ ( ) ] [ ] yang mempunyai sifat sebagai berikut: a. b. Fungsi disebut fungsi densitas peluang bagi variabel random kontinu T bila luas daerah dibawah kurva dan diatas sumbu-t sama dengan 1, dan bila luas daerah dibawah kurva antara dan menyatakan peluang T terletak antara dan (Walpole,1995). Dengan demikian luas daerah yang diarsir adalah: dengan [ 2.7 Konsep Dasar dan Fungsi Tahan Hidup Suatu Sistem Daya tahan hidup suatu sistem merupakan selang waktu yang diamati dari suatu objek saat pertama kali masuk ke dalam pengamatan sampai dengan objek tersebut tidak berfungsi atau mati. Misalnya selang waktu yang mengukur kerusakan suatu produk, matinya suatu makhluk hidup, atau kambuhnya suatu penyakit.

11 Ketahanan hidup (reliabilitas) adalah peluang suatu produk akan beroperasi dengan baik untuk periode yang telah ditetapkan dibawah kondisi yang ditentukan, seperti suhu dan tegangan, tanpa kegagalan. Dirumuskan sebagai: R(t) = P(objek hidup lebih dari waktu t) = P(T>t) = 1-P(objek gagal sebelum waktu t) = 1-P(T t) (2.7.1) 2.8 Fungsi Laju Tingkat Kegagalan (Fungsi Hazard) Fungsi kegagalan dari waktu tahan hidup T dinotasikan dengan h(t) dan didefinisikan sebagai peluang suatu objek gagal didalam interval waktu (t,t+ t) dengan diketahui bahwa objek tersebut telah hidup selama waktu t. Fungsi kegagalan dinyatakan dengan: [ ] Jika f(t) adalah fungsi densitas peluang pada waktu t, maka diperoleh: [ ] [ [ ] ]

12 [ ] [ ( ) ] [ ] 2.9 Data Tersensor Sensor dilakukan untuk memperpendek waktu percobaan karena untuk mengukur waktu kegagalan atau kematian objek memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Dalam uji ketahanan terdapat tiga jenis sensor, yaitu: 1. Sensor Tipe I Sensor tipe I adalah tipe penyensoran dimana percobaan akan dihentikan setelah mencapai waktu T yang telah ditentukan untuk mengakhiri semua n individu yang masuk pada waktu yang sama. Berakhirnya waktu uji T menjelaskan waktu sensor uji, dengan kata lain jika tidak terdapat individu yang hilang secara tiba-tiba, maka waktu tahan hidup observasi tersensor sama dengan waktu pengamatan.

13 2. Sensor Tipe II Sensor tipe II adalah tipe penyensoran dimana sampel ke-r merupakan observasi terkecil dalam sampel random berukuran n (1 r n). Dengan kata lain jika total sampel berukuran n, maka percobaan akan dihentikan sampai diperoleh r kegagalan. Semua unit uji n masuk pada waktu yang sama. Pada sensor tipe II, jika tidak terdapat individu yang hilang, maka waktu tahan hidup observasi tersensor sama dengan waktu tahan hidup observasi tidak tersensor. Kelebihan sensor ini dapat menghemat waktu dan biaya. 3. Sensor Tipe III Dalam sensor tipe III, individu atau unit uji masuk ke dalam percobaan pada waktu yang berlainan selama periode waktu tertentu. Beberapa unit uji mungkin gagal atau mati sebelum pengamatan berakhir sehingga waktu tahan hidupnya dapat diketahui dengan pasti. Kemungkinan kedua adalah unit uji keluar sebelum pengamatan berakhir, atau kemungkinan ketiga adalah unit uji tetap hidup sampai batas waktu terakhir pengamatan. Untuk objek yang hilang, waktu tahan hidupnya adalah sejak masuk dalam pengamatan sampai dengan waktu terakhir sebelum hilang. Untuk unit uji yang tetap hidup, waktu tahan hidupnya adalah dari mulai masuk pengamatan sampai waktu pengamatan berakhir. Penyensoran data dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: a. Data hilang b. Data keluar (withdrawls) c. Berakhir waktu pengamatan

14 Percobaan juga dapat dilakukan tanpa menggunakan ketiga tipe penyensoran tersebut, yaitu dengan sampel lengkap. Sampel lengkap berarti bahwa nilai kegagalan dari semua unit sampel yang diobservasi dapat diketahui. Percobaan akan berhenti jika semua sampel yang diamati mengalami kegagalan. 2.10 Counting Proses Definisi 2.11 : Proses stokastik { } dikatakan proses menghitung (counting process) jika atau menyatakan banyaknya kejadian yang terjadi selama waktu (S.Osaki, 1992). Proses menghitung { } memenuhi sifat: i. ii. iii. Jika adalah bilangan bulat, maka iv. Untuk, menyatakan banyaknya kejadian yang terjadi pada interval waktu Kenaikan Independen (independent increment) Suatu proses menghitung disebut kenaikan independen (independent increment) jika banyaknya kejadian yang terjadi pada interval waktu terpisah adalah saling bebas. Banyaknya kejadian yang terjadi pada waktu yaitu, bebas dan banyaknya kejadian yang terjadi pada waktu antara dan, yaitu.

15 Kenaikan Stasioner (stationary increment) Suatu proses menghitung disebut kenaikan stasioner (stationary increment) jika distribusi dari banyaknya kejadian yang terjadi pada interval waktu tertentu hanya tergantung pada panjang dari interval tersebut. Banyaknya kejadian pada interval waktu yaitu mempunyai distribusi yang sama dengan banyaknya kejadian pada interval waktu yaitu untuk semua. Definisi 2.12: Fungsi dikatakan jika untuk interval waktu yang kecil, (tidak ada kejadian pada interval waktu yang kecil.. (peluang ada kejadian pada interval waktu yang kecil 2.11 Proses Poisson Definisi 2.13: Proses Poisson (stationary independent increments) Suatu proses menghitung { } dikatakan proses Poisson dengan parameter jika memenuhi: i.

16 ii. Proses mempunyai kenaikan bebas stasioner (stationary independent increments) iii. iv. (S. Osaki, 1992) Peluang bahwa ada kejadian yang terjadi pada interval, dari definisi 2.13, untuk berlaku, karena proses Poisson stationer, maka untuk sebarang. Definisi 2.14: Proses Poisson (independent increments) Suatu proses menghitung { parameter jika memenuhi: i. } dikatakan proses Poisson dengan ii. Proses mempunyai kenaikan bebas (independent increments) iii. Peluang ada kejadian dalam interval waktu : (S. Osaki, 1992)

17 maka [ ] [ ] [ ] Teorema 1: Jika jumlah kegagalan mengikuti distribusi Poisson maka suatu variabel random waktu antar kegagalan mengikuti distribusi eksponensial. Fungsi peluang distribusi Poisson dengan parameter adalah Bukti: f(t) = fungsi densitas peluang dari interval waktu t antar pemunculan kejadian yang berurutan,. F(t) = fungsi distribusi kumulatif dati t Jika suatu variabel random waktu antar kedua kegagalan berurutan dimisalkan T, maka: { } { }

18 atau menggunakan F(t) sebagai fungsi distribusi kumulatif dari T diperoleh: { } maka fungsi densitasnya adalah { Dari fungsi densitas distribusi eksponensial dengan parameter diatas, maka diperoleh fungsi pembangkit momen: ] E(T) diperoleh dari turunan pertama fungsi pembangkit momen, sehingga: maka: ( )

19 Jadi waktu kegagalan yang berurutan mengikuti distribusi eksponensial dengan rata-rata dan varian. 2.12 Distribusi Gamma Peubah acak dikatakan berdistribusi Gamma, jika dan hanya jika fungsi densitasnya berbentuk: { Peubah acak yang berdistribusi gamma disebut juga peubah acak gamma. Peubah acak yang berdistribusi gamma dapat dinotasikan dengan, artinya peubah acak berdistribusi gamma dengan parameter dan. Peubah acak yang berdistribusi Gamma dengan parameternya dan bisa juga ditulis sebagai: Berdasarkan definisi pembangkit momen kontinu, maka fungsi pembangkit momen untuk distribusi Gamma adalah:

20 *( ) + *( ) + Misalnya: ( ), maka sehingga Batas-batas: Untuk, maka Untuk, maka ( ) Jadi diperoleh fungsi pembangkit momen distribusi Gamma adalah

21 2.13 Distribusi Eksponensial Distribusi Eksponensial merupakan bentuk khusus dari distribusi Gamma dengan dan. Fungsi Densitas Eksponensial: { ( ) Fungsi distribusi kumulatif distribusi Eksponensial adalah: * + ] Fungsi tahan hidupnya adalah Fungsi kegagalannya adalah dengan adalah rata-rata waktu kegagalan dan t adalah waktu percobaan.

22 Berdasarkan definisi pembangkit momen kontinu, maka fungsi pembangkit momen untuk distribusi Eksponensial adalah: ( ) ( ) ( ) Misalkan:

23 Maka: ] + ] Jadi diperoleh fungsi pembangkit momen distribusi Eksponensial adalah. 2.14 Distribusi Khi-Khuadrat Distribusi Khi-kuadrat merupakan bentuk khusus dari distribusi Gamma dengan dan.

24 Fungsi Densitas Khi-Kuadrat Peubah Acak X dikatakan berdistribusi Khi-kuadrat, jika dan hanya jika fungsi densitasnya berbentuk : { ( ) Peubah acak X yang berdistribusi khi-kuadrat disebut juga peubah acak khikuadrat. Penulisan notasi dari peubah acak yang berdistribusi khi-kuadrat adalah, artinya peubah acak berdistribusi khi-kuadrat dengan derajat kebebasan. Peubah acak yang berdistribusi khi-kuadrat dengan derajat kebebasan bisa juga ditulis sebagai: Berdasarkan definisi pembangkit momen kontinu, maka fungsi pembangkit momen untuk distribusi Khi-kuadrat adalah: ( )

25 ( ) *( )+ ( ) *( )+ Misalkan: *( )+, maka ( ) Batas-batas: Untuk, maka Untuk, maka ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Jadi diperoleh fungsi pembangkit momen distribusi Khi-kuadrat adalah.