Fungsi Gamma. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2 Fungsi Analitik

FUNGSI KHUSUS DALAM BENTUK INTEGRAL

Fungsi Gamma dan Fungsi Beta. Ayundyah. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. March 31, 2015

Fungsi Analitik (Bagian Pertama)

FT UNIVERSITAS SURABAYA VARIABEL KOMPLEKS SUGATA PIKATAN. Bab V Aplikasi

Bil Riil. Bil Irasional. Bil Bulat - Bil Bulat 0 Bil Bulat + maka bentuk umum bilangan kompleks adalah

Modul KALKULUS MULTIVARIABEL II

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Kedua)

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

Bab 3 Fungsi Elementer

Pertemuan ke-10: UJI PERBANDINGAN, DERET BERGANTI TANDA, KEKONVERGENAN MUTLAK, UJI RASIO, DAN UJI AKAR

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

Deret Binomial. Ayundyah Kesumawati. June 25, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Deret Binomial June 25, / 14

Bab II Fungsi Kompleks

7. RESIDU DAN PENGGUNAAN. Contoh 1 Carilah titik singular dan tentukan jenisnya dari fungsi berikut a. f(z) = 1/z

Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA. 10 Maret 2010

Fungsi Analitik (Bagian Ketiga)

MATEMATIKA TEKNIK II BILANGAN KOMPLEKS

MODUL ANALISIS VARIABEL KOMPLEKS

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

ANALISIS AKIBAT INTEGRAL CAUCHY Ricky Antonius, Helmi, Yudhi INTISARI

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

Fungsi Analitik (Bagian Kedua)

Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi

, ω, L dan C adalah riil, tunjukkanlah

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use

Sistem Bilangan Kompleks

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib. : Aip Saripudin, M.T.

Karena deret tersebut konvergen pada garis luarnya, kita dapat menukar orde integrasi dan penjumlahan pada ruas kanan.

LIMIT DAN KEKONTINUAN

Bab 1 Sistem Bilangan Kompleks

MODUL RESPONSI MAM 4222 KALKULUS IV

BILANGAN KOMPLEKS. Muhammad Hajarul Aswad Pendidikan Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo. Aswad

FUNGSI-FUNGSI INVERS

Bagian 7 Koordinat Kutub

Bab I. Bilangan Kompleks

= = =

Suku Banyak Chebyshev

MATEMATIKA TEKNIK 1 3 SKS TEKNIK ELEKTRO UDINUS

LIMIT DAN KEKONTINUAN

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L)

Husna Arifah,M.Sc : Persamaan Bessel: Fungsi-fungsi Besel jenis Pertama

Bilangan Kompleks. Anwar Mutaqin. Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA

II. LANDASAN TEORI. sєs (S ruang sampel) dengan sebuah bilangan real. Salah satu peubah acak adalah

Bab III. Integral Fungsi Kompleks

Fungsi Elementer (Bagian Kedua)

Bilangan dan Fungsi Kompleks

CATATAN KULIAH FUNGSI KOMPLEKS. oleh Dr. Wuryansari Muharini Kusumawinahyu, M.Si.

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional

BILANGAN KOMPLEKS. Dimana cara penyelesaiannya dengan menggunakan rumus abc, yang menghasilkan dua akar sekaligus ..(4)

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

Matematika Teknik Dasar-2 3 Bilangan Kompleks - 2. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

: D C adalah fungsi kompleks dengan domain riil

Definisi 1 Deret Tak Hingga adalah suatu ekspresi yang dapat dinyatakan dalam bentuk:

5.1 Fungsi periodik, fungsi genap, fungsi ganjil

Dwi Lestari, M.Sc: Konvergensi Deret 1. KONVERGENSI DERET

Sistem Koordinat dalam 2 Dimensi Ruang Mengingat kembali sebelum belajar kalkulus

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014

MATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri

III HASIL DAN PEMBAHASAN

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

LANDASAN TEORI. Dalam proses penelitian pendekatan distribusi generalized t(,,, ), ), melalui distribusi generalized beta 2

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

PENGARUH JUMLAH SUKU FOURIER PADA PENDEKATAN POLAR UNTUK SISTEM GEOMETRI KARTESIAN

Galat & Analisisnya. FTI-Universitas Yarsi

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Nama Anggota 1:Darul Afandi ( ) Jawaban soal No 40. -

Bagian 2 Matriks dan Determinan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

PENCARIAN AKAR-AKAR PERSAMAAN NONLINIER SATU VARIABEL DENGAN METODE ITERASI BARU HASIL DARI EKSPANSI TAYLOR

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

PAM 252 Metode Numerik Bab 5 Turunan Numerik

Xpedia Matematika. Kapita Selekta Set 05

STK 203 TEORI STATISTIKA I

Soal Ujian 2 Persamaan Differensial Parsial

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

LEMBAR AKTIVITAS SISWA PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK

Matematika Dasar FUNGSI DAN GRAFIK

Kalkulus Multivariabel I

Pengantar Metode Perturbasi Bab 1. Pendahuluan

BAB I BILANGAN KOMPLEKS

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Transkripsi:

Fungsi Gamma Pengantar Matematika Teknik Kimia Muthia Elma

Fungsi Gamma Defenisi Merupakan salah satu fungsi khusus yang biasanya disajikan dalam pembahasan kalkulus tingkat lanjut Dalam aplikasinya fungsi Gamma ini digunakan untuk membantu menyelesaikan integral-integral khusus yang sulit dalam pemecahannya dan banyak digunakan dalam menyelesaikan permasalahan di bidang fisika maupun teknik. Pada dasarnya dapat didefinisikan pada bidang real dan kompleks dengan beberapa syarat tertentu.

Tujuan Untuk mengklarifikasi sifat-sifat dasar fungsi Gamma tersebut agar mudah difahami dan mudah diaplikasikan di bidang matematika atau lainnya.

Fungsi gamma dinyatakan oleh Γ (x) yang didefenisikan sebagai..(1) x & r adalah bilangan real Rumus ini merupakan integral yang konvergen untuk x>0

Rumus rekursif dari fungsi gamma (2) Persamaan (2) harga Γ(x) bisa ditentukan untuk semua x>0 bila nilai-nilai untuk 1 x 2

Jika x adalah bilangan bulat maka; Γ(x1) = x!

Jika dikombinasikan persamaan (1) & (2), untuk x<0 diperoleh bentuk (3)

Sifat dasar Fungsi Gamma Real Γ(x) tidak terdefenisi untuk setiap x=0 atau bilangan bulat negatif Bukti Dari pers (1) dengan x=0, diperoleh;

Bukti tersebut merupakan integral divergen sehingga Γ(0) tidak terdefenisi

Untuk x=n bilangan bulat negatif dan dengan mensubtitusikan x ke dalam persamaan (3), diperoleh: Karena Γ(0) tidak terdefenisi, maka Γ(n) tidak terdefenisi pula untuk n bilangan bulat negatif

Grafik fungsi gamma

Bentuk nyata Γ(z) Bentuk imaginer Γ(z)

Jika n besar dan berupa bilangan bulat maka ditulis: Bentuk ini dinamakan aproksimasi faktorial Stirling

Fungsi gamma bilangan kompleks Notasi yang digunakan: G(z) = log Γ(z) z=xiy dengan x, y bil real dan I imaginer O(y -n ) menyatakan suku sisa pada deret Taylor atau galat pemotongan yang mempunyai orde n Re(z) = Re(xiy) = x Ω a adalah setengah bidang kompleks dengan Re {z} > a F(z) = u (x,y) iv (x,y) dengan u dan v masingmasing bagian real dan kompleks dari f

Sifat 1

Diketahui dua rumus Stirling berikut (Ahern, 1996) (4) dengan z 0 dan bukan bilangan real negatif. Kedua berbentuk integral parsial (5)

Menurut Ahern (1996) Jika y maka integral terakhir ini menurut Chapra dan Canale (1988) dapat dinyatakan dengan O( y -3 ), yaitu suatu sisa pembulatan dan karena semakin mengecil, maka dapat diabaikan. Jika 2x -1 0, untuk x tertentu dan y besar,

Maka.. dan bernilai negatif bilamana x < 1/ 2. Akibatnya Re(G''(x iy))< 0 untuk x < 1/ 2 Jadi pernyataan (ii) terbukti.

Untuk membuktikan pernyataan (i), kita gunakan log agar dapat mengidentifikasi terlebih dahulu bentuk Atau..(6)

Dari persamaan (5) menunjukkan bahwa G terbatas dalam Ω δ untuk setiap δ > 0 Harga fungsi harmonik bentuk persamaan (6) terbatas pada domain setengah bidang, oleh sebab itu untuk setiap harga x > 1/2 dan y real berlaku Re(G''(1/ 2 iy))> 0. Jadi pernyataan (i) terbukti.

Sifat 2 Bukti (i): Diberikan u dan v masing-masing adalah bagian real dan imaginer dari G = logγ, maka v = arg(g). Syarat perlu agar f (z) = u(x, y) iv(x, y) analitik dalam suatu daerah di bidang komplek adalah harus memenuhi persamaan Cauchy-Riemann (Sardi, 1989), yaitu x y u = v.

Oleh sebab itu berlaku v xy = u xx > 0 dalam Ω 1/ 2 (menurut sifat 1) Berarti

Bukti ii.(7) Jika 1- a > 1/ 2 dan (i) diberlakukan pada persamaan (7), maka diperoleh arctan[cot(πa) tanh(πy)], yang merupakan sebuah fungsi y yang monoton naik jika 0 < a < 1/ 2

Sifat 3

Bukti (i)

Bukti (ii)

Pada ruas kanan persamaan (9) adalah fungsi naik pada y 2, jika x > 0. Untuk harga x tertentu akan mencapai minimum, bila y = 0. Jika kita turunkan persamaan (10), maka diperoleh :

Kesimpulan Fungsi Gamma Γ(x) dari bilangan real x adalah konvergen untuk x > 0 dan divergen untuk harga-harga x nol atau bilangan bulat negatif. Fungsi Gamma dalam bidang kompleks Γ(z)menyatakan bahwa perbandingan antara turunan pertama fungsi Gamma dan fungsi tersebut adalah univalen dalam setengah bidang sisi kanan serta modulusnya tidak lebih dari π / 2.

Fungsi Beta Sehingga : B (x,y) = B(y,x) 0 0, ; ) (1 ), ( 1 1 0 1 > > = y x dt t t y x B y x ) ( ) ( ) ( ), ( y x y x y x B Γ Γ Γ =

Jika x dan y di pandang sebagai koordinat di dalam sistem koordinat cartesius serta mentransformasikan ke dalam sistem koordinat polar dengan : x = r cosθ y = r sinθ dxdy menjadi 1 2 r 2 dθ

Persamaan sebelumnya menjadi: 1) 1, 1)!B(m (!! sin cos 1)!2 (!! sin cos 2 lim 2!! 2 1 0 1 2 1 2 2 1 0 1 2 1 2 0 3 2 2 0 2 = = = n n m m n d n m m n d dr r e m n n m n m a n m r π π θ θ θ θ θ θ beta fungsi n m m n n m B d n m B dengan n m 1)! (!! 1) 1, ( sin cos 2 1) 1, ( 2 0 1 2 1 2 = = π θ θ θ

Jadi.. B( n 1, m 1) = B( m 1, n 1) B( m, n) = Γ( m) Γ( n) Γ( m n)