II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

ISOMORFISMA JUMLAH LANGSUNG DAN DARAP LANGSUNG DUA MODUL. (Skripsi) Oleh ALI ABDUL JABAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi

Teorema Jacobson Density

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

RING FAKTOR DAN HOMOMORFISMA

Teorema-Teorema Utama Isomorphisma pada Near-Ring

IDEAL DIFERENSIAL DAN HOMOMORFISMA DIFERENSIAL. Na imah Hijriati, Saman Abdurrahman, Thresye

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

PROSIDING ISBN : Dzikrullah Akbar 1), Sri Wahyuni 2)

SIFAT-SIFAT LANJUT NEUTROSOFIK MODUL. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

NEUTROSOFIK MODUL DAN SIFAT-SIFATNYA. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 4 No. 2 Desember 2010: IDEAL MAKSIMAL DAN IDEAL PRIMA NEAR-RING

TEORI HEMIRING ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

Syarat Perlu Suatu Modul Merupakan Modul Distributif Lemah dan Ring Endomorfisma dari Modul Distributif Lemah

MODUL FAKTOR DARI MODUL ENDOMORFISMA PADA HIMPUNAN BILANGAN BULAT ATAS GAUSSIAN INTEGER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DERET KOMPOSISI DARI SUATU MODUL

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

STRUKTUR ALJABAR II. Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field.

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

Grup Permutasi dan Grup Siklis. Winita Sulandari

Beberapa Sifat Modul Tersuplemen lemah (Weakly Supplemented Module)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah,

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SISTEM BILANGAN BULAT

SOAL DAN PENYELESAIAN RING

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

UNNES Journal of Mathematics

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI. Latar Belakang Berawal dari definisi grup periodik yaitu misalkan grup, jika terdapat unsur (nonidentitas)

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

GRUP SIKLIK, GRUP PERMUTASI, HOMOMORFISMA

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

STRUKTUR ALJABAR: RING

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS. beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

K-ALJABAR. Iswati dan Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

GRUP NON-ABELIAN YANG ABELIAN SECARA GRAFIS SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan. mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Matematika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan disajikan beberapa teori dasar yang digunakan sebagai

RING STABIL BERHINGGA

1 P E N D A H U L U A N

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

Bab 3 Gelanggang Polinom Miring

PROYEKSI ORTOGONAL PADA RUANG HILBERT. Skripsi

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

Antonius C. Prihandoko

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada keseluruhan tulisan ini, ring yang digunakan merupakan ring komutatif dengan elemen satuan.

Modul Faktor Dari Modul Supplemented

MODUL ATAS RING MATRIKS ( ) Arindia Dwi Kurnia Universitas Jenderal Soedirman Ari Wardayani Universitas Jenderal Soedirman

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

BAB III PERLUASAN INTEGRAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Aljabar Boole. Meliputi : Boole. Boole. 1. Definisi Aljabar Boole 2. Prinsip Dualitas dalam Aljabar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

GRUP MONOTETIK TOPOLOGI DISKRIT BERHINGGA PADA DUALITAS PONTRYAGIN

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 5 No.1 Juni 2011: TES FORMAL MODUL PROJEKTIF DAN MODUL BEBAS ATAS RING OPERATOR DIFERENSIAL

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Grup Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar dari suatu ring dan modul. Definisi 2.1.1 Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan dengan jika memenuhi aksioma berikut : (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif); (ii) Terdapat elemen di, yang disebut identitas di, sedemikian sehingga, untuk setiap ; (iii) Untuk setiap terdapat, sedemikian sehingga, elemen disebut invers dari (Dummit and Foote, 2004). Untuk lebih memahami definisi grup, berikut diberikan contohnya. Contoh 2.1.2 Diberikan bilangan bulat positif dan { }. Akan ditunjukkan bahwa merupakan grup. 4

(i) Akan ditunjukkan bahwa bersifat tertutup terhadap operasi +. Diberikan sebarang dengan dan untuk suatu. Jadi, bersifat tertutup terhadap operasi +. (ii) Akan ditunjukkan bahwa elemen di bersifat assosiatif terhadap +. Diberikan sebarang dengan, dan untuk suatu, sehingga: Jadi, terbukti bahwa elemen di bersifat assosiatif terhadap operasi +. (iii) Akan ditunjukkan bahwa memiliki elemen identitas. Untuk setiap, terdapat sehingga untuk suatu. Jadi, elemen identitas pada yaitu. (iv) Akan ditunjukkan setiap elemen di memiliki invers. Diberikan sebarang dengan, akan ditentukan invers dari sebagai berikut : 5

(dengan adalah invers dari ) Jadi, invers dari adalah. Hal ini berakibat bahwa setiap elemen di memiliki invers. Berdasarkan (i)-(iv) terbukti bahwa merupakan grup (Fraleigh, 2000). Grup Abel (grup komutatif) merupakan salah satu bentuk grup. Berikut diberikan definisinya. Definisi 2.1.3 Grup dikatakan grup Abel (grup komutatif) jika, untuk setiap (Dummit and Foote, 2004). Dari pendefinisian grup Abel, berikut diberikan contohnya. Contoh 2.1.4 Diberikan merupakan grup dengan { } untuk bilangan bulat positif. Akan ditunjukkan bahwa grup Abel. Diberikan sebarang dengan dan untuk suatu, maka: 6

Jadi, terbukti bahwa grup Abel (Fraleigh, 2000). Grup memiliki subgrup yang akan didefinisikan sebagai berikut. Definisi 2.1.5 Jika himpunan bagian dari dari grup tertutup terhadap operasi biner di dan jika perlakuan yang sama di sama dengan di, maka subgrup di. subgrup di dapat dinotasikan dengan atau (Fraleigh, 2000). 2.2 Ring Pada bagian ini akan dibahas mengenai salah satu struktur aljabar yang terdiri atas satu himpunan dan dua operasi biner, yaitu ring. Berikut diberikan definisinya. Definisi 2.2.1 Himpunan dengan dua operasi biner (penjumlahan) dan (perkalian) merupakan ring jika memenuhi aksioma berikut : (i) merupakan grup Abel; (ii) Operasi perkaliannya bersifat asosiatif, yaitu untuk setiap ; (iii) Hukum distributif terpenuhi di, yaitu untuk setiap dan (Dummit and Foote, 2004). Untuk lebih jelasnya, diberikan contoh ring sebagai berikut. Contoh 2.2.2 Diberikan merupakan grup Abel, { } dan. Akan ditunjukkan bahwa ring. 7

(i) merupakan grup Abel (Contoh 2.1.4). (ii) Akan ditunjukkan bahwa operasi bersifat assosiatif di. Diberikan sebarang dengan, dan untuk suatu, sehingga: Jadi, terbukti bahwa operasi bersifat assosiatif di. (iii) Diberikan sebarang dengan, dan untuk suatu, sehingga: Jadi, terbukti bahwa sifat distributif kiri terpenuhi. 8

Jadi, terbukti bahwa sifat distributif kanan terpenuhi. terbukti sifat distributif kiri dan distributif kanan terpenuhi. Berdasarkan (i), (ii) dan (iii) terbukti bahwa merupakan ring (Fraleigh, 2000). Pada ring, terdapat elemen idempoten yang akan didefinisikan sebagai berikut. Definisi 2.2.3 Suatu elemen dan ring disebut idempoten jika. Setiap elemen idempoten merupakan elemen reguler jika terdapat maka (Wisbauer, 1991). Berikut diberikan beberapa contoh elemen idempoten pada suatu ring. Contoh 2.2.4 Jika merupakan reguler dan untuk suatu maka dapat dinyatakan sebagai. Akan ditunjukkan bahwa dan merupakan elemen idempoten. Untuk setiap, terdapat sehingga Jadi, terbukti bahwa merupakan elemen idempoten. 9

Jadi, terbukti bahwa merupakan elemen idempoten. Contoh 2.2.5 memiliki elemen idempoten dan. 2.3 Modul Pada bagian ini akan dibahas mengenai modul atas ring. Berikut diberikan definisinya. Definisi 2.3.1 Diberikan ring dengan elemen satuan dan grup Abel, dengan operasi pergandaan skalar disebut modul atas ring jika merupakan modul kiri dan kanan. (i) disebut modul kiri atas ring, jika untuk setiap dan memenuhi aksioma berikut ini : a) ; b) ; c) ; d). (ii) disebut modul kanan atas ring, jika untuk setiap dan memenuhi aksioma berikut ini : a) ; b) ; 10

c) ; d) (Adkinds and Weintraub, 1992). Berikut ini diberikan contoh - contoh modul. Contoh 2.3.2 Diberikan ring dan grup Abel sebagai berikut { } Akan ditunjukkan bahwa merupakan modul atas ring terhadap operasi pergandaan skalar. Untuk memperlihatkan bahwa merupakan modul atas ring haruslah merupakan modul kiri dan modul kanan. 1. Akan ditunjukkan merupakan modul kiri atas ring R. Didefinisikan operasi pergandaan skalar sebagai berikut : dengan, untuk setiap. i. Diberikan sebarang, dengan dan, maka diperoleh ( ) 11

Jadi, untuk setiap. ii. Diberikan sebarang dengan, maka diperoleh Jadi, untuk setiap. iii. Diberikan sebarang dengan, maka diperoleh Jadi, untuk setiap iv. Diberikan sebarang dengan, maka diperoleh 12

Jadi, untuk setiap. Dari i iv, terbukti bahwa merupakan modul kiri atas ring. 2. Akan ditunjukkan merupakan modul kanan atas ring. Didefinisikan operasi pergandaan skalar sebagai berikut : dengan, untuk setiap dan. i. Diberikan sebarang, dengan dan, maka diperoleh ( ) () Jadi, untuk setiap. 13

ii. Diberikan sebarang dengan, maka diperoleh Jadi,, untuk setiap. iii. Diberikan sebarang dengan, maka diperoleh Jadi, untuk setiap iv. Diberikan sebarang, dengan maka diperoleh 14

Jadi, untuk setiap. Dari i iv, terbukti bahwa merupakan modul kanan atas ring dan merupakan modul atas ring. Contoh 2.3.3 Diberikan ring dan sebarang grup Abel. Akan ditunjukan merupakan modul atas ring. Untuk memperlihatkan bahwa merupakan modul atas ring haruslah merupakan modul kiri dan modul kanan. a) Akan ditunjukkan adalah modul kiri atas ring. Didefinisikan operasi dengan operasi sebagai berikut : { Diberikan sebarang, maka diperoleh: i., untuk setiap ; ii., untuk setiap ; iii., untuk setiap dan ; iv., untuk setiap. Dari i,ii,iii, dan iv terbukti bahwa merupakan modul kiri. 15

b) Akan ditunjukkan adalah modul kanan atas ring. Didefinisikan dengan operasi sebagai berikut : { Diberikan sebarang, maka diperoleh: i., untuk setiap ; ii., untuk setiap ; iii., untuk setiap dan ; iv., untuk setiap. Dari i,ii,iii, dan iv terbukti bahwa Berdasarkan a) dan b) dapat terlihat bahwa merupakan modul kanan. merupakan modul atas suatu ring. Dimisalkan ring dan. Seperti yang telah diketahui, subring jika : 1) 2), untuk setiap 3), untuk setiap. Begitu pula dengan modul, modul akan memiliki submodul yang akan didefinisikan sebagai berikut. 16

Definisi 2.3.4 Diberikan ring dengan elemen satuan dan merupakan modul atas. disebut submodul (R-submodul) dari jika merupakan subgrup dari yang juga merupakan modul atas dengan operasi yang sama di (Adkinds and Weintraub, 1992). Berdasarkan definisi ini, dapat disimpulkan bahwa submodul jika dan hanya jika : 1) subgrup 2) tertutup terhadap operasi pergandaan skalar yaitu untuk setiap dan. Berikut contoh dari submodul atas suatu ring. Contoh 2.3.5 Diberikan merupakan modul atas ring. Akan ditunjukkan bahwa himpunan dengan merupakan submodul dari. (i) Akan ditunjukkan bahwa merupakan subgrup dari. (a) Akan ditunjukkan bahwa operasi + bersifat tertutup di. Diberikan sebarang dengan dan untuk suatu dan, sehingga: Jadi, terbukti bahwa operasi + bersifat tertutup di. 17

(b) Akan ditunjukkan bahwa. Untuk setiap, ambil, sehingga Jadi, terbukti bahwa. (c) Akan ditunjukkan untuk setiap,. Diberikan sebarang dengan dan untuk suatu dan. (karena ) Jadi, terbukti bahwa, untuk setiap. Dari (a), (b) dan (c) terbukti bahwa merupakan subgrup dari. (ii) Akan ditunjukkan bahwa operasi pergandaan skalar tertutup di. Diberikan sebarang dengan untuk setiap, dan, maka: Jadi, terbukti bahwa operasi pergandaan skalar tertutup di. Berdasarkan (i) dan (ii) terbukti bahwa dengan merupakan submodul dari. Seperti halnya pada grup, dapat ditunjukkan bahwa irisan dan jumlahan dari dua submodul juga membentuk submodul, seperti yang diberikan dalam lemma berikut ini. 18

Lemma 2.3.6 Misal modul atas dan submodul, maka: 1. merupakan submodul di 2. merupakan submodul di Bukti 1. Karena dan merupakan submodul di, maka dan. Akibatnya. Sehingga, bukan merupakan himpunan kosong. Diberikan sebarang dan maka dan. Karena dan merupakan submodul di maka memenuhi dan. Akibatnya,. Karena dan masing-masing merupakan submodul di maka memenuhi operasi pergandaan skalar yaitu dan yang mengakibatkan. Jadi, terbukti bahwa merupakan submodul di. 2. Karena dan merupakan submodul di, maka dan. Akibatnya. Sehingga, bukan merupakan himpunan kosong. Diberikan sebarang dan. Karena dan merupakan submodul di maka memenuhi dan. Akibatnya,. 19

Selanjutnya, karena dan masing-masing merupakan submodul di maka memenuhi operasi pergandaan skalar yaitu dan yang mengakibatkan. Jadi, terbukti bahwa merupakan submodul di. Diberikan ring dengan elemen satuan, pada bagian sebelumnya telah dijelaskan tentang modul yang merupakan modul kiri. Suatu submodul dapat dibangun oleh suatu himpunan yang akan didefinisikan sebagai berikut. Definisi 2.3.7 Misalkan adalah suatu -modul dan adalah submodul dari. 1) Penjumlahan di merupakan himpunan dari semua penjumlahan berhingga oleh elemen dari himpunan { } untuk setiap. 2) Untuk sebarang dimisalkan : { } (Jika, maka ditentukan { }). Jika himpunan berhingga { } dapat ditulis sebagai untuk. dikatakan submodul dari yang dibangun oleh. Jika submodul dari dan, untuk suatu disebut sebagai himpunan pembangun atau membangun himpunan untuk, dan disebut dibangun oleh. 3) submodul dari adalah pembangun berhingga jika terdapat himpunan bagian berhingga di sedemikian sehingga, bahwa jika dibangun oleh suatu himpunan berhingga. 20

4) Suatu submodul di adalah siklik jika terdapat sebuah elemen sedemikian sehingga, jika dibangun oleh satu elemen, yaitu: { }. Definisi ini tidak mengharuskan ring memuat elemen satuan. Namun, kondisi ini menjamin bahwa termuat di dalam. Dapat dilihat bahwa kriteria submodul pada himpunan bagian di, merupakan submodul dan submodul terkecil dari yang memuat. Secara khusus, untuk submodul dari adalah submodul yang dibangun oleh himpunan dan merupakan submodul terkecil dari yang memuat, untuk semua. Jika yang dibangun oleh himpunan, maka juga dibangun oleh (Dummit dan Foote, 2004). disebut pembangun berhingga atau countably generated jika memiliki pembangun himpunan dengan. Jika dibangun dengan satu elemen, disebut siklik (Wisbauer, 1991). Dari pendefinisian submodul yang dibangun oleh suatu himpunan, diberikan contoh berikut. Contoh 2.3.8 Diberikan sebagai modul atas ring dan himpunan bagian { } di. Karena, submodul di berbentuk untuk suatu, maka submodulsubmodul dari yang memuat himpunan adalah submodul dan. Akibatnya, diperoleh submodul yang dibangun oleh adalah. 21

2.4. Homomorfisma Modul Modul merupakan generalisasi dari ruang vektor dan suatu transformasi linear pada ruang vektor juga dapat digeneralisasi pada modul, yang disebut dengan homomorfisma modul. Homomorfisma modul dapat dibentuk jika ada dua modul atas ring yang sama dan ada fungsi yang memetakan dua modul tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut diberikan definisi mengenai homomorfisma modul. Definisi 2.4.1 Misal ring dan modul atas ring 1. Pemetaan merupakan homomorfisma modul jika memenuhi aksioma berikut : (a) (b). 2. Homomorfisma modul dikatakan isomorfisma jika fungsi bersifat bijektif yaitu injektif dan surjektif. Modul dan dikatakan isomorfik, dinotasikan, jika terdapat isomorfis modul dengan pemetaan (Dummit dan Foote, 2004). Himpunan homomorfisma dari ke dinotasikan sebagai atau. Untuk didefinisikan kernel dan image dari, yaitu { } { } merupakan submodul dari dan merupakan submodul dari (Wisbauer, 1991). 22

Untuk memperjelas definisi homomorfisma modul atas suatu ring, berikut diberikan contoh homomorfisma modul. Contoh 2.4.2 Diberikan grup Abel dan. Jika maka didefinisikan perkalian skalar : { dengan menggunakan perkalian skalar dari modul atas ring. Selanjutnya, jika dan merupakan grup Abel dan pemetaan merupakan homomorfisma grup, maka juga merupakan homomorfisma modul (jika ). = (Adkinds and Weintraub, 1992). Suatu fungsi disebut homomorfisma modul jika memenuhi beberapa aksioma. Berikut diberikan proposisi suatu fungsi yang merupakan homomorfisma modul. Proposisi 2.4.3 Diberikan, dan modul atas ring. (1) Pemetaan adalah homomorfisma modul atas ring jika dan hanya jika, untuk setiap dan. 23

(2) Diberikan, dan didefinisikan oleh, untuk setiap. Selanjutnya, Hom R dan dengan operasi ini Hom R disebut grup Abel. Jika ring komutatif maka didefinisikan oleh, untuk setiap. Kemudian, Hom R dan dengan perlakuan ini Hom R yang merupakan grup Abel dengan ring komutatif merupakan -modul. (3) Jika Hom R dan Hom R maka Hom R. Bukti (1) Jika adalah homomorfisma -modul, maka. Sebaliknya, jika diperoleh, maka dengan mengambil. Selanjutnya, dengan mengambil -modul., diperoleh. Jadi, merupakan homomorfisma (2) Mengulas lagi, untuk memperlihatkan bahwa semua grup Abel dan aksioma -modul yaitu dengan menggunakan definisi. Ring komutatif digunakan untuk menunjukkan memenuhi aksioma kedua dari homomorfisma - modul, yaitu : (dengan definisi = ( karena homomorfisma) = (karena komutatif). 24

(3) Diberikan sebarang Hom R dan Hom R dan,, maka: (sifat (1)) (sifat (1)) Jadi, dari (1) adalah homomorfisma modul atas ring (Dummit dan Foote, 2004). Homomorfisma modul yang memetakan ke disebut dengan endomorfisma dari modul, berikut definisinya. Definisi 2.4.4 Ring Hom R disebut endomorfisma ring dari dan dinotasikan dengan End R atau End. Elemen di End disebut endomorfisma (Dummit dan Foote, 2004). Untuk lebih memahami endomorfisma modul, berikut diberikan contohnya. Contoh 2.4.5 Didefinisikan { }, dengan modul atas ring terhadap operasi pergandaan skalar. Pemetaan dari ke yaitu untuk setiap,, maka: ( ) 25

dan untuk setiap,, maka: ( ) Jadi, merupakan endomorfisma. 2.5 Jumlah Langsung (Direct Sum) Suatu modul dapat dioperasikan dengan pergandaan skalar dan juga dapat dioperasikan dengan jumlah langsung atau direct sum yang didefinisikan sebagai berikut. Definisi 2.5.1 Diberikan submodul dari modul atas suatu ring. Jika dan maka disebut jumlah langsung dari dan, dinotasikan dengan dan disebut dekomposisi dari. Pada kasus ini, setiap dapat dinyatakan secara tunggal sebagai dengan, dan, disebut hasil jumlah langsung dari. Jika adalah hasil jumlah langsung, maka terdapat submodul di dengan (Wisbauer, 1991). 26

Hasil jumlah langsung dari modul adalah submodul dari sedemikian sehingga untuk suatu submodul dari (Grillet,1999). Untuk lebih jelasnya, akan diberikan contoh jumlah langsung dari suatu ring. Contoh 2.5.2 Diberikan -modul, maka {0}, {0,3}, {0,2,4}, merupakan submodul dari sebagai -modul. Perhatikan bahwa {0,3} + {0,2,4} = dan {0,3} {0,2,4} = {0}. Dengan demikian submodul {0,3} merupakan hasil jumlah langsung dari modul. Dalam teorema berikut diberikan sifat jumlah langsung dari modul atas suatu ring. Teorema 2.5.3 Jika modul atas ring dan submodul dari sedemikian sehingga (1) (2), untuk maka. Bukti Diberikan dengan untuk semua dan didefinisikan dengan operasi 27

adalah homomorfisma modul atas ring dan dengan mengikuti kondisi (1) maka surjektif. Diberikan. Maka, sehingga untuk diperoleh. Oleh karena itu, maka dan adalah isomorfisma (Adkinds and Weintraub, 1992). Dari pendefinisian jumlah langsung suatu modul atas ring, berikut diberikan definisi dari submodul komplemen. Definisi 2.5.4 Jika adalah -modul dan merupakan submodul, katakan bahwa yaitu jumlah langsung dari, atau komplemen di, jika terdapat submodul maka. Untuk lebih jelasnya, berikut diberikan contoh submodul komplemen dari suatu modul atas ring. Contoh 2.5.5 Diberikan dan. Jika maka tidak memiliki komplemen karena hanyalah subgrup dari yang berorder, jadi kondisi ini tidak memungkinkan Teorema 2.5.3 bagian (2) terpenuhi (Adkinds and Weintraub, 1992). 28