SEPA : Vol. 7 No.1 September 2010 : ISSN : ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEMBAKAU (Nicotiana sp.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam. jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder runtun waktu dari tahun Data sekunder

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003:64) Suyadi Prawirosentono (2004:2)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 2 Desember 2007) 1 & 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DOMESTIK DI INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODE PENELITIAN

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

PENGARUH HARGA GULA IMPOR, HARGA GULA DOMESTIK DAN PRODUKSI GULA DOMESTIK TERHADAP PERMINTAAN GULA IMPOR DI INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

Transkripsi:

SEPA : Vol. 7 No.1 September 2010 : 39 50 ISSN : 1829-9946 ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEMBAKAU (Ncotana sp.) DI INDONESIA SILVANA MAULIDAH 1, TJONG AGUNG SURYAWIJAYA 2 1 Staf Pengajar d Jurusan Sosal Ekonom Agrbsns Fakultas Pertanan UB 2 Mahasswa Jurusan Sosal Ekonom Agrbsns Fakultas Pertanan UB Masuk 8 Agustus 2010; Dterma 12 September 2010 ABSTRACT Plantaton as part of agrculture has great contrbuton towards states ncome. In 1994-1995, plantaton sector has gven contrbuton around 12,7% from total foregn ncome that has been produced by non-ol ndustry sector. Advantages of plantaton sector compared to others non-ndustral sector s there are stll a lot of non-optmal unused spaces, Indonesan agrcultural sector supported by ts clmate, and there are a lot of avalable workers so t can be compettvely used. One of Indonesa s plantaton man commodtes s tobacco (Ncotana sp.). The purposes of ths research are analyzng factors whch nfluence tobacco supply n Indonesa, analyzng factors whch nfluence tobacco demand n Indonesa, analyzng factors whch nfluence tobacco prce n Indonesa, and analyzng factors whch nfluence tobacco export n Indonesa. Factors whch sgnfcantly nfluence tobacco supply n Indonesa are tobacco plantaton area and technology and factors whch sgnfcantly nfluence tobacco demand n Indonesa are domestc tobacco prce, clove prce, and consumer ncome. Keywords: Tobacco, Plantaton, Supply, Demand PENDAHULUAN Latar Belakang Perkebunan sebaga bagan dar sektor pertanan memlk peran yang cukup besar dalam perekonoman negara Indonesa. Pada tahun 1994-1995, sub-sektor perkebunan telah menyumbangkan sektar 12,7% dar perolehan devsa yang dhaslkan dar sektor non-mgas. Keunggulan sub-sektor perkebunan dbandngkan dengan sub-sektor non mgas lannya dsebabkan antara lan adanya lahan yang belum dmanfaatkan secara optmal dan berada d kawasan klm yang menunjang serta adanya tenaga kerja yang cukup terseda sehngga dapat secara kompettf dmanfaatkan. Salah satu komodtas andalan perkebunan Indonesa adalah tembakau (Ncotana sp.). Tembakau dan ndustr hasl tembakau mampu menyedakan lapangan pekerjaan secara langsung maupun tdak langsung bag 6,4 juta orang, melput 2,3 juta petan tembakau, 1,9 juta petan cengkeh, 199.000 pekerja pabrk rokok, serta sektar 1,15 juta pedagang eceran dan asongan, dan 900.000 orang yang bekerja pada sektor lembaga keuangan, percetakan, dan transportas (Anonymous, 2007). Industr rokok sebaga ndustr pengolah tembakau merupakan salah satu ndustr yang bsa dandalkan kontrbusnya dalam memasukkan dana ke kas negara. Produks rokok nasonal ratarata adalah 215.671 juta batang (2000-2004), sejumlah 187.331 juta batang (87%) adalah rokok kretek yang 85% bahan baku tembakaunya dar dalam neger (Anonymous, 2007). Dengan jumlah produks rokok yang cukup besar tap tahunnya maka kemampuan ndustr rokok dalam menyumbangkan cuka juga besar. Cuka menjad salah satu andalan penermaan pajak bag APBN. Dalam kurun waktu 1994-2000, kontrbus cuka terhadap penermaan pajak pada APBN berksar 7%-10%. Sektar 90% dar penermaan cuka tu berasal dar cuka tembakau, terutama untuk rokok kretek (Sgaret Kretek Mesn dan Sgaret Kretek Tangan). Penermaan negara dar cuka selalu nak dar tahun ke tahun, pada tahun 2004 sebesar Rp. 28,6 trllun, tahun 2005 sebesar Rp. 33,2 trllun, dan tahun 2006 sebesar Rp. 38,5 trllun. Penermaan devsa negara dar ekspor rokok dan tembakau dar tahun 2000-2004 rata-rata sebesar US$ 209,38 juta. Sebaga salah satu ndustr yang cukup potensal, ndustr rokok memerlukan 39

pasokan bahan baku yang cukup besar terutama bahan baku utama yatu tembakau. Mnat masyarakat terhadap tanaman tembakau dapat dkatakan cukup besar, bak dar ss permntaan maupun penawaran. Dar ss permntaan, jumlah perokok yang selalu menngkat dar tahun ke tahun merupakan salah satu penyebab tnggnya konsums masyarakat akan tembakau, d mana konsums rokok yang terus menngkat berart pula penngkatan permntaan akan tembakau. Meskpun fakta n merupakan kabar buruk bag perkembangan kesehatan lngkungan, namun d ss lan, fakta n juga menunjukkan bahwa tanaman tembakau memlk peluang yang bagus untuk dkembangkan sebab trend permntaan masyarakat akan hasl olahan tembakau akan terus mengalam penngkatan. D luar neger, permntaan duna terhadap tembakau Indonesa juga cukup tngg sebab tembakau Indonesa dkenal sebaga tembakau bermutu tngg untuk bahan baku cerutu dan rokok. Dar ss penawaran, luas areal tanam tembakau pada beberapa daerah penghasl tembakau sepert Madura dan Probolnggo semakn sult untuk dkendalkan oleh pemerntah daerah setempat sehngga terjad pembengkakan luas areal tanam yang berujung pada anjloknya harga tembakau (Anonymous, 2008). Namun ronsnya, kelebhan penawaran n tdak dmanfaatkan dengan bak sehngga Indonesa tdak termasuk dalam kelompok negara eksportr tembakau terbesar d duna. Banyak petan yang menderta kerugan sebab hasl panen tembakau mereka tdak lag dterma oleh gudang-gudang mlk perusahaan rokok besar d Indonesa dengan alasan stok gudang telah terpenuh, padahal selama n perusahaan-perusahaan nlah yang menjad pembel utama hasl panen para petan. Tembakau merupakan barang ekonom sehngga harga tembakau dpengaruh oleh permntaan dan penawaran domestk tembakau. Apabla penawaran melebh permntaan, tentunya harga akan mengalam penurunan sehngga dalam hal n, petan tembakau lah yang benar-benar mengalam kerugan. Sesua dengan teor ekspor, bahwa apabla terjad kelebhan penawaran domestk maka kelebhan penawaran tersebut seharusnya dekspor ke luar neger. Berdasarkan hal tersebut maka dapat drumuskan beberapa permasalahan dalam peneltan n yatu sebaga berkut : 1 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruh penawaran tembakau d Indonesa. 2 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruh permntaan tembakau d Indonesa. 3 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruh harga tembakau d Indonesa. 4 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruh ekspor tembakau d Indonesa. Terkat dengan tu maka untuk mengembangkan tembakau Indonesa d pasar dalam neger maupun d pasar nternasonal dperlukan nformas mengena faktor yang mempengaruh penawaran, permntaan, harga, dan ekspor tembakau. Oleh karenanya perlu dlakukan peneltan untuk mengetahu faktorfaktor yang mempengaruh penawaran, permntaan, harga, dan ekspor tembakau d Indonesa sehngga dapat drumuskan perencanaan dan strateg yang tepat. METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode dokumentas. Metode dokumentas n dlakukan melalu pencatatan data tme seres dar beberapa nstans sepert BPS, FAO, Departemen Pertanan Republk Indonesa, dan nstans-nstans lan yang mendukung dan webste yang berkatan dengan peneltan. Data yang Dgunakan Data yang dgunakan sebaga bahan analsa dalam peneltan n adalah data sekunder yang berupa data tme seres dar tahun 1985 hngga tahun 2005 yang melput data produks tembakau, permntaan tembakau, ekspor tembakau, harga tembakau domestk, luas areal tanam tembakau, harga pupuk, harga cengkeh, pendapatan masyarakat, harga tembakau duna, dan nla tukar rupah. Metode Analss Data 1. Spesfkas Model Permntaan dan Penawaran Tembakau d Indonesa Model ekonometrka yang dgunakan dalam peneltan n adalah persamaan smultan dnams: a. Penawaran tembakau (S): S = f(p, Pf, Pc, L, T, Sp) S = a 0 + a 1 P + a 2 Pf + a 3 Pc + a 4 L + a 5 T + a 6 Sp + U 1...(1) b. Permntaan tembakau (D): 40

D = f(p, Pc, I, Dp) D = b 0 + b 1 P + b 2 Pc + b 3 I + b 4 Dp + U 2...(2) c. Harga tembakau (P): P = f(s, D, Er, Pw, Pp) P = c 0 + c 1 S + c 2 D + c 3 Er + c 4 Pw + c 5 Pp + U 3...(3) d. Ekspor tembakau (X): X = f(s, Pw, Er, Xp) X = d 0 + d 1 S + d 2 Pw + d 3 Er + d 4 Xp + U 4...(4) Keterangan: a. Varabel endogen S : penawaran tembakau. D : permntaan tembakau P : harga tembakau d Indonesa X : ekspor tembakau d Indonesa b. Varabel eksogen Pf : harga pupuk Pc : harga cengkeh L : luas areal tanam tembakau T : tngkat teknolog I : pendapatan konsumen Pw : harga tembakau duna Er : nla tukar rupah c. Varabel lag endogen Sp : penawaran tembakau tahun sebelumnya Dp : permntaan tembakau tahun sebelumnya Pp : harga tembakau tahun sebelumnya Xp : ekspor tembakau tahun sebelumnya a 0, b 0, c 0, d 0 : ntersep a 1, a 2, a 3, a 4, a 5, a 6, b 1, b 2, b 3, b 4, c 1, c 2, c 3, c 4, c 5, d 1, d 2, d 3, d 4 : koefsen regres U 1, U 2, U 3, U 4 : kesalahan pendugaan 2.Uj Stasonertas Suatu data tme seres sebelum danalss harus dketahu apakah stasoner atau tdak. Hal n dkarenakan asums dar model regres adalah bak varabel bebas maupun varabel terkat harus stasoner, faktor kesalahan rata-rata sama dengan nol dan varannya konstan. Bla hasl regres menunjukkan bahwa R² > DW, maka dcurga bahwa data tme seres tersebut mengalam spurous regresson. Uj stasonertas dlakukan dengan menggunakan unt root test. Uj n dkembangkan oleh Dckey dan Fuller. Nla statstk ADF (ADF htung ) dhtung dengan rumus: ˆ 1 ADF htung = se( ˆ) Dmana : ˆ = Nla estmas dar β se ( ˆ ) = Standar error dar ˆ Kadah pengujan : 1. Jka ADF htung > ADF tabel, maka terma Ho berart Y t tdak stasoner 2. Jka ADF htung ADF tabel, maka tolak Ho berart Y t stasoner (Gujarat, 1997) Selan menggunakan nla ADF, stasonertas data juga bsa dlhat dar nla probabltasnya. Apabla nla probabltasnya lebh besar dar 0.01, 0.05, atau 0.1 maka data yang damat tdak stasoner. Sebalknya, apabla nla probabltasnya kurang dar 0.01, 0.05, atau 0.1 maka pengujan tersebut nyata dan menolak Ho. 3. Identfkas Model Untuk mengetahu apakah suatu persamaan dapat terdentfkas atau tdak, harus dlakukan pengujan sebaga berkut: 1. Jka K-k > m-1, maka persamaan tersebut menjad terdentfkas secara berlebh (overdentfed). 2. Jka K-k = m-1, maka persamaan tersebut tepat ddentfkas (exactly just dentfed). 3. Jka K-k < m-1, maka persamaan tersebut tdak dapat terdentfkaskan (undentfed). K = banyaknya varabel yang dtentukan nlanya dalam model k = banyaknya varabel yang dtentukan nlanya dalam persamaan tertentu m = banyaknya varabel endogen dalam persamaan tertentu Dalam peneltan n terdapat beberapa model yang akan danalss, antara lan: a. Persamaan penawaran tembakau d Indonesa memlk varabel endogen (m) sebanyak 2 buah dan varabel yang dtentukan nlanya dalam model (K) sebanyak 11 buah serta varabel yang dtentukan nlanya dalam persamaan (k) sebanyak 6 buah, sehngga dengan menggunakan rumus K-k m-1 maka dperoleh: K-k m-1 11-6 2-1 5 1 (overdentfed) b. Persamaan permntaan tembakau d Indonesa memlk varabel endogen (m) sebanyak 2 buah dan varabel yang dtentukan nlanya dalam model (K) sebanyak 11 buah serta varabel yang dtentukan nlanya dalam persamaan (k) sebanyak 4 buah, sehngga 41

dengan menggunakan rumus K-k m-1 maka dperoleh: K-k m-1 11-4 2-1 7 1 (overdentfed) c. Persamaan harga tembakau d Indonesa memlk varabel endogen (m) sebanyak 3 buah dan varabel yang dtentukan nlanya dalam model (K) sebanyak 11 buah serta varabel yang dtentukan nlanya dalam persamaan (k) sebanyak 5 buah, sehngga dengan menggunakan rumus K-k m-1 maka dperoleh: K-k m-1 11-5 3-1 6 2 (overdentfed) d. Persamaan ekspor tembakau d Indonesa memlk varabel endogen (m) sebanyak 2 buah dan varabel yang dtentukan nlanya dalam model (K) sebanyak 11 buah serta varabel yang dtentukan nlanya dalam persamaan (k) sebanyak 4 buah, sehngga dengan menggunakan rumus K-k m-1 maka dperoleh: K-k m-1 11-4 2-1 7 1 (overdentfed) 4. Metode Analss 2SLS Mengngat jumlah persamaan cukup banyak dan hasl dentfkas menunjukkan bahwa persamaan overdentfed maka pendugaan dlakukan dengan menggunakan metode analss kuadrat terkecl dua tahap melput 2 tahap yatu: 1. Melakukan regres tahap I, yatu regres varabel endogen atas semua varabel yang dtetapkan terlebh dahulu dalam model keseluruhan utk menghlangkan atau membershkan korelas antara varabel endogen dengan unsur gangguan. 2. Menggant varabel-varabel endogen yang terletak d ruas kanan dengan varabelvarabel endogen hasl regres tahap I dan kemudan menerapkan metode OLS untuk menaksr parameter-parameter yang terdapat dalam sstem persamaan smultan tersebut (Gujarat, 1997). 5. Pengujan Model Regres Untuk melhat ketepatan model-model yang danalsa dalam peneltan n, maka dgunakan pengujan sebaga berkut: 1. Uj F Uj F dformulaskan sebaga berkut : F = Varas yang Dterangkan Varas yang Tdak Dterangkan = R² 1 - R² Hpotess : H 0 : a, b, c = 0 H 1 : palng tdak ada satu nla a, b, c yang tdak sama dengan nol Kadah pengujan : 1. Jka F htung > F tabel, maka tolak H 0. Berart terdapat pengaruh yang nyata (sgnfkan) antara varabel ndependen dengan varabel dependen. 2. Jka F htung < F tabel, maka terma H 0. Berart tdak terdapat pengaruh yang nyata (sgnfkan) antara varabel ndependen dengan varabel dependen. 2. Koefsen Determnas (R²) Nla koefsen determnas (R 2 ) dgunakan untuk mengetahu ketepatan model yang dpaka, yang dnyatakan dengan beberapa persen varabel dependen djelaskan oleh varabel ndependen yang dmasukkan ke dalam model regres. Koefsen determnas dformulaskan sebaga berkut : R 2 R 2 = TotalKuadratVarasVarabelEndogen Total KuadratVarasVarabel Endogen Regres ( Y Y) ( Y Y) Keterangan : R 2 : koefsen determnas Y : varabel endogen 2 2 Pada pengujan dalam analss n dgunakan pula nla adjusted R 2 karena koefsen determnas cenderung memberkan gambaran kekuatan atau ft regres yang berlebhan, khususnya bla jumlah varabel eksplanators tdak sedkt dbandngkan dengan jumlah observas. Adjusted R 2 sebaga berkut: R 1 2 = 1 - (1-R 2 ) N N dhtung dengan rumus k 3. Uj Autokorelas Untuk mendeteks autokorelas umumnya dgunakan uj d-durbn Watson. Untuk mendeteks autokorelas dlakukan uj h-durbn Watson, yatu sebaga berkut: 42

h ˆ = 1 1 1 2 N N var ˆ d 2 1 N ² N var ˆ 2 ² Keterangan: N = ukuran sampel var ˆ 2 = varan koefsen dar lag Y t-1 ˆ = taksran seral korelas derajat pertama d = statstk d-durbn Watson Hpotess: Ho : Tdak ada autokorelas H : Ada autokorelas Pengujan hpotess statstk Durbn h, bsa dlakukan dengan mengkut peraturan yang lebh mudah. Pada tngkat kesalahan 5%, peraturannya adalah sebaga berkut: 1. Jka statstk Durbn h lebh besar dar 1,96 maka menolak Ho yang berart terdapat autokorelas. 2. Jka statstk Durbn h lebh kecl atau sama dengan 1,96 maka menerma Ho yang berart tdak terdapat autokorelas. 4. Indvdual test dengan uj t Setelah dketahu ada tdaknya perbedaan yang nyata antara varabel ndependen dengan varabel dependen, berdasarkan uj F d atas, maka untuk menguj seberapa besar pengaruh dar masng-masng varabel ndependen dapat dgunakan uj statstk t htung sebaga berkut: a, b, c t htung = se( a, b, c ) = var( a, b, c ) a, b, c Hpotess : H 0 : a, b, c = 0 H 1 : palng tdak ada satu nla a, b, c yang tdak sama dengan nol Kadah pengujan: 1. Jka t htung > t tabel, maka tolak Ho, yang berart terdapat pengaruh yang nyata (sgnfkan) antara varabel ndependen dengan varabel dependen. 2. Jka t htung < t tabel, maka terma Ho, yang berart tdak terdapat pengaruh yang nyata (sgnfkan) antara varabel ndependen dengan varabel dependen (Gujarat, 1997). HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Tembakau d Indonesa Secara hstors komodtas tembakau sudah memperoleh perhatan yang besar sebaga komodtas komersal sejak masa pemerntahan Hnda Belanda pada awal abad ke 18. Hngga nasonalsas kebjakan penanaman tembakau terus dlanjutkan oleh pemerntah Indonesa melalu Perusahaan Negara Perkebunan dan perkebunan-perkebunan besar swasta d luar pulau Jawa. Sampa saat n tembakau mash merupakan salah satu andalan ekspor non mgas Indonesa. Indonesa termasuk dalam enam besar negara penghasl tembakau d duna selan Cna, Brazl, Inda, Amerka Serkat, dan Malaw. Bag Indonesa, komodtas tembakau selama n merupakan salah satu penghasl devsa yang sangat dandalkan. Perkembangan Produks, Luas Areal Tanam, dan Produktvtas Tembakau d Indonesa Secara umum, perkembangan produks tembakau d Indonesa berfluktuas dalam kurun waktu 20 tahun yatu sejak tahun 1985 sampa tahun 2005. Pada awalnya produks tembakau d Indonesa terus mengalam penurunan hngga tahun 1999. Pada awal tahun 1985, produks tembakau d Indonesa sebesar 155.600 ton dan terus menerus mengalam penurunan hngga pada puncaknya yatu pada tahun 1997 sampa tahun 1999, dmana produks tembakau Indonesa pada tahun 1999 hanya sebesar 35.800 ton. Produks tembakau tertngg dcapa pada tahun 2004 sebesar 215.300 ton sedangkan produks tembakau terendah pada tahun 1999 yatu sebesar 35.800 ton. P r o d u k s (to n ) P r o d u k s T e m b a k a u d I n d o n e s a 1 9 8 5-2 0 0 5 2 5 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 1 9 8 0 1 9 8 5 1 9 9 0 1 9 9 5 2 0 0 0 2 0 0 5 2 0 1 0 T a h u n Gambar 1. Produks Tembakau d Indonesa Tahun 1985-2005 Pada Gambar 1, terlhat bahwa selama 20 tahun (1985-2005) secara nasonal terjad penngkatan produks, d mana pada tahun 1985 produks tembakau sebesar 155.600 ton, 43

sedangkan pada tahun 2005 menngkat menjad 199.100 ton. Sepert pada bdang produks, perkembangan luas areal tanaman tembakau juga mengalam fluktuas dalam kurun waktu 20 tahun. Pada awal tahun 1985, luas areal tanam tembakau sektar 282.000 hektar sedangkan pada tahun 2005, luas areal tanam tembakau menurun menjad 196.200 hektar. L u a s A r e a l ( h a ) 3 0 0, 0 0 0 2 5 0, 0 0 0 2 0 0, 0 0 0 1 5 0, 0 0 0 1 0 0, 0 0 0 5 0, 0 0 0 L u a s A r e a l T a n a m T e m b a k a u d In d o n e s a 1 9 8 5-2 0 0 5 0 1 9 8 0 1 9 8 5 1 9 9 0 1 9 9 5 2 0 0 0 2 0 0 5 2 0 1 0 T a h u n Gambar 2. Luas Areal Tanam Tembakau d Indonesa Tahun 1985-2005 Luas areal tanam tertngg dcapa pada tahun 1985 yatu sebesar 282.000 hektar sedangkan luas areal tanam terendah terjad pada tahun 1998 yatu sebesar 161.600 hektar. Luas areal tanam tembakau pada tahun 1998 sampa tahun 2000 merupakan luas areal tanam tembakau terendah selama 20 tahun. Gambar 2 menunjukkan dar tahun ke tahun luas areal tanam tembakau mengalam fluktuas yang cukup sgnfkan. Pada tahun 1986 luas areal tanam tembakau seluas 193.600 hektar menurun menjad 162.700 hektar pada tahun 1992. Kemudan luas areal tanam terus mengalam penngkatan hngga mencapa 245.300 hektar pada tahun 1997. Akan tetap luas areal tanam tembakau kembal mengalam penurunan hngga pada tahun 1999 yatu sebesar 163.300 hektar. P r o d u k t v t a s ( t o n / h a ) P r o d u k t v t a s T e m b a k a u d In d o n e s a 1 9 8 5-2 0 0 5 1. 2 0 1. 0 0 0. 8 0 0. 6 0 0. 4 0 0. 2 0 0. 0 0 1 9 8 0 1 9 8 5 1 9 9 0 1 9 9 5 2 0 0 0 2 0 0 5 2 0 1 0 T a h u n Gambar 3. Produktvtas Tembakau d Indonesa Tahun 1985-2005 Produktvtas tembakau secara nasonal selama 20 tahun (1985-2005) mengalam penngkatan, d mana pada tahun 1985 produktvtasnya sebesar 0,552 ton/ha menngkat menjad 0,974 ton/ha pada tahun 2005. Produktvtas tembakau tertngg dcapa Indonesa pada tahun 2005 yatu sebesar 0,974 ton/ha sedangkan produktvtas tembakau terendah terjad pada tahun 1997 yatu sebesar 0,15 ton/ha. Sejalan dengan produks dan luas areal penanaman tembakau d Indonesa, produktvtas tembakau Indonesa terendah terjad pada tahun 1997 sampa tahun 1999. Perkembangan Permntaan Tembakau d Indonesa Permntaan tembakau d pasar dalam neger mengalam penngkatan yang kurang berart selama 20 tahun (1985-2005). Pada tahun 1985, permntaan tembakau d Indonesa sebesar 135.373 ton menngkat menjad 159.589 ton pada tahun 2005. P er m n t aan (t o n ) P e r m n t a a n T e m b a k a u d In d o n e s a 1 9 8 5-2 0 0 5 2 0 0, 0 0 0 1 5 0, 0 0 0 1 0 0, 0 0 0 5 0, 0 0 0 0 1 9 8 0 1 9 8 5 1 9 9 0 1 9 9 5 2 0 0 0 2 0 0 5 2 0 1 0 T a h u n Gambar 4. Permntaan Tembakau d Indonesa Tahun 1985-2005 Pada Gambar 4, terlhat bahwa permntaan tembakau d Indonesa mengalam trend yang kurang stabl. Pada tahun 1986, permntaan tembakau sebesar 73.208 ton dan menngkat menjad 135.398 ton pada tahun 1990. Alasan utama yang menyebabkan penurunan permntaan yang drasts tersebut adalah kemunculan Peraturan Pemerntah (PP) No 81 Tahun 1998 tentang Pembatasan Kadar Tar dan Nkotn yang tak boleh lebh dar 1,4. Perkembangan Harga Tembakau d Indonesa Harga tembakau d pasar dalam neger selama 20 tahun (1985-2005) mengalam penngkatan secara terus menerus. Pada tahun 1985 harga domestk tembakau sebesar Rp. 3.597.900/ton menngkat menjad Rp. 44

35.765.100/ton pada tahun 2005. Pada Gambar 5, dbawah n terlhat bahwa pada tahun 1995, harga tembakau Indonesa Rp. 6.031.000/ton dan pada tahun 2005 harga tembakau mencapa ttk tertngg sebesar Rp. 35.765.100/ton. H a r g a ( R p /t o n ) H a r g a T e m b a k a u d In d o n e s a 1 9 8 5-2 0 0 5 4 0, 0 0 0, 0 0 0 3 5, 0 0 0, 0 0 0 3 0, 0 0 0, 0 0 0 2 5, 0 0 0, 0 0 0 2 0, 0 0 0, 0 0 0 1 5, 0 0 0, 0 0 0 1 0, 0 0 0, 0 0 0 5, 0 0 0, 0 0 0 0 1 9 8 0 1 9 8 5 1 9 9 0 1 9 9 5 2 0 0 0 2 0 0 5 2 0 1 0 T a h u n Gambar 5. Harga Tembakau d Indonesa Tahun 1985-2005 Perkembangan Ekspor Tembakau d Indonesa Ekspor tembakau Indonesa mengalam fluktuas tergantung pada tngkat harga tembakau d pasaran nternasonal, sepert yang terlhat pada Gambar 6. Ekspor (ton) 5 0, 0 0 0 4 0, 0 0 0 3 0, 0 0 0 2 0, 0 0 0 1 0, 0 0 0 E k s p o r T e m b a k a u I n d o n e s a 1 9 8 5-2 0 0 5 0 1 9 8 0 1 9 8 5 1 9 9 0 1 9 9 5 2 0 0 0 2 0 0 5 2 0 1 0 T a h u n Gambar 6. Ekspor Tembakau d Indonesa Tahun 1985-2005 Gambar 6 menjelaskan bahwa ekspor tembakau d Indonesa mengalam penngkatan, d mana pada tahun 1985 ekspor tembakau sebesar 20.227 ton, sedangkan pada tahun 2005 ekspor tembakau sebesar 31.511 ton. Pada tahun 2005 Indonesa berhasl menngkatkan ekspornya menjad sebesar 31.511 ton. Ekspor tertngg dcapa Indonesa pada tahun 1998 yatu sebesar 39.903 ton sedangkan ekspor terendah pada tahun 1990 yatu 17.402 ton. Prospek Tembakau d Indonesa Pada tahun 2005, luas lahan d seluruh Indonesa yang dgunakan untuk buddaya tembakau mencapa 196.200 hektar dengan produks sektar 191.000 ton. Sektar 169.498 hektar dar keseluruhan luas areal tanam tembakau tersebut berupa perkebunan rakyat, atau dengan kata lan dusahakan secara langsung oleh rakyat, bak secara mandr maupun dengan bekerjasama dengan phak lan. Tabel 7. Persebaran Lahan Tembakau Perkebunan Rakyat d Indonesa Luas Lahan No Daerah (ha) 1 Bal 1095 2 DI. Yogyakarta 1855 3 Jamb 159 4 Jawa Barat 7202 5 Jawa Tengah 30118 6 Jawa Tmur 100200 7 Lampung 209 8 Nangroe Aceh Darussalam 1075 9 Nusa Tenggara Barat 22012 10 Nusa Tenggara Tmur 499 11 Sulawes Selatan 3521 12 Sulawes Barat 1118 13 Sumatera Selatan 112 14 Sumatera Utara 323 Pada Tabel 7. dapat dlhat bahwa pada beberapa daerah sepert Jamb, Lampung, Nusa Tenggara Tmur, dan Sumatera lahan yang dgunakan untuk buddaya tembakau mash sangat terbatas. Dengan melhat kenyataan tersebut maka sudah seharusnya pemerntah memberkan perhatan yang lebh besar terhadap pengembangan tembakau secara keseluruhan karena Indonesa memlk potens untuk menghaslkan tembakau dengan kualtas dan kuanttas yang memenuh kengnan pasar nternasonal. Apabla potens n dgal dengan bak, maka produks dan ekspor tembakau Indonesa akan menngkat d masa yang akan datang. Hal tersebut akan menguntungkan negara melalu penermaan devsa dan cuka juga akan menyejahterakan kehdupan para petan tembakau, mengngat hampr seluruh lahan tembakau d Indonesa berupa perkebunan yang dusahakan oleh rakyat. D masa mendatang, dperkrakan permntaan akan tembakau juga akan menngkat karena selan untuk bahan baku ndustr rokok dan cerutu, yang tdak bak untuk kesehatan atau dengan kata lan berpengaruh buruk bag manusa, ternyata tembakau juga memlk manfaat yang bak untuk kesehatan manusa dmana tembakau dapat menghaslkan proten ant kanker yang berguna bag penderta kanker. Menurut Pusat 45

Peneltan Boteknolog Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesa (2008), tanaman tembakau dapat dgunakan sebaga reaktor penghasl proten Growth Colony Stmulatng Factor (GCSF), suatu hormon yang menstmulas produks darah. Selan untuk proten ant kanker, GCSF n juga dapat dgunakan untuk menstmulas perbanyakan sel tunas (stemcell) yang bsa dkembangkan memulhkan jarngan fungs tubuh yang rusak. Hasl Uj Stasoner Berdasarkan hasl pengujan, pada semua varabel dapat dkatakan bahwa bak pada tngkat level, 1 st dfference maupun 2 nd dferrence dengan menggunakan Intercept and Trend. Nla probabltas untuk seluruh varabel yatu kurang dar 0,1. Hal n menunjukkan jka seluruh varabel sgnfkan pada tngkat kepercayaan 90%. Faktor yang Mempengaruh Penawaran Tembakau d Indonesa Berdasarkan hasl analss metode 2SLS dapat dketahu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran tembakau d Indonesa: S = -107925 + 0,000211 P + 0,003831 Pf + 0,000079421 Pc + 0,553720 L + 192753 T 0,020330 Sp R 2 0,9805 Adj R 2 0,9722 F htung 117,484 Durbn-Watson 2,488 h- Durbn Watson -1,150 Hasl analss yang dperoleh menunjukkan bahwa nla F-htung sebesar 117,484 d mana nla tersebut lebh besar dar F-tabel (4.62) pada taraf kepercayaan 99% atau α = 1%. Sedangkan untuk nla koefsen determnas (R 2 ) sebesar 0,9805 yang berart bahwa sebesar 98,05% varabel penawaran tembakau Indonesa dapat djelaskan oleh varabel bebas yang dmasukkan dalam model, sedangkan ssanya sebesar 1,95% djelaskan oleh varabel lan yang tdak dmasukkan dalam model. Nla koefsen determnas yang dkoreks (Adj R 2 ) sebesar 0,9722 yang berart bahwa sebesar 97,22% varabel penawaran tembakau Indonesa dapat djelaskan oleh varabel bebas yang dmasukkan dalam model setelah dkoreks/dsesuakan untuk ukuran sampel dan jumlah koefsen yang destmas. Sedangkan besarnya nla h-durbn Watson yang ddapat dar persamaan model penawaran tembakau d Indonesa n adalah sebesar -1,094 dmana konds tersebut dnyatakan menerma H 0 yang berart tdak terdapat autokorelas karena memlk nla lebh kecl dar 1,96. Faktor yang mempengaruh penawaran tembakau d Indonesa adalah sebaga berkut: a. Harga tembakau d Indonesa Varabel harga tembakau n tdak berpengaruh secara nyata terhadap model penawaran pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel P dperoleh t-htung sebesar 0.156, dmana nla tersebut lebh kecl dar t-tabel (1.771) yang berart bahwa harga domestk tembakau tdak berpengaruh secara nyata terhadap penawaran tembakau d Indonesa. Hubungan antara harga tembakau dengan jumlah penawaran tembakau d Indonesa tersebut bernla postf dengan nla parameter estmas sebesar 0,000211 yang berart bahwa penngkatan harga tembakau domestk sebesar Rp.1/ton dapat menakkan penawaran terhadap tembakau d Indonesa sebesar 0,000211 ton. Hal n sesua teor penawaran yang mengatakan bahwa penngkatan harga suatu komodt akan menngkatkan penawaran komodt tersebut d suatu negara. b. Harga pupuk Varabel harga pupuk urea n tdak berpengaruh secara nyata terhadap model penawaran pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel Pf dperoleh t-htung sebesar 0.143, dmana nla tersebut lebh kecl dar t-tabel (1.771) yang berart bahwa harga pupuk urea tdak berpengaruh secara nyata terhadap penawaran tembakau d Indonesa. Hubungan antara harga pupuk dengan jumlah penawaran tembakau d Indonesa tersebut bernla postf dengan nla parameter estmas sebesar 0,003831 yang berart penngkatan harga pupuk urea sebesar Rp.1/ton dapat menakkan penawaran terhadap tembakau d Indonesa sebesar 0,003831 ton. c. Harga cengkeh Varabel harga cengkeh n tdak berpengaruh secara nyata terhadap model penawaran pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel Pc dperoleh t-htung sebesar 0.226, dmana nla tersebut lebh kecl dar t-tabel (1.771) yang berart bahwa harga cengkeh tdak berpengaruh secara nyata terhadap penawaran tembakau d Indonesa. Hubungan antara harga cengkeh dengan jumlah penawaran tembakau d Indonesa tersebut bernla postf dengan nla parameter estmas sebesar 0,000079421 yang berart bahwa penngkatan 46

harga cengkeh sebesar Rp.1/ton dapat menakkan penawaran terhadap tembakau d Indonesa sebesar 0,000079421 ton. c. Luas areal tanam tembakau Varabel luas areal tanam tembakau n berpengaruh secara nyata terhadap model penawaran pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel L dperoleh t-htung sebesar 7,169, d mana nla tersebut lebh besar dar t-tabel (1.771). Kenakan atau penurunan luas areal tanam akan mempengaruh tngkat penawaran tembakau. Koefsen regres sebesar 0,553720 berart bahwa penambahan luas areal tanam tembakau seluas 1 ha akan menakkan penawaran tembakau sebesar 0.553720 ton. d. Tngkat teknolog Varabel tngkat teknolog tembakau n berpengaruh secara nyata terhadap model penawaran pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel T dperoleh t-htung sebesar 14,489, d mana nla tersebut lebh besar dar t-tabel (1.771). Koefsen regres sebesar 192753 berart bahwa penngkatan produktvtas sebesar 1 ton/ha akan menakkan penawaran tembakau sebesar 192753 ton. e. Penawaran tembakau tahun sebelumnya Varabel penawaran tembakau tahun sebelumnya n tdak berpengaruh secara nyata terhadap model penawaran pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel Sp dperoleh t-htung sebesar -0,352, dmana nla tersebut lebh kecl dar t-tabel (1.771) yang berart bahwa penawaran tembakau tahun sebelumnya tdak berpengaruh secara nyata terhadap penawaran tembakau d Indonesa. Hubungan tersebut bersfat negatf dar besarnya parameter estmas yang menunjukkan nla -0,020330. Faktor yang Mempengaruh Permntaan Tembakau d Indonesa Berdasarkan hasl analss metode 2SLS dapat dketahu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permntaan tembakau d Indonesa, yatu: D = 56156 0,007528 P + 0,001529 Pc + 0,109606 I + 0,197606 Dp R 2 0,6068 Adj R 2 0,5085 F htung 6,172 Durbn-Watson 2.039 h- Durbn Watson -0,092 Hasl analss yang dperoleh menunjukkan bahwa nla F-htung sebesar 6,172 d mana nla tersebut lebh besar dar F-tabel (4.89) pada taraf kepercayaan 99% atau α = 1%. Sedangkan untuk nla koefsen determnas (R 2 ) sebesar 0,6068 yang berart bahwa sebesar 60,68% varabel permntaan tembakau Indonesa dapat djelaskan oleh varabel bebas yang dmasukkan dalam model, sedangkan ssanya sebesar 39,32% djelaskan oleh varabel lan yang tdak dmasukkan dalam model. Nla koefsen determnas yang dkoreks (Adj R 2 ) sebesar 0,5085 yang berart bahwa sebesar 50,85% varabel permntaan tembakau Indonesa dapat djelaskan oleh varabel bebas yang dmasukkan dalam model setelah dkoreks/dsesuakan untuk ukuran sampel dan jumlah koefsen yang destmas. Sedangkan besarnya nla h-durbn Watson yang ddapat dar persamaan model permntaan tembakau d Indonesa n adalah sebesar -0,178 dmana konds tersebut dnyatakan menerma H 0 yang berart tdak terdapat autokorelas karena memlk nla lebh kecl dar 1,96. Faktor-faktor yang mempengaruh permntaan tembakau d Indonesa adalah sebaga berkut: a. Harga tembakau d Indonesa Varabel harga tembakau n berpengaruh secara nyata terhadap model penawaran pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel P dperoleh t-htung sebesar 2,072, d mana nla tersebut lebh besar dar t-tabel (1.753). Kenakan atau penurunan harga tembakau akan mempengaruh tngkat permntaan tembakau. Koefsen regres sebesar - 0,007528 berart bahwa kenakan harga tembakau domestk sebesar Rp.1/ton akan menurunkan permntaan tembakau sebesar 0,007528 ton. b. Harga cengkeh Varabel harga cengkeh n berpengaruh secara nyata terhadap model permntaan pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel Pc dperoleh t- htung sebesar 1,758, dmana nla tersebut lebh kecl dar t-tabel (1.753) yang berart bahwa harga cengkeh berpengaruh secara nyata terhadap permntaan tembakau d Indonesa. Hubungan antara harga cengkeh dengan jumlah permntaan tembakau d Indonesa tersebut bernla postf dengan nla parameter estmas sebesar 0,001529 yang berart bahwa penngkatan harga cengkeh 47

sebesar Rp.1/ton dapat menakkan permntaan tembakau d Indonesa sebesar 0,001529 ton. c. Pendapatan masyarakat Varabel pendapatan masyarakat n berpengaruh secara nyata terhadap model permntaan pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel I dperoleh t-htung sebesar 2,073, d mana nla tersebut lebh besar dar t-tabel (1.753). Kenakan atau penurunan pendapatan masyarakat akan mempengaruh tngkat permntaan tembakau. Koefsen regres sebesar 0,109606 berart bahwa kenakan pendapatan masy sebesar Rp.1/kapta/tahun akan menngkatkan permntaan tembakau sebesar 0,109606 ton. d. Permntaan tembakau tahun sebelumnya Varabel permntaan tembakau tahun sebelumnya n tdak berpengaruh secara nyata terhadap model permntaan pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel Dp dperoleh t-htung sebesar 1,010, dmana nla tersebut lebh kecl dar t-tabel (1.753) yang berart bahwa permntaan tembakau tahun sebelumnya tdak berpengaruh secara nyata terhadap permntaan tembakau d Indonesa. Hubungan tersebut bersfat postf yang dapat dketahu dar besarnya parameter estmas yang menunjukkan nla 0,197606. Faktor-faktor yang Mempengaruh Harga Tembakau d Indonesa Berdasarkan hasl analss metode 2SLS dapat dketahu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga tembakau d Indonesa, yatu: P = 2232037 + 38,763294 S 45,197112 D + 717,481356 Er 1725,101112 Pw + 0,808027 Pp R 2 0,9938 Adj R 2 0,9917 F htung 481,357 Durbn-Watson 3,062 h- Durbn Watson -2,503 Hasl analss yang dperoleh menunjukkan bahwa nla F-htung sebesar 481,357 d mana nla tersebut lebh besar dar F-tabel (4.69) pada taraf kepercayaan 99% atau α = 1%. Sedangkan untuk nla koefsen determnas (R 2 ) sebesar 0,9938 yang berart bahwa sebesar 99,38% varabel harga tembakau Indonesa dapat djelaskan oleh varabel bebas yang dmasukkan dalam model, sedangkan ssanya sebesar 0,62% djelaskan oleh varabel lan yang tdak dmasukkan dalam model. Nla koefsen determnas yang dkoreks (Adj R 2 ) sebesar 0,9917 yang berart bahwa sebesar 99,17%. Sedangkan besarnya nla h-durbn Watson yang ddapat dar persamaan model harga tembakau d Indonesa n adalah sebesar -2,475 dmana konds tersebut dnyatakan menerma H 0 yang berart tdak terdapat autokorelas karena memlk nla lebh kecl dar 1,96. Faktor-faktor yang mempengaruh harga tembakau d Indonesa adalah sebaga berkut: a. Penawaran tembakau Varabel penawaran tembakau n berpengaruh secara nyata terhadap model harga pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel S dperoleh t- htung sebesar 2,447, d mana nla tersebut lebh besar dar t-tabel (1.761). Kenakan atau penurunan penawaran tembakau akan mempengaruh tngkat harga tembakau. Koefsen regres sebesar 38,763294 berart bahwa setap kenakan penawaran tembakau sebesar 1 ton akan menngkatkan harga tembakau domestk sebesar Rp. 38,763294/ton. b. Permntaan tembakau Varabel permntaan tembakau n berpengaruh secara nyata terhadap model harga pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel D dperoleh t- htung sebesar 2,067, d mana nla tersebut lebh besar dar t-tabel (1.761). Koefsen regres sebesar -45,197112 berart bahwa kenakan permntaan tembakau sebesar 1 ton akan menurunkan harga tembakau sebesar Rp. 45,197112/ton. c. Nla tukar rupah Varabel nla tukar rupah n berpengaruh secara nyata terhadap model harga pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel Er dperoleh t-htung sebesar 2,848, d mana nla tersebut lebh besar dar t-tabel (1.761). Kenakan atau penurunan nla tukar rupah akan mempengaruh tngkat harga tembakau. Koefsen regres sebesar 717,481356 berart bahwa kenakan nla tukar rupah sebesar Rp.1/US$ akan menngkatkan harga tembakau sebesar Rp. 717,481356/ton. d. Harga tembakau duna Varabel harga tembakau duna n tdak berpengaruh secara nyata terhadap model harga tembakau pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel Pw dperoleh t-htung sebesar 1,266, d mana nla tersebut lebh kecl dar t-tabel (1.761) yang 48

berart bahwa harga tembakau duna tdak berpengaruh secara nyata terhadap harga tembakau Indonesa. Hubungan antara harga tembakau duna dengan tngkat harga tembakau domestk d Indonesa tersebut bernla negatf dengan nla parameter estmas sebesar - 1725,10112 yang berart bahwa penngkatan harga tembakau duna sebesar 1 US$/ton dapat menurunkan harga tembakau d Indonesa sebesar Rp. 1725,10112/ton. Konds n dduga dsebabkan oleh adanya pembengkakan luas areal tanam tembakau pada beberapa daerah d Indonesa sehngga kelebhan produks tembakau menyebabkan turunnya harga domestk. e. Harga tembakau tahun sebelumnya Varabel harga tembakau tahun sebelumnya n berpengaruh secara nyata terhadap model harga tembakau domestk pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel Pp dperoleh t-htung sebesar 12,255, d mana nla tersebut lebh besar dar t- tabel (1.761). Besar keclnya harga tembakau tahun sebelumya mempengaruh besar keclnya harga tembakau domestk. Koefsen regres sebesar 0,808027 berart bahwa setap penngkatan harga tembakau domestk tahun sebelumnya sebesar Rp.1/ton akan menngkatkan harga tembakau domestk sebesar Rp. 0,808027/ton. Faktor-faktor yang Mempengaruh Ekspor Tembakau d Indonesa Berdasarkan hasl analss metode 2SLS dengan menggunakan program aplkas komputer The SAS System v6.12 dapat dketahu faktorfaktor yang berpengaruh terhadap ekspor tembakau d Indonesa, yatu: X = 2093,810400 + 0,038830 S + 9,890741 Pw + 2,324411 Er + 0,272838 Xp R 2 0,6299 Adj R 2 0,5373 F htung 6,807 Durbn-Watson 1,512 h- Durbn Watson 1,150 Hasl analss yang dperoleh menunjukkan bahwa nla F-htung sebesar 6,807 d mana nla tersebut lebh besar dar F-tabel (4.89) pada taraf kepercayaan 99% atau α = 1%. Sedangkan untuk nla koefsen determnas (R 2 ) sebesar 0,6299 yang berart bahwa sebesar 62,99% varabel ekspor tembakau Indonesa dapat djelaskan oleh varabel bebas yang dmasukkan dalam model, sedangkan ssanya sebesar 37,01% djelaskan oleh varabel lan yang tdak dmasukkan dalam model. Nla koefsen determnas yang dkoreks (Adj R 2 ) sebesar 0,5373 yang berart bahwa sebesar 53,73% varabel ekspor tembakau Indonesa dapat djelaskan oleh varabel bebas yang dmasukkan dalam model setelah dkoreks/dsesuakan untuk ukuran sampel dan jumlah koefsen yang destmas. Sedangkan besarnya nla h-durbn Watson yang ddapat dar persamaan model ekspor tembakau d Indonesa n adalah sebesar 1,044 dmana konds tersebut dnyatakan menerma H 0 yang berart tdak terdapat autokorelas karena memlk nla lebh kecl dar 1,96. Faktor-faktor yang mempengaruh ekspor tembakau d Indonesa adalah: a. Penawaran tembakau Varabel penawaran tembakau n berpengaruh secara nyata terhadap model ekspor pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel S dperoleh t- htung sebesar 1,918, d mana nla tersebut lebh besar dar t-tabel (1.753). Koefsen regres sebesar 0,038830 berart bahwa kenakan penawaran tembakau sebesar 1 ton akan menngkatkan ekspor tembakau 0,038830 ton. b. Harga tembakau duna Varabel harga tembakau duna n tdak berpengaruh secara nyata terhadap model ekspor tembakau pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel Pw dperoleh t-htung sebesar 1,641, d mana nla tersebut lebh kecl dar t-tabel (1.753) yang berart bahwa harga tembakau duna tdak berpengaruh secara nyata terhadap ekspor tembakau Indonesa. Hubungan antara harga tembakau duna dengan ekspor tembakau Indonesa tersebut bernla postf dengan nla parameter estmas sebesar 9,890741 yang berart penngkatan harga tembakau duna sebesar 1 US$/ton dapat menngkatkan ekspor tembakau Indonesa sebesar 9,890741 ton. c. Nla tukar rupah Varabel nla tukar rupah n berpengaruh secara nyata terhadap model ekspor pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel Er dperoleh t-htung sebesar 2,213, d mana nla tersebut lebh besar dar t-tabel (1.753). Koefsen regres sebesar 2,324411 berart bahwa kenakan nla tukar rupah terhadap dollar Amerka sebesar Rp. 1/US$ akan menngkatkan ekspor tembakau sebesar 2,324411 ton. 49

d. Ekspor tembakau tahun sebelumnya Varabel ekspor tembakau tahun sebelumnya n tdak berpengaruh secara nyata terhadap model ekspor tembakau pada taraf kepercayaan 90%. Hal n terlhat dar besarnya hasl uj-t untuk varabel Xp dperoleh t-htung sebesar 1,271, d mana nla tersebut lebh kecl dar t-tabel (1.753) yang berart bahwa ekspor tembakau tahun sebelumnya tdak berpengaruh secara nyata terhadap ekspor tembakau Indonesa. Hubungan antara ekspor tembakau tahun sebelumnya dengan ekspor tembakau Indonesa tersebut bernla postf dengan nla parameter estmas sebesar 0,272838 yang berart bahwa penngkatan ekspor tembakau tahun sebelumnya sebesar 1 ton dapat menngkatkan ekspor tembakau Indonesa sebesar 0,272838 ton. KESIMPULAN DAN SARAN Kesmpulan Berdasarkan hasl analss dan pembahasan tentang penawaran dan permntaan tembakau d Indonesa ddapatkan kesmpulan: 1. Dar enam faktor yang terdapat dalam model penawaran tembakau d Indonesa, terdapat dua faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap penawaran tembakau d Indonesa pada taraf kepercayaan 90% atau α = 10% yatu luas areal tanam dan tngkat teknolog. 2. Dar empat faktor yang terdapat dalam model permntaan tembakau d Indonesa, terdapat tga faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap permntaan tembakau d Indonesa pada taraf kepercayaan 90% atau α = 10% yatu harga tembakau domestk, harga cengkeh, dan tngkat pendapatan masyarakat. 3. Dar lma faktor yang terdapat dalam model harga tembakau d Indonesa, terdapat empat faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap harga tembakau d Indonesa pada taraf kepercayaan 90% atau α = 10% yatu penawaran tembakau, permntaan tembakau, nla tukar rupah, dan harga tembakau pada tahun sebelumnya. 4. Dar empat faktor yang terdapat dalam model ekspor tembakau d Indonesa, terdapat dua faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap ekspor tembakau d Indonesa pada taraf kepercayaan 90% atau α = 10% yatu tngkat penawaran tembakau dan nla tukar rupah. Saran 1. Berdasarkan hasl peneltan, dketahu bahwa tembakau memlk manfaat-manfaat postf yang berguna bag kehdupan masyarakat. Dharapkan pemerntah dapat mendukung perkembangan tanaman tembakau melalu peneltan-peneltan yang lebh mendalam mengena manfaat postf tembakau. 2. Dharapkan pemerntah dapat mendukung kerjasama antara berbaga phak sepert ndustr rokok, petan, dan phak perbankan untuk menngkatkan ndustr tembakau Indonesa dengan memanfaatkan lahan yang mash berpotens untuk lahan tembakau. 3. Peneltan selanjutnya dharapkan dlakukan dengan menambah varabel-varabel lannya yang belum dmasukkan dalam peneltan n sepert tarf ekspor dan cuka tembakau dengan harapan dapat menggambarkan dengan lebh jelas keadaan penawaran, permntaan, dan ekspor tembakau Indonesa. DAFTAR PUSTAKA Abdullah dan Soedarmanto. 1984. Buddaya Tembakau. CV Yosaguna. Jakarta. Anonymous. 2007. Respon Pasar Tembakau Rendah Nkotn. Avalable at http://perkebunan.ltbang.deptan.go.d (verfed at 22 November 2008). Anonymous. 2008. Luas Areal Tanam Tembakau Bengkak. Avalable at http://www.surabayapost.nfo (verfed at 22 November 2008). Gujarat, Damodar. 1997. Ekonometrka Dasar. Erlangga. Jakarta. Hapsar, Dew. 1999. Faktor-faktor yang Mempengaruh Volume Permntaan Tembakau Besuk Na-Oogst (Ncotana tobacum L.) d Pasar Lelang Bremen. Skrps Fakultas Pertanan Unverstas Brawjaya. Malang. Halcousss, Denns. 2005. Understandng Econometrcs. Thomson South-Western. Unted States of Amerca. Rswta, Lestar. 2001. Analss Respon Areal Tanam Tembakau Madura Terhadap Harga d Kabupaten Pamekasan Madura Jawa Tmur. Skrps Fakultas Pertanan Unverstas Brawjaya. Malang. Takken. 1997. Agrculture Economc and Agrbusness. John Wlley and Son, Inc. New York. 50