ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM"

Transkripsi

1 ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM Wahyu Dw Lesmono, Ftra Vrgantar, Hagn Wjayant Program Stud Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Unverstas Pakuan Bogor ABSTRAK Peneltan n bertujuan untuk menganalsa pola konsums pangan hewan d Indonesa dan mengetahu faktor-faktor yang mempengaruhnya dengan menggunakan model Quadratc Almost Ideal Demand System (QUAIDS). Metode penduga parameter yang dgunakan adalah Generalzed Method of Moments (GMM). Data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder yang dperoleh dar Survey Sosal Ekonom Nasonal tahun 04 yang dlakukan d provns d Indonesa dengan komodtas yang danalsa yatu komodtas kan, dagng, telur dan susu. Hasl peneltan menunjukkan bahwa model QUAIDS dengan penduga GMM layak dgunakan sebaga model permntaan pangan hewan d Indonesa. Hal tersebut dtunjukkan pada nla koefsen determnas sebesar 5.98% hngga 69.6%, nla Root Mean Square Error (RMSE) sebesar hngga , serta memenuh asums restrks pada model QUAIDS. Berdasarkan model yang dperoleh dapat dkatakan bahwa pengeluaran untuk konsums pangan hewan dpengaruh oleh perubahan harga pangan hewan dan pendapatan rumah tangga. Hasl perhtungan elaststas harga menunjukkan komodtas kan bersfat nelasts dan substtus terhadap komodtas dagng dan komodtas telur dan susu. Komodtas dagng dan komodtas telur dan susu bersfat nelasts dan komplemen terhadap komodtas pangan hewan yang lan. Nla elaststas pendapatan menunjukkan komodtas kan dgolongkan sebaga kebutuhan pokok, sedangkan komodtas dagng serta komodtas telur dan susu dgolongkan sebaga barang mewah. Kata Kunc: konsums pangan hewan, model QUAIDS, metode penduga GMM, elaststas Mahasswa Program Stud Matematka, Unverstas Pakuan, Bogor. E-mal: dsmlmd@yahoo.co.d Staf Pengajar pada Program Stud Matematka, Unverstas Pakuan Bogor.

2 LATAR BELAKANG Pendahuluan Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan prmer dan memlk kandugan gz pentng dalam kelangsungan hdup manusa. Proten merupakan salah satu gz yang memlk peranan pentng sebaga zat pembangun dan zat pengatur tubuh yang berguna untuk menngkatkan kecerdasan manusa dan sumber daya manusa d suatu daerah. Pangan hewan adalah sumber utama dalam memperoleh gz proten. Pangan yang mengandung proten hewan dantaranya, dagng, susu, telur dan kan. Menurut BPS (04) pola konsums masyarakat Indonesa sektar 85% dperoleh dar proten nabat, dan 5% dperoleh dar proten hewan. Konsums pangan hewan yang lebh rendah dbandngkan pangan nabat dsebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruh tngkat kepuasan dalam mendapatkan sejumlah pangan berproten hewan pada tngkat pengeluaran tertentu. Oleh karena tu, perlu dlakukan analss pola konsums proten hewan masyarakat Indonesa serta faktor-faktor yang mempengaruh pola konsums proten hewan d Indonesa. Model sstem fungs permntaan merupakan model yang serng dgunakan dalam menganalsa pola konsums d suatu daerah. Salah satu model yang serng dgunakan untuk memodelkan permasalahan permntaan pangan hewan adalah Almost Ideal Demand System (AIDS) yang dkembangkan oleh Deaton dan Melbourne (980). Peneltan yang dlakukan oleh Multna (04) dalam menduga parameter model AIDS pada permntaan pangan hewan d Indonesa menunjukkan bahwa model AIDS merupakan model yang layak dgunakan sebaga model permntaan pangan hewan d Indonesa. Namun model AIDS memlk beberapa kelemahan yang dantaranya sult menangkap pengaruh ketdaklnearan kurva hubungan permntaan suatu barang dengan pendapatan konsumen, belum dapat menangkap mengena perbedaan kelas pendapatan dan perbedaan wlayah. Model Quadratc Almost Ideal Demand System (QUAIDS) merupakan model sstem fungs permntaan yang dkembangkan oleh Banks (997) u ntuk menutup kelemahan pada model AIDS dengan menambahkan varabel pendapatan kuadratk pada model. Penerapan model QUAIDS banyak dterapkan oleh penelt d berbaga daerah. Namun penggunaan model QUAIDS d Indonesa belum banyak dterapkan pada peneltan permntaan suatu komodtas d Indonesa. Salah satu peneltan yang menggunakan model QUAIDS sebaga analsa permntaan komodtas d Indonesa adalah Vrgantar (00) dalam peneltannya mengena penggunaan model AIDS dan model QUAIDS pada pendugaan fungs permntaan produk kan d Indonesa. Walaupun model AIDS dan QUAIDS layak namun model QUAIDS memberkan hasl yang lebh bak dbandngkan model AIDS dengan nla koefsen determnas yang besar serta memberkan jumlah varabel bebas sgnfkan lebh banyak dbandngkan model AIDS. Permasalahan utama pada sstem permntaan konsums proten hewan d Indonesa terdapat sstem yang tdak lnear serta restrks yang menyebabkan parameter model QUAIDS memlk hubungan yang kuat antara pengeluaran, pendapatan, dan harga dengan hasl resdual serta berpotens besar memlk galat yang tdak menyebar normal. Jumlah konds momen yang lebh banyak dbandngkan jumlah parameter yang ada dalam sstem persamaan model menyebabkan penduga parameter model tdak dapat dlakukan. Oleh karena tu, metode penduga Generalzed Method of Moments (GMM) dgunakan untuk

3 menghndar adanya permasalahan tersebut. Mula Tujuan Peneltan Tujuan dlakukannya peneltan n yatu menganalsa pola konsums pangan hewan d Indonesa dan mengetahu faktor-faktor yang mempengaruh pola konsums pangan hewan d Indonesa dengan menggunakan model Quadratc Almost Ideal Demand System (QUAIDS) dengan menduga parameter model QUAIDS menggunakan metode penduga parameter Generalzed Method of Moments (GMM) dan mengetahu pengaruh perubahan pada harga dan pendapatan terhadap permntaan pangan hewan d Indonesa. Uj F Pengumpulan Data Analss Deskrptf Formulas Model QUAIDS Estmas Parameter dengan GMM Uj Kelayakan Model Uj t Koefsen Determnas Root Mean Square Error METODOLOGI PENELITIAN Data Data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder yang dperoleh dar Survey Sosal Ekonom Nasonal (SUSENAS) pada tahun 04 yang dterbtkan dalam buku yatu buku satu mengena konsums atau pengeluaran tngkat nasonal, buku dua mengena konsums kalor dan proten tngkat nasonal dan provns, dan buku tga mengena pengeluaran tngkat provns. Varabel yang dgunakan dalam peneltan n adalah varabel pengeluaran yang dperoleh dar buku tga dan varabel konsums komodtas yang dperoleh dar buku dua dengan komodtas yang danalsa yatu kan, dagng, telur dan susu. Tahapan Analss Rangkaan tahapan analss pada peneltan n dtunjukkan pada dagram alr pada Gambar sebaga berkut: Apakah Model Layak? Ya Menghtung Nla Elaststas Inteprestas Selesa Tdak Gambar. Tahapan Analss. Pengumpulan data dar data SUSENAS tahun 04 tentang konsums kalor dan proten penduduk d Indonesa. Varabel yang dgunakan pada data adalah varabel provns, varabel wlayah dengan 0 merupakan kota dan adalah desa, varabel kuanttas q dan harga p pada komodtas ke- dengan untuk kan, untuk dagng, untuk telur dan susu serta varabel

4 pendapatan Y. Harga komodtas ke- dapat dhtung dengan menggunkana formulas berkut: v p q p : harga komodtas ke- v : pengeluaran pada komodtas ke- q : kuanttas komodtas ke- Pengolahan dan analss data dlakuakn dengan bantuan software SAS dan Excel.. Dlakukan analss deskrptf untuk mendapatkan gambaran umum mengena rata-rata konsums dan pengeluaran berdasarkan komodtas kan, dagng, telur dan susu dengan menyajkan rngkasan angka dalam bentuk dagram.. Model yang dgunakan dalam peneltan n dapat dformulaskan sebaga berkut: Y Y w j ln p j ln ln j P * P * D u Sebaga dasar estmas, maka persamaan dapat dnyatakan ulang sebaga berkut: w ln p ln p ln p Y Y ln ln D u P* P* w ln p ln p ln p Y Y ln ln D u P* P* w ln p ln p ln p Y Y ln ln D u P* P* w = share (bagan) pengeluaran dar kelompok pangan hewan yang dhtung dengan cara p q p q j, p j = rata-rata share pengeluaran = koefsen harga = koefsen pendapatan = koefsen wlayah = harga komodtas Y = total pengeluaran P * = ndeks harga Stone yang ln e w p dhtung dengan cara D = dummy wlayah dengan nla 0 untuk kota dan untuk desa u = galat penduga, j =,, yatu masng-masng kelompok komodtas wlayah dengan nla untuk kan, nla untuk dagng, dan nla untuk telur dan susu. 4. Estmas parameter model dengan menggunakan metode penduga GMM menggunakan dua tahapan. Tahapan pertama melakukan estmas parameter penduga model QUAIDS dengan matrks terbobot berupa matrks denttas ( I ) dengan menggunakan rumus sesua dengan Yoshmoto (008) sebaga berkut: T ˆ T GMM arg mn m θ I m θ g Cθ d Langkah mθ = matrks sample m θ T momen yang dhtung dengan cara n φ y, X, θ n = transpose matrks dar matrks sample momen φ y, X, θ = fungs populas C momen = matrks koefsen restrks berukuran J K dengan J merupakan jumlah persamaan restrks yang dbentuk pada model QUAIDS dan 4

5 K merupakan jumlah parameter yang dbentuk pada model QUAIDS d = vektor konstanta restrks dar setap persamaan restrks yang dbentuk pada model QUAIDS θ = vektor parameter parameter yang tdak dketahu pada model QUAIDS atau,,,, j g = vektor varabel langrange dar setap persamaan restrks yang dbentuk pada model QUAIDS T g = transpose dar g. Hasl penduga parameter GMM pada tahapan pertama dapat dgunakan untuk memperoleh matrks terbobot yang optmal. Matrks terbobot yang optmal dgunakan untuk menghtung penduga parameter GMM yang optmal dengan rumus sesua dengan Yoshmoto (008) sebaga berkut: T ˆ ˆ T θ arg mn m θ Ω mθ g Cθ d OGMM Keterangan: θ,, GMM,, Langkah GMM Langkah n ˆ T Ω ˆ ˆ φ y X θ φ y X θ n 5. Pengujan kelayakan model dengan menggunakan uj F, uj t, koefsen determnas, dan Root Mean Square Error (RMSE) sebaga berkut: a. Uj F dlakukan untuk mengetahu pengaruh semua varabel bebas pada model QUAIDS terhadap varabel bergantung share pengeluaran untuk konsums suatu komodtas dengan formulas sesua dengan Hayash (000) sebaga berkut: KTR Fhtung KTG KTR = kuadrat tengah regres KTG = kuadrat tengah galat dengan hpotess: H : 0, 0 j j j j j atau semua varabel bebas secara bersama-sama tdak berpengaruh terhadap share pengeluaran untuk konsums suatu komodtas. H : θ 0, atau terdapat mnmal terdapat satu varabel bebas yang mempengaruh share pengeluaran untuk konsums suatu komodtas. Jka nla F htung > F tabel, maka keputusan untuk menolak H 0. b. Uj t dlakukan untuk mengetahu pengaruh varabel bebas pada model QUAIDS terhadap varabel bergantung share pengeluaran untuk konsums suatu komodtas secara ndvdual dengan formulas sesua dengan Hayash (000) sebaga berkut: thtung = smpangan baku dar parameter ke- dengan hpotess: H 0 : θ 0, atau koefsen parameter model ke- tdak berpengaruh terhadap share pengeluaran untuk konsums suatu komodtas secara sgnfkan. H : θ 0, atau koefsen parameter model ke- berpengaruh terhadap share pengeluaran untuk konsums suatu komodtas secara sgnfkan. Jka nla t htung > t tabel, maka keputusan untuk menolak H 0. 5

6 c. Koefsen determnas dlakukan untuk mengetahu tngkat kelayakan model berdasarkan model dan metode penduga yang dgunakan dengan formulas sesua dengan Hayash (000) sebaga berkut: JKR R JKT R = koefsen determnas JKR = jumlah kuadrat regres JKT = jumlah kuadrat total Apabla nla koefsen determnas mendekat maka model dkatakan sempurna untuk memodelkan suatu permasalahan dar semua faktorfaktor yang mempengaruh. d. Root Mean Square Error (RMSE) dlakukan untuk mengetahu ukuran pengaruh keragaman galat yang dhaslkan berdasarkan model dan metode penduga yang dgunakan dengan adanya sampel yang hlang pada data dengan formulas sesua dengan Hayash (000) sebaga berkut: RMSE n db w wˆ regres db galat db : derajat bebas regres regres db : derajat bebas galat galat w : nla aktual tngkat pengeluaran dalam mengkonsums komodtas observas ke- w ˆ : nla penduga tngkat pengeluaran dalam mengkonsums komodtas observas ke- Apabla nla akar kuadrat tengah galat mendekat 0 maka model dkatakan tdak memlk pengaruh galat dar hasl penduga yang dperoleh. 6. Apabla hasl uj kelayakan model dar model QUAIDS yang sudah dbentuk pada model GMM layak dgunakan maka dlakukan perhtungan nla elaststas pada model QUAIDS. Namun apabla model QUAIDS tdak layak maka dlakukan formulas kembal model QUAIDS dengan melakukan dsagregas pada komodtas kan, dagng, telur dan susu untuk menambahkan persamaan pada sstem persamaan model. 7. Perhtungan nla elaststas dlakukan untuk mengetahu persentase perubahan yang akan terjad dalam satu varabel terhadap varabel yang lannya. Menurut Banks (997), nla elaststas pendapatan, harga sendr, dan harga slang ddefnskan sebaga berkut: a. Elaststas pendapatan: X w b. Elaststas harga sendr: p w c. Elaststas harga slang: j p j w w = Rata-rata tngkat pengeluaran dalam mengkonsums komodtas ke- Y ln P * k ln pk ln k P * j j j jk ln pk j ln k P * Menurut La (0) suatu komodtas dengan nla elaststas pendapatan berada dantara 0 hngga dgolongkan sebaga kebutuhan pokok, sedangkan nla elaststas pendapatan lebh dar dgolongkan sebaga barang mewah. Komodtas dengan nla elaststas harga sendr Y Y 6

7 berada dbawah 0 menunjukkan perubahan harga dengan jumlah permntaan pada komodtas tu sendr bersfat nelasts, sedangkan nla elaststas harga sendr berada datas 0 menunjukkan perubahan harga dengan permntaan pada komodtas tu sendr bersfat elasts. Nla elaststas harga slang komodtas dengan komodtas yang lan berada datas 0 menunjukkan bahwa komodtas tersebut dgolongkan sebaga barang penggant dengan komodtas yang lan. Sedangkan nla elaststas harga slang berada dbawah 0 menunjukkan bahwa komodtas tersebut dgolongkan sebaga barang pelengkap dengan komodtas yang lan. 8. Intepretas dar hasl nla dan tanda koefsen pada koefsen parameter yang dperoleh dar model QUAIDS dan berdasarkan elaststas harga dan pendapatan yang dperoleh. HASIL DAN PEMBAHASAN Analss Deskrptf Berdasarkan data yang dperoleh dar SUSENAS tahun 04 ddapat nformas mengena rata-rata konsums komodtas kan, dagng, telur dan susu serta rata-rata pengeluaran dar wlayah kota dan desa. Gambar menunjukkan rata-rata konsums komodtas yang palng banyak dkonsums oleh masyarakat d Indonesa adalah komodtas kan, bak d wlayah perkotaan maupun pedesaan dengan rata-rata konsums untuk wlayah kota sebesar 0.58 gram per kapta sehar dan wlayah desa sebesar gram per kapta sehar. Komodtas dagng dan komodtas telur dan susu merupakan komodtas yang palng banyak dkonsums oleh masyarakat perkotaan dengan rata-rata konsums pada komodtas dagng sebesar.4 gram per kapta sehar dan komodtas telur dan susu sebesar.890 gram per kapta sehar. Hal tersebut dsebabkan karena harga pangan hewan yang relatf lebh mahal dbandngkan pangan nabat, selan tu, masyarakat d wlayah perkotaan memlk pendapatan lebh tngg dbandngkan masyarakat d wlayah pedesaan. Gambar menunjukkan ratarata pengeluaran per kapta sebulan d Indonesa d wlayah kota sebesar Rp...55 dan d wlayah desa sebesar Rp Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat d wlayah perkotaan lebh mampu untuk mengkonsums pangan hewan darpada masyarakat desa. Konsums (gram/kapta/har) Gambar. Rata-Rata Konsums (Gram/Kapta/Har) dar Komodtas Ikan, Dagng, Telur dan D Indonesa Tahun 04 Berdasarkan Wlayah Kota dan Desa Rata-Rata Pengeluaran (Rupah/Kapta/Sebulan) 0 Gambar Ikan Dagng Telur dan Komodtas..55 Kota Wlayah Desa Kota Desa Rata-Rata Pengeluaran per Kapta Sebulan d Indonesa Tahun 04 Berdasarkan Wlayah Kota dan Desa 7

8 Estmas Parameter Setelah dlakukan formulas pada model QUAIDS, dbentuk sebuah fungs permntaan dar masng-masng komodtas sehngga terbentuk sstem persamaan yang terdr dar model fungs permntaan. Untuk menghndar terjadnya masalah endogentas, heteroskedaststas, dan bas pada sstem model fungs permntaan, estmas parameter dgunakan metode penduga GMM. Langkah-langkah dalam menduga parameter model QUAIDS dlakukan sebanyak dua tahapan. Tahapan pertama dlakukan untuk mencar penduga GMM dengan menggunakan matrks terbobot berupa matrks denttas. Hasl penduga GMM dgunakan untuk mencar penduga ragam GMM yang optmal sebaga matrks pembobot yang optmal untuk penduga GMM pada tahapan kedua. Hasl estmas parameter untuk ketga komodtas dtunjukkan pada Tabel sebaga berkut: Tabel. Hasl Nla Penduga Parameter Fungs Permntaan Ikan, Dagng, Telur dan dengan metode GMM Varabel Ikan Dagng Telur dan Intersep Ln Ikan Ln Dagng Ln Telur dan Ln Pendapatan Ln Pendapatan Kuadrat Wlayah Nla penduga parameter berdasarkan Tabel membentuk model fungs permntaan dar masng-masng komodtas dar penduga parameter. Hasl penduga parameter pada Tabel memenuh asums restrks pada model QUAIDS, yatu addtvty, homogenety, dan symmetry. Koefsen parameter bertanda postf menunjukkan penambahan suatu varabel bebas akan menngkatkan bagan pengeluaran rumah tangga untuk konsums suatu komodtas. Sementara tu koefsen parameter bertanda negatf menunjukkan penambahan suatu varabel bebas akan menurunkan bagan pengeluaran rumah tangga untuk konsums suatu komodtas. Koefsen parameter wlayah yang bertanda postf menunjukkan alokas pengeluaran rumah tangga untuk konsums suatu komodtas pada wlayah kota lebh besar dbandngkan wlayah desa. Koefsen parameter wlayah bertanda negatf menunjukkan alokas pengeluaran rumah tangga untuk konsums suatu komodtas pada wlayah desa lebh besar dbandngkan wlayah kota. Model fungs permntaan dar masng-masng komodtas yang dbentuk dar penduga parameter pada Tabel yatu:. Komodtas kan: w ln p 0.0ln p ln p Y Y 0.65ln 0.55ln 0.078D P P. Komodtas dagng: w ln p 0.080ln p 0.094ln p Y Y 0.85ln ln 0.0D P P. Komodtas telur dan susu: w ln p 0.094ln p ln p Y Y ln 0.85ln 0.097D P P Uj Kelayakan Model Uj kelayakan model dgunakan taraf nyata sebesar 0% dengan nla F tabel yang dperoleh sebesar.094 dan nla t tabel yang dperoleh sebesar Hasl uj F pada model fungs permntaan komodtas kan, dagng, telur dan susu dtunjukkan dengan hasl analss ragam pada Tabel sebaga berkut: 8

9 Tabel. Komodtas Ikan Dagng Telur dan Tabel Analss Ragam pada Komodtas Ikan, Dagng, Telur dan. Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F htung Regres Galat Total.798 Regres Galat Total Regres Galat Total 0.47 Hasl analss ragam menunjukkan bahwa nla F htung dar semua fungs permntaan komodtas lebh besar dbandngkan nla F tabel pada taraf nyata 0% dengan nla F tabel sebesar.094. Hal n menunjukkan bahwa seluruh varabel bebas pada model QUAIDS secara bersama-sama mempengaruh bagan pengeluaran rumah tangga untuk konsums pangan hewan. Hasl uj t pada model fungs permntaan komodtas kan, dagng, telur dan susu dtunjukkan Tabel sebaga berkut: Tabel. Hasl Uj t dar Setap Varabel Bebas untuk Komodtas Ikan, Dagng, Telur dan. Varabel Ikan Dagng Telur dan Intersep 6.* * Ln Ikan -.947* * Ln Dagng * * Ln Telur dan.699* *.094 Ln Pendapatan *.690* * Ln Pendapatan * Kuadratk Wlayah * -. * Sgnfkan pada taraf nyata 0% Berdasarkan Tabel 6 dengan taraf nyata 0% menunjukkan bahwa bagan pengeluaran rumah tangga untuk konsums komodtas kan dpengaruh oleh varabel ntersep, varabel logartma natural harga kan, varabel logartma natural harga telur dan susu, dan varabel logartma pendapatan. Bagan pengeluaran rumah tangga untuk konsums komodtas dagng dpengaruh oleh varabel logartma natural harga dagng, varabel logartma natural harga telur dan susu, varabel logartma pendapatan, dan varabel wlayah. Dan bagan pengeluaran rumah tangga untuk konsums komodtas telur dan susu dpengaruh oleh varabel ntersep, varabel logartma natural harga kan, varabel logartma harga dagng, varabel pendapatan, dan varabel pendapatan kuadratk. Tngkat kelayakan model QUAIDS pada fungs permntaan komodtas kan, dagng, telur dan susu yang dbentuk berdasarkan metode penduga GMM dapat dhtung dengan menggunakan koefsen determnas dengan perhtungan sebaga berkut:. Komodtas kan R JKR JKT. Komodtas dagng R JKR JKT. Komodtas telur dan susu R JKR JKT Hasl perhtungan koefsen determnas menunjukkan bahwa 5.98% hngga 69.6% keragaman dalam bagan pengeluaran untuk mendapatkan pangan hewan yang dapat djelaskan oleh varabel-varabel bebas dalam model. Walaupun nla koefsen determnas yang dhaslkan rendah, dapat dhtung berdasarkan ukuran pengaruh error penduga yang terjad pada model dengan menggunakan Root Mean Square Error (RMSE). Nla RMSE untuk masngmasng komodtas dperoleh dengan perhtungan sebaga berkut: 9

10 RMSE RMSE RMSE. Komodtas kan: 66 w wˆ dbr db 4 6 G. Komodtas dagng: 66 w wˆ dbr db 4 6 G. Komodtas telur dan susu: 66 w wˆ dbr db 4 6 G Hasl perhtungan RMSE menunjukkan bahwa nla pengaruh keragaman error yang terjad pada model QUAIDS yang telah dbentuk berksar dantara hngga Berdasarkan uj kelayakan model yang telah dlakukan menunjukkan bahwa model QUAIDS dar fungs permntaan komodtas kan, dagng, telur dan susu dengan metode penduga GMM layak dgunakan sebaga model konsums pangan hewan d Indonesa. Elaststas Permntaan Model QUAIDS Elaststas pendapatan, elaststas harga sendr, dan harga slang menggunakan nla rata-rata tngkat pengeluaran konsums setap komodtas, rata-rata logartma harga dar setap komodtas, rata-rata logartma pendapatan, rata-rata logartma pendapatan kuadratk, dan hasl penduga parameter dar penduga GMM. Nla elaststas pendapatan, elaststas harga sendr, dan harga slang dtunjukkan pada Tabel 4 berkut: Tabel 4. Elaststas Harga dan Pendapatan Elaststas Harga Komodtas Elaststas Telur Pendapatan Ikan Dagng dan Ikan Dagng Telur dan Keterangan: Nla elaststas yang dcetak tebal merupakan elaststas harga sendr. Berdasarkan hasl elaststas harga sendr pada Tabel 4 menunjukkan bahwa komodtas kan, dagng, telur dan susu secara berturut-turut bernla , , dan Hal n menunjukkan bahwa seluruh komodtas pangan hewan bersfat nelasts, artnya perubahan jumlah permntaan dar masng-masng komodtasnya tdak sebesar perubahan harga komodtas tu sendr. Elaststas pendapatan dar Tabel 4 menunjukkan bahwa nla elaststas pendapatan untuk komodtas kan yatu Hal n menunjukan bahwa komodtas kan dgolongkan sebaga kebutuhan pokok yang berart apabla pendapatan nak maka seseorang akan membelanjakan sebagan pendapatan yang lebh kecl untuk kan. Elaststas pendapatan untuk komodtas dagng dan komodtas telur dan susu secara berturutturut yatu.98 dan Hal n menunjukkan bahwa komodtas dagng dan komodtas telur dan susu dgolongkan sebaga barang mewah yang berart apabla pendapatan nak maka seseorang akan membelanjakan sebagan pendapatan yang lebh besar untuk dagng, telur dan susu. Elaststas harga slang dar Tabel 4 menunjukkan bahwa nla elaststas harga slang pada komodtas kan terhadap komodtas dagng dan terhadap komodtas telur dan susu secara berturutturut yatu dan Hal n menunjukkan bahwa komodtas kan bag komodtas dagng dan komodtas telur dan susu dgolongkan sebaga barang 0

11 penggant, yang artnya jka penngkatan harga pada kan maka jumlah permntaan dagng dan jumlah permntaan telur dan susu akan menngkat. Nla elaststas harga slang pada komodtas dagng terhadap komodtas kan dan komodtas telur dan susu secara berturut-turut yatu dan Hal n menunjukkan bahwa komodtas dagng bag komodtas kan dan komodtas telur dan susu dgolongkan sebaga barang pelengkap, yang artnya jka terjad penngkatan harga pada komodtas dagng maka jumlah permntaan pada kan dan jumlah permntaan pada telur dan susu akan menurun. Nla elaststas harga slang pada komodtas telur dan susu terhadap komodtas kan dan komodtas dagng secara berturut-turut yatu dan Hal n menunjukkan bahwa komodtas telur dan susu bag komodtas kan dan komodtas dagng dgolongkan sebaga barang pelengkap, yang artnya jka terjad penngkatan harga pada komodtas telur dan susu maka jumlah permntaan pada kan dan jumlah permntaan pada dagng akan menurun. PENUTUP Kesmpulan Berdasarkan hasl analss yang telah dlakukan, maka dapat dambl kesmpulan sebaga berkut:. Komodtas kan merupakan komodtas jens pangan hewan yang lebh banyak dkonsums oleh masyarakat d wlayah perkotaan maupun pedesaan. Sedangkan komodtas dagng secara sgnfkan lebh banyak dkonsums oleh masyarakat d wlayah perkotaan.. Berdasarkan uj kelayakan model dan asums restrks pada model QUAIDS menunjukkan bahwa model QUAIDS dengan metode penduga GMM layak dgunakan sebaga model konsums pangan hewan d Indonesa. Semua varabel bebas yang ada pada model QUAIDS secara bersama-sama mempengaruh share pengeluaran untuk konsums pangan hewan. Share pengeluaran untuk konsums pangan hewan dpengaruh oleh perubahan harga pangan hewan dan perubahan pendapatan rumah tangga.. Berdasarkan elaststas harga sendr menunjukkan bahwa komodtas kan, dagng, telur dan susu bersfat nelasts. Hasl perhtungan elaststas harga slang menunjukkan bahwa komodtas kan merupakan barang penggant bag komodtas dagng dan komodtas telur dan susu. Komodtas dagng merupakan barang pelengkap bag komodtas kan dan komodtas telur dan susu. Sementara komodtas telur dan susu merupakan barang pelengkap bag komodtas kan dan komodtas dagng. Saran Saran yang dapat dlakukan terkat hasl kesmpulan yang telah dlakukan antara lan:. Hasl koefsen determnas yang rendah menunjukkan adanya kemungknan korelas antar galat dar persamaan-persamaan yang dgunakan dalam model. Untuk mengatas adanya masalah tersebut, bsa dlakukan penerapan smulas penduga metode GMM pada peneltan berkutnya.. Agar semua masyarakat Indonesa dapat mengkonsums pangan hewan untuk memenuh kebutuhan gz proten, maka pemerntah harus selalu menjaga kestablan harga pangan hewan khususnya yang telah menjad kebutuhan pokok masyarakat. Selan tu, pemerntah harus menngkatkan pendapatan masyarakat khususnya d wlayah pedesaan agar masyarakat dapat mengkonsums pangan hewan dengan harga terjangkau.

12 DAFTAR PUSTAKA Banks, J., Blunder R., dan Lewbel A Quadratc Engel Curve and Consumer Demand. The Revew of Economcs and Statstcs. Vol 79 (4): Massachusetts. BPS. 04. Pengeluaran untuk Konsums Penduduk Indonesa Buku Satu, Konsums Kalor dan Proten Penduduk Indonesa dan Provns Buku Dua, Pengeluaran untuk Konsums Penduduk Indonesa per Provns Buku Tga. Jakarta: Badan Pusat Statstk. Deaton, A dan Muellbauer J An Almost Ideal Demand System. Amercan Economc Revew. Vol 70: -6. Hayash, F Econometrcs. New Jersey: Prnceton Unversty. La, Z. 0. Mcroeconomcs Theory Analyss. London: Harvard Press. Multna, L.B. 04. Penduga Parameter Model Almost Ideal Demand System Pada Permntaan Pangan Hewan D Indonesa. Skrps. Tdak Dpublkaskan. Bogor: Unverstas Pakuan. Vrgantar F., Daryanto A., Haranto, dan Kuntjoro S.U. 00. Kajan Pendahuluan Model AIDS dan Model QUAIDS pada Pendugaan Fungs Permntaan Produk Ikan d Indonesa. Prosdng Semnar Nasonal Hasl Peneltan UGM Yogyakarta. Yoshmoto, H Econometrcs System Models. Calforna: UCLA Unversty.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana Analss Regres Lnear Sederhana Al Muhson Pendahuluan Menggunakan metode statstk berdasarkan data yang lalu untuk mempredks konds yang akan datang Menggunakan pengalaman, pernyataan ahl dan surve untuk mempredks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

RESPON PERMINTAAN DAGING DI PROVINSI RIAU

RESPON PERMINTAAN DAGING DI PROVINSI RIAU RESPON PERMINTAAN DAGING DI PROVINSI RIAU ZataAman Harahap, Djam Bakce, Ahmad Rfa Fakultas Pertanan Unverstas Rau Hp: 082166660474; Emal: zata_agb08@yahoo.com Abstract Anmal proten s benefcal for the cells

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL TOBIT DAN MODEL KUADRAT TERKECIL UNTUK DATA TERSENSOR

PERBANDINGAN MODEL TOBIT DAN MODEL KUADRAT TERKECIL UNTUK DATA TERSENSOR Forum Statstka dan Komputas, Aprl 5, p: - 7 ISSN : 853-85 Vol. No. PERBANDINGAN MODEL TOBIT DAN MODEL KUADRAT TERKECIL UNTUK DATA TERSENSOR Jon Soedono, Ftra Vrgantar, Hollah Rahmaat Jurusan Matematka

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) PowerPont Sldes byyana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 9 Bandung, Telp. 0 013163-53 Hal-hal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Yulana Abstrak:Model persamaan regres lnear dapat dnyatakan dalam bentuk matrks

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi Regres Lnear Sederhana dan Korelas 1. Model Regres Lnear. Penaksr Kuadrat Terkecl 3. Predks Nla Respons 4. Inferens Untuk Parameter-parameter Regres 5. Kecocokan Model Regres 6. Korelas Utrwen Mukhayar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL

PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL Tan Wahyu Utam, Indah Manfaat Nur Unverstas Muhammadyah Semarang, emal : tan.utam88@gmal.com

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam BAB LANDASAN TEORI Pengertan Regres Istlah regres dperkenalkan oleh seorang yang ernama Francs Gulton dalam makalah erjudul Regresson Towerd Medacraty n Heredtary Stature Menurut hasl peneltan elau, meskpun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci