ANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH

Transkripsi

1 Lapora Praktikum Hari/taggal : Rabu 7 Oktober 2009 HIDROLOGI Nama Asiste : Sisi Febriyati M. Yohaes Ariyato. ANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH Lilik Narwa Setyo Utomo J3M TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 BAB I. PENDAHULUAN I.1 Tujua Tujua dari praktikum ii adalah mempelajari da megetahui cara meetuka curah huja wilayah dega megguaka metode aritmatik, poligo thiesse, da isohyet. I.2 Dasar Teori Curah huja (mm) merupaka ketiggia air huja yag terkumpul dalam tempat yag datar, tidak meguap, tidak meresap, da tidak megalir. Curah huja 1 (satu) millimeter, artiya dalam luasa satu meter persegi pada tempat yag datar tertampug air setiggi satu millimeter atau tertampug air sebayak satu liter. Presipitasi (huja) merupaka salah satu kompoe hidrologi yag palig petig. Huja adalah peristiwa jatuhya caira (air) dari atmosfer ke permukaa bumi. Huja merupaka salah satu kompoe iput dalam suatu proses da mejadi faktor pegotrol yag mudah diamati dalam siklus hidrologi pada suatu kawasa (DAS). Pera huja sagat meetuka proses yag aka terjadi dalam suatu kawasa dalam keragka satu sistem hidrologi da mempegaruhi proses yag terjadi didalamya. Mahasiswa aka belajar tetag bagaimaa proses terjadiya huja, faktor-faktor apa saja yag mempegaruhiya, bagaimaa karakteristik hujaya da mempelajari cara meghitug rata-rata huja pada sutau kawasa dega berbagai model peghituga ratarata huja. Presipitasi cair dapat berupa huja da embu da presipitasi beku dapat berupa salju da huja es. Dalam uraia selajutya yag dimaksud dega presipitasi adalah haya yag berupa huja. Dega segala kekuraga da kelebihaya, alat pegukur huja ada 2 macam yaitu alat pegukur huja maual da alat pegukur huja otomatik. BAB II. METODELOGI II.1 Alat da Baha 1. Peggaris 2. Busur derajat 3. Plaimeter 4. Kertas milimeter blok

3 5. Kalkulator 6. Alat tulis pesil da bullpe. II.2 Metode A. Metode rata-rata aritmatik 1. Plot semua lokasi stasiu pegukura da tigi huja yag ada di sekitar daerah alira sugai yag aka ditetuka curah huja wilayahya. 2. Tetuka berapa bayakya stasiu pegukura huja yag terletak di dalam batas daerah alira sugai tersebut. 3. Jumlahka tiggi huja dari sejumlah stasiu pegukura huja yag telah ditetuka. 4. Curah huja wilayah diperoleh dega cara membagi jumlah tiggi huja hasil tahap kerja c dega bayakya stasiu pegukura huja hasil tahap kerja b. 5. Secara matematis dapat dirumuska dega, R Ri i 1. R adalah curah huja wilayah, Ri adalah curah huja stasiu ke-i, da adalah bayakya stasiu pegukur huja yag terletak di dalam daerah alira sugai. B. Metode Poligo Thiesse 1. Plot semua lokasi stasiu pegukura da tiggi huja yag ada di sekitar daerah alira sugai yag aka ditetuka curah huja wilayahya. 2. Sambugka setiap stasiu pegukura huja dega stasiu pegukura terdekatya terutama utuk stasiu-stasiu pegukura huja yag berada dalam da palig dekat dega batas daerah alira sugai. Sambugka atara stasiu aka membetuk deret segitiga yag tidak boleh salig memotog satu sama lai. 3. Tetuka titik tegah dari setiap sisi segitiga kemudia buatlah sebuah garis tegak lurus terhadap masig-masig sisi segiiga tersebut tepat di titik tegahya. 4. Hubugka setiap garis tegak lurus tersebut satu sama lai sehigga membetuk poligo-poligo dimaa setiap poligo haya diwakili oleh satu stasiu pegukura huja yag berada di dalam atau palig dekat dega batas daerah alira sugai.

4 5. Tetuka luas daerah masig-masig poligo dega meguaka plaimeter atau kertas milimeter blok. Jumlah dari luas daerah masig-masig poligo aka sama dega total luas daerah alira sugai. 6. Tetuka presetase luas dari setiap poligo terhaap luas totaldaerah alira sugai. 7. Kalika presetase luas setiap poligo (hasil tahap kerja f) dega tiggi huja yag jatuh di dalam poligo-poligo tersebut. 8. Curah huja wilayah diperoleh dega cara mejumlahka perkalia persetase luas poligo dega tiggi huja yag jatuh di dalam poligo tersebut (pejumlaha setiap perkalia pada tahap kerja g). 9. Secara matematis dapat dirumuska dega R i 1 i 1 Ai. Ri Ai. R adalah curah huja wilayah, Ai adala luas poligo ke-i, Ri adalah curah huja stasiu yag ada di dalam poligo ke-i, da adalah bayakya poligo. C. Metode Isohyet 1. Plot semua lokasi stasiu pegukura da tiggi huja yag ada di sekitar darah alira sugai yag aka ditetuka curah huja wilayahya. 2. Tetuka iterval curah huja yag aka diguaka. 3. Gambar isohyet (garis yag meghubugka tempat-tempat yag mempuyai curah huja yag sama) berdasarka iterval yag telah ditetuka, berturut-turut mulai dari iterval yag palig besar samapai iteval yag palih kecil. Dalam beberapa hal isohyet merupaka hasil iterpolasi liier atara curah huja pada pada dua stasiu pegukura yag berdekata. 4. Tetuka curah huja rata-rata diatara setiap isohyet (isohyet rata-rata) dega metode rata-rata hitug. 5. Tetuka total luas daerah yag dicakp oleh setiap isohyet dega megguaka plaimeter atau kertas milimeter blok.

5 6. Tetuka luas eto dari masig-masig daerah 7. Kalika masig-masig isohyet rata-rata 8. Akumulasika hasil dari masig-masig perkalia atara isohyet rata-ratadega luas etto daerahya berturut-turut dari iterval isohyet tiggi ke isohyet teredah. 9. Tetuka huja ekivale yag jatuh di setiap luasa etto isohyet dega cara membagi akumulasi ilai pada masig-masig iterval isohyet.dega total luas daerah yag dicakup oleh masig-masig iterval isohyet. 10. Curah huja wilyah diperoleh dari huja ekivale yag jatuh pada luasa etto yag palig kecil. 11. Secara matematis dapat diyataka dega R i 1 i 1 Ai. Ri Ai. R adalah curah huja wilayah, Ai adala luas etto ke-i, Ri adalah isohyet rata-rata ke-i, da adalah bayakya iterval isohyet. BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pegamata Metode rata-rata aritmatik Stasiu pegukura Curah huja Total 1095 Rata-rata 99.54

6 3.1.2 Metode poligo Thiesse Stasiu Luas % Luas CH (mm) pegukura Poligo Poligo 2x Total Metode Isohyet Isohyet rata-rata CH ekuivale (6:3) Iterval isohyet Luas Luas eto 2x > III.2. Pembahasa Presipitasi adalah peristiwa jatuhya caira (dapat berbetuk cair atau beku) dari atmosphere ke permukaa bumi. Presipitasi cair dapat berupa huja da embu da presipitasi beku dapat berupa salju da huja es. Dalam uraia selajutya yag dimaksud dega presipitasi adalah haya yag berupa huja. Curah huja wilayah disebut juga dega curah huja terpusat dimaa curah huja yag didapat dari hasil pecatata alat pegukur huja atau data curah huja yag aka diolah berupa data kasar atau data metah yag tidak dapat lagsug dipakai. Dalam suatu daerah terdapat stasiu pecatat curah huja. Curah huja wilayah diperkiraka dari beberapa titik pegamata curah huja. Cara meghitug curah huja wilayah dapat ditetuka dari pegamata curah huja di beberapa titik. Hasil pegukura data huja dari masig-masig alat pegukura huja adalah merupaka data

7 huja suatu titik (poit raifall). Padahal utuk kepetiga aalisis yag diperluka adalah data huja suatu wilayah (areal raifall). Ada beberapa cara utuk medapatka data huja wilayah yaitu : 1. Cara Rata-rata Aljabar Cara ii merupaka cara yag palig sederhaa yaitu haya dega membagi rata pegukura pada semua stasiu huja dega jumlah stasiu dalam wilayah tersebut. Sesuai dega kesederhaaaya maka cara ii haya disaraka diguaka utuk wilayah yag relatif medatar da memiliki sifat huja yag relatif homoge da tidak terlalu kasar. 2.Cara Poligo Thiesse Cara ii selai memperhatika tebal huja da jumlah stasiu, juga memperkiraka luas wilayah yag diwakili oleh masig-masig stasiu utuk diguaka sebagai salah satu faktor dalam meghitug huja rata-rata daerah yag bersagkuta. Poligo dibuat dega cara

8 meghubugka garis-garis berat diagoal terpedek dari para stasiu huja yag ada. 3. Cara Isohiet Isohiet adalah garis yag meghubugka tempat-tempat yag mempuyai tiggi huja yag sama. Metode ii megguaka isohiet sebagai garis-garis yag membagi daerah alira sugai mejadi daerah-daerah yag diwakili oleh stasiu-stasiu yag bersagkuta, yag luasya

9 dipakai sebagai faktor koreksi dalam perhituga huja rata-rata. Stasiu pecatat curah huja maka utuk medapatka curah huja wilayah dapat dilakuka dega megambil ilai rata-rata dega megguaka cara-cara yag ditetuka. Dari data yag diperoleh dihasilka bayak poligo yag didapat dalam suatu alira sugai. Setiap poligo memiliki luas yag berbeda-beda. Dalam 3 cara yag dilakuka utuk meetuka curah huja wilayah memiliki ilai yag berbeda-beda. Curah huja wilayah dalam megguaka cara aritmatik medapat ilai sebesar mm, ilai curah huja wilayah dega megguaka cara poligo thiesse sebesar 81.01, da curah huja wilayah dega megguaka cara isohyet meghasilka ilai sebesar Data huja yag tidak kosiste biasaya disebabka karea perubahab atau gaggua ligkuga di sekitar tempat peakar huja. Curah huja tidak bersifat uiversal sehigga daerah yag megalami curah huja maksimum pada saat aktivitas matahari maksimum megalami kekeriga da curah hujaya cederug maksimum. Data curah huja dapat diperoleh pada stasiu klimatologi.

10 BAB IV. PENUTUP IV.1 Kesimpula.Dari data yag dihasilka terdapat poligo yag didapat dalam suatu alira sugai. Setiap poligo memiliki luas yag berbeda-beda. Dalam tiga cara yag telah dilakuka utuk meetuka curah huja wilayah memiliki ilai yag berbeda-beda. Dari hasil yag diperoleh teryata dari tiga cara yag diguaka dalam meetuka rata-rata curah huja wilayah metode poligo thiesse adalah yag palig akurat. IV.2 Sara Dari hasil aalisa diharapka pegukura data curah huja harus di uji kosistesiya terlebih dahulu dega megguaka tiga cara yaitu cara aritmatik, cara poligo thiesse, da cara isohyet. Selai itu juga pegukura curah huja harus megguaka bayak stasiu sehigga curah huja yag diperoleh tidak meimbulka dampak egatif terhadap mausia. Jika megigika data curah huja yag akurat sebaikya di stasiu peakar huja harus terbebas dari gaggua ligkuga, seperti peakar huja letakya tidak boleh berdekata dega gedug tiggi da lai sebagaiya. DAFTAR PUSTAKA Asdak, C Hidrologi da Pegelolaa Daerah Alira Sugai. Yogyakarta : Gadjah Mada Uiversity Press. Sudjarwadi Tekik Sumber Daya Air. Yogyakarta : PAU Ilmu Tekik UGM. Sosrodarsoo, S., da Takeda HidrologiUtuk Pegaira. Jakarta : P.T. Pradya Paramita.