LAPORAN AKHIR MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI PRAKTIKUM UJIAN AKHIR TAKE HOME RATRI BERLIANA Dosen : Sungkono, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015

2 Soal 1. Diberikan tiga persamaan sebagai berikut Dengan menggunakan metode Newton-Raphson, selesaikan ketiga persamaan tersebut secara simultan untuk mengestimasi nilai x,y,dan z. Jika 2. Sebuah batu dilemparkan dengan kecepatan horizontal 30m/det dengan sudut lemparan sebesar 60 derajat dari sumbu x. Jika batu tersebut dilemparkan dari ketinggian 60 meter. a. Turunkan persamaan vy (t), y(t) dan y(x) b. Hitung dengan menggunakan metode Newton, Bisection, dan Secant untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan agar batu mencapai ketinggian maksimum dan agar batu mencapai ke tanah. Selain itu juga, hitunglah x ketika batu sampai ke tanah. 3. Dengan menggunakan prinsip finite difference, hitung solusi dari persamaan Dengan banyaknya grid dalam finite difference sebanyak Cari solusi minimum global suatu fungsi banana Dengan range [-5,5] untuk x dan y menggunakan salah satu metode variant PSO (G-PSO,CC- PSO,CP-PSO,PP-PSO,RR-PSO,dan lain-lain) Penyelesaian : 1. Penyelesaian dengan menggunakan Metode Newton-Ramphson didasari pada konsep basic yaitu deret Taylor sehingga dapat diberikan rumus finite different sebagai berikut : Dengan tidak memperhitungkan orde dua dan orde yang lebih tinggi, maka persamaan dalam deret Taylor tersebut menjadi Atau dapat ditulis menjadi dengan J adalah matriks Jacobian yang berukuran n x n, yang berisikan turunan parsial Asumsikan bahwa x adalah pendekatan untuk mencari solusi f(x)=0, dan x+δx menjadi solusi perbaikan. Untuk mencari koreksi dari Δx, f(x+δx)=0 sehingga persamaan menjadi

3 Untuk menyelesaikan persamaan dengan metode Newton-Raphson secara simultan dilakukan tahap-tahap berikut Mengestimsi solusi dari vector x Mengevaluasi fungsi f(x) Menghitung matriks Jacobian J(x) Membentuk persamaan yang simultan dan menyelesaiakan Δx Menjadikan nilai x menjadi x+ Δx Kembali ke poin 2 hingga 5 Untuk nilai dari jacobian adalah Sehingga ketiga persamaan di atas dapat diselesaikan dalam algoritma matlab sebagai berikut untuk fungsi dasar-nya : Dimana x ditulis sebagai x 1 dan y sebagai x 2 serta z sebagai x 3. Penjelasan fungsi di atas adalah : Baris 1 : menyatakan nama dari fungsi yang digunakan, yaitu fungsi yang ada pada soal nomor 1. Baris 2 : menyatakan penulisan persamaan pertama dari yang diberikan pada soal. Baris 3 : menyatakan penulisan persamaan kedua dari yang diberikan pada soal, variabel z tetap ditulis agra dimensi matriks sama namun bernilai nol. Baris 4 : menyatakan penulisan persamaan ketiga dari yang diberikan pada soal, koefisien diberikan nol untuk mempertahankan bentuk matriks. Selanjutnya untuk metode jacobian diberikan fungsi sebagai berikut : Baris 1 : menunjukkan nama fungsi jacobian. Baris 2 : menyatakan penjelasan dari fungsi jacobian Baris 3 : menyatakan nilai h yang digunakan dalam persamaan jacobian di atas sebesar 10-4, dimana h merupakan selisih antara titik 1 dan 2. Baris 4 : menunjukkan nilai banyaknya fungsi yang akan diturunkan

4 Baris 5 : menunjukkan matriks dengan ukuran n x n dengan seluruh nilai matriksnya nol. Baris 6 : menunjukkan fungsi awal yang digunakan dalam variabel x. Baris 7 : menunjukkan iterasi perulangan/looping yang bergerak dari 1 hingga n Baris 8 : menyatakan iterasi pada fungsi x(i) Baris 9 : menyatakan nilai hasil iterasi yang telah ditambah dengan nilai h. Baris 10 : menyatakan fungsi f 1 yang merupakan fungsi dari persamaan yang akan diselesaikan. Baris 11 : menyatakan nilai x(i) sebagai nilai perulangan Baris 12 : menyatakan nilai perhitungan berulang dengan persamaan hingga semua fungsi dioperasikan. Baris 13 : menyatakan bahwa fungsi diakhiri. Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan penyelesaian fungsi utama dengan menggunakan fungsi Newton-Raphson sebagai berikut : Dimana dapat dijelaskan bahwa : Baris 1 : memberikan nama fungsi newton ramphson2, root merupakan akar dari persamaan, dimana dalam fungsi ini yang akan diselesaikan adalah nilai toleransi, nilai x, pada persamaan basic pada fungsi persoalan yang telah diberikan. Baris 2 : menyatakan jumlah argumen dalam fungsi input sebesar 2 dan nilai toleransi yang diberikan sebesar 10 4 x 2-54 karena eps = Baris 3 : menyatakan akhir dari fungsi if. Baris 4 : menyatakan perintah bahwa ketika ukuran dimensi matrik x*1 dan nilai x adalah x, maka x yang baru merupakan nilai x yang lama. Baris 5 : menyatakan akhir dari fungsi if. Baris 6 : menyatakan nilai i berjalan dari 1 hingga 30, iterasi yang diberikan sebanyak 30 kali. Baris 7 : menyatakan fungsi Jacobian Baris 8 dan 9 : menyatakan akar kuadrta dari perkalian dort antara vektor matriks fungsi kemudian dibagi dengan besarnya x yang lebih kecil dari nilai toleransi, maka akarnya adalah nilai x, kemudian hal ini diulangi. Baris 10 : menyatakan akhir dari fungsi if. Baris 11 : menyatakan besarnya dx adalah matriks jacobian yang bekerja dalam fungsi f 0 Baris 12 : menyatakan persamaan x=x+dx

5 Baris 13 : menyatakan persyaratan jika akar kuadrat dari perkalian dot antara dx dan dx dibagi dengan banyaknya x adalah bernilai kurang dari toleransi maksimum dari nilai absolut 1. Baris 14 : menyatakan akar persamaannya adalah x, dan perhitungan kembali. Baris 15 dan 16 : meyatakan akhir dari fungsi x. Baris 17 : menyatakan fungsi ini error apabila iterasi yang dilakukan terlalu banyak, sehingga pencarian akar penyelesaian dari persamaan yang diberikan tidak dapat ditemukan. Solusi dari persamaan soal dapat dihitung dengan single command dalam command window dengan menuliskan : Command tersebut berate perintah untuk menjalankan fungsi newtonraphson2 pada persamaan fquest1, dan dalam bentuk matriks berdimensi 1 x n. Hasilnya adalah sebagai berikut : Hasil diatas menyatakan bahwa nilai x adalah 1,5616, nilai y adalah 1,8113, dan z adalah 2,8776. Dimana hasil ini menunjukkan nilai yang sama walaupun jumlah iterasi yang digunakan lebih banyak dibandingkan 30 kali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil tersebut merupakan hasil penyelesaian yang sesuai. 2. Pada soal diketahui bahwa kecepatan horizontal batu adalah 30 m/s, sudut elevasi lemparan adalah 60derajat, sedangkan titik awal batu dilemarkan adalah pada ketinggian 60meter di atas tanah. Permasalahan ini dapat digambarkan dalam permodelan berikut : 60meter a.) Persamaan yang digunakan :

6 Sehingga dapat diturunkan nilai Vo sebagai berikut : b.) 1. Waktu yang digunakan batu mencapai tanah : Sehingga dapat dituliskan algoritama basicnya sebagai berikut : Baris 1 : menyatakan nama fungsi dalam variabel waktu (t) Baris 2 : menyatakan fungsi waktu yang digunakan sesuai dengan penurunan rumus di atas. Pada Metode Newton Raphson, dapat dituliskan sebagai berikut :

7 Baris 1 : menyatakan clc yang berfungsi menghapus command window, close all berfungsi menutup semua gambar, dan clear all berfungsi untuk menghapus data worksheet. Baris 2 : merupakan nilai tebakan awal. Baris 3 : menunjukkan nilai dt yang digunakan, sebagai nilai dt secar aumum yang digunakan dalam semua fungsi. Baris 4 : menunjukkan nilai dt yang digunakan Baris 5 : menunjukkan jumlah iterasi yang digunakan Baris 7 : menunjukkan perulangan/looping yang dilakukan dengan menggunakan nilai ii yang berjalan dari 1 hingga n/ Baris 8 : menyatakan fungsi umum dengan metode Newton Raphson dengan x adalah t, dan fungsi x adalah fungsi waktu dalam t. Baris 9 : menyatakan fungsi untuk menampilkan hasil Baris 10 : menyatkan akhir dari fungsi. Kemudian di berikan pula fungsi basic different sebagai berikut : Dimana Baris 1 : menyatakan nama fungsi dalam t dan dt Baris 2 : menyatakan nilai dt yang digunakan untuk fungsi yang terkait. Baris 3 : menyatakan persamaan turunan differensial Baris 4 : menyatakan akhir fungsi Hasil yang diberikan adalah

8 Sehingga dapat diketahui bawha solusi di atas menunjukkan nilai yang sama yaitu 11, 448 dari iterasi 3 hingga 20. Dapat disimpulkan bahwa nilai t yang dicari adalah 11, 448. Untuk Metode Bisection dapat digunakan algoritma fungsinya sebagai berikut : Baris 1 : menyatakan clc yang berfungsi menghapus command window, close all berfungsi menutup semua gambar, dan clear all berfungsi untuk menghapus data worksheet. Baris 2 : menyatakan nilai batas awal dan batas bawah awal. Baris 3 : menyatakan jumlah iterasi Baris 4 : menyatakan nilai dari m (1) yang merupakan batas bawah awal. Baris 5 : menyatakan nilai dari m (2) yang merupakan batas atas awal dan batas bawah awal dibagi dua. Sehingga disimpukan m2 merupakan titik yang berada dia antara batas atas dan batas bawah awal. Baris 7 : menyatakan iterasi yang dilakukan dalam ii yang bernilai dari 1 hingga jumlah iterasi yang diberikan. Baris 8 : menyatakan persamaan jika memenuhi syarat untuk mendapatkan solusi f(a)f(b)<0, maka perhitungan dapat dilakukan. Baris 9 : menyatakan nilai batas bawah akan menjadi a(ii+1)=m(ii+1) Baris 10 : menyatakan nilai pada batas atas b(ii+1) akan menjadi b(ii) yang berlaku adalah jika persamaan memenuhi persyaratan maka batas bawah akan bergerak lebih selangkah lebih maju dari batas pada saat iterasi dan batas bawahnya sesuai dengan iterasi yang sebelumnya. Baris 11 : menyatakan penjelasan yang tidak akan beroperasi karena hanya sebuah komentra. Baris 12 : menyatakan jika persamaan tidak memenuhi syarat pada baris 8 maka dilakukan perintah pada baris 13 Baris 13 : menyatakan nilai a(ii+1) akan menjadi a(ii) Baris 14 : menyatakan nilai b(ii+1) akan menjadi m(ii+1) Baris 15 : menyatakan penjelasan yang tidak akan beroperasi karena hanya dalam sebuah fungsi. Baris 16 : menyatakan fungsi berakhir. Baris 17 : menyatakan persamaan umum dari metode bisection Baris 18 : menyatakan fungsi display hasil metode bisection Baris 19 : menyatakan fungsi berakhir. Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

9 Solusi yang tertera di atas dari iterasi 11 hingga 22 menunjukkan nilai konstan yang sama yaitu 11, 45. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai t yang didapat dalam metode ini adalah sebesar 11,45. Untuk Metode Secant digunakan algoritma sebagai berikut : Baris 1 : menyatakan clc yang berfungsi menghapus command window, close all berfungsi menutup semua gambar, dan clear all berfungsi untuk menghapus data worksheet. Baris 2 : menyatakan nilai tebakan awal t(1) Baris 3 : menyatakan nilai tebakan t(2), dimana nilai tebakan ini sebagai x 1 dan x 2 dalam persamaan secara umum. Baris 4 : menyatakan nilai dari f(1) sebagai fungsi waktu 1 dikerjakan dengan menggunakan nilai t(1). Baris 5 : menyatakan nilai dari f(2) sebagai fungsi waktu 1 dikerjakan dengan menggunakan nilai t(2). Baris 6 : menyatakan jumlah iterasi yang digunakan

10 Baris 8 : menyatakan pengulangan/looping yang didasarkan pada nilai k yang bergerak dari nilai 2 hingga ke nilai akhir jumlah iterasi yang diberikan. Baris 9 : menyatakan persamaan umum metode secant dengan x merupakan t dan y merupakan fungsi waktu(t). Baris 10 : menyatakan nilai t(k+1) pada baris 9 dimasukkan dalam fungsi waktu dengan k+1. Baris 11 : menyatakan fungsi display untuk hasil Baris 12 : menyatakan akhir dari fungsi. Sehingga didapatkan hasil berikut : Sehingga dapat disimpulkan bahwa solusi yang konstan terlihat pada metode ini adalah sebesar 11,448. Untuk jarak batu di tanah (X), dapat digunakan persamaan Sehingga persamaan matlabnya dapat dituliskan sebagai berikut : Dimana Baris 1 : menyatakan nama fungsi berupa jarak. Baris 2 : menyatakan persamaan fungsi untuk penyelesaian di atas Baris 3 : menyatakan fungsi diakhiri. Hasil yang didapatkan adalah jarak bola mendarat di tanah adalah 343,5 meter dari titik awal. Untuk waktu yang dibutuhkan agar batu mencapai ketinggian maksimum digunakan persamaan umum sebagai berikut : untuk algoritma matlabnya dapat diberikan sebagai berikut :

11 Untuk metode Newton-Raphson : Untuk metode Secant :

12 Untuk Metode Bisection :

13 Maka dapat diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Ymax adalah 5 detik. 3. Turunan dari pendekatan turunan berhingga untuk turunan f(x) berdasarkan pada ekspansi maju dan ekspansi mundur f(x) dalam deret Taylor, seperti

14 4. Fungsi banana adalah Akan diselesaikan dengan metode CP-PSO a. Pertama fungsi banana yang akan digunakan ditulis sebagai Baris 1 : menyatakan nama fungsi banana, variabel yang digunakan adalah x. Baris 2 : menyatakan jumlah populasi yang digunakan dapat digunakan dengan fungsi yang lain. Baris 3 : menyatakan nilai ii berjalan dari fungsi 1 hingga banyaknya populasi (untuk iterasi/looping) Baris 4 : menyatakan fungsi banana dalam nilai ke ii, nilai x ditulis x(1) dan y ditulis x(2). Baris 5 : menyatakan akhir fungsi. Dalam penyelesaian solusi minimum dalam range [-5,5] dengan menggunakan metode CP- PSO, fungsi-fungsi yang berkaitan adalah fungsi inisial, fungsi syarat, dan fungsi optimum local. Fungsi syarat yang digunakan adalah sebagai berikut : Baris 1 : menyatakan nama fungsi yang bersangkutan, fungsi merupakan fungsi syarat dalam variabel X. Baris 2 : menyatakan nilai batas atas dan bawah yang digunakan adalah nilai batas yang digunakan pada semua fungsi. Baris 3 : menyatakan matriks berdimensi m x n Baris 4 : menyatakan perngulangan yang dilakukan, nilai ii diperoleh dari 1 hingga m. Baris 5 : menyatakan perulangan berikutnya dengan menggerakkan jj dari 1 hingga n, pengulangan ini menggambarkan setiap ii berkerak 1 maka jj akan bergerak dari 1 hingga n. Baris 6 : menyatakan jika nilai X ke ii dan ke jj lebih kecil dari batas bawah X ke jj maka

15 Baris 7 : nilai x(ii,jj) nilai x ke I dan y ke J Baris 8 : menyatakan jika nilai x dan y lebih besar dari batas atas y ke jj Baris 9 : maka persamaan pada baris 8 akan memenuhi persamaan pada baris ke 9, dengan dikalikan dengan nilai batas y bawah dengan nilai random. Baris 10 hingga 13 : menyatakan fungsi berakhir. Fungsi ini merupakan fungsi syarat yang digunakan dalam penyelesaian fungsi CP-PSO. Fungsi syarat ini berisi tentang fungsi apa yang harus dijalankan untuk kasus-kasus jika penyelesaian berada di luar batas atas dan batas bawah. Kemudian untuk fungsi optimum local. Baris 1 : menyatakan nama fungsi yang akan digunakan, Fungsi tersebut berisikan X, Pbest, Ybest, dan Y. dengan X adalah posisi partikel saat ini, Pbest adalah posisi partikel terbaik, dan Ybest adalah posisi partikel dalam sumbu Y yang mana berisikan posisi partikel terbaik, dan Y adalah posisi partikel dalam Y. Baris 2 : menyatakan ukuran matriks yang digunakan adalah matriks berdimensi m x n Baris 3 : menyatakan Pengulangan yang dilakuakn dari nilai ii, ii ini akan berjalan dari nilai 1 hingga nilai m. Baris 4 : menyatakan jika posisi partikel lebih besar atau melebihi dari posisi partikel terbaik. Baris 5 : menyatakan Jika posisi partikel lebih besar atau melebihi dari posisi partikel terbaik Baris 6 : menyatakan posisi Y merupakan Y yang terbaik. Baris 7 : menyatakan komentar yang tidak akan dijalankan Baris 8 : menyatakan Jika nilai partikel dalam sumbu Y ini lebih kecil atau di bawah posisi partikel terbaik, maka: Baris 9 : Nilai X yang dimaksut adalah nilai X yang dituju Baris 10 : Nilai Y yang dimaksut adalah nilai Y yang dituju Baris 11 : menyatakan fungsi berakhir. Untuk fungsi inisialisasi adalah sebagai berikut Baris 1 : menyatakan nama fungsi inisialisasi X untuk dapat dipanggil di fungsi yang lain. Baris 2 : menyatakan nilai Npop X up Xbawah, merupakan jumlah populasi, batas atas, batas bawah yang digunakan untuk semua fungsi yang berkaitan

16 Baris 3 : menyatakan posisi partikel sicari di persmaan pada baris ke tiga, dengan ones adalah matriks satuan yang berdimensi Npop*1. Matriks satuan ini digunakan untuk menyamakan dimensi matriks yang akan dioperasikan. Baris 4 : menyatakan fungsi berkahir. Kemudian fungsi pada CP PSO adalah sebagai berikut Baris 1 : clc berfungsi untuk menghapus command window, close all berfungsi untuk menghapus data worksheet, dan clear all berfungsi untuk menghapus data worksheet. Baris 2 : menyatakan fungsi global yang dimaksud Baris 3 : menyatakan dimensinya Baris 4 : menyatakan banyaknya populasi Baris 5 : menyatakan banyaknya iterasi Baris 6 : menyatakan batas atas Baris 7 : menyatakan batas bawah Baris 9 : menyatakan fungsi yang dipanggil dari editor yang disimpan sebelumnya. Baris 11 : menyatakan fungsi griewank digunakan pada PSO ini. Baris 13 hingga 16 : menyatakan personal best inisial, solusi untuk Xbest dan error best untuk Gtbest Baris 21 hingga 23 : menyatakan parameter dan nilai parameter dalam fungsi ini. Baris 24 hingga 26 : memberikan nilai baru kecepatan yang dipengaruhi waktu dan memberikan informasi posisi yang baru dari kecepatan tersebut.

17 Dengan hasil sebagai berikut : Iterasion=2 Min Error= Individu Ke-=10.00 Iterasion=3 Min Error= Individu Ke-=10.00 Iterasion=4 Min Error= Individu Ke-=4.00 Iterasion=5 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=6 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=7 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=8 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=9 Min Error= Individu Ke-=4.00 Iterasion=10 Min Error= Individu Ke-=4.00 Iterasion=11 Min Error= Individu Ke-=4.00 Iterasion=12 Min Error= Individu Ke-=4.00 Iterasion=13 Min Error= Individu Ke-=4.00 Iterasion=14 Min Error= Individu Ke-=4.00 Iterasion=15 Min Error= Individu Ke-=4.00 Iterasion=16 Min Error= Individu Ke-=4.00 Iterasion=17 Min Error= Individu Ke-=4.00 Iterasion=18 Min Error= Individu Ke-=2.00 Iterasion=19 Min Error= Individu Ke-=2.00 Iterasion=20 Min Error= Individu Ke-=2.00 Iterasion=21 Min Error= Individu Ke-=2.00 Iterasion=22 Min Error= Individu Ke-=2.00 Iterasion=23 Min Error= Individu Ke-=2.00 Iterasion=24 Min Error= Individu Ke-=2.00 Iterasion=25 Min Error= Individu Ke-=2.00 Iterasion=26 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=27 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=28 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=29 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=30 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=31 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=32 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=33 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=34 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=35 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=36 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=37 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=38 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=39 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=40 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=41 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=42 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=43 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=44 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=45 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=46 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=47 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=48 Min Error= Individu Ke-=8.00

18 Iterasion=49 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=50 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=51 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=52 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=53 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=54 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=55 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=56 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=57 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=58 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=59 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=60 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=61 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=62 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=63 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=64 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=65 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=66 Min Error= Individu Ke-=8.00 Iterasion=67 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=68 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=69 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=70 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=71 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=72 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=73 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=74 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=75 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=76 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=77 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=78 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=79 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=80 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=81 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=82 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=83 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=84 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=85 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=86 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=87 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=88 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=89 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=90 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=91 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=92 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=93 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=94 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=95 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=96 Min Error= Individu Ke-=9.00

19 Iterasion=97 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=98 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=99 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=100 Min Error= Individu Ke-=9.00 Iterasion=101 Min Error= Individu Ke-=9.00 Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa solusi GYbest 0, dan Gbest

Modul Praktikum Analisis Numerik

Modul Praktikum Analisis Numerik Modul Praktikum Analisis Numerik (Versi Beta 1.2) Mohammad Jamhuri UIN Malang December 2, 2013 Mohammad Jamhuri (UIN Malang) Modul Praktikum Analisis Numerik December 2, 2013 1 / 18 Praktikum 1: Deret

Lebih terperinci

Modul Praktikum Analisis Numerik

Modul Praktikum Analisis Numerik Modul Praktikum Analisis Numerik (Versi Beta 1.2) Mohammad Jamhuri UIN Malang September 27, 2013 Mohammad Jamhuri (UIN Malang) Modul Praktikum Analisis Numerik September 27, 2013 1 / 12 Praktikum 1: Deret

Lebih terperinci

Ilustrasi Persoalan Matematika

Ilustrasi Persoalan Matematika Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa (engineering), seperti

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 1 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel

PRAKTIKUM 1 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel PRAKTIKUM 1 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel Tujuan : Mempelajari metode Tabel untuk penyelesaian persamaan non linier Dasar Teori : Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar

Lebih terperinci

1 Penyelesaian Persamaan Nonlinear

1 Penyelesaian Persamaan Nonlinear 1 Penyelesaian Persamaan Nonlinear Diberikan fungsi kontinu f (x). Setiap bilangan c pada domain f yang memenuhi f (c) = 0 disebut akar persamaan f (x) = 0, atau disebut juga pembuat nol fungsi f. Dalam

Lebih terperinci

Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier

Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. 2 Persamaan Non Linier penentuan

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier

Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier MK: METODE NUMERIK Oleh: Dr. I GL Bagus Eratodi FTI Undiknas University Denpasar Persamaan Non Linier Metode Tabulasi Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier

Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. Persamaan Non Linier penentuan akar-akar persamaan

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM MATLAB LANJUT

PETUNJUK PRAKTIKUM MATLAB LANJUT PRAKTIKUM KE-1 Materi : Solusi Persamaan Non Linier Tujuan : Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan non linier 1.1 Rasionalisasi Misalkan dimiliki model permasalahan sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR A. Latar Belakang Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi,

Lebih terperinci

MOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2.

MOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2. KOMPUTASI NUMERIS Teknik dan cara menyelesaikan masalah matematika dengan pengoperasian hitungan Mencakup sejumlah besar perhitungan aritmatika yang sangat banyak dan menjemukan Diperlukan komputer MOTIVASI

Lebih terperinci

BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR

BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR METODE GRAFIK DAN TABULASI A. Tujuan a. Memahami Metode Grafik dan Tabulasi b. Mampu Menentukan nilai akar persamaan dengan Metode Grafik dan Tabulasi c. Mampu membuat

Lebih terperinci

TUGAS KOMPUTASI SISTEM FISIS 2015/2016. Pendahuluan. Identitas Tugas. Disusun oleh : Latar Belakang. Tujuan

TUGAS KOMPUTASI SISTEM FISIS 2015/2016. Pendahuluan. Identitas Tugas. Disusun oleh : Latar Belakang. Tujuan TUGAS KOMPUTASI SISTEM FISIS 2015/2016 Identitas Tugas Program Mencari Titik Nol/Titik Potong Dari Suatu Sistem 27 Oktober 2015 Disusun oleh : Zulfikar Lazuardi Maulana (10212034) Ridho Muhammad Akbar

Lebih terperinci

BAB I ARTI PENTING ANALISIS NUMERIK

BAB I ARTI PENTING ANALISIS NUMERIK BAB I ARTI PENTING ANALISIS NUMERIK Pendahuluan Di dalam proses penyelesaian masalah yang berhubungan dengan bidang sains, teknik, ekonomi dan bidang lainnya, sebuah gejala fisis pertama-tama harus digambarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan Non Linear Definisi 2.1 (Munir, 2006) : Sistem persamaan non linear adalah kumpulan dari dua atau lebih persamaan-persamaan non linear. Bentuk umum sistem persamaan

Lebih terperinci

Menemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear

Menemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear Menemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear Muhtadin, ST. MT. Agenda Metode Tertutup Biseksi Regula Falsi Metode Terbuka Newton Method 3 Solusi untuk Persamaan Non Linear Akar-akar dari persamaan (y = f())

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Mohamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar

Lebih terperinci

Metode Numerik. Persamaan Non Linier

Metode Numerik. Persamaan Non Linier Metode Numerik Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. Persamaan Non Linier penentuan akar-akar

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

Bab 1. Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Bab 1. Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Yuliana Setiowati Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2007 1 Topik Pendahuluan Persoalan matematika Metode Analitik vs Metode Numerik Contoh Penyelesaian

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel

PRAKTIKUM 2 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel PRAKTIKUM 2 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel 1. Tujuan : Mempelajari metode Tabel untuk penyelesaian persamaan non linier 2. Dasar Teori : Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Menurut Asghar (2000), secara garis besar masalah optimisasi terbagi dalam beberapa tipe berikut:

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Menurut Asghar (2000), secara garis besar masalah optimisasi terbagi dalam beberapa tipe berikut: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Masalah Optimisasi dan Program Non Linier Menurut Asghar (2000), secara garis besar masalah optimisasi terbagi dalam beberapa tipe berikut: 1. Masalah optimisasi tanpa kendala.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN

MODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN MODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN JURUSAN INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2012 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 KATA PENGANTAR... 2 PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental

Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental Daftar Isi: 1.1 Tujuan Perkuliahan 1. Pendahuluan 1.3 Metoda Bisection 1.3.1 Definisi 1.3. Komputasi mencari akar 1.3.3 Ilustrasi 1.4 Metoda Newton-Raphson

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN NONLINEAR MENGGUNAKAN METODE NEWTON- RAPHSON DAN METODE JACOBIAN

PERBANDINGAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN NONLINEAR MENGGUNAKAN METODE NEWTON- RAPHSON DAN METODE JACOBIAN E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, 11-17 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN NONLINEAR MENGGUNAKAN METODE NEWTON- RAPHSON DAN METODE JACOBIAN NANDA NINGTYAS RAMADHANI UTAMI 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didunia nyata banyak soal matematika yang harus dimodelkan terlebih dahulu untuk mempermudah mencari solusinya. Di antara model-model tersebut dapat berbentuk sistem

Lebih terperinci

Pengantar Metode Numerik

Pengantar Metode Numerik Pengantar Metode Numerik Metode numerik adalah teknik dimana masalah matematika diformulasikan sedemikian rupa sehingga dapat diselesaikan oleh pengoperasian matematika. Metode numerik menggunakan perhitungan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODE NUMERIK

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODE NUMERIK RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODE NUMERIK Mata Kuliah: Metode Numerik Semester: 7, Kode: KMM 090 Program Studi: Pendidikan Matematika Dosen: Khairul Umam, S.Si, M.Sc.Ed Capaian Pembelajaran: SKS:

Lebih terperinci

CONTOH SOLUSI UTS ANUM

CONTOH SOLUSI UTS ANUM CONTOH SOLUSI UTS ANUM 0 Propagasi eror adalah kejadian di mana eror dari operan suatu komputasi sederhana memberikan eror yang lebih besar pada hasil komputasi tersebut. Misalnya, eror awal suatu representasi

Lebih terperinci

BAGIAN 1 SINTAK DASAR MATLAB

BAGIAN 1 SINTAK DASAR MATLAB BAGIAN 1 SINTAK DASAR MATLAB Pada bagian 1 ini, akan diuraikan tentang bagaimana mendefinisikan data, operasi data dan teknik mengakses data pada Matlab. Untuk lebih memahami, pembaca sebaiknya mecobanya

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Air Dangkal Linier (Linier Shallow Water Equation)

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Air Dangkal Linier (Linier Shallow Water Equation) Bab 2 Landasan Teori Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai Persamaan Air Dangkal linier (Linear Shallow Water Equation), metode beda hingga, metode ekspansi asimtotik biasa, dan metode ekspansi asimtotik

Lebih terperinci

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Pendahuluan Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat diferensial Kita akan membahas tentang Persamaan Diferensial Biasa yaitu

Lebih terperinci

Optimisasi Injeksi Daya Aktif dan Reaktif Dalam Penempatan Distributed Generator (DG) Menggunakan Fuzzy - Particle Swarm Optimization (FPSO)

Optimisasi Injeksi Daya Aktif dan Reaktif Dalam Penempatan Distributed Generator (DG) Menggunakan Fuzzy - Particle Swarm Optimization (FPSO) TESIS Optimisasi Injeksi Daya Aktif dan Reaktif Dalam Penempatan Distributed Generator (DG) Menggunakan Fuzzy - Particle Swarm Optimization (FPSO) Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Ph.D

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah. dalam hal pembahasan hasil utama berikutnya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah. dalam hal pembahasan hasil utama berikutnya. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan pembahasan ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier 1

Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. 2 Persamaan Non Linier Penentuan akar-akar persamaan

Lebih terperinci

Pertemuan 3: Penyelesaian Persamaan Transedental. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014

Pertemuan 3: Penyelesaian Persamaan Transedental. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014 Pertemuan 3: Penyelesaian Persamaan Transedental Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014 Persamaan Dalam Matematika Persamaan Linier Persamaan Kuadrat Persamaan Polynomial Persamaan Trigonometri

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menentukan solusi persamaan gerak jatuh bebas berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Optimasi Non-Linier Suatu permasalahan optimasi disebut nonlinier jika fungsi tujuan dan kendalanya mempunyai bentuk nonlinier pada salah satu atau keduanya. Optimasi nonlinier

Lebih terperinci

[ 1 1 PENDAHULUAN SCILAB. Modul Praktikum Metode Numerik. 1. Struktur Scilab

[ 1 1 PENDAHULUAN SCILAB. Modul Praktikum Metode Numerik. 1. Struktur Scilab PENDAHULUAN SCILAB 1. Struktur Scilab Program Scilab sudah memiliki text editor di dalamnya. Perintah/kode program Scilab dapat dituliskan di dalam window Scilab Execution (Scilex) ataupun di window Scipad

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS TINGKAT AKURASI PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER DENGAN METODE BISEKSIDAN METODE NEWTON RAPHSON

APLIKASI ANALISIS TINGKAT AKURASI PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER DENGAN METODE BISEKSIDAN METODE NEWTON RAPHSON Jurnal Dinamika Informatika Volume 6, No 2, September 2017 ISSN 1978-1660 : 113-132 ISSN online 2549-8517 APLIKASI ANALISIS TINGKAT AKURASI PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER DENGAN METODE BISEKSIDAN METODE

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA. 17 Maret 2010

Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA. 17 Maret 2010 Bagi Solusi Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA 17 Maret 2010 (Program Studi Pendidikan Matematika Solusi UNTIRTA) 17 Maret 2010 1 / 20 Rumusan Masalah Bagi Tentukan solusi dengan f fungsi nonlinear.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Metode Langsung Metode Langsung Eliminasi Gauss (EGAUSS) Metode Eliminasi Gauss Dekomposisi LU (DECOLU),

PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Metode Langsung Metode Langsung Eliminasi Gauss (EGAUSS) Metode Eliminasi Gauss Dekomposisi LU (DECOLU), PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa.

Lebih terperinci

BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER

BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER 3.. Permasalahan Persamaan Non Linier Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar persamaan non linier.dimana akar sebuah persamaan f(x =0 adalah

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Numerik dan MATLAB dalam Fisika

Penggunaan Metode Numerik dan MATLAB dalam Fisika Tugas Akhir Mata Kuliah Metode Numerik Dr. Kebamoto Penggunaan Metode Numerik dan MATLAB dalam Fisika Oleh : A. Arif Sartono 6305220017 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR KUADRAT DENGAN METODE BAIRSTOW

PENENTUAN FAKTOR KUADRAT DENGAN METODE BAIRSTOW PENENTUAN FAKTOR KUADRAT DENGAN METODE BAIRSTOW Susilo Nugroho (M0105068) 1. Latar Belakang Masalah Polinomial real berderajat n 0 adalah fungsi yang mempunyai bentuk p n (x) = n a i x i = a 0 x 0 + a

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembeli opsi untuk menjual atau membeli suatu sekuritas tertentu pada waktu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembeli opsi untuk menjual atau membeli suatu sekuritas tertentu pada waktu dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrak Opsi Kontrak opsi merupakan suatu perjanjian atau kontrak antara penjual opsi dengan pembeli opsi, penjual opsi memberikan hak dan bukan kewajiban kepada pembeli opsi

Lebih terperinci

FUNGSI GRIEWANK DAN PENENTUAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI. Tri Nadiani Solihah

FUNGSI GRIEWANK DAN PENENTUAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI. Tri Nadiani Solihah Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 FUNGSI GRIEWANK DAN PENENTUAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI Tri Nadiani Solihah trinadianisolihah@gmail.com

Lebih terperinci

GERAK LURUS. Posisi Materi Kecepatan Materi Percepatan Materi. Perpindahan titik materi Kecepatan Rata-Rata Percepatan Rata-Rata

GERAK LURUS. Posisi Materi Kecepatan Materi Percepatan Materi. Perpindahan titik materi Kecepatan Rata-Rata Percepatan Rata-Rata GERAK LURUS (Rumus) Posisi Materi Kecepatan Materi Percepatan Materi Perpindahan titik materi Kecepatan Rata-Rata Percepatan Rata-Rata Kecepatan Sesaat Percepatan Sesaat Panjang Vektor Besar Kecepatan

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA. 17 Maret 2010

Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA. 17 Maret 2010 Solusi Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA 17 Maret 2010 (Program Studi Pendidikan Matematika Solusi UNTIRTA) 17 Maret 2010 1 / 12 Rumusan Masalah Tentukan solusi dengan f fungsi nonlinear. f (x)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Raizal Dzil Wafa M.

KATA PENGANTAR. Penulis. Raizal Dzil Wafa M. i KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk memudahkan siapa saja yang ingin belajar MATLAB terutama bagi yang baru mengenal MATLAB. Buku ini sangat cocok untuk pemula terutama untuk pelajar yang sedang menempuh

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Persamaan Nonlinier Solusi persamaan

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh: 5 II LANDASAN TEORI 2.1 Keterkontrolan Untuk mengetahui persoalan sistem kontrol mungkin tidak ada, jika sistem yang ditinjau tidak terkontrol. Walaupun sebagian besar sistem terkontrol ada, akan tetapi

Lebih terperinci

METODE PSEUDO ARC-LENGTH DAN PENERAPANNYA PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN NONLINIER TERPARAMETERISASI

METODE PSEUDO ARC-LENGTH DAN PENERAPANNYA PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN NONLINIER TERPARAMETERISASI Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 9 17 ISSN : 233 291 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND METODE PSEUDO ARC-LENGTH DAN PENERAPANNYA PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN NONLINIER TERPARAMETERISASI RAHIMA

Lebih terperinci

4.1. Pengumpulan data Gambar 4.1. Contoh Peng b untuk Mean imputation

4.1. Pengumpulan data Gambar 4.1. Contoh Peng b untuk Mean imputation 4.1. Pengumpulan data Data trafik jaringan yang diunduh dari http://www.cacti.mipa.uns.ac.id:90 dapat diklasifikasikan berdasar download rata-rata, download maksimum, download minimum, upload rata-rata,

Lebih terperinci

MODUL 1. Command History Window ini berfungsi untuk menyimpan perintah-perintah apa saja yang sebelumnya dilakukan oleh pengguna terhadap matlab.

MODUL 1. Command History Window ini berfungsi untuk menyimpan perintah-perintah apa saja yang sebelumnya dilakukan oleh pengguna terhadap matlab. MODUL 1 1. Pahuluan Matlab merupakan bahasa pemrograman yang hadir dengan fungsi dan karakteristik yang berbeda dengan bahasa pemrograman lain yang sudah ada lebih dahulu seperti Delphi, Basic maupun C++.

Lebih terperinci

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika 14.1 APLIKASI INTEGRAL A. Usaha Dan Energi Hampir semua ilmu mekanika ditemukan oleh Issac newton kecuali konsep energi. Energi dapat muncul dalam berbagai

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran

Lebih terperinci

Fisika Dasar 9/1/2016

Fisika Dasar 9/1/2016 1 Sasaran Pembelajaran 2 Mahasiswa mampu mencari besaran posisi, kecepatan, dan percepatan sebuah partikel untuk kasus 1-dimensi dan 2-dimensi. Kinematika 3 Cabang ilmu Fisika yang membahas gerak benda

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI Perbandingan Beberapa Metode Numerik dalam Menghitung Nilai Pi Aditya Agung Putra (13510010)1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013 Sidang Tugas Akhir - Juli 2013 STUDI PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA DAN CRANK-NICHOLSON COMPARATIVE STUDY OF HEAT TRANSFER USING FINITE DIFFERENCE AND CRANK-NICHOLSON METHOD

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LSKD/EKO/DEL221/01 Revisi : 02 Tgl : 27/11/2012 Hal 1 dari 14 1. Kompetensi Setelah melakukan praktik, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi: dapat memahami script files dan struktur pengaturan

Lebih terperinci

METODE NUMERIK Modul I

METODE NUMERIK Modul I LABORATORIUM KOMPUTASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS YARSI METODE NUMERIK Modul I a. Estimasi waktu: 100 menit b. Tujuan Istruksional Khusus: Mahasiswa dapat menggunakan Mathlab dengan baik

Lebih terperinci

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan (bidang fisika, kimia, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Elektro

Lebih terperinci

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR Rino Martino 1 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya

Lebih terperinci

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu data saham Astra Internasional Tbk tanggal 2 Januari

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE NEWTON-RAPHSON UNTUK MENCARI SOLUSI PERSAMAAN LINEAR DAN NONLINEAR

MODIFIKASI METODE NEWTON-RAPHSON UNTUK MENCARI SOLUSI PERSAMAAN LINEAR DAN NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6 No. 02 (2017), hal 69 76. MODIFIKASI METODE NEWTON-RAPHSON UNTUK MENCARI SOLUSI PERSAMAAN LINEAR DAN NONLINEAR Mahmul, Mariatul Kiftiah, Yudhi

Lebih terperinci

Pencarian Akar pada Polinom dengan Kombinasi Metode Newton-Raphson dan Metode Horner

Pencarian Akar pada Polinom dengan Kombinasi Metode Newton-Raphson dan Metode Horner Pencarian Akar pada Polinom dengan Kombinasi Metode Newton-Raphson dan Metode Horner Hendy Sutanto - 13507011 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI. Disusun Oleh:

MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI. Disusun Oleh: MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI Disusun Oleh: JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2017 i PRAKATA Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Medan, 11 April Penulis

Kata Pengantar. Medan, 11 April Penulis Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah Matematika dengan membahas Numerical Optimization atau Optimasi Numerik dalam bentuk makalah.

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER METODE NUMERIS I

UJIAN AKHIR SEMESTER METODE NUMERIS I PETUNJUK UJIAN AKHIR SEMESTER METODE NUMERIS I DR. IR. ISTIARTO, M.ENG. KAMIS, 8 JUNI 017 OPEN BOOK 150 MENIT 1. Saudara tidak boleh menggunakan komputer untuk mengerjakan soal ujian ini.. Tuliskan urutan/cara/formula

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA ANTIREMED KELAS 11 FISIKA Antiremed Kelas 11 FISIKA Kinematika dengan Analisis Vektor - 03 - Gerak Parabola - Latihan Soal Version : 2012-07 halaman 1 01. N Gerak I o Gerak II 1 Beraturan 2 beraturan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LSKD/EKO/DEL221/1 Revisi : 2 Tgl : 27/11/212 Hal 1 dari 13 1. Kompetensi Setelah melakukan praktik, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi: dapat memahami script files dan struktur pengaturan aliran.

Lebih terperinci

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Umi Sa adah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2012 Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Modul Praktikum Simulasi Fisika, PRAKTIKUM 1 SIMULASI GERAK JATUH BEBAS

Modul Praktikum Simulasi Fisika, PRAKTIKUM 1 SIMULASI GERAK JATUH BEBAS PRAKTIKUM 1 SIMULASI GERAK JATUH BEBAS TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menyelesaikan simulasi gerak jatuh bebas denngan algoritma Euler dan Runge- Kutta. 2. Membandingkan hasil dari pendekatan numerik dengan hasil

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Kalman Filter, Extended Kalman Filter, dan Ensemble Kalman Filter pada Model Penyebaran Virus HIV/AIDS

Perbandingan Metode Kalman Filter, Extended Kalman Filter, dan Ensemble Kalman Filter pada Model Penyebaran Virus HIV/AIDS J. Math. and Its Appl. E-ISSN: 2579-8936 P-ISSN: 1829-605X Vol. 15, No. 1, Maret 2018, 17-29 Perbandingan Metode Kalman Filter, Extended Kalman Filter, dan Ensemble Kalman Filter pada Model Penyebaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN METODE NUMERIK

PENDAHULUAN METODE NUMERIK PENDAHULUAN METODE NUMERIK TATA TERTIB KULIAH 1. Bobot Kuliah 3 SKS 2. Keterlambatan masuk kuliah maksimal 30 menit dari jam masuk kuliah 3. Selama kuliah tertib dan taat aturan 4. Dilarang makan dan minum

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA.1 Model Aliran Dua-Fase Nonekulibrium pada Media Berpori Penelitian ini merupakan kajian ulang terhadap penelitian yang telah dilakukan oleh Juanes (008), dalam tulisannya yang berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam matematika ada beberapa persamaan yang dipelajari, diantaranya adalah persamaan polinomial tingkat tinggi, persamaan sinusioda, persamaan eksponensial atau persamaan

Lebih terperinci

Bab IV Simulasi dan Pembahasan

Bab IV Simulasi dan Pembahasan Bab IV Simulasi dan Pembahasan IV.1 Gambaran Umum Simulasi Untuk menganalisis program pemodelan network flow analysis yang telah dirancang maka perlu dilakukan simulasi program tersebut. Dalam penelitian

Lebih terperinci

Interpolasi. Metode Numerik POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Interpolasi. Metode Numerik POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Interpolasi Metode Numerik Zulhaydar Fairozal Akbar zfakbar@pens.ac.id 2017 TOPIK Pengenalan

Lebih terperinci

Modul Dasar dasar C. 1. Struktur Program di C++

Modul Dasar dasar C. 1. Struktur Program di C++ Modul Dasar dasar C I 1. Struktur Program di C++ Dalam bahasa pemrograman C++ strukturnya adalah sebagai berikut: a. Header. Ex: #include b. Main adalah isi dari program diawali {. dan diakhiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta tidak merupakan

Lebih terperinci

Hitung Perataan Kuadrat Terkecil (Least Squares Adjustment)

Hitung Perataan Kuadrat Terkecil (Least Squares Adjustment) Hitung Perataan Kuadrat Terkecil (Least Squares Adjustment) Metoda Kuadrat Terkecil adalah salah satu metoda yang paling populer dalam menyelesaikan masalah hitung perataan. Aplikasi pertama perataan kuadrat

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. digunakan untuk membentuk fungsi tujuan dari masalah pemrograman nonlinear

BAB III PEMBAHASAN. digunakan untuk membentuk fungsi tujuan dari masalah pemrograman nonlinear BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang konsep dasar metode kuadrat terkecil yang digunakan untuk membentuk fungsi tujuan dari masalah pemrograman nonlinear dan langkah-langkah penyelesaiannya

Lebih terperinci

Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya.

Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya. 1 Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya. M Fachri, Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar :

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar : Akar-Akar Persamaan Definisi akar : Suatu akar dari persamaan f(x) = 0 adalah suatu nilai dari x yang bilamana nilai tersebut dimasukkan dalam persamaan memberikan identitas 0 = 0 pada fungsi f(x) X 1

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( ) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Turunan Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada sebarang bilangan c adalah asalkan limit ini ada. Jika limit ini memang ada, maka dikatakan

Lebih terperinci

BAB III EXTENDED KALMAN FILTER DISKRIT. Extended Kalman Filter adalah perluasan dari Kalman Filter. Extended

BAB III EXTENDED KALMAN FILTER DISKRIT. Extended Kalman Filter adalah perluasan dari Kalman Filter. Extended 26 BAB III EXTENDED KALMAN FILTER DISKRIT 3.1 Pendahuluan Extended Kalman Filter adalah perluasan dari Kalman Filter. Extended Kalman Filter merupakan algoritma yang digunakan untuk mengestimasi variabel

Lebih terperinci

Aplikasi Komputer 2. Catatan Kuliah. Lusiana Prastiwi. Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Dr.

Aplikasi Komputer 2. Catatan Kuliah. Lusiana Prastiwi. Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Dr. Catatan Kuliah Prastiwi Universitas Dr. Soetomo Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Materi Kuliah Dan Referensi Materi Kuliah Dan Referensi Materi kuliah : Materi Kuliah Dan

Lebih terperinci

Implementasi Teknik Bisection Untuk Penyelesaian Masalah Nonlinear Break Even Point

Implementasi Teknik Bisection Untuk Penyelesaian Masalah Nonlinear Break Even Point SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Implementasi Teknik Bisection Untuk Penyelesaian Masalah Nonlinear Break Even Point Khairina Natsir Fakultas Ekonomi, Universitas Tarumanagara

Lebih terperinci

oleh : Edhy Suta tanta

oleh : Edhy Suta tanta ALGORITMA TEKNIK PENYELESAIAN PERMASALAHAN UNTUK KOMPUTASI oleh : Edhy Sutanta i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga buku

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas 11 FISIKA Kinematika dengan Analisis Vektor - 03 - Gerak Parabola - Latihan Soal Doc. Name: AR11FIS0103 Version : 2012-07 halaman 1 01. N Gerak I o Gerak II 1 Gerak lurus Gerak lurus Beraturan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN Pada Bab IV ini, implementasi dari metode AM dan GRASP untuk menyelesaikan PFSP dibahas pada Subbab 4.1. Pengujian dilakukan dengan melakukan percobaan terhadap

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE OSTROWSKI UNTUK MENCARI AKAR PERSAMAAN NONLINEAR. Rin Riani ABSTRACT

PERBAIKAN METODE OSTROWSKI UNTUK MENCARI AKAR PERSAMAAN NONLINEAR. Rin Riani ABSTRACT PERBAIKAN METODE OSTROWSKI UNTUK MENCARI AKAR PERSAMAAN NONLINEAR Rin Riani Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

METODE NUMERIK SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR

METODE NUMERIK SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR METODE NUMERIK SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR Metode Biseksi Ide awal metode ini adalah metode table, dimana area dibagi menjadi N bagian. Hanya saja metode biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian, dari

Lebih terperinci

Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari. Contoh :

Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari. Contoh : AKAR PERSAMAAN NON LINEAR Persamaan hingga derajat dua, masih mudah diselesaikan dengan cara analitik. Contoh : a + b + c = 0 Solusi : 1 = b ± b 4 ac a Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari.

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN. Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi

POKOK BAHASAN. Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi POKOK BAHASAN Pendahuluan Metode Numerik Solusi Persamaan Non Linier o Metode Bisection o Metode False Position o Metode Newton Raphson o Metode Secant o Metode Fixed

Lebih terperinci

METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1

METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 METODE NUMERIK TKM4104 Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER Metode pengurung (Bracketing Method) Metode Konvergen

Lebih terperinci

Oleh : Anna Nur Nazilah Chamim

Oleh : Anna Nur Nazilah Chamim Oleh : Anna Nur Nazilah Chamim 1. Silabus 2. Referensi 3. Kriteria Penilaian 4. Tata Tertib Perkuliahan 5. Pembentukan Kelompok 6. Materi 1 : pengantar Analisa Numerik Setelah mengikuti mata kuliah metode

Lebih terperinci

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR METODE NUMERIK. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Metode Numerik

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR METODE NUMERIK. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Metode Numerik BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR METODE NUMERIK oleh Tim Dosen Mata Kuliah Metode Numerik Fakultas Teknik Universitas Indonesia Maret 2016 1 DAFTAR ISI hlm. PENGANTAR BAB 1 BAB 2 INFORMASI UMUM KOMPETENSI

Lebih terperinci

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo Firdi Mulia - 13507045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci