Modul Dasar dasar C. 1. Struktur Program di C++

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Modul Dasar dasar C. 1. Struktur Program di C++"

Transkripsi

1 Modul Dasar dasar C I 1. Struktur Program di C++ Dalam bahasa pemrograman C++ strukturnya adalah sebagai berikut: a. Header. Ex: #include<iostream.h> b. Main adalah isi dari program diawali {. dan diakhiri dengan..} Contoh: 1. #include <iostream.h> #include<math.h> 2. #define square (x) ((x)*(x)) 3. float masukandata(void); 4. float luasp(float sisi) void tampil(float luasnya); 7. int main() 8. { 9. float sisi; 10. float luas; 11. sisi = masukandata(); 12. luas = luasp(sisi); 13. tampil(luas); 14. } float masukandata(void) 17. { 18. float input; 19. cout << Masukkan sisi bujursangkar = ; 20. cin >> input; 21. return (input); 22. } float luasp(float sisi) 25. { 26. float luas; 27. luas = square(sisi); 28. return(luas); 29. } 30. void tampil (float luas) 31. { 32. cout << \n\nluas Bujursangkarnya adalah = << luas << persegi ; 33. } Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 1

2 2. Fungsi Fungsi dalam suatu program sangat berguna untuk membuat source code dari program tersebut menjadi ringkas dan padat. Suatu fungsi dalam source code akan dipanggil dan dikerjakan sesuai dengan urut-urutan source code-nya. Fungsi harus mengembalikan suatu nilai, baik isi maupun kosong, yang disebut void. Latihan: 1. #include <iostream.h> 2. int tambah (int x, int y) 3. { 4. cout << Berada di dalam fungsi tambah ( )\n ; 5. cout << Angka I = ; 6. cin >> a; 7. cout << Angka II = ; 8. cin >> b; 9. cout << \npanggil fungsi tambah ( )..\n ; 10. c = tambah(a,b); 11. cout << \n Kembali ke fungsi main ( )\n ; 12. cout << Hasil penjumlahan << a << dan << b << adalah << c << \n ; 13. cout << \nselesai \n ; 14. return 0; 15. } 3. Input dan Output Program komputer berfungsi mengolah dan memroses suatu data yang diinputkan menjadi informasi yang dioutputkan menjadi informasi yang dioutputkan. Statemen input dalam c++, cin dengan cara penulisannya : cin >> a; statemen output dalam c++, cout dengan cara penulisan cout << ; Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 2

3 4. Analisa Program Menganalisa bagian perbagian dan menjelaskan dari kegunaan masing-masing bagian program Contoh: #include <iostream.h> // mencari (#) preprosesor (include) file iostream.h dalam (< >) yang digunakan untuk input dan output. int main () // menjalankan fungsi main yang dipanggil secara otomatis leh sistem operasi yang akan mengembalikan nilai integer. 1. { 2. int nomer; 3. cout << Masukkan suatu angka ; 4. cin >> nomer; 5. cout << Angkanya adalah << number; 6. return 0; 7. } Tugas 1. Buatlah source code dari program yang memiliki algoritma sebagai berikut : a. Masukkan suatu kalimat = Hallo, ini program pertamaku b. Tulis/ tampilkan kalimat yang pernah dimasukkan 2. Analisa program tersebut. Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 3

4 Modul Bilangan Random II Tujuan praktikum: Memahami pseudo-random pada komputer dan cara membangkitkannya. Mengetahui batasan-batasan pseudo-random untuk tipe integer. Mengetahui cara memanipulasi untuk membangkitkan bilangan random tipe float menggunakan benih yang dibangkitkan dengan fungsi timer(). Mengetahui cara membangkitkan bilangan random menggunakan fungsi standard rand() dan srand() pada C. Dasar teori: Bahasa pemrograman C menyediakan fungsi librari rand() untuk membangkitkan bilangan random tipe integer antara 0 sampai dengan RAND_MAX, yang adalah harga maksimum yang bergantung pada sistem komputer yang digunakan. Pada modul 1 kita akan mencoba menggunakan fungsi rand() dan memodifikasi output yang dihasilkan. Bilangan random yang dihasilkan oleh komputer adalah pseudo-random (buatan), yang bukan benar-benar bilangan random seperti melempar uang logam dalam ilmu statistik. Output dari fungsi rand() menghasilkan bilangan random yang cukup valid namun pada implementasinya akan bergantung pada librari dari sistem komputer yang digunakan. Pada kuliah Metode Numerik akan dipelajari pentingnya pentingnya ke-random-an dari pseudo-random komputer dan aplikasinya pada bidang ilmu pengetahuan. Fungsi yang lain adalah srand(), yang berfungsi untuk inisialisasi benih untuk pseudo-random dengan rand(). Dengan benih pseudo-random yang berbeda akan dihasilkan urutan bilangan random yang berbeda pula. Batan atas urutan bilangan random RAND_MAX adalah system-dependend yang didefinisikan pada stdlib.h, dan untuk mengetahui harga batas atas bilangan integer bilangan random yang dihasilkan tersebut dapat digunakan dengan program singkat sebagai berikut: Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 4

5 1. #include <stdio.h> 2. #include <stdlib.h> 3. int main() 4. { 5. printf("%d\n", RAND_MAX); 6. return 0; 7. } (Buatlah program di atas pada komputer, lalu compile dan jalankan) Fungsi rand() mengembalikan harga-harga random tipe integer antara 0 RAND_MAX. Program di bawah ini adalah cara menggunakan fungsi rand(). 1. #include <stdio.h> 2. #include <stdlib.h> 3. int main() 4. { 5. int i; 6. for(i=0; i<5; i++) 7. { 8. printf("%d\n",rand()); 9. } 10. return 0; 11. } (Buatlah program di atas pada komputer, lalu compile dan jalankan berulang-ulang dan catat hasil outputnya). Output program di atas adalah urutan bilangan random dengan harga yang selalu sama. Hal itu disebabkan inisialisasi benih adalah identik setiap waktu. Untuk mendapatkan urutan harga random yang berbeda pada setiap program tersebut dijalankan anda dapat menggunakan fungsi time() untuk membangkitkan benih dengan fungsi srand(). Fungsi srand() menggunakan unsigned int sebagai argument dan me-set benih random yang akan dipakai untuk membangkitkan bilangan random dengan rand(). Pada banyak aplikasi, penggunaan fungsi time() untuk membangkitkan benih adalah cara yang baik dan valid. Modifikasi program anda sehingga menjadi program di bawah ini: 1. #include <stdio.h> 2. #include <stdlib.h> 3. #include <time.h> 4. int main() Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 5

6 5. { 6. int i; 7. /* set benih untuk rand() */ 8. srand((unsigned)time(null)); 9. for(i=0; i<5; i++) { 10. printf("%d\n", rand()); 11. } 12. return 0; 13. } Untuk membangkitkan bilangan random pada range tertentu dapat dilakukan dengan cara me-map bilangan integer yang dikembalikan oleh fungsi rand(). Dua program berikut membangkitkan bilangan random tipe float. 1. #include <stdio.h> 2. #include <stdlib.h> 3. #include <time.h> 4. int main() 5. { 6. float x; 7. int i; 8. /* set benih untuk rand() */ 9. srand((unsigned)time(null)); 10. for(i=0; i<5; i++) { 11. x = (float) rand()/(rand_max); 12. printf("%f\n", x); 13. } 14. return 0; 15. } (Buatlah kedua program tersebut, lalu compile dan jalankan. Perhatikan dan catat output dari masing-masing program). Tugas: Buatlah program dengan fungsi rand() untuk membangkitkan bilangan random antara 0 dan 99. Kemudian modifikasi program anda agar keluar dari loop pada saat bilangan random yang dibangkitkan melampui angka 88. Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 6

7 Modul Operasi Matrix III Tujuan praktikum: Mengetahui cara inisialisasi dan memanipulasi data elemen dari sebuah matrix Dapat melakukan operasi matrix, penambahan, pengurangan, perkalian, inverse dll. dengan program komputer Dapat menggunakan array 2D pada C untuk melakukan operasi matrix Dasar teori: Sebuah matrix terdiri dari array segiempat dari elemen-elemen yang ditandai dengan simbul [A]. Individual elemen-elemen dari sebuah matrix [A] dinotasikan dengan a ij. Set dari elemen-elemen horizontal disebut baris dan set dari elemen-elemen vertikal disebut kolom. Dengan demikian sebuah program matrix dapat diimplementasikan menggunakan array 2D. Contoh: int a[2][3]; a[0][0] a[0][1] a[0][2] a[1][0] a[1][1] a[1][2] Array 2D adalah array dari arrays, sehingga deklarasi di atas adalah array dari dua array integer. Matrix di atas mempunyai jumlah baris 2 dan jumlah kolom 3. Berikut adalah contoh program untuk mengisi data elemen-elemen 1 s/d 6 dan me-print elemen-elemen dalam baris dan kolomnya. 1. #include<iostream.h> 2. #include<conio.h> 3. void main(){ 4. clrscr(); 5. int a[3][3]; 6. int b[3][3]; 7. int c[3][3]; 8. int i,j; 9. for (i=1;i<3;i++) { 10. for (j=1;j<3;j++) { 11. cout << "Masukkan elemen matrik A " << i << "," << j << " : "; 12. cin >> a[i][j]; 13. } 14. } Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 7

8 15. cout << "Matrik A : " <<endl; 16. for (i=1;i<3;i++) { 17. for (j=1;j<3;j++) { 18. cout << a[i][j] << " "; 19. } 20. cout << endl; 21. } 22. } Penambahan atau pengurangan dua buah matrix [A] dan [B] dapat dilakukan dengan cara menambahkan atau mengurangkan masing elemen yang bersesuaian dari tiap-tiap matrix [A] dan [B] tersebut. [C] = [A] + [B] cij aij bij [C] = [A] [B] cij aij bij Program penambahan dua buah matrix 2 x 2. Pada program penambahan matrix di bawah terdapat dua buah function mat_read (int mat[2][2]) dan function mat_print (int mat[2][2]) belum dibuat. Buatlah sendiri kedua function tersebut dengan mengacu potongan program di atas dan kemudian selesaikan program penambahan dua buah matrix di bawah. Program untuk menambah dua matrix 2 x 2: 1. #include<iostream.h> 2. #include<conio.h> void main(){ 5. clrscr(); 6. int a[3][3]; 7. int b[3][3]; 8. int c[3][3]; 9. int i,j; for (i=1;i<3;i++) { 12. for (j=1;j<3;j++) { cout << "Masukkan elemen matrik A " << i << "," << j << " : "; 15. cin >> a[i][j]; 16. } 17. } cout << "Matrik A : " <<endl; 20. for (i=1;i<3;i++) { 21. for (j=1;j<3;j++) { Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 8

9 22. cout << a[i][j] << " "; } 25. cout << endl; 26. } for (i=1;i<3;i++) { 29. for (j=1;j<3;j++) { cout << "Masukkan elemen matrik B " << i << "," << j << " : "; 32. cin >> b[i][j]; 33. } 34. } cout << "Matrik B : " <<endl; 37. for (i=1;i<3;i++) { 38. for (j=1;j<3;j++) { cout << b[i][j] << " "; } 43. cout << endl; 44. } for (i=1;i<3;i++) { 47. for (j=1;j<3;j++) { 48. c[i][j]=a[i][j]+b[i][j]; 49. } 50. } cout << "Matrik C : " << endl; 53. for (i=1;i<3;i++) { 54. for (j=1;j<3;j++) { 55. cout << c[i][j] << " "; 56. } 57. cout << endl; 58. } 59. } Perkalian sebuah matrix [A]: m x n, dengan bilangan skalar c, dapat dihitung sebagai berikut: c a 11 c a c a 1n [B] = c [A] = c a 21 c a c a 2n c a m1 c a m2... c a mm Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 9

10 Sedang perkalian dua buah matrix [C] = [A] [B] dapat dilakukan dengan persamaan sebagai berikut (ingat jumlah baris-kolom dari matrik [C]). c ij n k 1 a ik b kj Inverse dari sebuah matrix [A] adalah [A] -1 yang dapat dihitung sebagai berikut: [A] [A] -1 = [A] -1 [A] = [I] dengan [I] adalah matrix identitas. Untuk matrix inversi dari matrix 2 x 2 inverse matrix dapat dihitung dengan jauh lebih sederhana sebagai berikut. [ A ] a a a 12 a 21 a a a a Tugas: Buat program perkalian matrix 2 x 2 dengan bilangan skalar c yang dapat divariasi. Kemudian tentukan matrix inverse dari matrix 2 x 2 tersebut. Buat program perkalian matrix persegi m x n dengan m dan n = 4. Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 10

11 Modul Metode Jacobi IV Tujuan praktikum: Dapat memahami penyelesaian sistem persamaan linear dimensi banyak dengan iterasi Jacobi. Memahami metode trial-and-error dengan metode Jacobi. Dapat membuat program metode numerik Jacobi untuk mencari akar-akar persamaan linear suku banyak. Dasar teori: Metode Jacobi merupakan salah satu metode penyelesaian sistem persamaan linear (baca: matriks) berdimensi banyak (baca: lebih dari 2). Untuk matriks dengan dimensi kecil (kurang atau sama dengan dua), lebih efektif diselesaikan dengan aturan eliminasi atau metode Cramer. Sistem persamaan linear dapat di-representasikan (dimodelkan) dalam bentuk matriks sebagai berikut: Sebagai contoh: 3x1 + x2 - x3 = 5 4x1 + 7x2-3x3 = 20 2x1-2x2 + 5x3 = 10 dapat di-representasikan sebagai: Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 11

12 Tujuannya supaya mudah untuk diselesaikan secara matematis. Aturan Jacobi: Iterasi Jacobi memiliki rumus persamaan sebagai berikut: atau Iterasi berakhir jika: Atau perhitungan saat ini tidak berbeda jauh (baca: mirip) dengan perhitungan sebelumnya. Jika di-implementasikan ke contoh di atas menjadi: Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 12

13 Jika inisialisasi nilai awal x1, x2 dan x3 = 0, maka: Iterasi berikutnya ditunjukkan pada tabel berikut ini: Jika diperhatikan pada tabel di atas, nilai x1, x2 dan x3 semakin stabil (perbedaan nilai saat ini dengan nilai sebelumnya semakin kecil). Proses ini dapat diteruskan sesuka hati sampai diperoleh toleransi error yang diinginkan. Menulis Kode Program Iterasi Jacobi 1. #include<iostream.h> 2. void main() 3. { 4. int i, j, k, l, ukuran, iterasi; 5. float f[10], a[10][10],b[10],x[10], toleransi, sigma[10]; 6. Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 13

14 7. //input ukuran matrik 8. cout << "Masukkan besar matriks : "; 9. cin >> ukuran; Step #4 : Input matriks A dan matriks B //masukkan matrik a 14. for (i=1;i<=ukuran;i++){ 15. for (j=1;j<=ukuran;j++){ 16. cout << "Masukkan a[" << i << "][" << j << "] = "; 17. cin >> a[i][j]; 18. } 19. } //masukkan matrik b 22. for (i=1;i<=ukuran;i++){ 23. cout << "Masukkan elemen matrik b[" << i << "] = "; 24. cin >> b[i]; 25. } //inisialisasi nilai awal 28. for (i=1;i<=ukuran;i++){ 29. x[i]=0; 30. } toleransi = 10; 33. iterasi = 0; while (toleransi > ) 36. { 37. iterasi++; 38. cout << " \n"; 39. cout << "iterasi ke " << iterasi << endl; if (iterasi > 50) 42. break; //menghitung jumlah total sigma 46. for (k=1;k<=ukuran;k++) { 47. sigma[k] = 0; 48. for (l=1;l<=ukuran;l++) { if (k!= l) { 51. sigma[k] = sigma[k] + (a[k][l]*x[l]); 52. } // tutup if k!= l 53. } // tutup for l f[k] = (b[k] - sigma[k])/a[k][k]; 56. cout << "x[" << k << "] = " << f[k] << endl; 57. } // tutup for k 58. Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 14

15 59. toleransi = (f[1]-x[1])+(f[2]-x[2])+(f[3]-x[3]); 60. if (toleransi < 0) { 61. toleransi *= -1; 62. } for (i=0;i<=ukuran;i++) { 65. x[i] = f[i]; 66. } } //tutup while 69. } //tutup void Latihan: 1. Ujilah Program di atas dengan beberapa matrik dengan beberapa dimensi. 2. Lakukan analisis program di atas Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 15

16 Modul Metode Bisection V Tujuan praktikum: Dapat memahami penyelesaian persamaan f(x) = 0 dan mencari akar-akar persamaannya dengan metode penggambaran grafis. Memahami metode trial-and-error dengan metode Bisection untuk mencari akarakar persamaan f(x) = 0. Dapat membuat program metode numerik Bisection untuk mencari akar-akar persamaan f(x) = 0. Dasar teori: Metode paling sederhana untuk mencari akar-akar persamaan f(x) = 0 adalah dengan me-plot fungsi yang dicari akar-akarnya. Akar-akar persamaan adalah harga-harga f(x) yang memotong sumbu x. Metode ini biasa disebut metode grafis. Contoh: Gunakan metode grafis untuk menentukan koefisien penurunan parasut c yang turun dengan massa m = 68.1 kg, kecepatan v = 40 m/s, pada waktu turun t = 10 detik. Grafitasi bumi adalah g = 9.8 m/detik2. gm c ( c / m) t Persamaan: f ( c) 1 e v f(c) c (ordinat) f(c) (absis) Akar persamaan c Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 16

17 Akar persamaan didapatkan c = Cara mengecek kebenaran dari estimasi grafis di atas adalah dengan memasukkan kembali harga tersebut ke dalam persamaannya f (14.75) (14.75) 1 e Anda juga dapat mengecek validitasnya dengan mencari harga kecepatannya. v.8(68.1) (14.75 / 68.1) 1 e yang harganya mendekati kecepatan jatuh parasut v = 40 m / detik. Metode Bisection: Secara umum jika f(x) adalah berharga real dan kontinyu pada interval x x dan l u harga-harga f x ) dan f x ) mempunyai tanda yang berbeda, maka berlaku ( l ( u persamaan f ( x ) f ( x ) 0. Dan paling tidak akan ada satu persamaan yang berharga l u di antara x x. l u Mencari akar-akar persamaan dengan metode Bisection adalah dengan membagi dua interval x x kemudian mencari akar-akarnya pada tiap-tiap interval, lalu membagi l u dua kembali interval yang memuat akar-akar persamaannya. Step-step algoritma dari metode Bisection adalah sebagai berikut: Pilih harga rendah x l dan harga tinggi x u di mana akar-akar persamaanya akan termuat di antaranya. Tentukan estimasi akar persamaan x r xl xu 2 Evaluasi hasilnya dengan cara sebagai berikut: a. Jika f ( x ) f ( x ) 0, maka akar persamaan yang dicari ada pada interval l u bawah. Maka set x x dan kembali ke step 2. u r b. Jika f ( x ) f ( x ) 0, maka akar persamaan yang dicari ada pada interval l u atas. Maka set x x dan kembali ke step 2. l r c. Jika f ( xl ) f ( xu ) 0, maka akar persamaan yang dicari adalah x r. Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 17

18 Program mencari akar persamaan dengan metode Bisection: /* User perlu memdefinisikan fungsi yang dicari akarnya sebagai fungsi pada program dengan nama: ffunction. Contoh diberikan pada program ini. */ 1. #include<iostream.h> 2. void main() { 3. float a,b,c,fa,fb,fc,konvergensi; 4. int iterasi; cout << "Masukkan Nilai A : "; 7. cin >> a; 8. cout << "Masukkan Nilai B : "; 9. cin >> b; konvergensi=1; 12. iterasi=0; 13. while (konvergensi > ) 14. { 15. c=(a+b)/2; fa=(2*a)+3; 18. fb=(2*b)+3; 19. fc=(2*c)+3; if ((fc*fb) > 0) 22. b=c; 23. else 24. a=c; konvergensi=a-b; 27. if (konvergensi < 0) 28. konvergensi=konvergensi*-1; iterasi++; 31. } cout << "Jumlah iterasi : " << iterasi << endl; 34. cout << "Akar persamaan : " << a <<endl; } Tugas: Buatlah program untuk mencari akar-akar persamaan pada metode grafis di atas menggunakan metode Bisection. Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 18

19 Modul Metode Secant VI Tujuan praktikum: Mempelajari pemrograman komputer untuk menyelesaikan persamaan linear simultan Mempelajari teknik metode secant untuk menyelesaikan persamaan non linear Dasar teori: Metode Secant Metode ini juga pengembangan dari metode Interpolasi Linier. Metode ini dapat disebut metode Ekstrapolasi Linier. Pada metode ini fungsi f(x 1 ) tidak perlu berlawanan tanda dengan f(x 2 ), namun dipilih dua harga yang dekat dengan akar sebenarnya yang ditunjukkan oleh fungsi dari kedua titik tersebut. Algoritma dari metode ini adalah : 1. Memilih harga pendekatan awal, x 1 dan x Menentukan harga x 3 x 2 ( x 2 f ( x2) x1 ) ( f ( x ) f ( x )) Jika f(x 3 ) toleransi, maka harga x 3 adalah harga x yang dicari, bila tidak dilanjutkan ke tahap 4. baru 4. Jika f(x 1 ) > f(x 2 ), maka x 1 = x 2, jika tidak maka x baru 1 = x 1. Kemudian menentukan harga x baru 2 = x 3, dan kembali ke tahap 2. Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 19

20 Latihan: 1. #include<iostream.h>; 2. void main() 3. { 4. float x1,x2,x3,y1,y2,toleransi; 5. int iterasi; 6. cout << "Masukkan X1 : "; 7. cin >> x1; 8. cout << "Masukkan X2 : "; 9. cin >> x2; 10. toleransi=2; 11. iterasi=1; 12. x3=0; 13. while (toleransi > ) { cout << "Iterasi " << iterasi << endl; 16. cout << "X2 = " << x2 << endl; 17. cout << "X3 = " << x3 << endl; y1=x1*x1-10; 20. y2=x2*x2-10; x3=(-(y1*x2)+(y2*x1))/(y2-y1); 23. cout << "X3 : " << x3 << endl; toleransi=(x3*x3)-10; 26. if (toleransi<0) { 27. toleransi*=-1; 28. } 29. cout << "Toleransi = " << toleransi << endl; 30. x1=x2; 31. x2=x3; iterasi++; 34. } 35. cout << "Akar Persamaan = " << x3 << endl; 36. } Tugas: 1. Pilih input persamaan yang sesuai sehingga program di atas dapat dijalankan 2. Tulis jawaban dari persamaan anda dalam selembar kertas dan dikumpulkan pada akhir praktikum Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 20

21 Modul Metode Regula Falsi VII Tujuan praktikum: Mempelajari pemrograman komputer untuk menyelesaikan persamaan non linear dengan metode regula falsi Dasar teori: Metode biseksi dapat diperbaiki apabila proses penetuan interval tidak perlu setengah dari interval sebelumnya. Jika bisa dicari interval yang lebih baik maka proses penyelesaian akan memakan waktu yang lebih cepat dengan jumlah iterasi yang lebih sedikit. Metode regula falsi titik xc ditentukan dari perpotongan garis linear g(x) yang menghubungkan f(xa) dan f(xb) dengan y=0 Perhatikan grafik berikut: Xc dicari dengan persamaan : x x c a f ( x a f ( x b )( x b ) x f ( x a a ) ) Sama dengan metode biseksi jika f(xc)*f(xb)<0 maka xb=xc Jika f(xc)*f(xb)>0 maka xa=xc. Pada gambar dengan bertambahnya iterasi, nilai xc akan konvergen ke akar persamaan (penyelesaian). Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 21

22 Proses iterasi berhenti jika selisih nilai xc pada suatu iterasi dengan xc pada iterasi sebelumnya kurang dari nilai toleransi error yang diberikan Latihan: Tugas: 1. #include<iostream.h>; 2. void main() 3. { 4. float x1,x2,x3,y1,y2,toleransi; 5. int iterasi; 6. cout << "Masukkan X1 : "; 7. cin >> x1; 8. cout << "Masukkan X2 : "; 9. cin >> x2; 10. toleransi=2; 11. iterasi=1; 12. x3=0; 13. while (toleransi > ) { cout << "Iterasi " << iterasi << endl; 16. cout << "X2 = " << x2 << endl; 17. cout << "X3 = " << x3 << endl; y1=x1*x1-10; 20. y2=x2*x2-10; x3= cout << "X3 : " << x3 << endl; toleransi=(x3*x3)-10; 27. if (toleransi<0) { 28. toleransi*=-1; 29. } 30. cout << "Toleransi = " << toleransi << endl; 31. x1=x2; 32. x2=x3; iterasi++; 35. } 36. cout << "Akar Persamaan = " << x3 << endl; 37. } 3. Pilih input persamaan yang sesuai sehingga program di atas dapat dijalankan 4. Tulis jawaban dari persamaan anda dalam selembar kertas dan dikumpulkan pada akhir praktikum Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 22

23 Modul Persamaan Diferensial VIII Tujuan praktikum: Mahasiswa mampu menyelesaikan persamaan-persamaan diferensial biasa beserta masalah syarat awalnya. Mahasiswa mampu menyelesaikan sistem linear beserta masalah syarat awalnya. Mahasiswa dapat melakukan studi lanjut tentang persamaan diferensial. Dasar teori: Persamaan diferensial adalah hubungan antara sekelompok fungsi dengan turunanturunannya. Persamaan diferensial biasa adalah sebuah persamaan diferensial yang menghubungkan fungsi dengan sebuah variabel ke turunannya terhadap variabel itu sendiri 1. #include<iostream.h> 2. #include<math.h> 3. void main() 4. { 5. int a,i,derajat; 6. float hasil,hasil1,x,koef[6],koef1[6]; 7. cout << "Masukkan derajat tertinggi dari persamaan : "; 8. cin >> derajat; 9. cout << "Masukkan nilai x : "; 10. cin >> x; 11. for (i=derajat;i>=0;i--) 12. { 13. cout << "Masukkan koef dari x^"<< i << " : "; 14. cin >> koef[i]; 15. } 16. cout << "Persamaan yang anda masukkan adalah :\n "; 17. cout << "f(x) = "; 18. hasil=0; 19. for (i=derajat;i>=1;i--) 20. { 21. cout << koef[i] << "x^" <<i<< " + "; 22. hasil+=(koef[i]*pow(x,i)); 23. } 24. cout << koef[0]<< "\n"; 25. hasil+=koef[0]; 26. cout << "f(" <<x<< ") : " << hasil <<endl; cout << endl; 29. cout << "Turunan dari persamaan adalah : " <<endl; 30. cout << "f`(x) = "; Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 23

24 31. hasil1=0; 32. for (a=derajat-1;a>=1;a--) 33. { 34. koef1[a]=koef[a+1]*(a+1); 35. cout << koef1[a] <<"x^" << a << " + "; 36. hasil1+=(koef1[a]*pow(x,a)); 37. } 38. cout << koef[1] << endl; 39. hasil1+=koef[1]; 40. cout << "f`(" <<x<< ") : " << hasil1 <<endl; 41. } Tugas: 1. Amati program di atas, jalankan dengan memasukkan data beberapa derajat pangkat dan koefisien masing-masing pangkat tersebut 2. Tulis persamaan dan jawaban (hasil turunan) dan dikumpulkan pada akhir praktikum Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 24

25 Modul Iterasi Newton IX Tujuan praktikum: Mahasiswa mampu menyelesaikan persamaan-persamaan non linear dengan metode iterasi regula falsi Dasar teori: Metode Newton-Raphson Metode ini menggunakan fungsi derivatif sebagai fungsi garis singgung. Algoritma dari metode ini adalah : 1. Memilih harga pendekatan awal, x Menentukan harga x 2 x 1 f ( x1 ) f '( x ) 1 3. Jika f(x 2 ) toleransi, maka harga x 2 adalah harga x yang dicari, bila tidak dilanjutkan ke tahap Menetukan harga x 1 baru = x 2. Kemudian kembali ke tahap 2. Latihan: 1. #include<iostream.h>; 2. #include<math.h>; Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 25

26 Tugas: 3. void main() 4. { 5. float x1,x2,toleransi; 6. int iterasi; 7. cout << "Masukkan X1 : "; 8. cin >> x1; toleransi=2; 11. iterasi=1; 12. x2=0; while (toleransi > ) { cout << "Iterasi " << iterasi << endl; 17. cout << "X1 = " << x1 << endl; x2=x1-((((2*x1*x1)-(10*x1)+12))/((4*x1)-10)); 20. cout << "X2 : " << x2 << endl; toleransi=(x2-x1); 23. if (toleransi<0) 24. { 25. toleransi*=-1; 26. } 27. cout << "Toleransi = " << toleransi << endl; 28. x1=x2; iterasi++; 31. } 32. cout << "Akar Persamaan = " << x2 << endl; 33. } 1. Amati program di atas, jalankan dengan persamaan yang dapat diinput. Modul Praktikum Komputasi Numerik, Teknik Informatika, STTA Yogyakarta 26

Pengenalan bahasa pemrograman C++

Pengenalan bahasa pemrograman C++ Pengenalan bahasa pemrograman C++ 1 Tujuan Praktikum : a Mahasiswa dapat mengenal bahasa pemrograman C++ b Mahasiswa dapat membuat source code, Struktur Program di C++ dan fungsi dari bahasa C++ c Mahasiswa

Lebih terperinci

MOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2.

MOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2. KOMPUTASI NUMERIS Teknik dan cara menyelesaikan masalah matematika dengan pengoperasian hitungan Mencakup sejumlah besar perhitungan aritmatika yang sangat banyak dan menjemukan Diperlukan komputer MOTIVASI

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. MODUL I - VIII Modul penuntun dan bahan praktikum matakuliah algoritma dan pemograman

MODUL PRAKTIKUM. MODUL I - VIII Modul penuntun dan bahan praktikum matakuliah algoritma dan pemograman I - VIII Modul penuntun dan bahan praktikum matakuliah algoritma dan pemograman Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji ALGORITMA DAN PEMOGRAMAN I. ALGORITMA II. BAHASA

Lebih terperinci

METODE NUMERIK SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR

METODE NUMERIK SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR METODE NUMERIK SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR Metode Biseksi Ide awal metode ini adalah metode table, dimana area dibagi menjadi N bagian. Hanya saja metode biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian, dari

Lebih terperinci

METODE NUMERIK. Akar Persamaan (2) Pertemuan ke - 4. Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom

METODE NUMERIK. Akar Persamaan (2) Pertemuan ke - 4. Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom METODE NUMERIK Pertemuan ke - 4 Akar Persamaan (2) Metode Akar Persamaan Metode Grafik Metode Tabulasi Metode Setengah Interval Metode Regula Falsi Metode Newton Rephson Metode Iterasi bentuk = g() Metode

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Mohamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA Searching ( Pencarian ) Modul III

LAPORAN PRAKTIKUM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA Searching ( Pencarian ) Modul III LAPORAN PRAKTIKUM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA Searching ( Pencarian ) Modul III UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH PRAKTIKUM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA yang dibina oleh Bapak Didik Dwi Prasetya Oleh: Adhe

Lebih terperinci

BAB XI ARRAY (LARIK)

BAB XI ARRAY (LARIK) BAB XI ARRAY (LARIK) 1. PENDAHULUAN Bab ini memiliki kompetensi dasar untuk mendefinisikan dan menggunakan tipe data array. Tipe data array adalah salah satu tipe terstruktur dalam pemrograman. Tipe data

Lebih terperinci

Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier

Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. 2 Persamaan Non Linier penentuan

Lebih terperinci

BAB I. LARIK (ARRAY) Array (larik) ialah penampung sejumlah data sejenis (homogen) yang menggunakan satu identifier (pengenal).

BAB I. LARIK (ARRAY) Array (larik) ialah penampung sejumlah data sejenis (homogen) yang menggunakan satu identifier (pengenal). BAB I. LARIK (ARRAY) Array (larik) ialah penampung sejumlah data sejenis (homogen) yang menggunakan satu identifier (pengenal). Masing-masing elemen larik diakses menggunakan indeks (subscript) dari nol

Lebih terperinci

Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari. Contoh :

Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari. Contoh : AKAR PERSAMAAN NON LINEAR Persamaan hingga derajat dua, masih mudah diselesaikan dengan cara analitik. Contoh : a + b + c = 0 Solusi : 1 = b ± b 4 ac a Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari.

Lebih terperinci

PERSAMAAN NON LINIER

PERSAMAAN NON LINIER PERSAMAAN NON LINIER Obyektif : 1. Mengerti penggunaan solusi persamaan non linier 2. Mengerti metode biseksi dan regulafalsi 3. Mampu menggunakan metode biseksi dan regula falsi untuk mencari solusi PENGANTAR

Lebih terperinci

SOAL C++ Created by Yuli Astuti,S.Kom Copyright 2009

SOAL C++ Created by Yuli Astuti,S.Kom Copyright 2009 SOAL C++ 1. Penulisan Preprocessor yang benar di awali dengan tanda pound atau tanda : a. # c. @ b. & d. = 2. Contoh penulisan file header yang benar yaitu : a. &include c. =include

Lebih terperinci

Array ARRAY BERDIMENSI SATU. Representasi (Pemetaan) di memori. Lihat gambar dibawah ini, nilai data A (18) dismpan mulai dari alamat 1136 di memori.

Array ARRAY BERDIMENSI SATU. Representasi (Pemetaan) di memori. Lihat gambar dibawah ini, nilai data A (18) dismpan mulai dari alamat 1136 di memori. Array Linear Array (biasa disebut Array) adalah salah satu bentuk struktur data yang bersifat Linear (continue). Nilai data Array harus homogen (bertipe data sama). Array merupakan koleksi data dimana

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA S1-TI ALGORITMA & PEMROGRAMAN MODUL VI ARRAY ( LARIK) SEM I WAKTU 100 MNT I. STRUKTUR DASAR ARRAY Array merupakan kumpulan dari

Lebih terperinci

Ilustrasi Persoalan Matematika

Ilustrasi Persoalan Matematika Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa (engineering), seperti

Lebih terperinci

METODE NUMERIK. Akar Persamaan (1) Pertemuan ke - 3. Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom

METODE NUMERIK. Akar Persamaan (1) Pertemuan ke - 3. Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom METODE NUMERIK Pertemuan ke - 3 Akar Persamaan (1) Metode Akar Persamaan Metode Grafik Metode Tabulasi Metode Setengah Interval Metode Regula Falsi Metode Newton Rephson Metode Iterasi bentuk x = g(x)

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN

MODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN MODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN JURUSAN INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2012 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 KATA PENGANTAR... 2 PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Metode Numerik. Persamaan Non Linier

Metode Numerik. Persamaan Non Linier Metode Numerik Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. Persamaan Non Linier penentuan akar-akar

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier

Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. Persamaan Non Linier penentuan akar-akar persamaan

Lebih terperinci

BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER

BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER 3.. Permasalahan Persamaan Non Linier Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar persamaan non linier.dimana akar sebuah persamaan f(x =0 adalah

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA S1-TI ALGORITMA & PEMROGRAMAN MODUL V STRUKTUR KONTROL PERULANGAN SEM I WAKTU 100 MNT I. STRUKTUR PERULANGAN Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

Algoritme dan Pemrograman

Algoritme dan Pemrograman Algoritme dan Pemrograman Kuliah #7 dan #8 Array Program Menghitung Rataan 3 Nilai #include int nilai1, nilai2, nilai3; float rataan; void main() printf ( Masukkan nilai 1 );scanf( %d,&nilai1);

Lebih terperinci

a. Array berdimensi satu o Setiap elemen array dapat diakses melalui indeks. o Indeks array (subscript) secara default dimulai dari 0.

a. Array berdimensi satu o Setiap elemen array dapat diakses melalui indeks. o Indeks array (subscript) secara default dimulai dari 0. Keg. Pembelajaran 6 : Larik atau Array [] dalam C++ 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran ini mahasiswa akan dapat : 1) Memahami konsep array dalam pemrogram

Lebih terperinci

Pengenalan Array. Array Satu Dimensi

Pengenalan Array. Array Satu Dimensi Bab 1 Array/ Larik Pengenalan Array Array adalah suatu data terstruktur yang terdiri dari sejumlah elemen yang memiliki tipe data yang sama. Elemen-elemen array tersusun secara sekuensial dalam memori

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier 1

Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. 2 Persamaan Non Linier Penentuan akar-akar persamaan

Lebih terperinci

ARRAY PENGANTAR PROGRAM STUDI. Institut Teknologi Sumatera

ARRAY PENGANTAR PROGRAM STUDI. Institut Teknologi Sumatera ARRAY PENGANTAR PROGRAM STUDI Institut Teknologi Sumatera TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami konsep dan cara kerja array Mahasiswa mampu membuat program sederhana menggunakan array satu dimensi PRE

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier

Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier MK: METODE NUMERIK Oleh: Dr. I GL Bagus Eratodi FTI Undiknas University Denpasar Persamaan Non Linier Metode Tabulasi Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode

Lebih terperinci

PENGENALAN BAHASA C DAN C++

PENGENALAN BAHASA C DAN C++ PRAKTIKUM KE 1 PENGENALAN BAHASA C DAN C++ TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mengetahui sejarah bahasa C dan C++. 2. Praktikan mengerti struktur program bahasa C / C++. 3. Praktikan mengerti konsep tipe data

Lebih terperinci

REVIEW ARRAY. Institut Teknologi Sumatera

REVIEW ARRAY. Institut Teknologi Sumatera REVIEW ARRAY DASAR PEMROGRAMAN Institut Teknologi Sumatera TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa mengingat kembali konsep dan cara kerja array Mahasiswa mampu membuat program menggunakan array PRE TEST Tuliskan,

Lebih terperinci

[ 1 1 PENDAHULUAN SCILAB. Modul Praktikum Metode Numerik. 1. Struktur Scilab

[ 1 1 PENDAHULUAN SCILAB. Modul Praktikum Metode Numerik. 1. Struktur Scilab PENDAHULUAN SCILAB 1. Struktur Scilab Program Scilab sudah memiliki text editor di dalamnya. Perintah/kode program Scilab dapat dituliskan di dalam window Scilab Execution (Scilex) ataupun di window Scipad

Lebih terperinci

Studi Kasus Penyelesaian Pers.Non Linier. Studi Kasus Non Linier 1

Studi Kasus Penyelesaian Pers.Non Linier. Studi Kasus Non Linier 1 Studi Kasus Penyelesaian Pers.Non Linier Studi Kasus Non Linier 1 Contoh Kasus Penyelesaian persamaan non linier terkadang muncul sebagai permasalahan yang terpisah, tetapi terkadang pula muncul sebagai

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2016/2017 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Persamaan Nonlinier Solusi persamaan

Lebih terperinci

Sequential Search (Linear Search)

Sequential Search (Linear Search) 1. Tujuan Instruksional Umum BAB 3 Searching (Pencarian) a. Mahasiswa mampu melakukan perancangan aplikasi menggunakan Struktur Searching (Pencarian). b. Mahasiswa mampu melakukan analisis pada algoritma

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman Lanjut. Pertemuan Ke-2 Array (Larik)

Algoritma dan Pemrograman Lanjut. Pertemuan Ke-2 Array (Larik) Algoritma dan Pemrograman Lanjut Pertemuan Ke-2 Array (Larik) Disusun Oleh : Wilis Kaswidjanti, S.Si., M.Kom. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Lebih terperinci

Studi Pencarian Akar Solusi Persamaan Nirlanjar Dengan Menggunakan Metode Brent

Studi Pencarian Akar Solusi Persamaan Nirlanjar Dengan Menggunakan Metode Brent Studi Pencarian Akar Solusi Persamaan Nirlanjar Dengan Menggunakan Metode Brent Tommy Gunardi / 13507109 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

ARRAY / LARIK. Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM. Smart, Trustworthy, And Teamwork

ARRAY / LARIK. Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM. Smart, Trustworthy, And Teamwork ARRAY / LARIK Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM Smart, Trustworthy, And Teamwork Tujuan Mahasiswa memahami makna dan kegunaan array (tabel) Mahasiswa dapat menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Gambar 1 Kurva untuk interpolasi linier. Sehingga diperoleh persamaan dari interpolasi linier sebagai berikut :

BAB II TEORI DASAR. Gambar 1 Kurva untuk interpolasi linier. Sehingga diperoleh persamaan dari interpolasi linier sebagai berikut : BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Interpolasi adalah suatu cara untuk mencari nilai di antara beberapa titik data yang telah diketahui. Di dunia nyata, interpolasi dapat digunakan untuk memperkirakan

Lebih terperinci

Pertemuan ke 4. Non-Linier Equation

Pertemuan ke 4. Non-Linier Equation Pertemuan ke 4 Non-Linier Equation Non-Linier Equation Persamaan Kuadrat Persamaan Kubik Metode Biseksi Metode Newton-Rapshon Metode Secant 1 Persamaan Kuadrat Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS TINGKAT AKURASI PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER DENGAN METODE BISEKSIDAN METODE NEWTON RAPHSON

APLIKASI ANALISIS TINGKAT AKURASI PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER DENGAN METODE BISEKSIDAN METODE NEWTON RAPHSON Jurnal Dinamika Informatika Volume 6, No 2, September 2017 ISSN 1978-1660 : 113-132 ISSN online 2549-8517 APLIKASI ANALISIS TINGKAT AKURASI PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER DENGAN METODE BISEKSIDAN METODE

Lebih terperinci

MATERI IV ARRAY. Materi Praktikum Pemograman Bahasa C++ dengan menggunakan variabel Array

MATERI IV ARRAY. Materi Praktikum Pemograman Bahasa C++ dengan menggunakan variabel Array MATERI IV ARRAY Materi Praktikum Pemograman Bahasa C++ dengan menggunakan variabel Array Durasi 180 menit TIU/TIK 1. Pendahuluan 2. Deklarasi Variabel Array 3. Array Berdimensi Satu 4. Array Berdimensi

Lebih terperinci

BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR

BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR METODE GRAFIK DAN TABULASI A. Tujuan a. Memahami Metode Grafik dan Tabulasi b. Mampu Menentukan nilai akar persamaan dengan Metode Grafik dan Tabulasi c. Mampu membuat

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman & Struktur Data

Algoritma Pemrograman & Struktur Data MODUL PERKULIAHAN Algoritma Pemrograman & Struktur Data Stack Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Informatika Komputer 04 87042 Abstract Penjelasan mengenai stack dan penggunaannya

Lebih terperinci

Fungsi 1. Ekohariadi FT Unesa

Fungsi 1. Ekohariadi FT Unesa Fungsi 1 Ekohariadi FT Unesa Fungsi Pustaka Standar Pustaka C Standar merupakan kumpulan fungsi yang sudah ditentukan yang diases melalui file header. Fungsi matematika yang umum didefinisikan di header

Lebih terperinci

a[0] a[1] a[2] a[3] a[4] a[5] x

a[0] a[1] a[2] a[3] a[4] a[5] x Array Algoritme dan Pemrograman Kuliah #8 Array Dalam matematika dikenal variabel berindeks x 0, x 1, x 2,, x n-1. Angka 0, 1, 2,, n-1 pada variabel x disebut sebagai indeks atau subscript. Variabel berindeks

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE II. Array (Part II) Tim Pengajar KU Institut Teknologi Sumatera

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE II. Array (Part II) Tim Pengajar KU Institut Teknologi Sumatera PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE II Array (Part II) Tim Pengajar KU1102 - Institut Teknologi Sumatera Tujuan Mahasiswa mampu memahami proses-proses yang dapat dilakukan terhadap array. Mahasiswa dapat menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV. Pencarian Akar Persamaan Tak Linier. FTI-Universitas Yarsi

BAB IV. Pencarian Akar Persamaan Tak Linier. FTI-Universitas Yarsi BAB IV Pencarian Akar Persamaan Tak Linier i 1 Pendahuluan Salah satu masalah dalam matematika & teknik Akar dari f() adalah sehingga f() = 0. Secara geometris, ajar dari f() adalah nilai sehingga kurva

Lebih terperinci

BAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN

BAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN 1 BAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN Dalam banyak usaha pemecahan permasalahan, seringkali harus diselesaikan dengan menggunakan persamaan-persamaan matematis, baik persamaan linier, persamaan kuadrat,

Lebih terperinci

Pengantar Metode Numerik

Pengantar Metode Numerik Pengantar Metode Numerik Metode numerik adalah teknik dimana masalah matematika diformulasikan sedemikian rupa sehingga dapat diselesaikan oleh pengoperasian matematika. Metode numerik menggunakan perhitungan

Lebih terperinci

MODUL 1. Command History Window ini berfungsi untuk menyimpan perintah-perintah apa saja yang sebelumnya dilakukan oleh pengguna terhadap matlab.

MODUL 1. Command History Window ini berfungsi untuk menyimpan perintah-perintah apa saja yang sebelumnya dilakukan oleh pengguna terhadap matlab. MODUL 1 1. Pahuluan Matlab merupakan bahasa pemrograman yang hadir dengan fungsi dan karakteristik yang berbeda dengan bahasa pemrograman lain yang sudah ada lebih dahulu seperti Delphi, Basic maupun C++.

Lebih terperinci

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar :

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar : Akar-Akar Persamaan Definisi akar : Suatu akar dari persamaan f(x) = 0 adalah suatu nilai dari x yang bilamana nilai tersebut dimasukkan dalam persamaan memberikan identitas 0 = 0 pada fungsi f(x) X 1

Lebih terperinci

ARRAY DIMENSI 1 & 2. Array dapat didefinisikan sebagai suatu himpunan hingga elemen yang terurut dan homogen.

ARRAY DIMENSI 1 & 2. Array dapat didefinisikan sebagai suatu himpunan hingga elemen yang terurut dan homogen. Pertemuan 2 ARRAY DIMENSI 1 & 2 Array atau Larik merupakan Struktur Data Sederhana yang dapat didefinisikan sebagai pemesanan alokasi memory sementara pada komputer. Array dapat didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

Praktikum 7. Pengurutan (Sorting) Insertion Sort, Selection Sort POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: DASAR TEORI:

Praktikum 7. Pengurutan (Sorting) Insertion Sort, Selection Sort POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: DASAR TEORI: Praktikum 7 Pengurutan (Sorting) Insertion Sort, Selection Sort POKOK BAHASAN: Konsep pengurutan dengan insertion sort dan selection sort Struktur data proses pengurutan Implementasi algoritma pengurutan

Lebih terperinci

ilmu bahasa pemrograman ilmu c++ Copyright izie ilmu c++

ilmu bahasa pemrograman ilmu c++ Copyright izie  ilmu c++ ilmu c++ Tutorial ini untuk siapa saja, walaupun anda belum pernah melakukan pemrograman, atau jika andapun berpengalaman dalam pemrograman dengan bahasa pemrograman lain tapi ingin mempelajari bahasa

Lebih terperinci

Menemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear

Menemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear Menemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear Muhtadin, ST. MT. Agenda Metode Tertutup Biseksi Regula Falsi Metode Terbuka Newton Method 3 Solusi untuk Persamaan Non Linear Akar-akar dari persamaan (y = f())

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Ujian Tengah Semester Algoritma dan Pemrograman Lanjut

Kisi-Kisi Ujian Tengah Semester Algoritma dan Pemrograman Lanjut Kisi-Kisi Ujian Tengah Semester Algoritma dan Pemrograman Lanjut 1. Pengenalan Bahasa C++ a. Elemen Bahasa C+ Bahasa C++ ditulis dari beberapa elemen, antara lain: Pernyataan Satu atau beberapa ekspresi

Lebih terperinci

BAB VII. FUNCTION. A. Pengantar Function. #include <iostream.h> #include <conio.h> { clrscr(); // detail function

BAB VII. FUNCTION. A. Pengantar Function. #include <iostream.h> #include <conio.h> { clrscr(); // detail function BAB VII. FUNCTION Dalam pemrograman, string merupakan kumpulan dari beberapa karakterkarakter. Untuk membedakan string dengan karakter, dalam C++ dibedakan penulisannya. Suatu nilai merupakan string apabila

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Persamaan Nonlinier Solusi persamaan

Lebih terperinci

Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan

Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Fakultas Teknik No. Dokumen : FT SSAP-S3-10 Program Studi Teknik Elektro No. Revisi : 02 Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Tgl.Revisi :13-07-2006 Tgl. Berlaku :13-07-2006 KOMPUTASI NUMERIK DAN SIMBOLIK

Lebih terperinci

Mulyono (NIM : ) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menghasilkan diagram alir, kode program serta keluaran

Mulyono (NIM : ) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menghasilkan diagram alir, kode program serta keluaran Mulyono (NIM : 0301060025) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menghasilkan diagram alir, kode program serta keluaran berupa tingkat ketelitian metode Biseksi dan metode Regula Falsi

Lebih terperinci

Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental

Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental Daftar Isi: 1.1 Tujuan Perkuliahan 1. Pendahuluan 1.3 Metoda Bisection 1.3.1 Definisi 1.3. Komputasi mencari akar 1.3.3 Ilustrasi 1.4 Metoda Newton-Raphson

Lebih terperinci

BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN

BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN 2.1 PENDAHULUAN Salah satu masalah yang sering terjadi pada bidang ilmiah adalah masalah untuk mencari akar-akar persamaan berbentuk : = 0 Fungsi f di sini adalah fungsi atau

Lebih terperinci

Pemrograman Dasar C. Minggu 6

Pemrograman Dasar C. Minggu 6 Pemrograman Dasar C Minggu 6 Latihan Soal Buatlah program yang meminta seseorang untuk memasukkan angka bilangan riil sebanyak 3 kali, dan program akan menampilkan jumlah total dan rata-ratanya. Bilangan

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman. Pertemuan Ke-11 Function

Algoritma dan Pemrograman. Pertemuan Ke-11 Function Algoritma dan Pemrograman Pertemuan Ke-11 Function Disusun Oleh : Wilis Kaswidjanti, S.Si.,M.Kom. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

Tugas ini berkaitan dengan Metode-metode yang ada pada komputasi numerik. Tujuan dari tugas ini adalah:

Tugas ini berkaitan dengan Metode-metode yang ada pada komputasi numerik. Tujuan dari tugas ini adalah: PENDAHULUAN Tugas ini berkaitan dengan Metode-metode yang ada pada komputasi numerik. Tujuan dari tugas ini adalah: 1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa Metode yang ada pada komputasi numerik. 2. Meningkatkan

Lebih terperinci

Algoritme dan Pemrograman

Algoritme dan Pemrograman Algoritme dan Pemrograman Kuliah #8 Array Program Menghitung Rataan 3 Nilai int nilai1, nilai2, nilai3; float rataan; int main() { printf ("Masukkan nilai 1 :");scanf("%d",&nilai1); printf ("Masukkan nilai

Lebih terperinci

EVALUASI MATRIKULASI ANALISA DAN DESAIN ALGORITMA

EVALUASI MATRIKULASI ANALISA DAN DESAIN ALGORITMA ` EVALUASI MATRIKULASI ANALISA DAN DESAIN ALGORITMA N I M : 1011601026 N A M A : YOGA PRIHASTOMO K E L A S : B NO. ABSEN : 2 DOSEN PENGAMPU : Ir. SJUKANI, MM PROGRAM MAGISTER ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERTEMUAN V PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR DENGAN VISUAL C Setiap bahasa C mempunyai satu fungsi dengan nama main (program utama).

PERTEMUAN V PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR DENGAN VISUAL C Setiap bahasa C mempunyai satu fungsi dengan nama main (program utama). PERTEMUAN V PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR DENGAN VISUAL C++ 6.0 STRUKTUR BAHASA C Setiap bahasa C mempunyai satu fungsi dengan nama main (program utama). Setiap program akan dieksekusi dimulai dari statement

Lebih terperinci

Tutorial 08 Pertemuan 12

Tutorial 08 Pertemuan 12 Tutorial 08 Pertemuan 12 Tutorial Kuliah Pemrograman Terstruktur I TUJUAN & SASARAN Disusun oleh : Danang Junaedi Setelah mengerjakan tutorial ini mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan penggunaan

Lebih terperinci

TIM ASISTEN PRAKTIKUM ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN 2016

TIM ASISTEN PRAKTIKUM ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN 2016 MODUL 5 FUNGSI DAN PROSEDUR A. TUJUAN Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa akan mampu: 1. Mahasiswa mampu memahami fungsi dan prosedur. 2. Mahasiswa mampu mendeklarasikan dan mendefinisikan

Lebih terperinci

BAHASA PEMROGRAMAN 1 (PERTEMUAN 3)

BAHASA PEMROGRAMAN 1 (PERTEMUAN 3) BAHASA PEMROGRAMAN 1 (PERTEMUAN 3) ARRAY KUMPULAN SOAL LATIHAN PREPARED BY CHANDRA 092110187 05 06 2010 (REVISED) PENGENALAN ARRAY Array dari Pesawat Array dari Serangga Array dari Kartu Array dari Karakter

Lebih terperinci

METODE NUMERIK AKAR-AKAR PERSAMAAN. Eka Maulana Dept. of Electrcal Engineering University of Brawijaya

METODE NUMERIK AKAR-AKAR PERSAMAAN. Eka Maulana Dept. of Electrcal Engineering University of Brawijaya METODE NUMERIK AKAR-AKAR PERSAMAAN Eka Maulana Dept. of Electrcal Engineering University of Brawijaya Pendekatan Pencarian Akar-akar Persamaan Metode Pencarian Akar Persamaan > Metode Pengurung - metode

Lebih terperinci

VARIABEL, TIPE DATA DAN EKSPRESI Bab 2

VARIABEL, TIPE DATA DAN EKSPRESI Bab 2 VARIABEL, TIPE DATA DAN EKSPRESI Bab 2 2.1 IDENTIFIER Indentifier adalah nama yang diberikan untuk nama objek, nama fungsi, nama variable, dll ( sifatnya case sensitive ). Identifier pada C++ terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III EKSPERIMEN AWAL

BAB III EKSPERIMEN AWAL BAB III EKSPERIMEN AWAL Bab ini mendiskusikan mengenai eksperimen awal yang dilakukan dalam penelitian ini. Eksperimen dilakukan untuk mengeksplorasi kapabilitas T2 Framework sebagai sebuah verification

Lebih terperinci

DASAR PEMROGRAMAN. Institut Teknologi Sumatera

DASAR PEMROGRAMAN. Institut Teknologi Sumatera DASAR PEMROGRAMAN REVIEW STRUKTUR DASAR, PERCABANGAN, DAN PERULANGAN Institut Teknologi Sumatera TUJUAN KULIAH Mengenalkan konsep dasar pemrograman: dekomposisi problem, modularisasi, rekurens; skill/praktek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam matematika ada beberapa persamaan yang dipelajari, diantaranya adalah persamaan polinomial tingkat tinggi, persamaan sinusioda, persamaan eksponensial atau persamaan

Lebih terperinci

Modul 8. METODE SECANT untuk Solusi Akar PERSAMAAN ALJABAR NON-LINIER TUNGGAL. A. Pendahuluan

Modul 8. METODE SECANT untuk Solusi Akar PERSAMAAN ALJABAR NON-LINIER TUNGGAL. A. Pendahuluan Modul 8 METODE SECANT untuk Solusi Akar PERSAMAAN ALJABAR NON-LINIER TUNGGAL A. Pendahuluan Pada modul 7 terdahulu, telah dijelaskan tentang keunggulan komparatif Metode Newton-Raphson dibanding metode-metode

Lebih terperinci

Pertemuan 2 ARRAY DIMENSI 1 & 2

Pertemuan 2 ARRAY DIMENSI 1 & 2 Pertemuan 2 ARRAY DIMENSI 1 & 2 Array atau Larik merupakan Struktur Data Sederhana yang dapat didefinisikan sebagai pemesanan alokasi memory sementara pada komputer. Array dapat didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA April 1, 2010 BAB 8 REKURSIF

MODUL PRAKTIKUM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA April 1, 2010 BAB 8 REKURSIF 1. Tujuan Instruksional Umum MODUL PRAKTIKUM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA April 1, 2010 BAB 8 REKURSIF a. Mahasiswa dapat melakukan perancangan aplikasi menggunakan algoritma rekursif. b. Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM RESMI QUEUE

LAPORAN PRAKTIKUM RESMI QUEUE LAPORAN PRAKTIKUM RESMI QUEUE Disusun oleh : Amin Setyaningrum 201301052 Dosen pengampu : Yosef Murya Kusuma Ardhana.S.T., M.Kom JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER YOS SUDARSO PURWOKERTO

Lebih terperinci

Bahasa C Array. Slide diambil dari MK Dasar-Dasar Pemrograman Fasilkom UI Dimodifikasi dan disesuaikan dngn kebutuhan pengajaran di PTI-Undiksha

Bahasa C Array. Slide diambil dari MK Dasar-Dasar Pemrograman Fasilkom UI Dimodifikasi dan disesuaikan dngn kebutuhan pengajaran di PTI-Undiksha Bahasa C Array Slide diambil dari MK Dasar-Dasar Pemrograman Fasilkom UI Dimodifikasi dan disesuaikan dngn kebutuhan pengajaran di PTI-Undiksha Pengenalan Array Array (larik) merupakan suatu struktur data

Lebih terperinci

oleh : Edhy Suta tanta

oleh : Edhy Suta tanta ALGORITMA TEKNIK PENYELESAIAN PERMASALAHAN UNTUK KOMPUTASI oleh : Edhy Sutanta i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga buku

Lebih terperinci

SUB PROGRAM P E N G A N TA R P R O G R A M S T U D I. Institut Teknologi Sumatera

SUB PROGRAM P E N G A N TA R P R O G R A M S T U D I. Institut Teknologi Sumatera SUB PROGRAM P E N G A N TA R P R O G R A M S T U D I Institut Teknologi Sumatera PRE TEST Jelaskan apa yang dimaksud dengan perulangan? Sebutkan jenis metode perulangan? Apa perbedaan dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR A. Latar Belakang Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi,

Lebih terperinci

PERULANGAN PROSES. Proses perulangan ditandai dengan mekanisme yang disebut loop. Proses Loop : Proses yang berulang-ulang

PERULANGAN PROSES. Proses perulangan ditandai dengan mekanisme yang disebut loop. Proses Loop : Proses yang berulang-ulang PERULANGAN PROSES Proses perulangan ditandai dengan mekanisme yang disebut loop Proses Loop : Proses yang berulang-ulang Perintah atau notasi dalam struktur pengulangan Melipiuti : Pernyataan for Pernyataan

Lebih terperinci

1 Penyelesaian Persamaan Nonlinear

1 Penyelesaian Persamaan Nonlinear 1 Penyelesaian Persamaan Nonlinear Diberikan fungsi kontinu f (x). Setiap bilangan c pada domain f yang memenuhi f (c) = 0 disebut akar persamaan f (x) = 0, atau disebut juga pembuat nol fungsi f. Dalam

Lebih terperinci

BAB VI BAHASA C Pendahuluan

BAB VI BAHASA C Pendahuluan BAB VI BAHASA C2 6.1 Pendahuluan Bahasa C merupakan evolusi dari bahasa BCPL yang dibuat oleh Martin Richards pada tahun 1967. Bahasa ini memberikan ide kepada Ken Thompson yang kemudian mengembangkan

Lebih terperinci

Minggu ke-14 Typedef, Struct & Command Line Argument

Minggu ke-14 Typedef, Struct & Command Line Argument Minggu ke-14 Typedef, Struct & Command Line Argument Pendahuluan Memahami konsep typedef, struct dan command line argument. Perintah typedef berguna untuk membuat alias dari suatu tipe data. Struct merupakan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

Bab 1. Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Bab 1. Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Yuliana Setiowati Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2007 1 Topik Pendahuluan Persoalan matematika Metode Analitik vs Metode Numerik Contoh Penyelesaian

Lebih terperinci

# FOUR LOOPING. JAWABAN 1. #include <stdio.h> #include <conio.h> #define pi void main(){

# FOUR LOOPING. JAWABAN 1. #include <stdio.h> #include <conio.h> #define pi void main(){ HANDOUT ALGORITMA PEMROGRAMAN DAN STRUKTUR DATA 1 PRODI SISTEM INFORMASI UKDW # FOUR LOOPING Soal-soal minggu lalu: 1. Buatlah program untuk menghitung luas segitiga dan luas lingkaran (gunakan konstanta

Lebih terperinci

Pertemuan 2 ARRAY DIMENSI 1 & 2

Pertemuan 2 ARRAY DIMENSI 1 & 2 Pertemuan 2 ARRAY DIMENSI 1 & 2 Definisi Array Array / Larik : Struktur Data Sederhana yang dapat didefinisikan sebagai pemesanan alokasi memory sementara pada komputer. Array dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

KU-1072 Pengenalan Teknologi Informasi - B. Materi: Array. Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

KU-1072 Pengenalan Teknologi Informasi - B. Materi: Array. Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian KU-1072 Pengenalan Teknologi Informasi - B Materi: Array Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Definisi Array [1] Array adalah suatu set dari alokasi data, dengan jenis

Lebih terperinci

IT234 - Algoritma dan Struktur Data. Ramos Somya

IT234 - Algoritma dan Struktur Data. Ramos Somya IT234 - Algoritma dan Struktur Data Ramos Somya Pengertian Looping Beberapa instruksi diulang untuk suatu jumlah pengulangan yang tertentu. Jumlah pengulangan dapat diketahui sebelumnya atau ditentukan

Lebih terperinci

METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1

METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 METODE NUMERIK TKM4104 Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER Metode pengurung (Bracketing Method) Metode Konvergen

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI

LAPORAN AKHIR MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI LAPORAN AKHIR MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI PRAKTIKUM UJIAN AKHIR TAKE HOME RATRI BERLIANA 1112100114 Dosen : Sungkono, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK Universitas Widyatama UJIAN TENGAH SEMESTER TA. 2009/2010

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK Universitas Widyatama UJIAN TENGAH SEMESTER TA. 2009/2010 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK Universitas Widyatama UJIAN TENGAH SEMESTER TA. 2009/2010 Mata Kuliah/Jurusan : Algoritma & Pemrograman I / Teknik Informatika-S1 Hari/Tanggal : Senin, 25 Oktober

Lebih terperinci

BAGIAN A. PILIHAN GANDA Silanglah Jawaban yang Benar Pada Lembar Jawaban. Jawaban benar bernilai 3, salah atau kosong bernilai 0.

BAGIAN A. PILIHAN GANDA Silanglah Jawaban yang Benar Pada Lembar Jawaban. Jawaban benar bernilai 3, salah atau kosong bernilai 0. UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2010-2011 ALGORITME DAN PEMROGRAMAN SABTU, 30-10-10 08.00-10.00 Ketentuan Ujian: 1. Ujian bersifat Catatan Tertutup 2. Jawaban dituliskan pada lembar jawaban yang disediakan

Lebih terperinci

Penyelesaian Persamaan Non Linier

Penyelesaian Persamaan Non Linier Penyelesaian Persamaan Non Linier Pengantar Penyelesaian Pers. Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Numerik Tabel/Biseksi/RegulaFalsi 1 Pengantar Penyelesaian Persamaan Non

Lebih terperinci

MATERI/BAHAN PRAKTIKUM PENDAHULUAN DAN PENGENALAN (IDENTIFIER)

MATERI/BAHAN PRAKTIKUM PENDAHULUAN DAN PENGENALAN (IDENTIFIER) MATERI/BAHAN PRAKTIKUM PENDAHULUAN DAN PENGENALAN (IDENTIFIER) I. TUJUAN 1. Mahasiswa mengenal struktur bahasa pemrograman C dan C++ 2. Mahasiswa mengenal perintah-perintah dasar C dan C++ 3. Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE 2 MATRIX

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE 2 MATRIX PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE 2 MATRIX Tim Pengajar KU1102 - Institut Teknologi Sumatera PRE TEST Jelaskan apa yang dimaksud dengan array? Bagaimana cara menuliskan array? Bagaimana mengakses sebuah array?

Lebih terperinci