BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Yang Dihasilkan PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah perusahaan yang memproduksi pipa berdasarkan pesanan (make to order), tetapi ada pula beberapa produk yang diproduksi selalu dan tidak berdasarkan pesanan (make to stock). Produk pipa yang dihasilkan perusahaan ini sangat banyak dan beragam baik jenis maupun ukurannya. Beberapa jenis produk Pipa yang dihasilkan perusahaan ini adalah Pipa PVC SNI, PVC Abu, PVC Putih, PVC JIS, Pipa Telkom, Pipa HDPE, Pipa Khusus. Selain itu, ada pula jenis Pipa MDPE, namun pipa jenis ini sangat jarang dipesan oleh konsumen. Telkom 9.58% HDPE 14.05% Khusus 3.94% SNI 31.60% JIS 10.97% Putih 9.90% ABU 19.96% Gambar 4.1 Persentase Produksi Beberapa Jenis Pipa

2 % 0.99% 0.12% 31.23% 66.12% SNI S10 SNI S12,5 SNI S16 SNI S16,7 SNI S20 Gambar 4.2 Presentase Produksi Pipa PVC Jenis SNI 2.56% 14.33% 83.11% Abu AW Abu C Abu D Gambar 4.3 Presentase Produksi Pipa PVC Jenis Abu Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, produk pipa yang dihasilkan perusahaan ini sangat beragam, ada jenis produk yang sering diproduksi tetapi ada pula yang sangat jarang bahkan hampir tidak pernah diproduksi. Pipa PVC jenis SNI yang sangat sering diproduksi adalah Pipa PVC SNI S12,5, pipa ini sangat sering dipesan oleh pelanggan dan dalam jumlah yang besar. Begitu pula dengan Pipa PVC Abu jenis AW, yang sangat sering dipesan dan dalam jumlah yang besar.

3 Produk Pipa PVC SNI S 12,5 63 Produk Pipa PVC SNI S12,5 63 merupakan produk pipa SNI S12,5 yang selalu diproduksi dan dalam jumlah paling besar. Sedangkan jenis Pipa PVC SNI lainnya lebih sedikit dipesan dan tidak selalu dipesan, maka tidak selalu diproduksi (make to order). SNI S12,5 250 SNI S12, % SNI S12, % SNI S12, % 1.70% SNI S12, % SNI S12, % SNI S12, % SNI S12, % Gambar 4.4 Presentase Produksi Pipa PVC Jenis SNI S12,5 Adapun data permintaan produk Pipa PVC SNI S12,5 63, periode Januari 2003 hingga November 2005, ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

4 50 Tabel 4.1 Permintaan Produk Pipa PVC SNI S12,5 63 Periode kuantitas (batang) January February March April May June July August September October November December January February March April May June July August September October November December January February March April May June July August September October November

5 51 Pipa PVC SNI S12,5 ini terbuat dari beberapa komponen bahan baku, dengan resin PVC K65 sebagai bahan baku utamannya, dan dengan bahanbahan baku serta pendukung lainnya. Peta proses pembuatan pipa ini dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 4.2 Kebutuhan Bahan Baku Produksi Pipa PVC SNI S12,5 63 Nama Komponen Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Pipe Complex SAK SF08 NP Loxiol G 20 Titanium Dioxide Black Carbon Jumlah Liter Kg Kg Kg Kg Kg Kg Produk Pipa PVC Abu AW 1 Produk Pipa PVC Abu AW 1 merupakan produk Pipa PVC Abu AW yang selalu diproduksi dan dalam jumlah paling besar. Sedangkan jenis Pipa PVC Abu AW lainnya lebih sedikit dipesan dan tidak selalu dipesan, maka tidak selalu diproduksi (make to order). Abu AW 4 Abu AW 3 11% 1% Abu AW 2 9% Abu AW 6 3% Abu AW 8 1% Abu AW % Abu AW 1.5 8% Abu AW 1 53% Gambar 4.5 Presentase Produksi Pipa PVC Jenis Abu AW

6 52 Adapun data permintaan produk Pipa PVC Abu AW 1, periode Januari 2003 hingga November 2005, ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.3 Permintaan Produk Pipa PVC Abu AW 1 Periode Kuantitas (batang) January February March April May June July August September October November December January February March April May June July August September October November December January February March April May June July August September October November

7 53 Pipa PVC Abu AW 1 ini juga terbuat dari beberapa komponen bahan baku penyusunnya, dengan resin PVC K65 sebagai bahan baku utamannya, dan dengan bahan-bahan baku serta pendukung lainnya. Peta proses pembuatan pipa ini dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 4.4 Kebutuhan Bahan Baku Produksi Pipa PVC Abu AW 1 Nama Komponen Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Pipe Complex IL709 P Loxiol G 22 Titanium Dioxide Black Carbon Jumlah Liter Kg Kg Kg Kg Kg Kg 4.2 Rencana Produksi Rencana produksi yang dilakukan untuk 3 periode mendatang, berdasarkan permintaan produk yang merupakan hasil peramalan. Oleh karena itu, harus dilakukan peramalan terlebih dahulu, yang berdasarkan data permintaan yang lalu, untuk memprediksi permintaan 3 periode di waktu mendatang. Berdasarkan pola data permintaan yang tampak pada Lampiran 5 dan Lampiran 6, terlihat bahwa pola data permintaan Pipa PVC SNI S12,5 63 dan Pipa PVC Abu AW 1, memiliki kecenderungan pola musiman, pola trend, dan juga pola acak. Oleh karena itu, untuk kedua produk ini, metode peramalan yang digunakan adalah exponential smoothing metode Holt, Winters, metode multiplicative decomposition, additive decomposition, dan regresi linear time series, dengan menggunakan software Minitab 14. Peramalan permintaan produk Pipa PVC SNI

8 54 S12,5 63 dapat dilihat pada Lampiran 8 - Lampiran 12 dan untuk Pipa PVC Abu AW 1 terdapat pada Lampiran 13 Lampiran 17. Metode peramalan terpilih adalah metode yang menunjukkan hasil kesalahan (MSD) yang terkecil, karena nilai Mean Square Deviation memiliki kepekaan nilai error yang lebih baik. Perbandingan nilai kesalahan tiap metode peramalan terdapat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19. Selanjutnya hasil peramalan metode terpilih akan dipantau dan dikendalikan dengan isyarat arah (tracking signal) ± 8 MAD sebagai kontrol batas atas dan batas bawah, yang terdapat pada Lampiran 20 - Lampiran 25. Rencana produksi dibuat berdasarkan permintaan produk yang diramalkan. PT. Harapan Widyatama Pertiwi memproduksi pipa dengan hari kerja efektif per bulan yang berdasarkan jumlah hari dalam satu bulan tertentu, tanpa ada libur hari raya, kecuali hari raya Idul Fitri. Setiap hari pabrik memiliki waktu kerja efektif 24 jam dalam 3 shift kerja. Hal ini dikarenakan, pabrik memiliki empat regu operator yang bekerja bergantian, dengan tiga regu efektif yang bekerja dalam sehari. Sedangkan satu regu lainnya menerima hari liburnya secara bergantian. Dengan demikian pabrik selalu beroperasi memproduksi pipanya. Produk yang dihasilkan dengan menggunakan tenaga mesin, seperti mesin mixer dan mesin extuder, yang dioperasikan oleh operator. Perusahaan ini selalu memproduksi produk pipa sendiri dan tidak melakukan subkontrak. Dengan demikian, kapasitas produksi pipa berdasarkan kapasitas mesin-mesin di pabrik yang telah baku.

9 Rencana Produksi Pipa PVC SNI S12,5 63 Rencana produksi Pipa PVC SNI S12,5 63, berdasarkan permintaan produk yang telah diramalkan, dengan menggunakan metode terpilih, yaitu metode mulitiplicative decomposition. Tabel 4.5 Rencana Produksi Pipa PVC SNI S12,5 63 Periode Perkiraan Permintaan Rencana Produksi Desember Januari Februari Kapasitas produksi Pipa PVC SNI S12,5 63 berdasarkan kapasitas mesin yang digunakannya, dengan satu lini mesin produksi yang digunakan, dengan kapasitas mesinnya ialah 4800 Kg/hari. Tabel 4.6 Kapasitas Produksi Pipa PVC SNI S12,5 63 Pipa PVC Kapasitas/hari Berat/unit Unit/hari SNI S 12, Kg 4.13 Kg 1162 Tabel 4.7 Konversi Rencana Produksi Pipa PVC SNI S12,5 63 Periode Mingguan

10 Rencana Produksi Pipa PVC Abu AW 1 Rencana produksi Pipa PVC Abu AW 1, berdasarkan permintaan produk yang telah diramalkan, dengan menggunakan metode terpilih, yaitu metode mulitiplicative decomposition. Tabel 4.8 Rencana Produksi Pipa PVC Abu AW 1 Periode Perkiraan Permintaan Rencana Produksi Desember Januari Februari Kapasitas produksi Pipa PVC Abu AW 1 berdasarkan kapasitas mesin yang digunakannya, dengan satu lini mesin produksi yang digunakan, dengan kapasitas mesin adalah 4800 Kg/hari. Tabel 4.9 Kapasitas Produksi Pipa PVC Abu AW 1 Pipa PVC Kapasitas/hari Berat/unit Unit/hari Abu AW 1" 4800 Kg 1.14 Kg 4211 Tabel 4.10 Konversi Rencana Produksi Pipa PVC Abu AW 1 Periode Mingguan

11 Master Production Schedule Master production schedule dibuat berdasarkan rencana produksi. Data forecast diperoleh dari hasil peramalan metode multiplicative decomposition. Master schedule dalam MPS ini merupakan rencana produksi yang telah dikonversikan dalam periode mingguan. Projected Available Balance (PAB) merupakan perkiraan jumlah sisa produk pada akhir periode yang ada. PAB pada 13 periode ini adalah PAB dalam periode planning time fences, maka nilainya diperoleh dengan menambahkan nilai PAB pada periode sebelumnya dengan nilai master schedule yang kemudian akan dikurangkan dengan nilai terbesar antara actual order atau nilai forecast. Demand dime fences pada pabrik ini bernilai nol, karena tidak adanya jadwal dengan waktu yang pasti tanpa ada perubahan, perubahan jadwal selalu dapat dilakukan. Rencana produksi yang telah dibuat selalu dikaji setiap hari dan dapat diubah-ubah setiap harinya. Sedangkan nilai available to promise (ATP) merupakan nilai persediaan produk pipa yang dapat dijanjikan bila ada pesanan baru dari konsumen. Nilai ATP diperoleh dengan menambahkan nilai on hand pipa (untuk periode pertama) atau ATP periode sebelumnya (untuk periode berikutnya) dengan nilai master schedule yang kemudian dikurangkan dengan nilai actual order dan bukan nilai forecast.

12 MPS Pipa PVC SNI S12,5 63 MPS untuk Pipa PVC SNI S12,5 63 ini dibuat berdasarkan rencana produksi yang telah dikonversikan dalam periode mingguan, yaitu 13 minggu. Adapun data persediaan produk Pipa PVC SNI S12,5 63 akhir November 2005 adalah sebesar 1390 unit. Data actual order pipa ini diberikan pada tabel bawah ini. Tabel 4.11 Data Actual Order Pipa PVC SNI S12,5 63 Periode (Minggu ke-) unit 1 (Desember) (Desember) (Desember) (Desember) (Desember/Januari) (Januari) (Januari) (Januari) (Januari) (Januari/Februari) (Februari) (Februari) (Februari) 470

13 59 Tabel 4.12 Master Production Schedule Pipa PVC SNI S12,5 63 Hasil master production schedule yang telah dibuat, menunjukkan bahwa nilai projected available balance dan nilai available to promise, yang positif dan lebih besar dari nilai safety stock Pipa PVC SNI S12,5 63, yaitu 1000 unit. Hal ini berarti, perusahaan tidak mengalami lost sales permintaan produk pipa ini, maka semua permintaan produk Pipa PVC SNI S12,5 63 dapat terpenuhi dengan baik MPS Pipa PVC Abu AW 1 MPS untuk Pipa PVC Abu AW 1 ini dibuat berdasarkan rencana produksi yang telah dikonversikan dalam periode mingguan, yaitu 13 minggu. adapun data persediaan produk jadi akhir November 2005 adalah 2988 sebesar unit. Data actual order pipa ini diberikan pada tabel bawah ini.

14 60 Tabel 4.13 Data Actual Order Pipa PVC Abu AW 1 Periode (Minggu ke-) unit 1 (Desember) (Desember) (Desember) (Desember) (Desember/Januari) (Januari) (Januari) (Januari) (Januari) (Januari/Februari) (Februari) (Februari) (Februari) 385 Tabel 4.14 Master Production Schedule Pipa PVC Abu AW 1 Hasil master production schedule Pipa PVC Abu AW 1, yang telah dibuat, menunjukkan nilai projected available balance dan nilai available to promise, yang positif dan bahkan lebih besar dari nilai safety stock Pipa PVC Abu AW 1, yaitu 1000 unit. Hal ini berarti, perusahaan tidak mengalami lost sales permintaan produk pipa ini, maka semua permintaan produk Pipa PVC Abu AW 1 dapat terpenuhi dengan baik.

15 Material Requirement Planning Material requirement planning dibuat berdasarkan hasil master production schedule yang telah dibuat sebelumnya, dengan data-data struktur produk, daftar kebutuhan material (bill of material), dan data status persediaan bahan baku produksi. MRP dibuat dengan metode LFL, EOQ, POQ, dan PPB yang menggunakan software Excel OM 2. Gambar 4.6 Struktur Produk Pipa PVC SNI S12,5 63

16 62 Tabel 4.15 Daftar Material Kebutuhan Pipa PVC SNI S12,5 63 No Level Nama Komponen Kuantitas BOM UOM 1.1 Compound SNI S12, Kg 2..2 Complex Stabilizer SNI S12, Kg 3 3 Pipe Complex SAK SF08 NP 0.93 Kg Loxiol G Kg 5 3 Titanium Dioxide Kg 6 3 Black Carbon Kg 7..2 Kapur CaCO3 BA Kg 8..2 Resin PVC K Kg 9.1 Tinta Sablon PVC Liter Tabel 4.16 Daftar Material Kebutuhan Pipa PVC Abu AW 1 No Level Nama Komponen Kuantitas BOM UOM 1.1 Compound Abu AW Kg 2..2 Complex Stabilizer Abu AW Kg 3 3 Pipe Complex IL709 P Kg 4 3 Loxiol G Kg 5 3 Titanium Dioxide Kg 6 3 Black Carbon Kg 7..2 Kapur CaCO3 BA Kg 8..2 Resin PVC K Kg 9.1 Tinta Sablon PVC Liter Kuantitas gross requirement pada tabel MRP produk pipa (end item) berdasarkan nilai pada master production schedule yang telah dibuat untuk masing-masing pipa. Sedangkan untuk komponen bahan produksi, kuantitas gross requirement diturunkan dari planned order release induknya. Kuantitas net requirement pada tabel MRP merupakan kebutuhan bersih dari setiap komponen bahan untuk memenuhi induk komponennya. Net requirement

17 63 ini berdasarkan pertimbangan gross requirement, safety stock, dan on hand inventory, serta nilai schedule receipts jika ada. Berikut ini adalah rumus perhitungan untuk memperoleh nilai net requirement. Net requirement akan bernilai nol jika nilai on hand inventory lebih besar dari 0 dan melebihi nilai safety stock tiap komponen. Sebaliknya net requirement akan bernilai positif jika nilai on hand inventory lebih kecil dari 0 atau tidak mencukupi untuk nilai safety stcok tiap komponen bahan. On hand inventory merupakan kuantitas persediaan bahan pada awal periode. Sedangkan projected on hand merupakan kuantitas persediaan bahan pada akhir periode, yang juga berarti persediaan awal bagi periode berikutnya. Projected on hand pada periode pertama: Projected on hand pada periode berikutnya: Adapun data status persediaan bahan baku dan data biaya, yang digunakan untuk membuat dan menganalisa MRP, seperti tabel-tabel di bawah ini.

18 64 Tabel 4.17 Status Persediaan Bahan Produksi Nama Komponen On Hand Safety Stock Lead Time Lot Size Compound SNI S12, Compound Abu AW Tinta Sablon PVC Resin PVC K Kapur CaCO3 BA Complex Stabilizer SNI S12, Complex Stabilizer Abu AW Pipe Complex SAK SF08 NP Pipe Complex IL709 P Loxiol G Loxiol G Titanium Dioxide Black Carbon Tabel 4.18 Biaya Persediaan Komponen Nama Komponen Biaya simpan/unit Biaya pesan Tinta Sablon PVC Rp Rp 29, Resin PVC K 65 Rp Rp 44, Kapur CaCO3 BA 307 Rp Rp 39, Pipe Complex SAK SF08 NP Rp Rp 36, Pipe Complex IL709 P Rp Rp 36, Loxiol G 20 Rp Rp 31, Loxiol G 22 Rp Rp 34, Titanium Dioxide Rp Rp 29, Black Carbon Rp Rp 29, Metode Lot For Lot MRP dengan metode Lot For Lot (LFL), merupakan metode pemesanan bahan baku dengan ukuran lot demi lot. Metode ini dapat mengefisiensikan

19 65 jumlah persediaan bahan baku. MRP dengan metode lot for lot ini dapat dilihat pada Lampiran 27. MRP dengan metode lot for lot yang dibuat yaitu untuk produk Pipa PVC SNI S12,5 63 dan Pipa PVC Abu AW 1, serta setiap komponen. Namun demikian, beberapa komponen yang diolah sendiri dalam pabrik, tidak diperoleh nilai biaya simpan/unit dan biaya pesannya. Hal ini dikarenakan, untuk mengolah komponen compound dan complex stabilizer hanya membutuhkan beberapa menit, yang sesuai dengan kebutuhan produksi dan tidak memiliki catatan persediaan, sehingga sulit menentukan nilai biaya simpan/unit dan biaya pesannya. Oleh karena itu, perhitungan biaya persediaan hanya dilakukan pada komponen yang dipesan oleh pabrik kepada supplier. Total unit persediaan diperoleh dari total nilai projected on hand selama 13 periode. Total biaya persediaan dengan menggunakan MRP metode LFL, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

20 66 Tabel 4.19 Biaya Persediaan Hasil MRP Metode LFL Metode Economic Order Quantity MRP dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) merupakan metode pemesanan bahan baku yang mengefisiensikan jumlah setiap pesanan, dengan pertimbangan biaya simpan/unit dan biaya pemesanan. Oleh karena itu, perhitungan nilai EOQ hanya dilakukan pada komponen yang dipesan pabrik kepada pihak supplier. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perhitungan nilai EOQ tidak dilakukan pada komponen bahan yang diolah sendiri, disebabkan pengolahan campuran kimia complex stabilizer dan compound hanya membutuhkan waktu beberapa menit yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan produksi, sementara penyimpanan persediaan bahan-bahan ini ataupun produk pipa dalam jumlah besar untuk kebutuhan beberapa periode (minggu), hanya akan membuat inefisiensi persediaan. MRP dengan metode EOQ ini dapat dilihat pada Lampiran 28.

21 67 Nama Komponen Tabel 4.20 Nilai EOQ Bahan Baku Produksi Total Kebutuhan (13 periode) Demand rate (D) Biaya pesan (S) Biaya simpan/ unit (H) Nilai EOQ Tinta Sablon PVC Rp29, Rp Resin PVC K Rp44, Rp Kapur CaCO3 BA Rp39, Rp Pipe Complex SAK SF08 NP Rp36, Rp Pipe Complex IL709 P Rp36, Rp Loxiol G Rp31, Rp Loxiol G Rp34, Rp Titanium Dioxide 0 0 Rp29, Rp Black Carbon Rp29, Rp Total kebutuhan merupakan nilai total net requirement 13 periode dalam MRP, sedangkan demand rate merupakan rata-rata nilai kebutuhan tiap periode dalam 13 periode. Nilai EOQ diperoleh dengan menggunakan perhitungan rumus seperti dibawah ini. Pemesanan bahan baku dilakukan berdasarkan adanya kebutuhan bersih dan nilai EOQ tiap bahan baku yang disesuaikan dengan ukuran lot size pemesanan bahan tersebut. Total biaya persediaan berdasarkan total unit persediaan dan frekuensi pesan, yang menggunakan MRP metode EOQ dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

22 68 Tabel 4.21 Biaya Persediaan Hasil MRP metode EOQ Metode Periodic Order Quantity MRP dengan metode Perodic Order Quantity (EOQ) merupakan metode pemesanan bahan baku yang menetukan periode pesanan (interval pesanan) untuk mengefisiensikan biaya persediaan dengan pertimbangan biaya simpan/unit dan biaya pemesanan. Sama halnya dengan perhitungan nilai EOQ, perhitungan nilai POQ pun tidak dilakukan pada komponen yang diolah sendiri dalam pabrik, tetapi hanya dilakukan pada komponen yang dipesan pabrik kepada pihak supplier. MRP dengan metode POQ dapat dilihat pada Lampiran 29. Nilai POQ diperoleh dari rasio nilai EOQ dengan demand rate, untuk menentukan interval pesanan bahan baku yang efisien, selama 13 periode dalam rencana kebutuhan material.

23 69 Tabel 4.22 Nilai POQ Bahan Baku Produksi Nama Komponen Nilai EOQ Demand rate (D) Nilai POQ Tinta Sablon PVC Resin PVC K Kapur CaCO3 BA Pipe Complex SAK SF08 NP Pipe Complex IL709 P Loxiol G Loxiol G Titanium Dioxide Black Carbon Pemesanan bahan baku dilakukan berdasarkan adanya sejumlah nilai kebutuhan bersih dalam periode nilai POQ, yang juga disesuaikan dengan lot size pemesanan tiap bahan baku tersebut. Total biaya persediaan berdasarkan total unit persediaan dan frekuensi pesan, yang menggunakan MRP metode POQ dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.23 Biaya Persediaan Hasil MRP metode POQ

24 Metode Part Period Balancing Metode ini mirip dengan metode EOQ, yang berusaha membuat biaya penyimpanan sama dengan biaya pemesanan. Namun, metode ini dapat menggunakan jumlah pesanan yang berbeda untuk setiap pesanan. Ukuran lot dihitung menggunakan pendekatan periode bagian yang ekonomis (economic part period, EPP), yaitu dengan membagi biaya pemesanan dengan biaya simpan. Kebutuhan akan diakumulasi periode demi periode sampai mendekati nilai EPP. Akumulasi persediaan yang mendekati nilai EPP itu merupakan ukuran lot yang dapat memperkecil biaya persediaan. Sama halnya dengan penerapan EOQ, metode EPP pada kasus ini juga akan diterapkan pada komponen yang dibeli oleh pabrik kepada supplier, dan bukan komponen yang diproses oleh pabrik. Nilai EPP komponen bahan baku produksi, dapat dilihat pada tabel dibawah ini, sedangkan penentuan ukuran lot dengan metode EPP dapat dilihat pada Lampiran 26 dan MRP dengan metode PPB ini dapat dilihat pada Lampiran 30. Tabel 4.24 Nilai EPP komponen Bahan Baku Produksi Nama Komponen Biaya pesan Biaya simpan/unit EPP Tinta Sablon PVC Rp29, Rp Resin PVC K 65 Rp44, Rp Kapur CaCO3 BA 307 Rp39, Rp Pipe Complex SAK SF08 NP Rp36, Rp Pipe Complex IL709 P Rp36, Rp Loxiol G 20 Rp31, Rp Loxiol G 22 Rp34, Rp Titanium Dioxide Rp29, Rp

25 71 Black Carbon Rp29, Rp Pemesanan bahan baku dengan metode PPB ini, dilakukan berdasarkan sejumlah nilai kebutuhan bersih dalam periode bagian ekonomis (EPP) yang disesuaikan pula dengan lot size pemesanan tiap bahan baku tersebut. Total biaya persediaan berdasarkan total unit persediaan dan frekuensi pesan, yang menggunakan MRP metode PPB dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.25 Biaya Persediaan Hasil MRP Metode PPB Perbandingan Biaya Persediaan Metode MRP Berdasarkan hasil perhitungan perencanaan kebutuhan bahan baku dengan MRP beberapa metode, maka dapat dipilih metode dengan pertimbangan metode yang menghasilkan biaya persediaan yang paling minimum. Berikut ini adalah perbandingan biaya persediaan keempat metode MRP yang digunakan.

26 72 Tabel 4.26 Perbandingan Biaya Persediaan Setelah dilakukan pertimbangan perbandingan biaya persediaan, maka telah dipilih metode MRP yang terbaik untuk setiap komponen bahan baku. Tabel 4.27 Metode MRP Terpilih Nama Komponen Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Pipe Complex SAK SF08 NP Pipe Complex IL709 P Loxiol G 20 Loxiol G 22 Titanium Dioxide Black Carbon Metode MRP Terpilih POQ LFL LFL atau POQ atau PPB POQ atau PPB POQ atau PPB POQ atau PPB EOQ atau POQ atau PPB LFL POQ atau PPB Pengendalian persediaan bahan baku Resin PVC K 65 dan titanium dioxide, menggunakan metode LFL karena tidak adanya jumlah kebutuhan bersih selama 13 periode, yang disebabkan terlalu besarnya nilai persediaan akhir pada bulan November 2005, yang melebihi nilai safety stock tiap bahan tersebut. Sedangkan untuk bahan baku Kapur CaCO3 BA 307, dapat dilakukan pengendalian persediaan dengan metode LFL atau POQ ataupun PPB, karena

27 73 memiliki nilai biaya persediaan yang sama. Walaupun sebenarnya nilai biaya persediaan yang paling minimum adalah dengan metode EOQ, namun metode ini tidak dapat diterapkan untuk persediaan bahan baku kapur ini, karena nilai EOQ nya lebih kecil daripada jumlah kebutuhan bersih bahan ini, sehingga jika diterapkan maka akan terjadi kekurangan kebutuhan persediaan yang justru dapat menjadi hambatan dalam kelancaran proses produksi. Pengendalian persediaan bahan baku tinta dilakukan dengan MRP metode POQ karena memiliki nilai biaya persediaan yang paling minimum. Sedangkan untuk bahan baku Pipe complex SAK SF08 NP, Pipe complex IL 709 P, Loxiol G 20, dan Black Carbon, dapat dilakukan pengendalian persediaan dengan MRP metode POQ ataupun PPB, karena kedua metode ini memiliki nilai biaya paling minimum yang sama. Unttuk bahan baku Loxiol G 22, dapat dilakukan pengendalian persediaan dengan MRP metode EOQ, POQ, maupun PPB, karena ketiga metode ini memiliki nilai biaya yang sama dan yang paling minimum, daripada dengan metode LFL. Selain itu, untuk komponen bahan yang diolah sendiri dalam pabrik, maka sudah tentu akan menggunakan MRP metode LFL untuk, mengefisiensi dan mengefektifkan persediaan yang ada sesuai kebutuhan produksi. 4.5 Evaluasi Kinerja Rencana produksi dibuat untuk 3 bulan (13 minggu), yang berdasarkan permintaan produk dengan teknik peramalan yang terpilih, dimana memiliki nilai

28 74 kesalahan terkecil, yang kemudian dipantau dengan isyarat arah (tracking signal). Hal ini dapat meminimasi kelebihan persediaan produk jadi yang terlalu besar maupun kekurangan persediaan produk jadi. Master production schedule yang telah dibuat berdasarkan rencana produksi, untuk Pipa PVC SNI S12,5 63 dan Pipa PVC Abu AW 1, menunjukkan bahwa untuk kedua produk pipa ini memiliki nilai projected available balance dan available to promise yang positif, maka berarti produk jadi memiliki jumlah yang melebihi nilai safety stock barang jadi, yaitu 1000 pipa. Hal ini berarti, persediaan produk jadi tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kemungkinan lonjakan permintaan pipa. Selain itu, dapat diketahui bahwa nilai master schedule tidak melebihi kapasitas produksi yang ada, berarti permintaan pelanggan dapat terpenuhi dengan baik dan dapat meminimasi kemungkinan terjadinya kehilangan permintaan pelanggan. Material requirement planning telah dibuat untuk merencanakan kapan setiap produk/komponen harus diproduksi atau dipesan sesuai dengan kebutuhan bersihnya, sehingga dapat memiliki persediaan yang lebih efisien dan efektif untuk periode dengan kebutuhan yang tinggi maupun kebutuhan yang rendah. Selain itu, MRP juga akan menerapkan metode terpilih dari beberapa metode yang digunakan, untuk meminimumkan biaya persediaan, berdasakan pertimbangan biaya simpan/unit dan biaya pesan. Pengendalian persediaan dengan metode MRP yang terpilih, menunjukkan pengendalian persediaan yang optimis akan lebih baik daripada metode berjalan

29 75 dalam perusahaan ini. Hal ini disebabkan pengendalian persediaan pada perusahaan ini, hanya berdasarkan penilaian subjektif tentang kebutuhan produksi di waktu mendatang. Dimana biasanya persediaan bahan baku dalam jumlah besar untuk mengantisipasi kebutuhan yang tinggi. Hal ini dapat terlihat dari besarnya selisih persediaan akhir produk pipa dan beberapa komponen dengan nilai safety stock komponen tesebut, terutama pada bahan baku utama produksi, yaitu resin PVC K 65. Tabel 4.28 Selisih Nilai Persediaan dan Nilai Safety Stock.Metode Berjalan Nama Komponen On Hand Safety Stock Selisih nilai Unilon Pipa PVC SNI S12, Unilon Pipa PVC Abu AW Tinta Sablon PVC Resin PVC K Kapur CaCO3 BA Pipe Complex SAK SF08 NP Pipe Complex IL709 P Loxiol G Loxiol G Titanium Dioxide Black Carbon Tabel 4.29 Selisih Nilai Persediaan dan Nilai Safety Stock.Metode MRP Nama Komponen Metode Safety Selisih Terpilih On Hand Stock nilai Unilon Pipa PVC SNI S12,5 63 LFL Unilon Pipa PVC Abu AW 1 LFL Tinta Sablon PVC POQ Resin PVC K 65 LFL Kapur CaCO3 BA 307 LFL / POQ / PPB Pipe Complex SAK SF08 NP POQ / PPB Pipe Complex IL709 P POQ / PPB Loxiol G 20 POQ / PPB Loxiol G 22 EOQ / POQ / PPB

30 76 Titanium Dioxide LFL Black Carbon POQ / PPB Perusahaan ini melakukan pembelian bahan baku berdasarkan perkiraan ratarata kebutuhan, persediaan akhir, dan nilai safety stock yang telah ditentukan. Namun demikian, sering kali jumlah unit pembelian hanya berdasarkan perkiraan subjektif yang sangat kasar, untuk mengantisipasi kebutuhan yang tidak terduga, yang umumnya dilakukan sekitar dua minggu sekali. Oleh sebab itu juga, maka kelebihan persediaan sangat terlihat jelas dengan adanya jumlah persediaan akhir yang relatif besar terhadap nilai safety stock tiap komponen. Tabel 4.30 Interval Pesanan Metode MRP Frekuensi Pemesanan Metode Nama Komponen Terpilih (13 Periode) Tinta Sablon PVC POQ 3 Resin PVC K 65 LFL 0 Kapur CaCO3 BA 307 LFL 0 Pipe Complex SAK SF08 NP POQ / PPB 6 Pipe Complex IL709 P POQ / PPB 3 Loxiol G 20 POQ / PPB 2 Loxiol G 22 EOQ / POQ / PPB 1 Titanium Dioxide LFL 0 Black Carbon POQ / PPB 2

31 Rencana Implementasi Perencanaan dan pengendalian persediaan produksi dengan metode MRP terpilih, yang diusulkan, diharapkan dapat lebih baik untuk memperbaiki metode berjalan dalam perusahaan. Adapun rencana pengimplementasian metode MRP terpilih yang diusulkan ini, adalah sebagai berikut: Melakukan inventaris segala data dan informasi dalam perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produksi, dengan lebih terstruktur dan lengkap. Mempelajari tahapan proses perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produksi dengan metode MRP. Mempelajari cara kerja dan kegunaan software Minitab 14 dan Excel OM 2, sebagai alat bantu yang mempermudah pekerjaan peramalan dan membuat material requirement planning (MRP). Membuat peramalan permintaan produk setiap 3 bulan, dengan menggunakan teknik peramalan terpilih, yang menggunakan software Minitab 14 sebagai alat bantu yang mempermudah proses peramalan dan yang menghasilkan nilai yang lebih akurat. Mengkaji kembali, setiap hasil peramalan dengan permintaan produk yang sesungguhnya, serta tetap melakukan pengamatan kondisi pasar dan ekonomi bangsa. Membuat rencana produksi dan master production schedule untuk setiap 3 bulan dan selalu mengkajinya kembali.

32 78 Melakukan proses produksi dan pemesanan bahan baku yang sesuai dengan jumlah kebutuhan bersih dan periodenya, berdasarkan metode MRP terpilih yang paling ekonomis, dengan software Excel OM 2 sebagai alat bantu yang mempermudah pekerjaan dan menghasilkan keakuratan yang lebih tinggi daripada perhitungan yang manual. Melakukan analisa hasil dan proses perencanaan pengendalian persediaan bahan baku produksi ini, serta selalu melakukan perbaikan yang menerus (continuous improvement) terhadap manajemen perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produksi, guna mencapai sistem produksi yang semakin optimal.

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan digunakan untuk mendukung pengolahan data yang dilakukan ataupun sebagai input dari setiap metode-metode

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Pipa PVC Pada bab ini ditampilkan data-data penjualan pipa PVC yang diambil pada saat pengamatan dilakukan. Data yang ditampilkan

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk merencanakan pembuatan/pembelian komponen/bahan baku yang diperlukan untuk melaksanakan MPS. MRP ini merupakan hal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Material Requirement Planning (MRP) Menurut Heryanto (1997, p193), persediaan adalah bahan baku atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN

BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN 4.1 Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data yang dilakukan pada perusahaan bertujuan untuk melakukan proses pengolahan data dan memecahkan masalah di perusahaan. Proses pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) ABC Amber Text Converter Trial version, http://www.processtext.com/abctxt.html MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi MRP didasarkan pada permintaan dependen.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan sebuah perusahaan penghasil kertas yang dalam kegiatan produksinya, perusahaan tersebut menerapkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 Sebelum penggunaan MRP, perencanaan pengendalian persediaan biasanya dilakukan melalui pendekatan reaktif sbb : a. Reorder

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Permintaan mengalami penurunan pada periode tertentu dan kenaikan pada periode setelahnya sehingga pola yang dimiliki selalu berubah-ubah (lumpy)

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Matrikstama Andalan Mitra, sebuah perusahaan perdagangan, yang beralamatkan di Jl. Daan Mogot KM.12 No.9 Jakarta

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 60 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah : 1. Data Kapasitas Produksi Adapun kapasitas produksi reguler perhari untuk satu lini produksi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1. Pengertian Material Requirements Planning (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Yogyakarta PART 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan tahap pendahuluan sebelum memasuki bagian pengolahan data. Data yang dibutuhkan untuk pengolahan terlebih dahulu didokumentasikan.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Abadi Teknik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan manufaktur untuk peralatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.Persediaan Menurut Eddy Herjanto (1999, p 219-220), persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Perencanaan Kebutuhan Material Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT REKABAJA MANDIRI memproduksi ratusan item produk yang berasal dari puluhan group produk. Mengingat begitu

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. SINAR UTAMA NUSANTARA TUGAS SARJANA

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. SINAR UTAMA NUSANTARA TUGAS SARJANA PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. SINAR UTAMA NUSANTARA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X Daniel Kurniawan 1, Tanti Octavia 2 Abstract: Production planning, capacity determination and objective value on CV. X only refers

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi yang dipakai dalam pemecahan masalah merupakan penerapan dari metode perbaikan proses berkesinambungan (Continuous Prosess Improvement)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Persediaan 2.1.1.1 Definisi serta Tujuan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Persediaan (inventory) didefinisikan sebagai sumber daya yang di simpan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan BAB 3 METODOLOGI Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan beberapa metode yang masuk dalam kategori praktek terbaik untuk melakukan pengurangan jumlah persediaan barang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Arti dan Peran Persediaan Persediaan sesungguhnya memiliki arti yang penting bagi perusahaan, baik yang berorintasi perdagangan, industri jasa maupun industri

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisikan mengenai analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan MRP Dolly pada satu tahun yang akan datang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 5.1 Analisa Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Dalam menyelesaikan permasalah yang ditemui, metodologi yang digunakan adalah perencanaan persediaan dan tingkat persediaan pengaman.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perusahaan Plastik X adalah perusahaan penghasil plastik injection process dengan orientasi pasar lokal, sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitasnya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis . Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 13 Pokok Bahasan Dosen : Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

Ekonomi & Bisnis Manajemen

Ekonomi & Bisnis Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: 12Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) PPB Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Definisi Dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sumberdaya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING Kusumawati, Aulia Jurusan Teknik Industri Universitas Serang Raya Jl Jalan Raya Serang, Cilegon KM. 5 Taman

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA USAHA DAGANG (UD) MITRA USAHA KAYU DI KABUPATEN ENREKANG Arminas 1*, Neno Ikranegara 2 1,2 Prodi Teknik & Manajemen

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi... ABSTRAK Perusahaan Biskuit X merupakan perusahaan swasta yang berdiri pada tahun 1995 dan memproduksi biskuit marie yang dipasarkan ke beberapa kota di Pulau Jawa. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE)

RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE) RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE) Pokok Bahasan: I. MPS II. Hubungan Production Plan dengan MPS III. Contoh MPS IV. Available to Promise (ATP) V. Perubahan MPS & Time Fences VI. Projected

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ Fakultas FEB Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Proses dalam MRP Bill of material (BOM)

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia 46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk

Lebih terperinci

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Isi Lembar Pengesahan... i Lembar Pernyataan... ii Abstrak... iii Lembar Peruntukan... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xii Daftar Lampiran... xiv Bab

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pt. Anugraha Wening Caranadwaya, diperusahaan Manufacturing yang bergerak di bidang Garment (pakaian, celana, rompi,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen BAB V PEMBAHASAN 5.1 Permintaan Konsumen Permintaan konsumen selama 12 periode (bulan) terakhir terhadap produk sandal kelom di Sagitria Collection adalah 6654 pasang dengan perincian 379 pasang pada periode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PPIC AIR MINERAL DI PT. X

PERANCANGAN SISTEM PPIC AIR MINERAL DI PT. X Widya, et al. / Perancangan Sistem PPIC Air Mineral di PT. X / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 1, Januari 217, pp. 79-86 PERANCANGAN SISTEM PPIC AIR MINERAL DI PT. X Ferdian Rama Widya 1, Tanti Octavia 2 Abstract:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan sebagai kekayaan perusahaan, memiliki peranan penting dalam operasi bisnis. Dalam pabrik (manufacturing), persediaan dapat terdiri dari: persediaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Pemecahan 62 3.2 Penjelasan Flow Chart Metodologi Pemecahan Masalah Dari flow chart metodologi pemcahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi order dari konsumen, perusahaan perlu meningkatkan kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi adalah dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Outlet Holcim Solusi Rumah Cilodong yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Outlet Holcim Solusi Rumah Cilodong yang 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Outlet Holcim Solusi Rumah Cilodong yang tepatnya beralamat di Jl Abdul Gani Raya, No.60, kelurahan Kalibaru, kecamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, dunia manufakturpun ikut berkembang dengan pesatnya. Persaingan menjadi hal yang sangat mempengaruhi kelangsungan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Baku Produksi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN Oleh : Arinda Yudhit Bandripta 3107.100.551 Dosen Pembimbing : Ir. Retno Indryani, Ms LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Teknik Part Period Balancing Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen Perencanaan

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP)

USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Gidion

Lebih terperinci

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri Gunawan Wibisono 1*, Sri Rahayuningsih 2, Heribertus Budi Santoso 3 1,2,3) Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Untuk melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan perencanaan bahan baku di PT. Mitra Manis Sentosa, maka dibawah

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak CV Belief Shoes merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu. Sepatu yang diproduksi terdiri dari 2 jenis, yaitu sepatu sandal dan sepatu pantofel. Dalam penelitian ini penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP.

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26

IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26 IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26 Disusun Oleh: Charlos Lalack Pembimbing: Ir. Asep Mohamad Noor, MT. Latar

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Gapura Citra Indonesia sebagai perusahaan yang memproduksi mainan anak edukatif, alat peraga sekolah, perlengkapan furniture anak dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Skripsi Sarjana Jurusan Teknik Industri Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS USULAN PENERAPAN MANUFACTURING REQUIREMENT PLANNING (MRP II) DI PT. HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2005,p4), Pengendalian persediaan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang akan penulis teliti adalah Biaya Produksi dan Profitabilitas yang terjadi di Dalaraos Katering setelah dilakukan pra

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN. Oleh : ANGGER WIJAYANTO

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN. Oleh : ANGGER WIJAYANTO TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN GUNAWANGSA SURABAYA Oleh : ANGGER WIJAYANTO 3109.106.018 Dosen Pembimbing : Ir. RETNO INDRYANI, MS LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah: 10 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam perusahaan setiap manajer operasional dituntut untuk dapat mengelola dan mengadakan persediaan agar terciptanya efektifitas

Lebih terperinci

Jurnal Distribution Requirement Planning (DRP)

Jurnal Distribution Requirement Planning (DRP) PERENCANAAN DAN PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL PERIKANAN DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di UD. Retro Gemilang Internasional Sidoarjo) 2009 Adib Fahrozi

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM)

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM) Petunjuk Sitasi: Eunike, A., Herdianto, B., & Setyanto, N. W. (2017). Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM).

Lebih terperinci