BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA"

Transkripsi

1 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data Penjualan Pipa PVC Pada bab ini ditampilkan data-data penjualan pipa PVC yang diambil pada saat pengamatan dilakukan. Data yang ditampilkan adalah data penjualan dari bulan April 2005 sampai bulan April 2006 (13 bulan). Tabel 4.1 Penjualan Pipa PVC Periode Penjualan (batang) Apr Mei Juni Juli Agustus Sep Oktober Nov Desember Januari Febuari Maret Apr Sumber: Bagian Penjualan PT Harapan Widyatama Pertiwi Data-data Agregat Planning Untuk dapat melakukan perhitungan Aggregate Planning secara baik dan benar, maka diperlukan sejumlah data yang berhubungan dengan Aggregate

2 70 Planning. Data-data berikut ini diambil dari kondisi aktual PT Harapan Widyatama Pertiwi pada bulan April Tabel 4.2 Data-data Agregat Planning Jumlah persediaan pipa PVC 1000 batang Kebutuhan karyawan produksi/shift 25 orang Kebutuhan karyawan 10 orang pengemasan/shift Kebutuhan karyawan gudang 5 orang Gaji karyawan per minggu Rp 200,000/orang Jumlah shift 3 Upah lembur Rp 8,000/org/jam Biaya persediaan perbatang Rp 950 Biaya produksi perbatang Rp 55,000 Biaya listrik dan air untuk produksi Rp 80,000,000/bulan Biaya listrik dan air untuk gudang Rp 5,000,000/bulan Biaya maintenance gudang Rp 2,000,000/bulan Biaya maintenance dep.produksi Rp 12,000,000/bulan Kapasitas gudang 5000 batang Sumber: Management Keuangan PT Harapan Widyatama Pertiwi Data-data Perhitungan Kapasitas Untuk dapat melakukan perhitungan kapasitas secara baik dan benar, maka diperlukan sejumlah data yang berhubungan dengan perhitungan kapasitas. Data-data berikut ini diambil dari kondisi aktual PT Harapan Widyatama Pertiwi pada bulan April Tabel 4.3 Data-data Perhitungan Kapasitas Kapasitas produksi/minggu 800 batang Tingkat efisiensi mesin 90% Tingkat utilisasi mesin 95% Sumber: Manager Pabrik PT Harapan Widyatama Pertiwi

3 Pengolahan Data Pengolahan Data Peramalan Data-data penjualan pipa PVC yang telah dikumpulkan digunakan untuk proses peramalan dengan menggunakan beberapa jenis metode peramalan yang ada. Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode peramalan: Simple Average, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, Double Exponential Smoothing, Double Exponential Smoothing with Trend dan Linear Regression Metode Simple Average Merupakan metode yang mengambil rata-rata dari seluruh data observasi yang dikumpulkan untuk meramalkan data yang akan datang. Persamaannya adalah: X = 1/T (X 1 + X 2 + X X t ) dimana: X X t T = data peramalan yang akan datang = data observasi pada periode ke t = jumlah periode observasi Dari pengolahan data dengan menggunakan software WinQSB khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 hasil peramalan penjualan produk pipa PVC dengan menggunakan metode Simple Average untuk bulan berikutnya adalah sebagai berikut:

4 72 Tabel 4.4 Hasil Peramalan Metode Simple Average Periode Peramalan (batang) Mei Disamping data hasil peramalan, juga diperoleh perhitunganperhitungan yang berguna untuk validasi dan verifikasi hasil peramalan sebagai berikut: CFE = MAD = MSE = MAPE = Tracking Signal = Metode Moving Average Metode rata-rata bergerak n-periode menggunakan formula sebagai berikut: (permintaan dalam n-periode terdahulu) Rata-rata Bergerak n-periode = n

5 73 dimana n adalah banyaknya periode dalam rata-rata bergerak. Apabila kita menggunakan rata-rata bergerak 3 periode, maka formula dari metode ratarata bergerak 3-periode adalah: (permintaan dalam 3-periode terdahulu) Rata-rata Bergerak 3-periode = 3 Dalam penelitian ini, hanya dicantumkan hasil peramalan dengan metode Moving Average yang memberikan hasil permalan terbaik dengan nilai error terkecil. Setelah dilakukan beberapa kali trial and error maka didapatkan periode lima bulan sebagai metode yang mempunyai nilai error terkecil untuk penggunaan metode Moving Average. Dari pengolahan data dengan menggunakan software WinQSB khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 hasil peramalan penjualan produk pipa PVC dengan menggunakan metode Moving Average 5 periode adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Peramalan Metode Moving Average Periode Peramalan (batang) Mei Sumber: hasil pengolaha data CFE = 850 MAD = 231 MSE = MAPE = Tracking Signal =

6 Metode Weighted Moving Average Model rata-rata bergerak terbobot lebih responsif terhadap perubahan, karena data dari periode yang baru biasanya diberi bobot yang lebih besar. Suatu model rata-rata bergerak n-periode, Weighted MA-n dinyatakan sebagai berikut: (pembobot periode n)(permintaan aktual periode n) Weighted MA-n = (pembobot) Dalam penelitian ini, hanya dicantumkan hasil peramalan dengan metode Weighted Moving Average yang memberikan hasil peramalan terbaik dengan nilai error terkecil. Dari pengolahan data dengan menggunakan software WinQSB khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 Setelah melakukan beberapa kali trial and error maka didapatkan periode lima bulan sebagai metode yang mempunyai nilai error terkecil untuk penggunaan metode Weighted Moving Average. Hasil peramalan penjualan pipa PVC dengan metode Weighted Moving Average adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Peramalan Metode Weighted Moving Average Periode Peramalan (batang) Mei

7 75 CFE = MAD = MSE = MAPE = Tracking Signal = Metode Simple Exponential Smoothing Peramalan menggunakan metode pemulusan eksponensial dilakukan berdasarkan formula berikut: F t = F t-1 + α(a t-1 F t-1 ) dimana: F t = nilai ramalan untuk periode waktu ke-t F t-1 = nilai ramalan untuk satu periode waktu yang lalu α = koefisien pemulusan A t-1 = nilai aktual untuk satu periode waktu yang lalu Dalam penelitian ini yang dicantumkan hasil peramalan dengan metode Simple Exponential Smoothing yang memberikan hasil terbaik dengan nilai error terkecil. Dari pengolahan data dengan menggunakan software WinQSB khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 setelah melakukan beberapa kali trial and error maka didapatkan nilai α = 0.5 yang mempunyai nilai error terkecil untuk penggunaan metode Simple Exponential Smoothing adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Peramalan Metode Exponential Smoothing

8 76 Periode Peramalan (batang) Mei Metode ini hanya dapat menghasilkan hasil peramalan untuk satu bulan kedepan walaupun dengan menggunakan software WinQSB dapat diaplikasikan namun hasil yang diperoleh untuk peramalan berikutnya tidak dapat diambil untuk peramalan bulan berikutnya karena hasil yang diperoleh nilainya selalu sama. CFE = MAD = MSE = MAPE = Tracking Signal = Metode Double Exponential Smoothing Berikut ini adalah persamaan yang dipakai dalam perhitungan Double Exponential Smoothing: S t = α X t +(1- α).s t-1 S t = α S t + (1- α).s t-1 a t = 2S t S t b t = α (S t S t ) / (1- α) F t+m = a t + b t (m)

9 77 dimana: α = koefisien pemulusan S t = nilai-nilai penghalusan eksponensial tunggal S t = nilai-nilai penghalusan eksponensial ganda a t b t F t+m = penyesuaian nilai penghalusan tunggal untuk periode t = komponen kecenderungan = nilai ramalan untuk m periode ke depan dari t Dalam penelitian ini yang dicantumkan adalah hasil peramalan dengan metode Double Exponential Smoothing yang memberikan hasil terbaik dengan nilai error terkecil. Dari pengolahan data dengan menggunakan software WinQSB khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 setelah melakukan beberapa kali trial and error maka didapatkan nilai α = 0.7 yang mempunyai nilai error terkecil untuk penggunaan metode Double Exponential Smoothing. Hasil peramalan penjualan pipa PVC dengan menggunakan metode Double Exponential Smoothing adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Peramalan Metode Double Exponential Smoothing Periode Peramalan (batang) Mei Juni Juli CFE =

10 78 MAD = MSE = MAPE = Tracking Signal = Metode Exponential Smoothing with Trend Persamaan untuk koreksi kecenderungan (trend correction) menggunakan suatu konstanta pemulusan beta, α, yang dihitung berdasarkan formula berikut: T t = (1 - α) T t-1 + α (F t F t-1 ) dimana: T t = smoothed trend untuk periode t α T t-1 F t = konstanta dari trend smoothing yang dipilih = smoothed trend untuk periode t-1 (periode yang lalu) = nilai ramalan berdasarkan metode pemulusan eksponensial sederhana, untuk periode t F t-1 = nilai ramalan berdasarkan metode pemulusan eksponensial sederhana, untuk periode t-1 Dalam penelitian ini yang dicantumkan adalah hasil peramalan dengan metode Exponential Smoothing with Trend yang memberikan hasil terbaik dengan nilai error terkecil. Dari pengolahan data dengan menggunakan software WinQSB khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 setelah

11 79 melakukan beberapa kali trial and error maka didapatkan nilai α = 0.1 dan β = 0.5 yang mempunyai nilai error terkecil untuk penggunaan metode Exponential Smoothing with Trend. Hasil peramalan penjualan produk pipa PVC dengan menggunakan metode Exponential Smoothing with Trend adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Peramalan Metode Exponential Smoothing with Trend Periode Peramalan (batang) Mei Juni Juli CFE = MAD = MSE = MAPE = Tracking Signal = Metode Double Exponential Smoothing with Trend Berikut ini adalah persamaan yang dipakai dalam perhitungan Double Exponential Smoothing with Trend: S t = α X t + (1- α).s t-1 S t = α S t + (1- α).s t-1 a t = 2S t S t

12 80 b t = α (S t S t ) / (1- α) F t+m = a t + b t (m) dimana: S t = nilai-nilai penghalusan eksponensial tunggal S t = nilai-nilai penghalusan eksponensial ganda a t b t F t+m M = penyesuaian nilai penghalusan tunggal untuk periode t = komponen kecenderungan = nilai ramalan untuk m periode ke depan dari t = jumlah periode peramalan Dalam penelitian ini yang dicantumkan adalah hasil peramalan dengan metode Double Exponential Smoothing with Trend yang memberikan hasil terbaik dengan nilai error terkecil. Dari pengolahan data dengan menggunakan software WinQSB khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 setelah melakukan beberapa kali trial and error maka didapatkan nilai α = 0.2 yang mempunyai nilai error terkecil untuk penggunaan metode Double Exponential Smoothing with Trend. Hasil peramalan penjualan produk pipa PVC dengan menggunakan metode Double Exponential Smoothing with Trend adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Peramalan Double Exponential Smoothing with Trend

13 81 Periode Peramalan (batang) Mei Juni Juli CFE = MAD = MSE = MAPE = Tracking Signal = Metode Linear Regression Pada metode ini, data masa lalu menunjukkan fluktuasi yang acak di sekitar garis lurus dengan kemiringan tertentu dimana persamaan garis yang mewakilinya merupakan persamaan linier. Persamaannya adalah : y t = a + bt a = 1/n ( y t - b t) dimana: b = n t.y t - y (t). t n t 2 (t) 2 t = periode waktu ke t

14 82 y t y t = data yang lalu = peramalan yang dilakukan Dari pengolahan data dengan menggunakan software WinQSB khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 hasil peramalan penjualan produk pipa PVC dengan menggunakan metode Linear Regression adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Peramalan Metode Linear Regression Periode Peramalan (batang) Mei Juni Juli CFE = MAD = MSE = MAPE = Tracking Signal = Verifikasi Peramalan Untuk mengetahui apakah peramalan yang dilakukan itu valid atau tidak, perlu dilakukan suatu verifikasi peramalan. Tabel MR berikut ini memperlihatkan nilai Moving Range dari peramalan penjualan produk Pipa PVC. Perhitungan verifikasi peramalan menggunakan data peramalan

15 83 berdasarkan metode Linear Regression yang mempunyai nilai error terkecil. Perhitungan nilai MR berdasarkan rumus: MR = [(F t A t ) ( F t-1 A t-1 )] dimana: MR = Moving Range F t = nilai ramalan periode t At = nilai aktual periode t F t-1 = nilai ramalan periode t-1 A t-1 = nilai aktual periode t-1 Tabel 4.12 Perhitungan Moving Range Forecast Demand F-D (Error) MR

16 84 MR avg = 3470 / 12 = UCL = 2.66 x = LCL = x = Daerah A = 2/3 UCL = Daerah B = 1/3 UCL = Error ucl Error lcl a+ a- b+ b- Periode Gambar 4.1 Grafik Verifikasi Peramalan Aggregate Planning Berdasarkan metode peramalan yang paling sesuai dengan pola data permintaan pipa PVC yaitu metode Linear Regression, dapat dibuat suatu rencana produksi untuk 3 bulan mendatang (12 minggu). Hasil peramalan permintaan pipa PVC untuk bulan Mei 2006 sampai Juli 2006 adalah sebagai berikut: Tabel 4.13 Peramalan Produksi pipa PVC Minggu Peramalan Produksi (batang)

17 Perencanaan agregat dilakukan untuk menentukan jumlah produksi yang paling optimal untuk menekan biaya produksi. Dalam melakukan perhitungan terhadap total biaya produksi, hal-hal yang dipertimbangkan adalah: - Gaji karyawan per minggu dan biaya lembur - Biaya produksi dan biaya penyimpanan pipa PVC Perbatang - Level persediaan yang diinginkan perusahaan Metode perencanaan agregat yang digunakan adalah metode jumlah produksi konstan (level production) dan metode chase production. Perhitungan biaya persediaan per minggu = (biaya karyawan bagian gudang + biaya listrik, air + biaya maintenance fasilitas gudang) : kapasitas maksimum gudang = (5 x Rp 200,000 x 3 shift + Rp 5,000,000/4 + Rp 2,000,000/4): 5000

18 86 = Rp 950 Perhitungan biaya produksi per batang = (biaya karyawan bagian produksi dan pengemasan + biaya listrik, air + biaya maintenance fasilitas pabrik) : kapasitas produksi/minggu (actual capacity) = (35 x Rp 200,000 x 3 shift+ Rp 80,000,000/4 + Rp 12,000,000/4): 800 = Rp 55,000 Produk pipa PVC maksimal yang dapat dihasilkan oleh PT Harapan Widyatama Pertiwi dalam satu hari kerja normal tanpa lembur sebesar 240 batang maka dalam satu shift perusahaan dapat menghasilkan 80 batang. Dalam satu minggu waktu kerja normal (6 hari kerja) dapat dihasilkan 1440 batang. Apabila permintaan yang ada tidak melebihi 1440 batang maka tidak diperlukan lembur karyawan baik pada bagian produksi maupun pada bagian pengemasan. Pada saat ini PT Harapan Widyatama Pertiwi memproduksi sekitar 800 batang pipa PVC setiap minggu tanpa memperhitungkan jam lembur. PT Harapan Widyatama Pertiwi juga menginginkan tingkat persediaan yang tetap sebesar 1000 batang sebagai tindakan preventif apabila terjadi lonjakan permintaan yang tinggi ataupun terjadi kemacetan dalam proses produksi pipa PVC. Contoh perhitungan metode konstan untuk minggu ke-4:

19 87 Jumlah produksi = 11588/12 = 966 Persediaan = ( ) = 1032 Gaji karyawan = (25+10) x Rp 200,000 x 3 = Rp 21,000,000 Jumlah karyawan lembur = 0 Biaya lembur = 0 Biaya persediaan = 1032 x Rp 950 = Rp 980,400 Biaya produksi = 966 x Rp 55,000 = Rp 53,130,000 Total biaya = total biaya produksi + total biaya persediaan + total biaya lembur + total gaji karyawan = Rp 637,560,000 + Rp 11,652, Rp 252,000,000 = Rp 901,212,700 Contoh perhitungan metode chase untuk minggu ke-4: Jumlah produksi = 958 (sama dengan jumlah permintaan) Persediaan = 1000 Gaji karyawan = (25+10) x Rp 200,000 x 3 = Rp 21,000,000 Jumlah karyawan lembur = 0 Biaya lembur = 0 Biaya persediaan = 1000 x Rp 950 = Rp 950,000 Biaya produksi = 958 x Rp 55,000 = Rp 52,690,000 Total biaya = total biaya produksi + total biaya persediaan + total biaya lembur + total gaji karyawan = Rp 637,340,000 + Rp 11,400, Rp 252,000,000

20 88 = Rp 900,740,000 Dari kedua metode diatas, dapat dilihat bahwa metode yang menghasilkan biaya terkecil adalah metode Chase, sehingga dapat dikatakan bahwa metode chase merupakan metode yang paling optimal. Hasil perhitungan dengan metode Chase ini akan divalidasi dengan perhitungan Resource Requirement Planning sebelum digunakan pada tahap penyusunan Master Production Scheduling Resource Requirement Planning Setelah dilakukan perhitungan Aggregate Planning untuk mendapatkan rencana produksi dengan biaya terendah, maka tahap berikutnya dalam Manufacturing Resource Planning adalah perhitungan Resource Requirement Planning yang merupakan tingkat perencanaan tertinggi dalam perencanaan kapasitas. Tahapan yang dilakukan untuk RRP adalah sebagai berikut ini: Memperoleh rencana produksi dari perencanaan agregat Dari perencanaan agregat yang telah dilakukan sebelumnya, didapat bahwa metode produksi dengan biaya terendah adalah metode chase strategy, sehingga dalam penyusunan RRP ini juga berdasarkan pada metode chase strategy. Dalam perhitungan RRP ini, periode waktu yang digunakan juga dalam satuan minggu. Tabel 4.14 Rencana Produksi dari Perencanaan Agregat

21 89 Periode (Minggu ke-) Permintaan Total (batang) Rencana Produksi Chase Method (batang) Tingkat Inventori (batang) Menentukan struktur produk Hanya terdapat satu bagian struktur produk yaitu pembuatan produk pipa itu sendiri, karena tidak adanya penggabungan beberapa macam part untuk memproduksi finish good.

22 Gambar 4.2 Struktur Produk pipa PVC Menghitung bill of resources Bill of resources tergantung pada struktur produk di atas dimana formula yang digunakan untuk menghitung bill of resources adalah: Rata-rata waktu pembuatan = proporsi product mix x jam standar pembuatan per produksi. Dalam hal ini, karena proporsi product mix untuk produk pipa PVC adalah 100% maka rata-rata waktu pembuatan yang digunakan sama dengan jam standar Pembuatan per produksi dari produk pipa PVC yaitu sebesar 24jam / 240 batang = 0.10 jam/batang. Menghitung Kebutuhan Sumber Daya Total Dengan sumber daya yang tersedia selama satu minggu yang terdiri dari 6 hari kerja adalah 6 x 24 jam = 144 jam.

23 91 Tabel 4.15 Tabel Perhitungan Sumber Daya Total (1) (2) (3) (4) (5) Rencana Produksi (batang) Rata-rata Waktu pembuatan per Unit (Jam) Kebutuhan Sumber Daya Sumber Daya yang Tersedia (Jam) Kekurangan/K elebihan Sumber Daya (4) (3) (1) x (2) Sumber: pengolahan data Mengevaluasi rencana Pada langkah terakhir ini dalam penyusunan RRP adalah melakukan evaluasi terhadap hasil perhitungan kebutuhan sumber daya total. Dari tabel yang diperoleh diatas, dapat dilihat bahwa dari segi kapasitas produksi, tidak terdapat kekurangan kapasitas pada semua periode yang

24 92 berlangsung. Sedangkan dari segi inventori, terdapat inventori sebesar batang selama 12 periode yang dimasukkan dalam perhitungan Master Production Scheduling Apabila perencanaan agregat produksi dan perencanaan kebutuhan sumber daya sebagai tingkatan tertinggi dalam hierarki perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas telah dapat diselesaikan, maka tahap berikutnya adalah melakukan penjadwalan produksi induk (MPS). Data-data yang digunakan untuk penyusunan MPS adalah data-data hasil perhitungan perencanaan agregat produksi yang telah divalidasi dengan perencanaan kebutuhan sumber daya. Dalam penyusunan MPS, rencana produksi bulanan dibagi menjadi rencana produksi mingguan. Satu bulan diasumsikan dibagi atas empat minggu. Minggu pertama dalam bulan Mei 2006 dianggap sebagai minggu ke 14 dalam tahun Jumlah produksi sama banyak untuk tiap minggunya sehingga didapat MPS sebagai berikut: Tabel 4.16 Tabel Perhitungan MPS Periode (Minggu ke-) Sales Forecast Actual Orders Projected Available Balance Available to Promise Cumulative ATP MPS

25 93 OH = on hand = 1000 SS = safety stock = 1000 DTF = Demand Time Fences = 2 minggu PTF = Planning Time Fences = 4 minggu Perhitungan MPS: - Projected Available Balance sebelum DTF = On-Hand Balance + MPS Actual Orders = = Projected Available Balance setelah DTF = PAB sebelumnya + MPS maksimum (Sales Forecast atau Actual Orders) = = Available to Promise = (On-Hand Balance + MPS Safety Stock) Jumlah Actual Orders sebelum MPS berikutnya = ( ) 0 = Actual Orders bernilai 0 semua karena pada saat penyusunan MPS belum ada pesanan yang masuk Dari tabel MPS diatas, dapat dilihat bahwa angka untuk MPS adalah jumlah rencana produksi selama periode 2 minggu sesuai dengan besarnya Demand Time Fence. MPS dwi-mingguan tersebut kemudian dibagi lagi menjadi rencana produksi mingguan seperti berikut ini: Tabel 4.17 Rencana Produksi Mingguan Bulan Mei 2006 Minggu ke Jumlah Produksi (batang)

26 94 Tabel 4.18 Rencana Produksi Mingguan Bulan Juni 2006 Minggu ke Jumlah Produksi (batang) Tabel 4.19 Rencana Produksi Mingguan Bulan Juli 2006 Minggu ke Jumlah Produksi (batang) Rough Cut Capacity Planning Rough Cut Capacity Planning merupakan urutan kedua dari hierarki perencanaan kapasitas. RCCP melakukan validasi terhadap MPS yang juga menempati urutan kedua dalam hierarki perencanaan prioritas produksi. Untuk mempermudah dalam memahami cara perhitungan RCCP secara benar, dilakukan penjabaran dengan empat langkah yang diperlukan untuk melaksanakan RCCP, yaitu: Memperoleh informasi tentang rencana produksi dari MPS Dari MPS yang telah disusun sebelumnya, dapat diperoleh informasi jumlah rencana produksi pipa PVC untuk waktu 3 bulan ke depan sebagai berikut:

27 95 Tabel 4.20 Jadwal Produksi pipa PVC Minggu ke- Jadwal Produksi (batang) Minggu ke- Jadwal Produksi (batang) Sumber: hasil pengolaha data Memperoleh informasi tentang struktur produk dan waktu tunggu Pada perhitungan Resource Requirement Planning (RRP) telah diketahui bahwa pada produk pipa PVC hanya terdapat satu bagian struktur produk yaitu pembuatan pipa PVC itu sendiri. Waktu tunggu produk juga tidak ada, karena tidak adanya penggabungan beberapa macam part untuk memproduksi finish good.

28 96 Menentukan bill of resources Jam standar pembuatan per unit dari produk pipa PVC yaitu sebesar 24jam / 240 batang = 0.10 jam/batang. Kemudian dilakukan perhitungan waktu pembuatan rata-rata untuk jadwal produksi setiap periode sebagai berikut: Tabel 4.21 Waktu Pembuatan Rata-rata (1) (2) (3) (4) Periode (Minggu ke- ) Rencana Produksi (batang) Rata-rata Waktu pembuatan/unit (Jam) Waktu pembuatan Rata-rata (Jam) (2) x (3)

29 Menghitung kebutuhan sumber daya spesifik dan membuat laporan RCCP Perhitungan kebutuhan sumber daya spesifik perlu mempertimbangkan tingkat efisiensi mesin produksi. Perhitungan kebutuhan kapasitas jam mesin berdasarkan analisis RCCP adalah sebagai berikut: Tabel 4.22 Perhitungan Kapasitas Jam Mesin Waktu pembuatan Rata-rata (Jam) Efisiensi Kebutuha n Aktual (Jam) (1) / (2) Kapasitas Tersedia (Jam) Kelebihan Kapasitas (Jam) (4) (3)

30 Sumber daya yang tersedia selama satu minggu yang terdiri dari 6 hari kerja adalah 6 x 24 jam = 144 jam. Selanjutnya hasil-hasil dari RCCP ditampilkan dalam suatu diagram yang dikenal sebagai load profile. Load profile merupakan metode yang umum dipergunakan untuk menggambarkan kapasitas yang dibutuhkan versus kapasitas yang tersedia. Waktu Periode Kebutuhan Aktual Lapasitas Tersedia Gambar 4.3 Grafik Capacity Load Profile Bill of Material

31 Bill of Material merupakan daftar dari semua material, parts dan subassemblies serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk. Untuk memproduksi sebatang pipa PVC diperlukan resin 970 kg (48.5%), complex stabilizer 60 kg (3%), pigment 210 kg (10.5%), dan Zat Kapur 760 kg ( CaCo 3 ) (38%). Semua material yang digunakan dalam produksi pipa PVC tersebut berada pada level yang sama pada level Bill of Material karena tidak terjadi penggabungan part tambahan lain. Bill of Material dari pipa PVC adalah sebagai berikut: Gambar 4.4 Bill of Material pipa PVC Material Requirement Planning Berdasarkan Bill of Material dari produk pipa PVC dan data hasil peramalan permintaan yang telah disusun ke dalam MPS, maka tahap berikutnya adalah tahap penyusunan Rencana Kebutuhan Material atau Material Requirement Planning. Sama seperti MPS yang telah dibuat sebelumnya, MRP untuk produksi pipa PVC selama bulan Mei 2006 sampai dengan bulan

32 100 Juli 2006 dibagi menjadi mingguan yaitu mulai dari minggu ke-14 sampai dengan minggu ke-25. Penyusunan MRP dilakukan dengan menggunakan metode Lot for Lot. Hal ini disesuaikan dengan kenyataan yang ada dimana perusahaan PT Harapan Widyatama Pertiwi dalam melakukan pemesanan tidak dibatasi oleh aturan mengenai jumlah minimum pemesanan ataupun dibatasi oleh kapasitas tertentu. Oleh karena itu metode Lot for Lot sangat cocok untuk diaplikasikan dalam penyusunan MRP untuk produk pipa PVC yang dihasilkan oleh PT Harapan Widyatama Pertiwi. Karena hasil peramalan tidak semuanya berbentuk bilangan bulat (mengandung angka pecahan), maka dalam penyusunan MRP ini semua data yang ada mengalami pembulatan ke atas. Data-data tambahan yang dibutuhkan dalam penyusunan MRP untuk material penyusun pipa PVC adalah sebagai berikut: Tabel 4.23 Data Lead Time, On Hand dan Safety Stock Lead Time On Hand Safety Stock Kebutuhan Material (minggu) minggu ke- Resin 1 60 karung 60 karung 14 Zat Kapur 1 50 karung 50 karung 14 Complex stabilizer 1 5 karung 5 karung 13 Pigment 1 15 karung 15 karung 13 Sumber: Bagian Gudang PT Harapan Widyatama Pertiwi MRP untuk bahan baku dalam produksi pipa PVC adalah sebagai berikut:

33 101 MRP Resin Jumlah Gross Requirement Resin bulan Mei 2006 didapat melalui perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.24 Perhitungan Gross Requirement Resin Perhitungan Hasil Peramalan permintaan pipa PVC 958 batang bulan Mei 2006 Jumlah yang harus diproduksi 958 / Jumlah Resin yang diperlukan 15,97 * 970 kg kg = karung@50 kg Jumlah Resin yang diperlukan karung/ karung dalam 1 minggu Jumlah Gross Requirement untuk bulan Juni dan Juli 2006 didapat melalui perhitungan yang sama dengan perhitungan diatas, dengan perbedaan pada jumlah peramalan permintaan Pipa PVC. Tabel 4.25 MRP untuk Resin Lead Time : 1 minggu Safety Stock : 60 karung On Hand : 60 karung Lot Size : L4L Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On- Hand Periode (Minggu ke-)

34 102 Projected Available Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Release MRP Zat Kapur Jumlah Gross Requirement Zat Kapur untuk bulan Mei 2006 didapat melalui perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.26 Perhitungan Gross Requirement Zat Kapur Perhitungan Hasil Peramalan permintaan pipa PVC 958 batang bulan Mei 2006 Jumlah yang harus diproduksi 958 / Jumlah Zat Kapur yang * 760 kg kg = diperlukan karung@50 kg Jumlah Zat Kapur yang karung/ karung diperlukan dalam 1 minggu Jumlah Gross Requirement untuk bulan Juni dan Juli 2006 didapat melalui perhitungan yang sama dengan perhitungan diatas, dengan perbedaan pada jumlah peramalan permintaan pipa PVC. Tabel 4.27 MRP untuk Zat Kapur

35 103 Lead Time : 1 minggu Safety Stock : 50 karung On Hand : 50 karung Lot Size : L4L Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On-Hand Projected Available Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Release Periode (Minggu ke-) MRP Complex Stabilizer Jumlah Gross Requirement Complex Stabilizer untuk bulan Mei 2006 didapat melalui perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.28 Perhitungan Gross Requirement Complex Stabilizer Peramalan permintaan pipa PVC bulan Mei 2006 Perhitungan Jumlah yang harus diproduksi 958 / Jumlah Complex Stabilizer yang diperlukan Jumlah Complex Stabilizer yang diperlukan dalam 1 minggu Hasil 958 batang * 60 kg kg = karung@50 kg karung/ karung

36 104 Jumlah Gross Requirement untuk bulan Juni dan Juli 2006 didapat melalui perhitungan yang sama dengan perhitungan diatas, dengan perbedaan pada jumlah peramalan permintaan pipa PVC Tabel 4.29 MRP untuk Complex Stabilizer Lead Time : 1 minggu Safety Stock : 5 karung On Hand : 5 karung Lot Size : L4L Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On- Hand Projected Available Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Release Periode (Minggu ke-) MRP Pigment Jumlah Gross Requirement Pigment untuk bulan Mei 2006 didapat melalui perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.30 Perhitungan Gross Requirement Pigment Peramalan permintaan pipa PVC bulan Mei 2006 Perhitungan Jumlah yang harus diproduksi 958 / Hasil 958 batang Jumlah Pigment yang diperlukan * 210 kg kg = 67.07

37 105 Jumlah Pigment yang diperlukan dalam 1 minggu karung@50 kg karung/ karung Jumlah Gross Requirement untuk bulan Juni dan Juli 2006 didapat melalui perhitungan yang sama dengan perhitungan diatas, dengan perbedaan pada jumlah peramalan permintaan pipa PVC. Tabel 4.31 MRP untuk Pigment Lead Time : 1 minggu Safety Stock : 15 karung On Hand : 15 karung Lot Size : L4L Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On- Hand Projected Available Net Requirements Periode (Minggu ke-)

38 106 Planned Order Receipts Planned Order Release Capacity Requirement Planning Tahapan yang diperlukan untuk melaksanakan analisis CRP yaitu: Memperoleh informasi tentang pesanan produksi yang dikeluarkan (planned order release) dari MRP. Informasi pesanan produksi yang dikeluarkan berdasarkan perhitungan MRP yang telah dilakukan sebelumnya merupakan pesanan untuk material, bukan merupakan pesanan untuk pembuatan part, sehingga dengan demikian informasi pesanan produksi yang dikeluarkan MRP tidak dapat digunakan dalam perhitungan CRP. Hal ini terjadi karena dalam proses produksi pipa PVC ini hanya terdiri atas 1 level saja, dimana tidak terjadi penggabungan beberapa part dalam suatu tahap pembuatan produk. Oleh karena itu digunakan data jadwal produksi sesuai dengan MPS yang telah dihitung. Tabel 4.32 Jadwal Produksi pipa PVC Minggu ke- Jadwal Produksi (batang)

39 Memperoleh informasi tentang standard run time per unit dan standard setup time per size. Tabel 4.33 Standard run time per unit dan Standard setup time per size Periode Lot Size (batang) Setup Time/ Lot (menit) Run Time/ Unit (jam) Run Time/ Unit (menit) Minggu Minggu Minggu Menghitung kapasitas yang dibutuhkan dari masing-masing pusat kerja. Tabel 4.34 Operation Time per Unit Produk pipa PVC (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Periode (minggu) Lot Size (batang ) Setup Time/Lot (menit) Setup Time/Unit (menit) (3) / (2) Run Time/Unit (menit) Operation Time/Unit (menit) (4) + (5) Total Operation Time (menit) (2) x (6)

40 Keterangan perhitungan Operation time: Setup time/lot sebesar 60 menit untuk jumlah lot selama 1 minggu karena pada kondisi aktual, mesin-mesin produksi bekerja terus-menerus selama 24 jam dalam sehari dan hanya dimatikan pada saat hari libur saja. Run time/unit didapat dari 0.10 jam x 60 menit = 6 menit Membuat laporan CRP Setelah kapasitas yang dibutuhkan dari pusat kerja telah ditentukan, maka tahap berikutnya adalah pembuatan laporan CRP untuk setiap periode dalam rencana produksi sebagai berikut: Tabel 4.35 Laporan CRP tentang Kebutuhan Kapasitas Jam Mesin No. Deskripsi Minggu Minggu Minggu (1) Waktu yang tersedia (menit) (2) Tingkat Utilisasi Mesin (kondisi aktual) (3) Tingkat Efisiensi Mesin (kondisi aktual)

41 109 (4) Kapasitas Tersedia = (1) x (2) x (3) (5) Kebutuhan Aktual (6) Kelebihan Kapasitas = (4) (5) Keterangan Laporan CRP: Waktu yang tersedia = 6 hari x 24 jam x 60 menit = 8640 menit Tingkat utilisasi dan efisiensi mesin merupakan kondisi aktual perusahaan Kebutuhan aktual didapat dari perhitungan Total Operation Time pada table Analisa Data Analisis Peramalan Hasil pengumpulan data penjualan pipa PVC yang telah dikumpulkan dan telah dilakukan proses peramalan berdasarkan beberapa jenis metode peramalan yang ada. Dalam penelitian ini digunakan delapan metode peramalan yaitu: Simple Average, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, Double Exponential Smoothing, Double Exponential Smoothing with Trend dan Linear Regression Pemilihan Metode Terbaik

42 110 Setelah peramalan dilakukan pada data penjualan dengan menggunakan delapan metode, maka dipilih metode peramalan yang terbaik. Standar yang digunakan dalam menentukan apakah suatu metode peramalan menghasilkan hasil peramalan yang baik adalah dengan melihat nilai Mean Square Error atau MSE, MAD dan CFE serta MAPE. Akurasi peramalan akan semakin tinggi apabila nilai-nilai MAD, CFE, Tracking Signal, MSE dan MAPE semakin kecil. Dari ketiga jenis standar nilai tersebut, nilai MAPE yang paling berbobot dalam menentukan validitas hasil peramalan. Dari delapan metode peramalan yang dipakai dalam penelitian ini, metode dengan nilai MAPE terkecil yaitu metode Linear Regression dengan nilai MAPE = Metode Linear Regression juga mempunyai nilai MAD, CFE dan Tracking Signal terkecil diantara metode peramalan yang lain. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa metode Linear Regression merupakan metode yang terbaik untuk meramalkan jumlah penjualan produk pipa PVC selama beberapa periode singkat ke depan. Oleh karena itu pula hasil peramalan dengan menggunakan metode Linear Regression digunakan sebagai dasar dalam perhitungan-perhitungan selanjutnya Metode Linear Regression Hasil peramalan dengan menggunakan metode Linear Regression untuk penjualan produk pipa PVC untuk periode Mei sampai dengan Juli 2006 adalah sebagai berikut: Tabel 4.36 Hasil Peramalan Permintaan Metode Linear Regression

43 111 Bulan Mei 2006 Juni 2006 Juli 2006 Peramalan (batang) Kelebihan dari penggunaan metode peramalan dalam melakukan proses pemesanan bahan baku ke supplier adalah efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Sedangkan ada juga kekurangan dari menggunakan metode peramalan ini yaitu pada setiap periode, bagian produksi dan marketing harus melakukan proses update terhadap data periode yang baru lewat. Kemudian harus dilakukan proses perhitungan peramalan lagi, sebab ada kemungkinan perubahan metode peramalan yang terbaik karena ada kemungkinan terjadi perubahan pola data dengan masuknya data yang terbaru Analisis Verifikasi Peramalan Dari grafik verifikasi peramalan yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa tidak ada data yang berada di luar batas UCL dan LCL. Setelah dilakukan analisis data verifikasi satu demi satu ternyata tidak ada data yang berada diluar UCL dan LCL. Tidak ada data yang berada dalam kondisi out of control. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode peramalan dengan metode Linear Regression sudah cukup baik Analisis Agregate Planning

44 112 Perencanaan agregat dilakukan dengan mempertimbangkan biaya-biaya seperti yang tercantum secara terperinci dalam subbab untuk mendapatkan total biaya yang terkecil. Perencanaan agregat ini dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode produksi konstan dan metode produksi chase. Hasil perhitungan total biaya untuk masing-masing metode produksi adalah sebagai berikut: Metode produksi konstan Total perhitungan biaya dengan metode konstan adalah sebesar Rp 901,212,700 untuk produksi selama 12 minggu. Metode produksi chase Total perhitungan biaya dengan metode chase adalah sebesar Rp 900,740,000untuk produksi selama 12 minggu. Dari kedua metode produksi diatas, didapatkan bahwa yang mempunyai total biaya terkecil adalah perencanaan agregat dengan metode produksi chase. Jumlah produksi selama 12 minggu dengan metode produksi chase adalah sebagai berikut: Tabel 4.37 Jumlah Produksi dengan Metode Chase Minggu ke- Jumlah Produksi (dus)

45 Analisis Resource Requirement Planning Resource Requirement Planning merupakan tingkat perencanaan tertinggi dalam perencanaan kapasitas. Penyusunan RRP berdasarkan pada metode chase strategy yang mempunyai biaya terkecil dalam perhitungan aggregate planning sebelumnya. Produk pipa PVC hanya terdiri dari satu bagian struktur produk yaitu pembuatan pipa itu sendiri karena tidak ada penggabungan part lainnya. Rata-rata waktu pembuatan yang digunakan sama dengan jam standar pembuatan per produksi dari produk pipa PVC karena proporsi product mix untuk produk pipa PVC adalah 100% yaitu sebesar 24 jam / 240 batang = 0.10 jam/batang. Dari perhitungan sumber daya total didapatkan bahwa ternyata tidak terdapat kekurangan sumber daya dalam satuan waktu. Hal ini berarti proses produksi dapat berjalan seperti yang telah direncanakan. Sedangkan

46 114 dari segi inventori, terdapat inventori sebesar batang selama 12 periode yang dimasukkan dalam perhitungan Analisis Master Production Scheduling Data-data hasil peramalan yang digunakan untuk penyusunan MPS adalah data-data hasil dari peramalan dengan menggunakan metode yang terbaik untuk masalah ini, yaitu metode Linear Regression dengan nilai MAPE = Dalam penyusunan MPS, rencana produksi bulanan dibagi menjadi rencana produksi mingguan. Jumlah produksi sama banyak untuk tiap minggunya. Dari tabel MPS pengolahan dapat dilihat adanya kenaikan rencana jumlah produksi pipa PVC. Pada bulan Mei 2006 tercatat rencana produksi sebesar 3832 batang, sedangkan pada bulan Juni 2006 tercatat rencana produksi sebesar 3861 batang dan pada bulan Juli 2006 sebesar 3890 batang. Hal ini berarti terjadi kenaikan sebesar kurang lebih 30 batang tiap bulan atau sekitar 8% per tahun. Kenaikan jumlah produksi berarti semakin mendatangkan keuntungan bagi perusahaan dan juga sebagai pertanda bahwa produk yang diproduksi oleh perusahaan ini dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Kenaikan rencana produksi ini juga tidak melebihi kapasitas produksi pabrik PT Harapan Widyatama Pertiwi yang dapat menghasilkan 1440 batang pipa PVC dalam satu minggu waktu kerja normal (6 hari kerja).

47 Analisis Rough Cut Capacity Planning Informasi mengenai jumlah rencana produksi pipa PVC untuk waktu 3 bulan ke depan diperoleh dari MPS. Pada perhitungan Resource Requirement Planning(RRP) juga telah diketahui bahwa pada produk pipa PVC hanya terdapat satu bagian struktur produk yaitu pembuatan pipa itu sendiri. Waktu tunggu produk juga tidak ada. Jam standar pembuatan per produksi dari produk piap PVC yaitu sebesar 24jam / 240 batang = 0.10 jam/batang. Dalam perhitungan kebutuhan sumber daya spesifik perlu dipertimbangkan tingkat efisiensi mesin produksi. Dari hasil perhitungan yang dilakukan kebutuhan kapasitas jam mesin, dapat disimpulkan bahwa semua kebutuhan aktual periode tidak ada yang melebihi kapasitas yang tersedia. Hal ini berarti jadwal produksi seperti yang tercantum dalam MPS dapat dilaksanakan Analisis Bill of Material Produk pipa PVC ini dibuat dengan komponen resin sebesar 48.5%, complex stabilizer sebesar 3%, pigment sebesar 10.5%, dan Zat Kapur ( CaCo 3 ) sebesar 38% dari keseluruhan. Semua material yang digunakan dalam produksi pipa PVC tersebut berada pada level yang sama pada level Bill of Material karena tidak terjadi penggabungan part tambahan lain.

48 Analisis Material Requirement Planning MRP untuk produksi pipa PVC selama bulan Mei 2006 sampai dengan bulan Juli 2006 dibagi menjadi mingguan yaitu diasumsikan dimulai dari minggu ke-14 (minggu pertama bulan Mei) sampai dengan minggu ke-25 (minggu keempat bulan Juli). Penyusunan MRP dilakukan dengan menggunakan metode Lot for Lot. Analisis MRP Resin Dalam MRP, dapat diketahui bahwa Gross Requirement untuk Resin mulai dari minggu ke-14 (awal bulan Mei 2006) sebesar 78 kg. Jumlah Projected Available untuk Resin selalu berjumlah 60 karung, sesuai dengan kebijakan safety stock yang disarankan. Net Requirements dan Planned Order Receipts besarnya sama dengan Gross Requirement, sedangkan Planned Order Release sama dari segi jumlah dengan Planned Order Receipts, hanya saja lebih awal satu minggu karena adanya lead time untuk Resin selama satu minggu. Dengan penerapan metode Lot for Lot dalam penyusunan MRP untuk produk pipa PVC ini tentunya akan memudahkan perusahaan dalam melakukan pemesanan, karena pada prinsipnya perusahaan melakukan pemesanan material langsung berdasarkan pada jumlah material yang dibutuhkan untuk proses produksi selanjutnya. Jumlah safety stock sebanyak 60 karung Resin dimaksudkan sebagai cadangan apabila sewaktu-waktu

49 117 pengiriman material dari supplier mengalami hambatan atau keterlambatan, sehingga tidak akan menganggu jalannya proses produksi. Analisis MRP Zat Kapur Dalam MRP, dapat diketahui bahwa Gross Requirement untuk Zat Kapur mulai dari minggu ke-14 (awal bulan Mei 2006) sebesar 61 kg dan seterusnya berjumlah sama sampai minggu ke-25 (akhir bulan Juli 2006). Jumlah Projected Available untuk Zat Kapur selalu berjumlah 50 karung, sesuai dengan kebijakan safety stock yang disaranakan. Net Requirements dan Planned Order Receipts besarnya sama dengan Gross Requirement, sedangkan Planned Order Release sama dari segi jumlah dengan Planned Order Receipts, hanya saja lebih awal satu minggu karena adanya lead time untuk Zat Kapur selama satu minggu. Dengan penerapan metode Lot for Lot dalam penyusunan MRP untuk produk pipa PVC ini tentunya akan memudahkan perusahaan dalam melakukan pemesanan, karena pada prinsipnya perusahaan melakukan pemesanan material langsung berdasarkan pada jumlah material yang dibutuhkan untuk proses produksi selanjutnya. Jumlah safety stock sebanyak 50 karung Zat Kapur dimaksudkan sebagai cadangan apabila sewaktu-waktu pengiriman material dari supplier mengalami hambatan atau keterlambatan, sehingga tidak akan menganggu jalannya proses produksi.

50 118 Analisis MRP Complex Stabilizer Dalam MRP, dapat diketahui bahwa Gross Requirement untuk Complex Stabilizer mulai dari minggu ke-13 (akhir bulan April 2006) sebesar 5 karung dan seterusnya berjumlah sama sampai minggu ke-24 (akhir bulan Juli 2006). Jumlah Projected Available untuk plastik pembungkus selalu berjumlah 5 karung, sesuai dengan kebijakan safety stock yang disarankan. Net Requirements dan Planned Order Receipts besarnya sama dengan Gross Requirement, sedangkan Planned Order Release sama dari segi jumlah dengan Planned Order Receipts, hanya saja lebih awal satu minggu karena adanya lead time untuk Complex Stabilizer selama satu minggu. Jumlah safety stock sebanyak 5 karung plastik pembungkus dimaksudkan sebagai cadangan apabila sewaktu-waktu pengiriman material dari supplier mengalami hambatan atau keterlambatan, sehingga tidak akan menganggu jalannya proses produksi. Analisis MRP Pigment Dalam MRP, dapat diketahui bahwa Gross Requirement untuk Pigment mulai dari minggu ke-13 (akhir bulan April 2006) sebesar 17 karung dan seterusnya berjumlah sama sampai minggu ke-24 (akhir bulan Juli 2006). Jumlah Projected Available untuk plastik pembungkus selalu berjumlah 15 karung, sesuai dengan kebijakan safety stock yang disarankan. Net

51 119 Requirements dan Planned Order Receipts besarnya sama dengan Gross Requirement, sedangkan Planned Order Release sama dari segi jumlah dengan Planned Order Receipts, hanya saja lebih awal satu minggu karena adanya lead time untuk Complex Stabilizer selama satu minggu. Jumlah safety stock sebanyak 15 karung plastik pembungkus dimaksudkan sebagai cadangan apabila sewaktu-waktu pengiriman material dari supplier mengalami hambatan atau keterlambatan, sehingga tidak akan menganggu jalannya proses produksi Analisis Capacity Requirement Planning Capacity Requirement Planning(CRP) memperoleh informasi tentang pesanan produksi yang dikeluarkan (planned order release) dari MRP. Karena dalam proses produksi pipa PVC ini hanya terdiri atas 1 level saja, dimana tidak terjadi penggabungan beberapa part dalam suatu tahap pembuatan satu produk maka digunakan data jadwal produksi sesuai dengan MPS yang telah dihitung. Pada tahap berikutnya dalam CRP adalah perhitungan standard run time per unit dan standard setup time per size untuk produksi pipa PVC. Setup time/lot sebesar 60 menit karena pada kondisi aktual, mesin-mesin produksi bekerja terus-menerus selama 24 jam dalam sehari dan hanya dimatikan pada saat hari libur saja. Run time/unit sebesar 6 menit seperti yang telah dihitung dalam Resource Requirement Planning. Dari perhitungan kapasitas yang dibutuhkan

52 120 didapatkan total operation time berkisar antara 5808 menit sampai 5899 menit yang berarti masih terjadi kelebihan kapasitas jam mesin sebesar sekitar 1500 menit tiap minggunya. Berarti perencanaan produksi yang telah dihitung dalam MPS dan rencana pemesanan material yang telah dihitung dalam MRP dapat dilaksanakan dengan baik tanpa terjadi kekurangan kapasitas jam mesin Penerapan MRP II untuk Perencanaan Ketersediaan Kapasitas Berdasarkan hasil pegamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka diberikan suatu saran perbaikan pada PT Harapan Widyatama Pertiwi untuk menerapkan MRP II untuk merencanakan dan menghitung ketersediaan kapasitas. Dengan penerapan MRP II perusahaan dapat mengetahui secara lebih dini apabila terjadi kekurangan kapasitas maupun jumlah bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Serta dapat memprediksi secara lebih tepat dan akurat mengenai jumlah permintaan pipa PVC di masa mendatang dengan menggunakan metode peramalan. Apabila kekurangan kapasitas produksi dapat diketahui lebih dini maka perusahaan dapat segera mengambil tindakantindakan penanggulangan sehingga proses produksi dapat tetap berjalan dan permintaan konsumen dapat terpenuhi dengan baik.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Skripsi Sarjana Jurusan Teknik Industri Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS USULAN PENERAPAN MANUFACTURING REQUIREMENT PLANNING (MRP II) DI PT. HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Menurut Biegel (referensi 3), persediaan adalah bahan yang disimpan di dalam gudang yang kemudian akan digunakan untuk kelangsungan suatu proses produksi (bahan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Yang Dihasilkan PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah perusahaan yang memproduksi pipa berdasarkan pesanan (make to order), tetapi ada pula beberapa produk yang diproduksi

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Studi Pendahuluan Dalam memulai penelitian ini, mula-mula dilakukan studi pendahuluan yang terdiri dari studi lapangan dan studi kepustakaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Pemecahan 62 3.2 Penjelasan Flow Chart Metodologi Pemecahan Masalah Dari flow chart metodologi pemcahan

Lebih terperinci

Biaya Perencanaan Agregat Metode-Metode Perencanaan Agregat Linear Programming Pengertian Linear

Biaya Perencanaan Agregat Metode-Metode Perencanaan Agregat Linear Programming Pengertian Linear x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... ii SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN TUGAS AKHIR... iii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan tahap pendahuluan sebelum memasuki bagian pengolahan data. Data yang dibutuhkan untuk pengolahan terlebih dahulu didokumentasikan.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap 2006/2007 ANALISIS USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT. KARA SANTAN PERTAMA ABSTRAK JOHANDA

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP

USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP Anggara Hayun 1 ; Johanda 2 1 Peneliti BPPT, Cibinong Science Center LIPI, Jln. Raya Bogor KM 46, Cibinong PO BOX 422, Bogor 43253 2

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisikan mengenai analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan MRP Dolly pada satu tahun yang akan datang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 5.1 Analisa Peramalan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan BAB 3 METODOLOGI Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan beberapa metode yang masuk dalam kategori praktek terbaik untuk melakukan pengurangan jumlah persediaan barang

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan digunakan untuk mendukung pengolahan data yang dilakukan ataupun sebagai input dari setiap metode-metode

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Abadi Teknik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan manufaktur untuk peralatan

Lebih terperinci

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo Pinta Imanda *1), Akhmad Nidhomuz Zaman 2), Harnan Haryono Saputra 3) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE)

RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE) RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE) Pokok Bahasan: I. MPS II. Hubungan Production Plan dengan MPS III. Contoh MPS IV. Available to Promise (ATP) V. Perubahan MPS & Time Fences VI. Projected

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PPIC AIR MINERAL DI PT. X

PERANCANGAN SISTEM PPIC AIR MINERAL DI PT. X Widya, et al. / Perancangan Sistem PPIC Air Mineral di PT. X / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 1, Januari 217, pp. 79-86 PERANCANGAN SISTEM PPIC AIR MINERAL DI PT. X Ferdian Rama Widya 1, Tanti Octavia 2 Abstract:

Lebih terperinci

Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya)

Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya) Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya) Dira Ernawati Teknik Industri FTI UPN Veteran Jatim

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Material Requirement Planning (MRP) Menurut Heryanto (1997, p193), persediaan adalah bahan baku atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Agar tahapan penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis,maka perlu dibuat tahapan-tahapan dari penelitian itu sendiri. Adapun tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN

BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN 4.1 Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data yang dilakukan pada perusahaan bertujuan untuk melakukan proses pengolahan data dan memecahkan masalah di perusahaan. Proses pengumpulan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Perusahaan PT.YPP adalah salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang obatobatan (Jamu). Terletak di jalan Pulo Buaran Raya Blok X no.6 Kawasan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH 67 BAB V ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH 5.1 Analisa Plot Data Analisa plot data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui bentuk dari permintaan terhadap suatu barang/jasa setiap bulannya.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

CAPACITY PLANNING. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr. / Euis Nina S. Y., ST, MT

CAPACITY PLANNING. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr. / Euis Nina S. Y., ST, MT CAPACITY PLANNING Modul ke: Definisi Kapasitas, Manajemen Kapasitas, Capacity Planning Factors, Bill of Capacity, dan Capacity Requirement Planning. Fakultas Pascasarjana Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT.,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Data 5.1.1 Pembuatan Daftar Pemesan Rutin ke Perusahaan Berdasarkan data yang diterima dari perusahaan, terdapat total delapan perusahaan yang secara rutin per

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Persediaan 2.1.1.1 Definisi serta Tujuan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Persediaan (inventory) didefinisikan sebagai sumber daya yang di simpan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Arti dan Peran Persediaan Persediaan sesungguhnya memiliki arti yang penting bagi perusahaan, baik yang berorintasi perdagangan, industri jasa maupun industri

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Permintaan 2.1.1 Pengertian Manajemen permintaan didefinisikan sebagai suatu fungsi pengelolaan dari semua permintaan produk untuk menjamin bahwa penyusunan jadwal induk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X Daniel Kurniawan 1, Tanti Octavia 2 Abstract: Production planning, capacity determination and objective value on CV. X only refers

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia (1)

Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia (1) Petunjuk Sitasi: Setyanto, N. W., Herdianto, B., & Eunike, A. (2017). Analisa Kapasitas Produksi Pembuatan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM) Menggunakan Metode Rougt Cut Capacity Planning (RCCP). Prosiding

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC

Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC Wakhid Ahmad Jauhari *1) dan Namrotul Uela Fatakunul Imamah *2) 1) Dosen Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Ir Sutami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 26 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan Tugas Akhir diperlukan tahapan yang terstruktur yaitu tahapan metodologi penelitian. Metodologi penelitian merupakan penggambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

Membuat keputusan yang baik

Membuat keputusan yang baik Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. Tabel 5.1. Kesalahan Estimasi Peramalan Metode Linear Regression

BAB V ANALISIS. Tabel 5.1. Kesalahan Estimasi Peramalan Metode Linear Regression BAB V ANALISIS 5.1. Analisis Peramalan Peramalan merupakan suatu cara untuk memperkirakan permasalahan dimasa yang akan datang berdasarkan pada data penjualan masa lalu. Dari bulan januari 2010 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi merupakan suatu proses kegiatan aliran atau penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan konsumen. Distribusi memerlukan perencanaan, dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Dalam menyelesaikan permasalah yang ditemui, metodologi yang digunakan adalah perencanaan persediaan dan tingkat persediaan pengaman.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Variabel Penelitian di sini merupakan suatu atribut atau nilai atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.Persediaan Menurut Eddy Herjanto (1999, p 219-220), persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP.

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian manajemen menurut T H Handoko (2005, hal 3) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MELALUI PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCES PLANNING (MRP II) PADA PRODUK BET TENIS MEJA

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MELALUI PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCES PLANNING (MRP II) PADA PRODUK BET TENIS MEJA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MELALUI PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCES PLANNING (MRP II) PADA PRODUK BET TENIS MEJA (Studi Kasus Pada CV. Abadi Malang) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CARDED FIBER PADA PT. HILON INDONESIA- BALI.

PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CARDED FIBER PADA PT. HILON INDONESIA- BALI. PENERAPAN TERIAL REQUIREMENTS PLANNING DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CARDED FIBER PADA PT. HILON INDONESIA- BALI I Made Dwi Budiana Penindra (1), I Dewa Made Krishna Muku (2), Hadi Santosa (3)

Lebih terperinci

PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20

PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20 PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20 Theresia Oshin Rosmaria Pasaribu 1 Rossi Septy Wahyuni 2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Perencanaan Kebutuhan Material Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen BAB V PEMBAHASAN 5.1 Permintaan Konsumen Permintaan konsumen selama 12 periode (bulan) terakhir terhadap produk sandal kelom di Sagitria Collection adalah 6654 pasang dengan perincian 379 pasang pada periode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Definisi dasar dari Manajemen Operasional (Stevenson, 2010) yaitu sebuah ilmu manajemen atau pengendalian dari sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia industri menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Kualitas merupakan faktor dasar konsumen terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL: MEMBANGUN PARADIGMA KEHIDUPAN MELALUI MULTIDISIPLIN ILMU

PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL: MEMBANGUN PARADIGMA KEHIDUPAN MELALUI MULTIDISIPLIN ILMU ANALISIS PERSEDIAAN BARANG DENGAN METODE TIME SERIES DAN SISTEM DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING UNTUK MENGOPTIMALKAN PERMINTAAN BARANG DI PT. ASRI MANDIRI GEMILANG Sofian Bastuti, Teddy Universitas Pamulang

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 60 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah : 1. Data Kapasitas Produksi Adapun kapasitas produksi reguler perhari untuk satu lini produksi

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM)

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM) Petunjuk Sitasi: Eunike, A., Herdianto, B., & Setyanto, N. W. (2017). Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM).

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI TINGKAT KETERLAMBATAN PENGIRIMAN PRODUK CASING CAP DI PT. PRIMATECH PRESISI UTAMA

PERANCANGAN PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI TINGKAT KETERLAMBATAN PENGIRIMAN PRODUK CASING CAP DI PT. PRIMATECH PRESISI UTAMA PERANCANGAN PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI TINGKAT KETERLAMBATAN PENGIRIMAN PRODUK CASING CAP DI PT. PRIMATECH PRESISI UTAMA Muhamad Hafiz Aulia Widayanko 1, Muhammad Rizki Satria 2, Reza Budi Satria

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. SINAR UTAMA NUSANTARA TUGAS SARJANA

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. SINAR UTAMA NUSANTARA TUGAS SARJANA PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. SINAR UTAMA NUSANTARA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi... ABSTRAK Perusahaan Biskuit X merupakan perusahaan swasta yang berdiri pada tahun 1995 dan memproduksi biskuit marie yang dipasarkan ke beberapa kota di Pulau Jawa. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember USULAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TINTA JENIS BW NEWS PERFECTOR BLACK-G YANG OPTIMAL UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVENTORI PROBABILISTIK STUDI KASUS DI PT REMAJA

Lebih terperinci

4.10 Minimum Order Struktur Produk BAB 5 ANALISA 5.1 Pengolahan Data Perhitungan Coefficient of Variance

4.10 Minimum Order Struktur Produk BAB 5 ANALISA 5.1 Pengolahan Data Perhitungan Coefficient of Variance ABSTRAK Dalam industri manufaktur, ketersediaan bahan baku merupakan salah satu bagian yang penting dalam menunjang kelancaran operasi. Dengan ketersediaan bahan baku yang memadai, maka kegiatan produksi

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Definisi Dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sumberdaya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi (PPC) adalah aktivitas dimana mengelola proses produksi tersebut. PPC merupakan tindakan manajemen

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, maka penulis menggunakan metode penyelesaian masalah yang dapat digambarkan sebagai berikut: Penelitian Pendahuluan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Pengembangan Kerangka Kerja Secara garis besar terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut yaitu studi

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI ROLLING DOOR DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI CV. TRIYUDA MAJU SURABAYA SKRIPSI

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI ROLLING DOOR DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI CV. TRIYUDA MAJU SURABAYA SKRIPSI PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI ROLLING DOOR DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI CV. TRIYUDA MAJU SURABAYA SKRIPSI Oleh : FIRMAN DWI ANTONY 0632010145 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Peramalan Permintaan Pada umumnya setiap metode peramalan hanya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki penyimpangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT X merupakan industri makanan di Depok yang memproduksi roti dengan 23 varian roti. Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini adalah sering terjadinya over stock dan terkadang lost sales yang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ Fakultas FEB Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Proses dalam MRP Bill of material (BOM)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING Kusumawati, Aulia Jurusan Teknik Industri Universitas Serang Raya Jl Jalan Raya Serang, Cilegon KM. 5 Taman

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material

Lebih terperinci

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAB IV SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN A. Identifikasi Peramalan Penjualan oleh UD. Jaya Abadi Dari hasil wawancara yang menyebutkan bahwa setiap pengambilan keputusan untuk estimasi penjualan

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci