BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material Requirement Planning), dimana data-data tersebut antara lain : data produksi periode Juli 2004 Juni 2005, Inventory Master File (IMF), data kebutuhan material pembuat kaos oblong per pieces, dan data biaya pesan serta biaya simpan setiap material pembuat kaos oblong. Data produksi selama beberapa periode terakhir diperlukan agar permintaan produksi di masa akan datang dapat diramalkan, sehingga dapat diketahui berapa perkiraan material yang dibutuhkan di masa akan datang. Dengan adanya kebutuhan material yang dapat diperkirakan, maka produksi dapat berjalan dengan lancar karena material tersebut sudah tersedia tepat pada waktu material tersebut akan dipakai. Data produksi mulai dari bulan Juli 2004 sampai dengan bulan Juni 2005 dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut ini.

2 51 Tabel 4.1 Data Produksi Data Produksi Bulan (pieces) Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Sumber : Divisi Produksi PT. Indotek Jaya Data kebutuhan material pembuat kaos oblong per pieces merupakan data yang menunjukkan berapa komposisi material yang dibutuhkan untuk membuat kaos oblong per pieces-nya. Data kebutuhan material pembuat kaos oblong per pieces digunakan kain katun, yang mana pembuatan kaos oblong tersebut mempunyai komposisi sebagai berikut : 3.5 kg kain katun untuk pembuatan 1 lusin kaos oblong, dalam arti 0.3 kg untuk 1 kaos oblong. Inventory Master File (IMF) adalah sebuah catatan yang berisi data persediaan di tangan (on hand), safety stock, dan lead time dari material yang digunakan untuk pembuatan kaos oblong, sehingga IMF sangat dibutuhkan dalam perancangan MRP. Inventory Master File (IMF) dapat dilihat dalam tabel 4.2 di bawah ini.

3 52 Tabel 4.2 Inventory Master File (IMF) Material On Hand Safety Stock Lead Time (bulan) Kain Katun Sumber : Divisi Produksi PT. Indotek Jaya Selain data di atas, masih ada lagi data yang dibutuhkan untuk mengetahui total biaya dari hasil perhitungan MRP, sehingga diperoleh total biaya minimum. Data tersebut berupa data biaya pesan untuk setiap satu kali pemesanan dan data biaya simpan.untuk material yang digunakan. Data biaya pesan tersebut adalah Rp ,00, sedangkan data biaya simpannya adalah Rp 340,00 per kg Bill Of Material (BOM) Struktur produk adalah bagan yang dimulai dari level 0 untuk produk akhir, yang kemudian dilanjutkan oleh level 1 untuk komponen pembentuk produk akhir, dan seterusnya sehingga membentuk sebuah hirarki. Struktur produk dari kaos oblong dapat dilihat dalam Gambar 4.1 di bawah ini.

4 53 STRUKTUR PRODUK Nama Objek : Kaos Oblong Dipetakan Oleh : Endrawan Seputra Tanggal dipetakan : 22 Juni 2005 Cara Pemetaan : Explosian Level Kaos Oblong 0 Kain Katun Benang Jahit 1 Gambar 4.1 Struktur Produk Dalam tabel 4.3 berikut ini dapat dilihat indented BOM explosian yaitu multilevel BOM yang dilengkapi informasi level setiap material. Tabel 4.3 Indented BOM Explosian Level Deskripsi Quantity BOM UOM 1 2 Kain katun Benang Jahit Kg -

5 54 Pada struktur BOM diatas, level 1 tertera jenis bahan kain katun dan benang jahit yang digunkan untuk pembuatan Kaos Oblong. Akan tetapi pehitungan yang penulis lakukan hanyalah perhitungan kain katun Peramalan Peramalan dibuat berdasarkan data produksi bulan Juli 2004 sampai dengan bulan Juni Peramalan yang dilakukan disini yaitu peramalan dengan menggunakan metode smoothing untuk mengetahui perkiraan produksi 3 bulan ke depan. Hasil peramalan selengkapnya yaitu peramalan dengan metode double eksponensial smoothing satu parameter dari Brown 3 bulanan dapat dilihat pada lampiran 1, peramalan dengan metode triple eksponensial smoothing satu parameter dari Brown dapat dilihat pada lampiran 2, peramalan dengan metode double eksponensial smoothing satu parameter dari Holt dapat dilihat pada lampiran 3. Untuk mengetahui penggunaan peramalan dengan melihat pola data Trend, maka dibutuhkan Plot Peramalan. Plot peramalan data produksi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

6 55 Tabel 4.4 Plot Peramalan Data Produksi Plot Peramalan Data Produksi Produksi Series1 Jul-04 Aug-04 Sep-04 Oct-04 Nov-04 Dec-04 Jan-05 Feb-05 Mar-05 Apr-05 May-05 Jun-05 Bulan Tabel 4.5 berikut ini merupakan hasil Mean Squared Error (MSE) dari peramalan yang telah dilakukan, sehingga peramalan yang terbaik dapat dipilih. Tabel 4.5 Mean Squared Error (MSE) Metode MSE Linier Satu Parameter dari Brown Kuadratik Satu Parameter dari Brown Dua Parameter dari Holt Berdasarkan hasil pada tabel di atas, kita lihat bahwa hasil peramalan yang terbaik yaitu hasil peramalan dengan menggunakan metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown. Hal itu dapat dilihat dari hasil ketepatan peramalan MSE yang menunjukkan nilai terkecil dibandingkan dengan metode lainnya.

7 56 Hasil peramalan produksi dengan metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown tersebut kemudian dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan kotor setiap material pembuatan kaos oblong 3 bulan mendatang. Caranya yaitu dengan mengalihkan hasil peramalan produksi dengan kebutuhan material per pieces. Data kebutuhan kotor untuk setiap material pembuatan kaos oblong dapat dilihat dalam tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Data Kebutuhan Kotor Material Kebutuhan Kotor Bulan Peramalan Material (pieces) Data Produksi (pieces) Kain Katun Jul Aug Sep Jumlah Berdasarkan data kebutuhan kotor material di atas, maka selanjutnya MRP dapat dibuat tanpa harus membuat MPS (Master Production Schedule) terlebih dahulu Material Requirement Planning (MRP) Perhitungan MRP ini dibuat dengan lima macam metode penentuan ukuran lot, yaitu dengan metode Lot For Lot, Periodic Order Quantity, Part Period Balancing, Algoritma Silver Meal, dan Algoritma Wagner Within. Berikut ini

8 57 adalah hasil perhitungan MRP dengan menggunakan berbagai macam metode lot sizing : MRP Kaos Oblong Hasil perhitungan MRP Kaos Oblong dapat dilihat dalam tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 MRP Kaos Oblong Part No. : KO Deskripsi : Kaos Oblong BOM UOM : pieces On Hand : 0 Lead Time : 0 Safety Stock : 0 Periode Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan Persediaan di tangan Kebutuhan Bersih Rencana Penerimaan Rencana Pemesanan Contoh Perhitungan MRP Kaos Oblong : Periode 1 Kebutuhan kotor = (diambil dari hasil peramalan produksi dengan metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown bulan Juli 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor persediaan ditangan - jadwal penerimaan = =

9 58 Rencana penerimaan = (sama dengan kebutuhan bersih). Rencana pemesanan = (periode 1). Periode 2 Kebutuhan kotor = (diambil dari hasil peramalan produksi dengan metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown bulan Agustus 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor persediaan ditangan - jadwal penerimaan = = Rencana penerimaan = (sama dengan kebutuhan bersih). Rencana pemesanan = (periode 2). Periode 3 Kebutuhan kotor = (diambil dari hasil peramalan produksi dengan metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown bulan September 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor persediaan ditangan - jadwal penerimaan =

10 59 = Rencana penerimaan = (sama dengan kebutuhan bersih). Rencana pemesanan = (periode 3). MRP metode LFL untuk material pembuatan kaos oblong Hasil perhitungan MRP Kain Katun dengan metode LFL dapat dilihat dalam tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 MRP Kain Katun Metode LFL Part No. : KO Deskripsi : Kaos Oblong BOM UOM : pieces On Hand : 0 Lead Time : 2 Order Policy : LFL Safety Stock : 0 Lot Size : 1 Periode Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan Persediaan di tangan Kebutuhan Bersih Rencana Penerimaan Rencana Pemesanan Jumlah material yang disimpan = = 0.95 Biaya Pesan = 3 Rp ,00 = Rp ,00 Biaya Simpan = 0.95 Rp 340,00 = Rp 323,00 + Total Biaya = Rp ,00 Contoh Perhitungan MRP Kain Katun Metode LFL:

11 60 Periode 1 Kebutuhan kotor = (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Juli 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor persediaan di tangan jadwal penerimaan = = Rencana penerimaan = Rencana pemesanan = (pada periode 1). Periode 2 Kebutuhan kotor = (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Agustus 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 1 kebutuhan kotor periode 1 + jadwal penerimaan periode 1 + rencana penerimaan periode 1 = = 0,90.

12 61 Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor persediaan di tangan jadwal penerimaan = ,90 0 = Rencana penerimaan = Rencana pemesanan = (pada periode 0). MRP Metode POQ untuk setiap material pembuat Kaos Oblong. Perhitungan Lot Sizing Kain Katun. R = = EOI = 2C RFP = 2( ) ( )(340) = 1,61 2 Besar ukuran lot dan rencana penerimaan untuk Kain Katun dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Lot Size dan Rencana Penerimaan Kain Katun Metode POQ Periode Lot Size Rencana Penerimaan Hasil perhitungan MRP Kain Katun dengan Metode POQ dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

13 62 Tabel 4.10 MRP Kain Katun Metode POQ Part No. : KO Deskripsi : Kaos Oblong BOM UOM : pieces On Hand : 0 Lead Time : 2 Order Policy : LFL Safety Stock : 0 Lot Size : 1 Periode Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan Persediaan di tangan Kebutuhan Bersih Rencana Penerimaan Rencana Pemesanan Jumlah material yang disimpan = = Biaya Pesan = 2 Rp ,00 = Rp ,00 Biaya Simpan = Rp 340,00 = Rp ,80 + Total Biaya = Rp Contoh Perhitungan MRP Kain Katun Metode POQ: Periode 1 Kebutuhan kotor = (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Juli 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor persediaan di tangan jadwal penerimaan

14 63 = , = ,10 Rencana penerimaan = ,00 Rencana pemesanan = ,00 (pada periode 1). Periode 2 Kebutuhan kotor = ,92 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Agustus 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 1 kebutuhan kotor periode 1 + jadwal penerimaan periode 1 + rencana penerimaan periode 1 = , = Kebutuhan bersih = 0 (karena persediaan di tangan > 0) Rencana penerimaan = 0. Rencana pemesanan = 0 (pada periode 0). Periode 3 Kebutuhan kotor = ,83 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan September 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada.

15 64 Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 2 kebutuhan kotor periode 2 + jadwal penerimaan periode 2 + rencana penerimaan periode 2 = , , = 0.95 Kebutuhan bersih = Kebutuhan kotor Persediaan ditangan = = Rencana penerimaan = Rencana pemesanan = (pada periode 1). MRP Metode PPB untuk setiap material pembuat kaos oblong Perhitungan lot sizing Kain Katun dapat dilihat dalam tabel 4.11 berikut ini. EPP = Rp ,00 = Rp340,00 Tabel 4.11 Lot Sizing Kain Katun Metode PPB Periode Demand Cumulative Part Period Demand Gabungkan periode Gabungkan periode 3

16 65 Contoh Perhitungan Lot Sizing Kain Katun Metode PPB: Periode 1 PP = (1 1) x = 0 Periode 2 PP = ((2 1) x ) + 0 = ,10 Besar ukuran lot dan rencana penerimaan untuk Kain Katun metode PBB dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini. Tabel 4.12 Lot size dan Rencana Penerimaan Kain Katun Metode PPB Periode Lot Size Rencana Penerimaan Hasil perhitungan MRP Kain Katun Metode PBB dapat dilihat dalam tabel 4.13 berikut ini. Tabel 4.13 MRP Kain Katun Metode PBB Part No. : KO Deskripsi : Kaos Oblong BOM UOM : pieces On Hand : 0 Lead Time : 2 Order Policy : PBB Safety Stock : 0 Periode Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan Persediaan di tangan Kebutuhan Bersih Rencana Penerimaan Rencana Pemesanan Jumlah material yang disimpan = = Biaya Pesan = 2 Rp ,00 = Rp ,00 Biaya Simpan = Rp 340,00 = Rp ,80 +

17 66 Total Biaya = Rp Contoh Perhitungan MRP Kain Katun Metode PPB: Periode 1 Kebutuhan kotor = (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Juli 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor persediaan di tangan jadwal penerimaan = , = ,10 Rencana penerimaan = ,00 Rencana pemesanan = ,00 (pada periode 1). Periode 2 Kebutuhan kotor = ,92 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Agustus 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 1 kebutuhan kotor periode 1 + jadwal penerimaan periode 1 + rencana penerimaan periode 1 = ,

18 67 = Kebutuhan bersih = 0 (karena persediaan di tangan > 0) Rencana penerimaan = 0. Rencana pemesanan = 0 (pada periode 0). Periode 3 Kebutuhan kotor = ,83 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan September 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 2 kebutuhan kotor periode 2 + jadwal penerimaan periode 2 + rencana penerimaan periode 2 = , , = 0.95 Kebutuhan bersih = Kebutuhan kotor Persediaan ditangan = = Rencana penerimaan = Rencana pemesanan = (pada periode 1).

19 68 MRP Metode Algoritma Silver Meal untuk setiap material pembuat Kaos Oblong Perhitungan lot sizing Kain Katun dapat dilihat dalam tabel 4.14 berikut ini. Tabel 4.14 Lot Sizing Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal Periode T Demand Cumulative Inventory Cum. Inv. TRC(T) TRC(T) / T Demand Cost Cost ,5 Gabungan periode Contoh Perhitungan Lot Sizing Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal : Periode 1 Inventory cost = Rp 340 x (1-1) x = Rp 0,00 TRC( T ) T = Rp ,00 + Rp0,00 = Rp ,00 1 Periode 2 Inventory cost = Rp 340 x (2-1) x = Rp ,00 TRC( T ) T = Rp ,00 + Rp ,00 = Rp ,50 2 Periode 3 Inventory cost = Rp 340 x (1-1) x = Rp 0,00 TRC( T ) Rp ,00 + Rp0,00 = = Rp ,00 T 1

20 69 Besar ukuran lot dan rencana penerimaan untuk Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini. Tabel 4.15 Lot size dan Rencana Penerimaan Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal. Periode Lot Size Rencana Penerimaan Hasil perhitungan MRP Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal dapat dilihat dalam tabel 4.16 berikut ini. Tabel 4.16 MRP Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal Part No. : KO Deskripsi : Kaos Oblong BOM UOM : pieces On Hand : 0 Lead Time : 2 Order Policy : PBB Safety Stock : 0 Periode Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan Persediaan di tangan Kebutuhan Bersih Rencana Penerimaan Rencana Pemesanan Jumlah material yang disimpan = = Biaya Pesan = 2 Rp ,00 = Rp ,00 Biaya Simpan = Rp 340,00 = Rp ,80 + Total Biaya = Rp

21 70 Contoh Perhitungan MRP Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal: Periode 1 Kebutuhan kotor = (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Juli 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor persediaan di tangan jadwal penerimaan = , = ,10 Rencana penerimaan = ,00 Rencana pemesanan = ,00 (pada periode 1). Periode 2 Kebutuhan kotor = ,92 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Agustus 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 1 kebutuhan kotor periode 1 + jadwal penerimaan periode 1 + rencana penerimaan periode 1 = , =

22 71 Kebutuhan bersih = 0 (karena persediaan di tangan > 0) Rencana penerimaan = 0. Rencana pemesanan = 0 (pada periode 0). Periode 3 Kebutuhan kotor = ,83 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan September 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 2 kebutuhan kotor periode 2 + jadwal penerimaan periode 2 + rencana penerimaan periode 2 = , , = 0.95 Kebutuhan bersih = Kebutuhan kotor Persediaan ditangan = = Rencana penerimaan = Rencana pemesanan = (pada periode 1). MRP Metode Algoritma Wagner Within untuk setiap material pembuat Kaos Oblong. Perhitungan Lot Sizing Kain Katun dapat dilihat dalam tabel 4.17 berikut ini.

23 72 Tabel 4.17 Lot Sizing Kain Katun Metode Algoritma Wagner Within Zce C e = fe Z1.1+f0 Z2.2 + f1 Z3.3+f2 Contoh Perhitungan Lot Sizing Kain Katun Metode Algoritma Wagner Within : Z 1.1 = Rp ,00 + Rp 340 ( ) = Rp ,00 Z 1.2 = Rp ,00 + Rp 340 [( ) + ( )] = Rp f 0 = Rp 0,00 f 1 = Min (Z f 0 ) = Min(Rp ,00 + Rp 0,00) = Rp ,00 Besar ukuran lot dan rencana penerimaan untuk Kain Katun Metode Algoritma Wagner Within dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut ini. Tabel 4.18 Lot size dan Rencana Penerimaan Kain Katun Metode Algoritma Wagner Within. Periode Lot Size Rencana Penerimaan Hasil perhitungan MRP Kain Katun Metode Algoritma Wagner Within dapat dilihat dalam tabel 4.19 berikut ini.

24 73 Tabel 4.19 MRP Kain Katun Metode Algoritma Wagner Within Part No. : KO Deskripsi : Kaos Oblong BOM UOM : pieces On Hand : 0 Lead Time : 2 Order Policy : AWW Safety Stock : 0 Lot Size : 1 Periode Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan Persediaan di tangan Kebutuhan Bersih Rencana Penerimaan Rencana Pemesanan Jumlah material yang disimpan = = 0.95 Biaya Pesan = 3 Rp ,00 = Rp ,00 Biaya Simpan = 0.95 Rp 340,00 = Rp 323,00 + Total Biaya = Rp ,00 Contoh Perhitungan MRP Kain Katun Metode AWW: Periode 1 Kebutuhan kotor = (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Juli 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor persediaan di tangan jadwal penerimaan

25 74 = = Rencana penerimaan = Rencana pemesanan = (pada periode 1). Periode 2 Kebutuhan kotor = (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Agustus 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 1 kebutuhan kotor periode 1 + jadwal penerimaan periode 1 + rencana penerimaan periode 1 = = 0,90. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor persediaan di tangan jadwal penerimaan = ,90 0 = Rencana penerimaan = Rencana pemesanan = (pada periode 0).

26 Analisis Data Analisis Bill Of Material (BOM) BOM adalah daftar dari bahan baku atau material yang dibutuhkan untuk dicampur dalam pembuatan produk akhir. PT. Indotek Jaya sebagai perusahaan manufaktur yang memproduksi Kaos Oblong harus dapat membuat komposisi material yang terbaik sehingga produk kaos oblong yang dihasilkan terjamin kualitasnya. Komposisi material pembuatan kaos oblong seperti yang terlihat pada gambar 4.1. Jenis BOM yang digunakan disini adalah explosian, yaitu BOM dengan urutan dimulai dari induk sampai komponen pada level paling bawah. Kaos oblong yaitu produk akhir yang dibahas disini ditempatkan di level 0, sedangkan kain katun sebagai material penyusunnya ditempatkan pada level di bawahnya yaitu level Analisis Peramalan Peramalan merupakan perkiraan atau prediksi untuk masa yang akan datang berdasarkan data-data dari masa lalu. Peramalan yang dilakukan disini adalah untuk memperkirakan berapa jumlah kaos oblong yang harus diproduksi untuk 3 bulan mendatang. Agar dapat melakukan peramalan tersebut, maka harus terlebih dahulu diketahui data-data dari masa yang lalu, yaitu data produksi beberapa bulan terakhir. Data produksi yang dijadikan dasar untuk melakukan

27 76 peramalan disini yaitu data produksi mulai dari bulan Juli 2004 sampai bulan Juni Berdasarkan data-data produksi tersebut, maka besar perkiraan produksi untuk bulan Juli 2005 sampai bulan September 2005 dapat diketahui. Ada beberapa metode smoothing yang dapat digunakan untuk dapat meramalkan besar produksi yaitu terdiri dari metode linier satu parameter dari Brown, metode dua parameter dari Holt, dan metode kuadratik satu parameter dari Brown. Berdasarkan hasil peramalan yang didapat dari masing-masing metode, maka besar error dari masing-masing metode dapat dihitung. Dalam hal ini, perhitungan error dilakukan dengan MSE (Mean Square Error). Hasil peramalan yang menunjukkan nilai error terkecil merupakan hasil peramalan yang terbaik. Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil peramalan dengan nilai MSE terkecil adalah hasil peramalan yang menggunakan metode kuadratik satu parameter dari Brown 3 bulanan dengan besar MSE = ,07. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil peramalan yang terbaik yaitu hasil peramalan yang menggunakan metode kuadratik satu parameter dari Brown 3 bulanan Analisis Material Requirement Planning (MRP) MRP merupakan suatu teknik atau prosedur yang sangat sistematis untuk mengelola persediaan dalam suatu proses manufaktur. Perhitungan MRP dibuat

28 77 dengan 5 metode lot sizing yaitu metode Lot For Lot (LFL), Periodic Order Quantity (POQ), Part Period Balancing (PPB), Algoritma Silver Meal, dan Algoritma Wagner Within. Dengan kelima metode penentuan ukuran tersebut, maka akan dapat diperoleh metode lot sizing yang terbaik yang dapat dilihat dari total biaya yang terkecil. Total biaya tersebut didapat dari hasil penjumlahan antara biaya pesan dan biaya simpan material. Perhitungan MRP dengan menggunakan metode LFL, besar ukuran lot adalah 1. Artinya besar pemesanan material untuk setiap kali pemesanan adalah kelipatan 1 kilogram, walaupun material yang dibutuhkan tidak tepat berkelipatan 1 kilogram. Oleh karena itu, biaya simpan yang seharusnya tidak ada pada metode ini menjadi ada walaupun dalam jumlah yang kecil. Pada metode LFL, jumlah biaya pesan material sangat besar. Hal ini disebabkan karena pada setiap bulannya pihak perusahaan harus melakukan pemesanan agar kebutuhan material dapat terpenuhi. Padahal biaya pesan untuk setiap kali pemesanan jumlahnya cukup besar, sehingga biasanya metode LFL ini menghasilkan total biaya yang besar dibandingkan dengan metode lainnya. Dari perhitungan MRP yang menggunakan metode POQ, jumlah ukuran lot tergantung dari hasil perhitungan EOI (jumlah periode pemesanan). Jika EOI yang didapat berjumlah kecil, maka pemesanan akan lebih sering dilakukan sehingga total biaya pesan akan besar. Akan tetapi, jika EOI yang didapat

29 78 berjumlah besar, maka pemesanan lebih jarang dilakukan sehingga total biaya pesan akan berjumlah lebih kecil. Dari perhitungan MRP yang menggunakan metode PPB, jumlah ukuran lot dan periode pemesanan tergantung pada hasil perhitungan EPP (Economic Part Period) dan PP (Part Period) per bulannya, dimana PP tidak boleh lebih besar dari EPP. Dari perhitungan MRP yang mengunakan metode Algoritma Silver Meal (ASW), jumlah ukuran lot dan periode pemesanan tergantung pada hasil perhitungan TRC(T)/T (total ongkos relevan per periodenya). Jika total ongkos relevan per periodenya mulai naik pada periode T+1, maka T dipilih sebagai jumlah periode untuk pemenuhan pemesanan. Dari perhitungan MRP yang menggunakan metode Algoritma Wagner Within (AWW), jumlah ukuran lot dan periode pemesanan tergantung dari hasil perhitungan Z ce (ongkos total variabel) dan fe (ongkos minimum yang mungkin terjadi). Untuk material kain katun, biaya minimum yang didapat yaitu sebesar Rp ,00 yang didapat dari metode LFL dan Algoritma Wagner Within. Jika dilihat dari hasil di atas, maka dapat kita simpulkan sebaiknya untuk seluruh material digunakan metode Algoritma Wagner Within di dalam perhitungan lot sizing-nya karena pada perhitungan lot sizing dengan

30 79 menggunakan metode Algoritma Wagner Within dihasilkan total biaya yang minimum. 4.3 Evaluasi Kinerja PT. Indotek Jaya adalah suatu perusahaan yang memproduksi kaos oblong dengan menerapkan sistem make to order. Artinya PT. Indotek Jaya akan memproduksi kaos oblong jika ada pesanan dari konsumen. Kaos oblong tersebut diproduksi dengan jumlah, ukuran dan tipe yang sesuai dengan pesanan dari konsumen. PT. Indotek Jaya biasanya mendapatkan pesanan kaos oblong pada setiap akhir bulan untuk pesanan bulan berikutnya. Sedangkan di dalam sistem persediaan bahan baku, pemesanan bahan baku (material) dilakukan 2 bulan sebelum material tersebut digunakan dan pemesanan tersebut dilakukan setiap bulan sekali dengan jumlah pesanan berdasarkan perencanaan kebutuhan material yang telah dibuat oleh divisi produksi. Sistem perencanaan kebutuhan material yang selama ini diterapkan di dalam PT. Indotek Jaya ternyata kurang baik sehingga jumlah pemesanan material yang dipesan ke pemasok kurang tepat. Hal ini dapat mengakibatkan terjadi kekurangan bahan baku pada saat proses produksi berlangsung yang kemudian dapat menyebabkan pesanan konsumen menjadi tidak terpenuhi. Bila hal ini terus berlangsung tanpa adanya usaha perbaikan, maka konsumen dapat menjadi kecewa. Selain itu, PT.

31 80 Indotek Jaya juga tidak mendapatkan laba lebih dari yang seharusnya didapatkan. Dengan metode MRP yang baru, diharapkan PT. Indotek Jaya tidak akan mengalami kekurangan bahan baku sehingga seluruh pesanan konsumen dapat terpenuhi. Selain itu, PT. Indotek Jaya juga dapat memperoleh laba yang lebih besar dengan total biaya yang lebih kecil. 4.4 Rencana Implementasi Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Indotek Jaya yaitu masalah mengenai perecanaan kebutuhan material yang saat ini diterapkan oleh perusahaan PT. Indotek Jaya tersebut. Maka dari itu, penulis mengusulkan agar PT. Indotek Jaya menerapkan metode MRP untuk penjadwalan pemesanan bahan baku sehingga sistem persediaan bahan baku yang ada di PT. Indotek Jaya akan menjadi lebih baik. Langkah-langkah proses metode MRP pada PT. Indotek Jaya secara bertahap dapat dimulai dari : 1. Pengumpulan data pada Divisi Produksi. 2. Peramalan dari data-data tersebut. 3. MRP dari data-data yang telah diramalkan. 4. Pemilihan metode MRP yang tepat. 5. Implementasi MRP pada perusahaan.

32 81 Dari langkah pertama telah disebutkan bahwa penulis mengumpulkan data pada Divisi Produksi. Hasil pengumpulan data tersebut telah diperoleh dari bulan Juli 2004-Juni Dari data yang telah dikumpulkan oleh penulis, maka tahap berikut nya adalah peramalan data-data tersebut. Peramalan data yang telah penulis analisis disimpulkan bahwa MSE pada metode kuadratik satu parameter dari Brown 3 bulanan adalah yang paling tepat untuk dijalankan ke tahap berikutnya. Setelah analisis dari metode peramalan, maka penulis membuat tahap berikutnya yaitu dengan 5 metode MRP. Dari analisis data-data metode MRP, didapatkan bahwa metode Algoritma Wagner Within yang mempunyai total biaya minimum. Maka dari analisis tersebut, metode yang diimplementasikan pada PT. Indotek Jaya adalah metode Algoritma Wagner Within.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram pemecahan masalah dapat dilihat pada diagram 3.1 Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - Data Produksi - Data Kebutuhan bahan baku - Inventory Master

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Ganjil 2004/2005 PERANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU BODY KERAMIK DENGAN METODE MATERIAL

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA RENCANA PEMESANAN BAHAN BAKU BODY KERAMIK SECARA OPTIMUM PADA PT. MAHA KERAMINDO PERKASA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA RENCANA PEMESANAN BAHAN BAKU BODY KERAMIK SECARA OPTIMUM PADA PT. MAHA KERAMINDO PERKASA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2005/2006 RENCANA PEMESANAN BAHAN BAKU BODY KERAMIK SECARA OPTIMUM PADA PT. MAHA KERAMINDO PERKASA Julius 0500605631 Abstrak

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Abadi Teknik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan manufaktur untuk peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi MRP didasarkan pada permintaan dependen.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Yang Dihasilkan PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah perusahaan yang memproduksi pipa berdasarkan pesanan (make to order), tetapi ada pula beberapa produk yang diproduksi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk merencanakan pembuatan/pembelian komponen/bahan baku yang diperlukan untuk melaksanakan MPS. MRP ini merupakan hal

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. gelondongan kemudian dipotong menjadi papan papan kayu. Perusahaan yang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. gelondongan kemudian dipotong menjadi papan papan kayu. Perusahaan yang BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Profil Perusahaan CV. Jati Mulyo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kayu dan masuk dalam kelompok industri penggergajian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Permintaan mengalami penurunan pada periode tertentu dan kenaikan pada periode setelahnya sehingga pola yang dimiliki selalu berubah-ubah (lumpy)

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisikan mengenai analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan MRP Dolly pada satu tahun yang akan datang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 5.1 Analisa Peramalan

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) ABC Amber Text Converter Trial version, http://www.processtext.com/abctxt.html MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Matrikstama Andalan Mitra, sebuah perusahaan perdagangan, yang beralamatkan di Jl. Daan Mogot KM.12 No.9 Jakarta

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisis Teknik Lot Size MRP (Material Requirement Planning) Dalam perencanaan dan penegendalian persediaan bahan baku produk benang Cotton, digunakan MRP sebagai teknik untuk

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Baku Produksi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perusahaan Plastik X adalah perusahaan penghasil plastik injection process dengan orientasi pasar lokal, sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitasnya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN

BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN 4.1 Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data yang dilakukan pada perusahaan bertujuan untuk melakukan proses pengolahan data dan memecahkan masalah di perusahaan. Proses pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia 46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak CV Belief Shoes merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu. Sepatu yang diproduksi terdiri dari 2 jenis, yaitu sepatu sandal dan sepatu pantofel. Dalam penelitian ini penulis

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA USAHA DAGANG (UD) MITRA USAHA KAYU DI KABUPATEN ENREKANG Arminas 1*, Neno Ikranegara 2 1,2 Prodi Teknik & Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan A.1 Gambaran Umum PT Kansai Paint Indonesia PT. Kansai Paint Indonesia adalan sebuan perusahaan yang bergerak di bidang chemical industry yaitu manufacturing

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi... ABSTRAK Perusahaan Biskuit X merupakan perusahaan swasta yang berdiri pada tahun 1995 dan memproduksi biskuit marie yang dipasarkan ke beberapa kota di Pulau Jawa. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV Setia Jaya Socks merupakan perusahaan yang memproduksi kaos kaki. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Kopo Permai II, Blok A no 2-6, Bandung dan memiliki lebih dari 50 tenaga kerja langsung. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pt. Anugraha Wening Caranadwaya, diperusahaan Manufacturing yang bergerak di bidang Garment (pakaian, celana, rompi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 MEODOLOGI PENELIIAN Pada bab ini, materi yang dijelaskan berupa tahapan penelitian, alat dan bahan yang digunakan selama penelitian dan cara pengumpulan dan analisis data. Dalam melakukan penelitian

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA PENENTUAN METODE LOT SIZING PADA PERENCANAAN PENGADAAN BAHAN BAKU KIKIR DAN MATA BOR (Studi Kasus PT X, Sidoarjo) DETERMINATION OF LOT SIZING METHOD IN FILES AND DRILL RAW MATERIAL PROCUREMENT PLANNING

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAKU PUPUK NPK DI PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAKU PUPUK NPK DI PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK PERENCANAAN KEBUTUHAN BAKU PUPUK NPK DI PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK Robi Dwi Agustian 1, Julian Robecca Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia, Bandung Jl Dipati Ukur No 112-116 40132,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, dunia manufakturpun ikut berkembang dengan pesatnya. Persaingan menjadi hal yang sangat mempengaruhi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi order dari konsumen, perusahaan perlu meningkatkan kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi adalah dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Arti dan Peran Persediaan Persediaan sesungguhnya memiliki arti yang penting bagi perusahaan, baik yang berorintasi perdagangan, industri jasa maupun industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Material Requirement Planning (MRP) Menurut Heryanto (1997, p193), persediaan adalah bahan baku atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Outlet Holcim Solusi Rumah Cilodong yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Outlet Holcim Solusi Rumah Cilodong yang 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Outlet Holcim Solusi Rumah Cilodong yang tepatnya beralamat di Jl Abdul Gani Raya, No.60, kelurahan Kalibaru, kecamatan

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP)

USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Gidion

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN CAT PLATINUM SILVER UNTUK KENDARAAN ISUZU PANTHER DI PT PULOGADUNG PAWITRA LAKSANA

ANALISIS KEBUTUHAN CAT PLATINUM SILVER UNTUK KENDARAAN ISUZU PANTHER DI PT PULOGADUNG PAWITRA LAKSANA ANALISIS KEBUTUHAN CAT PLATINUM SILVER UNTUK KENDARAAN ISUZU PANTHER DI PT PULOGADUNG PAWITRA LAKSANA Taufik Amir Denata Abstrak PT Pulogadung Pawitra Laksana (PT PPL) adalah salah satu perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING Kusumawati, Aulia Jurusan Teknik Industri Universitas Serang Raya Jl Jalan Raya Serang, Cilegon KM. 5 Taman

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan digunakan untuk mendukung pengolahan data yang dilakukan ataupun sebagai input dari setiap metode-metode

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7 DAFTAR ISI Halaman Lembar Judul...i Lembar Pengesahan...ii Lembar Pernyataan...iii Kata Pengantar...iv Daftar Isi...vi Daftar Tabel...x Daftar Gambar...xii Daftar Persamaan...xiii Daftar Lampiran...xv

Lebih terperinci

Ekonomi & Bisnis Manajemen

Ekonomi & Bisnis Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: 12Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) PPB Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN Oleh : Arinda Yudhit Bandripta 3107.100.551 Dosen Pembimbing : Ir. Retno Indryani, Ms LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK ANT INK (STUDI KASUS: CV.

USULAN PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK ANT INK (STUDI KASUS: CV. USULAN PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK ANT INK (STUDI KASUS: CV. SINAR MUTIARA) Paula Theresia 1, Lithrone Laricha Salomon 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP.

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Peramalan Permintaan Pada umumnya setiap metode peramalan hanya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki penyimpangan

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DALAM PENGENDALIAAN BAHAN BAKU DK FIX C-800 DI PT. DKR

ANALISA SISTEM MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DALAM PENGENDALIAAN BAHAN BAKU DK FIX C-800 DI PT. DKR TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DALAM PENGENDALIAAN BAHAN BAKU DK FIX C-800 DI PT. DKR Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Isi Lembar Pengesahan... i Lembar Pernyataan... ii Abstrak... iii Lembar Peruntukan... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xii Daftar Lampiran... xiv Bab

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero

Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero Rizky Saraswati 1), dan I Wayan Suletra 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 Sebelum penggunaan MRP, perencanaan pengendalian persediaan biasanya dilakukan melalui pendekatan reaktif sbb : a. Reorder

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Persediaan 2.1.1.1 Definisi serta Tujuan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Persediaan (inventory) didefinisikan sebagai sumber daya yang di simpan

Lebih terperinci

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil Tahun 2006 / 2007

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil Tahun 2006 / 2007 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil Tahun 2006 / 2007 ANALISIS DAN USULAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS CARBON LESS MELALUI SISTEM MRP (MATERIAL REQUIREMENTS

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MRP (Material Requirement Planning) DAN METODE JIT (Just In Time)

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MRP (Material Requirement Planning) DAN METODE JIT (Just In Time) ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MRP (Material Requirement Planning) DAN METODE JIT (Just In Time) Supriyanto 1 * & Tia Yunita Barus 2 1 Program Studi Administrasi Bisnis,

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Yogyakarta PART 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha A B S T R A K Negara Indonesia saat ini masih menyandang status sebagai negara berkembang dan masih terus melakukan pembangunan besar-besaran di berbagai bidang. Termasuk pembangunan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

Usulan Perencanaan Kebutuhan Material Electric Chain Hoist dengan Metode MRP di PT. XYZ

Usulan Perencanaan Kebutuhan Material Electric Chain Hoist dengan Metode MRP di PT. XYZ JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 3 NO. 1 FEBRUARI 2016 Usulan Perencanaan Kebutuhan Material Electric Chain Hoist dengan Metode MRP di PT. XYZ Meri Prasetyawati Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penelitian Pendahuluan Dilakukan di PT. IKPP dengan melakukan pengamatan dan wawancara agar didapatkan identifikasi masalah. Setelah masalah ditemukan dilakukan studi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DISPLAY BARANG DENGAN METODE AGREGAT PADA PD IMPRESSA MULIA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DISPLAY BARANG DENGAN METODE AGREGAT PADA PD IMPRESSA MULIA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DISPLAY BARANG DENGAN METODE AGREGAT PADA PD IMPRESSA MULIA Fitri Susianti Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP

USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP Anggara Hayun 1 ; Johanda 2 1 Peneliti BPPT, Cibinong Science Center LIPI, Jln. Raya Bogor KM 46, Cibinong PO BOX 422, Bogor 43253 2

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada

ABSTRAK. Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada ABSTRAK Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Pada saat perusahaan semakin besar dan berkembang, kemampuan manajemen untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyak operasi manufaktur terutama pada tingkat kecil dan menengah dimanajemeni secara kacau, persediaan menumpuk, suku cadang/persediaan dipercepat/diperbanyak

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Teknik Part Period Balancing Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri Gunawan Wibisono 1*, Sri Rahayuningsih 2, Heribertus Budi Santoso 3 1,2,3) Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1. Pengertian Material Requirements Planning (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan sebuah perusahaan penghasil kertas yang dalam kegiatan produksinya, perusahaan tersebut menerapkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen BAB V PEMBAHASAN 5.1 Permintaan Konsumen Permintaan konsumen selama 12 periode (bulan) terakhir terhadap produk sandal kelom di Sagitria Collection adalah 6654 pasang dengan perincian 379 pasang pada periode

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN LOT SIZING

ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN LOT SIZING ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN LOT SIZING DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU XOLY UNTUK PEMBUATAN ALKYD 9337 PADA PT. PJC Dini Hanifa Sari

Lebih terperinci

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum.

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum. ANALISIS PERBANDINGAN PENYEDIAAN BAHAN MATERIAL STRUKTUR LANTAI 2 DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) (STUDI KASUS: PROYEK GEDUNG GUEST HOUSE V HOTEL) Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2 1,2

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ Fakultas FEB Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Proses dalam MRP Bill of material (BOM)

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4269

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4269 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4269 USULAN INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU MATERIAL MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING DENGAN TEKNIK LOT SIZING EOQ, LFL,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26

IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26 IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26 Disusun Oleh: Charlos Lalack Pembimbing: Ir. Asep Mohamad Noor, MT. Latar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1 Semester Ganjil 2006/ 2007 USULAN SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU GROUT DENGAN METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dengan tetap mempertahankan dari segi yang menguntungkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dengan tetap mempertahankan dari segi yang menguntungkan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri yang semakin pesat pada era sekarang menjadikan suatu negara berada pada suatu kondisi dimana perdagangan bebas dan terbuka yang memunculkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Untuk melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan perencanaan bahan baku di PT. Mitra Manis Sentosa, maka dibawah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan

Lebih terperinci