Penjadwalan Produksi Flow Shop Menggunakan Metode Campbell Dudek Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penjadwalan Produksi Flow Shop Menggunakan Metode Campbell Dudek Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH)"

Transkripsi

1 Penjadwalan Produksi Flow Shop Menggunakan Meode Capbell Dudek Sih (CDS) dan Nawaz Enscore Ha (NEH) Roy Khrisan P, Evi Febriani, Lely Herlina,, Jurusan Teknik Indusri Universias Sulan Ageng Tirayasa ABSTRAK PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang indusri anufakur yang eproduksi berbagai jenis cup insole. Sise penjadwalan perusahaan saa ini enggunakan eode Firs Coe Firs Serve (FCFS). Dala hal ini perusahaan sering engalai kesulian unuk eenuhi perinaan konsuen secara epa waku. Masalah keidakepaan jadwal pengirian pesanan ersebu disebabkan oleh jadwal produksi yang idak epa aau sise penjadwalan produksi yang belu opial. Berdasarkan hal ersebu aka ujuan peneliian ini adalah unuk einiasi akespan dengan engakoodasi sise yang ada di PT. Puri Riwayu Jaya. Dala peneliian ini enggunakan eode penjadwalan produksi Capbell, Dudek, Sih dan eode penjadwalan Nawaz, Enscore, Ha yang berujuan enenukan uruan produksi opial unuk einiukan akespan pada perusahaan dengan pola lanai produksi flow shop. Berdasarkan hasil perhiungan dengan eode CDS, erdapa uruan job dengan oal akespan erkecil yaiu sebesar 88,7 eni. Dengan uruan priorias job yang di peroleh dari K, K dan K. Berdasarkan hasil perhiungan dengan eode NEH, erdapa uruan job dengan oal akespan erkecil yaiu sebesar 88,7 eni. Dengan uruan (Sand). Penjadwalan produksi dengan eode CDS dapa einiukan akespan sebesar 7, eni. Kaa Kunci : Penjadwalan Produksi,Makespan, Capbell Dudek Sih (CDS), Nawaz Enscore Ha (NEH) PENDAHULUAN Penjadwalan produksi didefinisikan sebagai proses pengalokasian suber-suber aau esin-esin yang ada unuk enjalankan sekupulan ugas dala jangka waku erenu (Baker, 97). Penjadwalan produksi sanga pening pada perusahaan yang enggunakan sise ake o order, diana produk baru akan diproduksi sesuai perinaan dari konsuen. PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang indusri anufakur yang eproduksi berbagai jenis cup insole. Adapun jenis dari cup insole yang diproduksi yaiu Cheeah, Osha, Fly Power, Unicorn, Handyen, Dusafe, Baa, dan King Toes. Cup insole adalah bagian dala dari sepau yang diproduksi unuk eenuhi perinaan dari beberapa perusahaan yang eproduksi sepau. Unuk eenuhi perinaan konsuen, perusahaan enggunakan sraegi ake o order, sehingga jenis cup insole yang diproduksi sesuai dengan pesanan dari konsuen. Pola produksi pada perusahaan ini adalah flow shop diana seiap pekerjaan eiliki uruan produksi yang saa. Sise penjadwalan perusahaan saa ini enggunakan eode Firs Coe Firs Serve (FCFS). Dala hal ini perusahaan sering engalai kesulian unuk eenuhi perinaan konsuen secara epa waku. Masalah keidakepaan jadwal pengirian pesanan ersebu disebabkan oleh jadwal produksi yang idak epa aau sise penjadwalan produksi yang belu opial. Selain iu, penenuan due dae yang dilakukan hanya berdasarkan inuisi dan perkiraan. Perusahaan idak elakukan esiasi berapa waku yang dibuuhkan unuk eproduksi order dan juga idak engesiasi kapan order ersebu selesai diproduksi dan dapa dikiri ke konsuen pada saa kedaangan order. Hal ersebu yang enyebabkan due dae yang dijanjikan kepada cusoer idak sesuai dengan keapuan produksi perusahaan sehingga engakibakan erjadinya keerlabaan. Jika hal ini erjadi erus-enerus aka akan enurunkan ingka kepuasan pelanggan sehingga resiko kehilangan pelanggan enjadi lebih besar. Hal ini berakiba pada berkurangnya keunungan perusahaan. Berdasarkan uraian di aas aka perlu adanya usulan penjadwalan produksi dengan engakoodasi sise yang ada di PT. Puri Riwayu Jaya unuk einiasi akespan. Dala peneliian ini enggunakan eode penjadwalan produksi Capbell, Dudek, Sih dan eode penjadwalan Nawaz, Enscore, Ha yang berujuan enenukan uruan produksi opial unuk einiukan akespan pada perusahaan dengan pola lanai produksi flow shop. Penjadwalan Produksi Penjadwalan (scheduling) didefinisikan sebagai proses pengalokasian suber unuk eilih sekupuluan ugas dala jangka waku erenu (Yai, 99). Menuru Conway (99), Penjadwalan adalah suau

2 proses penguruan pebuaan produk secara enyeluruh pada beberapa esin. Sedangkan enuru Baker (97), penjadwalan didefinisikan sebagai suau proses pengalokasian suber daya aau esin-esin yang ada unuk elaksanakan ugas-ugas yang ada dala suau waku erenu. Tujuan penjadwalan enuru Baker, yaiu :. Meningkakan produksiivias esin, yaiu dengan engurangi waku enganggur.. Mengurangi persediaan barang seengah jadi (work in process invenory) unuk engurangi biaya penyipanan dengan engurangi julah raa-raa pekerjaan yang enunggu dala anrian suau esin karena asih erlalu sibuk.. Mengurangi waku keerelabaan karena baas waku (due dae) elah dilapaui dengan cara engurangi aksiu keerlabaan aupun engurangi julah pekerjaan yang erlaba.. Miniasi ongkos produksi.. Peenuhan due dae, karena dala kenyaaannya apabila erjadi keerlabaan peenuhan dua dae yang elah dieapkan dapa dikenakan suau da aau pinaly. Meode Capbel, Dudek dan Sih (CDS) CDS erupakan salah sau eode penjadwalan produksi yang dapa einiasi akespan dan enghasilkan solusi yang ekai opial (Gining, 009). Meode CDS encari uruan priorias erbaik dengan engkobinasikan sasiun kerja yang ada enjadi dua kelopok esin. Dari dua kelopok esin ersebu keudian dicari dengan enguaakan waku proses ercepa. Bila waku proses erkceil erleak di esin peraa, job ersebu dileakan di uruan depan. Sedangkan bila waku proses erkecil erleak di esin kedua, job ersebu dileakan di uruan belakang. Adapun langkah-langkah penjadwalan algoria CDS adalah sebagai beriku: a. Tenukan julah ierasi, yaiu julah esin b. Abil penjadwalan peraa (K=). Unuk seluruh job yang ada, carilah nilai *i, yang iniu yang erupakan waku proses pada esin peraa dan kedua, diana * i, = i, dan * i, = i,. Lakukan juga unuk ierasi selanjunya. c. Lakukan auran Johnson. Jika waku iniu didapa pada esin peraa, isal ( i,) selanjunya epakan ugas ersebu pada awal dere penjadwalan dan bila waku iniu didapa pada esin kedua (isal i,), ugas ersebu diepakan pada posisi akhir dari dere penjadwalan. d. Pindahkanlah ugas-ugas ersebu dari dafarnya dan susun dala benuk dere penjadwalan. Jika asih ada job yang ersisa, berari penjadwalan elah selesai. Dengan deikian, waku proses dari kedua esin yaiu esin peraa ( * i,) dan esin kedua ( * i,) pada penjadwalan ke-k adalah k * i, = i, () k k k * i, = k i, k () Jika jadwal ke-k = - sudah ercapai berari penjadwalan sudah selesai. Unuk engeahui nilai akespan selain dengan enggunakan gan char aka dapa dicari juga dengan enyisipkan idle ie. Beriku ini erupakan jabaran ruusnya : I (), = (), () I (), = ax [ 0, ( (), + (), - (), - I (i),) ] () I (), = ax [ 0, ( (), + (), + (), (), - (), - I (i), - I (i),)] () i i i I (i), = ax 0, i( k ), - i( k ), - I ( ), () i k k k k Langkah selanjunya seelah apakan Idle ie adalah enghiung waku selesai unuk engeahui waku job selesai diproduksi. (), (), (), (), ( i), M.S = = (), (7) = = (), (), = ax [ = ax [ n + (), (8) + (), (9) (),, ( i ),, n (), i), ] + (), (0) ( ] + (i), () ( I () i) ( i) Meode Nawaz, Enscore and Ha (NEH) Nawaz, Enscore and Ha (98) enguraikan suau eode heurisik yang udah unuk ebangun dan eberi hasil yang baik dala banyak kasus. Diana enuru Nawaz, Enscore and Ha dengan oal waku proses pada seua esin yang lebih besar seharusnya diprioriaskan unuk dikerjakan lebih dahulu daripada job dengan oal waku proses yang lebih kecil. Proses ini berulang sapai seua job sudah dijadwalkan sehingga banyaknya ierasi ersebu adalah (n*(n+)/-. Langkah-langkahnya adalah : a. Hiung waku oal proses asing-asing job. T y j () Unuk seua job i, dengan adalah waku proses job i diesin j. b. Urukan jobberdasarkan auran SPT (Shores Processing Tie). c. Seelah iu, diulai dengan encoba dua uruan peraa keudian hiung akespan dari keungkinan uruan dua job ersebu. Pilih uruan dengan akasepan yang erkecil dan uruan dengan akespan yang erbesar akan dibuang aau idak digunakan.

3 d. Perhiungan dilanjukan berdasarkan job selanjunya dan diurukan kebali sera dihiung akespannya. e. Lakukan erus enerus perhiungan ersebu hingga didapa uruan dengan akespan erkecil. Maka akespan erkecil yang akan dipilih. METODE PENELITIAN Tahapan eodologi dala elakukan peneliian ini adalah sebagai beriku :. Dari daa yang didapa, langkah awal yaiu enghiung kapasias produksi yang dibuuhkan unuk enyelesaikan produk.. Keudian langkah selanjunya adalah enghiung akespan erkecil elalui penjadwalan produksi dengan eode CDS. Unuk flowchar ersaji pada Gabar.. Keudian ebandingkan dengan akespan yang dihasilkan dari eode NEH. Unuk flowchar ersaji pada gabar. Beriku ini flow char yang enggabarkan adalah langkah-langkah dala elakukan penjadwalan CDS. Mulai k = Beriku ini flow char yang enggabarkan adalah langkah-langkah dala elakukan penjadwalan NEH. Mulai Mengurukan job berdasarkan uruan waku proses erbesar Mengolah daa berdasarkan job dengan waku proses erbesar dan enenukan akespan erkecil dengan engubah-ubah uruan job ersebu. Se i = Masukan job peraa sesuai waku proses dan enukan akespan erkccil dengan engubah uruanuruan job ersebu dala ierasi Menenukan job sequence yang eiliki akespan erkecil i = n Hiung *i,dan *i, unuk k Iniial Sequence Tenukan nilai iniu dari *i,dan *i, Selesai Apakah nilai iniu pada kolo? Ya Gabar. Flow Char Meode Nawaz, Enscore and Ha (NEH) HASIL DAN PEMBAHASAN Jadwalkan pekerjaan ulai dari awal proses, Urukan diulai dari waku penyelesaian erpanjang Hilangkan pekerjaan yang sudah erjadwalkan dari dafar Apakah seua Pekerjaan sudah erjadwal? Apakah k =? Selesai Jadwalkan pekerjaan ulai dari akhir proses, urukan diulai dari waku penyelesaian erpanjang Gabar. Flow Char Meode Capbell, Dudek, Sih (CDS) Ya Ya Daa Produksi Beriku ini adalah daa produksi berdasarkan perinaan produk pada bulan Mare 0 yang erdiri dari ipe cup insole yaiu Fly Power, Handyen, Cheeah, Osha, Dusafe dan Sand. Daa produksi ersebu dapa diliha pada abel beriku : Tabel. Daa Produksi pada Bulan Mare 0 Job Produk Julah (pasang) Fly Power 00 Handyen 0 Cheeah 800 Osha 800 Dusafe 900 Sand 00 Julah 990 Daa Sasiun Kerja Beriku ini erupakan daa julah esin yang digunakan iap sasiun unuk eproduksi cup insole, waku proses cup insole per pasang unuk seiap sasiun dan kapasias esin eproduksi cup insole per

4 pasang dala sau kali proses seiap sasiun. Waku proses unuk seluruh ipe produk adalah saa. Tabel Waku Proses, Julah Mesin dan Kapasias Mesin di Seiap Sasiun Kerja Sasiun Kerja Julah Mesin (uni) Waku Proses / Pasang (eni) Kapasias Mesin / Proses (pasang) Peoongan Bahan 0, Lainaing 0,7 Oven 8 Press 8 Poong 0,9 Triing 0,8 0, Logo / Ebossing 0, 0, Packing 0, Perhiungan kapasias yang dibuuhkan adalah waku proses per pasang iap sasiun dikalikan arge produksi berdasarkan besarnya perinaan pada bulan Mare 0 keudian dibagi dengan julah esin yang digunakan. Tabel. Kebuuhan Waku Proses Bulan Mare 0 (eni) Job M M M M M M M7 M , 8 8, 9, , 0,7 0, , , 7, 8, , Beriku ini erupakan conoh perhiungan kapasias sasiun peoongan bahan (M) unuk Fly Power : Sasiun peoongan bahan : Waku proses / pasang Targe produksi / bulan Julah esin peoongan Kapasias esin / proses = 0, eni = 00 pasang = uni = pasang Kapasias yang dibuuhkan = Waku proses x Targe produksi/hari Julah esin x Kapasias esin = 0, enix00 uni unix uni = 70 eni Penjadwalan Produksi Awal Perusahaan Berdasarkan hasil pengaaan dan wawancara yang elah dilakukan, saa ini perusahaan enggunakan odel penjadwalan FCFS (Firs Coe Firs Serve) diana order yang iba lebih awal akan dilayani lebih dahulu. Order yang berada di anrian belakang harus enunggu sapai seua order yang berada didepannya selesai dikerjakan. Uruan penjadwalan produksi yang erjadi pada bulan Mare 0 dan diunjukan dala benuk gan char pada gabar. adalah sebagai beriku : -, uruan produksi ini enghasilkan akespan sebesar 700 eni. Penjadwalan Meode CDS (Capbell, Dudek, and Sih) Perhiungan eode penjadwalan CDS yang dilakukan enggunakan penguruan job erhadap 8 esin. Banyaknya kobinasi uruan job / ierasi yang akan dilakukan dicari dengan enggunakan ruus k =. Diana adalah banyaknya julah esin yang digunakan, karena julah sasiun kerja perusahaan ini ada 8 uni aka : k = 8 - = 7. Maka, banyaknya kobinasi uruan job / ierasi yang dilakukan sapai ujuh kali ierasi. Langkah / ierasi peraa (k) dilakukan dengan enenukan * i, dan *,. Waku proses unuk * i, diabil dari waku proses peoongan bahan, sedangkan *, diabil dari waku proses packing. Beriku asing-asing uruan job dari hasil ierasi, selanjunya dihiung nilai akespannya. Hasil yang diperoleh dapa diliha pada abel.8. Pada gabar diunjukan gan char penjadwalan produksi yang dihasilkan dengan enggunakan eode CDS pada akespan erpek aau iniu. Tabel. Tabel nilai akespan pada seiap ierasi Ierasi Uruan Makespan (eni) K , K ,7 K , K ,7 K , K ,7 K , Berdasarkan hasil perhiungan dengan eode CDS, erdapa uruan job dengan oal akespan erkecil yaiu sebesar 88,7 eni. Dengan uruan priorias job yang di peroleh dari K, K dan K. Penjadwalan Dengan Meode NEH (Nawas, Enscore, Ha) Prinsip eode NEH adalah encari solusi erbaik dengan cara enukar posisi job sehingga diperoleh berbagai keungkinan uruan pekerjaan unuk encapai hasil yang erbaik. Banyaknya ierasi yang dilakukan pada eode NEH ini yaiu sebanyak (n*(n+)/)- ierasi, diana n erupakan julah job yang akan dijadwalkan. Pada peneliian ini erdapa job sehingga didapakan 0 ierasi. Langkah awal yang dilakukan dala eode NEH adalah enghiung julah oal waku proses seiap job, keudia elakukan penguruan berdasarkan SPT (shor processing ie). Berdasarkan perhiungan diaas penguruan job berdasarkan SPT adalah sebagai beriku. a. Menghiung julah oal waku proses seiap job.

5 Tabel. Perhiungan Toal Waku Proses (eni) Job M M M M M M M7 M8 Julah , 8 8,, 9, , 0,7 0, 9 79, , , 7, 7, 8, 08 9, 0 0, , b. Melakukan penguruan berdasarkan SPT (shor processing ie). Berdasarkan perhiungan diaas penguruan job berdasarkan SPT (shor process ie) adalah Job (Sand) Job (Dusafe) Job ( Fly Power) Job ( Osha) Job (Handyen) Job (Cheeah) c. Mencoba dua uruan peraa dari auran SPT yang elah dihiung dan pilih akespan erkecil aka uruan ersebu akan digunakan sebagai acuan unuk perhiungan berikunya. Perhiungan dilanjukan berdasarkan job selanjunya dan keudian diurukan kebali, sera dihiung akespannya. Lakukan erus enerus perhiungan ersebu hingga didapa uruan dengan akespan erkceil. Dibawah ini erupakan perhiungan priorias work order no., yang ersaji pada abel. : Tabel. Perhiungan Meode NEH (eni) Ierasi Uruan Job Makespan, 70,,,7,,,, 7,,, 99,,,, 7 7,,, 8 8,,, 8, 9,,, 8, 0,,,,,87,,,,,7,,,, 7,,,,, 8,,,,, 8,,,,,, 88,7,,,,, 707, 7,,,,, 7, 8,,,,, 77 9,,,,, 8 0,,,,, 89 Berdasarkan hasil perhiungan dengan eode NEH, erdapa uruan job dengan oal akespan erkecil yaiu sebesar 88,7 eni. Dengan uruan Job (Cheeah) - Job (Handyen) - Job (Osha) - Job (Fly Power) - Job (Dusafe) - Job (Sand). M8 M7 M M M M M M Gabar. Gan Char penjadwalan dengan eode NEH Perbandingan Penjadwalan Kondisi Awal Perusahaan dengan Meode CDS dan NEH Berdasarkan hasil perhiungan dikeahui produksi dengan eode FCFS, CDS dan NEH. Beriku ini adalah perbandingan akespan kondisi awal perusahaan dengan dua eode usulan. Tabel 7. Perbandingan Meode FCFS, CDS, dan NEH Makespan Meode Uruan Job (eni) Perusahaan CDS ,7 NEH ,7 Berdasarkan pengolahan daa yang elah dilakukan didapa bahwa hasil penjadwalan anara eode NEH dan CDS adalah saa yaiu dengan uruan Job (Cheeah) - Job (Handyen) - Job (Osha) - Job (Fly Power) - Job (Dusafe) - Job (Sand) dan akespan 88,7 eni. Walaupun deikian, hasil ersebu lebih opial dibandingkan dengan penjadwalan awal perusahaan yaiu Job (Fly Power) Job (Handyen) Job (Cheeah) Job (Osha) Job (Dusafe) - Job (Sand) dengan akespan sebesar 700 eni. Dengan deikian perusahaan dapa enghea waku sebesar 7, eni. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan daa aka dapa disipulkan bahwa uruan penjadwalan produksi yang erbaik dapa dilakukan dengan enggunakan eode CDS aupun eode NEH. Uruan penjadwalan produksi dengan akespan erpek adalah Job (Cheeah) - Job (Handyen) - Job (Osha) - Job (Fly Power) - Job (Dusafe) - Job (Sand) dengan akespan 88,7 eni. Berdasarkan cara pengolahan daanya, eode NEH lebih unggul dari eode CDS karena lebih elii dala enghiung keungkinan uruan job yang dijadwalkan

6 DAFTAR PUSTAKA Baker, K.R. 97. Inroducion o Sequencing dan Scheduling. John Wiley dan Sons Inc. New York. Bedworh., D.D., dan Bailey., J.E Inegraed Producion Conrol Syses. John Wiley & Sons, Inc. New York. Conway,R.W. Maxwell, W.L, and Miller,L.W. (97). Theory of Schedulling, Addison Weshley, Massachuses. Desiana, Lia. 00. Usulan Penjadwalan Produksi dengan Perbandingan Meode Capbell Dudek Sih (CDS) dan Nawaz Enscore Ha (NEH). Tugas Akhir. Jurusan Teknik Indusri Universias Sulan Ageng Tirayasa. Cilegon. ( Publikasi) Fogary, D.W., Blacksone, J.H and Hoffan, T.R., 99, Producion and Invenory Manageen, Cincinai, Ohio, Souh Wesern Publishing Co. Gasperz, Vincen. 00. Producion Planning and Invenory Conrol Berdasarkan Pekean Sise Terinegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacuring. PT. Graedia. Jakara. Gining, Rosnani. 009, Penjadwalan Mesin, Penerbi Graha Ilu, Yogyakara. Nasuion, A.H., dan Praseyawan, Y Perencanaan & Pengalian Produksi. Guna Widya. Surabaya. Suano, L.H Analisa Penjadwalan Produksi dengan Pekaan Meode Nawaz, Enscore, Ha (NEH) & Meode Capbell, Dudek, Sih (CDS) Pada PT. Panelindo Makur Senosa. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Indusri Universias Bina Nusanara. Jakara. ( Publikasi) Pinedo, Michael. 99. Scheduling Theory, Algorih and Syse, New Jersey, Precenice Hall. Wicaksono, F.E., Ranawai D.E., dan Dara B., 0, Siulasi Auran Johnson Unuk Penjadwalan Produksi Flowshop di Perusahaan Furniure Teknologi Inforasi dan Ilu Kopuer, Universias Brawijaya, Malang Yai, Zulian. (99). Manajeen Produksi dan Operasi. Ekosnisia. Yogyakara.

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 EISIENSI WKTU PRODUKSI ES BTU SEBGI IMPLIKSI URUTN PENJDWLN KEDTNGN JOB YNG TEPT Hendy Tannady 1 dan Seven 2 bsrak: Efisiensi adalah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT aisika, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016 PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING ATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING DUA PARAMETER HOLT Julnia Bidangan 1, Ika Purnaasari

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL LEE-CARTER

BAB 3 MODEL LEE-CARTER BAB 3 MODEL LEE-CARTER 3. Pendahuluan Model Goperz yang elah dibahas di Bab 2 banyak diodifikasi oleh para Saisikawan. Pada waku iu (sekiar ahun 980-990), Saisikawan eliha odel ini cukup bagus unuk erepresenasikan

Lebih terperinci

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB VI SUHU DAN KALOR BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida 4 II LANDASAN TEORI Dala bab ini akan diberikan eori-eori yang berkaian dengan peneliian ini. Teori-eori ersebu elipui persaaan dasar fluida yang akan disarikan dari Billingha dan King [7], dan Wiha [8].

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Analisa Haronik Elevasi pasang suru adalah penulahan dari beberapa konsana pasang suru dan fakor eeorologis yang diasusikan konsan, seperi diunukkan pada persaaan beriku:

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. WAHANA LENTERA RAYA

PENJADWALAN PRODUKSI DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. WAHANA LENTERA RAYA 9 PENJADWALAN PRODUSI DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAU DI PT. WAHANA LENTERA RAYA Veronika Nadia ), Dian Reno Sari Dewi ), Marinus Edy Siano ) E-mail: naceabz@yahoo.com ABSTRA Penjadwalan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC)

PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC) PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC) Dian Reno 1), Anasasia Lidya 2), Linda 3) Jurusan Teknik Indusri Universias Kaolik Widya Mandala Surabaya1,2,3)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PERJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP (Didik Wahyudi) PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mengumpulkan Daa (Selec Proses pengumpulan daa merupakan ahap perama dari ahap-ahap peningkaan proses erkesinamungan (Coninuous Process Improvemen / CPI dengan menggunakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA

PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA Sii Nur Fadlilah A 1 ; Thomas Widjaja 2 ABSTRACT Producion planning is an aciviy o make decison

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN EORI 2. injauan Pusaka 2.. Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk Arus Bolak-Balik Arus bolak balik dihasilkan oleh generaor yang enghasilkan egangan bolak-balik dan biasanya dala benuk fungsi sinusoida sinus aau cosinus. Tegangan dan arus bolak balik dapa dinyaakan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Teknik Indusri Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial,

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan barang jadi yang ada dalam sistem produksi pada suatu waktu tertentu. (Elsayed,

BAB II LANDASAN TEORI. dan barang jadi yang ada dalam sistem produksi pada suatu waktu tertentu. (Elsayed, BAB II LANDASAN TEORI.1. Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai bahan baku, barang dalam proses dan perakian, dan barang jadi yang ada dalam sisem produksi pada suau waku erenu. (Elsayed, 1994, p63).

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

The use of Hax and Meal Method in the Disaggregation Process of Master Production Schedule. A case Study on a Healthy Drink Industry DIA Malang

The use of Hax and Meal Method in the Disaggregation Process of Master Production Schedule. A case Study on a Healthy Drink Industry DIA Malang Penerapan Meode Hax dan Meal dalam Disagregasi pada JIP (Sucipo, dkk) PENERAPAN METODE HAX AND MEAL DALAM PROSES DISAGREGASI PADA PENYUSUNAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS DI PERUSAHAAN MINUMAN KESEHATAN

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri

Pengantar Teknik Industri Sisem Produksi/Operasi Penganar Teknik Indusri Perencanaan & Peengendalian Produksi/Operasi Sisem produksi/operasi adalah suau akivias unuk mengolah aau mengaur penggunaan sumber daya yang ada dalam proses

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Persediaan (Invenory) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan aau digunakan unuk dijual pada periode mendaang, yang dapa berbenuk bahan baku yang

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci