EVALUASI KETIDAKPASTIAN MOMEN MAGNETIK MAGNET NdFeB MENGGUNAKAN METODE SUSCEPTOMETER
|
|
- Ivan Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Evaluasi Moen Magnetik Magnet Nde Menggunakan Metode Susceptoeter EVLUSI KETIDKPSTIN MOMEN MGNETIK MGNET Nde MENGGUNKN METODE SUSEPTOMETER STRK Nur Tjahyo Eka D. Pusat Penelitian KIM - LIPI Kawasan Puspiptek, Serpong 1531, Tangerang Selatan e-ail: nc_eka@ki.lipi.go.id EVLUSI KETIDKPSTIN MOMEN MGNETIK MGNET Nde MENGGUNKN METODE SUSEPTOMETER. Dala pengukuran susceptiility agnetik dan agnet peranen pada anak tiangan, nilai oen agnetik pada agnet sangat penting diketahui dengan enar karena gaya agnetikyang tiul sangat tergantung dengan interaksi antar dua oen agnet terseut. Pada akalah ini akan dijelaskan etode pengukuran dan evaluasi ketidakpastian oen agnetik 3 uah agnet Nde yang terdapat pada peralatan susceptoeter. Dari perhitungan diketahui ahwa esarnya nilai oen agnetic 1S, 1S dan 1S asing-asing adalah,89 77,,9 5 dan, Sedangkan nilai ketidakpastian pengukuran oen agnetic adalah seesar,7 untuk agnet 1S dan 1S dan,1 untuk agnet 1S. Suer ketidakpastian teresar diperoleh dari gaya agnetinteraksi yang tiul antar agnet. Kata kunci: Susceptiility agnetik, Magnet peranen, Moen agnetik, Evaluasi ketidakpastian STRT UNERTINTY EVLUTION O MGNETI MOMENT O Nde agnet with SUSEPTOMETER METHOD. In the easureent of agnetic susceptiility and peranent agnet on weight, the value of the agnetic oent of the agnet is very iportant to know correctly ecause the agnetic force that arises depends on the interaction etween the agnetic oent of each other. In this paper will explain the ethod and uncertainty evaluation of agnetic oent for 3 pieces of Nde agnet that eedded with susceptoeter device. ro the calculation are known that the value of agnetic oent 1S, 1S and 1S are.89 77,.9 5 and The uncertainty value for agnetic oent easureent are.7 for 1S and 1S agnet and.1 for 1S agnet. The source of the iggest uncertainty coes fro agnetic force interaction etween two agnets. Keywords: Magnetic susceptiility, Peranent agnet, Moent agnetic, Uncertainty evaluation PENDHULUN Seagai Leaga Metrologi Nasional yang diakui peerintah elalui Keppres No. 79 Tahun 1, Puslit KIM LIPI eiliki tugas untuk eelihara standar assa elalui pengukuran yang enar dan enjaga ketertelusuran ke laoratoriu kalirasi yang ada di Indonesia. egitu pentingnya peran Puslit KIM LIPI aka diutuhkan seuah pengukuran presisi tinggi untuk enjain nilai hasil pengukuran enar, akurat dan terpercaya. aktor penting yang eerikan pengaruh pada pengukuran assa standar adalah kondisi lingkungan kalirasi seperti densitas udara dan sifat keagnetan. aktor-faktor yang erpengaruh pada pengukuran terseut harus dikontrol atau dipertiangkan dala perhitungan ketidakpastian. Menurut dokuen rekoendasi yang diteritkan oleh Organisation Internationale de Métrologie Légale (OIML), sifat agnetik anak tiangan aat penting ditentukan seelu elakukan proses kalirasi standar assa agar pengaruh interaksi agnet dapat diaaikan [1]. Hal ini dikarenakan gaya agnet dapat eningkat akiat interaksi antara assa standar dengan koparator assa yang digunakan [-3]. asilitas untuk engevaluasi efek agnet pada anak tiangan telah terangun di Puslit KIM LIPI yakni enggunakan peralatan susceptoeter Sartorius dan Gausseter. Sifat agnet anak tiangan yang diukur enggunakan peralatan ini adalah sifat susceptiility agnetik dan agnet peranen [-5]. Terdapat eerapa faktor penting yang eerikan pengaruh dala pengukuran susceptiilitas agnetik anak tiangan seperti faktor koreksi geoetri anak tiangan (I a, ), koponen vertikal edan agnetik 137
2 Prosiding Perteuan Iliah Ilu Pengetahuan dan Teknologi ahan 1 Serpong, 3 Oktoer 1 ISSN ( ez ) pada peralatan susceptoeter dan esarnya oen agnetik ( d ) pada agnet yang digunakan [6-7]. Pada akalah ini akan dijelaskan cara engevaluasi koponen ketidakpastian oen agnetik pada tiga uah agnet Nde yang terdapat pada peralatan susceptoeter. TEORI Moen agnetic agnet Nde telah diukur dengan etode yang digaarkan pada paper seelunya enggunakan 3 uah agnet dengan spesifikasi yang saa [8]. Gaya interaksi agnetic yang tiul diantara ketiga agnet terseut keudian diukur oleh susceptoeter dan dinyatakan dala Persaaan (1). 6 ( Z ' L / )... (1) Diana: = Gaya interaksi antara agnet dan = Moen agnet = Moen agnet ' ( Z / ) = Jarak antara pusat agnet L Gaya interaksi yang tiul dari agnet - dan -. Dengan enggunakan pendekatan secara siultan untuk ketiga persaaan interaksi di atas, aka keudian dapat ditentukan nilai oen agnet, dan yang dinyatakan dala Persaaan (), Persaaan (3) dan Persaaan (). 1/. ' / Z L 6... ()... (3) Z' L / 6... () Dari Persaaan (), Persaaan (3) dan Persaaan () diketahui ahwa suer-suer ketidakpastian pengukuran oen agnet sangat ergantung pada gaya interaksi antar agnet, oen agnetic agnet, gravitasi ui dan jarak antara uah agnet. METODE PERON Pengukuran oen agnetik dilakukan dengan cara eandingkan antara satu agnet dengan agnet yang lainnya. Seelu dan sesudah pengailan data dilakukan pencatatan suhu, keleaan dan tekanan dengan peralatan yang terdapat di dala ruang kalirasi. Selain itu dilakukan pula pengukuran terhadap tinggi agnet dengan enggunakan vernier caliper dengan resolusi seesar,1. Tinggi agnet yang diperoleh dari pengukuran adalah seesar 1,98 (dengan standar deviasi seesar,57 ). Proses pengailan data dilakukan pada posisi Z yang artinya jarak antar agnet dengan dasar pan tiangan adalah seesar 19,95. Pada pengukuran ini diutuhkan penyangga taahan dengan tinggi sekitar 8 (dengan standar deviasi seesar,837 ) untuk enaruh agnet. Pengailan data dilakukan dengan engukur gaya yang tiul dengan eandingkan agnet 1S terhadap 1S, 1S terhadap 1 S, 1S terhadap1 S pada posisi salah satu agnet up dan down. Misalnya untuk agnet 1S vs 1S, diana agnet 1S diletakkan didala tiangan, aka agnet 1S diletakkan di atas penyangga taahan. Pertaa agnet 1S erada pada posisi utara up, aka skea pengailan datanya adalah pada saat tidak ada agnet (z)-agnet ditaruh posisi up(). Pengailan data dilakukan seanyak 5 kali. erikutnya, agnet 1S diuah ke posisi utara down dan skea pengailan data juga dilakukan dengan cara yang saa seperti di atas. Nilai yang tercantu pada display tiangan keudian dievaluasi dengan enggunakan Persaaan (5) (5) HSIL DN PEMHSN Dari sertifikat kalirasi yang diteritkan oleh adan Meteorologi dan Geofisika (MG) tahun 7 diketahui ahwa nilai gravitasi lokal di dala laoratoriu assa Puslit KIM-LIPI adalah seesar 9,78138 /s (u c = 1,6 x 1-7 /s, k=). Dari data di atas dan enggunakan Persaaan (5) diperoleh nilai pengukuran seperti pada Tael 1. Sedangkan dari pengukuran terhadap jarak agnet dan penyangga taahan diketahui ahwa nilai adalah seesar 15,3. Dengan easukkan Interaksi Magnet Tael 1. Data pengukuran interaksi uah agnet 1S vs 1S (g) 1S vs 1S (g) 1S vs 1S (g) Rata-rata Standar deviasi Rata-rata Standar deviasi Rata-rata Standar deviasi 1-8,8 1,6-3978, 1,5-3995,8 1,3 11,6 1, ,, ,6 1,95 - = 3,93 x 1-5 N - = 3,891 x 1-5 N - = 3,96 x 1-5 N 138
3 Evaluasi Moen Magnetik Magnet Nde Menggunakan Metode Susceptoeter Tael. Perandingan nilai oen agnetik hasil pengukuran dengan sertifikat PT Identifikasi agnet Moen agnetic d ( ) Sertifikat PT( ) Peredaan dari Sertifikat ( ) Persentase Peredaan ( KIM PT)/ PT 1S,89 77, ,8E-5 -,8 1S,9 5,89 9-1,3E-,15 1S,89 338, ,78E-,19 nilai-nilai yang diperoleh pada Tael 1 dan nilai ke Persaaan (), Persaaan (3) dan Persaaan () di atas diperoleh nilai oen agnet untuk ketiga agnet Nde seperti ditapilkan pada Tael. Nilai terseut keudian diandingkan dengan sertifikat kalirasi Physikalisch-Technische undesanstalt (PT) di tahun 8 didapat esarnya peredaan aksiu adalah,19%. Dari Tael dapat terlihat ahwa nilai pengukuran cenderung konsisten dala rentang waktu tahun 8 hingga tahun 1. Ini erarti nilai drift ketiga oen agnet ini sangat kecil. Selain itu pula odel pengukuran ini dipandang leih representatif diandingkan dengan odel pengukuran dengan pendekatan atrik seperti pada paper seelunya [8]. Dari Persaaan (5) di atas keudian dapat ditentukan suer-suer ketidakpastian yang dinyatakan dala Persaaan (6) dan Tael. Dari Tale 3 dapat dilihat ahwa esarnya nilai ketidakpastian untuk gaya - adalah seesar 3,97 x 1-8. Nilai ketidakpastian yang diperoleh ini juga saa pada gaya - dan -. Suer ketidakpastian teresar erasal dari peredaan peacaan. rtinya resolusi tiangan dan kestailan tiangan sangat enentukan proses pegailan data ini. Sedangkan untuk enentukan nilai ketidakpastian oen agnetik ketiga agnet, aka dengan enggunakan Persaaan (), Persaaan (3) dan Persaaan () dapat diturunkan dala entuk seperti pada Persaaan (7), Persaaan (8) dan Persaaan (9). u ( ) g u( g ) ( 1) u 1 ( ) u 1... (6) u( ) u( ) u( ) u( ) / ) / u Z L Z L... (7) Tael 3. Suer ketidakpastian gaya interaksi yang tiul pada agnet 1S dan 1S Suer Siol Nilai unit x i (ui) Distriusi Peagi Koefisien Sensitivitas dala ( x ) Derajat ( x ) /v i Peredaan µg.78 noral E E-8.797E E-3 peacaan Peredaan 11.6 µg.78 noral 1.89E-9.19E-8.797E E-3 peacaan Gravitasi g /s 1.6E-7 noral 1.1E-6 6.1E E E-51 su 9.59E E-3 u( ) 3.97E-8 v eff 18 Suer Siol Nilai xi unit Tael. Suer-suer ketidakpastian oen agnetik (ui) Distriusi Peagi Koefisien Sensitivitas ci dala ui (ui x ci) Derajat (ui x ci) /vi Gaya Magnetik 3.93E- N 3.97E-8 noral 1 1.1E E E-19 5 Gaya Magnetik 3.891E- N 3.97E-8 noral E E-9 8.1E-19 5 Gaya Magnetik 3.96E- N 3.97E-8 noral 1-1.1E E-9 8.E-19 5 Jarak agnet (Z'+L noral 1 1.7E E E-19 /) su.37e-9.57e-18 =.8977 u().7 veff
4 Prosiding Perteuan Iliah Ilu Pengetahuan dan Teknologi ahan 1 Serpong, 3 Oktoer 1 ISSN u ( ) u ( ) u( ) u( )... (8) u( ) u( ) u( ) / ) / ) u Z L Z L... (9) Tael 5. Suer-suer ketidakpastian oen agnetic Suer Siol Gaya Magnetik 3.96E- 5 Gaya Magnetik 3.891E- 5 Moen Dipole Magnetik Nilai unit Distriusi Peagi Koefisien x i Sensitivitas 8.971E- dala ( x ) Derajat ( x ) /v i N 3.97E-8 noral 1.35E E-9 1.3E-17 N 3.97E-8 noral E E-9 1.3E-17.7 noral E E-18 su 1.6E E-17 =.95 u( ).1 v eff 5.97 Suer Siol Tael 6. Suer-suer ketidakpastian oen agnetic Nilai unit Distriusi Peagi Koefisien x i Sensitivitas dala ( x ) Derajat ( x ) /v i Moen dipole 8.97E-.7 noral E E-9 9.E-18 agnetic Gaya Magnetik 3.89E-5 N 3.97E-8 noral 1.96E E E-65 Jarak Magnet (Z'+L/) noral E-9..3E-1.7E- su.337e-9 9.6E-18 = u( ).7 v eff. Suer-suer dan perhitungan ketidakpastian untuk oen agnetic,, dinyatakan dala Tale. Suer-suer dan perhitungan ketidakpastian untuk oen agnetic,, dinyatakan dala Tale 5. Suer-suer dan perhitungan ketidakpastian untuk oen agnetic,, dinyatakan dala Tale 6. Jika dilihat dari Tale, Tael 5 dan Tael 6 ahwa gaya interaksi agnetic eerikan kontriusi teresar dala perhitungan ketidakpastian oen agnetik. Efek ini apu diperkecil dengan enggunakan tiangan dengan resolusi yang leih aik. Saat ini resolusi tiangan yang digunakan adalah seesar,1 g. KESIMPULN Dari serangkaian analisis data di atas dapat disipulkan ahwa esarnya nilai oen agnetic 1S, 1S dan 1S asing-asing adalah,89 77,,9 5 dan, Sedangkan nilai ketidakpastian pengukuran oen agnetic adalah seesar,7 untuk agnet 1S dan 1S dan,1 untuk agnet 1S. Dari tael suer ketidakpastian di atas diketahui ahwa pada oen agnetic 1S dan 1S, koponen ketidakpastian teresar diperoleh dari gaya interaksi antar agnet terseut. Sedangkan pada tael suer ketidakpastian pada oen agnetic 1S, koponen teresar erasal dari oen agnetic. Nilai oen agnetic yang diperoleh terseut sangat erkontriusi esar dala perhitungan nilai dan ketidakpastian sifat agnet pada standard acuan alacrite dan titaniu aupun pada anak tiangan. Sifat keagnetan yang dievaluasi untuk ketiga sapel terseut adalah sifat susceptiilitas agnetic dan agnet peranen yang elekat pada ketiga standar assa terseut. Seakin kecil nilai ketidakpastian yang dihasilkan pada oen agnetic, seakin aik nilai ketidakpastian yang dihasilkan pada perhitungan susceptiility agnetic dan agnet peranen. UPN TERIMKSIH Ucapan teriakasih penulis sapaikan kepada Ti Manajeen Puslit KIM-LIPI yang telah eerikan fasilitas dana elalui penelitian DIPTeatik 1 serta sarana dan prasarana yang endukung sehingga proses penelitian terhadap efek sifat agnet pada pengukuran assa standar ini dapat erjalan dengan aik. 1
5 Evaluasi Moen Magnetik Magnet Nde Menggunakan Metode Susceptoeter DTRUN [1]. OIML R111-1, Weights of lasses E 1, E, 1,, M 1, M 1-, M, M -3 and M 3 Part 1: Metrological and Technical Requireents, Organization Internationale de Metrologi Legal, Paris, () []. MIHEL GLSER, Meas. Sci. Technol., 1 (1) [3]. R DVIS, M. GLSER, Metrologia, (3) []. THOMS ROHLIH, THOMS EHLING, Sartorius Susceptoeter for Precise Measureent of Susceptiility and Magnetization of Weights, IMEKO T3,(5) [5]. RIHRD DVIS, Magnetization of Mass Standards as Deterined y Gausseter, Magnetoeters and Susceptoeter, IMEKO, (3) [6]. MSKI UEKI, JIN-XIN SUN, Evaluation of The Magnetic Properties of Weights at NMIJ, Proceedings of sia-pasific Syposiu on Mass, force and Torque (PM 7), (7) [7]. RIHRD S. DVIS, Journal of Research of the National Institute of Standard and Technology, 1(3) (1995) [8]. NUR TJHYO EK, Validasi Pengukuran Moen Magnet Menggunakan Metode Susceptoeter, Seinar Nasional isika, (1) 11
OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 BIDANG ILMU FISIKA
OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 BIDANG ILMU FISIKA SELEKSI TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2011 SOAL TES TEORI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT
Lebih terperincimatematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s
i K- ateatika K e l a s XI PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA Tujuan Peelajaran Setelah epelajari ateri ini, kau diharapkan eiliki keapuan erikut.. Menguasai konsep peagian suku anyak dengan etode Horner..
Lebih terperinciRancang Bangun Alat Eksperimen Sederhana Gerak Proyektil
Pradita Adnan Wijaa Sekolah Pascasarjana Pengajaran Fisika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesa 10 Bandung 4013 Uar Fauzi, Fourier Dzar Eljaar Latief Departeen Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,
Lebih terperinciAlternatif jawaban soal uraian
Lapiran Alternatif jawaan soal uraian. Lukislah garis ang elalui pangkal koordinat O(0,0) dan epunai gradien erikut ini! a. -. ) Noor poin a a) Alternatif pertaa langkah pengerjaan pertaa Persaaan garis
Lebih terperinciDisusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT
STUDI PENGARUH BENTANGAN(SPAN) PADA SINGLE GIRDER OVERHEAD CRANE DENGAN KAPASITAS 5 TON TYPE EKKE DAN ELKE DAN KAPASITAS 10 TON TYPE EKKE TERHADAP BERAT KONSTRUKSI GIRDERNYA Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari
Lebih terperinciBab IV. Pemodelan, Pengujian dan Analisa. Sistem Steel Ball Magnetic Levitation
Bab IV Peodelan, Pengujian dan Analisa Siste Steel Ball Magnetic Levitation Pada bab IV ini akan dijelaskan engenai peodelan, pengujian dari siste yang tela dibuat dan penganalisaan asil pengujian tersebut.
Lebih terperinciAnalisis Karakteristik Getaran Harmonik Sederhana dan Getaran Teredam Lemah Dengan Metode Analisis Video dan Logger Pro
Dens E.S.I. Asanu / Analisis Karakteristik Getaran Haronik Sederhana dan Getaran Tereda Leah 33 Analisis Karakteristik Getaran Haronik Sederhana dan Getaran Tereda Leah Dens E. S. I. Asanu Progra studi
Lebih terperinciPENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL
PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan
Lebih terperinciMODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT
MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT 1. TUJUAN - Memahami hukum dan prinsip fisika yang mendasari metode gaya erat - Mengetahui serta memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai variasi gaya erat di
Lebih terperinciBAB III ANALISA TEORETIK
BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian
Lebih terperincia home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13
Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 SKS : 3 SKS Samungan Baut Pertemuan - 13 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur aja eserta alat samungnya TIK : Mahasiswa mampu
Lebih terperinciSTUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM A COMPARATIVE STUDY OF PLATE STRUCTURE ANALYSIS USING STRIP METHOD, PBI 71, AND FEM Guntara M.
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah
Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Sugeng Hariyadi 1, Fitria Hidayanti 1, Sunartoto Gunadi 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jakarta
Lebih terperinciBAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN
BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang go pulic di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diamil diatasi pada perusahaanperusahaan
Lebih terperinciPerbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil
Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika
Lebih terperinciEFISIENSI DAN EFEKTIVITAS SIRIP LONGITUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPAT KEADAAN TAK TUNAK KASUS 2D
EFISIENSI DAN EFEKIVIAS SIRIP LONGIUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPA KEADAAN AK UNAK KASUS 2D PK Purwadi Jurusan eknik Mesin, FS, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Email: pur@mailcity.com ABSRAK Penelitian
Lebih terperinci7. FLUIDA FLUIDA STATIK FENOMENA FLUIDA DINAMIK
7. FLUID Materi Kuliah: - Fluida dan Fenomena - Massa Jenis - Tekanan - Prinsip Pascal - Prinsip rchimedes FLUID Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering diseut seagai zat alir. Fasa
Lebih terperinciModel Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 085-17 Volume 6, Nomor, Juni 014 Hal. 98-106 Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling Roessiana D L; Setiyadi dan Sandy
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017
Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY
Lebih terperinciHUBUNGAN B VALUE DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DAN MAGNITUDO GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SULAWESI TENGAH PERIODE
Jurnal Fisika. Volume 03 omor 02 Tahun 2014, hal 84-88 HUBUGA B VALUE DEGA FREKUESI KEJADIA DA MAGITUDO GEMPA BUMI MEGGUAKA METODE GUTEBERG-RICHTER DI SULAWESI TEGAH PERIODE 2008-2014 or Hidaya Rachmawati,
Lebih terperinciPertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang
ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka
Lebih terperinciMODUL 6 KALIBRATOR & GROUNDING
MODUL 6 KALIBRATOR & GROUNDING I. Kompetensi Umum: 1. Mahasiswa mampu melakukan kalirasi dengan enar sesuai dengan prinsip, fungsi dan keutuhannya. 2. Mahasiswa mampu menggunakan instrument grounding dengan
Lebih terperinciPENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON
PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON Wiratman Wangsadinata 1, Hamdi 2 1. Pendahuluan Dalam analisis struktur eton, pengaruh peretakan eton terhadap kekakuan unsurunsurnya menurut SNI
Lebih terperinciBAB XII GAYA DAN TEKANAN
BAB XII GAYA DAN TEKANAN 1. Bagaimanakah huungan antara gaya dan tekanan?. Faktor apakah yang mempengaruhi tekanan di dalam zat cair? 3. Apakah yang dimaksud dengan hukum Pascal? 4. Apakah yang dimasudkan
Lebih terperinciBil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah
Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah I. Materi Ajar: Pertemuan : A. Macam-macam ilangan real. Bilangan Asli (A) Bilangan asli adalah suatu ilangan yang mula-mula dipakai untuk memilang. Bilangan asli dimulai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANASAN EORI. Masalah ersediaan alam Sistem Manufaktur Biasanya suatu perusahaan memagi milik perusahaannya menjadi dua agian.. engaturan persediaan atau inventaris dierikan untuk meningkatkan pengurusan
Lebih terperinciI. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik
VII. BALOK KOLOM Komponen struktur seringkali menderita kominasi eerapa macam gaya secara ersama-sama, salah satu contohnya adalah komponen struktur alok-kolom. Pada alok-kolom, dua macam gaya ekerja secara
Lebih terperinciTRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR
a 6 TRIGONOMETRI A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN ELAJAR Kompetensi Dasar 1. Menghayati pola hidup disiplin, kritis, ertanggungjawa, konsisten dan jujur serta menerapkannya dalam kehidupan sehari hari..
Lebih terperinciSOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROPINSI
SOAL UJIAN SELESI CALON PESERTA OLIPIADE SAINS NASIONAL 4 TINGAT PROPINSI FISIA Waktu :,5 ja EENTERIAN PENDIDIAN DAN EBUDAYAAN DIRETORAT JENDERAL PENDIDIAN ENENGAH DIRETORAT PEBINAAN SEOLAH ENENGAH ATAS
Lebih terperinciPEMBUATAN DETEKTOR FREKUENSI TUNGGAL BERBASIS PRINSIP EDDY CURRENT UNTUK PENGUKURAN KETEBALAN LOGAM NON MAGNETIK CU DAN AL
Jurnal Kounikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fipa.unri.ac.id Edisi April 07. p-issn.4-960.; e-579-5x Eail: kounikasi.fisika.indonesia@gail.co
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyebarkan angket kepada
72 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyearkan angket kepada pemustaka di Badan Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Palemang. Telah diajukan 20 item pertanyaan
Lebih terperinciKajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis
p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Naskah diterbitkan: 30 Deseber 015 DOI: doi.org/10.1009/1.0110 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN
43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA
Lebih terperinciKARAKTERISTIK VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNET STASIUN PENGAMAT GEOMAGNET BIAK
Prosiding Seinar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 211 KARAKERISIK VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNE SASIUN PENGAMA GEOMAGNE BIAK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimang: a ahwa seagai pelaksanaan Pasal 19
Lebih terperinci1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik
1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang
Lebih terperinciSIMULASI PERHITUNGAN NILAI KETIDAKPASTIAN SPESIFIK IMPULS ROKET RX 150 L1000 STANDAR
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 3 No. 4 Desemer 008:58-63 SIMULASI PERHITUNGAN NILAI KETIDAKPASTIAN SPESIIK IMPULS ROKET RX 50 L000 STANDAR Amor Dewanto Peneliti Pusat Teknologi ahana Dirgantara,
Lebih terperinci7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)
BAB 7 RESIDU DAN PENGGUNAAN 7 idu dan kutu Pada agian seelumnya telah kita pelajari ahwa suatu titik diseut titik singular dari f () ila f () gagal analitik di tetapi analitik pada suatu titik dari setiap
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK DAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR GEDE KOTA SURAKARTA
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR GEDE KOTA SURAKARTA Benny Irawan 1) Amirotul MHM 2) Slamet Jauhari Legowo 3) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi
Lebih terperinciBAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN
16 BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN Randomisasi merupakan langkah peting dalam penelitian yang tidak dilakukan secara sensus. Dengan randomisasi yang aik maka akan dapat diperoleh sampel yang representatif
Lebih terperinciPerhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude
9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo
KARAKTERISTIK GELOMBANG PECA DI PERAIRAN PERAK SURABAYA Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo Astract The ojectives of this study were to examine the height and period of sea
Lebih terperinciANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN
NLISIS KONSENTRSI TEGNGN PD GELGR BERLUBNG MENGGUNKN PEMODELN DN EKSPERIMEN khmad aizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com strak Belum diketahuinya
Lebih terperinciGambar A.1. Fix Dies.
LAMPIRAN A. Gabar Teknik Dies Salah satu koponen dala esin HPDC yaitu cetakan (dies). Dies yang digunakan pada penelitian ini enggunakan aterial Baja ST 7 yang dibuat di Laboratoriu Proses Produksi Politeknik
Lebih terperinci4. Mononom dan Polinom
Darpulic www.darpulic.com 4. Mononom dan Polinom Sudaratno Sudirham Mononom adalah pernataan tunggal ang erentuk k n, dengan k adalah tetapan dan n adalah ilangan ulat termasuk nol. Fungsi polinom merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Distriusi Distriusi dapat diartikan seagai kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian arang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya
Lebih terperinciJurnal Dinamika Pertanian Volume XXIX Nomor 2 Agustus 2014 ( ) P: ISSN E: ISSN
Jurnal inamika Pertanian Volume XXIX Nomor 2 gustus 2014 (119-124 ) P: ISSN 0215-2525 E: ISSN 2549-7960 PENGRUH PUPUK KSING N SP-36 TERHP EERP SIFT KIMI TNH N HSIL TNMN UNIS P FLUVENTI EUTRUEPTS SL JTINNGOR
Lebih terperinciBAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv
BAB II PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv 2.1. Transformator Daya Transformator adalah suatu alat listrik statis yang erfungsi meruah tegangan guna penyaluran daya listrik dari suatu rangkaian
Lebih terperinciAPLIKASI PERSAMAAN DEFERENSIAL BIASA MODEL EKSPONENSIAL DAN LOGISTIK PADA PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA SURABAYA
MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 2, No. 1, Juli 2017. Hal 129 141. APLIKASI PERSAMAAN DEFERENSIAL BIASA MODEL EKSPONENSIAL DAN LOGISTIK PADA PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA
Lebih terperinciEVALUASI MESIN STANDAR TORSI NASIONAL PUSLIT METROLOGI - LIPI PADA RENTANG UKUR 5 N M 50 N M
EVALUASI MESIN STANDAR TORSI NASIONAL PUSLIT METROLOGI - LIPI PADA RENTANG UKUR 5 N M 50 N M EVALUATION OF NATIONAL TORQUE STANDARD MACHINE IN THE RESEARCH CENTER FOR METROLOGY IN MEASUREMENT RANGE OF
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perkuatan struktur umumnya dilakukan apaila angunan terseut mengalami kegagalan desain, peruahan desain, peruahan fungsi angunan, kegagalan pada saat pelaksanaan
Lebih terperinciPAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF
49 PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF Pendahuluan Pakan diutuhkan ternak untuk memenuhi keutuhan untuk hidup pokok, produksi
Lebih terperinci7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)
Ba 7 Residu dan Penggunaannya BAB 7 RESIDU DAN PENGGUNAAN 7 Residu dan kutu Pada agian seelumnya telah kita pelajari ahwa suatu titik diseut titik singular dari f () ila f () gagal analitik di tetapi analitik
Lebih terperinciANALISIS TEGANGAN BAUT PENGUNCI GIRTH-GEAR KILN
No.33 Vol.1 Thn.XVII April 010 ISSN : 0854-8471 ANALISIS TEGANGAN BAUT PENGUNCI GIRTH-GEAR KILN Devi Chandra 1, Gunawarman 1, M. Fadli 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pemahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli
Lebih terperinciIndonesian Journal of Chemical Science
Indo. J. Chem. Sci. 6 (2) (2017) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca Analitik di Laboratorium Biologi FMIPA
Lebih terperinciMENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI
KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana
Lebih terperinciPERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Sumer: Art & Gallery 44 Matematika X SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Standar kompetensi persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat terdiri atas tiga kompetensi dasar.
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL
PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
31 HASIL DAN PEMBAHASAN Silika Hasil Isolasi dari Sekam Padi Analisis kuantitatif dengan metode X-Ray Fluorescence dilakukan untuk mengetahui kandungan silika au sekam dan oksida-oksida lainnya aik logam
Lebih terperinci(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION
Universitas Padjadjaran, 3 Novemer 200 (R.2) PERANDINGAN METODE OOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION I Gede Nyoman Mindra Jaya Jurusan Statistika
Lebih terperinciR adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong,
Suplemen Pedoman Evaluasi dan Pernyataan A9. KALIBRASI GELAS UKUR Deskripsi Pengukuran Kalibrasi gelas dari bahan borosilicate glass berkapasitas 1 ml nilai skala terkecil.1 ml menggunakan metode gravimetri.
Lebih terperinciPERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF
PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF Jamiatul Akmal 1, a *, Ofik Taufik Purwadi 2,, Joko Pransytio 3, c 1,3) Jurusan Teknik Mesin, UNILA, Bandar
Lebih terperinciSTUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA
STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA Oloni Togu Simanjuntak, Ir. Syamsul Amien, MS Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciTEORI BAHASA DAN AUTOMATA
MODUL V TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami NFA dengan e-move, dapat malakukan ekivalensi ke NFA tanpa e-move dan operasi gaungan/konkatenasi. Materi : NFA dengan e-move Ekivalensi NFA
Lebih terperinciBab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR
Ba 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Model kinematika diperlukan dalam menganalisis pergerakan suatu root moil. Model kinematik merupakan analisis pergerakan sistem yang direpresentasikan secara matematis
Lebih terperinciBAB VI DEFLEKSI BALOK
VI DEFEKSI OK.. Pendahuluan Semua alok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apaila tereani. Dalam struktur angunan, seperti : alok dan plat lantai tidak oleh melentur terlalu erleihan untuk
Lebih terperinciANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN
ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN Renanta Hayu Peneliti pada Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi Metrologi LIPI
Lebih terperinciPerencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji
Konstruksi dan Bangunan Perencanaan hidraulik endung dan pelimpah endungan tipe gergaji Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktoer 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN
Lebih terperinciUPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM PERKULIAHAN FLUIDA
180 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 180-185 UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM
Lebih terperinciPENENTUAN e/m Kusnanto Mukti W/ M Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENENTUAN e/ Kusnanto Mukti W/ M009031 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Eksperien dala enentukan besar uatan elektron pertaa kali dilakukan oleh J.J.Thoson. Dala percobaanya,
Lebih terperinciBiltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1
ANALISA DAN EVALUASI JABATAN DENGAN METODE ANGKA PADA PD ANEKA INDUSTRI DAN JASA MEDAN Djaka Prasetya 1, Eddy, Rini Halila Nasution 3 1,,3 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl.
Lebih terperinciPENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang)
PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Teroyo Cangkiran Semarang) Arfan Bakhtiar, Diana Puspita Sari, Hendy Tantono Industrial
Lebih terperinciKajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis
p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala Universitas Negeri Jakarta, Jl.
Lebih terperinciPENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST
Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 74 81 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST RELIGEA
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL UNTUK MENINGKATKAN PERFORMASI DESTILASI SURYA BASIN TIGA TINGKAT MENGGUNAKAN BEBERAPA BAHAN PENYIMPAN PANAS
KAJ EKSPERMENTAL UNTUK MENNGKATKAN PERFORMAS DESTLAS SURYA BASN TGA TNGKAT MENGGUNAKAN BEBERAPA BAHAN PENYMPAN PANAS Oleh : Mulyanef, Melda Sari, Wira Mario, dan Henry Nasution Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT
ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL Handali, S 1), Gea, O 2) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. II.1.2. Mekanisme Proses Terjadinya Sedimentasi
BAB II TEORI DASAR II. 1. Sedimentasi II.1.1. Pengertian Sedimentasi Sedimentasi merupakan proses penghancuran, pengikisan, dan pengendapan material pada suatu tempat melalui media air laut, air tawar,
Lebih terperinciANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI
ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI A.P.M., Tarigan *) dan Ahmad Syarif Zein **) *) Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU **) Sarjana Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
3 B II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Teori Struktur Ekonomi Pemangunan ekonomi di Indonesia merupakan agian penting dari pemangunan nasional dengan tujuan akhir, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang
Lebih terperinciMenetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUNJANGAN DAERAH BAGI JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR.
BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN DAERAH BAGI JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciREDUKSI KESALAHAN KOSINUS PADA KALIBRASI UNIVERSAL MEASURING MACHINE DENGAN MENGGUNAKAN DISPLACEMENT LASER INTERFEROMETER
REDUKSI KESALAHAN KOSINUS PADA KALIBRASI UNIVERSAL MEASURING MACHINE DENGAN MENGGUNAKAN DISPLACEMENT LASER INTERFEROMETER COSINE ERROR REDUCTION ON THE UNIVERSAL MEASURING MACHINE CALIBRATION USING DISPLACEMENT
Lebih terperinciBab III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan
Ba III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan Pada a ini, akan diahas penyearan oksigen di pemuluh kapiler dan jaringan, dimana sel-sel di jaringan diasumsikan mengkonsumsi oksigen
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA KREDIT KONSUMSI, DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP KREDIT KONSUMSI BANK UMUM DI INDONESIA,
EKO-REGIONAL, Vol.6, No., Maret 0 PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA KREDIT KONSUMSI, DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP KREDIT KONSUMSI BANK UMUM DI INDONESIA,004-008 Oleh Nunik Kadarwati ) dan Oke
Lebih terperinciPEMODELAN KASUS GIZI BURUK DI KOTA JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI POISSON
BIAStatistics (014) Vol. 8, No. 1, hal. 1-8 PEMODELAN KASUS GIZI BURUK DI KOTA JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI POISSON (MALNUTRITION CASE MODELING IN JAYAPURA BY USING POISSON REGRESSION ANALYSIS)
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No. 2, Juli 2006 HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN I Made Alit Karyawan Salain 1 dan I.B.
Lebih terperinciLampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04
50 Lapiran 1 - Prosedur peodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol sipangan antar tingkat enggunakan progra ETABS V9.04 Pada sub bab ini, analisis struktur akan dihitung serta ditunjukan dengan prosedur
Lebih terperinciPEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT
PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co
Lebih terperinciKonstruksi Rangka Batang
Konstruksi Rangka atang Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka atang merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari sejumlah atang atang
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN NaOCl DALAM TAHAPAN PEMUCATAN EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum duplicatum) TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT
PENGARUH PENGGUNAAN NaOCl DALAM TAHAPAN PEMUCATAN EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum duplicatum) TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT Herdito Wisnuaji dan Emma Rochima Fakultas Perikanan dan Ilmu
Lebih terperinciMETODE SIMPLEKS YANG DIREVISI 1. Bentuk Standar Dalam Matriks Maksimumkan atau minimumkan:
JHON HENDR RSET OERASONAL UNVERSTAS GUNADARMA 9 age METODE SMLEKS YANG DREVS. entuk Standar Dalam Matriks Maksimumkan atau minimumkan: atasan: (A) ontoh: Maksimumkan: + atasan: + + - + entuk standar simpleks:
Lebih terperinciPREDIKSI INFLOW WADUK BERDASARKAN OUTFLOW MENGGUNAKAN PERSAMAAN KONTINUITAS
PREDKS NFLOW WADUK BERDASARKAN OUTFLOW MENGGUNAKAN PERSAMAAN KONTNUTAS Susilowati Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik - UNS Surakarta Jln. r. Sutami No.3A Surakarta 57 Hastiningrum Alumni
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP
Jurnal Pulikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pupend Volume VI Nomor 2 Juni 2016 ISSN 2088-2092 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP
Lebih terperinciModel Regresi Berganda
REGREI DAN KORELAI LINEAR BERGANDA Materi:. Konsep Analisis Regresi Berganda. Penduga Koefisien Regresi 3. Model regresi dengan dua variael eas 4. Contoh Kasus 5. Koefisien Determinasi dan koefisien korelasi
Lebih terperinciEVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI
EVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI Syukria Kurniawati, Diah Dwiana Lestiani, Djoko Prakoso Dwi Atmodjo dan Indah
Lebih terperinciPEMETAAN KUALITAS UDARA DI LINGKUNGAN STOCKPILE BATUBARA
PEMETAAN KUALITAS UDARA DI LINGKUNGAN STOCKPILE BATUBARA Rusdianasari 1) 1) Teknologi Kiia Industri, Politeknik Negeri Sriwijaya, Paleang eail: rusdianasari19@gail.co Astrak Potensi suerdaya atuara yang
Lebih terperinciLAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL
LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Nurdeni 1, Witri Lestari 2, dan Seruni 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika, FTMIPA, Universitas Indraprasta PGRI [Email:
Lebih terperinci