HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 29 di Cikabayan dengan jenis tanah Latosol. Hasil analisis tanah disajikan pada Lampiran 4. Tanah ini memiliki tekstur liat dan agak masam (ph 5.6), C organik sebesar 1.68% (kategori rendah) sedangkan kandungan haranya termasuk dalam penilaian kesuburan kimia yang rendah. Keadaan iklim selama penelitian ditampilkan dalam Lampiran 2. Curah hujan rata-rata pada daerah Darmaga selama bulan penelitian adalah 325 mm dan suhu rata-rata per bulan 26.1 o C. Kondisi pertumbuhan kacang tanah pada fase awal pertumbuhan memiliki daya tumbuh yang cukup baik, untuk varietas Sima mencapai 95%. Daya tumbuh Varietas lebih rendah dibandingkan dengan varietas Sima yaitu sekitar 85%, penyulaman dilakukan pada Varietas umur 1 HST. Selama pertumbuhan tanaman kacang tanah pemeliharaan dilakukan dengan penyiangan gulma dan pemberian pestisida untuk mengatasi serangan serangga. Pertumbuhan gulma meningkat pesat pada 8 MST dan jenis gulma yang tumbuh dominan pada areal pertanaman adalah Mikania micrantha, dan jenis lainnya adalah Mimosa pudica, Phylantus niruri, Physalis angulata, Imperata cylindrica, Amaranthus sp. Awal pertumbuhan (4 MST), tanaman mengalami serangan layu bakteri yang disebabkan bakteri Pseudomonas solanacearum dengan gejala tanaman layu, pangkal batang dan akarnya membusuk dan berwarna kehitaman sehingga tanaman yang mati berjumlah 1%. Penyakit lainnya yang menyerang tanaman adalah penyakit karat daun dan penyakit daun belang. Pengendalian terhadap penyakit dan serangga dilakukan dengan penyemprotan pestisida dengan merek dagang Matador setiap 2 minggu sedangkan hama yang menyerang adalah hama rayap. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Rekapitulasi hasil sidik ragam komponen pertumbuhan dan produksi dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil analisis statistik melalui uji F menunjukkan bahwa waktu aplikasi paclobutrazol, varietas dan konsentrasi paclobutrazol berpengaruh nyata secara tunggal pada beberapa peubah pengamatan, sedangkan pengaruh

2 19 interaksinya tidak berbeda nyata. Waktu aplikasi paclobutrazol menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap peubah-peubah pengamatan vegetatif maupun pengamatan reproduktif kacang tanah kecuali pada pengamatan karakter fisiologis seperti laju pertumbuhan tanaman dan laju asimilasi bersih. Hasil rekapitulasi uji F lengkap disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Rekapitulasi hasil sidik ragam Peubah Pengamatan Waktu Aplikasi (A) Varietas (V) Konsentrasi Paclobutrazol (P) KK (%) Tinggi Tanaman 1 MST tn ** ** MST tn ** ** 8.7 Bobot kering Brangkasan 6 MST tn tn tn MST tn * tn MST tn ** tn MST tn ** tn MST (Panen) tn ** tn Bobot kering akar 6 MST tn tn tn MST tn tn tn MST tn tn tn MST tn tn tn Bobot Kering Batang 6 MST tn tn tn MST tn tn tn MST tn ** * MST tn ** tn 2.59 Bobot Kering Daun 6 MST tn tn tn (25.81) 8 MST tn ** tn MST tn ** tn MST tn * tn Bobot Kering Ginofor dan Polong 6 MST tn tn tn (12.79) 8 MST tn tn tn MST tn tn tn MST tn tn tn Jumlah Daun 6 MST tn tn tn MST tn tn tn MST tn tn * MST tn tn tn 1.53

3 2 Peubah Pengamatan Waktu Aplikasi (A) Varietas (V) Konsentrasi Paclobutrazol (P) KK (%) Index luas daun 6 MST tn tn tn MST tn * tn MST tn ** tn MST tn ** tn Jumlah Ginofor dan Polong 6 MST tn * tn MST tn ** tn MST tn ** tn MST tn ** tn Jumlah Polong Total/tan tn tn * 12.7 Persentase polong isi tn tn tn 6.5 Bobot Polong/tan tn tn * Bobot biji per tanaman tn tn * Jumlah biji per tanaman tn tn * Bobot 1 Biji tn ** tn 3.77 Indeks Biji tn tn tn Indeks Panen tn * tn 1.78 Rendemen tn tn tn Produktivitas(t/h)(polong) tn tn ** Laju Pertumbuhan Tanaman 6 MST tn tn tn MST tn tn tn 28. 1MST tn tn tn MST ** tn tn Laju Assimilasi Bersih 8 MST tn tn tn MST ** tn tn MST tn tn tn Keterangan : tn: Tidak Nyata, * : Nyata pada taraf 5%, ** : Sangat nyata pada taraf 1% ( ) : hasil transformasi (x +.5) Komponen Pertumbuhan Tinggi Tanaman Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan varietas dan konsentrasi paclobutrazol memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah pada pengamatan tanaman umur 1 MST dan 12 MST. Varietas Sima pada pengamatan 1 dan 12 MST menunjukkan tinggi tanaman yang lebih nyata dibandingkan (Tabel 2). Penambahan konsentrasi paclobutrazol terhadap tinggi tanaman secara konsisten menekan pertumbuhan tinggi tanaman. Konsentrasi 2 dan 1 ppm berpengaruh sangat nyata menekan pertumbuhan

4 21 tinggi tanaman dibandingkan pemberian konsentrasi paclobutrazol ppm. Aplikasi konsentrasi paclobutrazol 2 dan 1 ppm memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap tinggi tanamanm (Tabel 3). Tabel 2 Rata-rata tinggi tanaman pada varietas Varietas Tinggi tanaman (cm) 1 MST 12 MST Sima 6.88 a a b b Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5% Tabel 3 Rata-rata tinggi tanaman pada konsentrasi paclobutrazol Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Tinggi tanaman (cm) 1 MST 12 MST a a b b c b Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5% Bobot Kering Brangkasan Bobot kering brangkasan tanaman adalah bobot kering seluruh tanaman dikurangi bobot kering ginofor dan polong. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap bobot kering brangkasan umur 8, 1 dan 12 MST, sedangkan waktu aplikasi paclobutrazol dan konsentrasi paclobutrazol menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap bobot kering berangkasan. Bobot kering brangkasan pada masing-masing varietas setiap minggu mengalami peningkatan. Bobot kering brangkasan Sima mempunyai nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bobot kering brangkasan (Gambar 3).

5 22 Bobot Kering Akar Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa semua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan bobot kering akar setiap minggu pengamatan. Rata-rata bobot kering akar pada tiap minggu pengamatan disajikan pada Gambar 4. Bobot Kering Batang Hasil analisis ragam terhadap bobot kering batang pada tiap minggu pengamatan menunjukkan bahwa waktu aplikasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap akumulasi biomassa batang (Gambar 5a), sedangkan konsentrasi paclobutrazol menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap bobot kering batang pada konsentrasi ppm. Aplikasi konsentrasi paclobutrazol 1 ppm dan 2 ppm menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap peningkatan bobot kering batang (Gambar 5c). Varietas menunjukkan pengaruh yang nyata pada umur 8 MST dan sangat nyata pada umur 1 dan 12 MST terhadap bobot kering batang. Tren peningkatan bobot kering batang kacang tanah antara varietas cenderung berbeda, peningkatan bobot kering batang varietas Sima cenderung tajam dibanding (Gambar 5b). Tren grafik peningkatan bobot kering batang yang berbeda antar Varietas Sima dan ini merupakan pengaruh karakter pertumbuhan genetik yang dibawa oleh masing-masing varietas. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian Purnamawati (27) bahwa terdapat pengelompokan kacang tanah berdasarkan kapasitas pertumbuhan source dan sink-nya, varietas Sima adalah tanaman yang memiliki source tinggi dan sink rendah, sedangkan adalah jenis tanaman yang memiliki kapasitas source rendah dan sink cukup tinggi. Bobot Kering Daun Daun sebagai organ fotosintesis dan berfungsi sebagai source sekaligus sink selama masa pertumbuhan vegetatif pada kacang tanah. Setelah diberi perlakuan waktu aplikasi dan konsentrasi paclobutrazol dan varietas menunjukkan tidak ada pengaruh interaksi yang nyata antara perlakuan, perlakuan hanya berpengaruh tunggal. Penggunaan varietas berpengaruh sangat nyata terhadap penambahan bobot kering daun pada umur tanaman 8, 1 dan 12 MST. Varietas

6 23 Sima memiliki bobot kering daun yang lebih tinggi dibandingkan varietas (Gambar 6). ( a ) a 9.28 a 3.39 a a a a a a a a ( b ) bobot (g) Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST a a a b b a b b 9.68 a 8.8 a ( c ) Sima a 28.1 a a a a a a a a a a 9.81 a a 9.54 a 8.44 a ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 3 Bobot kering brangkasan pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c). ( a )

7 a.52 a.53 a.55 a.63 a.62 a Bobot (g ).4.34 a.35 a ( b ) Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST Wak tu pengamatan (MST) Sima ( c ) ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 4 Bobot kering akar pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a) perlakuan varietas (b) konsentrasi paclobutrazol (c) ( a )

8 a 4.64 a 9.86 a 9.4 a a a a a Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST ( b ) a a a 4.4 a 1.2 a 8.92 a 1.87 b b Sima ( c ) a a a b b 1.12 a b 9.42 a 9.32 a 4.81 a 4.8 a 4.19 a ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 5 Bobot kering batang pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c). ( a )

9 a 4.29 a 8.42 a 7.63 a 9.82 a 9.2 a a a Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST ( b ) a a4.11 a 8.61 a 7.29 a 1.29 a 8.39 b 1.56 b Sima ( c ) a 8.5 a 7.83 a 4.7 a 4.38 a 3.92 a 9.79 a 9.47 a 9.7 a a a 1.94 a ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 6 Bobot kering daun pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

10 27 Jumlah Daun Berdasarkan hasil analisis statistik melalui uji F, peubah jumlah daun menunjukkan penambahan yang berpengaruh nyata pada perlakuan konsentrasi paclobutrazol pada 1 MST. Jumlah daun pada konsentrasi ppm dan 2 ppm menunjukkan kecenderungan pertambahan yang hampir sama kecuali pada konsentrasi paclobutrazol 1 ppm (Gambar 7). Jumlah daun yang rendah pada konsentrasi 1 ppm ini diduga karena konsentrasi tersebut menekan pertumbuhan tanaman. Nilai Indeks Luas Daun Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pada umur 8, 1 dan 12 MST terdapat pengaruh varietas yang nyata terhadap nilai indeks luas daun kacang tanah. Nilai indeks luas daun Varietas Sima dan meningkat pada setiap periode pertumbuhan. Varietas Sima memiliki nilai indeks luas daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan Varietas (Gambar 8). Nilai indeks luas daun tertinggi diperoleh pada Varietas Sima pada umur 12 MST dengan nilai 4.48 dan Varietas dengan nilai Nilai indeks luas daun yang lebih tinggi pada Varietas Sima ini menggambarkan bahwa luas daun (tajuk) dan struktur kanopi tanaman Sima lebih besar (4.48) dibanding tanaman (3.55). Indeks luas daun yang lebih besar pada Sima mencerminkan penyekapan cahaya matahari dan struktur kanopi pada Sima lebih besar dibanding. Kanopi yang besar pada tanaman akan membuat daun-daun dibawahnya ternaungi dan tidak efisien dalam melakukan fotosintesis, akibatnya daun-daun pada tanaman yang ternaungi akan cepat menua. Hal ini akan mengakibatkan hasil asimilasi akan diremobilisasi terlebih dahulu oleh tanaman, dari daun yang lebih tua untuk pembentukan daun muda. Secara tidak langsung partisi asimilat yang seharusnya dialokasikan pada pertumbuhan reproduktif (pengisian biji) masih dimanfaatkan oleh pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga akan terjadi persaingan internal tanaman antara bagian vegetatif (source) dan bagian reproduktif (sink) yang mempengaruhi akumulasi jumlah bahan kering pada polong kacang tanah (Cruz-Aguado et al, 1999). ( a )

11 a 68 a 66 a 65 a Jumlah (helai) 4 36 a 35 a 54 a 53 a Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST ( b ) Jumlah (helai) a34.62 a 55 a a a a 74.8 a 66.7 a ( c ) 8 Sima 53 a 54 a 54 a 73 a 69 a 71 a 64 b 68 a 7 a Jumlah (helai) 4 37 a 35 a 35 a ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 7 Jumlah daun pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

12 29 ( a ) Nilai indeks a 1.37 a 3.48 a 3.31 a 3.93 a 4.11 a 4.21 a 3.89 a Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST ( b ) a 4.48 a Nilai indeks a 1.31 a 3.74 a 2.97 b 3.53 b 3.55 b Sima ( c ) a 3.43 a 3.32 a 4.25 a 4.29 a 4.2 a 3.86 a 3.95 a 3.95 a Nilai indeks a 1.46 a 1.39 a ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 8 Indeks luas daun pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

13 3 Indeks luas daun atau Leaf Area Index sebagai salah satu pengukuran daun menurut Brown (1972) berperan penting untuk menentukan ukuran pertambahan dalam kapasitas fotosintesis tanaman. Fotosintesis memproduksi asimilat yang dimuat ke floem untuk dipartisi keseluruh jaringan tanaman yang berbeda, seperti sink, dan untuk proses respirasi (Kaschuk et al. 29). Menurut Goldworthy dan Fisher (1996) daun akan cepat mengalami penuaan bila ternaungi sampai satu titik dimana mereka tidak lagi menyumbang fotosintesis bersih. Pertumbuhan awal yang lambat pada kacang tanah, merupakan akibat perkembangan ILD yang lambat. Kemudian ILD mencapai nilai-nilai komperatif besar 5.5 dan 7. walaupun nilai ILD besar, penyediaan asimilat mungkin masih membatasi hasil biji karena untuk mempertahankan suatu ILD yang besar daun-daun baru harus dihasilkan untuk mengganti yang mati. Kemudian daun yang tumbuh akan bersaing memanfaatkan asimilat dengan organ sink yang sedang berkembang (Gardner et al. 1991). Fotosintesis tanaman budidaya dan peningkatan produksi bahan kering secara langsung berasosiasi dengan intersepsi cahaya oleh kanopi tanaman. Secara umum interaksi cahaya berhubungan dengan indeks luas daun (ILD) yang merupakan fungsi ekponensial tanaman dimana radiasi fotosintesis aktif ditangkap oleh kanopi tanaman (Maddoni & Otegui 1996). Agar diperoleh hasil panen yang tinggi, tanaman budidaya harus menghasilkan indeks daun yang cukup dengan cepat untuk menyerap sebagian besar cahaya guna mencapai produksi bobot kering maksimum, dan setelah itu tanaman harus tetap menyerap cahaya yang banyak, dan dapat membagikan hasil asimilasinya dalam kuantitas terbesar yang mungkin ke organ-organ yang mmpunyai nilai ekonomi (biji), tanpa mempengaruhi kualitas yang dipanen. (Gardner et al. 1991) Pengamatan terhadap Hasil dan Komponen Hasil Jumlah Ginofor dan Polong Hasil pengamatan terhadap jumlah ginofor dan polong menunjukkan bahwa waktu aplikasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan jumlah ginofor dan polong yang terbentuk (Gambar 9a), sedangkan

14 31 varietas nyata mempengaruhi jumlah ginofor dan polong yang terbentuk pada setiap minggu pengamatan selama fase pertumbuhan tanaman. Jumlah ginofor yang dihasilkan varietas lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah ginofor dan polong yang dihasilkan oleh varietas Sima pada setiap minggu pengamatan (Gambar 9b). Konsentrasi paclobutazol tidak nyata mempengaruhi peningkatan jumlah ginofor dan polong yang terbentuk (Gambar 9c). Jumlah Polong Total Pertanaman Berdasarakan hasil analisis statistik tidak terdapat perbedaan pengaruh perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol dan varietas yang nyata terhadap jumlah polong kacang tanah. Perlakuan konsentrasi paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap jumlah polong pertanaman. Jumlah polong tertinggi terdapat pada konsentrasi paclobutrazol 2 ppm dengan nilai 14 buah polong per tanaman sedangkan konsentrasi dan 1 ppm pacalobutrazol memberikan jumlah hasil polong yang sama pada kedua varietas dengan jumlah polong sebanyak 12 buah polong per tanaman seperti terlihat pada Gambar 1c. Persentase Polong Isi per Tanaman Penelitian menunjukkan bahwa waktu aplikasi dan kosentrasi paclobutrazol menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap persentase polong isi tanaman kacang tanah, demikian juga halnya dengan penggunaan varietas juga berpengaruh tidak nyata terhadap persentase polong isi. Rata-rata persentase polong isi disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Rata-rata persentase polong isi per tanaman Perlakuan Persentase polong isi (%) Waktu Aplikasi (MST) a a Varietas Sima a b Konsentrasi paclobutrazol (ppm) a a a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5%

15 32 Bobot Kering Polong per Tanaman Bobot polong tanaman kacang tanah pada penelitian ini dipengaruhi oleh konsentrasi paclobutrazol. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa konsentrasi 2 ppm memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot polong kacang tanah dengan nilai sebesar 23.56g dibandingkan dengan konsentrasi paclobutrazol ppm dan 1 ppm (Gambar 11c ), sedangkan antara bobot polong pada perlakuan ppm dan 1 ppm berpengaruh tidak nyata terhadap penambahan bobot polong dengan nilai masing-masing 2.2g dan 2.69g. Bobot Biji per Tanaman Hasil analisis statistik pada bobot biji tanaman kacang tanah menunjukkan bahwa konsentrasi paclobutrazol memberikan pengaruh nyata terhadap bobot biji kacang tanah per tanaman. Konsentrasi paclobutrazol 2 ppm memberikan bobot tertinggi dengan nilai 17g per tanaman dibandingkan dengan konsentrasi ppm dan 1 ppm. Pemberian paclobutrazol ppm dan 1 ppm tidak berpengaruh nyata terhadap penambahan bobot biji per tanaman (Gambar 12). Jumlah Biji per Tanaman Jumlah biji per tanaman pada penelitian ini secara nyata dipengaruhi oleh konsentrasi paclobutrazol. Konsentrasi paclobutrazol 2 ppm menunjukkan jumlah biji tertinggi (37 buah) jika dibandingkan dengan konsentrasi 1 dan ppm. Konsenttrasi dan 1 ppm menunjukkan jumlah biji yang tidak signifikan. Demikian juga pada penggunaan varietas dan waktu aplikasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah biji. Rata-rata jumlah biji pada semua perlakuan ditampilkan pada Tabel 5. Seeno dan Isoda (23a) juga mengungkapkan bahwa aplikasi paclobutrazol 2 ppm meningkatkan biji kacang tanah. Bobot 1 Biji Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa bobot 1 biji nyata dipengaruhi oleh penggunaan varietas. Waktu aplikasi dan konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 1 biji. Varietas Sima memiliki bobot 1 bjii

16 33 tertinggi yaitu g jika dibandingkan dengan varietas yang memiliki bobot 1 biji sebesar g. Indeks Biji Indeks biji kacang tanah pada penelitian ini untuk semua perlakuan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Pada varietas Sima indeks biji memiliki nilai indeks yang terendah (28.42 %), sedangkan pada nilai indeks biji nya lebih tinggi (29.92%). Walapun konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap indeks biji tetapi aplikasi paclobutrazol terlihat meningkatkan nilai indeks biji. Konsentrasi paclobutrazol 2 ppm memiliki nilai indeks biji yang lebih tinggi. Rata-rata indeks biji pada semua perlakuan disajikan pada Tabel 6. Tabel 5 Rata-rata jumlah biji per tanaman Perlakuan Jumlah biji per tanaman (buah) Waktu Aplikasi (MST) a a Varietas Sima a a Konsentrasi paclobutrazol (ppm) 3.44 b b a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5% Tabel 6 Rata-rata indeks biji kacang tanah Perlakuan Indeks biji (%) Waktu Aplikasi (MST) a a Varietas Sima a a Konsentrasi paclobutrazol (ppm) 2.3 a a a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5%

17 34 ( a ) Jumlah (buah) a a 37.2 a a a a a a ( b ) Jumlah (buah) Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST a a a 37.8 b b 29.3 b a a Sima ( c ) Jumlah (buah) a a a a a a a 18.3 a a a a a ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 9 Jumlah ginofor dan polong pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

18 35 Indeks Panen Indeks panen didasarkan hasil uji stastik tidak dipengaruhi waktu aplikasi sedangkan varietas dan konsentrasi paclobutrazol memberikan pengaruh yang nyata terhadap indeks panen. Indeks panen tertinggi terdapat pada Varietas dengan nilai 44.47%, sedangkan varietas Sima memiliki indeks panen sebesar 4.47% (Gambar 14). Perlakuan paclobutrazol memberikan hasil indeks panen tertinggi pada konsentrasi 2 ppm dengan nilai sebesar 45.11% berbeda nyata pengaruhnya dengan perlakuan ppm, sedangkan pada konsentrasi 1 ppm dengan ppm indeks panennya tidak berbeda nyata. Hasil tanaman budidaya tergantung pada jumlah dan bobot masing-masing organ yang dapat dipanen. Secara nyata efisiensi produksi tanaman selalu diukur sebagai Indeks panen: yang merupakan rasio biomassa polong kering terhadap biomassa total. Kedua pengukuran ini dibutuhkan untuk mencerminkan efisiensi produksi secara keseluruhan (Awal et al. 23). Hal ini juga dikemukakan oleh Sinclair (1998) dalam Dordas (29); Bueno dan Lafarge (29) yang menyatakan bahwa Indeks Panen adalah sebuah indikasi bagaimana bobot bahan kering vegetatif (biomassa) dialokasikan ke biji pada saat kematangan. Rendemen Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa waktu aplikasi dan konsentrasi paclobutrazol serta varietas tidak berpengaruh terhadap rendemen. Rendemen merupakan perbandingan antara bobot kering biji dan bobot polong tanaman. Rata-rata rendemen kacang tanah pada penelitian ini di tampilkan pada Tabel 7. Produktivitas Produktivitas kacang pada perlakuan ini dalam bentuk polong kering per ha. Konsentrasi paclobutrazol memberikan pengaruh yang nyata terhadap produktivitas polong kacang tanah. Produktivitas tertinggi diperoleh pada perlakuan paclobutrazol dengan konsentrasi 2 ppm dengan nilai 1.18 ton per ha, sedangkan konsentrasi ppm dan 1 ppm produktivitas polong kacang tanah tidak berbeda nyata (Gambar 15).

19 36 Jumlah polong (buah) a a Waktu aplikasi (MST) ( a ) 13.5 Jumlah polong (buah) Sima Varietas ( b ) 15 Jumlah polong (buah) b b 14.5 a Konsentrasi paclobutrazol (ppm) ( c ) Gambar 1 Jumlah polong total per tanaman pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

20 37 ( a ) a a ( b ) Waktu aplikasi (MST) a a 21 Sima Varietas ( c ) a b 2.69 b Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 11 Bobot polong total per tanaman pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

21 38 ( a ) a a ( b ) Waktu aplikasi (MST) a a 1 Sima Varietas ( c ) b 14 b 17 a Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 12 Bobot biji per tanaman pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

22 39 ( a ) a 5.3 a 4 2 ( b ) Waktu aplikasi (MST) a b Sima Varietas ( c ) a a a Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 13 Bobot 1 biji pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

23 4 ( a ) a Indeks panen (%) a Waktu aplikasi (MST) ( b ) a Indeks panen (%) b 38 Sima Varietas ( c ) a Indeks panen (%) b ab Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 14 Indeks panen pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

24 41 ( a ) a Produktivtas (ton/ha) a ( b ) Waktu aplikasi (MST) 1.9 a Produktivitas (ton/ha) b 1.4 Sima Varietas ( c ) ab Produktivitas (ton/ha) b 1.35 ab Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 15 Produktivitas pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas, (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

25 42 Tabel 7 Rata-rata rendemen kacang tanah Perlakuan Rendemen (%) Waktu Aplikasi (MST) a a Varietas Sima 73.6 a 71. a Konsentrasi paclobutrazol (ppm) a a a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5% Parameter Fisiologis Pengamatan yang dilakukan tidak hanya pada karakter vegetatif selama pertumbuhan dan karakter agronomi, karakter fisiologis juga diuji untuk mendukung penelitian ini. Pengamatan pada kandungan klorofil menunjukkan hasil yang signifikan akibat penggunaan varietas, sedangkan pengamatan LPT dan LAB menunjukkan pengaruh nyata akibat pengaruh waktu aplikasi konsentrasi. Kandungan Klorofil Waktu aplikasi dan konsentrasi paclobutrazol tidak mempengaruhi kandungan klorofil secara nyata sedangkan varietas nyata mempengaruhi kandungan klorofil. Kandungan klorofil tertinggi terdapat pada varietas Sima (Gambar 16). Menurut Yudiwanti (27) kacang tanah yang berwarna hijau tua menunjukkan kandungan klorofil yang lebih tinggi dan memiliki keunggulan potensi hasil tinggi dan tahan penyakit bercak daun. Hal ini didukung oleh pernyataan Taiz dan Zeiger (22) bahwa kandungan klorofil yang lebih tinggi secara visual ditunjukkan oleh warna daun yang lebih hijau, maka daun yang lebih hijau tua akan lebih efisien dalam menangkap cahaya untuk fotosintesis

26 43 ( a ) a mmol/cm a Waktu aplikasi (MST) ( b ) a mmol/cm b Sima varietas ( c ) a mmol/cm a a Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 16 Kandungan Klorofil pada waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

27 44 Laju Pertumbuhan Tanaman (LPT) Berdasarkan hasil analisis ragam pada peubah laju pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol memberikan pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan tanaman. Aplikasi paclobutrazol pada 6 MST menunjukkan kecendrungan tren yang menurun dari minggu ke minggu sedangkan aplikasi paclobutrazol 8 MST menunjukkan tren pertumbuhan menurun pada 1 MST, kemudian meningkat laju pertumbuhannya pada 12 MST (Gambar 17). Laju Asimilasi Bersih (LAB) Hasil analisis statistik terhadap laju asimilasi bersih menunjukkan bahwa waktu aplikasi paclobutrazol memberikan pengaruh yang nyata pada umur tanaman 1 MST. Tren garfik laju asimilasi bersih pada tanaman yang diberi perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol 6 MST dan 8 MST cenderung sama tapi memiliki nilai laju asimilasi yang berbeda, laju asimilasi pada waktu aplikasi 6 MST memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding dengan aplikasi waktu 8 MST (Gambar 18). LAB merupakan suatu ukuran rata-rata laju pertukaran CO 2 bersih per satuan luas daun dalam tajuk tanaman, yang merupakan efisiensi fotosintesis daun dalam suatu komunitas. LAB yang paling tinggi nilainya pada saat tumbuhan masih kecil dan sebagian besar daunnya terkena sinar matahari langsung. Seiring bertumbuhnya tanaman budidaya, dengan meningkatnya LAI, makin banyak daun yang terlindungi, menyebabkan LAB turun sepanjang musim pertumbuhan. Dalam tajuk yang LAI-nya tinggi, daun yang muda pada pucuk pohon menyerap radiasi paling banyak, memiliki laju asimilasi CO 2 yang tinggi, dan mentranslokasikan sejumlah besar hasil asimilasi kebagian tumbuh lainnya. Sebaliknya daun-daun yang lebih tua pada dasar tajuk dan terlindung mempunyai laju asimilasi CO 2 yang rendah dan memberikan lebih sedikit hasil asimilasi kepada bagian tumbuhan lain (Gardner et al. 1991).

28 45 ( a ) a g/m2/ minggu a 5.58 a 6.96 a 3.19 a 4.73 a 3.9 b 1.9 a MST 8 MST ( b ) a g/ m2/ minggu a 5.33 a 5.36 a 4.65 a 4.95 a 2.9 a a sima ( c ) a 8.49 a g/ m2/ minggu a 5.6 a 6.48 a 4.77 a 5.17 a 4.9 a 4.7 a 3.91 a 2.25 a 1.47 a ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 17 Laju pertumbuhan tanaman pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

29 46 ( a ) a g/m2 / minggu ( b ) a 1.91 a 1.21 a 1.2 b 1.5 a MST 8 MST 6.31 a g/m2/ minggu a 1.69 a 1.47 a 1.42 a 1.23a Sima ( c ) a 6.31 a g/ m2/ minggu a 1.76 a 1.54 a 1.51 a 1.34 a 1.41 a 1.18 a ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 18 Laju asimilasi bersih pada perlakuan waktu aplikasipaclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

30 47 Hasil bobot kering total merupakan akibat efisiensi penyerapan dan pemanfataan radiasi matahari yang tersedia sepanjang musim pertumbuhan oleh tajuk tanaman budidaya. Organ tanaman yang utama dan yang menyerap radiasi matahari adalah daun. Untuk memperoleh laju pertumbuhan yang maksimum, harus terdapat cukup banyak daun dalam tajuk tanaman. Apabila hal ini terjadi, tingkat efisiensi fotosintesis tanaman budidaya ( atau LPT-nya) ditentukan oleh harga efisiensi fotosintesis daun-daunnya (LPT). Efisiensi LAB dapat dipengaruhi oleh sejumlah radiasi matahari,kemampuan daun berfotosintesis, LAI, bagaimana meratanya tingkat radiasi matahari itu dibagikan ke permukaan daun, dan jumlah respirasi tanaman (Gardner et al. 1991). Sepanjang masa pertumbuhan vegetatif, akar, daun dan batang merupakan daerah-daerah pemanfaatan yang kompetitif dalam hal hasil asimilasi. Proporsi hasil asimilasi ketiga bagian organ ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman (Gardner et al. 1991). Usaha untuk peningkatan hasil yang potensial dalam tanaman budidaya adalah hal penting untuk menentukan keterbatasan hasil akibat pengaruh faktorfaktor fisiologi. Langkah pertama yang harus dihadapi untuk menilai apakah pertumbuhan organ-organ yang dipanen dibatasi oleh ketersediaan substrat (keterbatasan source) atau oleh kapasitas organ terhadap asimilasi dan penggunaan substansi yang disediakan untuk pertumbuhan (keterbatasan sink) (Cruz-Aguado et al. 1999). Akhir-akhir ini perbedaan genotip dalam pola alokasi dan mobilisasi bahan kering dalam batang gandum telah ditunjukkan (Blum et al. 1994; Cruz-aguado et al. 1999). Oleh karena itu masukan dari penyimpanan karbohidrat alternatif pools dalam analisis interaksi source sink merupakan hal yang penting pada kondisi lingkungan tropik. Analisis Kandungan Karbohidrat terlarut dan Total Nitrogen Data komposit dari analisis gula total menunjukkan bahwa aplikasi konsentrasi paclobutrazol 2 ppm pada kacang tanah cenderung meningkatkan source (asimilat) berupa karbohidrat terlarut pada batang pada umur 1 MST, sedangkan penambahan konsentrasi paclobutrazol cenderung menurunkan jumlah total nitrogen dalam batang (Gambar 19), sedangkan pada Varietas jumlah asimilat pada batang lebih tinggi dibandingkan varietas Sima sebaliknya jumlah

31 48 total nitrogen pada Varietas Sima lebih tinggi dibandingkan Varietas (Gambar 2). Diduga hal ini mengindikasikan bahwa pada Varietas Sima fotosintesis cenderung lebih berperan dalam pengisian biji, ditunjukkan oleh jumlah total nitrogen yang lebih tinggi (1.51g/1g) sedangkan untuk Varietas jumlah asimilat yang ada dalam batang cenderung lebih berperan dalam pengisian biji (diperlihatkan oleh jumlah karbohidrat terlarut yang tinggi (33.2g/1 g). ( a ) Karbohidrat terlarut (g/1g) Sima Varietas ( b ) Karbohidra terlarut (g/1g) Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 19 Kandungan karbohidrat terlarut pada varietas (a) dan konsentrasi paclobutrazol (b) dalam batang 1 MST.

32 Nitrogen (g/1g) Sima Varietas ( a ) Nitrogen (g /1g) Konsentrasi Paclobutrazol (ppm) ( b ) Gambar 2 Kandungan nitrogen total pada varietas dalam batang 1 MST (a), kandungan nitrogen total pada konsentrasi paclobutrazol dalam batang 1 MST (b). Gula total (non structural carbohydrate) merupakan dari seluruh gula yang ada pada daun seperti monosakarida, disakarida dan polisakarida. Sukrosa merupakan gula transpor yang akan ditranslokasikan ke organ penyimpanan ataupun organ lain yang memerlukan (Gardner et al. 1991; Lakitan 27). Nitrogen menurut Schulze (1995) berpengaruh kuat terhadap partisi bahan kering kekurangan nitrogen akan menghambat pertumbuhan tanaman dimana ketersediaan N akan memperkuat laju fotosintesis untuk alokasi asimilat ke organ yang membutuhkan. Variasi jumlah N dan kandungan gula total pada tanaman menunjukkan pola alokasi biomasa yang berbeda untuk pertumbuhan tanaman.

33 5 Korelasi antara Komponen Pertumbuhan dan Hasil Keeratan hubungan diantara dua karakter dapat diduga dengan analisis korelasi. Korelasi adalah suatu analisis untuk mengukur derjat keeratan hubungan linear antara kedua karakter atau lebih. Korelasi antara dua karakater dapat berupa korelasi genotipe atau berupa fenotipe (Falconer 196). Keeratan hubungan antara peubah tersebut ditunjukkan dengan niai r. Gomez dan Gomez (1995) menyatakan bahwa nilai r menunjukkan bagian keragaman dalam satu peubah yang dapat diperhitungkan sebagai fungsi linear peubah lainnya. Berdasarkan Lampiran 7 dapat dilihat bahwa indeks luas daun 6 MST berkorelasi positif dan berpengaruh sangat nyata dengan bobot kering batang 8 MST dengan nilai r sebesar.79. Indeks luas daun 6 MST juga berkorelasi positif dan berpengaruh nyata dengan bobot kering batang 12 MST dengan nilai sebesar.6. Indeks luas daun 8 MST berkorelasi positif dan berpengaruh sangat nyata dengan bobot kering batang 12 MST dengan nilai r sebesar.78. Pada Lampiran 8 juga terdapat korelasi positif dan pengaruh sangat nyata antara tinggi tanaman 1 MST dan 12 MST dengan bobot kering batang 12 MST dengan nilai r masingmasing sebesar.82 dan.86. Untuk korelasi negatif dan berpengaruh nyata terdapat pada tinggi tanaman 1 MST dan 12 MST dengan indeks panen, dengan nilai r masing-masing sebesar -.77 dan Pembahasan Umum Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh perlakuan tunggal dan tidak terdapat interaksi antara waktu aplikasi paclobutrazol, varietas dan konsentrasi paclobutrazol. Waktu aplikasi paclobutrazol hanya menunjukkan pengaruh nyata pada pengamatan laju pertumbuhan tanaman pada 8 MST (waktu pengisian biji) dan laju asimilasi bersih pada 1 MST. Pengaruh penggunaan varietas terlihat sangat nyata pada peubah tinggi tanaman, bobot kering brangkasan, bobot kering batang, bobot kering daun, indeks luas daun, jumlah ginofor dan polong, bobot 1 biji dan indeks panen. Aplikasi kosentrasi paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot kering batang, jumlah daun, jumlah polong per tanaman, bobot polong pertanaman, bobot biji per tanaman, jumlah biji per tanaman dan produktivitas tanaman.

34 51 Konsentrasi paclobutrazol 2 ppm secara umum dalam penelitian ini memberikan pengaruh nyata terhadap komponen hasil yaitu berupa peningkatan produktivitas tanaman dengan menekan pertumbuhan vegetatif tanaman. Dugaan bahwa pemberian paclobutrazol 2 ppm mampu menekan pertumbuhan vegetatif tanaman pada masa pengisian biji (1 MST) terlihat dari pertumbuhan vegetatif batang yang tertekan akibat pemberian paclobutrazol seperti pada tinggi tanaman (batang) 1 dan 12 MST, bobot kering batang 1 dan 12 MST (Tabel 3). Dijelaskan melalui nilai korelasi antara tinggi tanaman dan bobot kering 1 dan 12 MST dengan nilai r masing.8 dan.86 (Lampiran 8). Adanya tekanan pertumbuhan vegetatif pada tinggi tanaman disebabkan oleh remobilisasi asimilat yang lebih besar untuk pembentukan sink (polong) yang berdampak terhadap tingginya jumlah dan bobot biji, jumlah dan bobot polong yang terbentuk dibandingkan dengan pemberian konsentrasi ppm dan 1 ppm. Pengaruh yang sama juga terlihat pada indeks panen. Peng et al. (1998); Laza et al. (23); Katsura (27) menyatakan bahwa indeks panen yang tinggi berasosiasi dengan akumulasi biomassa yang tinggi sebelum antesis atau akumulasi biomassa yang tinggi selama pengisian biji. Menurut Gardner et al. (1991) sepanjang pertumbuhan vegetatif, akar, daun, dan batang merupakan sink yang kompetitif dalam hal hasil asimilasi. Proporsi hasil asimilasi yang dibagikan ke ketiga organ tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Penggunaan varietas pada penelitian ini terlihat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Data pada peubah pertumbuhan yang diamati pada setiap minggu pengamatan seperti tinggi tanaman, bobot kering brangkasan, batang dan daun, indeks luas daun memperlihatkan pola pertumbuhan tanaman yang berbeda antara varietas Sima dan (Gambar 3b, 5b, 6b dan 8b). Peubah pertumbuhan pada varietas Sima terlihat nilainya lebih tinggi dibandingkan. Keadaan ini mendukung hasil penelitian Purnamawati (27) bahwa tajuk pada tanaman Sima lebih besar (kapasitas source) yang dapat dilihat melalui nilai indeks luas daun dan bobot kering organ vegetatif (brangkasan, batang dan daun) yang juga tinggi sedangkan pada tanaman

35 52 memiliki kapasitas sink yang lebih tinggi hal ini terlihat dari jumlah ginofor dan polong yang terbentuk serta indeks panen yang tinggi pada kelinci (Gambar 14b). Pengamatan pertumbuhan jumlah ginofor dan polong pada setiap minggu dalam penelitian ini menunjukkan bahwa varietas memiliki jumlah ginofor dan polong yang lebih tinggi dibanding Sima, tetapi pada 12 SMT jumlah ginofor dan polong pada Sima meningkat lebih tinggi dibanding (Gambar 9b). Diduga jumlah ginofor dan polong yang lebih tinggi pada Sima saat 12 MST disebabkan tanaman Sima mempunyai laju pembentukan ginofor dan polong yang agak lambat di awal dan menjadi cepat setelah 1 MST. Walaupun demikian menurut Oentari (28) Sima dan memiliki pola pembungaan yang hampir sama, cenderung meningkat pada masa awal fase generatif (25 3 HST), kemudian mencapai puncak dan mengalami penurunan menjelang masa pengisian polong (sekitar 5 SHT). Menurut Mas udah (28) Sima memiliki jumlah total bunga tertinggi ( 146 buah) jika dibandingkan dengan (15 buah). Jumlah bunga yang tinggi tentu akan berpeluang membentuk jumlah ginofor yang tinggi pula. Pada kacang tanah tidak semua bunga yang dihasilkan mampu membentuk ginofor dan polong. Polong-polong yang terbentuk berkembang dari bunga-bunga yang paling awal. Polong-polong tersebut juga mempunyai keuntungan permulaan dalam waktu dan persediaan asimilat yang lebih baik dibanding polong-polong yang terbentuk lebih lambat. Korelasi yang nyata antara komponen pertumbuhan dan hasil ditunjukkan pada bobot kering batang 8 MST dan bobot kering batang 12 MST dengan indeks luas daun 6 MST (Lampiran 7). Nilai r antara bobot kering batang 8 MST dan indeks luas daun 6 MST kacang tanah pada penelitian ini sebesar.79 [(1)(.79) 2 = 62%]. Artinya pada umur 8 MST terdapat 62% keeratan hubungan atau keragaman dalam peubah bobot kering batang yang dapat dterangkan oleh indeks luas daun 6 MST. Bobot kering batang 8 MST berkorelasi positif dengan indeks luas daun 6 MST. Keadaaan ini menjelaskan bahwa indeks luas daun 6 MST yang meningkat akan meningkatkan bobot kering batang 8 MST. Indeks luas daun 6 MST juga berkorelasi positif dan berpengaruh nyata dengan bobot kering batang 12 MST dengan nilai r sebesar.6 [(1)(.6) 2 = 36%]. Korelasi postif dan pengaruh sangat nyata juga terdapat pada indeks luas daun 8 MST

36 53 dengan bobot kering batang 12 MST dengan nilai r.78 [(1)(.78) 2 = 61%] Pertumbuhan kacang tanah umur 8 MST sampai 12 MST berada pada fase awal pengisian biji dan masa pengisian biji. Apabila bobot kering batang kacang tanah tinggi pada umur 8 MST 12 MST, maka menandakan bahwa ketersediaan kandungan karbohidrat (source) dalam batang cukup tinggi. Source (asimilat) dalam batang pada tanaman umur 8 MST 12 MST ini berfungsi dalam pengisian biji. Korelasi yang positif dan pengaruh yang nyata juga ditunjukkan oleh bobot kering batang 8 MST dan bobot kering ginofor dan polong 8 MST dengan nilai r sebesar,7 [(1)(.7) 2 = 49%]. Indeks luas daun yang tinggi pada masa pembentukan polong dan pengisian biji sangat menguntungkan karena menggambarkan penyekapan sinar matahari yang luas oleh daun untuk aktifitas fotosintesis guna penyediaan asimilat untuk pertumbuhan antara source (batang) dan sink (untuk pembentukan polong dan masa pengisian biji). Fotosintesis yang mencukupi dengan meningkatnya ILD pada 6 MST akan menunjang pertumbuhan batang 8 MST yaitu untuk penyediaan asimilat bagi fase pengisian biji. Menurut Goldworthy dan Fisher (1996) bobot kering batang akan berubah-ubah tergantung ukurannya dan banyaknya karbohidrat yang tersimpan. Penyimpanan karbohidrat dalam batang berkaitan dengan ketidakmampuan biji yang sedang berkembang untuk menerima asimilat yang tersedia pada waktu itu. Tiga faktor khusus yang penting dalam penentuan banyaknya penyimpanan dalam batang adalah tenggang waktu antara selesainya pembentukan batang dan pemanjangan daun dan permulaan pertumbuhan biji yang cepat, tenggang waktu antara akhir pertumbuhan biji yang cepat dan kemasakannya serta kapasitas malai (dalam hal ini polong untuk kacang tanah) untuk menerima asimilat selama pertumbuhan biji yang cepat (linear). Karbohidrat yang tersimpan dalam batang kemudian dapat ditanslokasikan ke biji. Berat batang menurun selama pertumbuhan biji. Cadangan karbohidrat dalam batang merupakan persediaan pengguna untuk pertumbuhan biji selama periode-periode bila fotosintesis sedikit. Pada tanaman berbiji, terdapat korelasi yang erat antara laju pertumbuhan biji dan aktivitas daun, dimana sebagian besar fotosintat diambil, seperti daun bendera pada padi-padian yang berbunga pada ujung dan daun di bawah bunga di

37 54 ketiak daun dan pada tanaman dikotil. Pada kedelai fotosintesis daun lebih tinggi selama pengisian polong dari pada pembungaan (Goldwothy & Fisher 1996). Korelasi positif antara tinggi tanaman 1 dan 12 MST terlihat nyata (Lampiran 1) dengan bobot kering batang 1 dan 12 MST dengan nilai r.8 dan.86 atau [(1)(.8) 2 = 64%] dan [(1)9.86) 2 = 73%] yaitu tinggi tanaman 1 MST berkorelasi positif terhadap kenaikan bobot batang 1 MST sebesar 64% dan tinggi tanaman 12 MST berkorelasi positif terhadap bobot kering batang 12 MST. Penggunaan konsentrasi paclobutrazol penelitian ini menekan pertumbuhan tinggi tanaman dengan demikian tananaman yang tertekan pertumbuhannya akan memberikan bobot kering batang yang rendah. Bobot kering batang yang tertekan pada 1 MST menjelaskan bahwa terdapat remobilisasi asimilat dari source ke sink. Korelasi negatif komponen pertumbuhan dengan komponen hasil terlihat sangat nyata pada tinggi tanaman 1 MST dan nyata pada 12 MST dengan indeks panen dengan nilai r sebesar -.77 dan -.76 atau [(1)(.77) 2 = 59%] dan [(1)(-.76) 2 = 58%]. Terlihat bahwa peningkatan tinggi tanaman pada umur 1 MST mempunyai hubungan yang erat sebesar 59% menurunkan indeks panen dan peningkatan tinggi batang pada 12 MST mempunyai keeratan hubungan sebesar 58% menurunkan indeks panen kacang tanah. Kondisi ini menjelaskan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman yang meningkat pada umur 1 MST (saat awal pengisian biji) dan 12 MST (masa pengisian biji) akan menimbulkan kompetisi pemanfaatan source (asimilat) oleh pertumbuhan batang itu sendiri dan sink (pengisian polong).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 35 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Indeks Panen dan Produksi Tanaman Indeks panen menunjukkan distribusi bahan kering dalam tanaman yang menunjukkan perimbangan bobot bahan kering yang bernilai ekonomis dengan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah merupakan komoditas kacang-kacangan kedua yang ditanam secara luas di Indonesia setelah kedelai. Produktivitas kacang tanah di Indonesia tahun 1986 tercatat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul 147 PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul Karakter morfologi tanaman pada varietas unggul dicirikan tipe tanaman yang baik. Hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Konidisi Umum Penelitian Berdasarkan hasil Laboratorium Balai Penelitian Tanah yang dilakukan sebelum aplikasi perlakuan didapatkan hasil bahwa ph H 2 O tanah termasuk masam

Lebih terperinci

Peningkatan Produktivitas Kacang. Keseimbangan Source dan Sink

Peningkatan Produktivitas Kacang. Keseimbangan Source dan Sink Peningkatan Produktivitas Kacang Tanah Melalui Perbaikan Keseimbangan Source dan Sink Iskandar Lubis A.Ghozi Manshuri Sri Astuti Rais Heni Purnamawati Aries Kusumawati KKP3T 2009 Latar Belakang Produktivitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Dari (tabel 1) rerata tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan menunjukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan 49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Darmaga, Bogor (Tabel Lampiran 1) curah hujan selama bulan Februari hingga Juni 2009 berfluktuasi. Curah hujan terendah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengamatan Selintas 4.1.1. Keadaan Cuaca Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sebagai faktor eksternal dan faktor internalnya yaitu genetika

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap jenis makhluk hidup termasuk tanaman. Proses ini berlangsung

Lebih terperinci

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan IV. Hasil dan pembahasan A. Pertumbuhan tanaman 1. Tinggi Tanaman (cm) Ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Tinggi tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kedelai tahapan umur pengamatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Pertumbuhan. Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun,

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Pertumbuhan. Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Pertumbuhan Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, bobot segar akar, dan bobot

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam parameter tinggi tanaman pada lampiran 5a hingga 5h menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk daun, waktu aplikasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tinggi Tanaman (cm ) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak tanam yang berbeda serta interaksi antara kedua perlakuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kacang Tanah Kacang tanah tergolong dalam famili Leguminoceae sub-famili Papilinoideae dan genus Arachis. Tanaman semusim (Arachis hypogaea) ini membentuk polong dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan hasil analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor, tanah yang digunakan sebagai media tumbuh dikategorikan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun 16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Hasil analisis tanah sebelum perlakuan dilakukan di laboratorium Departemen Ilmu Tanah Sumberdaya Lahan IPB. Lahan penelitian tergolong masam dengan ph H O

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama penelitian berlangsung suhu udara rata-rata berkisar antara 25.1-26.2 o C dengan suhu minimum berada pada bulan Februari, sedangkan suhu maksimumnya

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Tinggi Tanaman Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia pertumbuhan yang berbeda memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan yang menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Hama 1. Mortalitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai fase dan konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap mortalitas hama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 13 4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisa sidik ragam untuk parameter tinggi tanaman pada 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah tanam (MST) yang disajikan pada Lampiran 3a, 3b, 3c dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi Pertumbuhan tanaman padi dibagi kedalam tiga fase: (1) vegetatif (awal pertumbuhan sampai pembentukan bakal malai/primordial); (2) reproduktif (primordial

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Stabilitas Galur Sidik ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter pengamatan. Perlakuan galur pada percobaan ini memberikan hasil berbeda nyata pada taraf

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Panjang Tongkol Berkelobot Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan umur panen memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang tongkol berkelobot. Berikut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi

Lebih terperinci

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah anakan menunjukkan tidak ada beda nyata antar

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan adalah suatu penambahan sel yang disertai perbesaran sel yang di ikut oleh bertambahnya ukuran dan berat tanaman. Pertumbuhan berkaitan dengan proses pertambahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dengan kondisi lahan sebelum pertanaman adalah tidak ditanami tanaman selama beberapa bulan dengan gulma yang dominan sebelum

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 14 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB, Dramaga, Bogor pada ketinggian 250 m dpl dengan tipe tanah Latosol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Tabel Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST W0J0 87,90 86,60 86,20 260,70 86,90 W0J1 83,10 82,20 81,00 246,30 82,10 W0J2 81,20 81,50 81,90 244,60 81,53 W1J0 78,20 78,20 78,60 235,00 78,33 W1J1 77,20

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 12 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Ragam Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter-karakter yang diamati. Hasil rekapitulasi analisis ragam (Tabel 2), menunjukkan adanya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Objek yang digunakan pada penelitian adalah tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour), tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan dengan intensitas cahaya yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertambahan Tinggi Bibit Tanaman (cm) Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi bibit kelapa sawit setelah dilakukan sidik ragam (lampiran 9) menunjukkan bahwa faktor petak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Penurunan radiasi matahari selama 5 hari atau pada stadium pertumbuhan akan mempengaruhi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan kemajuan ini belum bias penulis selesaikan dengan sempurna. Adapun beberapa hasil dan pembahasan yang berhasil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda

Lebih terperinci

Menimbang Indeks Luas Daun Sebagai Variabel Penting Pertumbuhan Tanaman Kakao. Fakhrusy Zakariyya 1)

Menimbang Indeks Luas Daun Sebagai Variabel Penting Pertumbuhan Tanaman Kakao. Fakhrusy Zakariyya 1) Menimbang Indeks Luas Daun Sebagai Variabel Penting Pertumbuhan Tanaman Kakao Fakhrusy Zakariyya 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB Sudirman 90 Jember 68118 Daun merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data penelitian yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari beberapa parameter pertumbuhan anakan meranti merah yang diukur selama 3 bulan. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

JURNAL SAINS AGRO

JURNAL SAINS AGRO JURNAL SAINS AGRO http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/saingro/index e-issn 2580-0744 KOMPONEN HASIL DAN HASIL KACANG TANAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN DOLOMIT DI TANAH MASAM JENIS ULTISOL

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya peningkatan produksi ubi kayu seringkali terhambat karena bibit bermutu kurang tersedia atau tingginya biaya pembelian bibit karena untuk suatu luasan lahan, bibit yang dibutuhkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN Zamriyetti 1 dan Sawaluddin Rambe 2 1 Dosen Kopertis Wilayah I dpk

Lebih terperinci

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Vegetatif Parameter pertumbuhan tanaman terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman. 1. Tinggi tanaman (cm) Hasil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Rumput Jumlah Daun Hasil penghitungan jumlah daun menunjukan terjadinya penurunan rataan jumlah daun pada 9 MST dan 10 MST untuk rumput raja perlakuan D0, sedangkan untuk

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang HASIL DA PEMBAHASA 21 Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang Tabel 1 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1 Tinggi Tanaman kacang hijau pada umur 3 MST Hasil pengamatan tinggi tanaman pada umur 3 MST dan sidik ragamnya disajikan pada tabel lampiran 2. Hasil analisis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa 1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman gandum. Fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman gandum meliputi muncul daun ke permukaan (emergence),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak mengandung karbohidrat. Oleh karena itu ubi kayu dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat di samping

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis sidaik ragam yang ditunjukkan pada Lampiran 3 menunjukkan bahwa jarak tanam dan interaksi antara keduanya tidak memberikan pengaruh yang

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN 1979 5777 55 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) VARIETAS LOKAL MADURA PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK FOSFOR Nurul Hidayat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 13 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang hijau pada umur 2 MST sampai dengan umur 5 MST dan hasil sidik ragamnya, dapat dilihat pada lampiran 6a sampai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2009 sampai dengan Mei 2009 di Kebun Percobaan Sindangbarang, Bogor dengan ketinggian 230 m dpl, suhu rata-rata 25.66 0

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Karakteristik Lokasi Penelitian Luas areal tanam padi adalah seluas 6 m 2 yang terletak di Desa Langgeng. Secara administrasi pemerintahan Desa Langgeng Sari termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini antara lain pengamatan selintas dan pengamatan Utama 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tajuk Indikator pertumbuhan tanaman dapat diketahui dengan bertambahnya volume dan juga berat suatu biomassa yang dihasilkan selama proses pertunbuhan tanaman.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanah Jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhan kacang tanah adalah lempung berpasir, liat berpasir, atau lempung liat berpasir. Keasaman (ph) tanah yang optimal untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot. 100 cm. 15 cm. x x x x. 40 cm. 200 cm. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot. 100 cm. 15 cm. x x x x. 40 cm. 200 cm. Universitas Sumatera Utara 34 Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot 40 cm x x 15 cm 100 cm x x x x x 200 cm x x 35 Lampiran 2. Bagan Lahan Penelitian III 100 cm I I 50 cm 200 cm T0R3 T1R2 T1R3 T0R0 T0R2 T1R1 100 cm U T0R1 T1R0 T1R2

Lebih terperinci

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Rumah Plastik di Kebun Percobaan Ilmu dan Teknologi Benih IPB, Leuwikopo, Dramaga, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Maret sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 2013. Pada awal penanaman sudah memasuki musim penghujan sehingga mendukung pertumbuhan tanaman. Penyiraman

Lebih terperinci

PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIOLOGIS DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis Hypogaea L.) VARIETAS SIMA DAN KELINCI.

PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIOLOGIS DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis Hypogaea L.) VARIETAS SIMA DAN KELINCI. PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIOLOGIS DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis Hypogaea L.) VARIETAS SIMA DAN KELINCI Oleh: NAJMI RIDHA SYA BANI A24051758 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan Percobaan dilakukan di dusun Dukuh Asem, Kelurahan Sindang Kasih, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka. Pada percobaan ini, digunakan dua varietas bersari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengamatan penunjang ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengamatan penunjang ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengamatan Penunjang Pengamatan penunjang ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal yang berpengaruh selama penelitian. Pengamatan ini meliputi data curah hujan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Tinggi Tanaman Tinggi tanaman caisin dilakukan dalam 5 kali pengamatan, yaitu (2 MST, 3 MST, 4 MST, 5 MST, dan 6 MST). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 39 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN

Lebih terperinci