BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Agus Hamdani Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Panjang Tongkol Berkelobot Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan umur panen memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang tongkol berkelobot. Berikut ini ditampilkan tentang sidik ragam dengan BNT 5% pada panjang tongkol berkelobot. Tabel 4. Rata-rata Panjang Tongkol Berkelobot Berdasarkan Pengaruh Waktu Panen Terhadap Kandungan Gula. Perlakuan Waktu Panen Panjang tongkol berkelobot (cm) 60 hari setelah tanam b 65 hari setelah tanam b 70 hari setelah tanam ab 75 hari setelah tanam b 80 hari setelah tanam a BNT 5% Keterangan : angka angka yanga diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Berdasarkan Tabel 4 diatas, menunjukkan hasil rata-rata panjang tongkol berkelobot jagung manis yang dipanen berbeda-beda. Pada perlakuan waktu panen, hasil panjang tongkol berkelobot yang terpanjang terdapat pada perlakuan umur panen 75 HST yaitu cm, kemudian itu diikuti umur panen 60 hari sebesar cm dan umur panen 65 HST sebesar cm. Hal ini diduga karena pertumbuhan terutama pada bagian, umur panen yang di anjurkan adalah pada umur 70 hari sesuai dengan deskripsi Varietas (East Weast Seed Thailand). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Nurhayati (2002) bahwa panjang tongkol yang maksimal diperoleh pada umur 75 hari. Tongkol yang dipanen kurang dari 75 hari yaitu 60 HST, 65 HST, 70 HST memiliki panjang tongkol lebih pendek, hal ini disebabkan karena varietas yang berbeda, teknik budidaya yang berbeda, dan perlakuan yang berbeda pula. Dengan demikian penundaan waktu panen mampu meningkatkan hasil panjang tongkol berkelobot.
2 Hasil pengamatan menunjukkan adanya hubungan panjang tongkol berkelobot terhadap kandungan gula jagung manis. Tabel 5. Rata-rata korelasi panjang tongkol berkelobot terhadap kandungan gula Perlakuan Berdasarkan Tabel 5 diatas menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara panjang tongkol berkelobot terhadap kandungan gula jagung manis. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa 80 HST Nilai Korelasi 60 HST HST HST HST HST memiliki hubungan yang kuat antara panjang tongkol berkelobot terhadap kandungan gula jagung manis sebesar -0,63209, dikuti 70 HST sebesar -0,39836, 60 HST sebesar -0,305533, 65 HST sebesar -0,07131 dan 80 HST Angka korelasi menunjukkan nilai negatif artinya hubungan yang terjadi berlawanan arah. Bermakna semakin panjang tongkol berkelobot maka kandungan gula jagung manis menurun. 4.2 Panjang Tongkol Tanpa Berkelobot Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan umur panen memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang tongkol tanpa kelobot. Berikut ini ditampilkan tentang sidik ragam dengan BNT 5% pada panjang tongkol tanpa berkelobot. Tabel 6. Rata-rata Panjang Tongkol Tanpa Kelobot Berdasarkan Pengaruh Waktu Panen Terhadap Kandungan Gula. Perlakuan Panjang tongkol tanpa Kelobot (cm) 60 hari setelah tanam a 65 hari setelah tanam c 70 hari setelah tanam d 75 hari setelah tanam bc 80 hari setelah tanam b BNT 5% Keterangan : angka angka yanga diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
3 Berdasarkan Tabel 6 diatas, menunjukkan hasil rata-rata panjang tongkol tanpa berkelobot jagung manis yang dipanen berbeda-beda. Pada perlakuan waktu panen, hasil panjang tongkol tanpa berkelobot yang terpanjang terdapat pada perlakuan umur panen 70 HST yaitu cm, kemudian itu diikuti umur panen 65 HST sebesar cm, 75 HST sebesar cm, umur panen 80 HST sebesar cm, dan 60 HST cm. Hal ini diduga karena peningkatan aktivitas fotosintesis dapat meningkatkan fotosintat yang terbentuk, kemudian transfer kebiji sebagai cadangan makanan. Sehingga makin besar cadangan makanan yang terbentuk dalam biji, semakin besar ukuran biji. Hal tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap ukuran panjang tongkol. Peningkatan panjang berarti terjadi pula peningkatan jumlah biji yang terdapat pada tongkol. Sebagai akibatnya terjadi peningkatan berat tongkol yang seimbang dengan peningkatan ukuran tongkol dan jumlah biji. Semakin besar ukuran tongkol dan banyaknya biji secara langsung berpengaruh terhadap peningkatan berat tongkol, hal ini didukung oleh Lingga (2004) dimana hasil fotosintesis pada tanaman mulamula digunakan untuk pertumbuhan kemudian untuk pembentukan organ generatif dan pembentukan biji. Protein yang dibentuk pada akhirnya disimpan dalam biji sebagai lanjutan proses fotosintesis yang semula dipakai untuk menyusun pertumbuhan vegetatif. Setelah pertumbuhan vegetatif berhenti, maka dipindahkan menjadi penimbunan protein didalam biji sebagai cadangan makanan Hasil pengamatan menunjukkan adanya hubungan panjang tongkol tanpa kelobot terhadap kandungan gula jagung manis. Tabel 7.Rata-rata korelasi panjang tongkol tanpa kelobot terhadap kandungan gula Perlakuan Nilai Korelasi 60 HST HST HST HST HST Berdasarkan Tabel 7 diatas menunjukkan adanya korelasi yang sedang antara panjang tongkol tanpa kelobot terhadap kandungan gula jagung manis. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa 70 HST memiliki hubungan yang sedang
4 antara panjang tongkol tanpa kelobot terhadap kandungan gula jagung manis sebesar -0,5176, dikuti 75 HST sebesar -0,4806, 65 HST sebesar -0,40264, 60 HST sebesar -0,3964 dan 80 HST Angka korelasi menunjukkan nilai negatif artinya hubungan yang terjadi berlawanan arah. 4.2 Berat Tongkol Berkelobot Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan umur panen memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat tongkol berkelobot. Berikut ini ditampilkan tentang sidik ragam dengan BNT 5% pada berat tongkol berkelobot. Tabel 8. Rata-rata Berat Tongkol Berkelobot Berdasarkan Pengaruh Waktu Panen Terhadap Kandungan Gula. Perlakuan Berat tongkol berkelobot (cm) BNT 5% 60 hari setelah tanam ab 65 hari setelah tanam b 70 hari setelah tanam c hari setelah tanam bc 80 hari setelah tanam a Keterangan : angka angka yanga diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Berdasarkan Tabel 8 diatas, menunjukkan pada perlakuan waktu panen, hasil berat tongkol berkelobot tertinggi terdapat pada perlakuan umur panen 70 HST yaitu g, kemudian berturut-turut di ikuti umur panen 75 HST sebesar g, umur panen 65 HST sebesar g, umur panen 60 HST sebesar g, dan umur panen 80 HST sebesar g. Berat tongkol berkelobot ditentukan oleh panjang tongkol, semakin besar panjang tongkol akan mempengaruhi berat tongkol berkelobot yang dihasilkan. Peningkatan berat tongkol berhubungan erat dengan besar fotosintat yang dialirkan kebagian tongkol. Apabila transport fotosintat kebagian tongkol tinggi maka akan semakin besar tongkol yang dihasilkan. Menurut Budyati I (1996) hasil tanaman jagung ditentukan oleh fotosintesis yang terjadi setelah pembuangaan. Pada jagung manis yang dipetik adalah dalam bentuk tongkol kotor yaitu tongkol beserta kelobotnya, sehingga dalam hal ini berperanan menentukan hasil tanaman adalah besearya fotosintat yang terdapat pada daun dan batang. Artinya jika transport fotosintat dari kedua
5 organ ini dapat ditingkatkan selama fase pengisian biji maka hasil tanaman yang berupa biji dapat ditingkatkan. Hasil pengamatan menunjukkan adanya hubungan berat tongkol berkelobot terhadap kandungan gula jagung manis. Tabel 9. Rata-rata korelasi Berat Tongkol Berkelobot terhadap kandungan gula Perlakuan Nilai Korelasi 60 HST HST HST HST HST Berdasarkan Tabel 9 diatas menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara berat tongkol berkelobot terhadap kandungan gula jagung manis. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa 80 HST memiliki hubungan yang kuat antara berat tongkol berkelobot dengan kandungan gula jagung manis sebesar , diikuti 70 HST sebesar , 65 HST sebesar , 75 HST sebesar - 0,14508, dan 60 HST sebesar Angka korelasi menunjukkan nilai negatif artinya hubungan yang terjadi berlawanan arah. Bermakna semakin panjang tongkol tanpa kelobot maka kandungan gula jagung manis menurun. 4.2 Berat Tongkol Tanpa Kelobot Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan umur panen memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat tongkol tanpa kelobot. Berikut ini ditampilkan tentang sidik ragam dengan BNT 5% pada berat tongkol tanpa kelobot. Tabel 10. Rata-rata Berat Tongkol Tanpa Berkelobot Berdasarkan Pengaruh Waktu Panen Terhadap Kandungan Gula.
6 Perlakuan Berat tongkol tanpa berkelobot(gram) BNT 5% 60 hari setelah tanam a 65 hari setelah tanam bc 70 hari setelah tanam d hari setelah tanam cd 80 hari setelah tanam b Keterangan : angka angka yanga diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Berdasarkan Tabel 10 diatas, menunjukkan pada perlakuan waktu panen, hasil berat tongkol tanpa kelobot tertinggi terdapat pada perlakuan umur panen 70 HST yaitu g, kemudian di ikuti umur panen 75 hari sebesar g, dan umur panen 80 HST sebesar g. Berat tongkol tanpa kelobot antara umur 60 sampai 70 hari terlihat peningkatan berat bahan kering yang tinggi sekali, di mana peningkatanya hingga mencapai g. Diduga pada saat inilah terjadi penimbunan bahan kering dari daerah sumber ke daerah lumbung yang paling efektif dan selanjutnya peningkatan bahan kering diumur panen 65 hari sampai 70 hari akan terus menurun seiring dengan bertambahnya umur panen. Hal ini mungkin disebabkan karena bahan kering sudah menipis persediaannya didaerah sumber. Peningkatan berat tongkol ada kaitannya dengan lamanya waktu panen. Semakin lama waktu panen maka semakin banyak waktu yang digunakan oleh tongkol untuk menghimpun bahan kering yang ada dibagian sumber dan dipindahkan ke tongkol. Hasil asimilat yang digunakan untuk pengisian biji diperoleh dari tiga sumber utama yaitu fotosintesis daun saat sekarang, fotosintesis bagian lain yang bukan daun saat sekarang, dan remobilisasi hasil asimilasi yang disimpan dalam organ tanaman yang lain (Surtinah, 2008) Hasil pengamatan menunjukkan adanya hubungan berat tongkol tanpa kelobot terhadap kandungan gula jagung manis. Tabel 11. Rata-rata korelasi Berat tongkol tanpa kelobot terhadap kandungan gula Perlakuan Nilai Korelasi 60 HST HST HST HST HST
7 Berdasarkan Tabel 11 diatas menunjukkan adanya hubungan yang rendah antara berat tongkol tanpa kelobot terhadap kandungan gula jagung manis. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa 70 HST memiliki hubungan yang rendah antara berat tongkol tanpa kelobot dengan kandungan gula jagung manis sebesar , diikuti 60 HST sebesar , 80 HST sebesar , 65 HST sebesar -0,16886, dan 75 HST sebesar Angka korelasi menunjukkan nilai negatif artinya hubungan yang terjadi berlawanan arah. Bermakna semakin berat tongkol tanpa kelobot maka kandungan gula jagung manis menurun. 4.3 Kandungan Gula Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan umur panen memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan gula. Berikut ini ditampilkan Tabel 7 tentang sidik ragam dengan BNT 5% pada kandungan gula. Tabel 12. Rata-rata Kandungan Gula Berdasarkan Pengaruh Waktu Panen Terhadap Kandungan Gula. Perlakuan Kandungan Gula (brix) BNT 5% 60 hari setelah tanam 8.58 a 65 hari setelah tanam e 70 hari setelah tanam d hari setelah tanam c 80 hari setelah tanam b Keterangan : angka angka yanga diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama men unjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Kurva pada Gambar 1 dibawah ini memperlihatkan kandungan gula biji jagung manis yang dipanen pada umur 60 hari sampai 80 hari.
8 Kandungan Gula Y = x x r² = Waktu Panen Gambar 1. Pengaruh Waktu Panen Terhadap Kandungan Gula Berdasarkan uji BNT 5% pada Perlakuan 65 hari setelah tanam menghasilkan nilai tertinggi pada kandungan gula sebesar 16,30 brix, dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Garis regresi mengikuti persamaan garis y = x x r² = hal ini memperlihatkan bahwa waktu panen dapat menjelaskan peningkatan kandungan gula jagung manis sebesar 75,9 % yang berarti waktu panen ada kaitannya dengan kandungan gula jagung manis. Kandungan gula tertinggi diperoleh pada umur panen 65 hari sebesar brix dan kandungan gula terendah pada umur 60 hari sebesar 8.58 brix. Berdasarkan uji BNT 5% pada Perlakuan 65 hari setelah tanam menghasilkan nilai tertinggi pada kandungan gula sebesar 16,30 brix, dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Gambar grafik diatas memperlihatkan terjadi penurunan kandungan gula biji jagung manis bila dipanen semakin lama, namun hasil grafik memperlihatkan bahwa waktu panen yang terbaik adalah pada umur 65 HST. Hal ini diduga hasil fotosintesis yang berlangsung terakumulasi kedalam biji dalam jumlah yang cukup, dan pada panen 65 HST merupakan batas waktu yang menjadi patokan panen, lewat dari waktu tersebut maka kandungan gula menurun, karena akan terjadi perubahan gula menjadi tepung.
9 Pada umur panen muda kurang dari 65 HST menghasilkan kandungan gula yang rendah demikian pula pada umur panen lebih dari 65 HST. Pada umur panen muda diduga jagung manis belum mencapai tingkat umur kemasakan yang optimum (tingkat pra susu). Pada umur panen ini masih terjadi proses inisiasi biji pada peristiwa penyerbukan. Penyerbukan jagung manis terjadi pada umur ±52 HST. Pada umur panen lebih 65 HST diduga bahwa jagung manis sudah melewati tingkat kemasakan fisiologis dimana biji sudah menunjukkan gejala keriput dan sudah terjadi akumulasi pati sehingga sulit untuk dirombak menjadi senyawa lain terutama sukrosa. Nurhayati (2002) melaporkan bahwa waktu panen yang tepat akan mempengaruhi kualitas jagung manis. Faktor iklim yang dapat mempengaruhi rasa yang kurang manis dari biji jagung manis adalah curah hujan yang tinggi pada saat panen, ini dapat menyebabkan rasa biji menjadi kurang manis, karena kandungan air biji pada saat masak fisiologis menjadi lebih tinggi. Hal ini ada hubungannya dengan proses asimilasi pada tanaman,pada kondisi yang kurang menguntungkan seperti itu, maka proses fotosintesis juga akan terganggu, karena intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk fotolisis akan berkurang, sehingga asimilat yang dihasilkan juga berkurang. Kandungan gula jagung manis akan sangat menentukan kualitasnya. Kualitas hasil diukur dalam bentuk kandungan gula yang terdiri dari sukrosa dan gula reduksi (glukosa dan fruktosa). Semakin tinggi kandungan gula maka kualitasnya semakin baik. Sebagaimana yang dinyatakan Palungkun dan Asiani (2004), kurang lebih 48 jam setelah panen sukrosa dalam biji jagung akan berubah perlahan-lahan menjadi dekstrin yang tidak manis. Rasa yang semakin tidak manis ini disebabkan oleh semakin banyak terjadinya transformasi gula menjadi pati. Panen dilakukan lebih 70 HST menjadikan rasa jagung manis semakin tawar, karena pada saat ini kandungan gula sudah mencapai maksimal, kemudian menurun secara perlahan dan pada waktu yang bersamaan kandungan pati meningkat.
10 Pada umur panen 80 HST kandungan gula jagung manis turun sampai 10.52, hal ini disebabkan karena pada saat ini terjadi perubahan gula menjadi tepung, sehingga mengurangi rasa manis dari biji jagung. Dan pada umur panen 80 hari serat biji jagung manis lebih kasar dan semakin tua dan menurut Pratiwi (1986) menemukan bahwa presentase gula pada biji berubah konstan selama perkembangan dan pematangan biji. Gula total bertambah dengan cepat sejak silking dan kemudian menurun hingga masak. Sukrosa bertambah dengan cepat hingga 15 hari sesudah silking kemudian menurun secara perlahan. Sesudah panen sebagian gula diubah menjadi pati dan sebagian akan hilang disebabkan oleh respirasi yang menghasilkan CO 2, air dan energy, perombakan gula menjadi pati sangat menurunkan kualitas jagung manis.
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan yang menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tinggi Tanaman (cm ) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak tanam yang berbeda serta interaksi antara kedua perlakuan
Lebih terperinciKORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)
KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) Oleh : Surtinah Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning Program Studi Agroteknologi Jl. D.I.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.1. Kesimpulan 1. Waktu panen berpengaruh terhadap kandungan gula jagung manis yaitu umur panen 60 HST sebesar (8.8 brix), umur panen 6 HST sebesar (16.30 brix), umur panen
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan nitrogen tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Variasi kandungan nitrogen dalam tanah terjadi akibat perubahan topografi, di samping pengaruh iklim, jumlah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan Tabel 2 di bawah parameter tinggi tanaman umumnya perlakuan jarak tanam berbeda nyata pada 2, 4 dan 6 MST.Variasi varietas tanaman jagung berbeda
Lebih terperinciWAKTU PANEN YANG TEPAT MENENTUKAN KANDUNGAN GULA BIJI JAGUNG MANIS ( Zea mays saccharata )
WAKTU PANEN YANG TEPAT MENENTUKAN KANDUNGAN GULA BIJI JAGUNG MANIS ( Zea mays saccharata ) SURTINAH Staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning Jurusan Budidaya Pertanian Jl. D.I Panjaitan
Lebih terperinciI. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi
I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah anakan menunjukkan tidak ada beda nyata antar
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap jenis makhluk hidup termasuk tanaman. Proses ini berlangsung
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1.Neraca Air Lahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai evapotranspirasi dihitung berdasarkan persamaan (Penman 1948). Tabel 1. Hubungan antara rata-rata curah hujan efektif dengan evapotranspirasi Bulan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan kemajuan ini belum bias penulis selesaikan dengan sempurna. Adapun beberapa hasil dan pembahasan yang berhasil
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman dosis yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jagung manis. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman jagung manis dijelaskan pada Tabel
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
13 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang hijau pada umur 2 MST sampai dengan umur 5 MST dan hasil sidik ragamnya, dapat dilihat pada lampiran 6a sampai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua sesudah padi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi, jagung
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini antara lain pengamatan selintas dan pengamatan Utama 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membuka sempurna. Pada kondisi tanah yang lembab, tahapan pemunculan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Fase muncul lapang (Emergence) Fase muncul (emergency) merupakan periode munculnya koleoptil di atas permukaan tanah dimana daun pertama dan kedua telah muncul namun belum
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Dari (tabel 1) rerata tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan menunjukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah. 1. Tinggi Tanaman Hasil pengamatan tinggi tanaman dan
Lebih terperinciPENGISIAN DAN PEMASAKAN BIJI
TUGAS MATA KULIAH FISIOLOGI BENIH PENGISIAN DAN PEMASAKAN BIJI Dewi Ma rufah Oleh : H0106006 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 I. PENDAHULUAN Biji merupakan alat untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang ditampilkan pada bab ini terdiri dari hasil pengamatan selintas dan pengamatan utama. Pengamatan selintas terdiri dari curah hujan, suhu udara, serangan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi tanaman (cm) Hasil pengamatan yang diperoleh terhadap tinggi tanaman jagung manis setelah dilakukan sidik ragam (Lampiran 9.a) menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah
Lebih terperinciLampiran 1. Tongkol jagung manis hibrida 3 x 4A
41 LAMPIRAN 41 42 Lampiran 1. Tongkol jagung manis hibrida 3 x 4A : 198.68 cm Tinggi Tongkol Utama : 65.14 cm Diameter Batang : 1.96 cm Umur muncul Tassel : ± 44 HST : ± 48 HST Umur Panen : ± 70.33 HST
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. terganggunya pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan hari hujan dari tahun 1995-
39 BAB V HASIL PENELITIAN Selama penelitian tidak dijumpai adanya permasalahan yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan hari hujan dari tahun 1995-2012 (Lampiran 5). Curah hujan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam parameter tinggi tanaman pada lampiran 5a hingga 5h menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk daun, waktu aplikasi
Lebih terperinciHasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan
IV. Hasil dan pembahasan A. Pertumbuhan tanaman 1. Tinggi Tanaman (cm) Ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Data rata-rata volume aliran permukaan pada berbagai perlakuan mulsa vertikal
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Aliran permukaan Data hasil pengamatan aliran permukaan pada setiap perlakuan disajikan pada Lampiran 4. Analisis ragam disajikan masing-masing pada Lampiran 11. Analisis
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu semai bibit tomat sampai tanaman dipindahkan di polybag adalah 3 minggu. Pengukuran tinggi tanaman tomat dimulai sejak 1 minggu setelah tanaman dipindahkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan
18 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan Percobaan dilakukan di dusun Dukuh Asem, Kelurahan Sindang Kasih, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka. Pada percobaan ini, digunakan dua varietas bersari
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
35 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Indeks Panen dan Produksi Tanaman Indeks panen menunjukkan distribusi bahan kering dalam tanaman yang menunjukkan perimbangan bobot bahan kering yang bernilai ekonomis dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan dan pemberian berbagai macam pupuk hijau (azolla, gamal, dan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini terdiri dari dua kegiatan yaitu pengujian kadar lengas tanah regosol untuk mengetahui kapasitas lapang kemudian dilakukan penyiraman pada media tanam untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Tinggi tanaman jagung manis nyata dipengaruhi oleh jarak tanam. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 sampai 8 dan rataan uji BNT 5% pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Hepuhulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) Jagung manis termasuk dalam famili Graminae dari ordo Maydae. Berdasarkan tipe bijinya, jagung dapat diklasifikasikan dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian A. Tinggi Tanaman Hasil Analisis sidik ragam pada tinggi tanaman terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap pertambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Secara agronomis biji merupakan hasil budidaya yang
Lebih terperinciGambar 2. Regresi antara bahan organik eceng gondok (Eichornia crassipes) pada berbagai perlakuan (X) dengan kadar air pada pf 1 (Y)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan a. Kadar Air pada Tekanan pf 1 Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa terdapat salah satu perlakuan yang memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan
Lebih terperinciJumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya tidak diuji
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam
23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan 4.1.1 Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun berbeda konsentrasi berpengaruh nyata terhadap
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan
49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil
Lebih terperinciHasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Vegetatif Parameter pertumbuhan tanaman terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman. 1. Tinggi tanaman (cm) Hasil
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Karakteristik Lokasi Penelitian Luas areal tanam padi adalah seluas 6 m 2 yang terletak di Desa Langgeng. Secara administrasi pemerintahan Desa Langgeng Sari termasuk dalam
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo
26 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Adaptasi Galur Harapan Padi Gogo Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo berpengaruh nyata terhadap elevasi daun umur 60 hst, tinggi tanaman
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)
PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.) EFFECT OF WATER CONTENT AND COW MANURE ON THE GROWTH AND YIELD OF SWEET
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Hama 1. Mortalitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai fase dan konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap mortalitas hama
Lebih terperinciHASIL. Gambar 4 Fluks CH 4 dari beberapa perlakuan selama satu musim tanam pada sawah lahan gambut
4 perbedaan antar perlakuan digunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Analisis regresi digunakan untuk melihat hubungan antara parameter yang diamati dengan emisi CH 4. HASIL a. Fluks CH 4 selama
Lebih terperinciPengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat
Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Yuliana Susanti & Bq. Tri Ratna Erawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) NTB Jl.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Air Berdasarkan analisis varian satu jalur terhadap variabel kadar air biji sorgum yang berasal dari posisi yang berbeda pada malai sorgum disetiap umur panennya menunjukkan
Lebih terperinciAPLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI
MAKALAH SEMINAR HASIL APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI Oleh: Septia Handayani 20120210126
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa
1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan
10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pengamatan Buah per Tandan. Perkembangan ini dapat dilihat dari beberapa indikator seperti jumlah buah,
20 IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengamatan Buah per Tandan Salah satu ciri perkembangan pada buah yang baik yaitu ditentukan bertambahnya volume dan biomassa selama proses tersebut berlangsung.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Tinggi tanaman diamati dan diukur untuk mengetahui pertumbuhan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tinggi Tanaman Tinggi tanaman diamati dan diukur untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif pada suatu tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sedikit glukosa, fruktosa, dan maltosa. Komponen terbesar pati endosperm adalah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Biji Jagung Manis Pada tanaman jagung endosperm biji merupakan tempat menyimpan cadangan makanan berupa gula dan pati. Gula endosperm utama adalah sukrosa dengan sedikit
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
13 4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisa sidik ragam untuk parameter tinggi tanaman pada 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah tanam (MST) yang disajikan pada Lampiran 3a, 3b, 3c dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laju Pengisian Biji Laju pengisian biji merupakan laju pertambahan bobot biji tanaman jagung per satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Tinggi tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kedelai tahapan umur pengamatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun
16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh
Lebih terperincirv. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Dekomposisi Jerami Padi pada Plot dengan Jarak Pematang 4 meter dan 8 meter Laju dekomposisi jerami padi pada plot dengan jarak pematang 4 m dan 8 m disajikan pada Tabel
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Tinggi Tanaman Tinggi tanaman caisin dilakukan dalam 5 kali pengamatan, yaitu (2 MST, 3 MST, 4 MST, 5 MST, dan 6 MST). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 2013. Pada awal penanaman sudah memasuki musim penghujan sehingga mendukung pertumbuhan tanaman. Penyiraman
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. ph Tanah Data hasil pengamatan ph tanah gambut sebelum inkubasi, setelah inkubasi, dan setelah panen (Lampiran 4) menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan ph tanah.
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul
147 PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul Karakter morfologi tanaman pada varietas unggul dicirikan tipe tanaman yang baik. Hasil penelitian menunjukkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharatasturt) PADA SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO YANG BERBEDA
1 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharatasturt) PADA SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO YANG BERBEDA Mohamad Ikbal bahua, Nurmi Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN Zamriyetti 1 dan Sawaluddin Rambe 2 1 Dosen Kopertis Wilayah I dpk
Lebih terperinciIV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tajuk Indikator pertumbuhan tanaman dapat diketahui dengan bertambahnya volume dan juga berat suatu biomassa yang dihasilkan selama proses pertunbuhan tanaman.
Lebih terperinciKORELASI PERTUMBUHAN ORGAN VEGETATIF DENGAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max, (L) Merill)
KORELASI PERTUMBUHAN ORGAN VEGETATIF DENGAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max, (L) Merill) Surtinah Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning E-mail: surtinah@unilak.ac.id Abstrak
Lebih terperinciVolume 10 Nomor 2 September 2013
Volume 10 Nomor 2 September 2013 ISSN 0216-8537 9 7 7 0 2 1 6 8 5 3 7 2 1 10 2 Hal. 79 54 Tabanan September 2013 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 KOMPONEN
Lebih terperinciHubungan Pemangkasan Organ bagian Atas Tanaman Jagung ( Zea mays, L ) dan Dosis Urea terhadap Pengisian Biji. Surtinah
Hubungan Pemangkasan Organ bagian Atas Tanaman Jagung ( Zea mays, L ) dan Dosis Urea terhadap Pengisian Biji Surtinah Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2009 sampai dengan Mei 2009 di Kebun Percobaan Sindangbarang, Bogor dengan ketinggian 230 m dpl, suhu rata-rata 25.66 0
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berbeda menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Berat Kering Biji Jagung (Zea mays L.) Berdasarkan hasil analisis varian dua jalur terhadap variabel berat kering biji jagung yang berasal dari posisi yang berbeda pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada semua parameter menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut ini merupakan rata-rata
Lebih terperinciCH BULANAN. Gambar 3. Curah hujan bulanan selama percobaan lapang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Agroklimat Wilayah Penelitian Dari hasil analisis tanah yang dilakukan pada awal penelitian menunjukan bahwa tanah pada lokasi penelitian kekurangan unsur hara
Lebih terperinciPENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG
A. DEFINISI PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG Pengairan dilakukan untuk membuat keadaan kandungan air dalam tanah pada kapasitas lapang, yaitu tetap lembab tetapi tidak becek.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada akhir musim kemarau dan awal musim hujan. Pada awal tanam, tanaman jagung yang ditanam pada media pasir pantai di Green House mengalami gejala bulai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (Lampiran VI)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman A. Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan vegetatif tanaman jagung manis meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun. Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian di Rumah Kaca 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil Analisis ragam (Analysis of Variance) terhadap tinggi tanaman jagung (Tabel Lampiran 2-7) menunjukkan bahwa tiga
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertambahan Tinggi Bibit Tanaman (cm) Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi bibit kelapa sawit setelah dilakukan sidik ragam (lampiran 9) menunjukkan bahwa faktor petak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)
26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Sidik Ragam Hasil analisis sidik ragam pengaruh konsentrasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)
Lebih terperinci