BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Hadi Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Tinggi Tanaman kacang hijau pada umur 3 MST Hasil pengamatan tinggi tanaman pada umur 3 MST dan sidik ragamnya disajikan pada tabel lampiran 2. Hasil analisis Sidik ragam menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 3 MST. Tabel 3. Rata-rata Tinggi Tanaman (Cm) Pada Umur Berbagai Perlakuan Jarak Tanam Perlakuan Rata-Rata Notasi A (20 x 20) 15,800 a B (30 x 20) 19,633 b D (20 x 40) 22,100 c C (30 x 30) 24,933 d BNJ 0,05 1,03 Keterangan : Angka angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berarti berbeda nyata Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman pada umur 3 MST tertinggi di peroleh pada perlakukan C dan berbeda nyata dengan perlakuan A, B, dan D. Perlakuan dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm (C) memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan dengan ketiga perlakuan lainnya, dimana perlakuan C memberikan hasil rata-rata tinggi tanaman (24,933 cm) lebih tinggi dari perlakuan lainnya. Pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Gambar 1 :
2 Tinggi Tanaman A B C D 0 A B C D Gambar 1. Tinggi Tanaman Kacang Hijau Pengamatan saat 3 MST Gambar 1, menunjukan respon pemberian perlakuan yang berbeda terhadap tinggi tanaman Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau pada umur 3 MST Hasil pengamatan jumlah daun pada umur 3 MST dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel lampiran 3. Sidik ragam menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 3 MST. Rata-rata jumlah daun tanaman kacang hijau pada umur 3 MST dan hasil uji BNJ 0,05 disajikan pada tabel 4. Tabel 4. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau Selama Pengamatan. Perlakuan Rata-Rata Notasi A (20 x 20) 19,567 a B (30 x 20) 22,667 b D (20 x 40) 24,833 c C (30 x 30) 27,900 d BNJ 0,05 1,03 Keterangan : Angka angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berarti berbeda nyata
3 Dari Tabel 4, terlihat bahwa rata-rata jumlah daun pada umur 3 MST jumlah daun terbanyak peroleh pada perlakukan C dan berbeda nyata dengan perlakuan A, B, dan D. Pada pengamatan 3 MST diperoleh bahwa perlakuan dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm (C) memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan dengan ketiga perlakuan lainnya. Dimana perlakuan C menggunakan jarak tanam 30 cm x 30 cm memberikan hasil rata-rata jumlah daun 27,900 helai, selanjutnya perlakuan D menggunakan jarak tanam 30 cm x 40 cm memberikan hasil rata-rata 24,833 helai, perlakuan B menggunakan jarak tanam 20 cm x 30 cm memberikan hasil rata-rata 22,667 helai, yang terakhir perlakuan A menggunakan jarak tanam 20 cm x 20 cm memberikan hasil rata-rata 19,567 helai. pengaruh perlakuan terhadap jumlah daun tanaman dapat dilihat pada Gambar 2 : Jumlah Daun Tanaman A B C D 0 A B C D Gambar 2. Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau Pengamatan saat 3 MST Gambar 2, menunjukan respon pemberian perlakuan yang berbeda terhadap perbedaan jumlah daun tanaman. Pada pengamatan 3 MST telah terlihat perlakuan jarak tanam 30 x 30 cm memberikan hasil jumlah daun nlebih banyak dari perlakuan lainnya.
4 4.2.3 Jumlah Polong Jumlah polong tanaman merupakan variabel pertumbuhan generatif pertama yang diamati pada jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Phasolus radiatus L.). Hasil pengamatan jumlah polong tanaman pada pengamatan saat panen dan sidik ragamnya di sajikan pada lampiran 4, sidik ragam menunjukan bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah polong. Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau pengamatan saat panen dan hasil uji BNJ 0,05 disajikan pada tabel 5 Tabel 5. Rata-rata Jumlah Polong Tanaman Kacang Hijau Pada Saat Panen Perlakuan Rata-Rata Notasi A (20 x 20) 9,667 a B (30 x 20) 15,333 b D (20 x 40) 19,667 c C (30 x 30) 27,667 d BNJ 0,05 3,69 Keterangan : Angka angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berarti berbeda nyata Tabel 5, menunjukkan bahwa rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau pengamatan saat panen di peroleh pada perlakukan C berbeda nyata dengan perlakuan A, B, dan D. Pada pengamatan saat panen diperoleh bahwa perlakuan dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm (C) memberikan pengaruh lebih banyak dibandingkan dengan ketiga perlakuan lainnya. Perlakuan C menggunakan jarak tanam 30 cm x 30 cm memberikan hasil rata-rata 27,667 polong, selanjutnya perlakuan D menggunakan jarak tanam 30 cm x 40 cm memberikan hasil rata-rata
5 19,667 polong, kemudian perlakuan B menggunakan jarak tanam 20 cm x 30 cm memberikan hasil rata-rata 15,333 polong, yang terakhir perlakuan A menggunakan jarak tanam 20 cm x 20 cm memberikan hasil rata-rata 9,667 polong. Pengaruh perlakuan terhadap jumlah polong tanaman dapat dilihat pada Gambar 3 : Jumlah Polong Tanaman A B C D A B C D Gambar 3. Jumlah Polong Tanaman Kacang Hijau Pengamatan saat panen Gambar 3, menunjukan respon pemberian perlakuan yang berbeda terhadap jumlah polong tanaman. Pada pengamatan saat panen terlihat perlakuan C ( jarak tanam 30 cm x 30 cm) memberikan hasil lebih banyak, disusul oleh perlakuan D atau perlakuan jarak tanam 20 cm x 40 cm kemudian perlakuan B atau perlakuan jarak tanam 20 cm x 30 cm dan yang terakhir perlakuan A atau perlakuan jarak tanam 20 cm x 20 cm Berat Biji Per 100 Butir Tanaman Berat biji per seratus butir tanaman merupakan variabel pertumbuhan generatif kedua yang diamati pada penelitian ini. Hasil pengamatan berat biji per 100 butir tanaman pada pengamatan saat panen dan sidik ragamnya di sajikan pada
6 lampiran 5, sidik ragam menunjukan bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap berat biji per 100 butir tanaman. Rata-rata berat biji per 100 butir tanaman kacang hijau pengamatan saat panen dan hasil uji BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 6, Tabel 6. Rata-rata Berat Biji Per Seratus Butir Tanaman Kacang Hijau Pada Saat Panen. Perlakuan Rata-Rata Notasi A (20 x 20 ) 171,133 a B (20 x 30 ) 178,667 b D (20 x 40) 188,533 c C ( 30 x30) 199,333 d BNJ 0,05 3,57 Keterangan : Angka angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berarti berbeda nyata. Tabel 6, menunjukkan bahwa rata-rata berat biji per 100 butir tanaman kacang hijau pengamatan saat panen di peroleh pada perlakukan C dan berbeda nyata dengan perlakuan D, B, dan A. Pada pengamatan saat panen diperoleh bahwa perlakuan dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm (C) memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan dengan ketiga perlakuan lainnya. Dimana perlakuan C menggunakan jarak tanam 30 cm x 30 cm memberikan hasil rata-rata 199,333 gr, selanjutnya perlakuan D menggunakan jarak tanam 30 cm x 40 cm memberikan hasil rata-rata 188,533 gr, kemudian perlakuan B menggunakan jarak tanam 20 cm x 30 cm memberikan hasil rata-rata 178,667 gr, yang terakhir perlakuan A menggunakan jarak tanam 20 cm x 20 cm memberikan hasil rata-rata 171,133 gr.
7 Pengaruh perlakuan terhadap berat biji per seratus butir tanaman dapat dilihat pada Gambar 4: Berat Biji Per Seratus Butir A B C D Gambar 4. Berat Biji Per Seratus Butir Tanaman Kacang Hijau Pengamatan saat panen A B C D Gambar 4, menunjukan respon pemberian perlakuan yang berbeda terhadap biji per seratus butir tanaman. Pada pengamatan saat panen terlihat perlakuan C atau perlakuan jarak tanam 30 cm x 30 cm memberikan hasil lebih tinggi, disusul oleh perlakuan D atau perlakuan jarak tanam 20 cm x 40 cm kemudian perlakuan B atau perlakuan jarak tanam 20 cm x 30 cm dan yang terakhir perlakuan A atau perlakuan jarak tanam 20 cm x 20 cm Berat Biji Per Petak Berat biji per petak tanaman merupakan variabel pertumbuhan generatif ketiga yang diamati pada jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Phasolus radiatus L.). Hasil pengamatan berat biji per petak pada pengamatan saat panen dan sidik ragamnya di sajikan pada lampiran 6, sidik ragam menunjukan bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap berat biji per petak. Rata rata berat biji per petak tanaman dan hasil uji BNJ 0,05 di sajikan pada tabel 7.
8 Tabel 7. Rata-rata Berat Biji Per Petak Tanaman Kacang Hijau Pada Saat Panen Perlakuan Rata-Rata Notasi A (20 x 20 ) 1,200 a B (20 x 30 ) 1,400 a D (20 x 40) c C ( 30 x30) 2,433 d BNJ 0,05 0,31 Keterangan : Angka angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berarti berbeda nyata. Tabel 7, menunjukkan bahwa rata rata berat biji perpetak di peroleh pada perlakuan C dan berbeda nyata dengan perlakuan A,B. Dan D. Pada pengamatan saat panen diperoleh bahwa perlakuan dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm (C) memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan dengan ketiga perlakuan lainnya. Dimana perlakuan C menggunakan jarak tanam 30 cm x 30 cm memberikan hasil rata-rata 2,433 kg, selanjutnya perlakuan D menggunakan jarak tanam 30 cm x 40 cm memberikan hasil rata-rata 1,867 kg, kemudian perlakuan B menggunakan jarak tanam 20 cm x 30 cm memberikan hasil rata-rata 1,400 kg, yang terakhir perlakuan A menggunakan jarak tanam 20 cm x 20 cm memberikan hasil rata-rata 1,200 kg. Pengaruh perlakuan terhadap berat biji per petak tanaman dapat dilihat pada Gambar 5: Berat Biji Tanaman A B C D A B C D
9 Gambar 5. Berat Biji Per Petak Tanaman Kacang Hijau Pengamatan saat panen Gambar 5, menunjukan respon pemberian perlakuan yang berbeda terhadap perbedaan biji per petak tanaman. Pada pengamatan saat panen terlihat perlakuan C atau perlakuan jarak tanam 30 cm x 30 cm memberikan hasil lebih baik, disusul oleh perlakuan D atau perlakuan jarak tanam 20 cm x 40 cm kemudian perlakuan B atau perlakuan jarak tanam 20 cm x 30 cm dan yang terakhir perlakuan A atau perlakuan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Setelah dikonversi, diperoleh hasil perlakuan C menggunakan jarak tanam 30 cm x 30 cm memberikan hasil rata-rata 2,027 ton/ha, selanjutnya perlakuan D menggunakan jarak tanam 30 cm x 40 cm memberikan hasil rata-rata 1,555 ton/ha, kemudian perlakuan B menggunakan jarak tanam 20 cm x 30 cm memberikan hasil rata-rata 1,166 ton/ha, yang terakhir perlakuan A menggunakan jarak tanam 20 cm x 20 cm memberikan hasil rata-rata 1,000 ton/ha Pembahasan Berdasarkan hasil analisis statistik melalui analisis sidik ragam yang telah dilakukan diperoleh bahwa setiap variabel pertumbuhan vegetatif tanaman (tinggi dan jumlah daun) dan pertumbuhan generatif tanaman (jumlah polong, berat biji per seratus butir, berat biji per petak), perlakuan C (jarak tanam 30 cm x 30 cm) memberikan hasil terbaik, disusul oleh perlakuan D (20 cm x 40 cm) kemudian
10 perlakuan B (jarak tanam 20 cm x 30 cm) dan yang terakhir perlakuan A (20 cm x 20 cm). Secara umum perlakuan jarak tanam 30 x 30 cm memberikan pertumbuhan bagian atas tanaman ( tinggi tanaman dan jumlah daun) yang baik, juga produksi yang tinggi. Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan. Ini didasarkan atas kenyataan bahwa tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat (Sitompul dan Guritno, 1995). Perlakuan C yang memberikan pertumbuhan tanaman yang lebih baik karena hal ini disebabkan karena jarak tanam lebih lebar. Jarak tanam yang lebar memungkinkan tanaman memiliki kesempatan yang sangat banyak dalam memperoleh unsur hara, sinar matahari dan udara sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman kacang hijau yang dicobakan. Sebaliknya, jarak tanam yang terlalu rapat akan mengakibatkan terjadinya kompetisi antar tanaman yang sangat hebat dalam hal cahaya matahari, air, dan unsur hara. Akibatnya, pertumbuhan tanaman terhambat dan hasil tanaman rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Donald, 1963 dan Bunting,1972 bahwa pengaturan jarak tanam berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan hara.air dan cahaya matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan mempengaruhi hasil tanaman. Selanjutnya Habibie (2011) menyatakan bahwa tanaman akan tumbuh optimal apabila asupan air cukup, juga dipengaruhi oleh cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan energi utama yang berperan dalam proses fotosintesis yang menghasilkan fotosintat. Cahaya matahari berpengaruh besar terhadap pertumbuhan (besar dan arah
11 batang) serta perbanyakan daun. Gadner dkk (1991) menyatakan bahwa pertumbuhan merupakan akibat adanya interaksi antara berbagai faktor internal pertumbuhan dan unsur iklim, tanah, dan biologis. Pertumbuhan tinggi tanaman ini merupakan pertumbuhan vegetatif yang ditandai dengan terjadinya pertambahan jumlah tangkai daun yang dipengaruhi oleh tersediannya unsur hara terutama nitrogen, fosfor dan kalium. Pertambahan tinggi tanaman juga sebagai akibat dari meningkatnya jumlah sel. Kepadatan populasi tanaman terkait dengan pemanfaatan ruang media tumbuh, pada kepadatan rendah menyebabkan pemanfaatan sumberdaya lingkungan tidak optimal, tetapi kepadatan tinggi menyebabkan tingginya tingkat kompetisi sehingga pertumbuahn individu terhambat. Selanjutnya Koswara (1975) Pada kerapatan yang terlalu tinggi kemungkinan terjadi antar bagian tanaman dapat juga menyebabkan menurunnya hasil tiap tanaman. Distribusi cahaya pada tajuk tanaman di pengaruhi oleh indeks luas daun. Tanaman pada jarak tanam yang sempit mengalami persaingan yang lebih berat untuk mendapatkan unsur hara,cahaya dan air. Unsur hara diperlukan dalam jumlah yang sangat besar dan penting untuk metabolisme tanaman. Persaingan tanaman untuk mendapatkan unsur hara terutama nitrogen, fosfat dan kalium akan terjadi pada masing masing tanaman. Pada jarak tanam yang rapat, kemungkinan terjadi persaingan yang berat dalam perakaran. Menurut Trenebath (1976) bahwa proses kompetisi adalah proses yang paling kompleks dari semua proses.sebagai akibat dari kompetisi tersebut maka terjadilah penguasaan faktor-faktor tumbuh yang tidak merata antara tanaman.hal ini mengakibtakan ukuran tanaman bervariasi.selanjutnya di kemukakan bahwa
12 walaupun telah ada perbedaan ukuran sebelumnya kompetisi terjadi, namun setelah kompetisi berlansung biasanya cendrung memperbesar perbedaan ukuran tersebut. Syam (1992) menyatakan bahwa jarak tanam rapat menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi dari pada jarak tanam rengang. Hasil tersebut mencerminkan bawah pada jarak tanam rapat terjadi kompetisi dalam pengunaan cahaya yang mempengaruhi pula pengambilan unsur hara,air,dan udara. Kompetisi cahaya terjadi apa bila suatu tanaman menaungi tanaman lain atau apa bila suatu daun memberi naungan pada daun lain. Tanaman yang saling menaungi akan berpengaruh pada proses fotosintesis. Dengan demikian tajuk-tajuk tumbuh kecil dan kapasitas pengambilan unsure hara serta air menjadi berkurang. Dari hasil pertumbuhan generatif tanaman (jumlah polong, berat biji per seratus butir, berat biji per petak) menunjukkan hasil yang tertinggi diperoleh pada Perlakuan C. Hal ini disebabkan karena jarak tanam 30 x 30 cm memungkinkan intersepsi cahaya matahari ke tanaman secara optimal, tanaman dapat memanfaatkan radiasi surya lebih efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwono (1989) bahwa pengaturan jarak tanam dengan memanipulasi jarak diantara barisan tanaman dan di dalam barisan menentukan jumlah populasi suatu pertanaman. Pengaturan populasi memegang peranan penting sehingga tanaman dapat memanfaatkan radiasi surya secara efisien. Peningkatan produksi dapat dilakukakan dengan perbaikan tingkat kerapatan tanam.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Menurut Tjitrosoepomo (1989) tanaman kacang hijau termasuk suku (family) Leguminosae. Kedudukan tanamn kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
13 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang hijau pada umur 2 MST sampai dengan umur 5 MST dan hasil sidik ragamnya, dapat dilihat pada lampiran 6a sampai
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tinggi Tanaman (cm ) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak tanam yang berbeda serta interaksi antara kedua perlakuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Tinggi tanaman jagung manis nyata dipengaruhi oleh jarak tanam. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 sampai 8 dan rataan uji BNT 5% pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan Tabel 2 di bawah parameter tinggi tanaman umumnya perlakuan jarak tanam berbeda nyata pada 2, 4 dan 6 MST.Variasi varietas tanaman jagung berbeda
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
13 4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisa sidik ragam untuk parameter tinggi tanaman pada 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah tanam (MST) yang disajikan pada Lampiran 3a, 3b, 3c dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Pemberian dosis kotoran kambing pada budidaya secara tumpang sari antara tanaman bawang daun dan wortel dapat memperbaiki
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
19 4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tabel di bawah dapat dilihat bahwa perlakuan mulsa dan jarak tanam tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Adapun interaksi antar keduanya juga
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis sidaik ragam yang ditunjukkan pada Lampiran 3 menunjukkan bahwa jarak tanam dan interaksi antara keduanya tidak memberikan pengaruh yang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam
23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan 4.1.1 Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun berbeda konsentrasi berpengaruh nyata terhadap
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Dari (tabel 1) rerata tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan menunjukan
Lebih terperinciPengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat
Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Yuliana Susanti & Bq. Tri Ratna Erawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) NTB Jl.
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum
Lebih terperinciAGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN
AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN 1979 5777 55 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) VARIETAS LOKAL MADURA PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK FOSFOR Nurul Hidayat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam parameter tinggi tanaman pada lampiran 5a hingga 5h menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk daun, waktu aplikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem
14 4.1 Tinggi Tanaman Caisim BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada lampiran 1a sampai dengan lampiran 1d perlakuan media tanam hidroponik berbeda nyata pada semua waktu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk phonska pada pertumbuhan dan produksi kacang hijau masing-masing memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 2013. Pada awal penanaman sudah memasuki musim penghujan sehingga mendukung pertumbuhan tanaman. Penyiraman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa
1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun
16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun Namun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun 1521-1529. Namun ada pendapat yang mengatakan bahwa tanaman ini masuk ke Indonesia setelah tahun 1557. Tanaman
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Pertumbuhan. Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun,
I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Pertumbuhan Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, bobot segar akar, dan bobot
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1.Neraca Air Lahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai evapotranspirasi dihitung berdasarkan persamaan (Penman 1948). Tabel 1. Hubungan antara rata-rata curah hujan efektif dengan evapotranspirasi Bulan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di UPT Balai Benih Induk (BBI) Palawija Dinas Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang Medan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Keberhasilan Pertumbuhan dan produksi kacang hijau sangat bergantung pada ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah, selain unsur hara dalam tanaman
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertambahan Tinggi Bibit Tanaman (cm) Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi bibit kelapa sawit setelah dilakukan sidik ragam (lampiran 9) menunjukkan bahwa faktor petak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tanaman Jagung - Akar Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian
18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama penelitian berlangsung suhu udara rata-rata berkisar antara 25.1-26.2 o C dengan suhu minimum berada pada bulan Februari, sedangkan suhu maksimumnya
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
Lebih terperinciHasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Vegetatif Parameter pertumbuhan tanaman terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman. 1. Tinggi tanaman (cm) Hasil
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah gandum dan padi. Di Indonesia sendiri, jagung dijadikan sebagai sumber karbohidrat kedua
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap jenis makhluk hidup termasuk tanaman. Proses ini berlangsung
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Jati Tanaman selama masa hidupnya menghasilkan biomassa yang digunakan untuk membentuk bagian-bagian tubuhnya. Perubahan akumulasi biomassa akan terjadi
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam lampiran 3a menunjukan bahwa perlakuan varietas berbeda nyata pada seluruh pengamatan tinggi tanaman yakni dari 1, 2,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah
Lebih terperinciIV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan yang menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
Lebih terperinciCitra Puluhulawa, , Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Vigna radiata. L) MELALUI PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TUMPANG SARI DENGAN JAGUNG MANIS PADA SISTEM TANAM LEGOWO Citra Puluhulawa 1, Moh.Ikbal Bahua 2, Nurmi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian A. Tinggi Tanaman Hasil Analisis sidik ragam pada tinggi tanaman terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap pertambahan
Lebih terperinciNerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat.
SISTEM PERTANAMAN TUMPANGSARI ANTARA BEBERAPA GENOTIP KEDELAI(Glycine max (L) Merill) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays var.saccharatasturt) YANG DITANAM SECARA MULTI ROWS Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAHAN DAN METODE
PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang
Lebih terperinciI. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi
I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah anakan menunjukkan tidak ada beda nyata antar
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN.. ii ABSTRAK.......... iii RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR.. vi DAFTAR ISI.. vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN. xii I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Darmaga, Bogor (Tabel Lampiran 1) curah hujan selama bulan Februari hingga Juni 2009 berfluktuasi. Curah hujan terendah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan hasil analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor, tanah yang digunakan sebagai media tumbuh dikategorikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN* Edhi Turmudi*, Eko Suprijono.* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Abstrak Upaya pemehunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Desa Moutong Kecamatan Tilong Kabila Kab. Bone Bolango dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan laut. 3.2. Bahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman setelah perkecambahan. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan
TINJAUAN PUSTAKA Iklim Kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan (Sugeno,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu semai bibit tomat sampai tanaman dipindahkan di polybag adalah 3 minggu. Pengukuran tinggi tanaman tomat dimulai sejak 1 minggu setelah tanaman dipindahkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan kemajuan ini belum bias penulis selesaikan dengan sempurna. Adapun beberapa hasil dan pembahasan yang berhasil
Lebih terperinciBAHAN METODE PENELITIAN
BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Tinggi Tanaman Tinggi tanaman caisin dilakukan dalam 5 kali pengamatan, yaitu (2 MST, 3 MST, 4 MST, 5 MST, dan 6 MST). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Tinggi Tanaman Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia pertumbuhan yang berbeda memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Tinggi tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kedelai tahapan umur pengamatan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman (cm) ciherang pada minggu ke-10 menunjukkan bahwa umur kelapa sawit memberikan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diamati dan diukur untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif pada suatu tanaman. Hasil sidik ragam terhadap tinggi tanaman padi ciherang pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan nitrogen tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Variasi kandungan nitrogen dalam tanah terjadi akibat perubahan topografi, di samping pengaruh iklim, jumlah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengamatan Selintas 4.1.1. Keadaan Cuaca Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sebagai faktor eksternal dan faktor internalnya yaitu genetika
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Objek yang digunakan pada penelitian adalah tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour), tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan dengan intensitas cahaya yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
Lebih terperinciPENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH
PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH THE EFFECT LOW DOSAGE OF PHOSPHAT FERTILIZER ON GROWTH AND
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dengan kondisi lahan sebelum pertanaman adalah tidak ditanami tanaman selama beberapa bulan dengan gulma yang dominan sebelum
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1. Jumlah Daun Tanaman Nilam (helai) pada umur -1. Berdasarkan hasil analisis terhadap jumlah daun (helai) didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 1. di bawah ini
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperincirv. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciHasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan
IV. Hasil dan pembahasan A. Pertumbuhan tanaman 1. Tinggi Tanaman (cm) Ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh
Lebih terperinciPertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK
Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan yang Berbeda Wanra Abdul Gafur D 1, Wawan Pembengo 2, Fauzan Zakaria 2 1 Mahasiswa Program Studi Agroteknologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Nilai Jumlah Dominansi (NJD). a. Analisis vegetasi sebelum Aplikasi. Hasil analisis vegetasi menunjukan bahwa sebelum dilakukan aplikasi, atau pemberian herbisida glifosat
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Hasil pengamatan terhadap parameter tinggi bibit setelah dianalisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit memberikan
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan
49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil
Lebih terperinciBERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN BERBAGAI JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU
BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN BERBAGAI JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Vigna raidata L.) DI KABUPATEN BONE BOLANGO (Dose Various of Cow Manure and Various of Plants
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengamatan penunjang ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengamatan Penunjang Pengamatan penunjang ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal yang berpengaruh selama penelitian. Pengamatan ini meliputi data curah hujan,
Lebih terperinciTANGGAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogeae L ) BERDASARKAN VARIASI POLA TANAM TUMPANGSARI
TANGGAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogeae L ) BERDASARKAN VARIASI POLA TANAM TUMPANGSARI Ahmad Hadis Bay 1), Wawan Pembengo 2), Zainudin Antuli 3)**) ABSTRAK Ahmad Hadis Bay/613411122.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN Zamriyetti 1 dan Sawaluddin Rambe 2 1 Dosen Kopertis Wilayah I dpk
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI KONVERSI ENERGI MATAHARI PADA PERTANAMAN KEDELE MELALUI PENANAMAN JAGUNG DENGAN JARAK TANAM BERBEDA
Volume 12, Nomor 2, Hal. 49-54 ISSN 0852-8349 Juli Desember 2010 PENINGKATAN EFISIENSI KONVERSI ENERGI MATAHARI PADA PERTANAMAN KEDELE MELALUI PENANAMAN JAGUNG DENGAN JARAK TANAM BERBEDA Nyimas Myrna E.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2009 sampai dengan Mei 2009 di Kebun Percobaan Sindangbarang, Bogor dengan ketinggian 230 m dpl, suhu rata-rata 25.66 0
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Mengembangkan dan membudidayakan tanaman tomat membutuhkan faktor yang mendukung seperti pemupukan, pengairan, pembumbunan tanah, dan lain-lain. Pemberian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.Tinggi Tanaman Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida pada umur 28 dan 45 HST (lampiran 1), bahwa F-hitung lebih besar
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L)
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L) Safruddin Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNA,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan
Lebih terperinci