HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
|
|
- Sukarno Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Objek yang digunakan pada penelitian adalah tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour), tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan dengan intensitas cahaya yang tidak penuh, oleh karena itu dilakukan penelitian dengan tujuan mengamati pertumbuhan dan produktivitas tanaman bangun-bangun pada kondisi intensitas cahaya yang berbeda-beda. Tanaman bangun-bangun yang digunakan, diperoleh dari hasil panen rekan satu penelitian. Beberapa tahapan pendahuluan sebelum tanaman digunakan, antara lain pemilihan stek, tahap adaptasi, dan barulah dilakukan penerapan perlakuan dengan pemeliharaan serta pengamatan selama sebelas minggu. Penanaman dilakukan di Laboratorium Agrostologi, Departemen Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB. Kondisi lahan yang digunakan untuk penanaman yakni lahan terbuka dengan bangunan naungan menggunakan paranet yang dibuat berdasarkan perlakuan intensitas cahaya yang berbeda-beda, kemudian tanaman bangun-bangun ditanam dengan menggunakan polybag, dan ditempatkan pada masing-masing perlakuan. Selama masa pemeliharaan, salah satu kendala yang dihadapi dengan menanam pada lahan terbuka yakni adanya perubahan iklim, data perubahan iklim dapat dilihat pada Tabel 4. Perubahan iklim menjadikan tanaman mudah terserang hama, adapun hama yang menyerang tanaman bangun- bangun antara lain ulat, belalang, selain itu juga ditemukan jamur pada tanaman dengan perlakuan intensitas cahaya 25% dan 50%. Salah satu usaha untuk mengurangi hama tanaman tersebut yaitu dilakukan penyemprotan dengan obat anti hama. Selama masa pemeliharaan tanaman disiram dua kali sehari, hal ini bertujuan untuk menjaga kapasitas lapang dari tanaman tersebut, kecuali bila seharian turun hujan maka tanaman akan disiram pada hari berikutnya. Pengamatan dilakukan satu minggu sekali dengan mengukur tinggi tanaman dan menghitung jumlah daun pada masing-masing perlakuan, sedangkan untuk mengambilan data bobot kering daun, batang, dan akar pada masing-masing perlakuan yang dilakukan pada minggu ke
2 Tabel 4. Data Iklim Darmaga Bogor dari Bulan Februari sampai Mei 2012 Bulan Temperatur Rata-Rata ( C) Kelembaban (%) Lama Penyinaran Matahari (jam) Hari Hujan Februari 25,6 87 5,3 25 Maret 26,2 80 5,0 21 April 26,0 86 5,5 25 Mei 26,1 85 7,1 21 Rata-rata 26,0 84,5 5,7 23 (hari) Keterangan: Badan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika, Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor (2012) Pemanenan yang dilakukan selama dua hari, hal itu dikarenakan waktu pemanenan yang tidak memungkinkan untuk memanen semua tanaman, namun tahapan pemanenan dilakukan dengan mengambil tanaman pada ulangan yang sama disetiap masing-masing perlakuan. Daun, batang, dan akar di timbang terlebih dahulu untuk diperoleh data segar tanaman, kemudian dikeringkan udara selama 2 hari, dan dimasukan ke dalam oven 60 C selama 48 jam untuk memperoleh bobot keringnya. Pertumbuhan Tanaman Rataan Pertambahan Panjang Tanaman Peubah pertama yang diamati setiap minggunya yaitu pengukuran panjang tanaman. Panjang tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang ditetapkan, ternyata adanya pengaruh intensitas cahaya menyebabkan terjadinya pertambahan panjang pada batang tanaman bangun-bangun, adapun pertambahan rataannya dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil perhitungan sidik ragam, terlihat bahwa P0 dan P1 sangat berbeda nyata dengan P2 dan P3 (P<0,01). Tanaman yang mendapatkan intensitas cahaya lebih rendah mengahasilkan panjang tanaman yang lebih tinggi, hal ini juga terjadi pada penelitian Archita (2005) bahwa adanya pengaruh naungan dapat menguntungkan dan juga merugikan terhadap tanaman. Pada tanaman temu-temuan pengaruh naungan cenderung meningkatkan beberapa sifat, salah satunya adalah tinggi tanaman. 16
3 Tabel 5. Rataan Pertambahan Panjang Tanaman Dan Jumlah Daun Per Minggu Perlakuan Rataan Panjang (cm) Rataan Jumlah Daun (helai) P0 P1 P2 4,3 B ± 0,5 4,8 B ± 0,6 6,2 A ± 0,7 21 A ± 6,2 23 A ± 5,8 14 B ± 7,6 P3 5,3 A ± 1,1 6 C ± 3,1 Rataan 5,2 ± 0,7 16 ± 6,0 keterangan: P0= Intensitas cahaya 100%, P1= intensitas cahaya 75%, P2= intensitas cahaya 50%,P3= intensitas cahaya 25%. Superskrif dengan huruf besar pada kolom yang sama menunjukkan sangat berbeda nyata (P< 0,01). Pertambahan panjang tanaman yang terjadi pada P2 dan P3 diduga karena adanya peristiwa etiolasi yakni perpanjangan batang dikarenakan berkurangnya degradasi auksin dengan tujuan agar tanaman dapat menangkap cahaya dalam jumlah yang dibutuhkan (Salisbury dan Ross, 1995), namun adanya peristiwa etiolasi pada tanaman bangun-bangun berdampak negatif, sehingga menjadikan morfologi tanaman menjadi terlihat buruk karena batang menjadi tidak kokoh, dan mudah patah, tanaman yang mengalami peristiwa etiolasi terlihat pada Gambar 7. Gambar 7. Peristiwa Etiolasi Pada Tanaman Bangun-Bangun Sumber: Dokumentasi Penelitian (2012) Menurut Sukarjo (2004) bahwa adaptasi tanaman terhadap naungan tergantung dari kemapuan untuk merespon kondisi kekurangan cahaya yaitu dengan cara merubah sifat morfologi atau fisiologi tanaman. Salah satu perubahan sifat morfologinya yaitu terjadinya peristiwa etiolasi yakni, hal ini menunjukan bahwa makin sedikit cahaya yang didapatkan maka pemanjangan tanaman akan lebih tinggi 17
4 dibandingkan dengan tanaman yang mendapatkan intensitas penuh (Sitompul dan Bambang, 1995). Rataan Pertambahan Jumlah Daun Salah satu indikator yang dapat diamati dari hasil fotosintesis yaitu pertambahan jumlah daun. Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil sidik ragam pada masing-masing perlakuan menunjukan sangat berbeda nyata (P<0,01). Pada perlakuan P0 dan P1, memperlihatkan pertambahan jumlah daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan P2 dan P3, hal ini dapat dijelaskan oleh pendapat dari Anggarani (2005) bahwa perlakuan dengan naungan 50% dapat menurunkan jumlah daun pada keempat genotif kedelai yang diuji. Penurunan jumlah daun dan jumlah cabang dikarenakan sebagai konsekuensi pertumbuhan dari panjang tanaman, hal ini terjadi seiring dengan peningkatan naungan yang diberikan. Erlangga (2008) juga menyatakan bahwa naungan dapat meningkatkan tinggi tanaman, panjang dan lebar daun tanaman kunyit tetapi jumlah anakan dan jumlah daun lebih banyak pada kondisi yang tidak ternaungi, sehingga jika dibuat korelasi antara tinggi tanaman dengan jumlah daun yang dihasilkan, maka akan menjadi korelasi yang bernilai negarif, hal ini terlihat pada perlakuan dengan intensitas cahaya yang rendah, memiliki panjang tanaman yang cenderung meningkat sedangkan jumlah daun yang dihasilkan semakin menurun. Pertambahan dan penurunan jumlah daun yang terjadi merupakan salah satu pengaruh dari intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman sehingga hal ini berdampak pada proses fotosintesis tanaman tersebut. Menurut Parson dan Chapman (2000) bahwa cahaya merupakan faktor yang mempengaruh suatu tanaman karena cahaya sangat penting dalam penyediaan sumber energi melalui proses fotosintesis untuk menghasilkan sel baru, pertambahan bahan kering, serta perbanyakan daun disetiap anakannya. Rataan Lebar Daun Pada Minggu Ke-10 Parameter pertumbuhan tanaman yang diamati berikutnya yaitu lebar daun. Lebar daun pada masing-masing perlakuan diukur pada minggu ke-10, hasil dapat terlihat pada Tabel 6. 18
5 Tabel 6. Rataan Lebar Daun Pada Minggu Ke-10 Perlakuan Rata-Rata Lebar Daun (cm) P0 8,1 ± 0,7 P1 8,8 ± 1,3 P2 8,5 ± 3,5 P3 9,6 ± 1,6 Rataan 8,8 ± 1,8 keterangan: P0= Intensitas cahaya 100%, P1= intensitas cahaya 75%, P2= intensitas cahaya 50%, P3= intensitas cahaya 25%. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan sidik ragam ternyata semua perlakuan menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata, baik itu pada intensitas cahaya penuh maupun pada intensitas cahaya yang rendah, namun jika dilakukan penilaian secara subjektif maka P3 yang memiliki lebar daun terbesar diantara perlakuan lain. Menurut Archita (2005), pada tanaman temu-temuan pengaruh naungan cenderung meningkatkan beberapa sifat, salah satunya adalah lebar daun. Di lapang perbedaan yang terlihat yakni lebih kepada morfologi ketebalan daunnya, daun dengan perlakuan intensitas cahaya yang rendah terlihat lebih tipis dibandingkan dengan daun yang menerima intensitas cahaya yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan lapisan palisade yang menjadi lebih pendek. Kondisi demikian sangat menguntungkan tanaman karena klorofil yang terkandung akan lebih terorientasi pada bidang permukaan daun sehingga penangkapan cahaya lebih efisien (Sopandie et al., 2006). Bobot Kering Daun, Batang, dan Akar Peubah yang menjadi pengamatan terakhir yaitu produktivitas tanaman bangun-bangun dengan mengukur biomassa tanaman yang terdiri dari daun, batang, dan akar dalam keadaan bobot kering dengan satuan gram/polybag. Hasi pengamatan dari bobot kering daun, batang, dan akar dapat dilihat pada Tabel 7. 19
6 Tabel 7. Bobot Kering Daun, Batang, dan Akar Perlakuan P0 P1 P2 P3 Daun 70,06 A ± 17,46 81,12 A ± 31,59 43,27 B ± 26,60 10,22 C ± 8,06 Berat (gram)/polybag Batang 55,66 A ± 7,99 57,96 A ± 9,40 39,52 B ± 21,73 9,76 B ± 6,16 Akar 6,20 A ± 1,54 8,22 A ± 2,36 3,90 B ± 2,59 0,93 B ± 0,86 Rataan 51,17 ± 20,93 40,72 ± 11,32 4,81 ± 1,84 keterangan: P0= Intensitas cahaya 100%, P1= intensitas cahaya 75%, P2= intensitas cahaya 50%,P3= intensitas cahaya 25%. Superskrif dengan huruf besar pada kolom yang sama menunjukkan sangat berbeda nyata (P< 0,01). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan sidik ragam menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh sangat berbeda nyata (P<0,01), P0 dan P1 memiliki bobot kering yang lebih tinggi dari pada P2 dan P3, hal ini menggambarkan adanya pengaruh intensitas cahaya terhadap produktivitas dari tanaman bangun-bangun, sehingga makin rendahnya intensitas yang diperoleh tanaman, maka makin rendah pula nilai bobot keringnya. Penurunan bobot kering daun dari P0 ke P3 berkorelasi positif dengan penurunan jumlah daun yang terbentuk, hal ini diduga apabila semua faktor terpenuhi yakni salah satunya adalah cahaya maka akumulasi produksi bahan kering merupakan fungsi dari jumlah daun yang mendapat sinar matahari. Menurut Dovrat (1993) berpendapat bahwa hasil fotosintesis merupakan produk dari beberapa proses fisiologi yang komplek akibat pengaruh dari genetik, morfologi, dan lingkungan. Fotosintesis merupakan faktor dasar yang mempengaruhi proses produksi bahan kering dengan asumsi tanaman mendapat air dan mineral yang cukup. Penurunan bobot kering juga terjadi dengan ditandai penurunan karbohidrat yang terbentuk pada saat pembungaan tanaman padi yang diberi perlakuan intensitas cahaya rendah, sehingga menyebabkan meningkatnya gabah hampa (Djukri dan Bambang, 2003). Tempat penyimpanan hasil fotosintesis salah satunya adalah di akar. Penurunan bobot kering pada akar diduga karena adanya pengaruh dari intensitas cahaya yang rendah, sehingga cahaya yang diterima oleh tanaman pun sedikit. Jumlah cahaya yang sedikit menyebabkan peningkatan kelembaban pada naungan dan 20
7 mempengaruhi fotosintesis yang mengakibatkan penurunan pada hasil fotosintesis dan akar pun menjadi mudah membusuk. Dugaan ini diperkuat dengan adanya pendapat dari Sopandie et al. (2003) yang menyatakan bahwa kondisi kekurangan cahaya menyebabkan menurunan pada laju fotosintesis dan sintesis karbohidrat, kemudian penurunan bobot kering akan terjadi sebanding dengan meningkatnya taraf naungan yang diberikan (Kurniawati et al., 2005) Pada Tabel 7 terlihat hasil antara P0 dan P1 tidak berbeda nyata, namun jika dibuat persentase kenaikan bobot kering P1 terhadap P0 maka akan terlihat terjadi peningkatan bobot kering. Peningkatan intensitas cahaya dari 75% menjadi 100% menyebabkan bobot kering tajuk menurun, karena dengan meningkatnya intensitas cahaya maka akan meningkatkan suhu lingkungan tanaman. Peningkatan suhu lingkungan menyebabkan respirasi tanaman menjadi meningkat, sehingga hasil fotosintesis bersih (biomassa) yang tersimpan dalam jaringan tanaman sedikit (Libria et al., 2004). Peningkatan bobot kering dari P0 ke P1 menggambarkan bahwa tanaman bangun-bangun memiliki zona optimal dalam penerimaan cahaya yakni cukup dengan intensitas cahaya 75%, maka kurang atau lebih cahaya yang diterima akan menyebabkan penurunan pada produktivitasnya. 21
HASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Darmaga, Bogor (Tabel Lampiran 1) curah hujan selama bulan Februari hingga Juni 2009 berfluktuasi. Curah hujan terendah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia karena merupakan salah satu jenis sayuran buah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam lampiran 3a menunjukan bahwa perlakuan varietas berbeda nyata pada seluruh pengamatan tinggi tanaman yakni dari 1, 2,
Lebih terperinciSTUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh
STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH Oleh Baiq Wida Anggraeni A34103024 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Hasil analisis tanah sebelum perlakuan dilakukan di laboratorium Departemen Ilmu Tanah Sumberdaya Lahan IPB. Lahan penelitian tergolong masam dengan ph H O
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
13 4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisa sidik ragam untuk parameter tinggi tanaman pada 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah tanam (MST) yang disajikan pada Lampiran 3a, 3b, 3c dan
Lebih terperinciHasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan
IV. Hasil dan pembahasan A. Pertumbuhan tanaman 1. Tinggi Tanaman (cm) Ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data penelitian yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari beberapa parameter pertumbuhan anakan meranti merah yang diukur selama 3 bulan. Parameter yang diukur
Lebih terperinciPENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Penurunan radiasi matahari selama 5 hari atau pada stadium pertumbuhan akan mempengaruhi
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun
16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh
Lebih terperinciPENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN BANGUN-BANGUN (Coleus amboinicus Lour) SKRIPSI LIZA DESPIANI
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN BANGUN-BANGUN (Coleus amboinicus Lour) SKRIPSI LIZA DESPIANI DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data Iklim Lahan Penelitian, Kelembaban Udara (%)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Hasil analisis kondisi iklim lahan penelitian menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika setempat menunjukkan bahwa kondisi curah hujan, tingkat kelembaban,
Lebih terperinciGambar 5. Pertumbuhan Paspalum notatum Fluegge Setelah Ditanam
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Suhu rumah kaca berkisar antara C hingga 37 C, kondisi yang cukup baik bagi pertumbuhan tanaman. Menurut Sarief (1985) kisaran maksimum pertumbuhan tanaman antara 15 C
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Pertumbuhan. Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun,
I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Pertumbuhan Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, bobot segar akar, dan bobot
Lebih terperinciI. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi
I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah anakan menunjukkan tidak ada beda nyata antar
Lebih terperincirv. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian berlangsung dari bulan Mei 2011 sampai bulan Juli 2011 di lahan Pembibitan Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga. Penelitian diawali dengan pemilihan pohon
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini antara lain pengamatan selintas dan pengamatan Utama 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pertumbuhan dan perkembangan stek pada awal penanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti air, suhu, kelembaban dan tingkat pencahayaan di area penanaman stek.
Lebih terperinciLampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)
Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST) Perlakuan Persentase Hidup (%) 0% 100 25% 100 50% 100 75% 100 Total
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman (cm) ciherang pada minggu ke-10 menunjukkan bahwa umur kelapa sawit memberikan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diamati dan diukur untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif pada suatu tanaman. Hasil sidik ragam terhadap tinggi tanaman padi ciherang pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Tinggi tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kedelai tahapan umur pengamatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Secara umumm planlet anggrek Dendrobium lasianthera tumbuh dengan baik dalam green house, walaupun terdapat planlet yang terserang hama kutu putih Pseudococcus spp pada
Lebih terperinciPengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,
PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Karakteristik Lokasi Penelitian Luas areal tanam padi adalah seluas 6 m 2 yang terletak di Desa Langgeng. Secara administrasi pemerintahan Desa Langgeng Sari termasuk dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dengan kondisi lahan sebelum pertanaman adalah tidak ditanami tanaman selama beberapa bulan dengan gulma yang dominan sebelum
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis Ragam Peubah Tinggi Tanaman Tebu Sumber Keragaman. db JK KT F Hitung Pr > F
LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Ragam Peubah Tinggi Tanaman Tebu Asal Kebun 1 651.11 651.11 35.39** 0.0003 Ulangan 2 75.11 37.56 2.04 0.1922 Galat I 2 92.82 46.41 2.52 0.1415 Posisi Batang 2 444.79 222.39
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1. Jumlah Daun Tanaman Nilam (helai) pada umur -1. Berdasarkan hasil analisis terhadap jumlah daun (helai) didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 1. di bawah ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi, pertumbuhan diameter batang, panjang buku, jumlah buku, jumlah daun,
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul
147 PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul Karakter morfologi tanaman pada varietas unggul dicirikan tipe tanaman yang baik. Hasil penelitian menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak mengandung karbohidrat. Oleh karena itu ubi kayu dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat di samping
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan
10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari
Lebih terperinciGambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit
HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Rumput Jumlah Daun Hasil penghitungan jumlah daun menunjukan terjadinya penurunan rataan jumlah daun pada 9 MST dan 10 MST untuk rumput raja perlakuan D0, sedangkan untuk
Lebih terperinciMETODE. Lokasi dan Waktu. Materi
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2005 sampai dengan Januari 2006. Penanaman dan pemeliharaan bertempat di rumah kaca Laboratorium Lapang Agrostologi, Departemen Ilmu
Lebih terperincipengaruh cahaya terhadap tumbuhan kacang hijau
MAKALAH PRAKTIKUM BIOLOGI pengaruh cahaya terhadap tumbuhan kacang hijau TO: SULASFRI, S.Pd NAMA KELOMPOK: ASEP ASTRIANTO (31) BAGUS MASITTO PUTRA (04) 1 SMA NEGERI 1 SEKARAN ( pengaruh cahaya terhadap
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa
1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Ubi jalar yang ditanam di Desa Cilembu Kabupaten Sumedang yang sering dinamai Ubi Cilembu ini memiliki rasa yang manis seperti madu dan memiliki ukuran umbi lebih besar dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu merupakan tanaman pangan potensial masa depan karena mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain mengandung
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan selama bulan November 2016-Februari
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertambahan Tinggi Bibit Tanaman (cm) Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi bibit kelapa sawit setelah dilakukan sidik ragam (lampiran 9) menunjukkan bahwa faktor petak
Lebih terperinciKAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI
1 KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI (Tectona grandis) Ferdi Asdriawan A.P (20110210016) Prodi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI Penelitian
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciJUPE, Volume 1 ISSN Desember PENGARUH PARANET PADA SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.
PENGARUH PARANET PADA SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.) Husnul Jannah Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, FPMIPA IKIP Mataram E-mail: nung_okas@gmail.com
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Morfologi tanaman kedelai ditentukan oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji. Akar kedelai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciLaporan Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Buncis
Laporan Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Buncis Disusun oleh: Dina Putri Wijayanti/ 06 Retno Dwi Novianti/ 17 Rory Anggi Okta Senora/ 18 Rukmana Puspita Dewi/ 19 MADRASAH ALIYAH NEGERI 2
Lebih terperinci5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek
5. PEMBAHASAN Pembahasan mengenai pengaruh waktu pemberian Giberelin (GA 3 ) terhadap induksi pembungaan dan pertumbuhan tanaman leek (Allium ampeloprasum L.) meliputi umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Selama percobaan berlangsung curah hujan rata-rata yaitu sebesar 272.8 mm per bulan dengan jumlah hari hujan rata-rata 21 hari per bulan. Jumlah curah hujan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber utama
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis
Lebih terperinciPengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau i Daftar Isi Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan dan Manfaat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan hasil analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor, tanah yang digunakan sebagai media tumbuh dikategorikan
Lebih terperinciMETODE Lokasi dan Waktu Materi Penelitian Alat Perlakuan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada lahan pasca tambang semen yang terdapat di PT. Indocement Tunggal Prakasa, desa Citereup, Bogor. Penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Konidisi Umum Penelitian Berdasarkan hasil Laboratorium Balai Penelitian Tanah yang dilakukan sebelum aplikasi perlakuan didapatkan hasil bahwa ph H 2 O tanah termasuk masam
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan pelaksanaan, yaitu tahap kultur in vitro dan aklimatisasi. Tahap kultur in vitro dilakukan di dalam Laboratorium Kultur Jaringan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan
13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1 Tinggi Tanaman kacang hijau pada umur 3 MST Hasil pengamatan tinggi tanaman pada umur 3 MST dan sidik ragamnya disajikan pada tabel lampiran 2. Hasil analisis
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi tanaman (cm) Hasil pengamatan yang diperoleh terhadap tinggi tanaman jagung manis setelah dilakukan sidik ragam (Lampiran 9.a) menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah
Lebih terperinciPENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI
PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Kompos Kulit Biji Kopi Pengomposan kulit biji kopi dilakukan selama 30 hari, proses pembuatan kompos ini berlangsung secara aerob karena pada saat pembuatan memerlukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bulan Februari 230 Sumber : Balai Dinas Pertanian, Kota Salatiga, Prov. Jawa Tengah.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. Pengamatan selintas adalah pengamatan yang digunakan untuk mendukung hasil pengamatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena kaya kandungan gizi. Putri dkk., (2014) menyatakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2007 di kebun percobaan Cikabayan. Analisis klorofil dilakukan di laboratorium Research Group on Crop Improvement
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.
Lebih terperinci4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian
4. HASIL PENELITIAN Hasil pengamatan yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari dua sumber data pengamatan, yaitu pengamatan selintas dan pengamatan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas
Lebih terperinciHasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Vegetatif Parameter pertumbuhan tanaman terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman. 1. Tinggi tanaman (cm) Hasil
Lebih terperinciPEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan
47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas cahaya dan penutupan tajuk Cahaya digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Semakin baik proses fotosintesis, semakin baik pula pertumbuhan tanaman (Omon
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengomposan dengan cacing ( vermikompos ) Hasil analisis vermikompos dengan berbagai bahan disajikan dalam tabel 2. Tabel 1. Hasil analisis vermikompos kadar kadar C kadar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah
Lebih terperinci