Pola Frieze pada Batik Papua
|
|
- Hamdani Yuwono
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pola Frieze pada Batik Papua Clarica Lusia Bhubhu Putri Nggumbe 1), Kintan Mayasari 2), Triana Hilary Margaretha Jamco 3). 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma 1 ichanggumbe@gmail.com 2 kintanmayasari62@gmail.com 3 jamcotriana@gmail.com Abstrak Batik merupakan kekhasan Indonesia berupa kain bergambar yang pembuatannya secara khusus menerakan motif dengan berbagai macam pola yang unik ke suatu kain polos dimana pengolahannya diproses dengan cara tertentu, salah satu diantaranya yaitu batik Papua. Pola-pola yang ada pada batik Papua secara umum menggambarkan bentuk yang asimetris. Frieze grup merupakan grup bagian (subgroup) dari grup simetri yang dibangun oleh translasi dalam satu arah. Pola Frieze memiliki tujuh jenis pola yang terdiri dari kombinasi isometri dan dapat diklasifikasikan sebagai grup siklik atau dihedral. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian studi pustaka, dengan eksplorasi dan dokumentasi batikbatik Papua. Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat konsep matematika (geometri) dalam pola-pola pada batik Papua. Kata kunci: Batik Papua, Group Frieze, Group Simetri 1. PENDAHULUAN Batik merupakan kekhasan Indonesia berupa kain bergambar yang pembuatannya secara khusus menerakan motif dengan berbagai macam pola yang unik ke suatu kain polos dimana pengolahannya diproses dengan cara tertentu, salah satu diantaranya yaitu batik Papua. Batik papua adalah batik yang berasal dari ujung timur Indonesia, Papua. Batik Papua merupakan salah satu batik yang banyak dicari orang, karena batik Papua menawarkan banyak motif terutama dalam hal alam dan budaya. Motif batik yang sering muncul pada Batik Papua adalah motif honai besar, motif honai kecil, motif tambal tifa besar, motif tifa kecil, motif tambal ukir besar, motif tambal ukir kecil. Motif-motif pada batik Papua tersebut memungkinkan untuk membentuk suatu pola-pola tertentu yang bisa kita asumsikan sebagai pola frieze. Konsep pola frieze merupakan suatu konsep grup bagian (subgroup) dari grup simetri yang dibangun oleh translasi dalam satu arah. Translasi itu sendiri mempunyai arti sebagai pemindahan suatu objek sepanjang garis lurus dengan arah dan jarak tertentu. Pola frieze memiliki tujuh jenis pola yang terdiri dari kombinasi isometri dan dapat diklasifikasikan sebagai grup siklik atau dihedral. Keunikan dari pola frieze grup sejauh ini sudah ditemukan pada bangunan masjid dan rumah adat dayak. Melihat hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menemukan atau mendapatkan pola-pola frieze group pada motifmotif batik Papua. 2. KAJIAN LITERATUR A. Definisi frieze group Frieze group merupakan grup bagian dari grup simetri yang dibangun oleh translasi satu arah yang akan membentuk suatu pola linear yang berulang dalam satu arah [1]. Himpunan isometri yang dinyatakan Sym (X) yang tidak kosong merupakan suatu grup dengan operasi komposisi fungsi dan disebut sebagai grup simetri. Isometri adalah suatu fungsi bijektif yang mempertahankan jarak dari suatu bidang ke bidang itu sendiri. Grup Frieze atau yang biasa juga disebut sebagai pola frieze memiliki ciri khusus yaitu selalu dibangun oleh translasi. B. Pola Frieze Terdapat tujuh pola berbeda yang mungkin terbentuk dari kombinasi isometri yang ada. Isometri lain yang dapat membangun pola frieze yaitu refleksi horizontal, refleksi vertikal, rotasi, dan glide. Tujuh pola frieze tersebut dapat
2 diklasifikasikan sebagai grup siklik atau dihedral yang dapat dilihat dibawah ini. Pembahasan berikut merujuk pada [2]. 1. Pola F 1 Pola ini diperlihatkan dalam Gambar 1, dan hanya mengandung isometri satu arah yaitu translasi horisontal. 7. Pola F 7 Pola ini memuat translasi, refleksi vertikal, dan refleksi horizontal (Gambar 7). Untuk mengetahui dan menentukan jenis pola frieze yang terdapat pada batik Papua, peneliti menggunakan flowchart yang diperlihatkan dalam Gambar Pola F 2 Pola ini hanya memuat isometric satu arah dan memiliki refleksi geser (glide reflection). Gambar 2, memperlihatkan pola F2. 3. Pola F 3 Pola ini memiliki translasi satu arah dan refleksi vertikal (Gambar 3). 4. Pola F 4 Pola ini memiliki translasi satu arah dan rotasi 180 o (Gambar 4). Gambar 8. Flowchart untuk menentukan pola Frieze 5. Pola F 5 Gambar 5 menampilkan pola F 5 yang memiliki translasi satu arah, rotasi 180 o, dan refleksi vertikal. 6. Pola F 6 Pola ini memuat translasi satu arah dan refleksi horisontal. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kajian pustaka dengan eksplorasi dan dokumentasi batik-batik Papua. Peneliti menggunakan teori dan notasi yang diperkenalkan oleh Conway dan Coxeter [2] untuk mengamati pola-pola yang terdapat pada batik-batik Papua. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Batik Kamoro Menurut literatur, batik Kamoro adalah batik dengan motif yang melambangkan simbol patung berdiri membawa tombak (Gambar 9). Warnawarna yang ditampilkan dari motif ini lebih berani dan cerah. Batik ini sudah mengalami beberapa pengembangan motif tetapi tetap memprtahankan kekhasannya seperti lambing dan warna (Gambar 11). Batik ini berasal dari daerah Timika, tepatnya suku Kamoro.
3 Gambar 9. Batik Kamoro Peneliti mengambil motif patung berdiri yang merupakan ciri khas dari batik Kamoro untuk diteliti. Gambar 9 menyatakan hasil pemotongan motif yang akan diteliti jenis pola friezenya. Gambar 11. Batik Kamoro versi Perkembangan Peneliti mengambil satu pola yang merupakan bagian dari batik Kamoro. Jika warna diabaikan, Gambar 12 menyajikan bagian yang akan diteliti pola Friezenya. Dalam pengamatan ini, peneliti akan meneliti pola Frieze baik dengan warna maupun tanpa warna. Gambar 10 merupakan bagian batik Kamoro yang tanpa memperhatikan warna. Mengikuti alur dalam flowchart Gambar 8, langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut. Gambar 10. Batik Kamoro Pada Gambar 10 merupakan hasil dari pemotongan batik Kamoro yang akan diteliti jenis pola friezenya. Dalam menentukan pola frieze, dengan mengabaikan latar belakang dan hanya fokus pada gambar patung berdiri, kami terlebih dahulu mengamati apakah pola tersebut memiliki translasi. Kita melihat bahwa pola tersebut memuat translasi. Selanjutnya diamati juga bahwa pola pada motif ini tidak memiliki rotasi baik vertikal maupun horizontal. Pola pada motif ini juga tidak mengandung refleksi horizontal maupun vertikal. Oleh karena itu, pola pada motif ini dapat dikategorikan sebagai pola ke-1 pola Frieze. Gambar 12. Bagian dari batik Kamoro (tanpa warna) Ditentukan terlebih dahulu apakah pada pola tersebut terdapat translasi. Ternyata kita lihat bahwa dalam pola tersebut memiliki translasi. Selanjutnya, dalam pola tersebut ditemukan rotasi 180 o, refleksi vertikal dan horizontal. Jadi pola tersebut dapat dikategorikan sebagai pola ke-7 pola Frieze. Jika kita meneliti pola dengan memperhatikan warna, maka langkahnya seperti berikut. Gambar 13. Batik Kamoro Kita menentukan terlebih apakah pola tersebut memiliki translasi. Kita melihat bahwa pola tersebut memuat translasi. Selanjutnya, kita menemukan bahwa dalam pola tersebut mengandung rotasi 180 o dan tidak memiliki refleksi secara horizontal, tetapi pola tersebut memiliki refleksi vertikal. Jadi pola tersebut
4 dapat dikategorikan sebagai pola ke-5 pola Frieze. b. Batik Asmat Batik Asmat adalah batik dengan tema nenek moyang dari suku Asmat yang biasa disebut mbis. Seringkali juga ditemui ornamen atau motif lain yang menyerupai perahu atau wurawon yang mereka percayai sebagai simbol perahu arwah yang membawa nenek moyang mereka di alam kematian. c. Batik (suku) Asmat Batik berikut ini berasal dari suku Asmat yang warnanya lebih coklat dengan kolaborasi warna tanah dan terakota. Gambar 17. Batik Asmat Gambar 14. Batik Asmat Peneliti mengambil bagian dari batik biak dengan memotong secara vertikal (Gambar 15) dan secara horisontal (Gambar 16). Setelah diamati dengan menggunakan flowchart Gambar 8, diperoleh pola pada Gambar 15 masuk dalam kategori sebagai pola ke-6 pola Frieze. Gambar 15. Potongan vertikal batik Asmat setelah rotasi 90 o Pola dalam Gambar 16 dapat dikategorikan sebagai pola ke-3 pola Frieze. Bagian yang akan diteliti dari batik Asmat pada Gambar 17 adalah yang dibatasi oleh garisgaris merah. Dengan menggunakan flowchart Gambar 8, peniliti menkategorikan pola dari motif yang ada pada Gambar 18 adalah pola ke-7 pola Frieze. ` Gambar 18. Potongan vertikal batik Asmat setelah rotasi 90 o d. Batik Port Numbay Batik ini berasal dari Kotaraja, Jayapura dengan motif yang beragam dimana ada motif tifa (alat musik khas Papua) dari Fak-fak dan motif cendrawasih dari suku Biak. Dari motifmotif yang terdapat pada batik tersebut, ada bagian tertentu yang menarik perhatian peniliti untuk diteliti. Gambar 16. Potongan horisontal batik Asmat
5 Gambar 19. Batik Port Numbay Peneliti mengambil bagian dari batik Port Numbay (Gambar 19) dengan memotong secara vertikal yang di rotasi 90 o (Gambar 20). Setelah diamati dengan menggunakan flowchart Gambar 8 diperoleh motif pada Gambar 20 merupakan kategori pola ke-6 pola Frieze. Gambar 22. Batik Timika I Gambar 23 merupakan bagian dari batik Timika dengan memotong secara vertikal dan kemudian dirotasi 90 o. Pola Frieze yang ditemukan adalah pola ke-6. Gambar 23.Potongan vertikal batik Timika setelah rotasi 90 o Gambar 20. Potongan vertikal batik Port Numbay setelah rotasi 90 o Gambar 21 juga merupakan potongan batik Port Numbay dari Gambar 19. Dalam potongan tersebut, setelah dirotasikan 90 o, diperoleh pola Frieze pola ke-6, karena hanya memiliki pencerminan horisontal. f. Batik Timika II Batik ini juga berasal dari Timika, Papua, tetapi dengan motif yang berbeda. Motif pada batik Timika ini busur dan panah. Gambar 24. Batik Timika. Gambar 21. Potongan vertikal batik Port Numbay setelah rotasi 90 o e. Batik Timika I Batik berikut ini merupakan batik kreasi dari Timika dengan motif busur dan panah yang dikreasikan dengan rumah adat papua yaitu Honai. Gambar 25 merupakan potongan dari batik Timika setelah rotasi 90 o. Dari motif tersebut ditemukan adanya rotasi 180 o. Selain itu ada refleksi horisontal. Jadi pola tersebut dapat dikategorikan sebagai pola ke-7 dalam pola Frieze.
6 Gambar 25. Potongan vertikal batik Timika dalam Gambar 23 setelah rotasi 90 o g. Batik Sentani Sesuai dengan namanya, batik Sentani berasal dari daerah sekitar danau Sentani. Berbeda dengan batik Port Numbay yang berasal dari kota Jayapura, batik Sentani berasal kabupaten Jayapura, tepatnya di kampung Asei. Batik Sentani didominasi oleh motif alur batang kayu yang melingkar. Gambar 26 memperlihatkan salah satu batik Sentani. terlebih sehingga dapat diamati kategori pola friezenya. Penelitian ini menemukan lima pola Frieze dalam batik-batik Papua yang diamati. Pola-pola Frieze tersebut adalah F 1, F 3, F 5, F 6, dan F 7. Penelitian ini masih terbatas pada beberapa batik Papua. Penelitian lanjut bisa dikembangkan dengan mengamati lebih banyak kain Papua dan berasal dari berbagai daerah atau suku di Papua. Pengamatan juga bisa dikembangkan tidak hanya mengamati pola Frieze saja, tetapi mengamati unsur-unsur matematika yang lain. 6. REFERENSI [1] Cooper CDH. Technicques of Algebra.Australia: Macquarie University; 2013 [2] Conway J. H. dan Coxeter, H. S. M Triangulated Polygons and Frieze Patterns. The Mathematical Gazette, hal Gambar 26. Batik Sentani Potongan batik Sentani yang akan diselidiki diperlihatkan dalam Gambar 27. Pola tersebut merupakan pola ke-1 dalam pola Frieze. Gambar 27. Potongan batik Sentani Gambar KESIMPULAN Penelitian ini telah mengamati pola Frieze dalam beberapa batik Papua. Dalam satu motif batik, dapat ditemukan beberapa bentuk pola Frieze. Pola-pola tersebut ditemukan dengan cara memotong batik secara vertikal dan horisontal. Pemotongan vertikal harus dirotasikan 90 o
POLA FRIEZE PADA BATIK PAPUA
POLA FRIEZE PADA BATIK PAPUA Clarica Lusia Bhubhu Putri Nggumbe 1), Kintan Mayasari 2), Triana Hilary Margaretha Jamco 3). 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma 1 email: ichanggumbe@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan
Lebih terperinciFRIEZE GROUP DALAM TARI SAMAN
FRIEZE GROUP DALAM TARI SAMAN Rafael Gloriandaru Oktavianto 1), Raden Rara Lucia Hesti Ratnasari 2), Agty Devina Puspitasari 3). 1,2,3 Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciSURVEI POLA GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG RAGAM BATIK TRADISIONAL
JMA, VOL. 11, NO. 2, DESEMBER, 2012, -- 1 SURVEI POLA GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG RAGAM BATIK TRADISIONAL A.D.GARNADI, S. GURITMAN, A. KUSNANTO, F. HANUM Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciPOLA ABSTRAK KRISTALOGRAFI DALAM ANYAMAN BAMBU
POLA ABSTRAK KRISTALOGRAFI DALAM ANYAMAN BAMBU Geovani Debby Setyani 1), Yustina Dwi Astuti 2) 1,2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma email: 1 geovanidebbys@gmail.com 2 ystna29@gmail.com
Lebih terperinciPEMBANGKITAN RAGAM BATIK KONTEMPORER DENGAN POLA MENGIKUTI GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG
PEMBANGKITAN RAGAM BATIK KONTEMPORER DENGAN POLA MENGIKUTI GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG AGAH D.GARNADI 1, PUTRANTO H. UTOMO 2, FARIS S. ROMZA, MUCHAMMAD FACHRI, F. HANUM 1 1 Departemen Matematika Fakultas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. glide/refleksi geser, grup simetri, frieze group, graphical user interface (GUI) dijelaskan mengenai operasi biner.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Secara umum, pada bab ini membahas mengenai kajian teori yang digunakan dalam penelitian yaitu, grup, transformasi, translasi, refleksi, rotasi, glide/refleksi geser, grup simetri,
Lebih terperinciKAJIAN KERAJINAN UKIRAN KAYU SUKU ASMAT
KAJIAN KERAJINAN UKIRAN KAYU SUKU ASMAT Oleh Hernis Novayanti Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Univeristas Telkom. Abstrak Budaya mengukir di Asmat lahir dari upacara keagamaan. Di sebagian daerah,
Lebih terperinciPenerapan Transformasi Geometri pada Karya Seni Indonesia
Penerapan Transformasi Geometri pada Karya Seni Indonesia Letivany Aldina/13514067 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Kreasi Baru Sumber: Makanan Hidangan Istimewa Kampung Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan hidangan istimewa
Lebih terperinciEdisi Oktober Batik Edition
Edisi Oktober 2016 Batik Edition Semangat Pagi Rekan-rekan BCL&Ders, Edisi keempat dengan tema Nusantara seputar Batik dan Lustrum BINUS yang ke-35. Dalam edisi kali ini, redaksi akan menyajikan beberapa
Lebih terperinciMATEMATIKA PADA GAPURA BALI
MATEMATIKA PADA GAPURA BALI Brigita Florensia Rusmiyati Uba Ina 1), Riris Ayu Panuntun 2), Winarko Atmojo 3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma 1 email: gitaflorensia23@gmail.com
Lebih terperinciSIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
208 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Merujuk uraian pada bab-bab yang terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perwujudan ragam hias kumudawati pada langit-langit pendhapa
Lebih terperinciPENERAPAN GEOMETRI TRANSFORMASI PADA MOTIF BATIK LAMPUNG
PENERAPAN GEOMETRI TRANSFORMASI PADA MOTIF BATIK LAMPUNG Abi Fadila STKIP Muhammadiya Pringsewu Jl. Makam KH. Ghalib No.112 Telp. (0729)24002 Pringsewu Lampung 35373 E-mail: fadilaabi@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciDesain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014
Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan
Lebih terperinciPengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,
Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada
Lebih terperinciMatematika Semester IV
F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan bertanggung jawab dan pembangunan bangsa, baik sebagai
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Kudus Perancangan Motif Batik Buah Parijoto sebagai sumber pengembangan motif batik Parijoto Konsep desain Aspek Estetis Aspek Bahan Aspek Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. grup kristalografi, dan Graphical User Interface (GUI) untuk pembentukan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai definisi grup kristalografi dan grup yang termasuk didalamnya, langkah-langkah pembentukan motif batik dengan grup kristalografi, dan Graphical
Lebih terperinciEQUATION EDITOR, DAN MENGGAMBAR PADA MS WORD
EQUATION EDITOR, DAN MENGGAMBAR PADA MS WORD Modul ini disajikan pada kegiatan Pemberdayaan MGMP Matematika SMA Kabupaten Wonosobo Tahun 2007 Disusun Oleh : Tri Rusdiyono, S.Pd. ( Guru Pemandu MGMP Matematika
Lebih terperinciAPLIKASI GRUP KRISTALOGRAFI UNTUK PEMBENTUKAN MOTIF BATIK YANG DIIMPLEMENTASIKAN DENGAN GRAPHICAL USER INTERFACE (GUI) TUGAS AKHIR SKRIPSI
APLIKASI GRUP KRISTALOGRAFI UNTUK PEMBENTUKAN MOTIF BATIK YANG DIIMPLEMENTASIKAN DENGAN GRAPHICAL USER INTERFACE (GUI) TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciBAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis
BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan dengan keterampilan tangan. Selain memiliki nilai estetis bentuk benda kerajinan tersebut memiliki
Lebih terperinciSTATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD
Modul ke: 02 Fakultas FTPD Program Studi Teknik Sipil STATIKA I Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT Reaksi Perletakan Struktur Statis
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN A.
BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada
Lebih terperinciMemahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar
Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar Klara Puspa Indrawati Tulisan mengenai batik sebagai sebuah produk geometri ini muncul dari ketertarikan saya terhadap keindahan pada detail. Dalam ilmu arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.
Lebih terperinciGRUP PERMUTASI. Bambang Priyo Darminto Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. Abstrak
GRUP PERMUTSI ambang Priyo Darminto Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo bstrak Simetri dari sebuah bangun geometri dapat diartikan sebagai penempatan kembali bangun tersebut
Lebih terperinciFRAMEWORK OPTIMALISASI TATA LETAK POLA BUSANA PADA KAIN BATIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KESERASIAN MOTIF
FRAMEWORK OPTIMALISASI TATA LETAK POLA BUSANA PADA KAIN BATIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KESERASIAN MOTIF Halimatus Sa dyah ), Diana Purwitasari 2), Nanik Suciati 3),2,3 Jurusan Teknik Informatika Institut
Lebih terperinci1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1
Daftar Isi 1 Mengapa Perlu Belajar Geometri 1 1.1 Daftar Pustaka.................................... 1 2 Ruang Euclid 3 2.1 Geometri Euclid.................................... 8 2.2 Pencerminan dan Transformasi
Lebih terperinciANALISIS OPERASI VEKTOR DAN KOMBINASI LINEAR DALAM POLA TARI GAMBYONG PAREANOM
ANALISIS OPERASI VEKTOR DAN KOMBINASI LINEAR DALAM POLA TARI GAMBYONG PAREANOM Ana Rosari Dian Sulistyarini 1), Agata Galuh Puspita Putri 2) 1 Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciSILABUS SMA/MA. Sumber Belajar. Alokasi Waktu
SILABUS SMA/MA Mata Pelajaran Kelas : Wajib : XI Kompetensi Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama dianutnya. KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
Lebih terperinciGRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA
GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA Siti Rohmawati 1, Dr.Agung Lukito, M.S. 2 1 Matematika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya Jalan Ketintang Gedung
Lebih terperinciKing s Learning Be Smart Without Limits
Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA TRANSFORMASI GEOMETRI Gambarkan setiap titik yang ditanyakan pada gambar dibawah untuk translasi yang di berikan!. A. PENGERTIAN TRANSFORMASI GEOMETRI Arti geometri
Lebih terperinciII. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu
II KONSEP DASAR GRUP Suatu cabang matematika yang mempelajari struktur aljabar dinamakan aljabar abstrak abstract algebra Sistem aljabar algebraic system terdiri dari suatu himpunan obyek satu atau lebih
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pemotongan kayu sering dialami oleh industri yang memproduksi batangan-batangan kayu menjadi persediaan kayu dalam potonganpotongan yang lebih
Lebih terperinciGOTONG ROYONG DARI PERSPEKTIF BUDAYA SUKU DAYAK DAN SUKU ASMAT: REFLEKSI MULTIKULTURAL DALAM NOVEL ETNOGRAFIS INDONESIA
GOTONG ROYONG DARI PERSPEKTIF BUDAYA SUKU DAYAK DAN SUKU ASMAT: REFLEKSI MULTIKULTURAL DALAM NOVEL ETNOGRAFIS INDONESIA HERMAN DIDIPU Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo herdi.ung@gmail.com
Lebih terperinciRagam Hias Tenun Ikat Nusantara
RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan
Lebih terperinciMATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 1. A. TRANSFORMASI a. Definisi. b. Transformasi oleh Matriks 2x2
MATEMATIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 3 Sesi NGAN TRANSFORMASI A. TRANSFORMASI a. Definisi Transformasi berarti perubahan kedudukan titik oleh suatu operasi tertentu. Operasi tertentu disini bisa
Lebih terperinciREFLEKSI DAN AKSIOMA CERMIN PADA BIDANG POINCARÉ
REFLEKSI DAN AKSIOMA CERMIN PADA BIDANG POINCARÉ Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh : Chintia Rudiyanto NIM :
Lebih terperinciRAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora
RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan kekayaan kebudayaan yang beragam.
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan kekayaan kebudayaan yang beragam. Berbagai macam kebudayaan daerah mempunyai cerita rakyat serta penokohan yang mempunyai ciri
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan disajikan beberapa teori dasar yang digunakan sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan disajikan beberapa teori dasar yang digunakan sebagai landasan teori penelitian ini yaitu teori grup dan teori graf. Pada bagian pertama akan dibahas tentang teori
Lebih terperinciGEOMETRI TRANSFORMASI DALAM MOTIF BATIK KAWUNG YOGYAKARTA. Paskalia Pradanti Universitas Sanata Dharma
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 GEOMETRI TRANSFORMASI DALAM MOTIF BATIK KAWUNG YOGYAKARTA Paskalia Pradanti Universitas Sanata Dharma paskaliapradanti@gmail.com
Lebih terperinciESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR
ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui
Lebih terperinciWALI KOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT
WALI KOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN WALI KOTA BEKASI NOMOR : 556/KEP.357-Disparbud/VII/2017 TENTANG PELESTARIAN KEBUDAYAAN PADA BIOSKOP, USAHA JASA MAKANAN DAN MINUMAN, SERTA HOTEL BINTANG DI
Lebih terperinciK13 Antiremed Kelas 11 Matematika Peminatan
K13 Antiremed Kelas 11 Matematika Peminatan Persiapan UAS 1 Doc. Name: K13AR11MATPMT01UAS Version : 015-11 halaman 1 01. Sukubanyak f() = 3 + + 3- dapat ditulis sebagai. f() = [( + ) - 3] + f() = [( -
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang meliputi Kesultanan Langkat, Kesultanan Deli, Kesultanan Serdang, dan Kesultanan Asahan, salah
Lebih terperinciKreasi Ragam Hias Uis Barat
Kreasi Ragam Hias Uis Barat Disusun Oleh: Netty Juliana, S.Sn, M.Ds Fakultas Teknik Jurusan Tata Busana / PKK UNIMED 2014 1 Kreasi Ragam Hias Uis Barat Netty Juliana (2013-2014) Abstrak Kebudayaan suku
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam tesis yang berjudul Busana Adat Perkawinan Suku Gorontalo bahwa:
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tudung Kepala Dalam kamus bahasa Indonesia Partanto dan Yuwono (1994:495) tudung merupakan sesuatu yang dipakai untuk menutup bagian sebelah atas (kepala atau lubang).
Lebih terperinciMENGGAMBAR TEKNIK I. Jl. Letjend Suprapto No.73 Kebumen - Jawa Tengah 54311
Modul Praktek MENGGAMBAR TEKNIK I Bambang Wijayanto, A.Md., S.T. Jl. Letjend Suprapto No.73 Kebumen - Jawa Tengah 54311 (0287) 381 116, 383 800 www.politeknik-kebumen.ac.id Email : politeknik.online@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekhasan budaya dari setiap suku bangsa merupakan aset yang tidak terhitung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Keberagaman dan kekhasan budaya dari setiap suku bangsa merupakan aset yang tidak terhitung jumlahnya. Warisan
Lebih terperinciUKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI
UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPENERAPAN UKIRAN MADURA PADA INTERIOR GALERI BATIK DI BANGKALAN PLAZA MADURA
PENERAPAN UKIRAN MADURA PADA INTERIOR GALERI BATIK DI BANGKALAN PLAZA MADURA Karina Yunita Sari, Chairil B. Amiuza, Noviani Suryasari Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aini Loita, 2014 Pola Pewarisan Budaya Membatik Masyarakat Sumedang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan Indonesia dikenal unik oleh dunia dengan hasil kebudayaannya yang bersifat tradisional, hasil kebudayaan yang bersifat tradisional itu berupa seni rupa, seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Kebudayaan tersebut tidak terlepas dari pengaruh budaya luar yang masuk ke Indonesia, salah satunya yaitu seni dekoratif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komoditas terbesar dari budaya Indonesia, karena batik mewariskan suatu nilai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman motif dari batik dapat menjadikan batik menjadi sebuah komoditas terbesar dari budaya Indonesia, karena batik mewariskan suatu nilai tradisional di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan suatu hal terpenting dalam kehidupan. Banyak cara untuk mendapatkan informasi, melalui media televisi maupun radio. Majalah dan koran
Lebih terperinciDesain Motif Teralis Pintu dan Jendela Dari Bentuk Geometri Dasar
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 374 Desain Motif Teralis Pintu dan Jendela Dari Bentuk Geometri Dasar Hermanto 1, Kusno 2, Ahmad Kamsyakawuni 2, 1 Mahasiswa
Lebih terperinciPIRANTI TRADISI DALAM KREASI BATIK PAPUA Traditional Tools In Creation Of Batik Papua
63 PIRANTI TRADISI DALAM KREASI BATIK PAPUA Traditional Tools In Creation Of Batik Papua Irfa ina Rohana Salma, Suryawati Ristiani, dan Anugrah Ariesahad Wibowo Balai Besar Kerajinan dan Batik, Jl. Kusumanegara
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI. Latar Belakang Berawal dari definisi grup periodik yaitu misalkan grup, jika terdapat unsur (nonidentitas)
I PENDAHULUAN Latar Belakang Berawal dari definisi grup periodik yaitu misalkan grup, jika terdapat unsur (nonidentitas) di sehingga., maka disebut grup periodik dan disebut periode dari. Serta fakta bahwa
Lebih terperinciKomposisi Warna Etnik Dayak Sebagai Pembentuk Image Budaya pada Olahan Desain Interior
Komposisi Warna Etnik Dayak Sebagai Pembentuk Image Budaya pada Olahan Desain Interior Ir. Susy Budi Astuti, MT Sari Satriani, ST Desain Interior, Jurusan Desain Produk Industri ITS Surabaya ABSTRAK Indonesia
Lebih terperinciSIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT
SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya Oleh : Jesicarina (41182037100020) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNKASI
Lebih terperinciSILABUS MATAKULIAH. : Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai
SILABUS MATAKULIAH Matakuliah Program Studi : Geometri Transformasi : Pendidikan Matematika Kode Matakuliah : 011-032513 Bobot Semester Mata Kuliah Prasyarat Standar Kompetensi : 3 SKS : VI : Aljabar Linier
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI. 5. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah KOMPETENSI DASAR
STANDAR KOMPETENSI 5. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah KOMPETENSI DASAR 5.1 Menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks untuk menunjukkan bahwa suatu matriks
Lebih terperinciBAB 3 FUNGSI. f : x y
. Hubungan Relasi dengan Fungsi FUNGSI Relasi dari himpunan P ke himpunan Q disebut fungsi atau pemetaan, jika dan hanya jika tiap unsur pada himpunan P berpasangan tepat hanya dengan sebuah unsur pada
Lebih terperinciNILAI PENTING PENGELOLAAN KOLEKSI DI UPTD MUSEUM NEGERI PROVINSI PAPUA
NILAI PENTING PENGELOLAAN KOLEKSI DI UPTD MUSEUM NEGERI PROVINSI PAPUA Zubair Mas ud (Balai Arkeologi Jayapura, Email: bairpapua@yahoo.co.id) Abstract UPTD Museum Negeri Provinsi Papua are an important
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bhineka Tunggal Ika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak keanekaragaman budaya, mulai dari indahnya potensi alam, tempat wisata, sajian kuliner hingga peninggalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat luas. Sistem navigasi kendaraan, sistem komunikasi satelit di luar angkasa,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu matematika dalam kehidupan manusia memiliki lingkup penerapan yang sangat luas. Sistem navigasi kendaraan, sistem komunikasi satelit di luar angkasa, peramalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era sekarang kreativitas perlu dikembangkan dan dikenalkan sejak usia dini, karena kreativitas dapat memecahkan masalah apa pun. Tindakan kreatif yang mengalahkan
Lebih terperinciModul ini adalah modul ke-7 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini
PENDAHULUAN Modul ini adalah modul ke-7 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini membahas tentang transformasi. Modul ini terdiri dari 2 kegiatan belajar. Pada kegiatan belajar 1 akan dibahas mengenai
Lebih terperinciBAB IV HASIL KERJA PRAKTEK
9 BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1. Peranan Pratikan Peranan designer grafis CTV Banten memiliki tugas membuat Bumper opening animasi wayang. Pada acara Tv Nusantara Pembuatan animasi dimulai dari briefing
Lebih terperinciFUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS
FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS Jika A dan B adalah dua himpunan yang tidak kosong, fungsi f dari A ke B; f : A B atau A f B adalah cara pengawanan anggota A dengan anggota B yang memenuhi aturan setiap
Lebih terperinciMatematika dalam Gerakan Tari Sajojo
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains (2016) 6:43 53; ISSN: 2087-0922 Tersedia online di : http://fsm.uksw.edu/ojs Matematika dalam Gerakan Tari Sajojo Dewi Chandra Florentina Ester Lilis
Lebih terperinciSUBTEMA 1: Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia Sangat Mengagumkan
SUBTEMA 1: Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia Sangat Mengagumkan Menghargai tubuh sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternilai Memiliki perilaku hidup sehat Mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia ada beberapa komunitas Harley Davidson yang terdaftar resmi sebagai organisasi sosial kemasyarakatan seperti Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) dan
Lebih terperinciENUMERASI GRAF SEDERHANA DENGAN ENAM SIMPUL MENGGUNAKAN TEOREMA POLYA
J. Math. and Its Appl. E-ISSN: 2579-896 P-ISSN: 1829-605X Vol. 14, No. 1, Mei 2017, 7 44 ENUMERASI GRAF SEDERHANA DENGAN ENAM SIMPUL MENGGUNAKAN TEOREMA POLYA Soleha 1, I Gst Ngurah Rai Usadha 2, Ahmad
Lebih terperinciTUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI. Tentang. Isometri dan Sifat-sifat Isometri. Oleh : EVI MEGA PUTRI : I. Dosen Pembimbing :
TUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI Tentang Isometri dan Sifat-sifat Isometri Oleh : EVI MEGA PUTRI : 412. 35I Dosen Pembimbing : ANDI SUSANTO, S. Si, M.Sc TADRIS MATEMATIKA A FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB II. KONSEP PENCIPTAAN. kaki yang lainnya (https://en.wiktionary.org/wiki/cross-legged). Dimana
BAB II. KONSEP PENCIPTAAN A. Sumber Penciptaan 1. Crossed leg Crossed leg secara harfiah memiliki arti menyilangkan kaki diatas kaki yang lainnya (https://en.wiktionary.org/wiki/cross-legged). Dimana menurut
Lebih terperinciKI dan KD Matematika SMP/MTs
KI dan KD Matematika SMP/MTs Kelas VIII Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
Lebih terperinciPengembangan Desain Batik Labako Dengan Menggabungkan Geometri Fraktal Kurva Naga dan Corak Daun Tembakau
Jurnal ILMU DASAR, Vol.18 No. 2, Juli 2017 : 125-132 125 Pengembangan Desain Batik Labako Dengan Menggabungkan Geometri Fraktal Kurva Naga dan Corak Daun Tembakau (Development of Labako Batik Design with
Lebih terperinciMATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI
MATEMATIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN TRANSFORMASI A. ROTASI Rotasi adalah memindahkan posisi suatu titik (, y) dengan cara dirotasikan pada titik tertentu sebesar sudut tertentu.
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang
BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan
Lebih terperinciDESKRIPSI PEMELAJARAN
DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT : Matematika TUJUAN : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan
Lebih terperinciBagian 2 Matriks dan Determinan
Bagian Matriks dan Determinan Materi mengenai fungsi, limit, dan kontinuitas akan kita pelajari dalam Bagian Fungsi dan Limit. Pada bagian Fungsi akan mempelajari tentang jenis-jenis fungsi dalam matematika
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI
TUGAS MATA KULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI Dosen Pengampu HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 3 Nama : NPM : 1. Ahmad Muslim 08030007 2. Ivo ayu Septiana 08030159 3. Elsa Fitriana 08030200 SEKOLAH
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Visual Motif dan Makna Simbolis Batik Majalengka yang telah di uraikan, akhirnya peneliti memperoleh kesimpulan
Lebih terperinciBAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
35 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Metode Penciptaan Dalam penciptaan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul APLIKASI TEKNIK BATIK TULIS DENGAN MOTIF RUMAH ADAT DAYAK KANAYATN PADA PEMBUATAN TAS
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita
PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH Tiara Arliani, Mukhirah, Novita Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciPembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.
Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika Dasar Distributed By : WWW.E-SBMPTN.COM Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL OSN TK. KOTA/ KABUPATEN 2014 MATEMATIKA SMP BAGIAN A: PILIHAN GANDA
email: koniciwa7@yahoo.co.id PEMBAHASAN SOAL OSN TK. KOTA/ KABUPATEN 0 MATEMATIKA SMP BAGIAN A: PILIHAN GANDA. Sepuluh orang guru akan ditugaskan mengajar di tiga sekolah,yakni sekolah A, B, dan C, berturut
Lebih terperincifungsi Dan Grafik fungsi
fungsi Dan Grafik fungsi Suatu fungsi adalah pemadanan dua himpunan tidak kosong dengan pasangan terurut (x, y) dimana tidak terdapat elemen kedua yang berbeda. Fungsi (pemetaan) himpunan A ke himpunan
Lebih terperinciBAB III PELABELAN KOMBINASI
1 BAB III PELABELAN KOMBINASI 3.1 Konsep Pelabelan Kombinasi Pelabelan kombinasi dari suatu graf dengan titik dan sisi,, graf G, disebut graf kombinasi jika terdapat fungsi bijektif dari ( himpunan titik
Lebih terperinciTentang. Isometri dan Refleksi
TUGS II GEOMETRI TRNSFORMSI Tentang Isometri dan Refleksi Oleh : EVI MEG PUTRI : 42. 35I Dosen Pembimbing : NDI SUSNTO S. Si M.Sc TDRIS MTEMTIK FKULTS TRBIYH INSTITUT GM ISLM NEGERI (IIN) IMM BONJOLPDNG
Lebih terperinciPEMBERIAN UKURAN DIMENSI
PEMBERIAN UKURAN DIMENSI Dodi Sofyan Arief, ST., MT 17 Desember 2008 Tujuan Pembelajaran : Menggunakan teknik-teknik pemeberian dimensi untuk menguraikan dan bentuk secara baik pada gambar teknik. Membuat
Lebih terperinciIbu mempunyai sebuah kue berbentuk lingkaran. Kue itu kemudian dipotong menjadi 10 bagian sama
BAB 7 PECAHAN SEDERHANA Ibu mempunyai sebuah kue berbentuk lingkaran. Kue itu kemudian dipotong menjadi 0 bagian sama besar. Dio mendapat 0 bagian. Tata mendapat bagian kue. Berapa potongkah kue yang didapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belum ter-eksplorasi, karena minimnya informasi mengenai budaya tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya Indonesia sangat beragam sesuai slogannya yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi satu jua. Namun banyaknya budaya Indonesia belum
Lebih terperinci