Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara
|
|
- Doddy Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan dijelaskan pula jenis tenun ikat serta wilayah pengembangannya di Nusantara. Selanjutnya akan dibahas secara rinci tentang teknik tenun ikat ganda yang termasuk teknik langka serta pembuatannya yang secara tradisional hanya terdapat di beberapa wilayah saja. Penjelasan lain mencakup keanekaragaman corak dan warna tenun ikat Nusantara, peran serta makna simbolisnya. Tenun ikat Nusantara masih terus diproduksi hingga kini. Masyarakat Nusantara dan mancanegara sangat menyukainya. Permintaan pasar terhadap kain-kain dengan teknik ini sangat beragam. Karena itu, ragam hias kain-kain ini pun senantiasa baru, khususnya untuk busana dan pelengkap interior.
2 126 TEKSTIL B. TUJUAN Setelah mempelajari bab ini, kita diharapkan mampu: 1. Memahami sejarah, daerah-daerah penghasil, jenis dan ciri ragam hias tenun ikat Nusantara. 2. Menghayati keragaman corak ragam hias, peran dan makna simbolik pada kain tenun ikat Nusantara. 3. Membangun kesadaran dan toleransi akan adanya perbedaan berdasarkan keunikan budaya bangsa kita. C. RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA C.1 Sejarah Ragam Hias Kain Tenun Ikat Nusantara Kain-kain tenun yang dihasilkan dari masa ke masa memperlihatkan betapa tingginya kemampuan seni hias yang dimiliki masyarakat Nusantara. Bahkan dapat dikatakan bahwa Nusantara memiliki khazanah keanekaragaman teknik dan seni kain yang terlengkap di muka bumi ini. Setiap daerah, bahkan lingkungan masing-masing memiliki ungkapan keindahan dalam membuat dan menghias kainkain kebutuhan masyarakatnya. Ada daerah yang hanya bertenun, ada pula yang menggunakan teknik-teknik sulam, sungkit, manikmanik, perca, celup, dan berbagai ragam gabungannya. Namun yang a b c d e Gambar 11.1: Mula-mula benang direntangkan (1). Bagian yang tidak akan dikenai warna ditandai. Kemudian diikat sampai rapat dan tidak tembus cairan pewarna (2). Benang dicelup ke dalam zat pewarna lalu dijemur sampai kering (3). Setelah ikatan dilepas, bagian yang tertutup ikatan menghasilkan bidang-bidang tak berwarna (4). Benang kemudian ditenun dan menghasilkan corak-corak bidang berwarna dan tanpa warna (5)
3 RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 127 Gambar 11.2: Proses pengikatan corak pada benang sebelum dicelup Gambar 11.3: Susunan benang yang telah selesai diikat paling banyak digunakan sejauh ini, khususnya dalam bidang menghias, adalah tenun ikat dan songket. Tenun ikat dikerjakan hampir di seluruh wilayah Nusantara dan dianggap telah berkembang di pulau Jawa sekurang-kurangnya sejak abad 10. Bahkan sejak jaman prasejarah, Nusantara telah mengenal tenunan dengan corak yang dibuat dengan cara ikat lungsi. Daerah penghasil tenunan ini antara lain pedalaman Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur. Menurut para ahli, daerahdaerah tersebut tercatat paling awal dalam mengembangkan corak tenun yang rumit ini. Mereka mempunyai kemampuan untuk membuat alat-alat tenun, menciptakan corak dengan mengikat bagian-bagian tertentu dari benang, dan mengenal pula pencelupan warna. Aspek-aspek kebudayaan tersebut oleh para ahli diperkirakan dimiliki oleh masyarakat yang hidup pada dalam jaman perunggu di masa prasejarah Nusantara, yaitu sekitar abad 8 sampai abad 2 sebelum Masehi. Ada beberapa cara untuk melakukan teknik tenun ikat. Namun pengertian mendasar tentang tenun ikat adalah mengikat bagianbagian tertentu dari benang agar tidak terkena zat pewarna saat dicelup. Bagian-bagian yang tidak terikat akan berubah warna sesuai
4 128 TEKSTIL dengan warna celupannya. Teknik ikat mulai diperkenalkan ke Eropa sekitar tahun 1880 oleh Prof. A.R. Hein dengan nama ikatten. Sejak itu pula istilah ikat menjadi popular di mancanegara serta dianggap sebagai istilah internasional untuk menyebutkan jenis tenunan dengan menggunakan teknik ini. C.2 Jenis Kain Tenun Ikat Ada tiga jenis tenun ikat, yaitu tenun ikat lungsi, tenun ikat pakan, dan tenun ikat ganda. Tenun ikat lungsi adalah corak pada latar kain yang timbul karena ikatan pada susunan benang lungsi. Adapun tenun ikat pakan adalah corak pada latar kain yang timbul karena ikatan pada susunan benang pakan. Adapun tenun ikat ganda merupakan corak pada latar kain yang terlihat karena adanya ikatan pada susunan benang lungsi dan pakan. Proses mengikat dilakukan sebelum benang dicelup. Adapun seluruh pekerjaan dilakukan sebelum penenunan dimulai. Benang tenun yang pertama dikenal, selain yang berasal dari serat rumputrumputan, adalah yang terbuat dari serat kapas. Serat ini dipilin, kemudian dipintal dengan jentera untuk dijadikan benang. Kapas yang sudah menjadi benang terbagi dalam dua jenis, yaitu kelompok benang yang akan dijadikan benang lungsi dan kelompok benang pakan. Kelompok benang lungsi tersusun secara vertikal pada alat tenun, sedangkan kelompok benang pakan menjalin susunan benang lungsi secara horizontal. Benang pakan atau lungsi yang akan diberi corak kemudian disusun pada dua buah kayu di bagian atas dan bawah, atau tonggak kiri dan kanan. Bagian-bagian yang akan bercorak diikat rapat-rapat sampai kedap zat pewarna. Setelah proses pengikatan selesai, benang dicelup ke dalam cairan pewarna. Selanjutnya benang dijemur, setelah kering ikatan dibuka. Barulah, tampak bagianbagian yang terikat masih mempertahankan warna asli benang. Corak benang-benang ini tampil dengan kontur yang tegas, karena bagian-bagian yang tidak diikat sudah berwarna sesuai warna celupan. Proses pencelupan dapat dilakukan lebih dari satu kali sesuai
5 RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 129 dengan nuansa warna dan tampilan corak yang diinginkan. Teknik ini memiliki ciri khas, yaitu garis luar (kontur) corak yang agak bergeser (distorsi), sehingga tampak tidak tegas. Arah pergeseran ini bergantung pada arah ikatan pada benang. Tenun ikat lungsi menghasilkan distorsi ke arah vertikal, sedangkan ikat pakan bercorak dengan distorsi ke arah benang pakan, yaitu horizontal. Sementara itu, corak yang dihasilkan dengan menggunakan teknik ikat ganda adalah corak yang berasal dari ikatan benang lungsi dan benang pakan. Teknik ini membutuhkan ketekunan dan ketelitian yang sangat tinggi karena benangbenang yang belum ditenun sudah diberi corak. Pada saat penenunan benang-benang tersebut diharapkan dapat bertemu pada titik corak yang sama. Gambar 11.4: Kain dengan teknik tenun ikat lungsi dapat dikenali melalui corak yang berbias (distorsi) ke arah lungsi (vertikal) Gambar 11.5: Kain dengan teknik tenun ikat pakan mempunyai corak yang berbias (distorsi) ke arah pakan (horisontal) Gambar 11.6: Kain sarung dari Lamongan, Jawa Timur, dibuat dengan teknik tenun ikat ganda. Corak memiliki biasan (distorsi) ke arah lungsi dan pakan (vertikal & horisontal)
6 130 TEKSTIL Pekerjaan mengikat memerlukan kesabaran, ketelitian dan ketekunan. Ini biasanya dikerjakan oleh kaum perempuan. Ada perempuan yang mempunyai keahlian khusus memintal benang, sedangkan yang lainnya bergalaman dalam pekerjaan mengikat. Adapun perempuan yang lainnya mungkin memiliki keahlian menenun. Namun biasanya pekerjaan mengikat dan menenun dilaksanakan oleh satu orang. Dahulu sebelum memulai pekerjaan, para penenun melakukan puasa dan berpantang. Selain itu, diadakan pula upacara-upacara tertentu, antara lain membuat sesaji untuk para dewa dan leluhur agar pekerjaannya berhasil Gambar 11.7: Kain Seko Mandi dari Toraja, Sulawesi Selatan. Ragam hiasnya dibuat melalui teknik ikat lungsi Gambar 11.8: Kain Geringsing dari desa Tenganan, Bali, dengan ragam hias yang dibuat melalui teknik ikat ganda
7 RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 131 dengan baik. Menurut kepercayaan beberapa suku bangsa penghasil tenun ikat, pengetahuan tentang pencelupan warna dan corak ikat itu diperoleh dari salah satu dewa. Ada dewa tertentu yang mengilhami pengajarannya kepada mereka. Demikian pula di Bali, ragam hias unik kain tenun ikat ganda geringsing buatan penenun-penenun desa Tenganan, adalah corak yang terlukis di langit yang diciptakan oleh Batara Indra. Wilayah-wilayah di Nusantara yang secara tradisional membuat kain-kain dengan teknik tenun ikat lungsi antara lain di Sumatera Utara, Kalimantan, Toraja, Halmahera, Nusa Tenggara Timur, dan kepulauan Tanimbar. Adapun teknik tenun ikat pakan terdapat di Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Tenggara. Ada juga daerah-daerah yang menghasilkan kain-kain teknik ikat lungsi dan ikat pakan, yaitu antara lain di Gresik, Bali dan Donggala. Kain-kain dengan teknik Gambar 11.9: Penyederhanaan (stilasi) bentuk manusia pada kain Pua dari Kalimantan Gambar 11.10: Ulos Mangiring dari Sumatera Utara Gambar 11.11: Corak Jalaprang dengan teknik batik
8 132 TEKSTIL ikat ganda termasuk teknik yang langka di dunia. Selain hanya di beberapa tempat di India dan Jepang, kain dengan teknik ini dulu dibuat di desa Tenganan, Bali dan di Lamongan, Jawa Timur. Hingga kini kain-kain yang dibuat dengan teknik ikat ganda senantiasa masih diminati banyak orang baik untuk kepentingan adat dan kepercayaan, maupun sebagai cenderamata dan koleksi. Sebagaimana ragam hias yang terbentuk melalui proses rekarakit, corak tenun ikat sangat terkait pada jalinan benang ke arah vertikal dan horizontal. Keadaan ini mengakibatkan bentuk ragam hias cenderung kaku dan geometris. Namun hal ini tidak menghalangi daya cipta penenun dalam mengungkapkan bentuk dan corak yang diinginkan. Keterbatasan ini justru mendorong untuk berkreasi menampilkan aneka bentuk alam. Corak manusia, misalnya, tampil dalam bentuk yang sangat geometris dan sederhana (stilasi), serta sarat dengan makna simbolis. Ragam hias ini merupakan corak yang dikeramatkan dan tidak dapat dianggap sebagai hiasan biasa. Demikian pula bentuk-bentuk geometris lainnya, seperti mata panah pada ulos Mangiring. Bentuk itu melambangkan iringan adik-adik yang diharapkan akan hadir setelah bayi pertama lahir. Kepiawaian bangsa di Nusantara dalam menggunakan teknik ini berpengaruh pada aneka corak yang ditampilkan. Demikian pula halnya dengan corak-corak yang datang dari mancanegara, seperti Jalaprang. Corak ini mula-mula dikenal dari kain Patola dari India. Ragam hiasnya terdiri dari susunan lingkaran dengan aneka hiasan di sekelilingnya. Corak itu menggambarkan bentuk lingkaran yang terbentuk melalui garis siku-siku untuk mendapatkan kesan bulat. Ragam hias yang diperkenalkan dalam bentuk tenun ikat ini kemudian digambarkan kembali dengan teknik rekalatar. Teknik rekalatar yang lebih bebas dalam menggambarkan lingkaran, akhirnya tetap mengikuti bentuk lingkaran dengan pola garis siku-siku. Kain-kain dengan teknik tenun ikat masih dihasilkan di beberapa daerah di Nusantara. Minat pasar akan kain-kain ini masih tetap besar, mulai dari ragam hias tradisional sampai dengan corakcorak hasil kreasi masa kini.
9 RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 133 C.3 Keunikan ragam hias pada tenun ikat di berbagai daerah Nusantara Tenun ikat dari Palembang, menampilkan nuansa warna utama kemerahan dan keunguan. Ragam hias dengan teknik ini tampil pada bagian sarung yang dikelilingi dengan corak-corak benang emas yang dibuat dengan cara songket. Gabungan antara teknik tenun ikat dan Gambar 11.12: Tenun ikat dari Troso, Jawa Tengah. Jenis kain ini sudah diproduksi dalam jumlah besar dengan corak dan warna yang disesuaikan dengan perkembangan selera pasar Gambar 11.13: Tenun ikat ragam hias bebas dan modern
10 134 TEKSTIL Gambar 11.14: Kain Hinggi dari Sumba, Nusa Tenggara Timur. Kain dengan teknik tenun ikat lungsi ini masih terus diproduksi dan diminati masyarakat Nusantara dan mancanegara hingga kini songket dalam satu kain masih sangat diminati sampai sekarang. Sementara itu, corak-corak tenun ikat yang lebih modern ditenun dalam jumlah besar oleh industri rumah tangga untuk memenuhi permintaan pasar. Produksi kain dengan ragam hias tradisional dalam jumlah besar ini sudah dilakukan sejak tahun 1970-an. Hal ini terjadi sebagaimana perkembangan dunia pertekstilan di jaman modern, seperti misalnya pembuatan kain-kain tenun ikat di Troso, Jawa Tengah, Garut di Jawa Barat, atau di Bali. Ragam hias tenun ikat yang dibuat di daerah-daerah ini tergolong baru dengan warna-warna cerah sesuai perkembangan gaya. Bahan baku untuk kainkain ini umumnya benang dari serat katun, sutera, rayon atau campurannya. Kain tenunannya juga lebih tipis dan lembut sesuai untuk bahan busana. Pesanan juga datang dari perancangperancang busana tenar untuk keperluan koleksi perancangan mereka. Sementara itu, kain-kain tenun ikat dari wilayah lebih timur, seperti Bali dan Nusa Tenggara, cenderung membuat kain tenun ikat dalam bentuk lembaran. Peminatnya datang dari mancanegara. Kain-kain ini mencerminkan keindahan dan keunikan tenunan tradisional Nusantara. Oleh karena itu, kain-kain yang diminati adalah yang mendekati bentuk dan ragam hias tradisional. Bahan
11 RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 135 baku kain tenun ikat jenis ini lebih mengutamakan benang katun yang tebal. Hasil tenunannya lebih tebal dan kaku, sehingga cocok untuk pelengkap interior rumah, seperti penutup tempat tidur (bed cover), tirai, atau hiasan dinding. Namun tidak jarang kain-kain ini juga digunakan sebagai pelengkap busana modern yang dipadukan dengan tampilan etnik, misalnya sebagai selendang atau ikat kepala. Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara Latihan 11.1 Kompetensi Konsepsi 1. Pilihlah kain tenun ikat yang kamu paling sukai. a. Perhatikan dan uraikan berbagai corak dan warna yang terdapat pada kain tersebut. b. Perhatikan dan uraikan pola corak dan warna yang terdapat pada kain tenun tersebut. Kompetensi Apresiasi 2. Uraikan penilaianmu terhadap keragaman corak dan warna pada kain tenun ikat tersebut. 3. Ungkapkan perasaanmu tentang keragaman corak dan warna pada kain tenun ikat tersebut. 4. Ungkapkan penilaianmu terhadap proses pembuatan ragam hias yang terdapat pada kain tenun ikat tersebut. 5. Ungkapkan perasaanmu tentang perbedaan kedua teknik tersebut ke dalam cerita, atau puisi. Latihan 11.2 Kompetensi Konsepsi 1. Pilihlah kain tenun ikat yang kamu paling sukai dari dua daerah yang berbeda. a. Perhatikan dan uraikan berbagai corak dan warna yang
12 136 TEKSTIL terdapat pada kain tenun ikat dari kedua daerah tersebut. b. Perhatikan dan uraikan perbedaan corak dan warna yang terdapat pada kain tenun ikat dari kedua daerah tersebut. Kompetensi Apresiasi 2. Uraikan penilaianmu terhadap perbedaan corak dan warna pada kain tenun ikat dari kedua daerah tersebut. 3. Ungkapkan perasaanmu tentang perbedaan corak dan warna pada kain tenun ikat dari kedua daerah tersebut ke dalam cerita, atau puisi 4. Uraikan penilaianmu terhadap proses pembuatan ragam hias kain tenun ikat dari kedua daerah tersebut. 5. Ungkapkan perasaanmu tentang perbedaan teknik pembuatan kain tenun ikat dari kedua daerah tersebut ke dalam cerita, atau puisi.
Ragam Hias Tenun Songket Nusantara
RAGAM HIAS TENUN SONGKET NUSANTARA 115 Ragam Hias Tenun Songket Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan mempelajari kebiasaan masyarakat Nusantara dalam membuat hiasan, khususnya menghias dengan
Lebih terperinciKain Sebagai Kebutuhan Manusia
KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta
Lebih terperinciMenata Pola Ragam Hias Tekstil
MENATA POLA RAGAM HIAS TEKSTIL 81 Menata Pola Ragam Hias Tekstil A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan belajar menata pola ragam hias tekstil. Sebelumnya kita telah memiliki pengetahuan tentang keragaman
Lebih terperinciAlat dan Teknik Rekarakit Nusantara
ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA 101 Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab terdahulu kita telah mempelajari berbagai pengetahuan tentang teknik rekalatar, alat, dan bahan, beserta
Lebih terperinciRagam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya
BAHAN DASAR TEKSTIL NUSANTARA 71 Ragam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari asal usul kain yang ragam hiasnya dibentuk dengan cara teknik sulam. Di samping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan
Lebih terperinciRagam Hias Kain Celup Ikat
RAGAM HIAS KAIN CELUP IKAT 57 Ragam Hias Kain Celup Ikat A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari asal usul kain yang menggunakan teknik celup ikat, jenis ragam hias, serta daerah penghasil kain
Lebih terperinciPenerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh wilayahnya. Setiap daerah di Indonesia memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan pangan berupa makanan, sandang berupa pakaian, dan kebutuhan
Lebih terperinciPENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL
PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan karya seni, diantara beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. Beberapa seni kerajinan
Lebih terperinciNama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya
Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya kerajinan batik,batik merupakan warisan budaya indonesia. kerajinan pahat, kerajinan yang membutuhkan ketekunan. kerajinan ukir, adalah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun
Lebih terperinciBab 2 DATA DAN ANALISIS. Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini
Bab 2 DATA DAN ANALISIS 2.1 Sumber Data Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: 1. Wawancara dengan pihak terkait :
Lebih terperinciKajian bentuk kain Donggala Netty Juliana ( ) Abstrak
Kajian bentuk kain Donggala Netty Juliana (2013-2014) Abstrak Kriya tekstil Indonesia sangat beranekaragam bentuknya seperti batik, bordir, jumputan, tritik, pelangi, pacth work, anyaman, tenun dan lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul Perancangan Promo Eksplorasi Dan Aplikasi Ragam Hias Ulos Batak merupakan kegiatan rancangan kerja yang berlandaskan pada teknik eksplorasi dan aplikasi kain tenun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kain Tenun merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia, karena keberadaannya merupakan salah satu karya Bangsa Indonesia yang tersebar luas diseluruh kepulauan
Lebih terperinciMembuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar
MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR 87 Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari cara membuat ragam hias dengan teknik rekalatar. Melalui kegiatan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi negara yang kaya dengan keunikan dari masing-masing suku tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ragam hias merupakan ciri khas dari setiap suku yang memilikinya. Indonesia yang merupakan negara dengan suku bangsa yang beraneka ragam tentulah juga menjadi negara
Lebih terperincikalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia
2017 kalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia Sa j a ilust rasi oleh Cin dy K a l e n d e r g r a t i s. T i d a k u n t u k d i p e r j u a l b e l i k a n F r e e C a l e n d a r. N o t fo r s
Lebih terperinciBuku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas VII TEKSTIL. Penulis : Cut Kamaril Wardhani Ratna Panggabean
Buku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas VII TEKSTIL Penulis : Cut Kamaril Wardhani Ratna Panggabean ii TEKSTIL Tekstil Buku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas VII Penulis: Cut Kamaril Wardhani
Lebih terperinciKERAJINAN DARI BAHAN ALAM
TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari pulau- pulau yang membentang luas memiliki ragam suku bangsa beserta adat istiadat yang terbentuk akibat percampuran ras dan kebudayaan
Lebih terperinciRAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora
RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang
Lebih terperinciKreasi Ragam Hias Uis Barat
Kreasi Ragam Hias Uis Barat Disusun Oleh: Netty Juliana, S.Sn, M.Ds Fakultas Teknik Jurusan Tata Busana / PKK UNIMED 2014 1 Kreasi Ragam Hias Uis Barat Netty Juliana (2013-2014) Abstrak Kebudayaan suku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aini Loita, 2014 Pola Pewarisan Budaya Membatik Masyarakat Sumedang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan Indonesia dikenal unik oleh dunia dengan hasil kebudayaannya yang bersifat tradisional, hasil kebudayaan yang bersifat tradisional itu berupa seni rupa, seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia. Diantara berbagai jenis kain tradisional Indonesia lainnya yang dibuat dengan proses celup rintang
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN
ABSTRAK Di Indonesia kain jumputan dikenal dengan nama nama yang berbedabeda, masyarakat Jawa menyebutnya Jumputan, di daerah Bali dikenal dengan nama Sangsangan, sedangkan di Palembang orang menamakannya
Lebih terperinciBUSANA TENUN IKAT TRADISIONAL KAB. KUPANG
BUSANA TENUN IKAT TRADISIONAL KAB. KUPANG Kegiatan menenun merupakan warisan ketrampilan turun temurun serta garis penghubung antar generasi yang sampai saat ini masih tetap dipertahankan dan tersebar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Di Indonesia, walaupun pada awalnya
Lebih terperinciKriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana
Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu Netty Juliana Abstrak Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menciptakan kreasi baru ragam hias Gorga Desa Naualau namun tidak menghilangkan bentuk aslinya. Ornamen
Lebih terperinciPengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya
Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Secara Umum, Pengertian Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciMaulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
PKMK-2-9-2 PENYULUHAN DAN PELATIHAN PENGRAJIN KAIN SASIRANGAN DI KELURAHAN SEBERANG MESJID KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH KOTA BANJARMASIN DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU DAN KUALITAS SASIRANGAN Maulana Achmadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Lebih terperinciDi daerah-daerah tersebut, seperti di wilayah Nusa Tenggara Timur lainnya, benang yang diikat adalah benang lungsi.
Tenun Ikat Flores (Keragaman Corak dan Ragam Hias) PULAU FLORES merupakan bagian dari kelompok pulau-pulau Nusa Tenggara Timur, dan mendapat banyak pengaruh dari pulau-pulau sekitarnya. Pengaruh-pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sejarah, budaya, dan kekayaan alamnya. Sejak masih jaman Kerajaan, masyarakat dari seluruh pelosok dunia datang ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom adalah semua bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku
Lebih terperinciBahan Dasar Tekstil Nusantara
BAHAN DASAR TEKSTIL NUSANTARA 11 Bahan Dasar Tekstil Nusantara A. RINGKASAN Pembuatan kain tidak terlepas dari bahan, peralatan, dan proses pembuatannya. Bahan terdiri dari serat yang berasal dari alam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN MOTIF SONGKET PALEMBANG BUNGO PACIK
BAB II TINJAUAN MOTIF SONGKET PALEMBANG BUNGO PACIK II.1 Songket Kain songket merupakan salah satu kesenian khas Indonesia yang telah ada berabad abad lamanya dan merupakan salah satu bukti peninggalan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...ix. DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI PERNYATAAN...i ABSTRAK......ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR......ix DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan beberapa pertemuan
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN A.
BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki moto atau semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun pada hakikatnya bangsa
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitian Dalam proses pembuatan makalah ini dibutuhkan beberapa metode, antara lain. 1. Kajian pustaka Berupa data yang didapat dari buku-buku referensi mengenai tenun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini komunikasi modern, pendidikan, serta proses modernisasi telah membawa banyak dampak. Terutama pada perubahanperubahan dalam masyarakat dan kebudayaan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat Palembang sejak dahulu dan merupakan benda yang mengandung banyak nilai di dalamnya, seperti nilai intrinsik
Lebih terperinciKerajinan dan Wirausaha Tekstil
Kerajinan dan Wirausaha Tekstil SEKOLAH TUNAS BANGSA KUBU RAYA PONTIANAK 2016/2017 Email : sitimustiani@gmail.com Web : http://www.sitimustiani.com Tujuan Pembelajaran Mengidentifikasi karya kerajinan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai bentuk, salah satunya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya kerjasama ekonomi ASEAN akan menciptakan peluang dan tantangan baru bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Asean Ekonomic Community
Lebih terperinciLOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL
LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK KERAJINAN TEKSTIL Disusun Oleh : Drs. Syamsudin, M. Sn. Ir. Sri Herlina, M.Si. PEMERINTAH PROVINSI
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan
BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Sintesis Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan inti dari semua proses yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut sejarah seni kerajinan di Indonesia sudah ada semenjak zaman pra sejarah yaitu zaman Neolitikum. Pada saat itu manusia mulai pada perkembangan hidup menetap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau dengan beragam suku dan budaya di tiap-tiap daerah. Dari tiap-tiap daerah di Indonesia mewariskan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai unsur yaitu kesenian, sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sungguh sangat sayang untuk dilewatkan. Mulai dari wilayah pegunungan sampai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisatawan dari berbagai penjuru dunia mengunjungi Indonesia dengan berbagai alasan. Bagaimana tidak, Indonesia menawarkan beragam destinasi pariwisata yang memang telah
Lebih terperinciTUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA
TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal dengan Negara yang memiliki kekayaan warisan budaya yang beragam. Kebudayaan memiliki tiga wujud antara lain; (1) wujud ideal yang sifatnya abstrak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai jenis kain tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dan kain-kain tersebut termasuk salah satu bagian dari kesenian
Lebih terperinciTahun 1970-an batik Indonesia diunggulkan sebagai busana resmi di Indonesia oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
PEMBERDAYAAN BATIK Oleh Suciati, S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil tersebar di sepanjang garis khatulistiwa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang penuh akan keanekaragaman budaya. Salah satu keanekaragamannya dapat dilihat pada perbedaan dalam pakaian adat yang digunakan
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN ANALISIS
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS 4.1. Hasil Pengujian 1. Start Gambar 4.1 Gambar start 1. Tombol menu adalah dimana user akan membuka tampilan pilihan pulau yang akan dituju 2..Tombol keluar adalah ditujukan
Lebih terperinciBAB IV Analisa Bentuk dan Makna Songket Palembang
BAB IV Analisa Bentuk dan Makna Songket Palembang 4.1 Tinjauan Songket Palembang di Wilayah Ki Gede Ing Suro Di Indonesia banyak menghasilkan produk-produk dari hasil kerajinan tradisional seperti kerajinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang meliputi Kesultanan Langkat, Kesultanan Deli, Kesultanan Serdang, dan Kesultanan Asahan, salah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENEITIAN 3. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data citra tenun yang berasal dari beberapa daerah yang ada di indonesia, yakni tenun dari daerah Bali, Sumatra,
Lebih terperinciKajian Perhiasan Tradisional
Kajian Perhiasan Tradisional Oleh : Kiki Indrianti Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Kekayaan budaya Indonesia sangat berlimpah dan beragam macam. Dengan keanekaragaman budaya
Lebih terperinciBatik Tulis TradBatik Tradisional Tuban
Batik Tulis TradBatik Tradisional Tuban Keberadaan profesi pengrajin batik tulis tradisional sekarang ini hampir-hampir merupakan pekerjaan yang telah banyak ditinggalkan oleh banyak orang, karena ketrampilan
Lebih terperinciDesain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014
Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan
Lebih terperinciMAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan
MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan
Lebih terperinciM A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL)
M A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL) Disampaikan dalam Kegiatan Magang Program D2 dan S1 Dosen UNSRI Palembang tanggal 1 Agustus - 30 September 2006 di Kampus Bumi Siliwangi Oleh: BANDI SOBANDI
Lebih terperinciBAB II Kajian Teori. Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan
BAB II Kajian Teori 2.1 Pengertian Kerajinan Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang terbesar dibandingkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang terbesar dibandingkan dengan bagian manapun juga di dunia ini. Setiap suku di Indonesia mempunyai ciri khas
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Dalam perancangan produk clothing ini penulis melakukan analisa pada masing-masing produk yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan masyarakat, yang juga merupakan ekspresi yang besifat universal seperti halnya bahasa. Bagaimana
Lebih terperinciBAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN
BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN 3.1 Pengertian Pakaian Adat Pakaian adat yaitu semua kelengkapan yang dipakai oleh seseorang yang menunjukkan kebudayaan suatu
Lebih terperinciPENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017
PEMBUATAN BATIK JUMPUT DI DESA GLURANPLOSO KECAMATAN BENJENG KOTA GRESIK Nur Indah Rosyidah 1, Nurdiana Fatmawati 2, Novi Eka Styorini 3, Retno Wulan N.S 4, Siti Aisyah 5 1,2,3 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciARTIKEL TENTANG SENI TARI
NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi
Lebih terperinciRAGAM HIAS ULOS SADUM MANDAILING
RAGAM HIAS ULOS SADUM MANDAILING Netty Juliana Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan Abstrak Ragam hias merupakan suatu bentuk dua dimensi yang memiliki panjang dan lebar lebih dari satu sisi yang saling
Lebih terperinciPeta Materi KERAJINAN TEKSTIL. Jenis dan Karakteristik. Kerajinan Tekstil. 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas
Peta Materi II KERAJINAN TEKSTIL Fungsi dan Prinsip Kerajinan Teksti Jenis dan Karakteristik Kerajinan Tekstil Proses Produksi Kerajinan Tekstil 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas Bahan Kerajinan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk generasi selanjutnya hingga sampai saat ini.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan dilestarikan dan di wariskan secara turun menurun dari nenek moyang terdahulu untuk generasi
Lebih terperinciIdentifikasi Ciri Kain Menggunakan Fitur Tekstur dan Gray Level Difference Method
Identifikasi Ciri Kain Menggunakan Fitur Tekstur dan Gray Level Difference Method Inwijayati Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarmai Universitas Gunadarma Depok, Indonesia Prihandoko, Bertalya
Lebih terperinciTENUN IKAT SUMBA MELINTAS ZAMAN. Drh. Palulu Pabundu ndima, MSi., Ketua DPRD Sumba Timur Seminar Tenun Sumba, Museum Tekstil Jakarta, 17 Oktober 2013
TENUN IKAT SUMBA MELINTAS ZAMAN Drh. Palulu Pabundu ndima, MSi., Ketua DPRD Sumba Timur Seminar Tenun Sumba, Museum Tekstil Jakarta, 17 Oktober 2013 PENDAHULUAN 1 KEKAYAAN BUDAYA - Salah satu sumber kekuatan.
Lebih terperinciBAHAN AJAR BAGIAN II SEJARAH MODE HUBUNGAN BENTUK DASAR BUSANA ASLI DENGAN BUSANA TRADISIONAL INDONESIA
BAHAN AJAR BAGIAN II SEJARAH MODE HUBUNGAN BENTUK DASAR BUSANA ASLI DENGAN BUSANA TRADISIONAL INDONESIA A. Busana Tradisional Indonesia Ditinjau dari Bentuk Dasar Busana Asli Indonesia sudah dikenal sebagai
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang kaya akan kebudayaan yang tersebar dari Sabang sampai Marauke. Berbagai macam suku, ras adat istiadat mengenai ragam budaya Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, yang didiami oleh beberapa suku seperti suku Batak Toba, Karo, Mandailing. Beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola- pola ragam hias daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam hias yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan
Lebih terperinciBAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia
BAB 4 PENUTUP Tembikar merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang penting dalam mempelajari kehidupan manusia masa lalu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari artefak berbahan tanah liat ini, mulai
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Karya Sejenis a. Bohemian Style Produk 1 : Baju Blouse Lengan Kalong Gambar 2. 1 Baju Blouse (Sumber: www.pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia merupakan salah satu negara yang mengikuti perkembangan mode (trend) di dunia. Menurut buku Perancangan Buku Ilustrasi Motif Navajo pada Pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahan alam telah dimanfaatkan manusia sejak zaman prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahan alam banyak digunakan untuk menunjang keperluan sehari-hari mulai
Lebih terperinciOmbak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam
- Struktur bentuk pada bagian kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 16 batang, tali air dan patah beras, umpak ayam, pucuk rebung kembang jagung, dan tawur sisik nanas. Ombak 16 batang Patah
Lebih terperinci1
BAB IV PENAMPILAN DAN PEMAKAIAN KAIN TENUN BADUY 4.1. Perkembangan Kain Tenun Baduy Kebudayaan suku Baduy luar telah banyak dipenuaruhi oleh faktor luar sehingga mereka lebih leluasa dalam melakukan berbagai
Lebih terperinci