Matematika dalam Gerakan Tari Sajojo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Matematika dalam Gerakan Tari Sajojo"

Transkripsi

1 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains (2016) 6:43 53; ISSN: Tersedia online di : Matematika dalam Gerakan Tari Sajojo Dewi Chandra Florentina Ester Lilis Chorniantini Kressetiyarini Sujiati Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia dechan.floren@gmail.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk membahas kaitan antara matematika dan tari Sajojo. Metode yang digunakan ialah metode kajian pustaka, dan metode penelitian korelasional yaitu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data untuk menentukan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. dan eksplorasi, yaitu menghimpun informasi yang relevan dengan topik diteliti, yaitu tari Sajojo dan menggali aspek-aspek matematika yang ada di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya unsur matematika dalam tari Sajojo. Dalam hal ini, variabel yang dimaksud adalah Matematika dan tari Sajojo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya unsur matematika dalam tari Sajojo. Unsur matematika yang dimaksud adalah simetri dan basis bilangan. Dengan adanya unsur matematika dalam tari, tari dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika. Kata kunci. formasi, pola, simetri, tari Sajojo, transformasi geometri 1. Pengantar Pada masa kini, masyarakat Indonesia kurang mengenal tarian tradisional yang berasal dari negaranya sendiri. Pada kesempatan ini, penulis mengangkat sebuah tarian tradisional yang berasal dari Papua, yaitu tari Sajojo. Menurut Nugroho (2015), tarian ini termasuk tarian pergaulan yang bisa ditarikan oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, tua maupun muda. Tari Sajojo merupakan tarian untuk menyampaikan pesan selamat datang pada para tamu, namun para tamu tidak perlu dituntun ke tempat upacara karena sudah ada di tempat. Tari Sajojo juga sering ditampilkan di berbagai acara, baik adat, hiburan, acara budaya, maupun promosi pariwisata. Tarian Sajojo ini dimaknai sebagai tarian yang menggambarkan keceriaan dan semangat kebersamaan. Hal tersebut bisa dilihat dari ekspresi para penari saat menari dan gerakannya yang seirama serta penuh kekompakan. Asal usul tari Sajojo diperkirakan muncul pada 1990-an, gerakan tari ini khas dan ceria. Awalnya tarian ini populer di kalangan militer yang pernah bertugas di Timor, Maluku, dan Irian. Nama tari Sajojo diambil dari judul lagu yang mengiringinya yaitu lagu Sajojo dan biasanya berirama Cha Cha Cha Ambon medly. Lagu Sajojo sendiri berasal dari Papua, yang menceritakan seorang gadis yang diidolakan yang dicintai di kampungnya. Jumlah penari disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga tidak ada batasan dalam hal tersebut. Dalam pertunjukkannya, para penari biasanya diiringi oleh iringan musik dan lagu Sajojo. Gerakan pada tari Sajojo biasanya didominasi oleh gerakan kaki dan tangan yang dimainkan sesuai dengan ritme dan irama lagu. Tari Sajojo juga memiliki kekhasan pada gerakannya yang meloncat bongkok, dengan dimulai dari kaki kiri. Kostum tari Sajojo hampir sama dengan tarian tradisional Papua lainnya. Kostum tersebut biasanya terbuat dari akar atau daun. Namun seiring dengan perkembangan, ada juga yang dikreasikan dengan kain agar lebih menarik. 43

2 Matematika dalam Gerakan Tari Sajojo Florentina Chorniantini Sujiati Selain itu penari dilengkapi dengan berbagai aksesori seperti penutup kepala, kain, dan lukisan tubuh bercorak etnik khas Papua. Dalam perkembangannya, tari Sajojo masih terus dilestarikan. Berbagai kreasi dan variasi juga sering ditambahkan di setiap pertunjukannya, baik dalam segi gerak maupun kostum para penari, agar terlihat lebih menarik, namun tidak meninggalkan ciri khas dan keasliannya. Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena penulis melihat sebagian besar masyarakat Indonesia masih memandang bahwa tarian tradisional ditampilkan hanya untuk hiburan atau pertunjukkan seni semata. Dalam hal ini, penulis ingin menunjukkan kepada masyarakat Indonesia bahwa dalam tari Sajojo terdapat aspek lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu aspek dalam bidang Matematika. Sehingga dengan demikian tari Sajojo juga bisa menjadi bahan edukasi bagi penari dan penikmat tari itu sendiri. Selain itu penulis juga ingin nantinya tari Sajojo bisa menjadi media pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa khususnya pelajaran matematika. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara matematika dengan tari Sajojo. 2. Landasan teori Tari menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah gerakan badan (tangan dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya). Tari juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan kaki atau tubuh seseorang, atau keduanya, secara berirama dalam sebuah pola langkah yang diiringi musik. Dengan kata lain, menari adalah gerakan tubuh yang sesuai irama pada musik. Bunyi-bunyian yang disebut pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud dari yang diinginkan. Tradisional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun. Dengan demikian tari tradisional adalah gerakan badan yang berirama serta tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu yang dianut secara turun-temurun Gerakan dalam tari Sajojo Gerak tari Sajojo sangatlah jelas tergambar dari hentakan kaki yang sangat terkesan lincah bersemangat, mulai dari awal gerakan persiapan sampai gerakan pedang. Tarian ini bisa ditampilkan di mana saja, baik di dalam ruangan maupun di ruangan terbuka (lapangan). Tarian ini menggambarkan tarian yang menunjukkan kemuliaan terhadap tamu atau penghormatan terhadap tamu. Dalam Rizayani (2015), gerak tari Sajojo terdiri dari beberapa gerak yaitu: 1. Gerak masuk Uraian gerak: Para penari membentuk satu baris sejajar dan sambil bergerak kosong untuk membuat lingkaran. Kedua tangan di samping dan melihat ke depan dan membentuk formasi. Gerak ini dilakukan sebanyak 3 x 8 hitungan hingga sampai ke lingkaran. 2. Gerak sekak tanah Uraian gerak: Para penari masuk sambil membuat lingkaran dan kepala menunduk ke bawah sambil kedua tangan mengikuti gerakan kaki yang dihentak-hentakkan. Dilakukan sebanyak 3x8 hitungan sebelum penari berangkulan. 44

3 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains X (2016) Vol. 6 ISSN: (a) (b) Gambar 1. (a) Gerak masuk, dan (b) Gerak sekak tanah. 3. Gerak merangkul Uraian gerak: Gerakan masih sama dengan gerakan diatas hanya saja penari membuat lingkaran sambil merangkul dengan penari yang lain. Gerak ini dilakukan selama 1x8 hitungan. 4. Gerak memukul sagu Uraian gerak: Pada gerak 1 2 kaki kanan di depan dan kaki kiri diangkat, kemudian tangan kanan dan kiri seakan-akan menumbuk sagu sambil digenggam, tangan kanan di bawah dan tangan kiri diantara bahu, dan kepala mengikuti tangan. Pada gerak 3 4 kaki kanan diangkat dan kaki kiri tetap di tempat, untuk gerakan tangan kebalikan dari gerakan 3 4. Pada gerakan 5 6 masih sama seperti gerakan 3 4, yang membedakannya hanya gerakan tangan yang ditarik ke samping belakang kanan, dan kepala mengikuti tangan kanan. Pada gerakan 4, kaki kanan diangkat dan kaki kiri tetap di tempat, kepala melihat ke samping kanan dan tangan kiri lurus sejajar dada menghadap ke kanan, sedangkan tangan kanan lurus ke depan sejajar bahu dan lurus menghadap ke depan. Dan pada gerakan 5 kebalikan dari gerak 4, kaki kiri diangkat dan kaki kanan di tempat, kepala melihat ke samping kiri, dan tangan kanan lurus sejajar dada menghadap ke kiri, sedangkan tangan kiri lurus ke depan sejajr bahu dan lurus mengadap bahu. Gerakan ini diulang seama 5x8 hitungan dimulai dari 1 8 hitungan. 5. Gerak cendrawasih Uraian gerak: Sebelum gerak ini dilakukan penari melakukan gerakan step sambil jalan membentuk segitiga selama 2x8 hitungan. Pada hitungan 1, penari sudah berbalik arah ke sebelah kiri, sehingga kaki kiri diangkat dan kaki kanan tetap di tempat, sehingga kedua tangan membentuk sayap cendrawasih. Pada hitungan 2 juga sama, hanya penari menghadap ke sebelah kanan, sehingga kaki kanan diangkat dan kaki kiri tetap di tempat, dan kedua tangan membentuk burung cendrawasih, dimana siku tangan kiri mengarah ke samping kanan, dan tangan kiri mengikuti ujung tangan kanan. (a) (b) c) Gambar 2. (a) Gerak merangkul, (b) Gerak memukul sagu, dan (c) Gerak cenderawasih. 45

4 Matematika dalam Gerakan Tari Sajojo Florentina Chorniantini Sujiati 6. Gerak pacul tiga Uraian gerak: Pada hitungan 3, kaki dan tangan disilang, jika tangan kanan disilang kekiri maka tangan kiri disilang kekanan, sedangkan jika kaki kanan disilang ke kiri sambil diangkat. Untuk arah kepala melihat kesamping kiri. Sedangkan pada hitungan 4, kaki kanan diangkat kesamping kanan dan kaki kiri ditempat, dan gerak tangan dan tangan kiri membentuk huruf U, dan arah kepala melihat kesamping kanan. Pada hitungan 5, gerak kaki kanan mengangkat kebelakang dan kaki kiri tetap ditempat, untuk gerak kedua tangan menggenggam, untuk arah kepal melihat ke kiri. Pada hitungan 6, kaki kiri didorong kedepan dan kaki kanan tetap ditempat, sedangkan tangan kiri lurus kedepan dan tangan kanan seperti mengukel, arah kepala tetap lurus kedepan. Pada gerak 7 kaki kanan tetap ditempat, sedangkan kaki kiri kesamping kanan sambil diangkat, gerakan kedua tangan dibuka keluar dan kepala mengikuti arah kaki kiri. Pada hitungan 8 kaki kanan ditempat, sedangkan kaki kiri dilipat kearah samping kanan belakang. Selanjutnya kedua tangan digenggam diatas bahu dan kepala mengarah kesamping kanan. Dimulai dari hitungan 1 8 gerakan ini di ulang-ulang selama 7x8 hitungan. 7. Gerak ekor cenderawasih Uraian gerak: Sebelum gerakan ini dilakukan, penari melakukan gerakan step selama 3x8 hitungan sebelum melakukan gerakan ini. Pada hitungan 1, kaki kiri menggunakan tumit dan kaki kanan seperti biasa ditempat, sedangkan kedua tangan diletakkan di pinggang, dan arah kepala mengikuti arah tumit. Pada hitungan 2, masih sama seperti gerak 1 yang membedakan hanya kaki kanan mengarah kekanan dan kaki kiri di tempat seperti biasa, arah kepala mengarah kesiku tangan kiri. Pada hitungan 3, kaki kanan dan kaki kiri ditempat dan kedua tangan dipinggang, hanya kepala yang sedikit melihat kebawah kanan. Pada hitungan 4 masih sama seperti hitungan 3, hanya kepala melihat kesamping kanan saja tanpa menunduk. Gambar 3. (a) Gerak pacul tiga, dan (b) Gerak ekor cenderawasih. 8. Gerak sekak angkat kaki Uraian gerak: Pada hitungan 5, tangan kanan dan tangan kiri di samping pinggang sambil digenggam, dan kaki kiri hanya ditempat sedangkan kaki kanan diangkat sejajar lutut. Pada hitungan 6 masih sama yang membedakan hanya kaki kiri yang diangkat. Pada hitungan 7 kedua tangan di belakang, dan kaki kanan seperti menendang kedepan, sedangkan kaki 46

5 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains X (2016) Vol. 6 ISSN: kiri hanya di tempat dan arah kepala mengikuti arah kaki kanan. Pada hitungan 8 masih sama seperti hitungan 7, yang membedakan hanya kaki kiri yang diangkat sejajar lutut, dan untuk arah kepala mengikuti kaki kiri. Pada hitungan 1 kedua tangan dibelakang, dan kaki kanan seperti menendang ke depan sedangkan kaki kiri hanya ditempat arah kepala ke depan. Pada hitungan 2 kedua tangan di belakang, dan kaki kiri seperti menendang. Pada hitungan 4 hampir sama dengan gerak sebelumnya, yang membedakan hanya kedua tangan di pinggang. Dari hitungan 5 8 sampai hitungan 1 4 diulang-ulang selama 9x4 hitungan. Sebelum gerakan ini dilakukan penari melakukan step selama 3x8 hitungan. Sebelum gerakan ini dilakukan penari melakukan step (gerakan kosong) selama 11x8 hitungan. Pada hitungan 5 tangan penari masih berada di pinggang seperti gerak sebelumnya, hanya kanan yang diangkat kebelakang sejajar lutut dan arah kepala penari melihat ke kaki kanan. Sedangkan pada hitungan 6 masih sama juga dengan gerakan sebelumnya, hanya kaki kanan menendang ke depan dan arah kepala mengikuti kaki kanan. Pada hitungan 7 masih sama seperti gerak sebelumnya, kedua tangan di pinggang sedangkan kaki kiri seperti menendang dan kaki kanan masih ditempat. Pada hitungan 8 masih sama seperti hitungan 7, hanya kaki kiri dipatahkan ke belakang dan arah kepala mengikuti kaki kiri. Dari hitungan 5 7 penari melakukan gerakan selama 3x8 hitungan dengan diulang-ulang. Gambar 4. Gerak sekak angkat kaki 9. Gerak memegang tempayan Uraian gerak : Sebelum gerakan ini dilakukan, penari melakukan gerakan step selama 2 x 8 hitungan. Pada hitungan 1, kedua tangan masih di pinggang, dan kaki kiri menendang ke depan sedangkan arah kepala mengikuti kaki. Dan pada hitungan 2 kedua kaki dirapatkan diikuti kedua tangan juga dirapatkan seperti memegang tempayan yang terisi sesuatu. Pada hitungan 3 masihsama seperti hitungan ke 2, dan pada hitungan 4 berdiri tegak hanya tangan kiri memegang pinggang. 10. Gerak pulang Uraian gerak: Pada hitungan ke 5 tetap berdiri tegak kedua kaki dirapatkan, tangan kiri di pinggang dan tangan kanan seperti memberi ucapan selamat tinggal dengan punggung tangan mengarah ke atas, dan arah kepala mengikuti tangan kanan. Pada hitungan 6 masih sama seperrti hitungan 5, hanya tangan kanan mengarah ke samping kanan dan arah kepala mengikuti tangan kanan. Pada hitungan 7 masih sama seperti hitungan 5, sedangkan pada hitungan 8 masih sama seperti hitungan ke 7, yang membedakan hanya gerak badan yang membungkuk sambil kepala melihat ke tangan kanan. Sambil jalan penari melakukan gerakan tersebut dilakukan secara bergantian. Dari hitungan 5 8 penari melakukan gerakan pulang selama 3 x 8 hitungan. 47

6 Matematika dalam Gerakan Tari Sajojo Florentina Chorniantini Sujiati Gambar 5. (a) Gerak memegang tempayan, dan (b) Gerak pulang. 2.2 Pola lantai dalam tari Sajojo Dalam Rizayani (2015), pola lantai pada tari Sajojo tidak bervariasi, karena tari ini menggunakan pola lantai umum yang bisa dipakai pada tarian lainnya. Bisa jadi satu pola lantai dipakai untuk beberapa ragam gerak. Pola lantai yang digunakan berbentuk baris sejajar, baris berrbentuk segitiga, serong kanan dan berbentuk lingkaran. Berikut penjelasan pola lantai pada tari Sajojo. a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) Gambar 6. Pola lantai. Keterangan Gambar 6: a) Pola gerakan masuk, sekak tanah dan merangkul b) Pola gerakan memukul sagu c) Pola gerakan cendrawasih d) Pola gerakan cendrawasih e) Pola gerak masuk dan gerak ekor cendrawasih f) Pola gerak sekak angkat kaki g) Pola gerakan pacul tiga h) Pola gerakan memegang tempayan i) Pola gerak ekor cendrawasih, dan gerak pulang j) Pola gerak pulang Pola lantai simetri adalah menempatkan bentuk garis-garis anggota badan penari yang kanan dan kiri berlawanan arah akan tetapi sama. Pola lantai asimetri adalah di mana menempatkan bentuk garis-garis anggota badan penari yang kiri berlawanan dengan yang kanan. 48

7 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains X (2016) Vol. 6 ISSN: Macam formasi kelompok dalam tarian Menurut Nanang Ajim (2014), ada beberapa macam pola lantai pada tarian yang membentuk sebuah formasi dalam tari, antara lain: 1. Bentuk huruf V Biasanya formasi ini digunakan pada awal pembukaan dalam sebuah pertujukkan tari. Dalam formasi ini terdapat satu orang di depan sebagai pusatnya. Kemudian penari yang lain berbaris melebar sehingga membentuk huruf V. 2. Bentuk bulat (lingkaran) Formasi ini diawali dengan membentuk 2 bundaran (lingkaran). Ini berarti menunjukkan bahwa mereka mulai membagi tugas. Tiap kelompok barisan menunjukkan kekompakannya masing-masing. Kemudian kedua lingkaran ini akan bergabung membentuk lingkaran besar yang melambangkan persatuan dan kesatuan yang besar dan kokoh. 3. Bentuk melengkung Formasi ini banyak digunakan pada tari rakyat dan tari tradisi, memberi kesan lemah dan lembut. Selain itu juga dapat memberi kesan manis. 4. Bentuk garis Dalam formasi ini, penari membentuk garis vertical, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. Formasi ini memberikan kesan sederhana tapi kuat. Selain itu, formasi ini juga banyak digunakan pada tari tradisional baik klasik maupun kerakyatan. Selain itu juga dapat terbentuk formasi garis diagonal, dimana penari berbaris membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. 2.4 Transformasi geometri Ada tiga jenis operasi simetri utama yaitu refleksi (pencerminan), rotasi dan translasi. 1. Refleksi (pencerminan) adalah operasi mencerminkan objek pada sebuah garis sebagai bidang cermin. 2. Rotasi adalah operasi merotasi objek dengan titik sebagai pusat. Contohnya, segitiga sama sisi memiliki simetri rotasi dengan sudut rotasi 120 derajat. 3. Translasi adalah operasi mentranformasi objek dari satu daerah ke daerah lain dengan sebuah vektor. Simetri-simetri yang lebih rumit merupakan kombinasi dari operasi-operasi ini. Simetri banyak dipakai dalam berbagai disiplin pengetahuan seperti geometri, matematika, fisika, biologi, kimia, seni dan sebagainya. Kanginan (2014: 148, 156, 161, 170) menjelaskan bahwa transformasi adalah suatu pemetaan yang mentransformasikan (memindahkan) suatu titik atau suatu gambar (disebut benda) ke suatu titik atau suatu gambar lain (disebut bayangan). Ada empat jenis transformasi, yaitu: 1. Translasi adalah transformasi yang menggeser benda dengan arah dan jarak tertentu. 2. Refleksi atau pencerminan adalah suatu transformasi yang secara dasar adalah membalik suatu bentuk terhadap suatu sumbu refleksi. 3. Rotasi adalah suatu transformasi yang memutar semua titik pada suatu bidang terhadap suatu titik tetap sebagai pusat rotasi melalui suatu sudut dengan arah berlawanan arah jarum jam atau searah jarum jam. 49

8 Matematika dalam Gerakan Tari Sajojo Florentina Chorniantini Sujiati 4. Dilatasi adalah transformasi yang menghasilkan gambar yang sama dengan bentuk benda aslinya tetapi ukurannya berbeda. 3. Hubungan antara matematika dan tari Sajojo Bila kita mencermati gerakan pada tari Sajojo secara keseluruhan, kita akan mendapatkan bahwa dalam tari Sajojo terdapat unsur matematika yaitu di antaranya adalah pola, dan simetri, sudut, geometri, formasi, dan bentuk. Pola dalam tari Sajojo terdapat pada gerakan kaki dan dalam musik, sedangkan simetri pada tari Sajojo dapat terlihat pada pembentukan formasi kelompok dan gerakan tubuh, baik gerakan pribadi maupun gerakan berpasangan. Selain itu, juga akan dibahas transformasi geometri yang ada dalam tari Sajojo, yang meliputi translasi, refleksi, dan rotasi. 3.1 Matematika dalam pola tari Sajojo Irama melibatkan pola dan pola adalah bagian dari matematika. Segala sesuatu dalam tarian berhubungan dengan pola. Penari mengingat pola gerakan kaki dalam tarian mereka. Musik biasanya memiliki pola yang mendikte gerakan penari. Mereka juga mengikuti pola dalam musik, dalam hitungan 1 8 berulang (1, 2, 3,..., 8, 1, 2, 3,..., 8,...) Hitungan 1 8 berulang dalam pola musik dapat dianalogikan sebagai basis 8. Di mana jika sudah mencapai hitungan ke-8 maka hitungan akan kembali ke-1. Sedangkan untuk pola gerakan menggunakan hitungan 2x8, kemudian penari melakukan gerakan yang berbeda. Hitungan 2x8 berulang dalam pola gerakan dapat dianalogikan sebagai basis 16. Tari juga dapat berhubungan dengan ketepatan waktu pada irama, jumlah langkah yang terlibat dalam sebuah tarian, jumlah pola yang terlibat, jumlah instrumen yang dibutuhkan untuk memainkan musik, jumlah koreografi yang dibutuhkan untuk bekerja dalam tarian, dan lain-lain. Selain itu tarian dapat terbentuk dari berbagai jenis kombinasi titik, sudut, dan garis. 3.2 Matematika dalam formasi tari Sajojo Penari secara terus menerus membuat bentuk dengan seluruh tubuh mereka. Mereka menampilkan bentuk geometri sederhana dengan lengan dan kaki mereka seperti lingkaran, segitiga, dan garis serta bentuk geometri yang lebih kompleks. Penari perlu fokus pada sudut yang mereka buat dengan tubuh mereka. Sudut dapat terbentuk dari bagian tubuh penari itu sendiri maupun secara berpasangan. Penari dapat membuat sudut lancip, sudut siku-siku, sudut tumpul, dan sudut lurus menggunakan tangan dan/atau kaki. Penari juga membuat berbagai bentuk dengan formasi mereka. Penari secara terus menerus menggerakkan tubuh mereka di atas panggung sehingga mencerminkan pola yang konsisten/sama. Formasi yang terdapat dalam tari Sajojo antara lain seperti pada Gambar

9 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains X (2016) Vol. 6 ISSN: Gambar 7. Formasi trapesium yang saling sejajar. Gambar 8. Formasi trapesium. Gambar 9. Formasi segiempat yang saling sejajar. Gambar 10. Formasi segiempat. Gambar 11. Formasi simetri lipat dari garis. Gambar 12. Formasi pencerminan garis. 51

10 Matematika dalam Gerakan Tari Sajojo Florentina Chorniantini Sujiati Formasi yang dibentuk oleh penari menggunakan simetri tubuh. Seringkali, formasi dalam tarian membuat refleksi atau simetri rotasi. Juga, ketika menari secara berpasangan sering menggunakan kedua refleksi dan simetri rotasi. Penari juga memiliki refleksi simetri dalam tubuh mereka sendiri. Adanya simetri yang terdapat pada formasi dalam tari Sajojo bertujuan untuk merancang gerakan agar dapat terlihat lebih menarik, dikarenakan naluri manusia yang selalu mencari suatu pola pada apapun yang diterima secara visual. 3.3 Tari Sajojo sebagai masalah kontekstual dalam pembelajaran matematika Setelah melihat uraian mengenai hubungan matematika dengan tari Sajojo, tari ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran kontekstual yang dapat membelajarkan konsep-konsep matematika. Melalui seni, konsep matematika dapat digabungkan. Hal ini terlihat dari gerakan, pola, dan formasi yang memuat konsep-konsep dasar matematika. Media pembelajaran ini menciptakan suasana pembelajaran matematika yang inspiratif, kreatif, dan inovatif bagi peserta didik di kelas dengan memanfaatkan konteks lokal budaya, yaitu menggabungkan budaya atau seni dan matematika. Pembelajaran matematika dengan menggunakan tarian ini dikenal sebagai math dance. Math dance adalah sebuah kegiatan eksplorasi yang akan disukai oleh peserta didik karena pembelajaran dikombinasikan dengan irama dalam bahasa, matematika dalam seni. Dalam pengembangannya, materi transformasi geometri bisa diajarkan kepada peserta didik tingkat SMA, khususnya kelas XI IPA kurikulum 2013, Materi ini dapat disampaikan melalui tari Sajojo. Dalam hal ini tari Sajojo yang berfungsi sebagai media pembelajaran untuk memahami konsep-konsep dasar pada materi tansformasi geometri. Setelah diketahui aspek-aspek matematis yang ada dalam tari Sajojo, dapat dirancang suatu aktifitas pembelajaran dengan menggunakan tari Sajojo, untuk menghantar siswa melalui kegiatan dan eksplorasi untuk memahami konsep-konsep geometri transformasi. Berikut merupakan penjabaran langkah 5M dalam pendekatan saintifik: 1. Mengamati Peserta didik diminta untuk mengamati video tari Sajojo. Bentuk bimbingan yang diberikan guru adalah mengarahkan video yang akan diamati, memberikan penjelasan, dan melakukan tanya jawab. 2. Menanya Peserta didik membentuk kelompok diskusi, kemudian mendiskusikan mengenai konsep translasi, rotasi, dan refleksi. Melalui diskusi, akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa terkait dengan materi tersebut. Bentuk bimbingan guru adalah memfasilitasi siswa agar dapat berfikir kritis. 3. Mengumpulkan informasi Peserta didik diajak untuk mengumpulkan informasi mengenai materi tersebut melalui buku, internet, teman, bahkan guru, dan sumber lainnya. Bentuk bimbingan guru adalah membimbing dan memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan tersebut. 4. Menalar Peserta didik menjawab pertanyaan yang muncul dalam kegiatan menanya, menyebutkan contoh, dan mengkaitkan video tari Sajojo dengan materi tersebut. Bentuk bimbingan guru 52

11 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains X (2016) Vol. 6 ISSN: adalah mengarahkan dan membantu menjawab pertanyaan dari siswa yang mengalami kesulitan. 5. Mengkomunikasikan Peserta didik menyampaikan hasil dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, dan menalar baik secara lisan maupun tulisan. Peserta didik yang lain dapat menanggapi apa yang sedang di sampaikan oleh kelompok lain. Bentuk bimbingan guru lebih kepada pemberian kesempatan dan pengkondisian suasana kelas agar tetap kondusif. 4. Kesimpulan dan saran Operasi Transformasi geometri dalam simetri yang sering dijumpai adalah rotasi, refleksi, dilatasi, dan translasi. Sejauh ini transformasi geometri operasi simetri hanya dapat dipelajari secara teoritis. Namun setelah diamati, ketiga transformasi geometri operasi tersebut juga terdapat pada seni tari, khususnya tari Sajojo. Selain simetri transformasi geometri, unsur matematika yang dapat dijumpai adalah basis bilangan yang terdapat pada irama gerakan tari. Untuk pengembangannya operasi simetri transformasi geometri, basis bilangan, dan unsur matematika yang lain juga dapat ditemukan pada berbagai jenis tari. Sehingga dapat dikatakan bahwa matematika memiliki kecocokan dengan tari. Hal ini menarik karena tari dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika yang lebih konkret, agar peserta didik memiliki pemikiran kreatif untuk melatih proses berpikir kritis dan logis. Ucapan terima kasih Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan artikel ini dengan baik dan lancar. Terimakasih juga kepada bapak Andy Rudhito selaku dosen pembimbing dalam penyusunan artikel ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan artikel ini. Referensi Ajim, N. (2014). Pola lantai tarian daerah. Diambil dari /pola-lantai-tarian-daerah.html?m=1 Belcastro, S. M., & Schaffer, K. (2011). Dancing mathematics and the mathematics of dance. Math Horizon, 18(3), Garha, O. (1979). Pendidikan seni rupa buku guru SPG. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Helsa, Y., & Hartono, Y. (2011). Designing reflection and symmetry learning by using math traditional dance in primary school. Jurnal IndoMS.J.M.E, 2(1), Kanginan, M., & Terzalgi, Y. (2014). Matematika untuk SMA MA/ SMK Kelas XI. Bandung: Yrama Widya. Nugroho, A. (2015). Tari sajojo tarian tradisional dari Papua. Diambil dari Rizayani (2015). Bentuk penyajian tari Sajojo pada perkumpulan mahasiswa Papua di Banda Aceh (skripsi tidak diterbitkan). FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh. Zen, C. (2014). Rumah sejati Ministry-Sajojo Papua Dance. Diambil dari: 53

ANALISIS OPERASI VEKTOR DAN KOMBINASI LINEAR DALAM POLA TARI GAMBYONG PAREANOM

ANALISIS OPERASI VEKTOR DAN KOMBINASI LINEAR DALAM POLA TARI GAMBYONG PAREANOM ANALISIS OPERASI VEKTOR DAN KOMBINASI LINEAR DALAM POLA TARI GAMBYONG PAREANOM Ana Rosari Dian Sulistyarini 1), Agata Galuh Puspita Putri 2) 1 Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

FRIEZE GROUP DALAM TARI SAMAN

FRIEZE GROUP DALAM TARI SAMAN FRIEZE GROUP DALAM TARI SAMAN Rafael Gloriandaru Oktavianto 1), Raden Rara Lucia Hesti Ratnasari 2), Agty Devina Puspitasari 3). 1,2,3 Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

Peta Konsep GERAK RITMIK

Peta Konsep GERAK RITMIK Gerak Ritmik Apakah kamu tahu tentang senam aerobik? Senam aerobik termasuk salah satu senam ritmik. Senam aerobik biasanya diiringi dengan musik dan dipandu oleh instruktur. Mengapa banyak orang yang

Lebih terperinci

Representasi Matriks dan Transformasi Lanjar dalam Gerakan Contra Dance

Representasi Matriks dan Transformasi Lanjar dalam Gerakan Contra Dance Representasi Matriks dan Transformasi Lanjar dalam Gerakan Contra Dance Diastuti Utami 13514071 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA

BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA 4.1. Kajian Visual pada Kostum Kesenian Surak Ibra Pada kesenian Surak Ibra di Kampung Sindangsari, Desa Cinunuk terdapat kostum yang

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan dari si pencipta.

Lebih terperinci

MATEMATIKA PADA GAPURA BALI

MATEMATIKA PADA GAPURA BALI MATEMATIKA PADA GAPURA BALI Brigita Florensia Rusmiyati Uba Ina 1), Riris Ayu Panuntun 2), Winarko Atmojo 3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma 1 email: gitaflorensia23@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian tentang Tengge-Tengge sebagai stimulus kreativitas tari belum pernah diteliti sebelumnya. Namun peneliti menemukan beberapa kajian yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Muda Patria Kalasan Mata Pelajaran : Penjasorkes Kelas / Program : XI Materi Pokok : Permainan Bola Besar (Bola Basket) Tema Topik : Teknik dasar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya tentang penerapan ragam gerak tarian Tiba Meka bagi mahasiswi

BAB V PENUTUP. sebelumnya tentang penerapan ragam gerak tarian Tiba Meka bagi mahasiswi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang tertera pada bagian sebelumnya tentang penerapan ragam gerak tarian Tiba Meka bagi mahasiswi minat tari program studi Sendratasik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa

Lebih terperinci

Pencerminan dan Simetri Lipat

Pencerminan dan Simetri Lipat Pencerminan dan Simetri Lipat Perhatikan sewaktu Anda bercermin, maka akan muncul gambar lain yang disebut dengan bayangan. Apa yang Anda ketahui mengenai bayangan Anda? Apakah bayangan tersebut memiliki

Lebih terperinci

50 LAMPIRAN NILAI SISWA SOAL INSTRUMEN Nama : Kelas : No : BERILAH TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG DIANGGAP BENAR! 1. Persegi adalah.... a. Bangun segiempat yang mempunyai empat sisi dan panjang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : X/Ganjil Mata Pelajaran : Matematika-Wajib Topik : Definisi Matriks, Jenis-jenis matriks, Transpos Matriks, Kesamaan dua

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri Mungkid Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pokok Bahasan : Passing bawah bola volli Kelas/Semester : VII / Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Objek tiga dimensi dibentuk oleh sekumpulan

Lebih terperinci

KOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari

KOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari KOMPOSISI TARI Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa komposisi identik dengan lantai atau posisi penari di atas pentas. Namun ada pula yang mengatakan bahwa komposisi tari adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

SIMETRI BAHAN BELAJAR MANDIRI 3

SIMETRI BAHAN BELAJAR MANDIRI 3 BAHAN BELAJAR MANDIRI 3 SIMETRI PENDAHULUAN Secara umum bahan belajar mandiri ini menjelaskan tentang konsep simetri lipat dan simetri putar serta penerapannya ke dalam papan geoboard. Setelah mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep, Konsepsi, dan Miskonsepsi Konsep menurut Berg (1991:8) adalah golongan benda, simbol, atau peristiwa tertentu yang digolongkan berdasarkan sifat yang dimiliki

Lebih terperinci

PERATURAN BARIS BERBARIS

PERATURAN BARIS BERBARIS PERATURAN BARIS BERBARIS 1. Pengertian Baris Berbaris Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan

Lebih terperinci

Sejarah Lempar Lembing

Sejarah Lempar Lembing Sejarah Lempar Lembing Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya,

Lebih terperinci

SURVEI POLA GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG RAGAM BATIK TRADISIONAL

SURVEI POLA GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG RAGAM BATIK TRADISIONAL JMA, VOL. 11, NO. 2, DESEMBER, 2012, -- 1 SURVEI POLA GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG RAGAM BATIK TRADISIONAL A.D.GARNADI, S. GURITMAN, A. KUSNANTO, F. HANUM Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil hasil yang diperoleh pada bab sebelumnya, terlihat bahwa: 1. Secara umum gambaran singkat seluruh aktivitas masyarakat Baduy baik itu unsur

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMK Muda Patria Kalasan Mata Pelajaran : Penjasorkes Kelas/Semester : XI/Dua Materi Pokok : Senam Ketangkasan Tema Topik : Lompat Kang-kang Tahun Ajaran : 2014/2015

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

LAMPIRAN I. (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) LAMPIRAN I (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 1.1 RPP Kelas Eksperimen Pertama Pertemuan Ke-1 1.2 RPP Kelas Eksperimen Pertama Pertemuan Ke-2 1.3 RPP Kelas Eksperimen Pertama Pertemuan Ke-3 1.4 RPP Kelas

Lebih terperinci

30. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI

30. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI 30. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI KELAS: I Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan suatu ilmu abstrak yang wajib dipelajari seluruh siswa di bangku sekolah. Ilmu matematika selalu dikaji dalam cakupan materi tertentu dan terstruktur.

Lebih terperinci

15. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMP/MTs

15. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMP/MTs 15. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SMP/MTs KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : XI/satu : Bola Volley (Passing

Lebih terperinci

SOAL-SOAL LATIHAN TRANSFORMASI GEOMETRI UJIAN NASIONAL

SOAL-SOAL LATIHAN TRANSFORMASI GEOMETRI UJIAN NASIONAL SOAL-SOAL LATIHAN TRANSFORMASI GEOMETRI UJIAN NASIONAL Peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep pada topik transformasi geometri. Peserta didik memilki kemampuan mengaplikan konsep kalkulus dalam

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR DALAM GERAKAN PENCAK SILAT Disampaikan Sebagai Materi Muatan Lokal Pencak Silat SMA NEGERI ARJASA

TEKNIK DASAR DALAM GERAKAN PENCAK SILAT Disampaikan Sebagai Materi Muatan Lokal Pencak Silat SMA NEGERI ARJASA TEKNIK DASAR DALAM GERAKAN PENCAK SILAT Disampaikan Sebagai Materi Muatan Lokal Pencak Silat SMA NEGERI ARJASA Oleh: Muhammad Surur, S.Pd JEMBER 2012 TEKNIK DASAR DALAM GERAKAN PENCAK SILAT 1. KUDA-KUDA

Lebih terperinci

TARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING

TARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING TARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING Oleh: Neni Puji Nur Rahmawati 1 Sebelum membahas tentang tari Giring-Giring, berikut deskrispsi dari tarian tersebut: Daerah asal : Dusun Paju Ampat, Kec. Dusun Timur,

Lebih terperinci

MATERI SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN HIGH IMPACT

MATERI SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN HIGH IMPACT MATERI SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN HIGH IMPACT I. LOW IMPACT A. Gerakan Kaki 1. Marching Gerakan jalan di tempat. Kaki kiri dan kanan diangkat secara bergantian dengan tumpuan berada di satu kaki. 2.

Lebih terperinci

TRANSFORMASI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Translasi Refleksi Rotasi Dilatasi A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

TRANSFORMASI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Translasi Refleksi Rotasi Dilatasi A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab 0 TRNSFORMSI. KOMPETENSI DSR DN PENGLMN BELJR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran transformasi siswa mampu:. Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin,

Lebih terperinci

TRANSFORMASI GEOMETRI ROTASI BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA

TRANSFORMASI GEOMETRI ROTASI BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA ISSN : 2460 7797 e-issn : 2614 8234 Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc Email : fibonacci@umj.ac.id Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika TRANSFORMASI GEOMETRI ROTASI BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA

Lebih terperinci

Modul ini adalah modul ke-7 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Modul ini adalah modul ke-7 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini PENDAHULUAN Modul ini adalah modul ke-7 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini membahas tentang transformasi. Modul ini terdiri dari 2 kegiatan belajar. Pada kegiatan belajar 1 akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 3 : 1 x Pertemuan (6 x 35

Lebih terperinci

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di

Lebih terperinci

4. Kompetensi Dasar Matematika KELAS: I

4. Kompetensi Dasar Matematika KELAS: I 4. Kompetensi Dasar Matematika KELAS: I 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi

Lebih terperinci

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNANETRA

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNANETRA - 105 - I. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SDLB TUNANETRA KELAS I Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP Kelas 1 Tema : Kegemaranku Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : I (Satu) / 1 Tema / Topik : KEGEMARANKU Petemuan ke : 1 : 1 Hari A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman Mesir kuno bahkan sebelumnya, manusia sudah mengenal seni musik dan seni syair. Keduanya bahkan sering dipadukan menjadi satu untuk satu tujuan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BANGUN DATAR (2)

PEMBELAJARAN BANGUN DATAR (2) H. Sufyani Prabawanto, M. Ed. Bahan Belajar Mandiri 4 PEMBELAJARAN BANGUN DATAR (2) Pendahuluan Bahan belajar mandiri ini menyajikan pembelajaran bangun-bangun datar yang dibagi menjadi dua kegiatan belajar,

Lebih terperinci

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB TUNARUNGU

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB TUNARUNGU - 591 - I. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SMPLB TUNARUNGU KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : 3 / 2 Tema / Topik : Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-hari Minggu ke : 1 Semester : 2 (satu) : 1 Hari A. KOMPETENSI

Lebih terperinci

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak Pelajaran 7 Melatih Kebugaran Kata Kunci Daya tahan Kekuatan Kelentukan Kecepatan gerak Loncat katak Mencium lutut Lari berbelok-belok Saat di semester 1, kalian pernah berlatih meningkatkan daya tahan,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : SMP Negeri 4 SLEMAN : Seni Budaya (Seni Tari) : VIII/ Ganjil :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 1 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan dunia. Matematika sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Topik Waktu : SMP N 2 PIYUNGAN : VIII / 1 (satu) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x

Lebih terperinci

SIKAP HORMAT DAN TEGAK

SIKAP HORMAT DAN TEGAK SIKAP HORMAT DAN TEGAK Sikap tegak yang digunakan untuk menghormati kawan maupun lawan. Posisi sikap hormat adalah badan tegap, kaki rapat tangan di depan dada terbuka dan rapat dengan jari-jari tangan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

( ) Administrasi Bisnis 2014 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

( ) Administrasi Bisnis 2014 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Nama: Jessica Talenta (075) Resa Junita Anwar (076) Muhammad Ilmal F (077) Rani Atika Marthalove (078) Dinar Rian Fiona (079) Ahmad Surya G (080) Yusian Tabita (081) Gilang Chrsitian E.K (082) Zenia Perwitasari

Lebih terperinci

47

47 46 47 48 49 50 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Mata Pelajaran : SD Laboratorium Kristen Satya Wacana : Matematika Kelas / Semester : V/ 2 Materi Pokok : Sifat sifat bangun datar Waktu

Lebih terperinci

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik

Lebih terperinci

SD V BANGUN DATAR. Pengertian bangun datar. Luas bangun datar. Keliling bangun datar SD V

SD V BANGUN DATAR. Pengertian bangun datar. Luas bangun datar. Keliling bangun datar SD V SD V BANGUN DATAR Pengertian bangun datar Luas bangun datar Keliling bangun datar SD V Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah Subahanahu wa Ta ala, yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunianya, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis

Lebih terperinci

POLA FRIEZE PADA BATIK PAPUA

POLA FRIEZE PADA BATIK PAPUA POLA FRIEZE PADA BATIK PAPUA Clarica Lusia Bhubhu Putri Nggumbe 1), Kintan Mayasari 2), Triana Hilary Margaretha Jamco 3). 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma 1 email: ichanggumbe@gmail.com

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : 3 / 1 Tema / Topik : Pengalaman yang Mengesankan Petemuan ke : 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : 3 / 1 Tema / Topik : Pengalaman yang Mengesankan Petemuan ke : 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : 3 / 1 Tema / Topik : Pengalaman yang Mengesankan Petemuan ke : 1 Semester : 1 (satu) : 1 Hari A. KOMPETENSI INTI Menerima,

Lebih terperinci

14. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SD/MI

14. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SD/MI 14. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SD/MI KELAS: I Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif

Lebih terperinci

SILABUS SMA/MA. Sumber Belajar. Alokasi Waktu

SILABUS SMA/MA. Sumber Belajar. Alokasi Waktu SILABUS SMA/MA Mata Pelajaran Kelas : Wajib : XI Kompetensi Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama dianutnya. KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

Lebih terperinci

Sumber:

Sumber: Transformasi angun Datar Geometri transformasi adalah teori ang menunjukkan bagaimana bangun-bangun berubah kedudukan dan ukuranna menurut aturan tertentu. Contoh transformasi matematis ang paling umum

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 28 November 2012 SILABUS Kelas I Tema 2 : Kegemaranku Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 SILABUS KELAS: 1 TEMA: KEGEMARANKU KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR GERAK TARI LAWEUT DI SANGGAR SEULAWEUT

ANALISIS UNSUR GERAK TARI LAWEUT DI SANGGAR SEULAWEUT ANALISIS UNSUR GERAK TARI LAWEUT DI SANGGAR SEULAWEUT Oleh: Syarifah Novarijah 1*, Taat Kurnita 1, Lindawati 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

3. Karakteristik tari

3. Karakteristik tari 3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah lembaga formal yang kita kenal dengan sekolah. guru sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah lembaga formal yang kita kenal dengan sekolah. guru sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan sangat diperlukan oleh peserta didik dalam meningkatkan wawasan, dan intelektual, sehingga akan menciptakan seseorang yang berkualitas, karena nantinya pendidikan

Lebih terperinci

Senam Ritmik/ Irama (Lanjutan)

Senam Ritmik/ Irama (Lanjutan) Bab 16 Senam Ritmik/ Irama (Lanjutan) Sumber: www.blitarkota.go.id id Kata Kunci gerakan tubuh pita/tali sit up putar badan mengayun tali lompat belakang dasar lompat depan dasar langkah kop ke depan langkah

Lebih terperinci

: mempraktikan tari tradisional tari zapin dengan menggunakan pola lantai dan. No. Ragam Nama gerak Hit Uraian gerak 1. Masuk awal

: mempraktikan tari tradisional tari zapin dengan menggunakan pola lantai dan. No. Ragam Nama gerak Hit Uraian gerak 1. Masuk awal Soal iringan : mempraktikan tari tradisional tari zapin dengan menggunakan pola lantai dan No. Ragam Nama gerak Hit Uraian gerak 1. Masuk awal Posisi Awal Kedua tangan ngruji, tangan kiri nekuk di depan

Lebih terperinci

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNARUNGU

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNARUNGU - 618 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMPLB TUNARUNGU KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 4 (empat) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Transformasi 1

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Gerakan Dasar BEBERAPA MACAM GERAKAN DASAR DAN VARIASINYA,YAITU; BERBARING, DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, BERLARI, MENDAKI, MELONCAT DAN BERJINGKAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didapat dalam semua kebudayaan dimanapun di dunia. Unsur kebudayaan universal

BAB I PENDAHULUAN. didapat dalam semua kebudayaan dimanapun di dunia. Unsur kebudayaan universal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal yang begitu lekat dengan masyarakat Indonesia. Pada dasarnya kebudayaan di Indonesia merupakan hasil dari kelakuan masyarakat yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kini merupakan Provinsi Aceh. Mereka biasa menyebut dirinya Ureueng

BAB I PENDAHULUAN. yang kini merupakan Provinsi Aceh. Mereka biasa menyebut dirinya Ureueng BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh adalah satu provinsi yang terletak dijung Barat Pulau Sumatera. Kelompok masyarakat Aceh adalah salah satu kelompok asal di daerah Aceh yang kini merupakan

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) Mata Pelajaran : an Agama Islam Semester : 1 (Satu) Kelas : III (Tiga) Jumlah KD : 9 (Sembilan) Standar Al Qur an 1. Mengenal kalimat dalam Al Qur an 1.1 Membaca kalimat dalam Al Qur an 1.2 Menulis kalimat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian terhadap Bentuk Tari Zahifa pada upacara perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di

Lebih terperinci

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar Klara Puspa Indrawati Tulisan mengenai batik sebagai sebuah produk geometri ini muncul dari ketertarikan saya terhadap keindahan pada detail. Dalam ilmu arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap bentuk tari Famadogo Omo dalam upacara memasuki rumah baru pada

BAB V PENUTUP. terhadap bentuk tari Famadogo Omo dalam upacara memasuki rumah baru pada BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang hingga pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan keseluruhan hasil penelitian terhadap bentuk tari Famadogo

Lebih terperinci

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Ari Rahmawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa rahmawatiarie21@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH Ferdi Junanda 1*, Ahmad Syai 1, Tengku Hartati 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN SATUAN PANJANG DENGAN DERAJAT

HUBUNGAN SATUAN PANJANG DENGAN DERAJAT GEOMETRI BIDANG Pada bab ini akan dibahas bentuk-bentuk bidang dalam ruang dimensi dua, keliling serta luasan dari bidang tersebut, bentuk ini banyak kaitannya dengan kegiatan ekonomi (bisnis dan manajemen)

Lebih terperinci

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNADAKSA

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNADAKSA - 1437 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMPLB TUNADAKSA KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, cara berpakaian, dan cara berperilaku antara sesama. Kehadiran seni tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, cara berpakaian, dan cara berperilaku antara sesama. Kehadiran seni tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang mencerminkan ciri khas kehidupan dari setiap masyarakat yang tinggal disuatu daerah, baik dari segi berbahasa, cara

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 4 (empat) : Matematika : Umum :

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMK Muda Patria Kalasan Mata Pelajaran : Penjasorkes Kelas/Semester : XI/Dua Materi Pokok : Permainan Bola Besar ( Sepak Bola) Tema Topik : Teknik dasar mengumpan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Seni memiliki nilai

Lebih terperinci