Oleh PPN : INSTITUT PERTANIAN BOGOR PAKULTAS PASCASARJANA. ' ZUIYEN RAlS

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh PPN : INSTITUT PERTANIAN BOGOR PAKULTAS PASCASARJANA. ' ZUIYEN RAlS"

Yuliana Kusumo
6 tahun lalu
Tontonan:

1 HUBUNGAM CIRI - ClRl PRlBADl DAN PERILAKU KEPEMIMPINAR KEPALA DESA DALAM PEREHCANAAN PEMBANGUNAN PEDESAAH Studi Kasus di Kabupaten Agam Propinsi Sumatra Barat Oleh ' ZUIYEN RAlS PPN : PAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1986

2 RINGKAS AN ZUIYEN RAIS. Hubungan Ciri-ciri Pribadi dan Perilaku Ke- pemimpinan Kepala Desa Dalam Perencanaan Pembangunan Pede- saan. Studi Kasus di Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera I Barat (di bawah bimbingan PANG S. ASNGARI sebagai ketua, DARWIS S. GANI dan PKABOWO TJITROPRAMOTO masing-masing sebagai anggota). Undang-Undang No. 5 Tahun 1979 menetapkan Kepala De- sa sebagai pejabat pemerintahan tertinggi di desa. Di an- * tara Kepala Desa terdapat perbedaan-perbedaan dalam melaksanakan tugasnya, karena berbedanya ciri-ciri pribadi yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan Kepala Desa. Ciri-ciri pribadi adalah suatu ciri atau sifat seseorang yang bersumber dari unsur keturunan (hereditas) dan ber- kembang sesuai dengan keadaan lingkungannya. Perilaku # kepemimpinan adalah tindak-tanduk seseorang dalam meng- arahkan, membimbing dan mendorong orang lain agar ber- tingkah laku sesuai dengan yang dikehendakinya. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ciri-ciri pribadi dan perilaku kepemimpinan Kepala Desa dalam perencanaan pembangunan pedesaan. - Ciri-ciri pribadi Kepala Desa yang diteliti meliputi (1) umur, (2) pendidikan, (3) pengalaman kerja, (4) status sosial, (5) status ekonomi, (6) ambisi dan (7) kemampuan berkomunikasi.

3 4. Kepala Desa yang ber~tatus sosial rendah, merupakan jumlah yang terbeflar yaitu 58 persen. Golongan yang berstatus sosial sedang adalah 18 persen dan yang berstatus sosial tinggi adalah 24 persen. 5. Golongan berstatus ekonomi rendah, adalah juga jumlah yang terbanyak dari Kepala Desa yaitu 58 persen. Untuk yang berstatus ekonomi sedang adalah 26 persen dan yang berstatus ekonomi tinggi adalah 16 persen. 6. Kepala Desa yeng memiliki. ambiui tingel atau keinginan untuk tetap menjadi Kepala lksa, hanya 13 peruen. Golongan yang berambisi sedang adalah yang terbanyak yaitu 60 persen dan yang berambisi rendah adalah 27 persen. 7. Kepala Desa yang memiliki kemampuan berkomunikasi tinggi adalah yang terbanyak yaitu 45 persen. Golongan yang memiliki kemampuan berltomunikasj sedang adalah 36 persen dan yang memiliki kemampuan berkomunikasi rendah adelah 19 persen. 8. Sebuglan beri;ir fc.epa3.a.l)etia (66%) memiliki perilaku kepemimpinan tinggi. Golongan yang dikategorikan berper1,laku kepemimpinan rendah adalah 34 persen. Hubungan ciri-ciri pribadi dan perilaku kepernirn- pinan Kepala Desa adalah sebagai berikut :

4 Daerah yang diteliti adalah Kabupaten Agam, Pro- pinsi Sumatera Barat dengan sampel 62 Kepala Desa, yang diambil secara acak dari populasi 417 Kepala Desa. kengumpulan data lapangan dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 1986, melalui instrumen yang telah disiapkan. Instrumen itu telah diuji reliabili- tasnya dan menghasilkan koefisien reliabilitas 0,88. Pengolahan data dilakukan dengan membuat frekuensi, persentase, tabel silang dan analisis statistik metode llchi-kuadrat" (chi square). Hasil-hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Sebagian besar (40%) Kepala Desa berusia antara 41 tahun sampai dengan 54 tahun. Kepala Desa yang ber- usfa 55 tahun atau lebih hanya 28 persen dan yang berusia antara 25 tahun sampai dengan 40 tahun 32 persen. 2. Golongan terbesar dari Kepala Desa (45%) berpendidikan Sekolah bsar. Kepala Desa yang berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama adalah 26 persen dan yang berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau lebih adalah 29 persen. 3. Kepal%Desa yang berpengalaman kerja empat tahun atau kurang merupakan jumlah yang terbanyak (89%), sisanya berpengalaman kerja lima tahun atau lebih yaitu 11 persen.

5 1. Ciri-ciri pribadi berupa (1) umur, (2) tingkat pendidikan, (7) status sosial, (4) status ekonomi, dan (5) kemampuan berkomunikasi, menunjukkan hubungan nyata dengan perilaku kepemimpinan pada taraf kepercayaan 0,05. Ciri-ciri (1) status sosial, (2) status ekonomi, dan (3) kemampuan berkomunikasi menunjukkan hubungan yang sangat nyata pada taraf kepercayaan 0,Ol. Hal ini berarti bahwa ciri-ciri pribadi tersebut berpengaruh nyata terhadap perilaku kepemimpinan Kepala Desa. 2. Ciri-ciri pribadi berupa (1) pengalaman kerja dan (2) ambisi atau keinginan untuk tetap menjadi Kepala Desa, menunjukkan hubungan yang tidak nyata pada taraf kepercayaan 0,05. Hal ini berarti bahwa sampai taraf kepercayaan 0,05, ciri-ciri pribadi berupa (1) pengalaman kerja dan (2) ambisi, tidak berpengaruh nyata terhadap perilaku kepemimpinan Kepala Desa. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan saran-saran berikut : I. Penduduk Desa hendaknya, dalam memilih Kepala Desa, memperhatikan ciri-ciri pribadi seperti (1) umur, (2) tingkat pendidikan, (7) status sosial, (4) status ekonomi dan (5) kemampuan berkomunikasi seseorang calon Kepala Desa.

6 2. Camat dan Bupati Kepala Daerah Tingkat 11, hendaknya dalam memberikan rekomendasi terhadap caloncalon Kepala Desa, mempertimbangkan ciri-ciri pribadi tersebut di atas, karena ha1 tersebut berpengaruh terhadap perilaku kepemimpinan Kepala Desa. 3. Pemerintah Daerah Tingkat I1 Agam atau Instansl- Instansi lainnya dalam melaksanakan penataran atau latihan Kepala Desa, hendaknya memberikan pengetahuan-pengetahuan yang dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi Kepala Desa, karena kemampuan berkomunikasi tersebut berpengaruh nyata terhadap perilaku kepemimpinannya. 4. Penelitian terhadap perilaku kepemimpinan Kepala besa, hendaknya dilakukan juga diberbagai daerah lainnya di Indonesia, sebagai bahan perbandingan pola pembinaan Kepemimpinan Kepala Desa. Hal ini juga dihubungkan dengan besarnya peranan Kepala Desa dalam pelaksanaan pembangunan pedesaan dl Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip

SlFAT KOSMOPOLIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI ANGGREK Dl WliLAYAH JAKARTA BARAT

SlFAT KOSMOPOLIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI ANGGREK Dl WliLAYAH JAKARTA BARAT Oleh MUHAMAD RASJID UDlN BUS0 FAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1986 RINGKASAN MUHAMAD KASJID