REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Disampaikan pada Acara DJA Mendengar Jakarta, 8 Mei 2018

Transkripsi

1 REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN Disampaikan pada Acara DJA Mendengar Jakarta, 8 Mei 2018

2 OUTLINE 1. Transparansi Anggaran 2. Realisasi APBN Tahun 2017 dan Perkembangan Pelaksanaan APBN Tahun Kebijakan APBN Tahun

3 Transparansi Anggaran 13

4 Transparansi Anggaran Menunjukkan Perbaikan Pada tahun 2017, skor transparansi Indonesia meningkat dibanding tahun (berdasarkan hasil Open Budget Survey 2017 yang dilakukan International Budget Partnership) = Scant or None = Minimal = Limited = Substantial = Extensive Skor OBS Indonesia di atas nilai rata-rata dunia. Publikasi Data & Informasi APBN pada 8 dokumen anggaran pokok Peran Kementerian Keuangan terhadap transparansi anggaran Indonesia, setiap informasi tentang anggarna dapat di crosscheck Portal Data APBN dan Peta Anggaran (website yang memuat data-data dan dokumen yang bisa langsung diunduh dlm bentuk pdf maupun excel) Dari tahun ke tahun, ketersediaan dokumen yang dapat diakses publik, makin terpenuhi. Forum Regional Economist (u/ pakar dan ekonom) Budget Goes To Campus (u/ mahasiswa) DJA Menyapa (u/pelajar SMA) Citizen Budget/ Informasi APBN (Informasi APBN dalam infografik sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami) Media Online Kementerian Keuangan (bisa diakses melalui website Kemenkeu.go.id maupun social media APBN KITA (update perkembangan pelaksanaan APBN secara bulanan) 4

5 Dalam setiap tahapan proses Penyusunan APBN, transparansi harus selalu dijaga, segala informasi dapat di crosscheck, serta dapat diakses oleh publik Teknokrat Politis Administratif Tantangan Efisiensi vs partisipasi, Akurasi informasi dan teknik Akomodasi proses politik Governance Capaian sasaran Kecepatan vs governance Transparansi & akuntabilitas Tantangan FUNGSI ALOKASI, DISTRIBUSI, DAN STABILISASI KESEJAHTERAAN RAKYAT 5

6 Realisasi APBN 2017 dan Perkembangan Pelaksanaan APBN

7 Kinerja tahun 2017 lebih baik, ditunjukkan dengan realisasi defisit yang lebih rendah dari targetnya dalam APBNP Rp761,9T Catatan: Angka LKPP 2017 Unaudited Kinerja Pendapatan Rp1.343,5T Pajak Rp311,2T PNBP Rp11,2T Hibah 1 3 Rp1.666,0T Pendapatan Primary Balance (Rp121,6T) 4 (Rp338,1T) Defisit 2,49% PDB Rp2.004,1T Belanja 2 Debt Ratio 28,9% PDB Rp1.262,1T 5 Belanja Pusat TKDD Rp742,0T KL Non KL Rp500,1T Rp682,2T TKD DD Rp59,8T Kinerja Belanja Realisasi Pendapatan Negara 96,0% dari APBN-P tumbuh 7% dari Real 2016 (tanpa TA 11,2%) PPN tumbuh 16,6% (2016: -2,7%) PPh non migas tumbuh 12,7%, tanpa TA (2016: -4,5%) Cukai tumbuh 6,8% (2016:-0,8%) Bea Masuk tumbuh 8% (2016:4,0%) Bea Keluar tumbuh 38,3% (2016: -19,5%) Utang Rp425,6T Pembiayaan Rp363,5T Investasi (Rp59,8T) Kinerja Defisit dan Pembiayaan Defisit anggaran dalam batas aman, lebih rendah dari APBNP 2017 (2,92% PDB) Keseimbangan Primer lebih rendah dari APBNP 2017 (Rp129,3 T atau 72,6% dari APBNP 2017) Penyerapan Belanja K/L 95,4% thd APBNP (2016: 89,1%) Subsidi turun menjadi Rp166,4 T (2016: Rp174,2T) Penyerapan Transfer ke Daerah dan Dana Desa 96,8% thd APBNP (2016: 91,5%) 7

8 88

9 PELAKSANAAN APBN 2018 masih terkendali, meski ada risiko deviasi asumsi makro Growth Inflasi Kurs SPN 3 Bln ICP Lifting Minyak Lifting Gas APBN 5,4 3, , Pendapatan Negara dan Hibah Penerimaan Pajak nonmigas diperkirakan lebih rendah dari target APBN 2018 Didasarkan realisasi 2017 Tetap melakukan reform perpajakan Berikan insentif fiskal Penerimaan Bea dan Cukai meningkat PNBP Sumber Daya Alam meningkat Kenaikan ICP, harga komoditas, dan nilai tukar Belanja Negara Belanja K/L masih berpotensi ada penghematan alamiah Subsidi energi meningkat (dampak naik ICP dan Kurs serta perubahan kebijakan) Bunga utang meningkat (depresiasi nilai tukar Rupiah) Transfer ke Daerah sesuai perubahan Pendapatan Dalam Negeri netto Risiko Neraca Keuangan BUMN Kenaikan harga komoditas batubara menimbulkan beban atas biaya produksi listrik Kenaikan harga minyak dunia menimbulkan beban atas biaya produksi BBM Defisit dapat sedikit berubah, namun tetap terkendali Penambahan pembiayaan utang dijaga sesuai APBN Perubahan kebijakan subsidi energi (kurangi beban BUMN) 9

10 Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Pangan 4 Realisasi APBN Triwulan I Tahun 2018 relatif lebih baik Uraian A. Pendapatan Negara B. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat Postur APBNP 2017 dan APBN 2018 Persentase realisasi KL per bidang Tw 1 (%) 2017 Nominal (% thd APBNP) 296,2 T (17,1%) 400,0 T (18,8%) 204,8 T (15,0%) 2018 Nominal (% thd APBN) 333,8 T(17,6%) 419,6 T (18,9%) 234,0 T (16,1%) Y-o-Y 12,7% 4,9% 14,2% KEMEN PU PERA KEMENHUB KEMEN ESDM KEMENAG KEMENDIKBUD a. Belanja K/L b. Belanja Non K/L 92,4 T (11,6 %) 103,1 T (12,2%) 112,5 T (19,8%) 130,8 T (21,5%) 11,6% 16,3% KEMENRISTEK DIKTI KEMENKES BKKBN II. Transfer ke Daerah & Dana Desa 195,2 T (25,5%) 185,6 T (24,2%) -4,9% BADAN POM C. Keseimbangan Primer -38,7 T (21,7%) -17,3 T (19,8%) -55,2% KEMENTAN KKP D. Surplus /(defisit) Anggaran -103,8 T (26,1%) -85,8 T (26,3%) -17,4% KEMENDAG % 2018 %

11 Kebijakan APBN Tahun 2019

12 ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2019 Memantapkan penyehatan fiskal dan mendorong investasi TEMA RKP 2019 Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas TEMA KEBIJAKAN FISKAL 2019 APBN untuk mendorong investasi dan daya saing FOKUS KEBIJAKAN FISKAL 1. Menjaga Kesehatan Fiskal 1. Produktif 2. Efisien 3. Daya Tahan 4. Sustainable 2. Kebijakan Fiskal Mendorong Iklim Investasi 1. Membantu : Simplifikasi dan kemudahan investasi; 2. Melayani: Peningkatan kualitas layanan publik; 3. Mendukung: Pemberian insentif fiskal untuk daya saing. 12

13 Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2019 Mempertimbangkan kondisi ekonomi global dan nasional terkini Indikator 2017 Realisasi 2018 APBN 2019 Proyeksi Awal Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,07 5,4 5,4-5,8 Inflasi (%, yoy) 3,6 3,5 2,5-4,5 Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) 5,0 5,2 4,6-5,0 Nilai tukar (Rp/US$) Harga minyak mentah Indonesia (US$/barel) Lifting minyak (ribu barel per hari) Lifting gas (ribu barel setara minyak per hari)

14 STRATEGI MAKRO FISKAL 2019 Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi terkini, outlook 2018 dan arah kebijakan fiskal jangka menengah Outlook Berbasis kinerja perekonomian terkini dan APBN realisasi 2017; 2. Proyeksi Asumsi Makro 2018; 3. Analisis risiko APBN Tahun Fokus program perlindungan sosial dan padat karya; 2. Melanjutkan infrastruktur; 3. Penguatan kualitas desentralisasi fiskal STRATEGI 2019 EKSPANSIF TERARAH DAN TERUKUR Defisit semakin menurun (1,9-1,6)% PDB; Primary balance menuju positif (0,3)-0,05 % PDB; Debt Ratio 28,8-29,2% PDB A. B. C. MOBILISASI PENDAPATAN YANG REALISTIS Optimalisasi yang realistis: Menjaga peningkatan trend Tax Ratio; Penguatan pengelolaan SDA dan aset; Penguatan pengelolaan aset; Peningkatan kualitas pelayanan publik. PENAJAMAN BELANJA AGAR LEBIH PRODUKTIF Memantapkan kualitas belanja agar efisien namun produktif; Melanjutkan Infrastruktur untuk daya saing dan kapasitas produksi; Penguatan SDM untuk peningkatan skill dan produktivitas; Efektivitas program perlindungan sosial untuk pengentasan kemiskinan dan kesenjangan; Reformasi institusi untuk birokrasi yang melayani dan efisien. PEMBIAYAAN YANG EFISIEN DAN KREATIF Terobosan pembiayaan yang inovatif: Defisit dan Rasio utang terkendali dan diupayakan menurun dalam jangka menengah; Keseimbangan primer menuju positif; Mengembangkan pembiayaan kreatif. Kementerian Keuangan 14

15 Arahan Presiden terkait Penyusunan Pagu Indikatif 2019 Fokus (1) Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, menjaga stabilitas ekonomi makro, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (2) Anggaran belanja diarahkan untuk meningkatkan: Infrastruktur didukung dengan skema KPBU, Peningkatan SDM untuk menghadapi bonus demografi, revolusi industri 4.0, dan disrupsi teknologi, (3) Mendorong Investasi dan ekspor melalui penyederhanaan regulasi dan penyelesaian free trade agreement (4) Perbaikan kualitas Lingkungan Hidup dan kehutanan fokus pada reboisasi pada setu, danau, waduk, serta penanganan sedimentasi dan banjir, terutama pada daerah Puncak dan Bogor. Perencanaan yang Matang dan Tepat Sasaran Anggaran K/L tahun 2019 digunakan secara lebih tepat dan optimal, dengan prioritas yang makin tajam; Efisiensi penggunaan anggaran dan hindari salah sasaran; Jangan ada kegiatan pendukung yang justru lebih besar dibanding kegiatan utama/pokok. Koordinasi yang Efektif Perkuat kerjasama dalam penggunaan anggaran dan rencana kerja antar K/L dan Pemda; Hindari ego sektoral dan kementrian/lembaga; Saling terbuka dan saling mendukung Sidang Kabinet 9 April 2017 Monitor dan Evaluasi, serta Komunikasikan kepada Publik (1) Monitor detail dan teliti serta mengevaluasi program, kegiatan, dan anggaran tahun 2018 (2) Koreksi segera bila program tidak berjalan dan anggaran tidak dipakai untuk tujuan prioritas (3) Komunikasi dan penjelasan ke publik mengenai hasil kerja dan prestasinya, juga penggunaan anggaran (4) Kominfo harus membantu komunikasi terutama di media sosial. 15

16 Belanja Negara tahun 2019 difokuskan untuk mendukung berbagai program prioritas nasional, serta meningkatkan daya saing, ekspor dan investasi Pembangunan SDM Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan vokasi Mempersiapkan tenaga pendidik yang adaptif dan responsif Penguatan program promotif dan preventif, peningkatan layanan kesehatan, dan menjaga keberlanjutan JKN. Pemerataan akses ke layanan kesehatan Perlindungan Sosial Sinergi Program perlindungan sosial (PKH, BPNT, subsidi) Mengarahkan penerima manfaat subsidi dan bansos yang lebih tepat sasaran perbaikan data Perluasan sasaran PBI JKN dan perbaikan manfaat PKH Dana Desa: peningkatan cash for work Penyelesaian Infrastruktur Infrastruktur pelayanan dasar Infrastruktur konektivitas untuk kelancaran barang dan jasa Infrastruktur untuk mendukung sektor unggulan (a.l. pangan, pariwisata, perikanan) Skema Pembiayaan kreatif (KPBU) untuk pembangunan infrastruktur Pelaksanaan Agenda Demokrasi Pelaksanaan dan pengawasan Pemilu 2019 Pengamanan Pemilu Sosialisasi Pemilu Dukungan penyiaran kegiatan Pemilu Birokrasi yang Efektif dan Efisien Produktivitas, integritas, dan pelayanan publik (gaji ke-13 dan reformasi skema pensiun) Antisipasi Ketidakpastian Mitigasi risiko bencana, pelestarian lingkungan, stabilitas ekonomi, keamanan dan politik 16

17 Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Belanja tahun 2019 dilakukan melalui penguatan value for money pada belanja K/L 1. Mempercepat program reformasi birokrasi 2. Menjaga tingkat kesejahteraan aparatur negara dan pensiunan melalui pemberian gaji dan pensiun ke-13 serta THR 3. Memperbaiki program Pensiun dan Jaminan Hari Tua 1. Memperkuat program perlindungan sosial Menggunakan basis data terpadu (BDT) Belanja Pegawai 1. Memperkuat efisiensi belanja barang, (terutama perjalanan dinas, paket meeting/rapat, dan honor) Belanja Barang 2. Mengefektifkan belanja pemeliharaan menjaga kapasitas aset negara; 3. Penajaman dan efisiensi belanja barang yang diserahkan kepada masyarakat/ daerah; 4. Mengarahkan dukungan kelayakan dan fasilitasi untuk mendorong peran swasta melalui skema KPBU Memperluas sasaran : PKH 10 juta KPM dengan kenaikan indeks 100%,dengan conditionalities BPNT 15,6 juta KPM, indeks Rp per KPM per bulan. Memperluas cakupan PBI JKN 2. Memperkuat sistem monitoring dan evaluasi tepat sasaran, waktu dan jumlah 17 Bantuan Sosial Belanja Modal 1. Belanja modal untuk peningkatan kapasitas produksi, konektivitas, serta pengembangan infrastruktur dasar untuk meningkatkan kapasitas produksi, mendorong ekspor, daya saing dan investasi 2. Mendorong konektivitas untuk mendukung pusat pertumbuhan ekonomi, jalur utama logistik, dan integrasi antarmoda 3. Efisiensi belanja gedung perkantoran baru, dan kendaraan bermotor. 17

18 PENUTUP Melanjutkan Capaian tahun 2017 Capaian 2017 perlu ditingkatkan di tahun 2018 dengan tetap menjaga efisiensi dan efektivitas. Defisit APBN 2019 terjaga dan Utang yang Terukur Menjaga fiscal sustainability dan pengelolaan utang yang transparan dan akuntabel Menjaga kepercayaan masyarakat Pelayanan pemerintah dan birokrasi yang lebih baik dengan secara periodik menyampaikan capaian pembangunan. Penajaman Penganggaran untuk Meningkatkan Value for Money Anggaran tahun 2019 dihitung dengan efisien dan efektif dengan tetap memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan kretaif dan inovatif serta peningkatan sinkronisasi program/kegiatan pusat dan daerah. Pagu Indikatif Fokus pada Prioritas Pembangunan nasional Pembahasan dalam TM difokuskan pada upaya untuk memenuhi target prioritas pembangunan nasional, dengan tetap memperhatikan value for money. 18

19 TERIMA KASIH 19