Subsidi dan Tata Kelola Keuangan Negara: Inefektif dan Manipulatif
|
|
- Yenny Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Subsidi dan Tata Kelola Keuangan Negara: Inefektif dan Manipulatif Drs. Anthony Budiawan, CMA Rektor Institut Binis dan Informatika Indonesia (IBII) Direktur Eksekutif Indonesia Institute for Financial and Economic Advancement (IIFEA) Jakarta, Auditorium Kampus IBII, Rabu, 21 Maret 2012
2 Topik Pembahasan Latar Belakang Tata kelola Migas Dalam APBN Kebijakan Perubahan RAPBN 2012 dan Dampaknya Mitos APBN Dalam Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Kesimpulan Page 2
3 LATAR BELAKANG Perubahan APBN 2012 dan Kenaikan Harga BBM Premium Page 3
4 Alasan dan Tujuan Perubahan APBN 2012 Alasan Perubahan Tujuan Perubahan Kebijakan yang Ditempuh Perkembangan indikator ekonomi terkini jauh berbeda dengan asumsi dasar makro sehingga dikhawatirkan akan membahayakan kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) Menjaga sustainabilitas fiskal Memperbaiki efisiensi ekonomi Meningkatkan investasi untuk menstimulasi ekonomi Menjaga daya beli masyarakat Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Menaikkan harga BBM jenis premium sebesar Rp 1.500/liter Memberi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM dulu BLT) Page 4
5 Perkembangan Asumsi Dasar Makro APBN 2012 RAPBN-P 2012 Indikator Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi (%, yoy) Inflasi (%, yoy) Nilai Tukar (Rp/US$) Suku Bunga SPN-3 bulan (%) Harga Minyak ICP (US$/barel) Lifting Minyak (ribu barel/hari) Anggaran Belanja, Subsidi dan Defisit Anggaran Belanja (Rp triliun) Anggaran Belanja Subsidi Energi (Rp triliun) Anggaran Belanja Subsidi BBM, LPG, BBN (Rp triliun) Anggaran Belanja Subsidi Listrik (Rp triliun) Defisit Anggaran (Rp triliun) Defisit Anggaran (% PDB) APBN ,7 5, , APBN ,4 168,6 123,6 45,0 124,0 1,5 RAPBN-P ,5 7, , RAPBN-P ,6 230,4 137,3 93,1 190,1 2,2 BBM Subsidi = Minyak tanah, (bio)premium, (bio)solar Harga BBM Premium naik Rp per liter Target konsumsi volume BBM bersubsidi tetap 40 juta KL Page 5
6 TATA KELOLA MIGAS, KHUSUSNYA MINYAK BUMI, DALAM APBN Page 6
7 Persepsi Umum Tentang BBM Produksi minyak Indonesia turun secara konsisten, Indonesia sudah menjadi negara net importir BBM Tahun 2004 Indonesia produksi lebih dari 1,4 juta barel BBM per hari, dan tahun 2012 target produksi hanya 930 ribu barel per hari Masih banyak rakyat belum mampu membeli harga BBM berdasarkan harga keekonimiannya (harga ICP) sehingga harus disubsidi oleh pemerintah BBM yang disubsidi adalah minyak tanah, premium dan biopremium, solar dan biosolar subsidi dalam hal ini adalah selisih harga minyak Indonesia (ICP) dengan harga domestik yang diatur pemerintah Subsidi BBM merupakan beban keuangan negara yang sangat serius Defisit APBN 2012 (Rp 124 triliun) berasal dari Subsidi BBM (Rp 123,6 trilliun) Benarkah BBM merupakan beban bagi keuangan Negara? Page 7
8 Tata Kelola Pendapatan dan Belanja BBM APBN 2012 Penerimaan PPh Migas Rp ,6 miliar PNBP Migas Rp ,9 miliar Total Penerimaan Rp ,5 miliar Pengeluaran Subsidi BBM Rp ,7 miliar DBH Migas Rp ,2 miliar Total Pengeluaran Rp ,9 miliar RAPBN-P 2012 Penerimaan PPh Migas Rp ,3 miliar PNBP Migas Rp ,6 miliar Total Penerimaan Rp ,9 miliar Pengeluaran Subsidi BBM Rp ,8 miliar DBH Migas Rp ,5 miliar Total Pengeluaran Rp ,3 miliar SURPLUS Rp ,6 miliar SURPLUS Rp ,6 miliar Subsidi Listrik Rp ,2 miliar Subsidi Listrik Rp ,7 miliar Yang perlu dinaikkan harga premium atau tarif listrik??? Page 8
9 Dampak Perubahan Asumsi Makro Terhadap Pendapatan dan Belanja BBM APBN 2012 Penerimaan PPh Migas Rp ,6 miliar PNBP Migas Rp ,9 miliar Total Penerimaan Rp ,5 miliar Pengeluaran Subsidi BBM Rp ,7 miliar DBH Migas Rp ,2 miliar Total Pengeluaran Rp ,9 miliar RAPBN-P 2012 Penerimaan PPh Migas Rp ,3 miliar PNBP Migas Rp ,6 miliar Total Penerimaan Rp ,9 miliar Pengeluaran Subsidi BBM Rp ,8 miliar DBH Migas Rp ,5 miliar Total Pengeluaran Rp ,3 miliar SURPLUS Rp ,6 miliar SURPLUS Rp ,6 miliar Perubahan asumsi makro meningkatkan penerimaan negara dari minyak bumi (Penerimaan migas meningkat dan DBH migas juga meningkat) Page 9
10 Neraca BBM setelah Dikurangi Subsidi Selalu Surplus APBN 2010 Penerimaan PPh Migas Rp ,7 miliar PNBP Migas Rp ,3 miliar Total Penerimaan Rp ,0 miliar Pengeluaran Subsidi BBM Rp ,3 miliar DBH Migas Rp ,4 miliar Total Pengeluaran Rp ,7 miliar Laporan Keuangan Pertamina 2010 (Konsolidasi) Laba Kotor Laba Usaha Laba Bersih Rp ,8 miliar Rp ,1 miliar Rp ,6 miliar Subsidi yang diterima dari Pemerintah Rp ,2 miliar SURPLUS Rp ,3 miliar Menjadi net importir minyak bukan berarti Indonesia mengalami defisit dalam APBN dalam memenuhi kebutuhan minyak nasional Page 10
11 Surplus BBM Meningkat tahun 2012 vs APBN 2010 APBN 2012 Penerimaan PPh Migas PNBP Migas Total Penerimaan Rp ,7 miliar Rp ,3 miliar Rp ,0 miliar Penerimaan PPh Migas PNBP Migas Total Penerimaan Rp ,6 miliar Rp ,9 miliar Rp ,5 miliar Pengeluaran Subsidi BBM Rp ,3 miliar DBH Migas Rp ,4 miliar Total Pengeluaran Rp ,7 miliar Pengeluaran Subsidi BBM Rp ,7 miliar DBH Migas Rp ,2 miliar Total Pengeluaran Rp ,9 miliar SURPLUS SURPLUS + DBH Rp ,3 miliar Rp ,7 miliar SURPLUS SURPLUS + DBH Rp ,6 miliar Rp ,8 miliar DBH (migas) bukan pengeluaran (belanja) negara yang riil Page 11
12 KEBIJAKAN PERUBAHAN RAPBN 2012 DAN DAMPAKNYA from poor to poor Page 12
13 Asumsi dan Parameter BBM subsidi dalam APBN Parameter (ribu KL) Premium , , , , , ,6 Minyak tanah , , , , , ,0 Minyak solar , , , , , ,0 Total volume BBM subsidi , , , , , ,6 % premium/total 44,3% 47,0% 49,6% 56,1% 60,3% 60,6% % minyak tanah/total 26,5% 25,9% 20,2% 12,3% 6,1% 4,4% % solar/total 29,2% 27,1% 30,2% 31,6% 33,6% 35,0% Page 13
14 Dampak Incremental Kebijakan RAPBN-P 2012 Pertumbuhan Ekonomi (%, yoy) Inflasi (%, yoy) Nilai Tukar (Rp/US$) Suku Bunga SPN-3 bulan (%) Harga Minyak ICP (US$/barel) Lifting Minyak (ribu barel/hari) 6,7 5, , ,5 7, , Volume BBM subsidi 2010: Total Volume 40 juta KL - Premium (60%) 24 juta KL - Lainnya 16 juta KL PPh minyak Rp 3.859,6 miliar PNBP minyak Rp ,4 miliar Delta Penerimaan Rp ,0 miliar Tanpa kenaikan harga premium Delta Subsidi Rp ,9 miliar Delta Defisit Rp ,9 miliar PPh minyak Rp 3.859,6 miliar PNBP minyak Rp ,4 miliar Delta Penerimaan Rp ,0 miliar Harga premium naik Rp / liter Delta Subsidi Rp ,9 miliar Surplus Migas anggaran APBN 2012 Rp 64,5 triliun setelah DBH (Rp 96,8 triliun sebelum DBH) Dampak incremental pada anggaran 2012: Surplus Rp 21,9 triliun Page 14
15 Kebijakan RAPBN-P 2012: from-poor-to-poor PPh minyak PNBP minyak Penerimaan Rp 3.859,6 miliar Rp ,4 miliar Rp ,0 miliar PPh minyak PNBP minyak Penerimaan Rp 3.859,6 miliar Rp ,4 miliar Rp ,0 miliar Tanpa kenaikan harga premium Subsidi Minyak Rp ,9 miliar Harga premium naik Rp / liter Subsidi Minyak Rp ,9 miliar Subsidi BBM turun Rp 36 triliun: Rp x 24 juta kiloliter From-poor-to-poor Subsidi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM = dulu BLT) sebesar Rp 25,6 triliun didanai oleh kenaikan harga premium Page 15
16 Dampak Kenaikan Harga BBM dan BLSM pada Defisit Anggaran APBN 2012 Defisit Anggaran Rp 124,0 triliun % defisit/pdb 1,53% RAPBN-P 2012 Defisit Anggaran Rp 190,1 triliun % defisit/pdb 2,23% Tanpa kenaikan harga premium dan tanpa subsidi BLSM: Defisit bertambah Rp 10,4 triliun Defisit Anggaran Rp 200,5 triliun % defisit/pdb 2,35% Subsidi listrik naik sebesar Rp 48 triliun (dari Rp 45 triliun menjadi Rp 93 triliun) Anggaran Belanja RAPBN-P 2012: Harga BBM naik dan ada BLSM Subsidi BBM Rp 137,4 triliun BLSM Rp 25,6 triliun Total Rp 163,0 triliun Net Migas Harga BBM tidak naik dan tidak ada BLSM Subsidi BBM Rp 173,4 triliun BLSM Rp --- triliun Total Rp 173,4 triliun Net Migas Rp 118,7 triliun Rp 82,7 triliun Page 16
17 MITOS APBN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT pro-poor, pro-job, pro-growth tergantung dari APBN adalah ilusi Page 17
18 Mitos APBN dan Pembodohan Masyarakat Mitos APBN diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (= PDB) APBN diharapkan dapat menciptakan kesempatan lapangan kerja APBN diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan APBN diharapkan dapat meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat Fakta Belanja Negara (G c ) hanya sekita 9% dari PDB Peningkatan belanja negara sebesar 10% hanya akan meningkatkan PDB 0,9% Peningkatan belanja negara (melalui pajak) akan berdampak pada penurunan variabel ekonomi lainnya (konsumsi rumah tangga), kecuali melalui defisit APBN merupakan ladang pendapatan sampingan (= proyek) bagi segelintir orang untuk menghasilkan pendapatan yang besar???? Page 18
19 Defisit, APBN dan Pembangunan Ekonomi Sisa Anggaran Lebih Tahun Rp (trl) , , , , , ,9 Pertumbuhan ekonomi dapat tercapai meskipun realisasi defisit jauh di bawah anggaran APBN tidak berpengaruh pada aktivitas ekonomi Sumber anggaran belanja diperoleh dari pendapatan Pajak (atau defisit) Pengenaan pajak akan mengurangi kemampuan konsumsi masyarakat Belanja melalui konsumsi masyarakat lebih efektif dari pada melalui negara Page 19
20 Keuangan Negara Sangat Sehat Keuangan negara tidak dalam tekanan untuk mengurangi defisit Neraca keuangan tidak ekspansif Defisit untuk pembangunan infrastruktur sangat rasional Page 20
21 Alternatif Kebijakan Asumsi dasar makro berubah, subsidi membengak Yang membengkak subsidi listrik, mengapa harga BBM premiun yang dinaikkan? Fiscal sustainability: Subsidi harus dikurangi Harga BBM premium naik Inflasi akan meningkat Tahun 2005: Inflasi 15% lebih Rakyat miskin bertambah Subsidi untuk BLSM Bagaimana dengan fiscal sustainability? Alternatif Kebijakan 1. Harga BBM premium tidak naik dan tidak ada BLSM 2. Menurunkan tarif pajak untuk masyarakat bawah 3. UMR naik, tarif pajak perusahaan turun Page 21
22 Kesimpulan Tata kelola Neraca Pendapatan dan Belanja Migas harus diperbaiki sehinga mencerminkan Neraca Pendapatan dan Pengeluaran Migas yang sebenarnya Pendapatan Migas (PNBP) berasal dari Penjualan kepada Pertamina dengan pembukuan sbb: Saat ini: berdasarkan harga pasar Pendapatan Migas Rp Subsidi Migas Rp *) Surplus Migas Rp *) Selisih harga pasar dan domestik (Rp Rp 4.500=Rp 1.444) + biaya operasi (asumsi=rp 500) Diubah menjadi: berdasarkan harga khusus Pendapatan Migas Rp **) Subsidi Migas Rp Surplus Migas Rp **) Harga beli pertamina = harga jual domestik dikurangi biaya operasi (Rp Rp 500) Kenaikan harga BBM premium ditinjau dari kacamata fiskal tidak mendesak sama sekali: - Persentase defisit anggaran masih jauh di bawah 3% terhadap PDB (sangat prudent) - Persentase total hutang terhadap PDB di bawah 30% (sangat sehat) Page 22
23 TERIMA KASIH Page 23
Catatan Atas Harga BBM: Simulasi Kenaikan Harga, Sensitivitas APBN dan Tanggapan terhadap 3 Opsi Pemerintah
Catatan Atas Harga BBM: Simulasi Kenaikan Harga, Sensitivitas APBN dan Tanggapan terhadap 3 Opsi Pemerintah I. Pendahuluan Harga Minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) merupakan salah satu
Lebih terperinciPerkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014 Jakarta, 10 Juni 2014 Kunjungan FEB UNILA Outline 1. Peran dan Fungsi APBN 2. Proses Penyusunan APBN 3. APBN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA
NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Boks... BAB
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan
Lebih terperinciMencari Harga BBM Yang Pantas Bagi Rakyat Indonesia
SEMINAR NASIONAL Mencari Harga BBM Yang Pantas Bagi Rakyat Indonesia ENNY SRI HARTATI Auditorium Kampus Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie Rabu, 24 September 2014 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 memberikan dampak pada keuangan Indonesia. Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa krisis mempengaruhi Anggaran Pendapatan
Lebih terperinciSUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA I. PENDAHULUAN Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu input di dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan pada gilirannya akan mempengaruhi
Lebih terperincipatokan subsidi (Mean of Pajak BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Biro
SIMULASI SEDERHANAA : PERHITUNGAN HARGA SUBSIDI BBM BERSUBSIDI Pendahuluan Definisi subsidi BBM adalah selisih harga keekonomian BBM dengan harga subsidi. Harga keekonomian dipengaruhi oleh besaran ICP
Lebih terperinciBEBAN SUBSIDI BBM DALAM APBN TAHUN 2013
BEBAN SUBSIDI BBM DALAM APBN TAHUN 2013 I. PENDAHULUAN Dalam Undang-undang No.19 Tahun 2012 tentang APBN 2013, anggaran subsidi BBM dialokasikan sebesar Rp193,8 triliun meningkat Rp56,4 triliun bila dibandingkan
Lebih terperinciMengapa Harga BBM Harus Naik?
Mengapa Harga BBM Harus Naik? Pro dan kontra perihal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terus menjadi hal yang panas dan memanaskan dalam pembahasan masyarakat Indonesia beberapa bulan belakangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan fiskal pemerintah. Pada dasarnya, kebijakan fiskal mempunyai keterkaitan yang erat dengan
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 31 Mei 2017 FSDFSDFGSGSGSGSGSFGSF- DGSFGSFGSFGSGSG Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. Mei 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari) 5,1
Lebih terperinciLAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A
LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJAA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGAR RAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel...
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii
Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Umum... 1.2 Realisasi Semester I Tahun 2013... 1.2.1 Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Semester
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia bukanlah negara pengekspor besar untuk minyak bumi. Cadangan dan produksi minyak bumi Indonesia tidak besar, apalagi bila dibagi dengan jumlah penduduk. Rasio
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2002 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciRENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Disampaikan oleh: Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah Dr. Ahmad Yani, S.H., Akt., M.M., CA. MUSRENBANG
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 28 April 2017 FSDFSDFGSGSGSGSGSFGSF- DGSFGSFGSFGSGSG Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. April 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari)
Lebih terperinciMUNGKINKAH ADA HARGA BBM BERAZAS KEADILAN DI INDONESIA?
MUNGKINKAH ADA HARGA BBM BERAZAS KEADILAN DI INDONESIA? Seminar Nasional Mencari Harga BBM Yang Pantas Bagi Rakyat Indonesia Oleh: Anthony Budiawan Rektor Kwik Kian Gie School of Business Jakarta, 24 September,
Lebih terperinciBIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI INEFISIENSI BBM
INEFISIENSI BBM Kenaikan harga minyak yang mencapai lebih dari US$100 per barel telah memberikan dampak besaran alokasi dalam APBN TA 2012. Kondisi ini merupakan salah satu faktor yang mendorong pemerintah
Lebih terperinciSimulasi Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) tahun 2014
Simulasi Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) tahun 2014 Ringkasan Dengan menggunakan besaran harga MOPS yang bersumber dari perhitungan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii Daftar Boks... ix
Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii Daftar Boks... ix BAGIAN I RINGKASAN RAPBN PERUBAHAN TAHUN 2017 1 Pendahuluan... 2 Perubahan Asumsi Dasar Ekonomi Makro
Lebih terperinciCATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN
CATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN 2013 Asumsi ekonomi makro yang dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan berbagai besaran RAPBN tahun 2013 adalah sebagai berikut: Pertumbuhan ekonomi 6,8 %, laju
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013
KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013 I. SUBSIDI BBM TAHUN 2013 a. Subsidi BBM Dalam Undang-undang No.19 Tahun tentang APBN 2013, anggaran subsidi BBM dialokasikan sebesar
Lebih terperinciSubsidi BBM pada APBN. Komposisi Subsidi pada APBN 55% 50% 44% 44% 43% 35% 33% 33% APBN APBN LKPP LKPP LKPP APBN. Perkembangan Subsidi BBM ( )
Subsidi BBM pada Komposisi Subsidi pada Subsidi BBM selalu menjadi issue yang menarik perhatian jika dikaitkan dengan total beban subsidi pada. Hal tersebut dikarenakan subsidi BBM memberikan kontribusi
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 31 Maret 2017 Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. Maret 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari) 5,1 5,01 4,0 3,61 5,3 5,2 13.300 13.348
Lebih terperinciPendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Enam puluh tiga tahun merdeka memberikan pengajaran kepada bangsa Indonesia bahwa perjalanan sebuah bangsa adalah sebuah perjalanan yang penuh perjuangan dan kerja keras. Proses
Lebih terperinciRINGKASAN APBN TAHUN 2017
RINGKASAN APBN TAHUN 2017 1. Pendahuluan Tahun 2017 merupakan tahun ketiga Pemerintahan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mewujudkan sembilan agenda priroritas (Nawacita)
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Anggaran ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013 Disampaikan dalam Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Grand Sahid Jakarta
Lebih terperinciKebijakan Penganggaran TA 2018
Kebijakan Penganggaran TA 2018 Jakarta, 14 Juni 2017 1 Siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kemendes PDT dan Trans Pertemuan Tiga Pihak Forum Penelaahan Kemendes PDT dan Trans Kemendes
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Lebih terperinciPengendalian Konsumsi BBM Bersubsidi
Pengendalian Konsumsi BBM Bersubsidi A. Pendahuluan Volume konsumsi BBM bersubsidi dalam beberapa tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan. Tahun 2008 realisasi konsumsi BBM bersubsidi 1 menjadi
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2005 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN,
Lebih terperinciUTANG PEMERINTAH EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL
UTANG PEMERINTAH EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL Oleh: Anthony Budiawan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Disampaikan pada Seminar Nasional Menyikapi Polemik Utang Pemerintah
Lebih terperinciARAH DAN KEBIJAKAN FISKAL JANGKA MENENGAH 2015-2019
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ARAH DAN KEBIJAKAN FISKAL JANGKA MENENGAH 2015-2019 Paparan Menteri Keuangan Rakorbangpus Penyusunan Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 Jakarta, 25 November 2014 TOPIK
Lebih terperinciDATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2005 2010 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005 2010.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005 2010..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 4/DPD RI/I/2013-2014 PERTIMBANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN
Lebih terperinciSUBSIDI BBM : PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN
SUBSIDI BBM : PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN Abstrak Dalam kurun waktu tahun 2009-2014, rata-rata alokasi belanja non mandatory spending terhadap total belanja negara sebesar 43,7% dan dari alokasi
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN
NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELAN NJA NEGAR RA TAHUN ANGGARAN 2011 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Boks... Daftar
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN, DAN INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN 2.1. EKONOMI MAKRO PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH Pada tahun 2014, perekonomian nasional tumbuh melambat
Lebih terperinciDATA POKOK APBN
DATA POKOK - DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan...... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995...... 2 Tabel 3 : Penerimaan
Lebih terperinciBAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan
Lebih terperinci2 makro yang disertai dengan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal, dan pergeseran anggaran antarunit organisasi dan/atau antarprogram yang berdampak
No.44, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. APBN. Tahun 2015. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5669) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3
Lebih terperinciLAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... vi Daftar
Lebih terperinciDOKUMEN TAMBAHAN NOTA KEUANGAN
DOKUMEN TAMBAHAN NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2009 REPUBLIK INDONESIA DOKUMEN TAMBAHAN NOTA KEUANGAN DAN RAPBN TA 2009 Pendahuluan Pada tahun anggaran
Lebih terperinciDRS. LAURENS BAHANG DAMA KETUA KOMISI V DPR-RI. Aspek Ekonomi Politik, Subsidi BBM, APBN dan Transportasi Massal dalam Kerangka Ekonomi Hijau
1 DRS. LAURENS BAHANG DAMA KETUA KOMISI V DPR-RI Aspek Ekonomi Politik, Subsidi BBM, APBN dan Transportasi Massal dalam Kerangka Ekonomi Hijau Disampaikan pada acara dialog publik Pusat Penelitia Perubahan
Lebih terperinciWAJIBKAN INDUSTRI MEMRODUKSI MOBIL BER-BBG: Sebuah Alternatif Solusi Membengkaknya Subsidi BBM. Oleh: Nirwan Ristiyanto*)
WAJIBKAN INDUSTRI MEMRODUKSI MOBIL BER-BBG: Sebuah Alternatif Solusi Membengkaknya Subsidi BBM Oleh: Nirwan Ristiyanto*) Abstrak Melalui Inpres Nomor 4 Tahun 2014, pemerintah mengambil kebijakan memotong
Lebih terperinciDATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja
Lebih terperinciPerkembangan Perekonomian, Subsidi BBM, dan Evaluasi Program BLT
Perkembangan Perekonomian, Subsidi BBM, dan Evaluasi Program BLT Pertemuan Koordinasi Tingkat Nasional Pelaksanaan Program BLT 2008 Departemen Sosial Cikampek, 4 Juni 2008 DISTRIBUSI PENGGUNAAN SUBSIDI
Lebih terperinciDATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK -P 2007 DAN -P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 :, 2007 dan 2008......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995 2008...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan,
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2005 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperincifaktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, ketersediaan sumber daya, teknologi,
Lebih terperinci24/11/2014. ICW - Catatan Kritis terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi
ICW - Catatan Kritis terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi Indonesia Corruption Watch (ICW) www.antikorupsi.org Jakarta, 19 November 2014 1 Harga Pasar (MOPS) Gasoline 95 & Diesel Berdasarkan publikasi
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. KETERANGAN PERS Pokok-Pokok UU APBN-P 2016 dan Pengampunan Pajak
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA GEDUNG DJUANDA I, JALAN DR. WAHIDIN NOMOR I, JAKARTA 10710, KOTAK POS 21 TELEPON (021) 3449230 (20 saluran) FAKSIMILE (021) 3500847; SITUS www.kemenkeu.go.id KETERANGAN
Lebih terperinciKenaikan Harga Minyak Mentah Dunia 1
Kenaikan Harga Minyak Mentah Dunia 1 Perkembangan Pasar Minyak Dunia Harga minyak mentah dunia terus mengalami kenaikan. Pada akhir bulan Oktober harga minyak mentah dunia menembus angka 90 dolar AS per
Lebih terperinciDATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK -P DAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : dan.......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan, 1994/1995.........
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2005 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Gambar...
Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Gambar... BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Umum... 1.2 Perubahan Asumsi Dasar Ekonomi Makro... 1.3 Perubahan Kebijakan APBN... 1.4 Pokok-Pokok
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dari mencatat, mengumpulkan serta menyalin data-data yang diperlukan dari dinas
41 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari mencatat, mengumpulkan serta menyalin data-data yang diperlukan dari
Lebih terperinciRealisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35
Lebih terperinciTabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)
Tabel 1a 2004 dan -P 2004 Keterangan -P ( (3) (4) (5) A. Pendapatan Negara dan Hibah 349.933,7 17,5 403.769,6 20,3 I. Penerimaan Dalam Negeri 349.299,5 17,5 403.031,8 20,3 1. Penerimaan Perpajakan 272.175,1
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA
NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Boks... BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciDATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan fiskal secara keseluruhan. Indikator kerentanan fiskal yang dihadapi adalah meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah di seluruh dunia pada dasarnya dihadapkan dengan kerentanan fiskal. Hemming (2000) mendefinisikan kerentanan fiskal adalah ketika pemerintah gagal dalam
Lebih terperinciSIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
273 VII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 7.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi, dan simulasi peramalan dampak kebijakan subsidi harga BBM terhadap kinerja perekonomian, kemiskinan,
Lebih terperinciKetidakwajaran perhitungan Pemerintah dan DPR (dugaan markup), terkait rencana kenaikan harga BBM 2012
Ketidakwajaran perhitungan Pemerintah dan DPR (dugaan markup), terkait rencana kenaikan harga BBM 2012 Indonesia Corruption Watch ICW www.antikorupsi.org Jakarta,28 Maret 2012 Perhitungan Biaya Subsidi
Lebih terperinciPerekonomian Indonesia
MODUL PERKULIAHAN Perekonomian Indonesia Kebijakan Fiskal dan APBN Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 10 84041 Abstraksi Modul ini membahas salah
Lebih terperinciAnalisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011
Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi
Lebih terperinciRincian Penerimaan Perpajakan Tahun Anggaran 2008 adalah sebagai berikut
PENJELASAN A T A S RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008
Lebih terperinciJIKA SUBSIDI BBM DIPATOK RP PER LITER
JIKA SUBSIDI BBM DIPATOK RP 2.000 PER LITER Kebijakan kenaikan BBM selalu memunculkan dua permasalahan utama yaitu beban fiskal yang semakin berat 1 dan penurunan daya beli masyarakat akibat inflasi. Selain
Lebih terperinciPendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Enam puluh tiga tahun merdeka memberikan pengajaran kepada bangsa Indonesia bahwa perjalanan sebuah bangsa adalah sebuah perjalanan yang penuh perjuangan dan kerja keras. Proses
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinci2013, No makro yang disertai dengan perubahan kebijakan fiskal yang berdampak cukup signifikan terhadap besaran APBN Tahun Anggaran 2013 sehingg
No.108, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. APBN. Tahun Anggaran 2012. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5426) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB III ASUMSI ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
- 27 - BAB III ASUMSI ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) A. Asumsi Dasar yang Digunakan dalam APBN Asumsi dasar ekonomi makro digunakan sebagai dasar
Lebih terperinciKunjungan Studi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 17 April 2015
Kunjungan Studi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 17 April 2015 OUTLINE 3 Pendahuluan 3 Postur APBN 3 Praktik Penyusunan APBN 3 Siklus APBN 3 Transparansi Anggaran 2 3 Pendahuluan 3 FUNGSI APBN Ekspansif
Lebih terperinciANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007
ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
K E M E N T E R I A N K E U A N G A N PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA Budget Goes To Campus UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA, 21 NOVEMBER 2017 POKOK BAHASAN PENDAHULUAN PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar bisa berupa banyak
Lebih terperinciTabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)
Tabel 1a APBN 2004 dan 2004 Keterangan APBN (1) (2) (3) (4) (5) A. Pendapatan Negara dan Hibah 349.933,7 17,5 403.769,6 20,3 I. Penerimaan Dalam Negeri 349.299,5 17,5 403.031,9 20,3 1. Penerimaan Perpajakan
Lebih terperinciPemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Penetapan KUPA Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Tahun Anggaran 2017 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY Kompleks Kepatihan Danurejan Yogyakarta (0274)
Lebih terperinciINDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK
No 2/Tahun II/Juni 2013 INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK Potret kemiskinan di Indonesia Antrian pembelian BBM Kemacetan di Yogyakarta Macroeconomic Dashboard Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Lebih terperinciTINJAUAN KEBIJAKAN HARGA BERSUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK DARI MASA KE MASA Jumat, 30 Maret 2012
TINJAUAN KEBIJAKAN HARGA BERSUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK DARI MASA KE MASA Jumat, 30 Maret 2012 Pada periode 1993-2011 telah terjadi 13 (tiga belas) kali perubahan harga bersubsidi bahan bakar minyak (bensin
Lebih terperinciDPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPR mempunyai fungsi: legislasi; anggaran; dan pengawasan.
Disampaikan dalam Kunjungan Ilmiah Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas Jayabaya Jakarta 18 November 2014 DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2005
NOTA KEUANGAN DAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2005 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN NEGARA. APBN Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 63)
No. 4848 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN NEGARA. APBN 2008. Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 63) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2005 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji Impulse Response Function menunjukkan variabel nilai
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 110, 2005 APBN. Pendapatan. Pajak. Bantuan. Hibah. Belanja Negara (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini adalah sangat lambat. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Salah satunya adalah terjadinya krisis di Amerika.
Lebih terperinciKebijakan Harga BBM dan Dampak pada APBN, Ekonomi dan Sosial
Kebijakan Harga BBM dan Dampak pada APBN, Ekonomi dan Sosial KEPALA BADAN KEBIJAKAN FISKAL DEPARTEMEN KEUANGAN, RI Jakarta, 15 Mei 2008 Halaman 0 Outline Perkembangan Harga Minyak dan Upaya-Upaya yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi untuk mengendalikan keseimbangan makroekonomi dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik dengan
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2008 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan III-2007, tingkat inflasi diperkirakan diatas 10%, dan nilai tukar
Lebih terperinciNo koma dua persen). Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan meningkatkan kredibilitas kebijakan fiskal, menjaga stabilitas ekonomi ma
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6111 KEUANGAN. APBN. Tahun 2017. Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 186) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciSiklus APBN. Januari. Penetapan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional. Juli. Agustus. November
1 Siklus APBN Januari Penetapan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional Maret Penyusunan resource envelope, Rancangan RKP dan Pagu Indikatif Mei Pengajuan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal, Kerangka
Lebih terperinci2 Sehubungan dengan lemahnya perekonomian global, kinerja perekonomian domestik 2015 diharapkan dapat tetap terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi p
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. APBN. Tahun 2015. Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 44) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN
Lebih terperinciSAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN
SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran/Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran
Lebih terperinciPengaruh Perubahan Asumsi Makro Terhadap Defisit APBN Tahun 2014
Pengaruh Perubahan Asumsi Makro Terhadap Defisit APBN Tahun 2014 1. Pendahuluan Estimasi asumsi makro dalam APBN merupakan agenda tahunan pemerintah sebagai bahan acuan untuk perjalanan roda pemerintahan,
Lebih terperinci