BAB V PENUTUP. perkawinan Katolik pada dasarnya bersifat atau berkarakter hakiki tak terputuskan (indissoluble).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PENUTUP. perkawinan Katolik pada dasarnya bersifat atau berkarakter hakiki tak terputuskan (indissoluble)."

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah ada, penulis sampai pada kesimpulan bahwa perkawinan Katolik pada dasarnya bersifat atau berkarakter hakiki tak terputuskan (indissoluble). Dan indissolubilitas sebagai ciri hakiki dari perkawinan Katolik tidak dikurangi nilai keabsahannya oleh proses anulasi perkawinan sebagai salah satu proses hukum di dalam Gereja Katolik, yang diambil untuk menyelesaikan masalah-masalah perkawinan yang dihadapi oleh keluarga-keluarga Katolik. Penulis menyimpulkannya demikian karena proses anulasi perkawinan di dalam Gereja Katolik, sebenarnya berhubungan dengan pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh otoritas yang berwenang dalam hal ini pengadilan Gereja, setelah melewati tahap-tahap proses peradilan perkara, mulai dari pembukaan perkara, pengumpulan bukti-bukti dengan maksud untuk membuktikan sah-tidaknya sebuah perkawinan Katolik yang telah dilangsungkan, pembahasan perkara hingga putusan hakim bahwa perkawinan yang telah dilangsungkan sejak permulaan tidak sah, tidak ada, tidak punya kekuatan hukum karena ditemukan adanya hal-hal yang mengakibatkannya demikian, seperti halangan-halangan perkawinan, cacat kesepakatan nikah dan cacat forma canonica. Dalam proses anulasi, yang terjadi bukanlah proses perceraian. Perceraian mengandaikan adanya ikatan yang sah, entah secara sipil, entah agama tertentu yang diputuskan melalui proses perceraian yang terjadi atas campur tangan otoritas yang terkait, baik sipil maupun keagamaan. Hal ini berbeda dengan proses anulasi perkawinan yang terjadi di dalam Gereja Katolik. Yang terjadi dalam proses anulasi adalah proses hukum yang dipakai oleh Gereja untuk memastikan

2 dan menyatakan apakah benar sebuah perkawinan telah berdiri sebagaimana dimaksudkan oleh Gereja atau sebaliknya apakah perkawinan tersebut memang tidak pernah ada, tidak pernah berdiri sebagaimana dimaksudkan oleh Gereja. Dengan demikian menjadi jelas bahwa yang dilakukan oleh Gereja dalam proses anulasi bukanlah proses memutuskan sebuah ikatan perkawinan yang sah (perceraian), melainkan sebuah proses pemeriksaan, pembuktian, pemastian dan penyataan sah atau tidaknya perkawinan sebagaimana dimaksudkan dan diajarkan oleh Gereja. Konsekuensi logis yang kemudian timbul adalah bahwa antara proses anulasi dan sifat tak terceraikan (indissolubilitas) dalam perkawinan Katolik tidak bertentangan. Proses anulasi perkawinan tidak mengurangi nilai keabsahan dari indissolubilitas sebagai ciri hakiki dari perkawinan Katolik. 5.2 Usul-Saran Pertama, karena terdapat pemahaman yang keliru bahkan salah mengenai proses anulasi perkawinan yang ada di dalam Gereja Katolik oleh sebagian umat Gereja Katolik, maka perlu diadakan sosialisasi mengenai apa itu anulasi perkawinan kepada umat oleh agen-agen pastoral, sehingga mereka bisa memperoleh pemahaman yang benar dan tepat mengenai anulasi perkawinan sebagai salah satu proses hukum yang ditempuh untuk menyelesaikan masalahmasalah perkawinan keluarga Katolik. Kedua, mengingat bahwa anulasi perkawinan merupakan pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Gereja, setelah melewati tahap-tahap proses peradilan perkara, mulai dari pembukaan perkara hingga putusan hakim bahwa perkawinan sejak semula tidak sah karena ditemukan adanya hal-hal yang mengakibatkannya demikian, seperti halangan-halangan perkawinan, cacat kesepakatan nikah dan cacat forma canonica, maka penyelidikan kanonik terhadap kemungkinan adanya hal-hal ini sebelum perkawinan sangatlah penting. Penyelidikan

3 kanonik sebelum peneguhan perkawinan, meski sungguh-sungguh dilakukan oleh pastor-pastor paroki sebagai agen pastoral dan gembala umat, agar dikemudian hari tidak muncul persoalanpersoalan dari perkawinan itu yang mengancam keutuhan perkawinan keluarga Katolik. Di samping itu, pastor paroki juga meski memberi pendampingan kepada umat yang memiliki kasus perkawinan dalam menempuh prosedur hukum yang benar dalam mengajukan kasus kebatalan perkawinannya kepada tribunal atau pengadilan gerejawi, dengan tujuan untuk memberikan kepastian tentang status sah-tidaknya perkawinan dari yang bersangkutan. Ketiga, agar tidak terjadi persoalan di kemudian hari yang dapat mengancam keutuhan perkawinan yang telah dilangsungkan, maka umat beriman Katolik yang hendak melangsungkan pernikahan dituntut untuk benar-benar terbuka satu sama lain, apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan dari masing-masing mereka, terlebih mengenai hal-hal yang bisa berpengaruh bagi sah-tidaknya perkawinan mereka.

4 DAFTAR PUSTAKA ALKITAB Lembaga Alkitab Indonesia., Alkitab, (Jakarta: LAI, 1994) DOKUMEN-DOKUMEN GEREJA Konsili Vatikan II, Konstitusi Pastoral Tentang Gereja Dewasa Ini Gaudium et Spes, (7 Desember 1965), dalam Hardawiryana, R, (penerj), Dokumen Konsili Vatikan II, (Jakarta: Obor, 1993), Konstitusi Dogmatis Tentang Gereja, Lumen Gentium, (21 November 1964), dalam Hardawiryana, R, (penerj), Dokumen Konsili Vatikan II, (Jakarta: Obor, 1993) Paus Yohanes Paulus II, (promulgatus), Codex Iuris Canonici M. DCCCC. LXXXIII, dalam Rubiyatmoko, R, (editor), Kitab Hukum Kanonik, (Jakarta: Grafika Mardi Yuana, 2006) KAMUS O Collins, Gerald, Kamus Teologi, (Yogyakarta: Kanisius, 1996) Poerwadarminta W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1983) Verhoeven, L, Kamus Latin-Indonesia, (Ende: Nusa Indah, 1969) BUKU-BUKU Avan, Moses. Komela, Kebatalan Perkawinan, (Yogyakarta: Kanisius, 2014) Bere, Julius, Kursus Persiapan Perkawinan, (Kupang: Gita Kasih, 2007)

5 Bria, Yosef. Benyamin, Pastoral Perkawinan Gereja Katolik Menurut Kitab Hukum Kanonik 1983, Beberapa Kajian dan Pedoman Praktis, (Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama, 2002), Pastoral Perkawinan Gereja Katolik Menurut Kitab Hukum Kanonik 1983, Kajian dan Penerapannya, (Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama, 2007) Christie, Anthony, Mau Menikah di Gereja, (Yogyakarta: Charissa Publisher, 2013) Dwyer, J. E, Catholic Tribunals, Marriage Annulment and Dissolution, (Austria: Southwood Press, 1990) Eminyan, Maurice, Teologi Keluarga, (Yogyakarta: Kanisius, 2001) Fau, Eligius. Anselmus, Persiapan Perkawinan Katolik, (Ende: Nusa Indah, 2000) Gilarso, T, Membangun Keluarga Kristiani, (Yogyakarta: Kanisius, 1990) Go, Piet, Hukum Perkawinan Gereja Katolik, (Malang: Dioma, 2003) Groenen, C, Perkawinan Sakramental, (Yogyakarta: Kanisius, 1993) Rubiyatmoko, Robertus, Perkawinan Katolik Menurut Kitab Hukum Kanonik, (Yogyakarta: Kanisius, 2011) Schaffer, Ruth, Bercerai Boleh atau Tidak?,(Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2012) Subani, Yohanes, Mengenal Tribunal Gerejawi Menurut Kitab Hukum Kanonik 1983, (Kupang: Lima Bintang, 2015) Tukan, Suban. Jhon, Mengenal Kasih, (Jakarta: Obor, 1990) Wignasumarto, Ig, Kursus Persiapan Hidup Berkeluarga, (Yogyakarta: Kanisius, 2007)

6 MODUL Kabelen, Homenara. Fransiskus, Tribunal Instansi Kedua Regio Gerejani Nusa Tenggara Plus, Motu Proprio Mitis Iudex Dominus Iesus Tuhan Yesus Hakim Yang Dermawan, (Larantuka: Rumah Bina Saron-San Dominggo) Panda, Punda. Herman, Sakramen dan Sakramentali Dalam Gereja, (Kupang: FFA-UNWIRA, 2012) Subani, Yohanes, Hukum Perkawinan, (Kupang: FFA-UNWIRA, 2008), Pengantar Hukum Gereja, (Kupang: FFA-UNWIRA, 2008)

7 CURICULUM VITAE Riwayat Hidup Nama : Robertus Manek Luan TTL : Halilulik, 22 Januari 1994 Jenis Kelamin Ayah Ibu Saudara/i : Laki-laki : Hendrikus Yos Luan : Yosefina Lin (Almarhumah) : Elfiana Luan (Almarhumah) Elfrida Lon Gregorius Luan, S. Sos Ferdinand Ba e, SH Maria Goreti Luan Riwayat Pendidikan SD : SDK Dafala SMP : SMPN 1 Tasifeto Timur-Wedomu, SMA : SMA Seminari Sta. Maria Immaculata Lalian, Perguruan Tinggi : Fakultas Filsafat UNIKA Widya Mandira Kupang, Riwayat Pendidikan Calon Imam Seminari Menengah Sta. Maria Immaculata Lalian : Tahun Orientasi Rohani TOR Lo o Damian Atambua : Seminari Tinggi Sto. Mikhael Penfui :

BAB V PENUTUP. Kristus. Sakramen-sakramen merupakan tahap paling konkret di mana

BAB V PENUTUP. Kristus. Sakramen-sakramen merupakan tahap paling konkret di mana BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Panggilan hidup manusia merupakan anugerah Allah. Manusia dipanggil untuk hidup bersama Allah. Konsekuensi praktis dari pandangan demikian mau melegitimasi karunia Allah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen dalam Gereja. Melalui sakramen-sakramen dalam Gereja Tuhan hendak mencurahkan daya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang tidak boleh dinaifkan. Sebagai amanat, maka suami-istri perlu menjalankannya. Sebab

BAB V PENUTUP. yang tidak boleh dinaifkan. Sebagai amanat, maka suami-istri perlu menjalankannya. Sebab BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Persatuan hidup antara suami-istri merupakan anugerah sekaligus amanat dari Tuhan yang tidak boleh dinaifkan. Sebagai amanat, maka suami-istri perlu menjalankannya. Sebab Tuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, sebagai seorang yang amat akrab dengannya, sebagai seorang yang bersatu erat

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, sebagai seorang yang amat akrab dengannya, sebagai seorang yang bersatu erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuhan menciptakan manusia sebagai pria dan wanita, dua pribadi yang memiliki kesepadanan satu terhadap yang lain. Antara pria dan wanita ada dorongan untuk saling membantu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dipanggil untuk mencapai kesempurnaan hidup seperti Kristus. Panggilan untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Keluarga merupakan penanggungjawab utama kehidupan moral anak remaja. Tidak

BAB V PENUTUP. Keluarga merupakan penanggungjawab utama kehidupan moral anak remaja. Tidak BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan Keluarga merupakan penanggungjawab utama kehidupan moral anak remaja. Tidak ada pihak lain yang lebih bertanggungjawab daripada orangtua. Tugas ini bersifat primer danhanya

Lebih terperinci

MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI

MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON 1055 1 KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Relevansi. Tak dapat dipungkiri, situasi yang dialami Petrus dan situasi saat sekarang

BAB V PENUTUP. 5.1 Relevansi. Tak dapat dipungkiri, situasi yang dialami Petrus dan situasi saat sekarang BAB V PENUTUP 5.1 Relevansi Tak dapat dipungkiri, situasi yang dialami Petrus dan situasi saat sekarang berbeda jauh.situasi saat ini sudah dipenuhi dengan berbagai kecanggihan dan teknologi yang dapat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang

BAB V PENUTUP. Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan orang beriman, mereka mengungkapkan imannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah sesuatu yang sangat sakral. Kesakralan itu berada dalam proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan menjalaninya

Lebih terperinci

INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II

INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Agama Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan,

BAB I PENDAHULUAN. Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan, seorang manusia tidak dapat berada. Manusia mengalami keberadaannya sebagai kerinduan

Lebih terperinci

BAB VIII PERKAWINAN AGAMA KATOLIK DAN KETIDAKTERCERAIKANNYA

BAB VIII PERKAWINAN AGAMA KATOLIK DAN KETIDAKTERCERAIKANNYA Modul ke: BAB VIII PERKAWINAN AGAMA KATOLIK DAN KETIDAKTERCERAIKANNYA Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi PERKAWINAN AGAMA KATOLIK DAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. model harapan dalam terang Ensiklik Spe Salvi no.49 50, maka peneliti menemukan suatu

BAB V PENUTUP. model harapan dalam terang Ensiklik Spe Salvi no.49 50, maka peneliti menemukan suatu BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pemikiran dan pemahaman-pemahaman dasar di atas akan Maria sebagai model harapan dalam terang Ensiklik Spe Salvi no.49 50, maka peneliti menemukan suatu kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel

BAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Israel adalah bangsa yang mengimani Allah secara istimewa dan terbedakan dari bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK MENUJU ERA PERADABAN KASIH INDONESIA

KELUARGA KATOLIK MENUJU ERA PERADABAN KASIH INDONESIA KELUARGA KATOLIK MENUJU ERA PERADABAN KASIH INDONESIA melalui penguatan kebiasaan dan tradisi iman, martabat luhur perkawinan dan kesejahteraan hidup berkeluarga KELUARGA, SUKACITA INJIL ALASAN MENIKAH

Lebih terperinci

Key words: Sinode, keluarga, para uskup, anulasi, fungsionaris tribunal.

Key words: Sinode, keluarga, para uskup, anulasi, fungsionaris tribunal. SINODE PARA USKUP DAN SAGKI TENTANG KELUARGA DAN IMPLIKASINYA BAGI PASTORAL ANULASI PERKAWINAN P. Don Wea S. Turu Pr. Abstrak: Prosentase keluarga yang hidup dalam ikatan perkawinan baru yang irregular,

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

1155); dan Pengesahan perkawinan (Kanon ). Kata kunci: Perkawinan, Kanonik

1155); dan Pengesahan perkawinan (Kanon ). Kata kunci: Perkawinan, Kanonik PELAKSANAAN PERKAWINAN MENURUT HUKUM KANONIK DI KEVIKEPAN TONSEA SEBAGAI SYARAT SAHNYA PERKAWINAN DALAM PERSPEKTIF UU NO. 1 TAHUN 1974 DI INDONESIA 1 Oleh : Thierry Juvinus Nomo 2 Abstrak Kedudukan dan

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. II/No. 3/April/2014

Lex et Societatis, Vol. II/No. 3/April/2014 PERKAWINAN YANG TAK TERCERAIKAN MENURUT HUKUM KANONIK 1 Oleh: Meikel Kkaliks Leles Kancak 2 ABSTRAK Prinsip tak terceraikan dalam perkawinan menurut Hukum Kanonik adalah bahwa hidup perkawinan tidak bisa

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Modul ke: 12Fakultas Psikologi Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Program Studi Psikologi Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Sejarah Konsili Vatikan II Konsili

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga

Lebih terperinci

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR!

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! 1. Simbol perkawinan bahtera yang sedang berlayar mempunyai makna bahwa perkawinan... A. merupakan perjalanan yang menyenangkan B. ibarat mengarungi samudra luas yang penuh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kemampuan intelektual merupakan salah satu kemampuan yang perlu

BAB V PENUTUP. Kemampuan intelektual merupakan salah satu kemampuan yang perlu BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kemampuan intelektual merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang anak demi perkembangan diri selanjutnya menuju dewasa. Berkat kemampuan ini, seorang anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Teks Membuka Kitab Suci Perjanjian Baru, kita akan berjumpa dengan empat karangan yang cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat keterikatan secara

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan aturan terhadap suatu perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan aturan terhadap suatu perkawinan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

Lebih terperinci

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO.

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. 29 (Sebuah Tinjauan Teologis) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat

Lebih terperinci

KELUARGA SEBAGAI SEKOLAH CINTA 284, KUHP,

KELUARGA SEBAGAI SEKOLAH CINTA 284, KUHP, KELUARGA SEBAGAI SEKOLAH CINTA (keterangan ringkas pandangan Gereja Katolik untuk Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi dalam perkara judicial review pasal 284, 285 dan 292 KUHP, Selasa 6 Desember 2016) Dalam

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik

S K R I P S I. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DALAM UPAYA MEWUJUDKAN PERKAWINAN YANG UNITAS DAN INDISSOLUBILITAS BAGI PASANGAN SUAMI ISTRI KATOLIK YANG USIA PERKAWINAN 15-30 TAHUN DI WILAYAH PATANGPULUHAN PAROKI HATI KUDUS

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 !!! DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 I. HAKEKAT, TUJUAN, DAN SPIRITUALITAS 3 II. ALASAN DAN DASAR 4 III. MANFAAT 5 IV. KEGIATAN-KEGIATAN POKOK 5 V. KEGIATAN-KEGIATAN LAIN 6 VI. ORGANISASI 6 VII. PENDAFTARAN

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan bergereja (berjemaat) tidak dapat dilepaskan dari realita persekutuan yang terjalin di dalamnya. Dalam relasi persekutuan tersebut, maka setiap anggota

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Gereja merupakan bentuk konkrit dari misteri communio kasih Allah

BAB V PENUTUP. Gereja merupakan bentuk konkrit dari misteri communio kasih Allah BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan bentuk konkrit dari misteri communio kasih Allah Tritunggal. Communio kasih Trinitas merupakan model khas, khusus dan otentik dari relasi manusia Kristiani,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT DOKUMEN GRAVISSIMUM EDUCATIONIS ART.8 DAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Filsafat

PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT DOKUMEN GRAVISSIMUM EDUCATIONIS ART.8 DAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Filsafat PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT DOKUMEN GRAVISSIMUM EDUCATIONIS ART.8 DAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

Pentingnya peran saksi dalam pernikahan (Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di jemaat GMIT Efata Benlutu)

Pentingnya peran saksi dalam pernikahan (Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di jemaat GMIT Efata Benlutu) Pentingnya peran saksi dalam pernikahan (Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di jemaat GMIT Efata Benlutu) 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkawinan ialah ikatan lahir batin

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG KEGIATAN

LATAR BELAKANG KEGIATAN PENDAHULUAN Kegiatan Lomba dalam rangka Perayaan Bulan Kitab Suci Nasional 2015 Berikut kami sadur sejarah BKSN sebagai pendahuluan. Saudara saudari terkasih dalam Kristus, bagi umat Katolik di Indonesia,

Lebih terperinci

I. Buku Katekumen : Yang berisi tentang :

I. Buku Katekumen : Yang berisi tentang : I. Buku Katekumen : Yang berisi tentang : I B A P T I S A N a. Keterangan Calon Baptis Nama diri (Lengkap) :.. Nama baptis yang dipilih :. Tempat / Tgl lahir :.... Pendidikan terakhir :.. Pekerjaan Alamat

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI USULAN PROGRAM PENDAMPINGAN KELUARGA MUDA KATOLIK DI PAROKI HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN DEMI KEBAHAGIAAN DAN KEUTUHAN PERKAWINAN S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dra.Ny.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1988 hal. 82

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dra.Ny.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1988 hal. 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang berpendapat bahwa siklus hidup manusia adalah lahir, menjadi dewasa, menikah, mendapatkan keturunan, tua dan mati. Oleh karena itu pernikahan

Lebih terperinci

BAB III GEREJA DAN SAINS

BAB III GEREJA DAN SAINS BAB III GEREJA DAN SAINS Modul ke: Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id 1 A. Gereja dan Sains GEREJA SAINS 2 B. Pengertian Gereja Kata 'ekklesia'

Lebih terperinci

BUNDA MARIA SEBAGAI MODEL HARAPAN UMAT BERIMAN DALAM TERANG ENSIKLIK SPE SALVI NO PROPOSAL PENELITIAN

BUNDA MARIA SEBAGAI MODEL HARAPAN UMAT BERIMAN DALAM TERANG ENSIKLIK SPE SALVI NO PROPOSAL PENELITIAN BUNDA MARIA SEBAGAI MODEL HARAPAN UMAT BERIMAN DALAM TERANG ENSIKLIK SPE SALVI NO.49-50 PROPOSAL PENELITIAN Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Sebagai Sebagian Syarat

Lebih terperinci

2. Teori. (Jakarta: PT. Intisari Mediatama, 2007)

2. Teori. (Jakarta: PT. Intisari Mediatama, 2007) 2. Teori 2.1 Pengertian Perkawinan Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

Lebih terperinci

Menjadi seorang imam dalam Gereja Katolik berarti pula menjalani hidup. selibat, yaitu hidup tidak menikah dengan alasan-alasan keimanan (O'Collins &

Menjadi seorang imam dalam Gereja Katolik berarti pula menjalani hidup. selibat, yaitu hidup tidak menikah dengan alasan-alasan keimanan (O'Collins & BABI PENDAHULUAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menjadi seorang imam dalam Gereja Katolik berarti pula menjalani hidup selibat, yaitu hidup tidak menikah dengan alasan-alasan keimanan

Lebih terperinci

PROSEDUR : PERKAWINAN GEREJA

PROSEDUR : PERKAWINAN GEREJA PROSEDUR : PERKAWINAN GEREJA 1. Mendaftarkan rencana Perkawinan 2. Mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) dengan mengisi form surat pengantar kursus persiapan perkawinan yang ditandatangani Pastor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan diartikan sebagai suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita, yang bersama-sama menjalin hubungan sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. II/No. 3/April/2014

Lex et Societatis, Vol. II/No. 3/April/2014 PERPISAHAN HIDUP PERKAWINAN MENURUT KITAB HUKUM KANONIK (KHK) KANON 1151-1155 DALAM HUBUNGANNYA DENGAN SISTEM PERUNDANGAN INDONESIA 1 Oleh: Alfian Hadyanto Purnadi 2 ABSTRAK Makna perpisahan hidup perkawinan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. aktif, Gereja mendukung dan ikut memperjuangkan usaha-usaha badan dunia

BAB III PENUTUP. aktif, Gereja mendukung dan ikut memperjuangkan usaha-usaha badan dunia BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam upaya penegakan anti diskriminasi Gereja Katolik sangat berperan aktif, Gereja mendukung dan ikut memperjuangkan usaha-usaha badan dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam

Lebih terperinci

PROSEDUR 03: PERKAWINAN GEREJA

PROSEDUR 03: PERKAWINAN GEREJA PROSEDUR 03: PERKAWINAN GEREJA 1. Mendaftarkan rencana Perkawinan Setelah mengisi Formulir Pendaftaran Perkawinan (lihat Form-03.A dan Form - 03.B), Calon Pengantin harus datang sendiri (tidak boleh diwakilkan)

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

Dasar Alkitabiah Adopsi / Pengangkatan Anak ADOPSI MENURUT AGAMA NON-MUSLIM. Hak Waris Anak Adopsi terhadap Orang Tua Biologis dan Orang Tua Angkat

Dasar Alkitabiah Adopsi / Pengangkatan Anak ADOPSI MENURUT AGAMA NON-MUSLIM. Hak Waris Anak Adopsi terhadap Orang Tua Biologis dan Orang Tua Angkat ADOPSI MENURUT AGAMA NON-MUSLIM Anggota : Chyndra Supriyanto 155010100111033(No. Absen: 5) Miranda Widyawati 155010101111009(No. Absen: 12) Maria Meideline Simanungkalit 155010101111078(No. Absen: 17)

Lebih terperinci

Oleh : TIM DOSEN SPAI

Oleh : TIM DOSEN SPAI Oleh : TIM DOSEN SPAI Syarat Pernikahan Adanya persetujuan kedua calon mempelai Adanya izin dari orang tua bagi calon mempelai yang belum berumur 21 tahun Antara kedua calon tidak ada hubungan darah Calon

Lebih terperinci

UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1

UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1 UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA Fabianus Selatang 1 Abstrak Konsep keselamatan dalam Katolik jelas berbeda dengan pengertian keselamatan dalam agama-agama

Lebih terperinci

KASIH DAN KETAATAN PETRUS: SEBUAH MODEL IDEAL KEPEMIMPINAN GEREJAWI. (Refleksi Analitis-Eksegetis Atas Yohanes 21:15-19) SKRIPSI

KASIH DAN KETAATAN PETRUS: SEBUAH MODEL IDEAL KEPEMIMPINAN GEREJAWI. (Refleksi Analitis-Eksegetis Atas Yohanes 21:15-19) SKRIPSI KASIH DAN KETAATAN PETRUS: SEBUAH MODEL IDEAL KEPEMIMPINAN GEREJAWI (Refleksi Analitis-Eksegetis Atas Yohanes 21:15-19) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

Lebih terperinci

PENGANTAR I. PRINSIP-PRINSIP DASAR

PENGANTAR I. PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGANTAR Bersama dan atas nama Kristus, Sang Gembala utama, para imam dan para tokoh awam dipanggil dan diutus untuk mendampingi umat beriman, berdasarkan ajaran dan teladan Kristus, Sang Gembala itu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi seluruh dunia dalam gereja Katolik adalah seorang Paus, saat ini bernama Paus

Lebih terperinci

Tata Upacara Pernikahan Sipil

Tata Upacara Pernikahan Sipil Tata Upacara Pernikahan Sipil 1 Penyerahan calon mempelai oleh wakil keluarga K Romo yang kami hormati. Atas nama orang tua dan keluarga dari kedua calon mempelai, perkenankanlah kami menyerahkan putra-putri

Lebih terperinci

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN Disampaikan sebagai pengganti khotbah dalam Perayaan Ekaristi Minggu Biasa VI tanggal 10-11

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tanggung jawab mereka sebagai bagian dari warga negara. berguna untuk pekerjaan dalam jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tanggung jawab mereka sebagai bagian dari warga negara. berguna untuk pekerjaan dalam jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal merupakan permulaan dari suatu tahap kedewasaan dalam rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja dan akan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELUARGA Oleh: Theodorus Uheng Koban Uer

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELUARGA Oleh: Theodorus Uheng Koban Uer PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELUARGA Oleh: Theodorus Uheng Koban Uer Abstrak: D alam Dokumen Gaudium et Spes dinyatakan: Keluarga merupakan suatu sekolah untuk memperkaya kemanusiaan. Supaya mampu memiliki

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI

LEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI LEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI 2 DI SUSUN OLEH: PETRUS FABER.S.S.Pd Untuk Kalangan sendiri SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan

Lebih terperinci

Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta

Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta Nama saya Salvatore Gargiulo. Saya bertobat kepada Injil Tuhan Yesus pada tahun 1977 dan saya sekarang melayani Dia di tempat yang sama di mana saya sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan adalah bahwa Gereja hadir sebagai tanda sekaligus sarana yang mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan adalah bahwa Gereja hadir sebagai tanda sekaligus sarana yang mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak Konsili Vatikan II 1, Gereja mulai melihat adanya kemungkinan keselamatan dalam agama lain. Keselamatan ini tidak hanya merupakan kekecualian yang jarang terjadi,

Lebih terperinci

KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA FORMULIR PENDAFTARAN PERKAWINAN Hal yang perlu dilampirkan (pribadi) --1-- Katolik Gereja Kristen Islam/Budha/Hindu/Lainnya Surat baptis yang diperbaharui (6 bulan terakhir) FC Surat penguatan/krisma (tidak

Lebih terperinci

Silabus. MPK 1022 Pendidikan Agama Katolik. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Silabus. MPK 1022 Pendidikan Agama Katolik. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Silabus MPK 1022 Pendidikan Agama Katolik Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi,

Lebih terperinci

PERANAN KURSUS PERSIAPAN PERKAWINAN DALAM RANGKA MEMBANGUN HIDUP IMAN KELUARGA MUDA DI PAROKI SANTO MARKUS MELAK KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI

PERANAN KURSUS PERSIAPAN PERKAWINAN DALAM RANGKA MEMBANGUN HIDUP IMAN KELUARGA MUDA DI PAROKI SANTO MARKUS MELAK KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI PERANAN KURSUS PERSIAPAN PERKAWINAN DALAM RANGKA MEMBANGUN HIDUP IMAN KELUARGA MUDA DI PAROKI SANTO MARKUS MELAK KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Masyarakat Indonesia tergolong heterogen dalam segala aspeknya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Masyarakat Indonesia tergolong heterogen dalam segala aspeknya. Dalam BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masyarakat Indonesia tergolong heterogen dalam segala aspeknya. Dalam aspek agama jelaslah bahwa terdapat enam agama yang diakui di Indonesia yakni Agama Islam, Hindu,

Lebih terperinci

BAB III PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA PENELITIAN. Banjarmasin adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.

BAB III PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA PENELITIAN. Banjarmasin adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. 32 BAB III PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA PENELITIAN A. Paparan Data 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Geografi Kota Banjarmasin Banjarmasin adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL AKHIR & REKOMENDASI PERTEMUAN KOMISI KATEKETIK REGIO NUSRA WISMA NELE, 26 s.d. 30 Agustus 2013

RUMUSAN HASIL AKHIR & REKOMENDASI PERTEMUAN KOMISI KATEKETIK REGIO NUSRA WISMA NELE, 26 s.d. 30 Agustus 2013 RUMUSAN HASIL AKHIR & REKOMENDASI PERTEMUAN KOMISI KATEKETIK REGIO NUSRA WISMA NELE, 26 s.d. 30 Agustus 2013 Menjadi Fasilitator Katekese Umat Yang Handal Di Era Digital Komisi Kateketik Regio Nusa Tenggara

Lebih terperinci

BAB IV HIERARKI DAN AWAM

BAB IV HIERARKI DAN AWAM 1 BAB IV HIERARKI DAN AWAM STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai

Lebih terperinci

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET 1 TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET Seminar Religius di BKS 2016 Kanisius, 8 September 2016 Paul Suparno, SJ Pendahuluan Tema BKS tahun 2016 ini adalah agar keluarga mewartakan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus

BAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pernikahan merupakan salah satu fase dari kehidupan manusia. Memasuki jenjang pernikahan atau menikah adalah idaman hampir setiap orang. Dikatakan hampir

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilakukan di Kapel Pradipa Kumara, Paroki Bunda

BAB V PENUTUP. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilakukan di Kapel Pradipa Kumara, Paroki Bunda BAB V PENUTUP Pada bagian ini, akan disampaikan simpulan dan saran pastoral dari penulis. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilakukan di Kapel Pradipa Kumara, Paroki Bunda Tujuh Kedukaan, Bandung (Paroki Pandu)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Driyakara dalam buku Selibat Para Imam menyatakan bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. Driyakara dalam buku Selibat Para Imam menyatakan bahwa manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Driyakara dalam buku Selibat Para Imam menyatakan bahwa manusia merupakan persoalan, suatu problem bagi dirinya sendiri. Maka tidak heran kalau sejarah umat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia hidup tidak selamanya berada dalam kondisi dimana semuanya berjalan lancar sesuai dengan apa yang direncanakan dan diingininya. Ada saat dimana muncul ketegangan-ketegangan

Lebih terperinci

Caroline Anita Widiastuti, Y. Sudiaritara Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata ABSTRAKSI

Caroline Anita Widiastuti, Y. Sudiaritara Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata ABSTRAKSI Psikodimensia Vol. 12 No.1, Januari - JUDi 2013, 150-162 FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN SEORANG "MANTAN" PASTOR MEMUTUSKAN UNTUK MENIKAH Caroline Anita Widiastuti, Y. Sudiaritara Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Warga jemaat HKBP adalah orang Kristen yang namanya tercatat dalam buku register warga jemaat HKBP dan menaati ketentuan-ketentuan yang berlaku di HKBP. Lebih jelasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia diciptakan oleh sang kholiq untuk memiliki hasrat dan keinginan untuk melangsungkan perkawinan. Sebagaimana

Lebih terperinci

ABSTRAK Kastiana, Dasar Dan Tujuan Partisipasi Umat Paroki Parenggean Dalam Perayaan Ekaristi (Suatu Tinjauan Teologis),

ABSTRAK Kastiana, Dasar Dan Tujuan Partisipasi Umat Paroki Parenggean Dalam Perayaan Ekaristi (Suatu Tinjauan Teologis), Kastiana, 2007. Dasar Dan Tujuan Partisipasi Umat Paroki Parenggean Dalam Perayaan Ekaristi (Suatu Tinjauan Teologis), Jurusan Kateketik Pastoral, Sekolah Tinggi Pastoral Tahasak Danum Pambelum Keuskupan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK 1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per

Lebih terperinci

UKDW BAB I : PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

UKDW BAB I : PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I : PENDAHULUAN I. Latar Belakang Keberagaman merupakan sebuah realitas yang tidak dapat dipisahkan di dalam dunia. Terkadang keberagaman menghasilkan sesuatu yang indah, tetapi juga keberagaman dapat

Lebih terperinci

Halangan Perkawinan Menurut UU No 1 tahun 1974 dan Menurut Kitab Hukum Kanonik. Disusun Oleh : Nama : Anna Kiti Astuti NIM :

Halangan Perkawinan Menurut UU No 1 tahun 1974 dan Menurut Kitab Hukum Kanonik. Disusun Oleh : Nama : Anna Kiti Astuti NIM : Halangan Perkawinan Menurut UU No 1 tahun 1974 dan Menurut Kitab Hukum Kanonik SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Hukum dan Komunikasi Untuk Memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Strata 1 dalam

Lebih terperinci

BAB III PERKAWINAN SIRI DI INDONESIA. A. Upaya Pemerintah Dalam Menangani Maraknya Perkawinan Siri

BAB III PERKAWINAN SIRI DI INDONESIA. A. Upaya Pemerintah Dalam Menangani Maraknya Perkawinan Siri BAB III PERKAWINAN SIRI DI INDONESIA A. Upaya Pemerintah Dalam Menangani Maraknya Perkawinan Siri Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, merupakan suatu upaya pemerintah untuk mengatasi keanekaragaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. 2 Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. 2 Perkawinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki kodrat alam sejak lahir sampai meninggal dunia hidup bersama-sama dengan manusia lain, atau manusia tidak dapat hidup menyendiri, terpisah dari kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman hidup adalah guru yang terbaik, demikian ungkapan klasik. Namun di masa

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman hidup adalah guru yang terbaik, demikian ungkapan klasik. Namun di masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengalaman hidup adalah guru yang terbaik, demikian ungkapan klasik. Namun di masa ini pendidikan tidak bisa diabaikan begitu saja sebab pendidikan merupakan pegangan

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL GEREJA

BAB I MENGENAL GEREJA BAB I MENGENAL GEREJA 1 STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama 54 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama Pernikahan poligami hanya terbatas empat orang isteri karena telah diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah persekutuan umat Tuhan Allah yang baru. Ungkapan ini erat hubungannya dengan konsep tentang gereja adalah tubuh Kristus. Dalam konsep ini

Lebih terperinci

BERKAS PERKAWINAN DIBERKATI OLEH CALON PRIA: AGAMA LINGK ALAMAT TELP/HP CALON WANITA: SURAT YANG DIPERLUKAN:

BERKAS PERKAWINAN DIBERKATI OLEH CALON PRIA: AGAMA LINGK ALAMAT TELP/HP CALON WANITA: SURAT YANG DIPERLUKAN: BERKAS PERKAWINAN TANGGAL :.JAM:... DIBERKATI OLEH :... CALON PRIA: NAMA AGAMA LINGK ALAMAT TELP/HP CALON WANITA: NAMA AGAMA LINGK ALAMAT TELP/HP SURAT YANG DIPERLUKAN: 1 Surat Pengantar Ketua Lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr A. Analisis terhadap proses penyelesaian wali adhal di Pengadilan Agama Singaraja Nomor.

Lebih terperinci

SAHABAT SEPEZIARAHAN

SAHABAT SEPEZIARAHAN Pedoman Karya Pastoral Orang Muda Katolik Indonesia SAHABAT SEPEZIARAHAN Tim Perumus: Pengurus Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (Komkep KWI) periode 2011 2014: RD. Yohanes Dwi Harsanto

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang

Lebih terperinci