2. Teori. (Jakarta: PT. Intisari Mediatama, 2007)
|
|
- Sri Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 2. Teori 2.1 Pengertian Perkawinan Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan ikatan lahir-batin dimaksudkan bahwa perkawinan itu tidak hanya cukup dengan adanya ikatan lahir atau ikatan batin saja tetapi harus kedua-duanya. Suatu ikatan lahir dan batin adalah ikatan yang dapat dilihat. Pernikahan menunjukkan pada suatu hubungan hukum, antara seorang pria dan wanita untuk hidup bersama sebagai suami-isrti. Dengan kata lain perkawinan menunjuk pada hubungan formil antara dua orang dewasa yang berbeda jenis kelamin. Terjadinya ikatan lahir dan ikatan-batin, merupakan fondasi dalam membentuk dan membina keluarga yang bahagia dan kekal. Perkawinan yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, dapat diartikan bahwa perkawinan itu harus berlangsung seumur hidup dan tidak boleh diputuskan begitu saja. 1 Perkawinan disahkan melalui upacara agama dan adat. Di dalam masyarakat seringkali kata kawin dibedakan dengan kata nikah. Bagi mereka pengertian kawin lebih ditafsirkan telah melakukan hubungan sexual, sedangkan pernikahan erat hubungan dengan melakukan upacara agama atau adat. Namun pernikahan itu sendiri memiliki kesamaan arti dengan perkawinan, yaitu sebuah perjanjian untuk hidup bersama yang didasari oleh hukum agama atau hukum Negara. 2 Oleh karena itu nilai sebuah perkawinan secara utuh mulai diakui yaitu sejak disahkan secara hukum dan agama. Sehingga di dalam perjalanan perkawinan atau pernikahan hingga memperoleh keturunan, baik status pernikahan maupun status keturunannya adalah sah menurut hukum dan agama. Kajian hukum jelas telah dikawal undang-undang pernikahan yang disahkan oleh Negara Indonesia. Sedangkan kajian agama atau lebih tepat kajian secara teologis bertumpuh pada kajian-kajian Firman Allah yang jelas sejak pembentukan manusia pertama. 1 K. Wantjik Saleh S.H. Hukum perkawinan Indonesia. (Jakarta: Ghalia Indinesia, 1976), Luh Ketut Suryani & Cokorda Bagus Jaya Lesmana, kiat mengatasi badai kehidupan perkawinan. (Jakarta: PT. Intisari Mediatama, 2007) 6
2 2.2 Perkawinan Kristen Pandangan agama Kristen mengenai perkawinan dimulai dengan melihat perkawinan sebagai suatu peraturan yang ditetapkan oleh Tuhan. Dan memandang pernikahan sebagai tatatertib suci yang ditetapkan oleh Tuhan. 3 Firman Tuhan Tidak baik, kalau manusia itu hidup seorang diri saja. Aku akan jadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia. (Kejadian 2:18).... dibangunya seorang perempuan, lalu dibawanya, lalu dibawanya kepada manusai itu, (Kejadian 2:23) Lalu berkatalah manusia itu: Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku... (Kejadian 2:23). Sebab seorang itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu denga istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging (Kejadian 2:24). Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu, karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia. (Markus 10:8-9) Berpegang kepada Firman Tuhan tersebut, umat Kristus menafsirkan bahwa perkawinan antara seorang pria dan wanita sejak semula telah diciptakan Tuhan sesuai dengan kehendaknya. Agama Kristen tidak memandang pernikahan yang diteguhkan oleh gereja sebagai suatu sakramen. Nikah termasuk alam kehidupan yang diciptakan. Kemuliaan Injil bagi pernikahan itu bukanlah pengangkatan pernikahan itu ke alam atas (sakramen), tetapi pada kasih Kristus yang menguduskan kehidupan kelamin dan pergaulan hidup perkawinan itu. 4 Perkawinan Kristen merupakan suatu persekutuan percaya. Persekutuan percaya yang dimaksudkan ialah, bahwa suami dan istri dalam hidup mereka harus mempunyai persesuaian paham tentang soal-soal prinsipil, seperti makna hidup, maksud dan tujuan perkawinan, tugas suami dan istri, tanggung jawab orang tua, pendidikan anak-anak dan lainya. Perkawinan merupakan suatu persekutuan hidup antara suami dan istri. Artinya antara dua orang yang pada satu pihak berbeda (sebagi pria dan wanita), tetapi yang pada pihak lain sama (sebagai manusia yang diciptakan menurut gambar Allah). Keduanya merupakan suatu dwituggal yang hidup bersama dan yang bekerja sama. Perbedaan mereka sebagai pria dan wanita dikehendaki oleh Allah. Maksud dari perbedaan itu ialah, supaya mereka saling membantu dan saling melengkapi. 3 J. Verkuyl, Etika Kristen, (Jakarta: Gunung Mulia, 1958 cetakan ke 8), J. Verkuyl, 56. 7
3 Dalam masyarakat perkawina bukan saja dianggap sebagai soal suami dan istri, tetapi juga juga sebagai soal orangtua dan keluarga. 5 Suami dan istri yang kawin langsung atau tidak langsung berhubungan dengan orang tua dan keluarga mereka. Karena itu mereka harus memperhatikan sikap mereka terhadap orang tua dan keluarga mereka. Satu hal penting lain yang harus suami dan istri perhatikan ialah bagaimana mereka membina rumah tangga mereka dikemudian hari. 6 Perkawinan adalah suatu organisme, di mana suami dan istri saling membagi dalam kebutuhan dan karunia, suka dan duka mereka. Perkawinan ialah keinginan bersama, dalam beban hidupnya yang ringan atau yang berat, dan pada pihak lain untuk ditolong sendiri oleh karunia yang kecil atau yang besar dari partnernya itu. Kasih merambak ke kedua pihak, dan karena itu harus secara psikologis dilukiskan sebagai momentum dialektis, terletak diantara rasa kasihan dan rasa hormat atau dengan kata yang lebih biasa: dalam perkawinan suami dan istri saling mengasihi Saksi Saksi merupakan orang yang mempunyai informasi tangan pertama mengenai suatu kejadian dramatis melalui indra mereka (penglihatan, pandangan, penciuman, sentuhan) dan dapat menolong memastikan pertimbangan-pertimbangan penting dalam suatu kejadian. Seorang saksi yang melihat suatu kejadian secara langsung dikenal juga sebagai saksi mata. Saksi sering dipanggil kepengadilan untuk memberikan kesaksiannya dalam suatu proses peradilan. 8 Secara umum definisi saksi telah tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHAP) yang telah diratifikasi menjadi Undang-Undang No 8 Tahun 1981 dalam Pasal 1 angka 26 KUHAP yang menyatakan bahwa saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyilidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. Ketentuan tersebut secara spesifik kembali diatur dalam RUU perlindungan saksi dalam Pasal 1 angka 1, Saksi adalah seseorang yang menyampaikan laporan dan atau orang yang dapat memberikan keterangan 5 J. Verkuyl, Abineno. J.L. Ch, Perkawinan, (Jakarta Pusat: Bpk Gumung Mulia, 1983), Abineno J.L. Ch, Pemberitaan firman pada hari-hari khusus (Jakarta Pusat: Bpk Gumung Mulia, 1981), Depertemen Pendidikan Nasional, pusat bahasa (Indonesia),kamus besar bahasa Indonesia pusat bahasa (Gramedia Pustaka Utama, 2008) 8
4 dalam proses penyelesaian tindak pidana berkenaan dengan peristiwa hukum yang ia dengar, lihat dan alami sendiri dan atau orang yang memiliki keahlian khusus tentang pengetahuan tertentu guna kepentingan penyelesaian tindak pidana. 9 Dalam Alkitab, pada suatu pengadilan diperlukan dua atau tiga saksi untuk menguatkan bukti (Mat. 26:60; Ibr.10:28). Mereka dapat memprakarsai hukum. Saksi dusta dihukum berat (Ul.19:16-21). Dalam Perjanjian Baru seorang saksi adalah seorang yang dapat bersaksi tentang perbuatan Yesus dalam pelayanan-nya, tentang kematian dan kebangkitan-nya (Kis. 1:22). Kata saksi itu kemudian mendapat arti khusus jika dikenakan kepada orang yang bersaksi tentang Yesus sampai harus mati untuk Dia, biasanya disebut martir (yang dibentuk dari kata Yunanin martus = saksi) Saksi Pernikahan Sejak abad keenam belas sampai pembaharuan oleh Konsili Trente, pemahaman mengenai perkawinan didominasi oleh kebiasaan dan praktek Gereja. Sejak itu ada peraturan bahwa untuk sahnya kontrak perkawinan diperlukan seorang saksi resmi gereja dalam diri seorang imam yang diberi kuasa oleh Gereja. Dalam konsili Trente juga mengesahkan bahwa pernikahan dituntut kehadiran seorang imam dengan wewenang khusus sebagai saksi, dan berkatnya sungguh hanya berarti berkat. Kedua orang itu sendirilah yang merupakan pelaksana efektif dari ikatan pernikahan. Perkawinan yang sah dituntut hadirnya seorang pelayan tertabis, yang mempunyai wewenang sah sebagai saksi di samping dua orang saksi formal untuk perjanjian perkawinan itu. Perkawinan dipahami sebagai suatu kontrak, diantara kedua mempelai sebagai pihak yang mengadakan kontrak. 11 Perkawinan atau lebih tepat pelangsungan perkawinan adalah urusan orang tua (family), pemerintah dan gereja. Menurut kesaksian Kitab Suci, bukan saja terpanggil untuk mengawinkan orang, melainkan juga terpanggil untuk mengulangi secara rohani atau gerejani apa yang telah terjadi di muka orang tua, keluarga, seorang imam tertabis, pemerintah. Perkawinan yang berlangsung di sana, diterima sebagai perkawinan yang sah. Orang tua, keluarga dan pemerintah. Tugasnya ialah memberitakan firman Allah kepada kedua pengantin dan memohonkan 9 Bambang Wahluyo, S.H., M.H. Bambang Wahluyo, S.H., M.H. viktimologi perlindungan korban dan &saksi (Jakarta: Sinar Grafika,2011), W.R.F. Browning, Kamus Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), Bernard cooke, Perkawinan Kristen, (Yogyakart: penerbit kanisius, 1991),51 9
5 berkatnya bagi mereka pada permulaan hidup mereka sebagai suami-istri. Hal ini penting, sebab mereka berdua bukan saja anggota masyarakat (Keluarga, Negara), tetapi terutama anggota Gereja. 12 Sebagai anggota gereja mereka pada permulaan jalan mereka sebagai suami-istri, harus mendengar apa maksud dan kehendak Tuhan dengan perkawinan mereka. Apa hukum-hukum dan janji-janjinya yang harus mereka taati dan pegang dalam hidup mereka. 13 Bila seseorang menikah, ia berelasi bukan hanya dengan seseorang individu tetapi juga dengan keluarga pasangannya, baik dalam arti bahwa keluarga memberikan pengaruh pada individu yang bersangkutan, maupun bahwa ia akan tetap bergaul dengan mereka selama mereka hidup karena perkawinan juga merupakan soal keluarga atau family. Di samping keterlibatan keluarga, bahkan dalam beberapa kasus sebagai ganti keluarga tersebut, kawan-kawan yang akrab, karena pengaruh dan pergaulan mereka yang terus-menerus dengan pasangan suami-istri yang baru itu, dapat merupakan bagian dari kerabat dan pendukung di dalam perayaan. Dengan demikian perayaan ini akan membuat jelas bahwa jemaat juga turut mendukung perkawinan tersebut, meskipun yang pokok adalah suami dan istri. Studi-studi sosial telah menunjukan dengan sangat jelas bahwa pasangan suami istri memerlukan dukungan semacam ini. Inilah kesempatan bagi imam yang bertindak sebagai saksi untuk menyatakan jaminan bahwa seluruh gereja mendukung mereka berdua. 14 Seiring dengan perkembangan sejarah perkawinan, dari awalnya perkawinan merupakan soal keluarga, yang berdasarkan pada kitab suci. Dalam Kej 24:60, disebutkan bahwa Ribka diberkati oleh keluarganya, ketika ia meninggalkan rumah orang tuanya. Sejarah pernikahan terus berkembang dan dipegang oleh gereja dan juga negara, sehingga pada awalnya saksi nikah adalah seorang imam tertabis utusan dari gereja, mulai berkembang dan diperbaharui sehingga saksi dipilih sendiri oleh keluarga dan calon suami-istri yang akan menikah. Sampai saat ini di gereja GMIT, saksi nikah ditentukan oleh keluarga dan pasangan suami istri yang akan menikah. 12 Bernard cooke. 1991, Abineno J.L. Ch, Pemberitaan firman pada hari-hari khusus ((Jakarta Pusat: Bpk Gumung Mulia, 1981), Abineno. 1981,
6 2.5 Peraturan Pernikahan GMIT Ketetapan sinode XXXI Gereja Masehi Injili di Timor tentang pernikahan gereja masehi injili di Timor adalah sebagai berikut: Syarat-Syarat Pernikahan yang Ditetapkan GMIT Peneguhan dan pemberkatan nikah dapat dilayani hanya bagi mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh gereja dan pemerintah. Syarat-syarat yang dimaksud sebagai berikut : 1. Calon mempelai sudah menjadi anggota sidi. 2. Calon mempelai sedang tidak dikenakan disiplin gereja. 3. Calon mempelai sudah memenuhi syarat umur sesuai dengan undang-undang pernikahan. 4. Calon mempelai mengikuti katekasasi/percakapan penggembalaan pra nikah. 5. Calon mempelai telah mencatatkan namanya pada pegawai pencatatan sipil setempat sesuai undang-undang perkawinan yang berlaku dan ketentuan bahwa sebelum pencatatan mereka sudah dapat persetujuan majelis jemaat setempat Syarat-syarat Menjadi Saksi Pernikahan GMIT 1. yang menjadi saksi utama dalam pernikahan Kristen adalah Jemaat. 2. Saksi pernikahan sesuai peraturan perkawinan bagi satu pasangan nikah Kristen hendaknya dipilih dari anggota GMIT dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh GMIT sebagai berikut: - Sudah menikah - Tidak berada di bawah tindak disiplin gereja. - Umur minimal 30 tahun. - Dapat menjadi panutan/contoh dalam kehidupan berkeluarga dan berjemaat Majelis sinode GMIT, Hasil sidang sinode GMIT XXXX (Indonesia: Gereja Pola Tribuana Kalabah- Alor,2007),
7 2.5.3 Tugas Dari Saksi Pernikahan Tugas-tugas dari saksi pernikahan dalam GMIT tidak dicantumkan secarah terperinci tetapi sudah sangat jelas disampaikan pada saat pengembalaan. Dalam pengembalaan, pendeta menjelaskan tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh saksi nikah yakni: tugas saksi tidak terbatas pada saat pernikahan saja tetapi tugas saksi adalah mendampingi pasangan nikah dalam rumah tangga, jika ada masalah maka tugas saksi adalah memberikan jalan keluar, nasehat-nasehat. Selain itu, tugas saksi nikah juga nampak pada formulir-formolir resmi yang dipakai pada saat pernikahan berlangsung, seperti pada saat pendeta menyampaikan janji-janji nikah yang tertera dalam liturgi peneguhan pernikahan. 16 Ketika pendeta memberikan pertanyaan kepada kedua mempelai (calon pasangan nikah) berkaitan dengan janji untuk tidak meninggalkan satu dengan yang lain, mengasihi, melayani dengan setia dalam segala situasi, setia memelihara sebagai suami dan istri yang bertanggung jawab serta berjanji untuk hidup suci dalam segala hal dengan menunjukkan kesetiaan kepada pasangan. Dan ketika kedua mempelai memberikan jawaban kesanggupan mereka, maka pada saat itu saksi nikah secara langsung menyaksikan pernyataan mereka sehingga secara tidak langsung ia (saksi nikah) telah memegang tanggung jawab untuk membimbing, mendampingi, menuntun dan mengarahkan kedua mempelai agar apa yang telah mereka nyatakan (jawaban) dilakukan sesuai dengan nilai-nilai kekristenan. Dari pernyataan tersebut maka tugas dari saksi nikah yang mendampingi kedua mempelai ialah sebagi orang yang turut ambil bagian secara langsung dalam pernikahan, sehingga mereka mempunyai tugas untuk terus mendampingi dan mengarahkan serta mengawasi kedua mempelai yang telah menikah untuk selalu berkomitmen dengan apa yang telah mereka ikrarkan di hadapan Tuhan dan juga jemaat. Pendampingan dan pengarahan itu bertujuan untuk menjaga agar kedua mempelai menjalani dan membangun rumah tangga mereka sesuai dengan nilai-nilai yang di ajarkan oleh agama tapi juga yang di tuntut masyarakat budaya. 16 Tim Bidang Liturgi dan komisi Litbangre, Himpunan Liturgi, (Kupang: cv Karya Gunung Kupang- NTT, 2002),149 12
8 2.6 Peran Orang Tua Saksi Peranan orang tua sangat penting dalam kehidupan rumah tangga, maju mundurnya keluarga terletak pada orangtua dalam hal ini yang kita sebut ayah dan ibu. Anak-anak dipandang sebagai anugerah Tuhan yang dipercayakan pada orang tua. Pemberian kasih, disiplin dan latihan diwujudkan dengan peranan orang tua, orang tua sebagai pelatih, penasehat dan sebagai pendamping anak setiap hari, membri petunjuk, anjuran dan menegur. Sehingga anak-anaknya mampu bertumbuh dewasa. Kemajuan anak-anak terletak pada peran orang tua. J Verkuil dalam bukunya Etika Kristen mengatakan bahwa: Pekerjaan Allah adalah sumber pekerjaan manusia, artinya Allah sebagai sumber dan pemula kerja, kemudian diteruskan kepada manusia sebagai ciptaannya. Setelah manusia diciptakan oleh Allah, Ia memberikan mandat kepada manusia untuk menguasai dan menaklukan bumi. Manusia dalam hal ini adalah laki-laki dan perempuan (orang tua), adalah mahluk pekerja secara khusus untuk anak-anak. 17 Orang tua merupakan tokoh asal mula eksistensi manusia di dunia ini. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa orang tua adalah asal usul adanya kita sendiri. Gambaran tentang orang tua memainkan peran dalam terbentuknya gambaran seseorang mengenai Allah. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Peranan orang tua dalam membentuk kepribadian anak. Melalui fungsi ini, keluarga berusaha mempersiapkan bekal selengkap-lengkapnya kepada anak dengan memperkenalkan pola tingkah laku, sikap keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai yang dianut oleh agama dan masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan akan dijalankan oleh mereka. 18 Begitu pula dengan peran dari orang tua saksi dalam perkawinan Kristen, yang mana orang tua saksi berperan untuk mendampingi, membimbing dan mengarahkan mereka dalam menjalani kehidupan rumah tangga mereka. Orang tua saksi mempunyai tanggunng jawab yang besar dalam mendampingi pasangan nikah yang mereka dampingi, agar terwujud keluarga yang harmonis yang sesuai dengan nilai agama dan dan nilai masyarakat. Disamping tugas dan tagungjawab orang tua saksi dalam mendampingi keluarga yang baru tersebut, pasangan nikah juga mempunyai harapan-harapan dari orang tua saksi untuk menjadi panutan dalam menjalankan rumah tangga mereka. Ini menunjukan hubungan timbal balik antara orang 17 J.Verkuyl Etika Kristen Sosial-Ekonomi, Jakarta BPK GM, 1982, Dr. N. Syukur Dister, Bapak dan Ibu sebagai simbol Allah (Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 1983),
9 tua dan anak yang saling berelasi. Sehubungan dengan itu orang tua saksi menjalankan perannya sebagai simbol Allah di dalam dunia untk mewujudkan keluarga Kristen yang sesuai dengan kehendak Allah. Dengan demikian gambaran orang tua saksi memainkan peranan dalam terbentuknya keluarga tentang Allah. 14
Pentingnya peran saksi dalam pernikahan (Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di jemaat GMIT Efata Benlutu)
Pentingnya peran saksi dalam pernikahan (Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di jemaat GMIT Efata Benlutu) 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkawinan ialah ikatan lahir batin
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling
BAB IV ANALISA DATA A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya bisa tergolong memiliki makna, Diantara makna tersebut bisa di bilang
Lebih terperinciPERATURAN PERKAWINAN DI GKPS
PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS 54 SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor : 119/1-PP/2006 Tentang PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS Pimpinan Pusat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan
Lebih terperinciItu? Apakah. Pernikahan
Apakah Pernikahan Itu? Pemikahan adalah hasil dari suam rencana ilahi Itu bukan hasil kerja atau penemuan manusia, melainkan penciptaan Allah. Tempat yang dipilih untuk memulaikannya adalah Taman Eden.
Lebih terperinciTata Upacara Pernikahan Sipil
Tata Upacara Pernikahan Sipil 1 Penyerahan calon mempelai oleh wakil keluarga K Romo yang kami hormati. Atas nama orang tua dan keluarga dari kedua calon mempelai, perkenankanlah kami menyerahkan putra-putri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maha Esa agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. 2 Perkawinan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki kodrat alam sejak lahir sampai meninggal dunia hidup bersama-sama dengan manusia lain, atau manusia tidak dapat hidup menyendiri, terpisah dari kelompok
Lebih terperinciMATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan
subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk
Lebih terperincidan Pertunangan Pernikahan
Pertunangan dan Pernikahan Biasanya sebelum orang memulaikan suatu perkongsian di dunia bisnis banyak perencanaan dan persiapan terjadi Sebelum kontrak atau persetujuan terakhir ditandatangani, mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi bagi setiap orang, oleh karena itu bagi suatu Negara dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dalam masyarakat Indonesia adalah mutlak adanya dan merupakan hak asasi bagi setiap orang, oleh karena itu bagi suatu Negara dan Bangsa seperti Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat keterikatan secara
Lebih terperinciOleh : TIM DOSEN SPAI
Oleh : TIM DOSEN SPAI Syarat Pernikahan Adanya persetujuan kedua calon mempelai Adanya izin dari orang tua bagi calon mempelai yang belum berumur 21 tahun Antara kedua calon tidak ada hubungan darah Calon
Lebih terperinciPernikahan Kristen Sejati (2/6)
Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Nama Kursus   : Pernikahan Kristen yang Sejati Nama Pelajaran : Memilih Pasangan Kode Pelajaran : PKS-P02                    Pelajaran 02 - MEMILIH
Lebih terperinciKalender Doa Februari 2017
Kalender Doa Februari 2017 Berdoa Bagi Pernikahan Dan Pertalian Keluarga Alkitab memberi gambaran mengenai pengabdian keluarga dalam Kitab Rut. Bisa kita baca di sana bagaimana Naomi dengan setia bepergian
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak
TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1 Abstrak Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perkawinan di bawah tangan masih sering dilakukan, meskipun
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA A. Pengertian Perkawinan Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974. Pengertian perkawinan menurut Pasal
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI
BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang analisa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. Analisa yang dilakukan akan
Lebih terperinciPILIHLAH JAWABAN YANG BENAR!
PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! 1. Simbol perkawinan bahtera yang sedang berlayar mempunyai makna bahwa perkawinan... A. merupakan perjalanan yang menyenangkan B. ibarat mengarungi samudra luas yang penuh
Lebih terperinciTATA GEREJA PEMBUKAAN
TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah
1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah hidupnya karena keturunan dan perkembangbiakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Sedangkan menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan institusi atau lembaga yang sangat penting dalam, masyarakat. Eksistensi institusi ini adalah melegalkan hubungan hukum antara seorang pria dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per
Lebih terperinciRumah Tangga dibentuk untuk memulihkan kembali citra Allah pada pria dan wanita.
Rumah Tangga dibentuk untuk memulihkan kembali citra Allah pada pria dan wanita. Keluarga dapat menjadi tempat kebahagiaan yang besar. Keluarga yang harmonis menunjukkan asas-asas hidup Kekristenan sejati,
Lebih terperinciKEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR KAWIN YANG DIAKUI. Oleh: Mulyadi, SH., MH. ( )
KEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR KAWIN YANG DIAKUI Oleh: Mulyadi, SH., MH. (081328055755) Abstrak Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah maka kalau terjadi perkawinan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada bab ini dipaparkan tentang (1) kesimpulan dan (2) saran :
BAB V PENUTUP Pada bab ini dipaparkan tentang (1) kesimpulan dan (2) saran : 5.1 Kesimpulan Pernikahan yang harmonis, bahagia, dan terjadi sekali untuk selamanya merupakan idaman setiap orang yang menikah.
Lebih terperinciXII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan
Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi
Lebih terperinciBAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya
BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau
Lebih terperinciDOAKAN PARA WANITA DAN PARA GADIS AGAR MEREKA MEMILIH KESUCIAN
KALENDER DOA PROYEK HANA FEBRUARI 2013 DOAKAN PARA WANITA DAN PARA GADIS AGAR MEREKA MEMILIH KESUCIAN Para wanita dan para gadis yang merindukan romantika, cinta, penerimaan, dan keamanan. Akibatnya, berkali-kali
Lebih terperinciTugas Seorang. Istri
Tugas Seorang Istri Seorang wanita yang mengetahui bahwa peranannya sebagai istri merupakan suatu tanggung jawab besar, adalah orang yang bijaksana. Ia sudah siap untuk menerima petunjuk dari Allah bagaimana
Lebih terperincib. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan
BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan suatu perbuatan hukum. Perkawinan menimbulkan hak dan kewajiban kepada para pihak yang mengikatkan diri pada suatu perkawinan. Hak dan kewajiban tersebut harus dipenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang
Lebih terperinciMENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10
MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10 Satu jemaat diorganisasi oleh seorang pendeta yang diurapi atas rekomendasi komite eksekutif konferens.
Lebih terperinciBagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3
Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3 Pengantar Dalam dua bagian pertama pelajaran ini, kita telah belajar pentingnya menerima Roh Kudus, membaca Alkitab, dan berkembang di mana kita ditanamkan. Dalam
Lebih terperinciRahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I)
Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I) Setelah Allah selesai menciptakan langit, bumi dan segala isinya maka pada hari ke 6 Allah menciptakan manusia supaya berkuasa atas segala ciptaannya (Kejadian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN REFLEKSI TEOLOGIS. Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan
BAB IV ANALISIS DATA DAN REFLEKSI TEOLOGIS A. Kaus Nono dalam Perkawinan Meto Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
Lebih terperinci12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia perkawinan merupakan salah satu hal. yang penting terutama dalam pergaulan hidup masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dalam kehidupan manusia perkawinan merupakan salah satu hal yang penting terutama dalam pergaulan hidup masyarakat. Perkawinan adalah suatu jalan yang amat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia, dari sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu kenyataan atas keinginan
Lebih terperinciMATERI II PRIA SEBAGAI SUAMI DAN AYAH DALAM KELUARGA
PRIA SEBAGAI SUAMI DAN AYAH DALAM KELUARGA 1. PENGANTAR ikut berperan serta dalam membangun Dalam tema ini akan dibicarakan peranan pria baik sebagai suami maupun ayah dalam keluarga. Sebagai suami jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1976, p. 5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia yang hidup dalam dunia pada umumnya menginginkan suatu hubungan yang didasari rasa saling mencintai sebelum memasuki sebuah perkawinan dan membentuk sebuah
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor : 0482/Pdt.G/2010/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN
PUTUSAN Nomor : 0482/Pdt.G/2010/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama
Lebih terperinciBAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN 2.1 Pengertian Perkawinan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
Lebih terperinciDalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya
Gereja Ada gedung-gedung dan katedral indah, pos penginjilan dan bangunan sederhana yang memakai nama "Gereja". Bangunan-bangunan itu mempunyai menara, salib, dan lonceng yang mempunyai caranya sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir semua manusia hidup terikat dalam sebuah jaringan dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 0158/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor: 0158/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Tradisi penjualan anak adalah suatu tradisi masyarakat di pulau Timor dengan tujuan
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Tradisi penjualan anak adalah suatu tradisi masyarakat di pulau Timor dengan tujuan memperoleh kesehatan dan keselamatan bagi anak dan orang tua yang memiliki kemiripan wajah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah mempunyai daya tarik antara satu dengan yang lainnya untuk membina suatu hubungan. Sebagai realisasi manusia dalam membina hubungan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa
Lebih terperincidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.
DAMPAK PEMBATALAN PERKAWINAN AKIBAT WALI YANG TIDAK SEBENARNYA TERHADAP ANAK DAN HARTA BERSAMA MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA KEDIRI (Zakiyatus Soimah) BAB I Salah satu wujud kebesaran Allah SWT bagi manusia
Lebih terperinciPdt. Gerry CJ Takaria
Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian
Lebih terperinciNomor: 0217/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN
SALINAN P U T U S A N Nomor: 0217/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI
LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima
Lebih terperinciKEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS ADOPSI PERSEKUTUAN PENDALAMAN AMANAT AGUNG
KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS ADOPSI PERSEKUTUAN PENDALAMAN AMANAT AGUNG Pernahkah Anda melihat betapa sukacitanya sepasang suami istri saat mendapatkan anak mereka yang telah lama hilang?
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG
BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada
Lebih terperinciJodoh dan pernikahan yang sempurna
Menemukan jodoh atau pasangan hidup yang tepat bukanlah hal yang sederhana dan tidak dapat dianggap remeh. Banyak pasangan suami-istri pada akhirnya menyesal menikah karena merasa salah memilih pasangan.
Lebih terperinciLITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN
LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN PANGGILAN
Lebih terperinciPembaptisan Air. Pengenalan
Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB V P E N U T U P Kesimpulan. Keseimbangan dan keselarasan hubungan dalam keseluruhan tata nilai
BAB V P E N U T U P 5.1. Kesimpulan Keseimbangan dan keselarasan hubungan dalam keseluruhan tata nilai tercermin dalam kehidupan bersama dalam mengangkat tugas dan tanggung jawab pelayanan secara bersama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai mahluk sosial (ditengah keluarganya). Mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 0061/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN
P U T U S A N Nomor: 0061/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan salah satu sunatullah yang berlaku pada semua mahluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dengan naluri mahluk, dan masing-masing
Lebih terperinciKELUARGA KATOLIK MENUJU ERA PERADABAN KASIH INDONESIA
KELUARGA KATOLIK MENUJU ERA PERADABAN KASIH INDONESIA melalui penguatan kebiasaan dan tradisi iman, martabat luhur perkawinan dan kesejahteraan hidup berkeluarga KELUARGA, SUKACITA INJIL ALASAN MENIKAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan atau masyarakat. Sekalipun makna pernikahan berbeda-beda, tetapi praktekprakteknya pernikahan
Lebih terperinciPERSIAPAN HIDUP BERKELUARGA. Paroki SP. Maria Regina Purbowardayan, Sabtu, 14 Mei 2016
PERSIAPAN HIDUP BERKELUARGA Paroki SP. Maria Regina Purbowardayan, Sabtu, 14 Mei 2016 ALASAN MENIKAH 1. Bukan hanya karena sudah umur, 2. Bukan hanya karena sudah hamil/ seks bebas. 3. Bukan hanya karena
Lebih terperinciSaya Dapat Menjadi Pekerja
Saya Dapat Menjadi Pekerja Sekarang Kim lebih banyak mengerti mengenai gereja dan berbagai pelayanan yang Tuhan berikan kepada anggotaanggotanya. Ketika ia memandang jemaat, ia melihat bahwa tidak setiap
Lebih terperinciGEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN
GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan bergereja (berjemaat) tidak dapat dilepaskan dari realita persekutuan yang terjalin di dalamnya. Dalam relasi persekutuan tersebut, maka setiap anggota
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI
LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan
KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian
Lebih terperinci03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Dra.Ny.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1988 hal. 82
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang berpendapat bahwa siklus hidup manusia adalah lahir, menjadi dewasa, menikah, mendapatkan keturunan, tua dan mati. Oleh karena itu pernikahan
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
1 2 TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN (Studi Penelitian di Pengadilan Agama Kota Gorontalo) Nurul Afry Djakaria
Lebih terperinciSALINAN P U T U S A N Nomor : 0144/Pdt.G/2012/PA.Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
SALINAN P U T U S A N Nomor : 0144/Pdt.G/2012/PA.Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sukoharjo yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1974, TLN No.3019, Pasal.1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
Lebih terperinciPertobatan Sejati Suatu Syarat
Pertobatan Sejati Suatu Syarat Agama Menjamin Kebahagiaan Keluarga. Agama keluarga adalah satu kuasa yang ajaib. Tingkah laku suami terhadap istri dan istri terhadap suami akan membuat kehidupan rumah
Lebih terperinciDEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 0397/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Seksualitas merupakan pemberian dari Allah. Artinya bahwa Allah yang membuat manusia bersifat seksual. Masing-masing pribadi merupakan makhluk seksual
Lebih terperinciSecara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling
A. Latar Belakang Masalah Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling membutuhkan dan cenderung ingin hidup bersama. Berdasarkan sifatnya manusia sebagai makhluk
Lebih terperinciPUTUSAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN
PUTUSAN Nomor : 0456/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan totalitas latar belakang dari sistem nilai, lembaga dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu merupakan
Lebih terperinciNikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*
Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo* Abstrak Nikah Sirri dalam perspektif hukum agama, dinyatakan sebagai hal yang sah. Namun dalam hukum positif, yang ditunjukkan dalam Undang -
Lebih terperinciP E N E T A P A N. Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P E N E T A P A N Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor 1415/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan
P U T U S A N Nomor 1415/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 1150/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan
P U T U S A N Nomor: 1150/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor : 200/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N
1 PUTUSAN Nomor : 200/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat
Lebih terperinciPENGADILAN TINGGI MEDAN
P U T U S A N NOMOR 119/PID/2016/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana pada pengadilan tingkat banding telah
Lebih terperinciAlkitab. Persiapan untuk Penelaahan
Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR
Lebih terperinci