BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman hidup adalah guru yang terbaik, demikian ungkapan klasik. Namun di masa

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengalaman hidup adalah guru yang terbaik, demikian ungkapan klasik. Namun di masa ini pendidikan tidak bisa diabaikan begitu saja sebab pendidikan merupakan pegangan dan penopang bagi hidup setiap orang. Pendidikan menjadi penting untuk diperhatikan karena pendidikan merupakan objek yang sangat luas, ruang lingkupnya mencapai seluruh pengalaman dan pemikiran manusia. Sehingga pada prakteknya proses mendidik itu membawa perubahan, perkembangan dan kemajuan di bidang yang dimaksud (Saduloh, 2004;1) Pembelajaran matematika merupakan seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti yang telah dikemukakan di atas tentang arah dari suatu kegiatan mendidik, maka pembelajaran matematika sebagai salah satu dari sekian banyak kegiatan mendidik pun diharapkan dan bahkan dituntut untuk membawa perubahan, perkembangan dan kemajuan dalam bidang atau cabang ilmu matematika. Dalam konteks pembelajaran matematika semua usaha dan upaya akan diarahkan kepada pencapaian tujuan kompetensi. Karena itu pendidik dan peserta didik harus bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut. Bentuk kerja sama harus saling menguntungkan sehingga pendidik bergerak menuju level tertinggi profesionalitasnya dan peserta didik bergerak mencapai prestasi belajar matematika yang maksimal.

2 Kerja sama antara pendidik dan peserta didik ini dapat diterjemahkan dalam berbagai tindakan dan pemikiran. Pendidik yang mengetahui keadaan peserta didik, pendidik yang memberi perhatian kepada peserta didik, pendidik yang menjadi orang tua bagi peserta didik atau peserta didik yang menghormati dan menghargai pendidik, peserta didik yang menjadi teman belajar bagi pendidik dan lain sebagainya, itu merupakan contoh kerja sama antara pendidik dan peserta didik. Dalam perbincangan dengan guru matematika SMP Negeri 2 Kupang selaku guru pamong dari peneliti semasa menjalani praktek mengajar mengatakan bahwa prestasi belajar matematika siswa itu sangat tergantung pada berbagai faktor, misalnya keadaan keluarganya, watak, emosi dam karakternya, pengalaman belajar matematikanya, suka atau tidak suka dengan guru matematika, kebiasaan belajarnya, hobbynya dan bahkan tergantung juga pada cara mengajar setiap guru. Peneliti setuju dengan hal itu berangkat dari pengalaman praktek mengajar dan pernah sebagai peserta didik di SMA Seminari Sta. Maria Immaculata Lalian. Kecerdasan emosional (Emotional Quotient) dan kebiasaan belajar merupakan faktor internal yakni faktor yang berasal dalam diri setiap orang. Kecerdasan emosional disebut sebagai kemampuan seseorang dalam mengatur kehidupan emosinya dengan memanfaatkan inteligensi yang dimilikinya. Kecerdasan emosional menjadi kendali dalam beberapa aspek belajar khususnya belajar matematika karena mendukung proses belajar sampai akhirnya turut menentukan baik tidaknya indeks prestasi belajar dari seorang siswa. Sedangkan kebiasaan belajar merupakan suatu pola perilaku belajar yang sudah tertanam dalam diri seseorang sejak lama sehingga memberikan kekhasan dan keunikkan tersendiri pada orang yang bersangkutan. Sehingga kebiasaan belajar menjadi sangat penting dalam aktivitas belajar matematika sebab

3 cara atau pola belajar dari siswa yang dilakukan dengan suatu kesadaran penuh hasilnya akan sangat baik dibandingkan belajar karena diperintah atau dipaksa. Berdasarkan uraian di atas dan atas dasar pengalaman pernah menjadi siswa, kemudian sedang dalam proses belajar menjadi pendidik (calon guru) maka peneliti tertarik untuk membuat penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas XI sosial SMA Seminari Sta. Maria Immculata Lalian tahun ajaran 2014/2015. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh kecerdasan emosional secara parsial terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas XI sosial SMA Seminari Sta. Maria Immaculata Lalian tahun ajaran 2014/2015? 2. Adakah pengaruh kebiasaan belajar secara parsial terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas XI sosial SMA Seminari Sta. Maria Immaculata Lalian tahun ajaran 2014/2015? 3. Adakah pengaruh kecerdasan emosional dan kebiasaan belajar secara simultan terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas XI sosial SMA Seminari Sta. Maria Immaculata Lalian tahun ajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas XI sosial SMA Seminari Sta. Maria Immaculata Lalian. 2. Pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas XI sosial SMA Seminari Sta. Maria Immaculata Lalian.

4 3. Pengaruh kecerdasan emosional dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI sosial SMA Seminari Sta. Maria Immaculata Lalian. D. Batasan Istilah Untuk menghindari perbedaan penafsiran dalam penelitian ini maka peneliti memberikan batasan terhadap beberapa istilah yang gunakan. 1. Kecerdasan emosional Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang dalam mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi yang dimilikinya, menjaga keselarasan emosinya dan mengungkapkan emosinya secara baik dalam menghadapi masalah, khususnya dalam hal belajar matematika. 2. Kebiasaan belajar Kebiasaan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar matematika. Kebiasaan belajar merupakan suatu pola perilaku belajar yang sudah tertanam dalam diri seseorang sejak lama sehingga memberikan kekhasan dan keunikkan tersendiri pada orang yang bersangkutan. 3. Prestasi Belajar Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika sub pokok bahasan menentukan komposisi fungsi dari dua fungsi pada siswa kelas XI sosial SMA Seminari Sta. Maria Immaculata Lalian. E. Manfaat Penelitian Peneliti berharap kiranya hasil penelitian ini mempunyai manfaat yang besar dalam dunia pendidikan. Secara khusus manfaat itu bisa dirasakan oleh siswa, guru dan juga bagi sekolah.

5 1. Bagi Siswa Setelah siswa membaca dan mengetahui hasil penelitian ini, mereka bisa tahu apa yang sebenarnya harus mereka lakukan dengan mengolah emosi yang ada dan mengetahui kebiasaan belajar yang baik untuk meningkatkan prestasi belajarnya khususnya dalam bidang matematika. 2. Bagi Guru Setelah guru mengetahui hasil dari penelitian ini, mereka bisa mengoptimalkan setiap potensi emosi yang ada pada siswa dan juga menghargai kreatifitas siswa dalam kebiasaan belajar masing- masing siswa untuk mencapai tingkat prestasi belajar yang baik khususnya dalam bidang matematika. 3. Bagi Sekolah Setelah mengetahui hasil dari penelitian ini, sekolah terbantu untuk terus mengembangkan mutunya melalui peningkatan prestasi belajar setiap siswanya dengan memperhatikan kecerdasan emosi setiap siswa dan kebiasaan belajar setiap siswa.