BAB I PENDAHULUAN. Driyakara dalam buku Selibat Para Imam menyatakan bahwa manusia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Driyakara dalam buku Selibat Para Imam menyatakan bahwa manusia"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Driyakara dalam buku Selibat Para Imam menyatakan bahwa manusia merupakan persoalan, suatu problem bagi dirinya sendiri. Maka tidak heran kalau sejarah umat manusia selalu ditandai oleh upaya manusia untuk mengerti dirinya. Sejarah peradaban dapat dipahami sebagai sejarah ide-ide manusia sendiri. Karena itu sejarah manusia menunjukkan beberapa banyak pengetahuan manusia tentang dirinya. Namun sampai kini manusia masih merupakan rahasia besar dan suci. Ia merupakan barang keramat bagi dirinya dalam dirinya terkandung banyak keajaiban, sehingga banyak pertanyaan yang tak terjawab oleh manusia. Manusia merupakan rahasia yang menakutkan sekaligus menarik sehingga mengajak manusia itu sendiri memahami dirinya (1981 : 87). Kiranya sudah menjadi keyakinan umum bahwa mengerti, memahami, dan mengenal diri merupakan suatu hal yang hakiki dalam hidup sebagai manusia kenyataan ini digaris bawahi oleh Thomas Merton dalam Mardi Prasetyo mengatakan : Tak seorang pun akan berhasil menyumbangkan jasa buat Sesama masyarakat tanpa lebih dahulu mengenal kehidupan Diri, keutuhan pribadi, kebebasan dan kemampuan untuk mencintai sesama, sebab tanpa itu ia tak punya apa-apa yang dapat disumbangkan pada sesama.paling jauh ia hanya dapat menularkan angan-angan hidupnya. Idealnya Ambisi cinta dirinya / obsesi dan agresinya. (1987 : 67). 1

2 Menyadari akan hal itu, perlulah kita berusaha terus menerus untuk semakin mengenal diri dan memperbaharui diri. Agaknya pengenalan akan diri ini juga merupakan sarana yang ampuh bagi manusia dipanggil untuk hidup bahagia bersama Allah. Untuk dapat masuk kedalam golongan klerikal, Gereja katolik telah menentukan persyaratan- persyaratan yang harus dipenuhi oleh para calon imam tertahbis. Salah satu syarat adalah Kewajiban untuk menjalani hidup selibat. Hal tersebut telah diperkuat dalam Dokumen Gereja katolik yang secara khusus memperhatikan tentang Selibat imam dalam Gereja latin adalah Ensiklik Paus Paulus VI, Sacerdotalis Caelibatus yang dikeluarkan pada tanggal 24 juni 1967 bahwa Gereja akan tetap mempertahankan hidup selibat bagi para Imam dan para Religius. Gereja akan mewajibkan para imam serta kaum religius hidup dalam selibat. Keserasian antara selibat dengan imamat itu direfleksikan sebagai tanda penyerahan diri secara total bagaimana tugas pelayanan kepada Allah dan sesama, serta mengemban martabat dan misi dari mediator dan iman abadi. Kata selibat berasal dari kata latin Caelibatus yang berarti tidak kawin atau tidak menikah. Namun istilah selibat dewasa ini dipakai secara umum untuk orang yang tidak kawin. Gereja memaksudkan cara hidup tidak kawin atau status berselibat itu mencakup seluruh hidup selibater yang menuntut sikap radikal dan tidak mengenal kompromi atau kontrak (Simorangkir 2000 : 45 ). 2

3 Selibat atau hidup tidak kawin merupakan perkembangan dari gagasan berpantang sexual atau tarak seksual. Pantang seksual ini pada umumnya dibuat berkaitan dengan upacara religius. Sedang selibat atau hidup tidak kawin yang terdapat dalam Gereja Katolik Roma sungguh lain artinya. Selibat disini berarti pantang sementara saja. Letak bedanya adalah pada kata sementara dan seumur hidup. Pantang seksual itu sifatnya aksidental, sedang selibat sifatnya tetap. Dalam merumuskan pengertian selibat secara umum ini, penulis berangkat dari pengertian leksikal dan pengertian pada umumnya, artinya bagaimana orang pada umumnya mengerti selibat itu. Maka selibat dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang diambil secara sadar dan bebas untuk tidak mengikat diri dalam hubungan seksual bersifat social, yaitu hubungan yang diucapkan baik kepada pasangan maupun kepada masayarakat yang menyaksikan. Selibat berarti tidak mengikat diri dalam hubungan seksual yang bersifat sosial. Ini berarti tidak terikat oleh perkawinan. Agar tidak ditafsirkan secara keliru maka perlu diterangkan. Hidup selibat juga berarti tidak melakukan hubungan seksual, karena di dalam selibat terkandung pantang seksual untuk seumur hidup. Maka hidup selibat perlu diberi arti teologis (Widodo 1990 : ). Secara khsusus banyak orang mengartikan bahwa selibat berarti tidak kawin. Sebenarnya selibat itu bukan hanya tidak kawin. Pengertian Selibat dari sudut pandang Teologis berarti tertangkap oleh Kristus. Kristus begitu mempesona, sehingga karenanya orang tidak dapat kawin. Maksudnya, orang 3

4 telah sedemikian utuhnya tertawan oleh Kristus dan kerajaannya, sehingga tidak dapat tidak ia menyerahkan diri kepada Kristus secara utuh. Sebagaimana Paulus seorang rasul Kristen menyatakan bahwa :. segala sesuatu kuanggap rugi karena pengenalan akan Kristus Yesus. Tuhanku lebih mulia dari pada semuanya (Fil.3:7.8). dan Yesus yang merupakan tokoh Sentral dalam agama Kristen pun mengatakan,. ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemaunnya sendiri oleh karena kerajaan surga (Mat 19 : 12 dalam Van.Bremen 1983 : 213) Hidup tidak kawin atau selibat itu mempunyai dua jenis yang berlainan yaitu : selibat religius atau regula dan hidup selibat eklesiastik. Selibat Religius atau Regula adalah mereka / klerikus yang menjalankan hidup selibat dan telah menerima tahbisan suci, seperti Uskup, Imam, dan Diakon. Sedangkan hidup selibat eklesiastik adalah mereka yang tidak menerima tahbisan suci, anatara selibat regula dan hidup selibat eklesiastik itu sendiri memiliki cara atau bentuk hidup yang berbeda. (Darmawijaya, 1987 : ). Oleh sebab itulah Mengapa penulis memilih pokok ini karena merasa tertarik akan sejumlah masalah selibat, selain ingin melihat kehidupan mereka antara sesama klerikus dengan masyarakat terkhususnya umat katolik juga terhadap keluarga klerikus. Hal yang paling utama Penulis ingin mengetahui apa sebenarnya faktor faktor apa sajakah yang mempengaruhi calon Biarawan menjalani hidup selibat? Penulis juga ingin mengetahui konflik-konflik apa sajakah yang terjadi di antara Calon Biarawan selama di Seminari Tinggi ST. Yohanes Pematang Siantar? Didalam Seminari 4

5 Tinggi ini kegiatan belajar mengajar bagi para Calon Biarawan telah diatur secara sistematis. Pengaturan jadwal bagi para klerikus ini pun terkadang membawa satu konflik antara yang satu dengan yang lain, apakah itu konflik besar atau konflik kecil. Konflik besar adalah konflik yang prinsipial, yang menyangkut hal hal pokok bertarekat seperti : tentang Visi, Misi serta pilihan karya yang besar, tentang cara hidup apakah hidup miskin atau tidak. Sedangkan konflik kecil adalah konflik dalam kehidupan sehari hari tentang hal hal kecil didasarkan pada rasa kesenangan, kebiasaan budaya yang berbeda beda. Walaupun kesehari - hariannya para klerikus hidup dalam ajaran religius, kenyataannya sebagai seorang manusia yang terkadang tak luput dari perasaan iri, dengki, syirik, ataupun segala macam perilaku manusia yang bisa membawa klerikus kearah konflik. Selama yang penulis meneliti di Seminari Tinggi ST. Yohanes konflik antara sesama klerikus memang sering terjadi. Kenyataannya itulah yang mendorong penulis untuk menulis tentang pokok bahasan tersebut. Kumpulan orang yang terpanggil dan dipermandikan lalu menjalankan hidup Selibat itu sendiri disebut Klerikus atau Selibater atau Calon Imam diosesan atau juga Imam Biarawan. Dan untuk komunitas sosialnya lebih sering disebut dengan Tarekat atau ordo atau konggregasi. Konggregasi- konggregasi ini muncul pada Abad 16. Undang-undang umum yang menyangkut konggregasikonggregasi religius ini tercantum dalam Kanon nomor 573 sampai dengan 709 dalam Buku II bagian III KH (Kanon) Gereja. Dan semua institusi Religius 5

6 tersebut memiliki perbedaan-perbedaan antara Ordo dan Konggregasi (id.wikipedia.org / wiki / ordo_keagamaan_katolik). Selibat yang dimaksud Gereja Katolik adalah selibat yang dihidupi oleh para imam yang mau menyerahkan diri demi nama Kristus serta kaum religius (Biarawan-Biarawati) yang ingin mengabdikan diri lewat pelayanan kepada sesama. (Indah, 1992 : 54-55). Selain itu klerikal juga harus mentaati kaul kaul yang ada dimana kaul itu terbagi tiga dan antara Selibat dengan ketiga kaul sama sama harus dijalankan. Tiga kaul itu adalah : Kaul Kemurnian : Motivasi Kaul Kemurnian Seseorang yang memelihara nasihat injil kemurnian mengungkapkan cinta kasih tidak dengan laku cinta yang sempit, melainkan dengan sikap dan laku kasih yang semakin dalam dan luas. Ketika kaul ini tidak lagi bergema dalam diri, maka tingkah laku akan aneh-aneh. Mulai lekat dengan seseorang yang dianggap berjasa dalam panggilan, pilih kasih dalam persahabatan yang menghasilkan satu persahabatan yang tidak sehat. Kaul Kemiskinan Yang menjadi unsur utama dalam Kaul Kemiskinan adalah ketergantungan dan keterbatasan dalam menggunakan harta milik. Kaul kemiskinan juga menyangkut kesederhanaan hidup dan kedermawanan kepada orang-orang miskin. Keaslian dalam kemiskinan nampak dalam persaudaraan dengan orang-orang kecil. 6

7 Kaul ketaatan Motivasi dasar Kaul Ketaatan adalah cinta akan kehendak Allah. Sebagaimana Kristus taat kepada Bapa-Nya sampai mati. Ketaatan kepada Allah secara konkret diwujudkan dalam ketaatannya kepada pimpinan tarekat. (H.J Kachmadi 1981 : 18). Dewasa ini ada gejala bahwa banyak imam dan kaum religius yang tidak setia pada janji dan kaul-kaul yang telah mereka ucapkan. Kenyataan yang didapat penulis setiap angkatan tahun masuk, di Seminari Tinggi ST. Yohanes selalu ada klerikus atau Calon Biarawan yang keluar karena tidak dapat sanggup menjalankan hidup selibat dan juga tidak bisa mentaati ketiga kaul tersebut. (Tergambar pada table I.I.I dibawah ini ). Tabel. I.1.1 Keadaan Komunitas Biarawan Sekolah Tinggi ST.Yohanes Kab. Simalungun Pematang Siantar T.h akademik Mhs.baru Mhs. Keluar Lulus 2001 / orang 13 orang 9 orang 2002 / orang 17 orang 9 orang 2003 / orang 12 orang 20 orang 2004 / orang 7 orang 26 orang 2005 / orang 11 orang 22 orang Sumber Data : Statistika kantor Sekolah Tinggi ST.Yohanes Kab. Simalungun Pematang Siantar Tahun ajaran

8 Bagi banyak pihak selibat masih menimbulkan banyak pertanyaan mengapa imam tidak kawin. Umat katolik sendiri pun masih banyak yang mempertanyakan mengapa para imam hidup selibat? Secara tidak langsung Paus Yohanes Paulus II menyanggah orang yang mempersoalkan tuntutan gereja akan selibat bagi para Imam. (Paus membela Selibat Dalam Hidup, 18/ XXXVI 2 mei 1982 : 19). Gereja Katolik akan tetap mempertahankan hidup selibat bagi para imam dan para religius. Gereja mewajibkan para imam serta kaum religius hidup dalam selibat. Kewajiban itu sendiri dirumuskan dalam dekrit tentang pelayanan dan kehidupan para imam (Presbyterorum Ordinis) mereka selibat bukan karena adanya unsur paksaan dari luar dirinya melainkan kehendak pribadi. (Kitab Hukum Kanonik Codex Iuris canonici, 1983 Sekretariat KWI 1991) Hidup selibat adalah karunia dan bukan hasil bina. Karunia selibat tersebut diberikan kepada seseorang dan melalui peningkatan motivasi karunia selibat itu semakin berkembang hingga akhirnya menjadi matang. Dan untuk menjadi seorang selibater hati tidak boleh bercabang-cabang, ia harus melayani dan mengabdi dengan sebulat hati (Sinaga 1996 : ). Selibat itu mempunyai nilai dalam dirinya sendiri. Setiap orang yang memilih untuk hidup selibat pasti melihat bahwa selibat itu mempunyai arti bagi hidupnya. Karena terpikat oleh nilai-nilai yang terkandung dalam selibat, tentu dengan sendirinya rela untuk menghidupinya secara taat dan konsekuen. Karena hidup berselibat juga merupakan salah satu bentuk panggilan hidup sebagaimana 8

9 hidup berkeluarga lainnya. (Paulus VI Ensiklik Sacerdotalic Caelibatus 26-33) Cukup banyak orang khususnya umat katolik, mau hidup sebagai selibater. Tentu saja setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Pada umumnya motivasi orang untuk dapat hidup selibat adalah bahwa cara hidup yang demikian itu lebih memungkinkannya untuk mengabdikan diri seutuhnya kepada Tuhan dan sesama. Motivasi hidup selibat disetiap zaman mempunyai tekanan motivasi tersendiri. Sebagai contoh kita tinjau kembali motivasi hidup selibat pada abad permulaan. Motivasi selibat pada abad pertama adalah bahwa dengan berselibat orang dapat dengan sebulat hati mengabdi kepada Tuhan. Disini dimensi vertical cukup ditonjolkan. Bila hendak ditelusuri motif-motif yang sepanjang sejarah pernah dikemukakan, kiranya perlu diperhatikan bahwa semua motivasi itu mengungkapkan inspirasi asli dan mendasar, yakni yang tertulis dalam injil Matius 19 :12. Dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemaunnya sendiri oleh karena kerajaan surga. Motivasi yang paling umum ditemukan guna menjalani hidup selibat itu bersifat religius. (Hardwiryana 1979:7-8). Menghidupi selibat tidak mudah, hal ini terlihat dari apa adanya para klerikus yang melakukan skandal seks atau pun mengundurkan diri dari status klerikalnya karena alasan tidak sanggup hidup berselibat. Oleh karena itu para klerikus hendaknya hati-hati membina atau memelihara pergaulannya dengan 9

10 orang-orang tertentu. Pergaulan itu hendaknya tidak membahayakan kewajiban untuk berselibat sehingga tidak menjadi batu sandungan bagi umat beriman. Skandal seks bisa terjadi dalam bentuk hubungan seksual baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Berbagai kasus bisa diketahui lewat mas media. Salah satu contoh yang diekspos secara luas adalah mengenai Pastor John Geoghan, seorang Pastor berkebangsaan Amerika telah melakukan Paedofilia (ketertarikan seksual terhadap anak-anak) lebih dari 130 orang selama 30 tahun karirnya sebagai Pastor. John Geoghan dikenal sebagai tokoh sentral dalam skandal seks. Gereja Katolik Roma atas kejahatannya itu telah mengeluarkan uang lebih 10 juta $ AS. Untuk membendung tuntutan hukum. Dihukum 10 tahun penjara tetapi didalam penjara dia mati dibunuh oleh penghuni penjara lainnya. (John Geogham : Pastor Pelaku Paedofilia Terbunuh Dipenjara / kesehatan / news / 0308 / 25 / htm, 30 mei 2004 ) Pemaparan di atas Dinyatakan dengan jelas bahwa dunia kebangkitan merupakan dunia manusia yang sudah terpenuhi, tersempurnakan ; seksual tidak berperanan lagi. Kegiatannya telah terpenuhi dalam waktu dan kini menuju keeksistensi transeksual. Ada anggapan bahwa segala yang berbau seksual itu mencemarkan, oleh karena itu tidak dapat diselaraskan dengan keinginan untuk mendekati Tuhan. Hubungan seksual dianggap bertentangan dengan altar. (Oraison 1973 : 21). 10

11 Keharusan selibat itu sendiri mendapat pertentangan sengit, mengapa? karena tidak gampang menjalankannya. Dikatakan sukar karena banyak orang hidup dalam pergundikan, promiskuitas. Meskipun banyak pertentangan, namun usaha-usaha kearah hukum selibat sungguh mengikat. Hal ini Banyak dilakukan pada zaman Paus Leo I ( ) selibat yang sebelumnya mengikat diakon, imam, dan Uskup malah diperluas hingga mengikat subdiakon. (Oraison 1979 : 6) Selibat menjadi keharusan yuridis bagi para Klerikus ditetapkan pada Konsili Bouges (Perancis) tahun dan pada tahun 1123 Paus Kaliktus II membawa hukum tersebut kepada puncaknya dengan mengumumkan bahwa pernikahan para klerikus itu kosong dan tidak sah. Saelibat yang telah menjadi hukum dikukukhkan lagi pada Konsili Lateran II tahun Konsili menetapkan bahwa sesudah tahbisan tinggi perkawinan bukan hanya tidak diperbolehkan, tetapi bahkan tidak sah. Hal itu dikuatkan lagi oleh Paus Alexander III tahun 1180 dan Paus Calectinus II tahun 1198 (Hardawiryana 1979:6) Selibat telah diatur dalam hukum Gereja dan Gereja telah kerap kali mengukuhkannya. Namun begitu masih terdapat upaya-upaya agar hukum yang mengikat itu dicabut kembali dengan alasan dasar yaitu pelaksanaannya sukar. Hal ini dekemukakan pada Konsili Trente tahun Protestan yang merupakan aliran besar dalam Kristen tidak menerima selibat, karena itu bukan nilai yang lebih besar (tinggi) dari pada perkawinan. Kalvin seorang reformator Protestan sangat menentang para penulis Kristen yang menyatakan bahwa selibat 11

12 lebih baik dari pada perkawinan. Dan Konsili ini kembali mengukuhkan selibat para klerikus. Konsili melihat bahwa selibat bukan merupakan suatu hukum ilahi melainkan hukum Gerejawi (Douglas 1979 : 6). Sekitar abad ke-17 sesudah terbentuknya seminari-seminari hukum selibat menjadi kenyataan. Namun demikian hukum selibat yang diberlakukan itu tetap merupakan persoalan, tetap menjadi topik debat guna menangani hal ini secara bijaksana. Paus Paulus VI meminta agar para Bapa Konsili tidak memperdebatkan hal itu secara terbuka, tetapi hendaknya semua soal mengenai hal itu disampaikan kepadanya. Dengan itu segala kekacauan dihindarkan dan segala ketegangan dikendurkan. Konsili Vatikan II ( ) ini berbicara tentang selibat sebagai sesuatu yang mempermudah pelayanan baik kepada umatnya. Konsili menekankan bahwa selibat bukan tuntutan essensial untuk jabatan imam. (Oraison 1979 : 120) Hasil dari Konsili Vatikan II yang berbicara tentang Selibat sebagai suatu wadah yang mempermudah pelayanan baik kepada umatnya itu ternyata pada Seminari Tinggi ST Yohanes sangat dipergunakan dengan baik oleh para Klerikus. Itu tampak dari kegiatan kegiatan terjadwal yang ada pada masing masing lingkungan stasi atau juga pada tiap minggu dalam lingkungan Muda Mudi Katolik, para Klerikus ikut bergabung dikegiatan kegiatan tersebut. Antara klerikus dengan Umat terjalin satu kemudahan, apakah itu kemudahan 12

13 dalam berhubungan dengan Para Pastor Gereja atau pun juga apabila umat ingin mengurus segala sesuatu yang berhubungan kepada Gereja. Seminari Tinggi ST. Yohanes merupakan suatu bentuk wadah pendidikan yang lebih memperdalam Ilmu Teologi. Hal tersebut bukan berarti ilmu pengetahuan umum lain dinomorduakan. Didalam Seminari Tinggi ini kegiatan belajar mengajar bagi para Calon Biarawan telah diatur secara sistematis. Kegiatan bagi para Klerikus tersebut dimulai dari pagi hari Pukul Wib dimulai dengan ibadat, pukul Sarapan, pukul Perkuliahan, pukul wib ibadat di Biara Masing masing, makan siang, istirahat, pukul Wib Studi Pribadi, wib sesuai jadwal bisa olah raga, bebas atau kerja, pukul wib disesuikan dengan jadwal ibadat bacaan atau mendengar bacaan bacaan atau tulisan tulisan Khotbah, pukul wib renungan pribadi atau meditasi digereja atau diruang doa, makan malam bersama, pukul wib studi pribadi, pukul wib bebas (dunia dalam berita), ibadat malam penutu atau kompletorium, istirahat masing masing. Begitulah kegiatan calon Biarawan sehari-harinya Di Seminari Tinggi St Yohanes. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk mengetahui hal atau faktor apa yang yang muncul bagi calon Biarawan dalam menjalani hidup selibat secara social di Seminari Tinggi ST. Yohanes Pematang Siantar. 13

14 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian diatas yang menjadi perumusan masalah penelitian iniadalah : 1) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi calon Biarawan menjalani hidup selibat di Seminari Tinggi ST. Yohanes? 2) Apa sajakah konflik yang dihadapi calon Biarawan yang menjalani hidup selibat di Seminari Tinggi ST. Yohanes? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Calon Biarawan menjalani hidup selibat Seminari Tinggi ST. Yohanes? 2) Untuk mengetahui apa sajakah konflik yang dihadapi calon Biarawan yang menjalani hidup selibat di Seminari Tinggi ST. Yohanes? 14

15 1.4 Manfaat penelitian Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah kajian ilmiah dan masukan penting bagi para Calon Biarawan yang mendalami pendidikan selama di Seminari Tinggi khususnya dan masyarakat luas pada umumnya Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan komparatif yang masih relevan dalam penelitian yang sejenis dikemudian hari Manfaat Bagi Penulis Untuk melatih kemampuan akademis sekaligus penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh. 15

16 1.5 Defenisi Konsep Beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Motif Motif adalah suatu keadaan batiniah yang memberikan energi kepada aktivitas- aktivitas / menggerakkannya, karena itu menjadi motivasi dan mengarahkan / menyalurkan tingkah laku menuju pada suatu tujuan. 2. Selibat dibagi kedalam dua bahagian Selibat awam Selibat awam adalah mereka yang tidak menerima tahbisan suci, akan tetapi memiliki cara dan bentuk hidup yang berbeda. Selibat religius Selibat Religius adalah para pelayan rohani, yang dalam hukum disebut para klerikus. Para klerikus adalah mereka yang menerima tahbisan suci, yaitu Uskup, Imam, dan Diakon. 3. Komunitas Komunitas adalah Suatu kelompok sebagai bagian dari masyarakat yang didasarkan pada perasaan yang sama, sepenanggungan dan saling memerlukan, serta bertempat tinggal di suatu wilayah tempat kediaman tertentu. Komunitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komunitas biarawan yang sama-sama menjalani hidup selibat di Seminari Tinggi ST. Yohanes. 16

17 4. Biarawan Biarawan adalah angota- anggota lembaga religius. Artinya persekutuan yang anggota-anggotanya mengucapkan kaul kekal atau sementara yang diterima oleh pembesar yang berwenang atas nama gereja. 5. Biara Biara adalah rumah tempat tinggal komunitas yang menjalankan hidup bakti menurut tiga nasihat injil. Biara harus didirikan dengan sah, dihuni suatu komunitas, dikepalai seorang pemimpin yang diangkat menurut hukum gerejani yang berlaku, dan mempunyai tempat ibadah untuk perayan ekaristi serta penyimpanan sakramen maha kudus. 6. Konflik Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan, otoritas, dan sebagainya, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik itu tidak hanya untuk memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya. 7. Klerus / Klerikus Klerus / Klerikus adalah kelompok orang beriman yang berkat tahbisan dkhususkan untuk pelayanan ibadat kepada Allah dan kekhasan rohani kaum beriman ; kelompok kelompok klerus meliputi Diakon, imam, uskup. Seorang beriman memasuki kelompok klerus pada saat ia ditahbiskan. 17

18 8. Konggregasi Konggregasi adalah suatu departemen konia Romana / persekutuan keagamaan yang diakui oleh Paus atau Uskup. Anggota anggotnya hidup sesuai dengan aturannya dan tiga kaul yang disebut sederhana yang bersifat sementara / tetap ). Di Indonesia semua tarekat imam, bruder dan suster yang tidak disebut. (sidang para wakil dari seluruh konggregasi) 9. Konsili Konsili adalah sidang para Uskup untuk mengambil sikap dan keputusan tentang masalah ajaran iman, tata tertib dan tindakan pastoral serta administrative yang mendesak. 10. Novisiat Novisiat adalah masa pencobaan bagi para calon anggota ordo dan konggregasi, biara, tempat masa novisiat dijalankan itu juga disebut novisiat. Para novis mendiami rumah tersbut dibawah bimbingan seorang pemimpin Novis. 18

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,

Lebih terperinci

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN Disampaikan sebagai pengganti khotbah dalam Perayaan Ekaristi Minggu Biasa VI tanggal 10-11

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dipanggil untuk mencapai kesempurnaan hidup seperti Kristus. Panggilan untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tanggung jawab mereka sebagai bagian dari warga negara. berguna untuk pekerjaan dalam jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tanggung jawab mereka sebagai bagian dari warga negara. berguna untuk pekerjaan dalam jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal merupakan permulaan dari suatu tahap kedewasaan dalam rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja dan akan

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

Menjadi seorang imam dalam Gereja Katolik berarti pula menjalani hidup. selibat, yaitu hidup tidak menikah dengan alasan-alasan keimanan (O'Collins &

Menjadi seorang imam dalam Gereja Katolik berarti pula menjalani hidup. selibat, yaitu hidup tidak menikah dengan alasan-alasan keimanan (O'Collins & BABI PENDAHULUAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menjadi seorang imam dalam Gereja Katolik berarti pula menjalani hidup selibat, yaitu hidup tidak menikah dengan alasan-alasan keimanan

Lebih terperinci

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal 28-32 Paul Suparno, S.J. Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 6 Januari 1997 telah menetapkan bahwa tanggal 2 Februari, pada pesta Kanak-kanak

Lebih terperinci

MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI

MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON 1055 1 KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan dan nilai-nilai rohani masyarakat. Kehidupan rohani menjadi semakin terdesak dari perhatian umat

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

BAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI

BAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI BAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan bergereja

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK MENUJU ERA PERADABAN KASIH INDONESIA

KELUARGA KATOLIK MENUJU ERA PERADABAN KASIH INDONESIA KELUARGA KATOLIK MENUJU ERA PERADABAN KASIH INDONESIA melalui penguatan kebiasaan dan tradisi iman, martabat luhur perkawinan dan kesejahteraan hidup berkeluarga KELUARGA, SUKACITA INJIL ALASAN MENIKAH

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen dalam Gereja. Melalui sakramen-sakramen dalam Gereja Tuhan hendak mencurahkan daya

Lebih terperinci

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,

Lebih terperinci

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO.

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. 29 (Sebuah Tinjauan Teologis) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat

Lebih terperinci

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Allah Ingin Berbicara kepada Saudara Allah Berfirman dalam Berbagai-bagai Cara Bagaimana Kitab Allah Ditulis Petunjuk-petunjuk

Lebih terperinci

BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Kita semua sebagai anggota suatu kongregasi diharapkan hidup saling membantu satu sama lain dalam semangat kasih

Lebih terperinci

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Lukas 10:27)

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Yesus berkata, "Aku akan mendirikan jemaatku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Matius 16:18). Inilah janji yang indah! Ayat ini memberitahukan beberapa hal yang penting

Lebih terperinci

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Bulan Oktober adalah bulan Maria. Banyak orang menyempatkan diri untuk menghormati Bunda Maria dan mohon bimbingannya

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL GEREJA

BAB I MENGENAL GEREJA BAB I MENGENAL GEREJA 1 STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis-komersial, salah satu tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan melakukan kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HIERARKI DAN AWAM

BAB IV HIERARKI DAN AWAM 1 BAB IV HIERARKI DAN AWAM STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49)

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) HR KENAIKAN TUHAN : Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Luk 24:46-53 Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) Sebelum menerima tahbisan imamat,

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Dalam Gereja Katolik ada berbagai macam tarekat hidup bakti (yang

BAB I. PENDAHULUAN. Dalam Gereja Katolik ada berbagai macam tarekat hidup bakti (yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Gereja Katolik ada berbagai macam tarekat hidup bakti (yang terdiri dari tarekat religius dan tarekat sekuler), serikat hidup kerasulan, serta berbagai

Lebih terperinci

Sukacita kita dalam doa

Sukacita kita dalam doa Sukacita kita dalam doa Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. (John 16:24) Sukacita dalam melayani Allah dan sesama merupakan suatu perwujudan nyata: sesuatu yang spontan, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Setiap manusia akan selalu dihadapkan pada suatu pilihan atau keputusan yang harus diambil dalam mencari makna hidupnya. Beberapa perempuan telah mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan

Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan Kolose 2 : 18-19 2:18 Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Kita telah menyelesaikan penelaahan mengenai keempat karunia yang kita sebut karunia pelayanan. Walaupun daftar karunia-dalam Efesus 4

Lebih terperinci

-uhan BERSUKACITA. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. (Joh 15:16)

-uhan BERSUKACITA. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. (Joh 15:16) -uhan BERSUKACITA dengan panggilan kita Dalam panggilanmu, Tuhan berkata kepadamu: Kamu penting bagi-ku, Aku mencintaimu, Aku memperhitungkanmu. (Paus Fransiskus) Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah

Lebih terperinci

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal 28-31 Paul Suparno, S.J. Sr. Bundanita mensharingkan pengalamannya bagaimana ia pernah mempunyai anak mas waktu mengajar di Sekolah

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK 1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order Bacaan Alkitab hari ini: 1Tesalonika 1 HARI 1 MENJADI TELADAN Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita heran saat

Lebih terperinci

Laporan Kongregasi. Konferensi Umum, 5 Oktober Canoas, Brazil, 2014 Suster Mary Kristin Battles, SND

Laporan Kongregasi. Konferensi Umum, 5 Oktober Canoas, Brazil, 2014 Suster Mary Kristin Battles, SND MERESAPI SABDA TERLIBAT DI DALAM DUNIA Laporan Kongregasi Konferensi Umum, 5 Oktober Canoas, Brazil, 2014 Suster Mary Kristin Battles, SND Presentasi saya pagi ini akan berfokus pada tiga bidang. Pertama,

Lebih terperinci

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja Pola Tuhan Bagi Para Pekerja Kim mempelajari alasan-alasan bagi perkumpulan orang percaya dalam gereja yang mula-mula. Ia melihat adanya bermacam-macam keperluan yang mempersatukan mereka - keperluan akan

Lebih terperinci

B. RINGKASAN MATERI 1. Gereja yang satu 2. Gereja yang kudus 3. Gereja yang katolik 4. Gereja yang apostolic

B. RINGKASAN MATERI 1. Gereja yang satu 2. Gereja yang kudus 3. Gereja yang katolik 4. Gereja yang apostolic BAB II SIFAT SIFAT GEREJA A. KOMPTENTSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan bergereja

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Generalat/ Rumah Induk Roma Natal, 2014 Para Suster yang terkasih, Sabda telah menjadi manusia dan berdiam

Lebih terperinci

SEKOLAH SESUDAH INI. "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka."

SEKOLAH SESUDAH INI. Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka. SEKOLAH SESUDAH INI "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka." Sorga adalah sebuah sekolah; bidang studinya, alam semesta; gurunya, Yang tak berkesudahan hari-nya. Cabang

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa III Berdoalah dengan Seorang Teman II Berdoalah dengan Keluarga Saudara III Berdoalah dengan Kelompok Doa II Berdoalah dengan Jemaat Pelajaran ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat keterikatan secara

Lebih terperinci

Pdt Gerry CJ Takaria

Pdt Gerry CJ Takaria Seberapa pentingkah Baptisan itu? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak

Lebih terperinci

The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS)

The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS) The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Filipi 2:1-1111 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran, Janji,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada berbagai macam pengertian tentang sistem. Menurut Eka Iswandy, sistem merupakan kumpulan unsur yang saling melengkapi dalam mencapai suatu tujuan dan sasaran (Iswandy,

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Katolik Roma (5) API PENYUCIAN

Studi Perbandingan Katolik Roma (5) API PENYUCIAN API PENYUCIAN "Gereja mempercayai adanya Api Penyucian, bukan sebagai suatu tempat tersendiri yang lain daripada surga maupun neraka. Api Penyucian diterima sebagai orang meninggal yang belum layak menikmati

Lebih terperinci

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum Emeritasi merupakan istilah yang tidak asing di telinga kita. Dalam dunia pendidikan kita mengetahui adanya profesor

Lebih terperinci

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan Mengajar Bisa Merupakan Pelayanan Tahukah saudara bahwa Allah menginginkan saudara menjadi guru? Dalam pelajaran ini saudara akan belajar bahwa demikianlah halnya. Saudara akan belajar mengapa Allah menghendaki

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Orang-orang Kristen tidak boleh bersifat statis. Jika Roh Kristus diam di dalam mereka (Rm. 8:9) maka mereka akan mengalami proses perubahan. Di dalam Kitab Suci gambaran pengalaman orang-orang percaya

Lebih terperinci

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Dalam hidup ini mungkinkah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki kebanggaan-kebanggaan yang tidak bernilai kekal? Mungkinkah orang Kristen

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL 1. Visi dan Misi Penginjilan dalam gereja lokal a. Visi: Terlaksananya Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28: 19 20) b. Misi: (1)

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Dan. 7 : 13-14) Kekuasaan-Nya kekal adanya. Bacaan diambil dari Nubuat Daniel

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Dan. 7 : 13-14) Kekuasaan-Nya kekal adanya. Bacaan diambil dari Nubuat Daniel TAHN B - Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam 22 November 2015 LITRGI SABDA Bacaan pertama (Dan. 7 : 13-14) Kekuasaan-Nya kekal adanya. Bacaan diambil dari Nubuat Daniel Aku, Daniel, melihat dalam

Lebih terperinci

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana seseorang menilai keseluruhan kehidupannya secara positif

BAB I PENDAHULUAN. dimana seseorang menilai keseluruhan kehidupannya secara positif BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan merupakan pemahaman umum mengenai seberapa senang seseorang akan kehidupannya sendiri atau secara formal merupakan tingkat dimana seseorang menilai

Lebih terperinci

Penelaahan yang Bersifat Ibadah

Penelaahan yang Bersifat Ibadah Penelaahan yang Bersifat Ibadah Penelaahan yang bersifat ibadah adalah sangat pribadi. Tujuannya ialah mendekatkan saudara dengan Allah. Penelaahan itu akan menghubungkan saudara dengan kebenaran rohani

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

Gereja Membaptis Orang Percaya

Gereja Membaptis Orang Percaya Gereja Membaptis Orang Percaya Beberapa tahun lalu di daratan Cina ada beberapa orang Kristen yang sedang membicarakan pandangan berbagai gereja tentang baptisan. Salah seorang pemimpin awam mengatakannya

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian TAHN B - Hari Minggu Prapaskah I 22 Februari 2015 LITRGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian Sesudah air

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 !!! DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 I. HAKEKAT, TUJUAN, DAN SPIRITUALITAS 3 II. ALASAN DAN DASAR 4 III. MANFAAT 5 IV. KEGIATAN-KEGIATAN POKOK 5 V. KEGIATAN-KEGIATAN LAIN 6 VI. ORGANISASI 6 VII. PENDAFTARAN

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi dan Memuridkan Orang Lain Kode Pelajaran : OKB-T06 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET 1 TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET Seminar Religius di BKS 2016 Kanisius, 8 September 2016 Paul Suparno, SJ Pendahuluan Tema BKS tahun 2016 ini adalah agar keluarga mewartakan

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J. 1 KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Serviana saat ini menjadi pimpinan suatu kongregasi. Ia termasuk pimpinan yang disenangi banyak

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Awal September adalah awal para biarawan-biarawati yang bertugas untuk studi memulai perutusannya. Pada awal-awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lainnya dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Dalam pemenuhan kebutuhannya seharihari, manusia membutuhkan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN Orang tua Kristiani mempunyai tanggung jawab, yang dipandang juga sebagai bentuk kerasulan khusus, untuk mendidik anak-anak dan membantu anak-anak dapat mempersiapkan diri

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi seluruh dunia dalam gereja Katolik adalah seorang Paus, saat ini bernama Paus

Lebih terperinci

Lesson 7 for May 13, 2017 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI

Lesson 7 for May 13, 2017 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI Lesson 7 for May 13, 2017 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI Dalam 1 Petrus 5: 1-10, Petrus menjelaskan peran para penatua di Gereja. Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama

Lebih terperinci

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI *HATI YANG BERSYUKUR TERARAH PADA ALLAH *BERSYUKURLAH SENANTIASA SEBAB ALLAH PEDULI *ROH ALLAH MENGUDUSKAN KITA DALAM KEBENARAN *ROH

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Agama Katolik Modul ke: 03 EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro, M.M Pendahuluan Dalam suatu adegan yang mengharukan

Lebih terperinci

Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta

Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta Nama saya Salvatore Gargiulo. Saya bertobat kepada Injil Tuhan Yesus pada tahun 1977 dan saya sekarang melayani Dia di tempat yang sama di mana saya sebelumnya

Lebih terperinci

Mereka berkumpul karena Paulus akan pergi keesokan harinya. Kisah 20:7

Mereka berkumpul karena Paulus akan pergi keesokan harinya. Kisah 20:7 Lesson 6 for May 12, 2018 Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kristus. Sakramen-sakramen merupakan tahap paling konkret di mana

BAB V PENUTUP. Kristus. Sakramen-sakramen merupakan tahap paling konkret di mana BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Panggilan hidup manusia merupakan anugerah Allah. Manusia dipanggil untuk hidup bersama Allah. Konsekuensi praktis dari pandangan demikian mau melegitimasi karunia Allah sebagai

Lebih terperinci

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Modul ke: 12Fakultas Psikologi Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Program Studi Psikologi Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Sejarah Konsili Vatikan II Konsili

Lebih terperinci

MAKNA HIDUP PADA BIARAWAN. Charlys 1 Ni Made Taganing Kurniati 2. Abstrak

MAKNA HIDUP PADA BIARAWAN. Charlys 1 Ni Made Taganing Kurniati 2. Abstrak MAKNA HIDUP PADA BIARAWAN Charlys 1 Ni Made Taganing Kurniati 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat 2 taganing@yhaoo.com Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

Tugas Agama. Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik?

Tugas Agama. Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik? Nama : Phoa, Wily Angpujana NIM : 4101412151 Fak/Jur: MIPA/Matemaika Tugas Agama Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik? Dalam Sacrosanctum Concilium (SC) (Konsitusi Tentang Liturgi

Lebih terperinci

SELIBAT DALAM GEREJA ROMA KATOLIK

SELIBAT DALAM GEREJA ROMA KATOLIK SELIBAT DALAM GEREJA ROMA KATOLIK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam Oleh TAUFAN BRATA RACHMAN NIM :102032124652

Lebih terperinci

MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING?

MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING? MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak

Lebih terperinci

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Roh Kudus adalah Penolong Saudara Buah Roh Kudus Berjalan di dalam Roh Kuasa Roh Kudus di dalam Saudara Karunia-karunia Roh Roh Kudus

Lebih terperinci

Apakah Allah Akan Mengatakan Kepadaku Apa yang Harus Kulakukan Selanjutnya?

Apakah Allah Akan Mengatakan Kepadaku Apa yang Harus Kulakukan Selanjutnya? Apakah Allah Akan Mengatakan Kepadaku Apa yang Harus Kulakukan Selanjutnya?... saya belum yakin akan rencana-nya bagiku. Tentu saja saudara telah menerima Kristus sebagai Juruselamat saudara. Dan sekarang

Lebih terperinci

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN Persembahan identik secara formal dengan memberikan sesuatu untuk Tuhan. Berkaitan dengan itu, maka dari penelitian dalam bab tiga, dapat disimpulkan bahwa, pemahaman

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Ibadah dan Persekutuan Kode Pelajaran : OKB-P02 DAFTAR ISI A. BERTANGGUNG

Lebih terperinci