BAB V PENUTUP. Kristus. Sakramen-sakramen merupakan tahap paling konkret di mana
|
|
- Hengki Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Panggilan hidup manusia merupakan anugerah Allah. Manusia dipanggil untuk hidup bersama Allah. Konsekuensi praktis dari pandangan demikian mau melegitimasi karunia Allah sebagai faktor utama dalam sejarah keselamatan manusia. Oleh karena itu, jawaban konkret manusia ialah mengambil bagian dalam keselamatan Allah. Konsepsi demikian menyata dalam tiap sakramensakramen sebagai manifestasi relasi Allah dan manusia. Sakramen sebagai sebuah simbol real yang mengungkapkan jati diri Gereja sebagai sebuah sakramen Kristus. Sakramen-sakramen merupakan tahap paling konkret di mana keselamatan Allah dalam Kristus dapat dialami. Hal demikian dimaksudkan bahwa Sakramen dimaksudkan untuk menguduskan manusia, membangun tubuh Kristus dan mempersembahkan ibadat kepada Allah. Sakramen tidak hanya meneguhkan iman tetapi memupuk, meneguhkan dan mengungkapkan iman. Bukan hanya menganugerahkan rahmat tetapi mempersiapkan kaum beriman untuk memperoleh rahmat yang membuahkan hasil: menyembah Allah secara benar dan mengamalkan cinta kasih. Legalitas Sakramen dipahami bahwa Tuhan hadir dan menyertai manusia dalam sebuah rahmat Ilahi yang hanya datang dan bersumber dari Allah. Melalui sakramen kita dapat diubah secara rohani menjadi yang Ilahi, dan dengan demikian kita dapat dibentuk oleh Allah agar dapat lebih serupa dengan diri-nya.
2 Dengan adanya sakramen kita manusia dapat lebih didekatkan pada Allah, asalkan manusia senantiasa mau membuka dirinya dengan tulus dan ikhlas dengan suatu kepercayaan yang total bahwa dalam dan melalui sakramen Allah hadir dan mau menyelamatkan manusia. Sakramen Tahbisan (Sacramentum Ordinis) sebagai salah satu dari ketujuh sakramen Gereja mau menekankan peristiwa tahbisan yang mengubah dan menguduskan seseorang menjadi pelayan khusus dalam Gereja. Pengertian demikian mau mengafirmasi bahwa dengan menerima sakramen tahbisan seorang pelayan Tuhan dapat merayakan sakramen-sakramen dalam Gereja sebagai bukti kehadiran Allah yang menyelamatkan umat manusia. Lebih lanjut, dengan menerima sakramen tahbisan, seseorang masuk dalam relasi kaum klerus yang membuatnya berbeda dalam pelayanan di Gereja dengan kaum awam yang tidak menerima sakramen ini. Sakramen-sakramen dalam Gereja hanya dapat dilayani oleh para kaum tertahbis, para kaum tertahbislah yang menjadi pemimpin dalam setiap perayaan sakramen yang berlangsung dalam Gereja, sedangkan para kaum awam hanya mengambil bagian dalam setiap perayaan-perayaan sakramen yang berlangsung. Adapun Imamat umum kaum beriman dan Imamat jabatan atau hirarkis, kendati berbeda hakikatnya dan bukan hanya tingkatannya, saling terarahkan. Konsili Vatikan II menegaskan bahwa pada dasarnya Imamat umum dan Imamat jabatan itu adalah sama, keduanya dengan cara khasnya masing-masing mengambil bagian dalam satu Imamat Kristus. Dengan kekuasaan kudus yang ada padanya, Imam pejabat atau mereka yang telah menerima rahmat sakramen
3 tahbisan ini (Diakon, Imam, dan Uskup) akan membentuk dan memimpin umat keimanan atau umat beriman kristiani yang hanya menerima Imamat umum berkat rahmat sakramen pembaptisan, penguatan dan ekaristi. Ia menyelenggarakan korban Ekaristi atas nama Kristus, dan mempersembahkannya kepada Allah atas nama segenap umat. Imamat ini mereka laksanakan dalam menyambut sakramensakramen, dalam berdoa dan bersyukur, dengan memberi kesaksian hidup suci, dengan pengingkaran diri serta cinta kasih yang aktif. Sakramen Tahbisan dalam pelaksanaannya sebagai bagian dari tradisi Gereja Katolik tidak luput dari seperangkat aturan atau hukum yang mengaturnya. Konteks berhukum dalam Sakramen Tahbisan diatur agar memiliki legalitas formalnya di tengah perubahan. Adapun hukum yang mengaturnya dimuat dalam sederet peraturan-peraturan yang disebut dengan Hukum Kanonik. Hukum Kanonik inilah yang memberikan gambaran tentang struktur dasar Gereja, termasuk di dalamnya jabatan-jabatan Paus dan Uskup, susunan Sakramen, dan juga aturan-aturan yang berkaitan dalam Gereja. Hukum Kanonik dalam pembahasannya merangkul mengenai Tata Tertib dan Disiplin dalam Gereja. Dan kanon-kanon Gereja menjadi kaidah-kaidah atau norma-norma yang digunakan untuk mengatur kehidupan eksternal Gereja. Dalam kaitannya dengan Sakramen Tahbisan. Kitab Hukum Kanonik tidak hanya berbicara tentang Sakramen Tahbisan itu pada tataran umum. Namun Kitab Hukum Kanonik pun membahas secara khusus tentang jenis-jenis tahbisan yang ada dalam Gereja Katolik yakni tentang tahbisan Episkopat, tahbisan Presbiterat, dan tahbisan Diakonat, dan berbicara tentang penumpangan tangan dan doa yang
4 terjadi dalam perayaan Sakramen Tahbisan yang sudah ditetapkan dalam bukubuku liturgi untuk masing-masing jenis tingkatan tahbisan. Sebagaimana sakramen-sakramen lainnya sakramen pentahbisan ini juga diatur sesuai dengan ketentuan-ketentuannya dalam hukum Gereja Katolik yang dimuat dalam Kitab Hukum Kanonik Tahun 1983 yang merupakan undangundang revisi dari Kitab Hukum Kanonik Ada dua butir kanon yang berbicara tentang sakramen pentahbisan. Dalam kedua butir kanon tersebut dibicarakan tentang tahbisan, dikatakan bahwa dengan adanya sakramen pentahbisan ini menurut ketetapan Ilahi sejumlah orang dari kaum kristiani diangkat untuk menjadi pelayan suci dengan ditandai materai yang tidak terhapuskan, dan dikuduskan untuk menggembalakan umat Allah dengan melaksanakannya dalam pribadi Kristus kepala, masing-masing menurut tingkatannya, tugas-tugas mengajar, menguduskan dan memimpin. 5.2 Saran Sakramen sebagai sebuah simbolisasi karunia Allah merupakan representasi panggilan Allah kepada manusia. Apa yang tampak dalam Gereja menjadi simbol real yang efektif dan menghadirkan keselamatan Allah dalam Yesus Kristus. Legalitas ketujuh sakramen merupakan pengungkapan Gereja sebagai sakramen dasar. Sakramen bukan sekedar ritus tetapi menghadirkan karya penyelamatan Allah dalam Kristus bagi dunia. Konsepsi sakramentalitas sendiri dapat diperluas dalam berbagai bidang kehidupan Gereja, karena segala hal yang berciri sakramental menunjuk hidup bersama Allah, maka Yesus Kristus adalah
5 sakramen hidup Allah sendiri. Dalam Yesus Kristus hidup Allah dinyatakan dan diwahyukan secara sempurna. Sakramen tahbisan sebagai bagian dari ketujuh sakramen merupakan pengejewantahan panggilan Allah dan jawaban bebas manusia sebagai ciptaan- Nya. Seperangkat aturan bagi pelayan Tuhan tersebut terdapat dalam Kanon 1008 yang merupakan sebuah titik tolak kaum beriman Kristiani untuk menemukan jawaban bebasnya sebagai pelayan Tuhan. Refleksi praktis dari tulisan ini, hemat penulis bahwa konteks Sakramen Tahbisan yang termaktub dalam Kanon 1008 semestinya dimaknai sebagai bentuk aturan, norma, tata cara dalam berpikir, bertindak sebagai seorang Imam dan calon Imam. Seorang terpanggil semestinya memiliki dedikasi yang tinggi untuk melihat keseluruhan proses panggilan dan rahmat tahbisan sebagai sebuah karunia cuma-cuma dari Allah. Lebih lanjut representasi praktis dari Kanon 1008 mengharuskan agar tiap pelayan, entah sebagai Imam dan calon Imam untuk mengambil langkah profetis demi sebuah perbaikan diri. Disposisi batin demikian yang menjadikan seorang calon Imam, Imam dan kaum biarawan/ti memiliki ketetapan hati yang berpusat kepada Allah Tuhan sekaligus memaknai panggilan Tuhan sebagai sebuah ketetapan Ilahi yang tak terbantahkan.
6 DAFTAR PUSTAKA KITAB SUCI Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab (LAI), Jakarta, KAMUS Dagun M. Save, Kamus Besar Ilmu pengetahuan, Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Budi Susianto Sivester, Kamus Kitab Hukum Kanonik, Yogyakarta: Kanisius DOKUMEN-DOKUMEN GEREJA Konsili Vatikan II, Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi, (18 November1965), dalam Hardawiryana, R., (penerj.), Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta: OBOR, , Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, (21 November 1964), dalam Hardawiryana, R., (penerj.), Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta: OBOR, , Presbyterorum Ordinis, Dekrit tentang Pelayanan dan Kehidupan Para Imam, (7 Desember 1965), dalam Hardawiryana, R., (penerj.), Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta: OBOR, , Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Dogmatis tentang Liturgi Suci, (4 Desember 1965, dalam Hardawiryana, R., (penerj.), Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta: OBOR, Yohanes Paulus II, Paus (promulgatus) Codex Iuris Canonici. M. Dcccc. LXXXIII, Rubiyatmoko R. D. R, (editor), Kitab Hukum Kanonik, Jakarta: Grafika Mardi Yuana, Bogor, , Promulgator, Katekismus Gereja Katolik, dalam Embuiru, Herman (penerj.), Ende: Arnoldus, BUKU-BUKU BÖhm Cornelis, (penerj.), Redemptionis Sacramentum, Jakarta: OBOR Coriden, James A., An Introduction To Canon Law, London: Geoffrey Chapman,1991. George J, Donal, Imam Masa Kini, Maumere: Ledalero, Gronen, C., Pengantar Kedalam Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius, Gula M. Richard, Etika Pastoral, Yogyakarta: Kanisius, 2009.
7 Hane, Emanuel, Hakekat Sakramen Tahbisan, Jakarta: Konfrensi Wali Gereja, Kempis, Tomas A, J.O.H Padmasepoetra (penerj.), De Imitatione Christi Mengikuti Jejak Kristus, Tulisan Suci dan Inspirasional dari Thomas A Kempis ( ), Jakarta: OBOR, Kusumawanta Bagus Gusti, Dominikus, Imam Di Ambang Batas, Yogyakarta: Kanisius, Martasudjita, E., Sakramen-Sakramen Gereja, Tinjauan Teologis Liturgis Dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius, Masan, Markus dkk., Penuntun Praktis Mengenal Sakramen Gereja, Jakarta: Fidei Press, Punda P., Herman, Sakramen dan Sakramentali Dalam Gereja, Kupang: Pusat Studi Humaniora, Fakultas Filsafat Agama Widya Mandira Kupang, Wolor, Jhon, Menggugat Identitas Pastor dan Keabsahan Sakramen, Umat Bertanya Gereja Menjawab, Jakarta: Prestasi Pustaka Kasih, Ximenes C. da Helena, Panggilan dan Kepribadian Tinjauan Psikologis, Yogyakarta: Sanjuan, MODUL Punda Panda, Herman, Sakramentologi (diktat), Kupang: Fakultas Filsafat UNWIRA, Subani, Yohanes, Pengantar Hukum Gereja, (diktat), Kupang : FF, 2006
8 Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN TENTANG PEMAHAMAN UMAT MENGENAI SAKRAMEN DAN PARA PELAYAN SAKRAMEN Keterangan : Jumlah 20 pernyataan. Berilah tanda centang (ѵ) pada kolom setuju atau tidak setuju sesuai pendapat anda atas pernyataan yang ada. No PERNyATAAN 1 Imam Diakon dan Uskup adalah mereka yang sudah menerima sakramen Pembabtisan. 2 Imam Diakon dan Uskup adalah mereka yang sudah menerima sakramen Imamat. 3 Diakon, Imam dan Uskup yang sudah ditahbiskan menggantikan posisi Allah dalam menyelamatkan umat manusia di dunia. 4 Rahmat sakramen berasal dari para pelayan sakramen. 5 Rahmat sakramen berasal dari Allah. 6 Sakramen dalam Gereja Katolik layak diterimakan oleh para pelayan sakramen yang terlibat dalam skandal. 7 Daya guna sakramen tidak tergantung pada Imam ataupun disposisi si pelayan (dan atau penerima). 8 Sakramen yang dibawakan oleh para pelayan sakramen yang terlibat skandal adalah sah 9 Sakramen yang diterimakan oleh para pelayan sakramen yang terlibat dalam skandal itu berdaya guna. 10 Perayaan sakramen yang dibawakan oleh para pelayan sakramen yang Jumlah Responden 100 Orang Responden Setuju Tidak Setuju Responden dan persentasi Setuju Tidak Setuju
9 sudah meninggalkan Gereja Katolik atau sudah meninggalkan imannya sebagai seorang yang beriman katolik adalah tidak sah. 11 Sebelum merayakan Sakramen para pelayan sakramen harus mempersiapkan diri terlebih dahulu. 12 Sebelum merayakan Sakramen para pelayan sakramen harus mempersiapkan diri terlebih dahulu walaupun ia terlibat skandal yang berat 13 Para pelayan sakramen yang terlibat skandal atau masalah serius yang bertentangan dengan kehidupannya sebagai kaum tertahbis pantas merayakan sakramen-sakramen dalam Gereja Katolik. 14 Pelayan sakramen yang sudah di ex komunikasikan dari Gereja Katolik masih memiliki rahmat untuk merayakan sakramen. 15 Rahmat itu berasal dan bersumber dari pelayan sakramen. 16 Para pelayan sakramen yang melakukan skandal dengan tahu dan mau telah menghilangkan rahmat sakramen yang ada dalam dirinya. 17 Sah atau tidak sahnya sebuah perayaan sakramen bergantung mutlak pada disposisi batin para pelayan sakramen meskipun ia terlibat skandal. 18 Umat sebagai penerima sakramen dianjurkan untuk tidak menerima sakramen dari para pelayan sakramen yang terlibat skandal. 19 Para pelayan sakramen dilarang untuk tidak berbuat dosa. 20 Para pelayan sakramen adalah mereka yang dipilih karena hidup mereka suci dan tak bercelah. RATA-RATA
10 Lampiran II NO Pernyataan 1 Imam, Diakon, dan Uskup adalah mereka yang sudah menerima sakramen Pembabtisan. 2 Imam, Diakon, dan Uskup adalah mereka yang sudah menerima sakramen Imamat. 3 Diakon, Imam, dan Uskup yang sudah ditahbiskan menggantikan posisi Allah dalam menyelamatkan umat manusia di dunia. Jumlah Responden 100 Orang Jumlah % Responden Setuju Tidak Setuju Rahmat sakramen berasal dari para pelayan sakramen. 5 Rahmat sakramen berasal dari Allah Sakramen dalam Gereja Katolik layak diterimakan oleh para pelayan sakramen yang terlibat dalam skandal. 7 Daya guna sakramen tidak tergantung pada Imam ataupun disposisi si pelayan (dan atau penerima). 8 Sakramen yang dibawakan oleh para pelayan sakramen yang terlibat skandal adalah sah 9 Sakramen yang diterimakan oleh para pelayan sakramen yang terlibat dalam skandal itu berdaya guna. 10 Perayaan sakramen yang dibawakan oleh para pelayan sakramen yang sudah meninggalkan Gereja Katolik atau sudah meninggalkan imannya sebagai seorang yang beriman katolik adalah tidak sah. 11 Sebelum merayakan Sakramen para pelayan sakramen harus mempersiapkan diri terlebih dahulu. 12 Sebelum merayakan Sakramen para pelayan sakramen harus mempersiapkan diri terlebih dahulu walaupun ia terlibat skandal yang
11 berat 13 Para pelayan sakramen yang terlibat skandal atau masalah serius yang bertentangan dengan kehidupannya sebagai kaum tertahbis pantas merayakan sakramen-sakramen dalam Gereja Katolik. 14 Pelayan sakramen yang sudah di ex komunikasikan dari Gereja Katolik masih memiliki rahmat untuk merayakan sakramen. 15 Rahmat itu berasal dan bersumber dari pelayan sakramen. 16 Para pelayan sakramen yang melakukan skandal dengan tahu dan mau telah menghilangkan rahmat sakramen yang ada dalam dirinya. 17 Sah atau tidak sahnya sebuah perayaan sakramen bergantung mutlak pada disposisi batin para pelayan sakramen meskipun ia terlibat skandal. 18 Umat sebagai penerima sakramen dianjurkan untuk tidak menerima sakramen dari para pelayan sakramen yang terlibat skandal. 19 Para pelayan sakramen dilarang untuk tidak berbuat dosa. 20 Para pelayan sakramen adalah mereka yang dipilih karena hidup mereka suci dan tak bercelah
12 Lampiran III Indikator dan Skor NO PERNYATAAN Jumlah Responden 100 Orang Respon Respon dan Prosentase 1 Imam Diakon dan Uskup adalah mereka yang sudah menerima sakramen Pembabtisan 2 Imam Diakon dan Uskup adalah mereka yang sudah menerima sakramen Imamat 3 Diakon, Imam dan Uskup yang sudah ditahbiskan menggantikan posisi Allah dalam menyelamatkan umat manusia di dunia 4 Rahmat sakramen berasal dari para pelayan sakramen Setuju Tidak Setuju Setuju ( 92 % ) TDK SETU JU 8 ( 8 % ) ( 82% ) ( 18% ) ( 57 % ) ( 43 % ) ( 53% ) 5 Rahmat sakramen berasal dari Allah ( 83 %) 6 Sakramen dalam Gereja Katolik layak diterimakan oleh para pelayan sakramen ( 74 % ) yang terlibat dalam skandal 7 Daya guna sakramen tidak tergantung pada imam ataupun disposisi si pelayan (dan atau penerima) 8 Sakramen yang dibawakan oleh para pelayan sakramen yang terlibat skandal adalah sah 9 Sakramen yang diterimakan oleh para pelayan sakramen yang terlibat dalam skandal itu berdaya guna 10 Perayaan sakramen yang dibawakan oleh para pelayan sakramen yang sudah meninggalkan Gereja Katolik atau sudah meninggalkan imannya sebagai seorang yang beriman katolik adalah tidak sah 11 Sebelum merayakan Sakramen para pelayan sakramen harus mempersiapkan diri terlebih dahulu ( 58 % ) 47 ( 47% ) 17 ( 17% ) 26 ( 26 % ) 42 ( 42% ) ( 59 % ) ( 41 % ) ( 61 % ) ( 39 % ) ( 54 %) 46 ( 46 % ) ( 100 %) ( 0 % )
13 12 Sebelum merayakan Sakramen para pelayan sakramen harus mempersiapkan diri terlebih dahulu walaupun ia terlibat skandal yang berat 13 Para pelayan sakramen yang terlibat skandal atau masalah serius yang bertentangan dengan kehidupannya sebagai kaum tertahbis pantas merayakan sakramen-sakramen dalam Gereja Katolik 14 Pelayan sakramen yang sudah di ex komunikasikan dari gereja katolik masih memiliki rahmat untuk merayakan sakramen 15 Rahmat itu berasal dan bersumber dari pelayan sakramen 16 Para pelayan sakramen yang melakukan skandal dengan tahu dan mau telah menghilangkan rahmat sakramen yang ada dalam dirinya. 17 Sah atau tidak sahnya sebuah perayaan sakramen bergantung mutlak pada disposisi batin para pelayan sakramen meskipun ia terlibat skandal 18 Umat sebagai penerima sakramen dianjurkan untuk tidak menerima sakramen dari para pelayan sakramen yang terlibat skandal 19 Para pelayan sakramen dilarang untuk tidak berbuat dosa 20 Para pelayan sakramen adalah mereka yang dipilih karena hidup mereka suci dan tak bercelah ( 57 % ) ( 43 % ) ( 82 % ) ( 18 % ) ( 94 % ) 6 ( 6 % ) ( 24 % ) ( 76 % ) ( 76 % ) ( 24 % ) ( 50 % ) ( 50 % ) ( 41 % ) ( 59 % ) ( 40 % ) ( 60 % ) ( 52 % ) ( 48 % ) RATA-RATA 64,45 % 35,55%
14 Lampiran IV Tabel : Skala Prosentase Jumlah Responden dan Interpretasi No Jumlah Responden Interpretasi Prosentase Orang yang diambil dari Paroki Santo Simon Umat memahami dengan baik tentang rahmat sakramen 0 45 Petrus Tarus khususnya Umat kurang memahami Kelompok Umat Basis ( K tentang rahmat Sakramen U B ) Santa Maria Ratu Umat sangat kurang Damai memahami tentang rahmat sakramen
15 Lampiran V Kuisioner kuisioner dibagikan kepada 100 Orang Umat Paroki St. Simon Petrus Tarus, Kelompok Umat Basis (KUB) Sta. Maria Ratu Damai Noelbaki.
16 Lampiran VI Daftar Informan 1. NAMA : BENEDIKTUS BEN SOGE UMUR : 55 TAHUN JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI ALAMAT : NOELBAKI 2. NAMA : AGUSTINA A. SERAN UMUR : 52 TAHUN JENIS KELAMIN : PEREMPUAN ALAMAT : NOELBAKI 3. NAMA : STEFANUS FLORIANUS GOO MASYA UMUR : 28 TAHUN JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI ALAMAT : NOELBAKI 4. NAMA : PETRUS TODA UMUR : 34 TAHUN JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI ALAMAT : NOELBAKI
17 CUURICULUM VITAE Nama Lengkap : Chanel Dorotheus Odjan Soge Tempat dan Tanggal Lahir : Kupang, 28 Maret 1991 Riwayat Pendidikan : SDK Santo. Yosep Noelbaki Kupang Tengah SMPK Hati Tersuci Maria ( H T M ) Halilulik Atambua SMPK SANTA. Theresia Kupang SMA Seminari Sta. Maria Imaculata Lalian Fakultas Filsafat UNWIRA, Kupang
18
BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen dalam Gereja. Melalui sakramen-sakramen dalam Gereja Tuhan hendak mencurahkan daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dipanggil untuk mencapai kesempurnaan hidup seperti Kristus. Panggilan untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. perkawinan Katolik pada dasarnya bersifat atau berkarakter hakiki tak terputuskan (indissoluble).
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah ada, penulis sampai pada kesimpulan bahwa perkawinan Katolik pada dasarnya bersifat atau berkarakter hakiki tak terputuskan (indissoluble).
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang
BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan orang beriman, mereka mengungkapkan imannya
Lebih terperinciKESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO.
KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. 29 (Sebuah Tinjauan Teologis) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri, sebagai seorang yang amat akrab dengannya, sebagai seorang yang bersatu erat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuhan menciptakan manusia sebagai pria dan wanita, dua pribadi yang memiliki kesepadanan satu terhadap yang lain. Antara pria dan wanita ada dorongan untuk saling membantu,
Lebih terperinciMEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI
MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON 1055 1 KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Israel adalah bangsa yang mengimani Allah secara istimewa dan terbedakan dari bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan, seorang manusia tidak dapat berada. Manusia mengalami keberadaannya sebagai kerinduan
Lebih terperinciHOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam
A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa
Lebih terperinciBAB IV HIERARKI DAN AWAM
1 BAB IV HIERARKI DAN AWAM STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. yang tidak boleh dinaifkan. Sebagai amanat, maka suami-istri perlu menjalankannya. Sebab
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Persatuan hidup antara suami-istri merupakan anugerah sekaligus amanat dari Tuhan yang tidak boleh dinaifkan. Sebagai amanat, maka suami-istri perlu menjalankannya. Sebab Tuhan
Lebih terperinciINTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II
INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Agama Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan
KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian
Lebih terperinci1/14/2018 RUANG SAKRA. Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti. Dasar Biblis
RUANG SAKRA Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti Dasar Biblis 1 Kitab Nabi Yehezkiel 40:48 47:12 Bait Suci yang Baru Yesus Menyucikan Bait Allah RumahKu adalah Rumah Doa
Lebih terperinciKumpulan Soal Olimpiade Pengetahuan Iman Bidang Pembinaan Iman Keuskupan Bogor
Kumpulan Soal Olimpiade Pengetahuan Iman 2014 Bidang Pembinaan Iman Keuskupan Bogor Dalam rangka merayakan syukur atas penyelenggaraan Ilahi kepada Keuskupan Bogor maka Bidang Pembinaan Iman Keuskupan
Lebih terperinciPendidikan Agama Katolik
Pendidikan Agama Katolik Modul ke: 03 EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro, M.M Pendahuluan Dalam suatu adegan yang mengharukan
Lebih terperinciKELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1
1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan
Lebih terperinciKONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI
KP hlm. 1 Dosen: KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI 612103; 3: 3-0) Semester Genap Tahun Akademik 2013-2014 Universitas Lampung http://staff.unila.ac.id/fxsusilo 1)
Lebih terperinciSURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN
SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN Disampaikan sebagai pengganti khotbah dalam Perayaan Ekaristi Minggu Biasa VI tanggal 10-11
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Ia merupakan bagian dari kesenian atau keindahan yang dihasilkan melalui media bunyi atau suara. Suara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. model harapan dalam terang Ensiklik Spe Salvi no.49 50, maka peneliti menemukan suatu
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pemikiran dan pemahaman-pemahaman dasar di atas akan Maria sebagai model harapan dalam terang Ensiklik Spe Salvi no.49 50, maka peneliti menemukan suatu kesimpulan
Lebih terperinciKAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma
KAMIS DALAM PEKAN SUCI 1. Seturut tradisi Gereja yang sangat tua, pada hari ini dilarang merayakan misa tanpa umat. Misa Krisma 2. Pemberkatan minyak orang sakit dan minyak katekumen serta konsekrasi minyak
Lebih terperinciBAB II EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi
BAB II Modul ke: 03 EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id 1 A. Pengertian Ekaristi Istilah
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada berbagai macam pengertian tentang sistem. Menurut Eka Iswandy, sistem merupakan kumpulan unsur yang saling melengkapi dalam mencapai suatu tujuan dan sasaran (Iswandy,
Lebih terperinciKONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI
Hlm. 1 Dosen: KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI 612103; 3: 3-0) Semester Ganjil 2016-2017 Universitas Lampung http://staff.unila.ac.id/fxsusilo 1) F.X. Susilo Kantor:
Lebih terperinciPILIHLAH JAWABAN YANG BENAR!
PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! 1. Simbol perkawinan bahtera yang sedang berlayar mempunyai makna bahwa perkawinan... A. merupakan perjalanan yang menyenangkan B. ibarat mengarungi samudra luas yang penuh
Lebih terperinciGEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN
GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa
Lebih terperinciDAFTAR ISI KONSILI VATIKAN II : SIDANG III (4 Desember 1965) KONSTITUSI SACROSANCTUM CONCILIUM TENTANG LITURGI SUCI PENDAHULUAN
DAFTAR ISI KONSILI VATIKAN II : 1662-1965 SIDANG III (4 Desember 1965) KONSTITUSI SACROSANCTUM CONCILIUM TENTANG LITURGI SUCI BAB I : ASAS-ASAS UMUM UNTUK MEMBAHARUI DAN MENGEMBANGKAN LITURGI I. Hakekat
Lebih terperinciDAFTAR ISI KONSILI VATIKAN II : SIDANG III (4 Desember 1965) KONSTITUSI SACROSANCTUM CONCILIUM TENTANG LITURGI SUCI PENDAHULUAN
DAFTAR ISI KONSILI VATIKAN II : 1662-1965 SIDANG III (4 Desember 1965) KONSTITUSI SACROSANCTUM CONCILIUM TENTANG LITURGI SUCI PENDAHULUAN BAB I : ASAS-ASAS UMUM UNTUK MEMBAHARUI DAN MENGEMBANGKAN LITURGI
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2
!!! DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 I. HAKEKAT, TUJUAN, DAN SPIRITUALITAS 3 II. ALASAN DAN DASAR 4 III. MANFAAT 5 IV. KEGIATAN-KEGIATAN POKOK 5 V. KEGIATAN-KEGIATAN LAIN 6 VI. ORGANISASI 6 VII. PENDAFTARAN
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa
Lebih terperinciLiturgi Anak yang Hidup
Liturgi Anak yang Hidup 50 Tahun Sacrosanctum Concilium Makasar, 16 Oktober 2013 RD.Sridanto Aribowo, MA.Lit Gereja yang Peduli kepada Anak Sejarah Gereja menunjukkan anak kerap menjadi subyek maupun obyek
Lebih terperinciBAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI
BAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan bergereja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan dan nilai-nilai rohani masyarakat. Kehidupan rohani menjadi semakin terdesak dari perhatian umat
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN ALIRAN KRISTEN: "KATOLIK ROMA"
STUDI PERBANDINGAN ALIRAN KRISTEN: "KATOLIK ROMA" Istilah Katolik Istilah 'Katolik' bukan monopoli golongan Katolik, karena istilah 'Katolik' berarti universal atau umum / am [bandingkan dengan Pengakuan
Lebih terperinciPENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab
Lebih terperinciTANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri
1 RITUS PEMBUKA PERARAKAN MASUK LAGU PEMBUKA TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Umat : Amin. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan
Lebih terperinciBAB VIII PERKAWINAN AGAMA KATOLIK DAN KETIDAKTERCERAIKANNYA
Modul ke: BAB VIII PERKAWINAN AGAMA KATOLIK DAN KETIDAKTERCERAIKANNYA Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi PERKAWINAN AGAMA KATOLIK DAN
Lebih terperinciIBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN
IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN Orang tua Kristiani mempunyai tanggung jawab, yang dipandang juga sebagai bentuk kerasulan khusus, untuk mendidik anak-anak dan membantu anak-anak dapat mempersiapkan diri
Lebih terperinciBAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA
BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
USULAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN PUTERA ALTAR KUASI PAROKI SANTO YUSUP BANDUNG, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilakukan di Kapel Pradipa Kumara, Paroki Bunda
BAB V PENUTUP Pada bagian ini, akan disampaikan simpulan dan saran pastoral dari penulis. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilakukan di Kapel Pradipa Kumara, Paroki Bunda Tujuh Kedukaan, Bandung (Paroki Pandu)
Lebih terperinciUSAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN KLATEN
USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN KLATEN S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciWritten by Tim carmelia.net Published Date
Pada masa akhir hidupnya, Paus Yohanes Paulus II menetapkan tahun Ekaristi yang dimulai pada bulan Oktober tahun 2004 sampai bulan Oktober tahun 2005. Hal ini menunjukkan suatu kecintaan yang luar biasa
Lebih terperinciTugas Agama. Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik?
Nama : Phoa, Wily Angpujana NIM : 4101412151 Fak/Jur: MIPA/Matemaika Tugas Agama Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik? Dalam Sacrosanctum Concilium (SC) (Konsitusi Tentang Liturgi
Lebih terperinciUKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kehidupan umat beragama tidak bisa dipisahkan dari ibadah. Ibadah bukan hanya sebagai suatu ritus keagamaan tetapi juga merupakan wujud respon manusia sebagai ciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN I. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN I. Latar Belakang Permasalahan Istilah sakramen sebenarnya tidak terdapat dalam Alkitab. Istilah ini berasal dari bahasa Latin sacramentum. Menurut etimologi, kata ini
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR
Lebih terperinciPendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi
Pendidikan Agama Modul ke: 12Fakultas Psikologi Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Program Studi Psikologi Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Sejarah Konsili Vatikan II Konsili
Lebih terperinciSPIRITUALITAS EKARISTI
SPIRITUALITAS EKARISTI SUSUNAN PERAYAAN EKARISTI RITUS PEMBUKA LITURGI SABDA LITURGI EKARISTI RITUS PENUTUP RITUS PEMBUKA Tanda Salib Salam Doa Tobat Madah Kemuliaan Doa Pembuka LITURGI SABDA Bacaan I
Lebih terperinci5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.
TATA CARA dan URUTAN PERAYAAN EKARISTI: Bagian 1 : RITUS PEMBUKA Bertujuan mempersatukan umat yang berkumpul dan mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda Allah dan merayakan Ekaristi dengan layak. Ritus
Lebih terperinciBAB III LATAR BELAKANG JEMAAT MELAKUKAN SAKRAMEN REKONSILIASI DAN DAMPAKNYA BAGI RELIGIOSITAS JEMAAT GEREJA KATOLIK KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA
BAB III LATAR BELAKANG JEMAAT MELAKUKAN SAKRAMEN REKONSILIASI DAN DAMPAKNYA BAGI RELIGIOSITAS JEMAAT GEREJA KATOLIK KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA Pembicaraan mengenai dosa tidak lepas dari pembicaraan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Keluarga merupakan penanggungjawab utama kehidupan moral anak remaja. Tidak
BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan Keluarga merupakan penanggungjawab utama kehidupan moral anak remaja. Tidak ada pihak lain yang lebih bertanggungjawab daripada orangtua. Tugas ini bersifat primer danhanya
Lebih terperinciDOKUMEN KONSILI VATIKAN II
DOKUMEN KONSILI VATIKAN II KATA PENGANTAR Ketua Presidium KWI Ketika persediaan buku Tonggak Sejarah Pedoman Arah, dokumen Konsili Vatikan II terbitan Departemen Dokumentasi dan Penerangan MAWI tahun 1983
Lebih terperinciBAB III GEREJA DAN SAINS
BAB III GEREJA DAN SAINS Modul ke: Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id 1 A. Gereja dan Sains GEREJA SAINS 2 B. Pengertian Gereja Kata 'ekklesia'
Lebih terperinciPembaptisan Air. Pengenalan
Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui
Lebih terperinciMenjadi seorang imam dalam Gereja Katolik berarti pula menjalani hidup. selibat, yaitu hidup tidak menikah dengan alasan-alasan keimanan (O'Collins &
BABI PENDAHULUAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menjadi seorang imam dalam Gereja Katolik berarti pula menjalani hidup selibat, yaitu hidup tidak menikah dengan alasan-alasan keimanan
Lebih terperinciUJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran
UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama
Lebih terperinciKamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49)
HR KENAIKAN TUHAN : Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Luk 24:46-53 Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) Sebelum menerima tahbisan imamat,
Lebih terperinciBAB IV JATI DIRI IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI MENURUT ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO.
BAB IV JATI DIRI IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI MENURUT ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. 29 4.1 Gambaran Umum Ensiklik Ecclesia De Eucharistia 4.1.1 Latar
Lebih terperinciLATAR BELAKANG KEGIATAN
PENDAHULUAN Kegiatan Lomba dalam rangka Perayaan Bulan Kitab Suci Nasional 2015 Berikut kami sadur sejarah BKSN sebagai pendahuluan. Saudara saudari terkasih dalam Kristus, bagi umat Katolik di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Driyakara dalam buku Selibat Para Imam menyatakan bahwa manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Driyakara dalam buku Selibat Para Imam menyatakan bahwa manusia merupakan persoalan, suatu problem bagi dirinya sendiri. Maka tidak heran kalau sejarah umat
Lebih terperinciLITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.
1 Tahun C Minggu Paskah III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 5:27b-32. 40b-41 Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul: Setelah ditangkap oleh pengawal
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI
LEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI 2 DI SUSUN OLEH: PETRUS FABER.S.S.Pd Untuk Kalangan sendiri SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Relevansi. Tak dapat dipungkiri, situasi yang dialami Petrus dan situasi saat sekarang
BAB V PENUTUP 5.1 Relevansi Tak dapat dipungkiri, situasi yang dialami Petrus dan situasi saat sekarang berbeda jauh.situasi saat ini sudah dipenuhi dengan berbagai kecanggihan dan teknologi yang dapat
Lebih terperinciC. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA
- 273 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciSakramen Tobat. Sebuah Refleksi Teologis
Sakramen Tobat Sebuah Refleksi Teologis 1. Pendahuluan Konsili Vatikan Kedua menyerukan revisi ritual dan formula Tobat agar menjadi lebih jelas mengungkapkan sifat dan efek dari sakramen tersebut (SC
Lebih terperinciPdt Gerry CJ Takaria
Seberapa pentingkah Baptisan itu? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak
Lebih terperinciHIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia
HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan
Lebih terperinciPandangan Gereja Terhadap Pernikahan Beda Agama
Pandangan Gereja Terhadap Pernikahan Beda Agama Pemahaman Alkitab Interaktif Komisi Dewasa GKI Cinere 16 Oktober 2012 Pdt. Tohom Tumpal Marison Pardede Kawin Campur: Tradisi Perjanjian Lama Pernikahan
Lebih terperinciBiar Kanak-kanak datang kepada-ku : Evaluasi dan Refleksi Perayaan Ekaristi bersama Anak-anak (missis cum pueris)
Biar Kanak-kanak datang kepada-ku : Evaluasi dan Refleksi Perayaan Ekaristi bersama Anak-anak (missis cum pueris) oleh Bonifacius Hendar Putranto Ketua Sie Liturgi HSPMTB (2013 2016) Landasan dari Kitab
Lebih terperinciC. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA
- 165 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi seluruh dunia dalam gereja Katolik adalah seorang Paus, saat ini bernama Paus
Lebih terperinciKISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN
KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : SMP Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 90 Menit Kurikulum acuan : KTSP No Standar
Lebih terperinci42. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK
42. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan
Lebih terperinciARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA
ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Tahun 2011 2015 1 Latar Belakang Ecclesia Semper Reformanda >> gerak pastoral di KAJ >> perlunya pelayanan pastoral yg semakin baik. 1989 1990: Sinode I KAJ
Lebih terperinci(mempelai wanita) & (mempelai pria) MISA KUDUS SAKRAMEN PERKAWINAN. Dipimpin oleh
MISA KUDUS SAKRAMEN PERKAWINAN (mempelai wanita) & (mempelai pria) Hari...,, Tanggal... Pukul ------- WIB Di... Paroko..., Kota... Dipimpin oleh ------------------------ PERSIAPAN Iringan mempelai bersiap
Lebih terperinciKELUARGA KATOLIK MENUJU ERA PERADABAN KASIH INDONESIA
KELUARGA KATOLIK MENUJU ERA PERADABAN KASIH INDONESIA melalui penguatan kebiasaan dan tradisi iman, martabat luhur perkawinan dan kesejahteraan hidup berkeluarga KELUARGA, SUKACITA INJIL ALASAN MENIKAH
Lebih terperinciKEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)
KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi
Lebih terperinciTAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH
TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH SOSIALISASI DALAM ARDAS KAJ UNTUK TIM PENGGERAK PAROKI KOMUNITAS DAN TAREKAT DIBAWAKAN OLEH TIM KERJA DKP GERAKAN ROHANI TAHUN KERAHIMAN DALAM ARDAS KAJ tantangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,
Lebih terperinciSpiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja
Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja RD.Sridanto Aribowo, MA.Lit Temu paguyuban organis Gereja Keuskupan Agung Jakarta Rawamangun, 20 Juli 2013 AJARAN GEREJA TENTANG MUSIK
Lebih terperinciBagaimana kasih karunia menjadi BERLIMPAH-LIMPAH ketika dosa bertambah banyak? Kasih karunia cukup untuk mengampuni setiap dosa.
Lesson 7 for November 18, 2017 Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, (Roma 5:20)
Lebih terperinciBAB II PROSES LITURGI SAKRAMEN REKONSILIASI DI GEREJA KATOLIK KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA
BAB II PROSES LITURGI SAKRAMEN REKONSILIASI DI GEREJA KATOLIK KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA Bab ini membahas konsep dan proses liturgi dalam sakramen rekonsiliasi. Tata cara sakramen rekonsiliasi telah
Lebih terperinciKEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN
KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif
Lebih terperincidiberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah sebuah bangunan atau struktur yang tujuan utamanya untuk memfasilitasi pertemuan umat Kristiani. Dalam kegiatan ibadat umat Katolik, kegiatan terpenting
Lebih terperinciBAB I MENGENAL GEREJA
BAB I MENGENAL GEREJA 1 STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai dengan
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN. Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan Paroki)
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN GEREJA DAN PASTORAN GEREJA KATOLIK SANTA THERESIA BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR INDONESIA Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan
Lebih terperinci1 Petrus 1:1. Para penerima. 1 Petrus 1:2. Orang-orang percaya yang dipilih. 1 Petrus 1:3-12. Topik.
Lesson 2 for April 8, 2017 Sebagian besar Kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bentuk surat. Surat-surat itu ditulis kepada personal, gereja atau sekelompok jemaat. Kitab 1 dan 2 Petrus adalah surat universal
Lebih terperinciBab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities)
Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities) Di seluruh suratan-suratan dalam Perjanjian Baru, kita temukan frase-frase seperti dalam Kristus, bersama Kristus, melalui
Lebih terperinciLITURGI ALLAH TRITUNGGAL
LITURGI ALLAH TRITUNGGAL Dr. Ignatius Eddy Putranto, OSC Kristianitas berpusat pada suatu peristiwa yang merupakan peristiwa keselamatan yang memuncak pada peristiwa Paskah. Peristiwa kehidupan Yesus yang
Lebih terperinciARTI DOA SYAFAAT Kata Syafaat (Inggris : Intercession ) sendiri berasal dari bahasa Latin: Intercedere
DOA SYAFAAT ARTI DOA SYAFAAT Kamus Oxford : doa atau permohonan yang dibuat demi kepentingan orang lain. Definisi lain : doa yang kudus, penuh percaya dan yang terus menerus dimohonkan oleh seseorang kepada
Lebih terperinci2
Pk. 17.00 WIB 2 3 4 5 6 7 8 9 PELAYANAN BAPTISAN KUDUS DEWASA, BAPTIS ANAK, PENGAKUAN PERCAYA (SIDI), PENERIMAAN ANGGOTA & PEMBARUAN PENGAKUAN PERCAYA PENGANTAR PF : Dalam kebaktian hari ini akan dilayankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1 A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Perjamuan Kudus merupakan salah satu ritual yang masih terpelihara dalam tradisi gereja hingga saat ini. Sebuah ritual jamuan makan roti
Lebih terperincikerana Bapamu yang Jadilah Sempurna, di Syurga Sempurna Jangan takut untuk menjadi Santa-Santo milineum baru! Sto.
Jangan takut untuk menjadi Santa-Santo milineum baru! Sto. Yohanes Paulus II ekristianan adalah sebuah agama yang berasal dari "Firman Tuhan", bukan ditulis dan tidak bersuara tetapi berinkarnasi dan hidup.
Lebih terperinciSelama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap
Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci
Lebih terperinciUJIAN AKHIR SEKOLAH. Tahun Ajaran 2006/2007 LEMBAR SOAL
UJIAN AKHIR SEKOLAH Tahun Ajaran 2006/2007 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran : Agama Katolik Satuan Pendidikan : SMP Program Studi : Hari/Tanggal : Senin/21 Mei 2007 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM 1. Tulislah
Lebih terperinci