BAB I PENDAHULUAN. keselamatan adalah bahwa Gereja hadir sebagai tanda sekaligus sarana yang mewujudkan
|
|
- Yohanes Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak Konsili Vatikan II 1, Gereja mulai melihat adanya kemungkinan keselamatan dalam agama lain. Keselamatan ini tidak hanya merupakan kekecualian yang jarang terjadi, tetapi lebih dipandang sebagai kenyataan lazim, bahwa Allah menyelamatkan orang melalui berbagai cara dan cara di luar batas institusi Gereja Katolik 2 karena karya Allah Roh Kudus. Prestasi gemilang Konsili Vatikan II dalam hal ini adalah pembaharuan pandangan mengenai Gereja dari institusi keselamatan kepada sakramen keselamatan 3. Yang dimaksud dengan Sakramen keselamatan adalah bahwa Gereja hadir sebagai tanda sekaligus sarana yang mewujudkan kesatuan mesra manusia dengan Allah dan persatuan seluruh umat manusia. 4 Dari dokumen-dokumen hasil refleksi Gereja, entah itu hasil konsili maupun hasil refleksi lanjutan pasca konsili, ada dua hal yang selalu bersitegang. Kedua hal itu adalah dialog dengan agama-agama berhadapan dengan tugas Gereja mewartakan karya keselamatan Allah yang terjadi dalam diri Tuhan Yesus Kristus. 1 Konsili Vatikan II ( ), diadakan oleh Paus Yohanes XXIII dan bagi Gereja Katolik adalah konsili ekumenis yang kedua puluh satu. Masa sidang ini terlaksana di bawah pimpinan dua orang Paus. Masa sidang pertama dilaksanakan di bawah Paus Yohanes XXIII dan ketiga masa berikutnya di bawah Paus Paulus VI, Bdk. Gerald O Colinns, SJ, Edward G. Farrugia, SJ, A Concise Dictionary Of Theology, dalam I. Suharyo, Pr (Penerjemah), Kamus Teologi, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), hlm Bdk. Georg Kirchberger, Misi Gereja Dewasa Ini, (Maumere: LPBAJ 1999), hlm Bdk. Prof. Dr. E. Armada Riyanto CM, Dialog Interreligius: Historisitas, Tesis, Pergumulan, Wajah, 1 (Yogyakarta: Kanisius, 2010), hlm Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium (21 November 1964), dalam R. Hardawiryana, S.J. (Penerjemah), Dokumen Konsili Vatikan II (Jakarta: Obor, 1993) Art. 1. Untuk selanjutnya akan disingkat LG dengan nomor artikelnya.
2 Di satu sisi, Gereja sudah menemukan adanya nilai-nilai positif berupa sinar kebenaran yang menerangi semua orang, 5 benih-benih sabda, 6 unsur-unsur kebenaran dan rahmat 7 yang tertaburkan bukan hanya dalam budi dan hati para pemeluknya, melainkan juga dalam upacara-upacara dan kebudayaan para bangsa, 8 adanya benih sabda hasil karya Roh Kudus yang ada dalam berbagai adat-istiadat dan kebudayaan, serta seraya mempersiapkan mereka menuju kepada kedewasaan yang penuh dalam Kristus. 9 Dengan ini maka dialog dengan agama lain sangat perlu. Di sisi lain, Gereja harus terus dan tanpa lelah mewartakan Injil kepada seluruh bangsa. Tugas pewartaan ini jelas termaktub dalam Perintah Yesus kepada murid-murid-nya. Penginjil Markus mengungkapkan hal ini sebagai tugas untuk pertobatan dan percaya (Mrk, 6:12; 16:16; 1:15b) 10. Penginjil Matius mengemukakan misi sebagai proses Menjadikan Murid yang menjadi Israel Baru (Mat, 22:1;21:33; 20:1). Penginjil Lukas dan Kisah Para Rasul melihat misi untuk memberikan kesaksian iman akan hidup dan karya Yesus (Luk, 24:48; Kis 13:31) serta kebangkitannya (Luk,1 :22; Kis, 10:41). Yohanes melihat Misi berdasarkan kapasitas Yesus sebagai utusan yang mengutus. Dan Paulus menggambarkan Misi sebagai tugas kepada Bangsa-bangsa (Gal, 1:16) Konsili Vatikan II, Pernyataan Nostra Aetate 2 (28 Oktober 1965) Art. 2, Selanjutnya akan disingkat NA dengan nomor artikelnya. 6 Konsili Vatikan II, Dekrit Ad Gentes (7 Desember 1965) art. 11. Selanjutnya akan disingkat AG dengan nomor artikelnya. 7 AG, art 9. 8 Bdk. Jacques Dupuis, A Theological Commentary: Dialogue and Proclamation, dalam Georg Kirchberger (editor), Dialog dan Pewartaan, (Maumere: LPBAJ Seminari Tinggi Ledalero, Februari 2002), hlm Yohanes Paulus II, Ensiklik Redemptor 2 Hominis (4 Maret 1979), dalam Marcel Beding (penerjemah), (Yogyakarta: Kanisius, 1984), Art. 28. Selanjutnya akan disingkat RH dengan nomor artikelnya. 10 Lih. Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Deuterokanonika, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesi, 1976). 11 Bdk. Edmund Woga, CSsR, Dasar-dasar Misiologi, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), hlm
3 Tentang Dialog dengan agama lain, Paus Paulus VI 12 mengungkapkan beberapa macam dialog yang harus dijalankan oleh Gereja, yakni; dialog dengan semua orang, dialog dengan mereka yang percaya kepada Tuhan, dan dialog dengan mereka yang berada dalam tubuh Gereja. 13 Dan bagi Paus Yohanes Paulus II, dasar dialog dalam Gereja adalah misteri dialogis Allah Tritunggal. Maksudnya, kesatuan komunikatif dan dialogis antara Bapa, Putera dan Roh Kudus merupakan model dan tanda sempurna bagi dialog antar umat beragama. Pewahyuan Allah kepada manusia merupakan suatu realitas dialog. Realitas dialog ini nyata serta ada dalam Yesus Kristus. 14 Hal ini tidak jauh berbeda dengan John Hick yang berpendapat bahwa dalam berdialog dengan agama lain, agama Kristen mendasarkan diri pada revelasi Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal ke dalam sejarah hidup manusia. 15 Dialog yang dijalankan ini hanya akan berjalan baik apabila Gereja berdialog dengan orang-orang yang memiliki kehendak baik. Mengapa harus demikian? Karena memang Gereja mempunyai maksud/ intensi dan kehendak baik untuk menemukan sekaligus meningkatkan kemanusiaan manusia sebagai ciptaan Tuhan dan Gereja juga ingin mempertebal hubungan yang harmonis dengan membangun sikap positif terhadap keyakinan lain. Gereja hanya bisa berbicara tentang misi yang partikular apabila menghormati perbedaan misi dalam agama-agama melalui dialog antar agama. Kita hanya bisa memasuki arena dialog secara penuh apabila tujuan kita bukan untuk mengkomunikasikan sesuatu melalui dialog itu tetapi sebaliknya untuk menerima sesuatu Paulus VI, Ensiklik Ecclesiam Suam (6 Agustus 1964). Selanjutnya akan disingkat ES, dilihat sebagai Magna Carta Dialog dengan Agama-agama lain dalam Gereja Katolik, bdk. F.X. E. Armada Riyanto, CM, Dialog Agama dalam Pandangan Gereja Katolik, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hlm Ibid, hlm Bdk. Krispurwana Cahyadi, SJ, Yohannes Paulus II, Gereja Berdialog, (Yogyakarta: Kanisius 2011), hlm Bdk. John Hick, God Has Many Names, (Philadelphia, Pennsylvania: The Westminster Press 1982), hlm Bdk. Jurgen Moltman, Christianity and the World Religions, dalam John Hick and Brian Hebblethwaite (ed.), Christianity and Other Religions, (Great Britain: Fount Papersbacks, William Collins Sons, Ltd., 1980), hlm. 204.
4 Dialog antar agama merupakan suatu proses di mana kita hanya akan memulainya apabila kita membuka diri untuk dikritik. Kita tidak akan kehilangan identitas dalam berdialog, tetapi kita memperoleh suatu pemahaman baru dalam konfrontasi dengan partner dialog kita. 17 Dalam dialog, kita tidak hanya mendengarkan kata-kata tetapi mendengar manusia yang memberi makna pada kata-kata tersebut. Sebagai orang beragama yang berdialog, kita tidak hanya dituntut untuk mendengar perkataan orang lain tetapi mengerti siapa mereka. 18 Tentang pewartaan, Paus Paulus VI menegaskan bahwa Gereja ada untuk mewartakan Injil, yakni untuk berkotbah dan mengajar, menjadi saluran karya rahmat, untuk mendamaikan para pendosa dengan Allah. 19 Gereja memiliki tanggung jawab untuk melakukan pemberitaan tentang Yesus Kristus kepada orang-orang yang tidak mengenal-nya dan undangan ini disampaikan Gereja kepada mereka agar menjadi murid-murid Kristus. 20 Pewartaan itu adalah suatu Kabar Baik dan juga Kabar Baik itulah yang diwartakan. Oleh karena itu, Kabar Baik yang diwartakan dengan kesaksian hidup, cepat atau lambat, haruslah diwartakan dengan sabda 4 kehidupan. Tidak ada penginjilan yang sejati, bila nama, ajaran, hidup, janji-janji, Kerajaan Allah dan misteri Yesus Kristus tidak diwartakan. Selain itu, Gereja tiada hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus, yakni jalan, kebenaran dan hidup (Yoh. 14:16); dalam Dia manusia menemukan kepenuhan hidup, dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-nya Ibid. hlm Bdk. Bernard Haring, Free and Faithful in Christ: Moral Theology for Priests and Laity, Vol. 2 The Truth will set you free, (Broughton Road-Homebush NSW 2140: The Society Of ST. Paul, December 1979), hlm Paulus VI, Ensiklik Evangelii Nuntiandi (8 Desember 1975), dalam Marcel Beding (penerjemah), (Ende: Nusa Indah, 1989) Art. 14. Selanjutnya akan disingkat EN dengan nomor artikelnya. 20 LG, art NA, art. 2
5 Paus Yohanes Paulus II 22, mengungkapkan misi sebagai prioritas utama yang permanen dalam hidup Gereja. Misi dikatakan permanen karena misi Kristus yang dipercayakan kepada Gereja belum selesai, bahkan jauh dari selesai. 23 Selain itu, banyak orang yang belum mengenal Kristus dan bahkan bertambah dari waktu ke waktu sehingga Gereja wajib mewartakan Kristus. 24 Dialog dan pewartaan seperti yang dipahami dalam dokumen-dokumen Gereja yang resmi di atas menjadi dasar bagi Dokumen Dialogue and Proclamation 25 untuk berbicara tentang dialog dan pewartaan. Dokumen Dialogue and Proclamation dengan apiknya menunjukkan kedua actus, dialog dan pewartaan, sebagai sederajat, sebagai dua gaya dalam tugas evangelisasi, di mana yang satu tidak boleh diganti oleh yang lain dan di mana dialog juga tidak boleh dipandang sebagai hanya satu tahap persiapan dalam tugas evangelisasi yang baru akan mencapai kepenuhannya dalam pewartaan. 26 Pada dasarnya keseluruhan dokumen Dialogue and Proclamation ini membahas tema dialog dan pewartaan, tetapi untuk memahami kedua hal ini 5 dalam hal perbedaan dan hubungannya secara jelas, penulis berusaha untuk lebih fokus dalam mencermati dan memusatkan pemikiran hanya pada artikel 77. Berdasarkan pemikiran di atas, penulis mencoba mengulas dan memahami Dokumen Dialogue and Proclamation dalam penulisan skripsi ini di bawah Judul: MEMAHAMI HUBUNGAN DAN PERBEDAAN ANTARA DIALOG DAN PEWARTAAN DALAM GEREJA MENURUT DOKUMEN DIALOGUE AND PROCLAMATION Art Bdk, Yohanes Paulus II, Ensiklik Redemptoris Missio (7 Desember 1990), dalam Marcel Beding (penerjemah), (Yogyakarta: Kanisius, 1992) Art.22. Selanjutnya akan disngkat RMi dengan nomor artikelnya. 23 RMi, art RMi, art Pontifical Council for Interreligious Dialogue and Sacred Congregation for the Evangelisation of Peoples, Dialogue And Proclamation: Reflections and Orientations on Interreligious Dialogue and Proclamation of the Gospel of Jesus Christ, (L Osservatore Romano, 1 July 1991). Selanjutnya akan disingkat DP dengan nomor artikelnya. 26 Bdk. Georg Kirchberger (editor), Dialog. Op.Cit, hlm. 7.
6 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang menjadi titik tolak penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Apa itu dialog menurut Gereja? 2. Apa itu pewartaan Gereja? 6 3. Apa perbedaan Dialog dan Pewartaan dalam Gereja menurut dokumen Dialogue and Proclamation art. 77? 4. Apa hubungan Dialog dan Pewartaan dalam Gereja menurut dokumen Dialogue and Proclamation art. 77? 1.3 Tujuan Penulisan Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis mengharapkan bahwa akan mencapai tujuan-tujuan seperti di bawah ini: 1. Untuk mengetahui dan memahami dengan baik apa yang dimaksudkan dengan dialog dan pewartaan yang dilakukan Gereja dalam terang Dokumen Dialogue and Proclamation. 2. Untuk memahami kedudukan yang sebenarnya dari dialog dan pewartaan dalam karya evangelisasi Gereja melalui tuntunan dokumen Dialogue and Proclamation. 3. Untuk memahami dengan jelas dan seterang-terangnya, perbedaan dari dialog dan pewartaan sekaligus mengetahui hubungan antara keduanya. 1.4 Kegunaan Penulisan 7
7 Guna dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bagi Gereja Penulis mengharapkan bahwa melalui penelaahan yang dilakukan terhadap dokumen Dialogue and Proclamation, segenap anggota Gereja yang membaca tulisan ini akan diberi pemahaman baru tentang dialog dan pewartaan dalam Gereja Katolik. Karena memang sudah saatnya segenap anggota Gereja meyakini kewajibannya untuk mewartakan Kristus dan juga berdialog dengan berbagai agama yang berada di sekitar lingkungan di mana mereka hidup Bagi Mahasiswa FFA Semoga tulisan ini menjadi bahan acuan yang sedikit membantu mahasiswa/mahasiswi FFA, yang notabene adalah calon-calon pewarta dalam Gereja, untuk memahami dan mengerti dengan baik, tentang dialog dan pewartaan dalam Gereja Katolik Bagi Penulis Sendiri Penulisan skripsi ini akan sangat membantu penulis dalam memahami, dan mengerti pewartaan dan dialog dalam Gereja. Selain itu, penulisan ini juga membantu penulis untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh gelar Sarjana Filsafat pada Fakultas Filsafat Agama 8 Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. 1.5 Metode Penulisan Metode yang dipakai penulis dalam menyelesaikan skripsi ini adalah metode penelitian kepustakaan. Dengan literatur-literatur yang tersedia, penulis akan berupaya dengan maksimal untuk mencapai pemahaman yang mendalam, menyeluruh dan komprehensif tentang dialog
8 antaragama dan pewartaan dalam Gereja Katolik. Oleh karena itu, literatur-literatur yang ada dibaca, diolah, dan disimpulkan oleh penulis sendiri. 1.6 Sistematika Penulisan Secara sitematis penulis mengklasifikasikan tulisan ini dalam lima bab. Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang berisikan penegasan judul, rumusan masalah, tujuan penulisan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan. Bab kedua, penulis memaparkan tentang pemahaman Dialog antar agama menurut Gereja Katolik. Paparan ini bermaksud untuk memberikan landasan mendasar tentang pemahaman Gereja tentang diaog antaragama. Bab tiga, dalam bab ini penulis berusaha memahami tentang pewartaan Gereja. Bab empat, merupakan bab inti dari keseluruhan penulisan skripsi ini. Di sini, penulis berusaha sekuat tenaga untuk memahami hubungan dan perbedaan antara dialog antar agama dan pewartaan dalam Gereja menurut dokumen Dialogue and Proclamation Art. 77, oleh karena itu, penulis membuka bab ini dengan latar belakang dan struktur dokumen Dialogue and Proclamation. Selanjutnya penulis akan dengan teliti memahami dan membahasakan hubungan dan perbedaan antara dialog antar 9 agama dan pewartaan, yang pada akhirnya disimpulkan sebagai dua bagian yang tidak terlepas satu dengan yang lain dalam tugas evangelisasi Gereja. Dan biarpun berada dalam satu paket tugas evangelisasi tetapi keduanya tetap berbeda dalam level. Bab lima, penulis akan menyimpulkan keseluruhan pembahasan tentang dialog dan pewartaan menurut dokumen Dialogue and Proclamation Art. 77, disertai dengan usul dari penulis untuk setiap pembaca skripsi ini.
BAB V PENUTUP. Gereja merupakan bentuk konkrit dari misteri communio kasih Allah
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan bentuk konkrit dari misteri communio kasih Allah Tritunggal. Communio kasih Trinitas merupakan model khas, khusus dan otentik dari relasi manusia Kristiani,
Lebih terperinciDaftar lsi. 1. GEREJA BERDIALOG HISTORISITAS h. Pidato Penutupan KV II oleh Paulus VI c. Deklarasi Akhir KV II...
Daftar lsi GQ@ro Pengantar... Daftar lsi...',...,...,... vii ix 1. GEREJA BERDIALOG... 1 a. Gereja Abdi... 1 b. Berdialog... 3 c. Khazanah Studi... 8 2. HISTORISITAS... 13 a. Mula-mula Sikap Positif...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan
Lebih terperinciPASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana
PASTORAL DIALOGAL Erik Wahju Tjahjana Pendahuluan Konsili Vatikan II yang dijiwai oleh semangat aggiornamento 1 merupakan momentum yang telah menghantar Gereja Katolik memasuki Abad Pencerahan di mana
Lebih terperinciUNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1
UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA Fabianus Selatang 1 Abstrak Konsep keselamatan dalam Katolik jelas berbeda dengan pengertian keselamatan dalam agama-agama
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan
KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan, seorang manusia tidak dapat berada. Manusia mengalami keberadaannya sebagai kerinduan
Lebih terperinciPdt Gerry CJ Takaria
Seberapa pentingkah Baptisan itu? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep
Lebih terperinciSelama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap
Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Teks Membuka Kitab Suci Perjanjian Baru, kita akan berjumpa dengan empat karangan yang cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita
Lebih terperinciPENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab
Lebih terperinciPendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi
Pendidikan Agama Modul ke: 12Fakultas Psikologi Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Program Studi Psikologi Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Sejarah Konsili Vatikan II Konsili
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang
BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan orang beriman, mereka mengungkapkan imannya
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Gereja yang ada dan hadir dalam dunia bersifat misioner sebagaimana Allah pada hakikatnya misioner. Yang dimaksud dengan misioner adalah gereja mengalami bahwa dirinya
Lebih terperinciREKAN-ANGGOTA DAN REKAN-PEMBANGUN KERAJAAN ALLAH: Pendasaran Teologis untuk Penghayatan Iman yang Merangkul
REKAN-ANGGOTA DAN REKAN-PEMBANGUN KERAJAAN ALLAH: Pendasaran Teologis untuk Penghayatan Iman yang Merangkul Dr. P.M. Handoko, CM STFT Widya Sasana, Malang Abstraksi Mengenai penghayatan iman yang merangkul,
Lebih terperinciBAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja
BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja A. Amanat Agung dan Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja Amanat Agung Yesus Kristus diterima sebagai tugas atau mandat misi yang disampaikan
Lebih terperinciSAKRAMEN BAPTISAN KUDUS DALAM GEREJA REFORMED
SAKRAMEN BAPTISAN KUDUS DALAM GEREJA REFORMED Di dalam Pengakuan Iman Westminster, BAB XXVIII, point 1-4, mengenai Baptisan, disebutkan sebagai berikut: 1. Baptisan merupakan suatu sakramen Perjanjian
Lebih terperinciPANGGILAN MENJADI SAKSI KASIH: Misi Gereja di Kalimantan Tengah dalam Millenium Ketiga. Silvanus Subandi
PANGGILAN MENJADI SAKSI KASIH: Misi Gereja di Kalimantan Tengah dalam Millenium Ketiga Silvanus Subandi Keuskupan Palangka Raya memiliki wilayah luas 157.983Km 2, meliputi seluruh wilayah Propinsi Kalimantan
Lebih terperinciMENGAPA BAPTISAN ITU PENTING?
MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak
Lebih terperinciDAFTAR BACAAN ALKITAB GMIT. Tahun 2017 TEMA PEELAYANAN: YESUS KRISTUS ADALAH TUHAN
DAFTAR BACAAN ALKITAB GMIT Tahun 2017 TEMA PEELAYANAN: YESUS KRISTUS ADALAH TUHAN Sub Tema: Berdasarkan karya Kristus yang membaharui, kita berkarya untuk perubahan dan pembaharuan diri, gereja dan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dipanggil untuk mencapai kesempurnaan hidup seperti Kristus. Panggilan untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Israel adalah bangsa yang mengimani Allah secara istimewa dan terbedakan dari bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan
Lebih terperinciINTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II
INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Agama Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
Lebih terperinciWritten by Rm. Yohanes Indrakusuma, CSE Published Date 1. Pendahuluan
1. Pendahuluan Ketika Paus Yohanes XXIII mengundang Konsili Vatikan II untuk bersidang, beliau juga sekaligus mengajak seluruh umat Katolik untuk berdoa, supaya Roh Kudus membarui Gereja. "Perbarui ya
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Relevansi. Tak dapat dipungkiri, situasi yang dialami Petrus dan situasi saat sekarang
BAB V PENUTUP 5.1 Relevansi Tak dapat dipungkiri, situasi yang dialami Petrus dan situasi saat sekarang berbeda jauh.situasi saat ini sudah dipenuhi dengan berbagai kecanggihan dan teknologi yang dapat
Lebih terperinciUntuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.
Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Sesungguhnya tujuan pembaruan karismatik bukan lain daripada tujuan hidup Kristiani pada umumnya, yaitu
Lebih terperinciLITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis. 4 : 32-35) Mereka sehati dan sejiwa. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul
TAHN B - Hari Minggu Paskah II 12 April 2015 LITRGI SABDA Bacaan pertama (Kis. 4 : 32-35) Mereka sehati dan sejiwa. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul Kumpulan orang yang telah percaya akan Yesus sehati
Lebih terperinciTELADAN BUNDA MARIA, BINTANG EVANGELISASI BARU
[2015] SESSION 69 WEEK of 7 ST SEP 2015 TELADAN BUNDA MARIA, BINTANG EVANGELISASI BARU MOTHER OF LIFE - NELLIE EDWARDS INTRODUCTION Minggu lalu kita sudah belajar tentang apa itu evangelisasi baru dan
Lebih terperinciMat. 16: Ev. Bakti Anugrah, M.A.
Mat. 16: 13-20 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Identitas Kristus yang sudah dinyatakan berulang-ulang dari pasal pertama sampai pasal kelima belas ternyata masih menimbulkan kebingungan dan perpecahan pendapat
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin
Lebih terperinciSeri Kedewasaan Kristen (6/6)
Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi dan Memuridkan Orang Lain Kode Pelajaran : OKB-T06 DAFTAR ISI
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI
LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI
LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima
Lebih terperinciBAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH
BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH Minggu ke-3, ARTI DAN HAKIKAT PENYELAMATAN ALLAH 19. Pert : Apakah yang dimaksud dengan penyelamatan Allah? Jwb : Penyelamatan Allah adalah tindakan Allah melepaskan manusia
Lebih terperinciMereka berkumpul karena Paulus akan pergi keesokan harinya. Kisah 20:7
Lesson 6 for May 12, 2018 Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilakukan di Kapel Pradipa Kumara, Paroki Bunda
BAB V PENUTUP Pada bagian ini, akan disampaikan simpulan dan saran pastoral dari penulis. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilakukan di Kapel Pradipa Kumara, Paroki Bunda Tujuh Kedukaan, Bandung (Paroki Pandu)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penginjilan merupakan salah satu dimensi yang esensial dari misi Kristen. Gereja bertanggungjawab untuk mewartakan injil ke seluruh dunia, untuk memberitakan
Lebih terperinci12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciTATA GEREJA PEMBUKAAN
TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke
Lebih terperinciPembaptisan Air. Pengenalan
Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR
Lebih terperinciSuster-suster Notre Dame
Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Paskah, 5 April 2015 Kisah sesudah kebangkitan dalam
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pekabaran Injil (PI) atau penginjilan sering disebut juga dengan evangelisasi atau evangelisme, 1 merupakan salah satu bentuk misi Gereja. Kata Injil yang
Lebih terperinciGEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN
GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa
Lebih terperinciWritten by Tim carmelia.net Published Date
Sebab semua orang yang dipilih-nya dari semula, mereka juga ditentukan-nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Lebih terperinciMARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2)
MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2) Kursi berkaki tiga bisa digunakan. Bayangkanlah kursi berkaki tiga dalam pikiran Anda. Lalu, bayangkanlah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. model harapan dalam terang Ensiklik Spe Salvi no.49 50, maka peneliti menemukan suatu
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pemikiran dan pemahaman-pemahaman dasar di atas akan Maria sebagai model harapan dalam terang Ensiklik Spe Salvi no.49 50, maka peneliti menemukan suatu kesimpulan
Lebih terperinciGEREJA MUSAFIR SEBAGAI ANTISIPASI HIDUP ESKATOLOGIS. Fabianus Selatang 1
GEREJA MUSAFIR SEBAGAI ANTISIPASI HIDUP ESKATOLOGIS Fabianus Selatang 1 Abstrak Tujuan tulisan ini ialah untuk menggali kekayaan kazanah teologi Katolik tentang Gereja secara khusus yang akan digali dalam
Lebih terperinciPELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA
PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN Pada akhir pelajaran, saya dapat: 1. menjelaskan arti dunia; 2. menjelaskan pandangan Gereja tentang dunia; 3. menjelaskan arti dari Konstitusi
Lebih terperinci5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.
TATA CARA dan URUTAN PERAYAAN EKARISTI: Bagian 1 : RITUS PEMBUKA Bertujuan mempersatukan umat yang berkumpul dan mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda Allah dan merayakan Ekaristi dengan layak. Ritus
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Permasalahan Klaim keilahian menjadi dasar dari pandangan mengenai keberadaan diri Yesus. Klaim keilahian menjadi penghambat akan pengenalan yang berbeda kepada sosok
Lebih terperinciLevel 1 Pelajaran 14
Level 1 Pelajaran 14 KUASA DARI HIDUP YANG DI PENUHI ROH Oleh Don Krow Markus 16:15-16 di kenal sebagai Perintah/Amanat Agung. Yesus berkata kepada murid2nya, Lalu Ia berkata kepada mereka:"pergilah ke
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara di wilayah Asia secara geografis yang diwarnai oleh dua kenyataan, yaitu kemajemukan agama dan kebudayaan, serta situasi kemiskinan
Lebih terperinciPROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF
Lebih terperinciBAB III GEREJA DAN SAINS
BAB III GEREJA DAN SAINS Modul ke: Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id 1 A. Gereja dan Sains GEREJA SAINS 2 B. Pengertian Gereja Kata 'ekklesia'
Lebih terperinci*MAKNA PERJAMUAN KUDUS. Pdm. Freddy Siagian,
*MAKNA PERJAMUAN KUDUS Pdm. Freddy Siagian, *AYAT FIRMAN TUHAN *1 Korintus 11 : 24-26 Dan sesudah itu IA mengucap syukur atasnya; IA memecahmecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-ku, yang diserahkan bagi
Lebih terperinciBAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4
1 BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL PENDAHULUAN A. Penulis. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4 2. Ada yang merasa bahwa dia dilahirkan di Antiokhia di Siria, dan ada
Lebih terperinciPENGENALAN AKAN ROH KUDUS
Sebagai orang yang sudah percaya harus mengetahui kebenaran tentang siapakah Roh Kudus itu maupun pekerjaannya. 1. Jelaskan bagaimanakah caranya supaya kita dapat menerima Roh Kudus? - Efesus 1 : 13-14
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus
Lebih terperinciThe State of incarnation : Exaltation
The State of incarnation : Exaltation (Keadaan Kemuliaan Kristus) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Mat. 28:1-10 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1 A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Perjamuan Kudus merupakan salah satu ritual yang masih terpelihara dalam tradisi gereja hingga saat ini. Sebuah ritual jamuan makan roti
Lebih terperinciSIGNIFIKASI DOKTRINAL KENAIKAN KRISTUS KE SURGA DAN RELEVANSINYA DENGAN ORANG PERCAYA
SIGNIFIKASI DOKTRINAL KENAIKAN KRISTUS KE SURGA DAN RELEVANSINYA DENGAN ORANG PERCAYA, M.Th. Alkitab tidak mencatat peristiwa kenaikan Kristus ke surga sebanyak peristiwa kebangkitan Kristus dari kematian.
Lebih terperinciKISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN
KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : SMP Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 90 Menit Kurikulum acuan : KTSP No Standar
Lebih terperinciDalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya
Gereja Ada gedung-gedung dan katedral indah, pos penginjilan dan bangunan sederhana yang memakai nama "Gereja". Bangunan-bangunan itu mempunyai menara, salib, dan lonceng yang mempunyai caranya sendiri
Lebih terperinciEFEK BAPTISAN BAYI TERHADAP GEREJA SECARA JANGKA PANJANG
EFEK BAPTISAN BAYI TERHADAP GEREJA SECARA JANGKA PANJANG SEBUAH KARYA TULIS ILMIAH DITUJUKAN KEPADA Dr. Suhento Liauw, S.Th., M.R.E., D.R.E., Th.D DOSEN GRAPHE INTERNATIONAL THEOLOGICAL SEMINARY UNTUK
Lebih terperinciAlkitab dan kita: Bagaimana menafsirkan Alkitab. 2 Petrus 1:20. Bagaimana Alkitab mengubah hidup kita? 2 Petrus 1:21.
Lesson 10 for June 3, 2017 Yesus memberitahukan kedatangan dan misinya dalam FirmanNya melalui para nabi: Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah
Lebih terperinciPerintah Tuhan Yesus :
Iman Kristen 12 Perintah Tuhan Yesus : Beritakanlah Injil Mangatas SM Manalu internist_kplaza@yahoo.com 0813 1592 4953 Markus 16:15,16 15 Lalu Ia berkata kepada mereka: Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah
Lebih terperinciKEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS JAMINAN KEKAL PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB
KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS JAMINAN KEKAL PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB Materi yang sebelumnya kita telah mendalami mengenai penyelamatan sempurna yang dilakukan Tuhan Yesus bagi kita dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah gereja dapat dikatakan gereja jikalau gereja melaksanakan misi Allah di tengah dunia ini, atau dapat dikatakan bahwa gereja tersebut menjadi gereja
Lebih terperinciKONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI
Hlm. 1 Dosen: KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI 612103; 3: 3-0) Semester Ganjil 2016-2017 Universitas Lampung http://staff.unila.ac.id/fxsusilo 1) F.X. Susilo Kantor:
Lebih terperinciImbuhanpatrick.wordpress.com
Imbuhanpatrick.wordpress.com AYAT KUNCI Kisah 15:10,11 Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk muridmurid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek
Lebih terperinciUKDW. Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan I. A. Latar Belakang Perbedaan merupakan hal yang selalu dapat kita temukan hampir di setiap aspek kehidupan. Beberapa perbedaan yang seringkali ditemukan misalnya perbedaan suku bangsa,
Lebih terperinciKEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN
KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif
Lebih terperinciUJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran
UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama
Lebih terperinciWritten by Tim carmelia.net Published Date
Pada masa akhir hidupnya, Paus Yohanes Paulus II menetapkan tahun Ekaristi yang dimulai pada bulan Oktober tahun 2004 sampai bulan Oktober tahun 2005. Hal ini menunjukkan suatu kecintaan yang luar biasa
Lebih terperinciBAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA
BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap
Lebih terperinciMISIOLOGI DARI PERSPEKTIF TEOLOGI KONTEKSTUAL
MISIOLOGI DARI PERSPEKTIF TEOLOGI KONTEKSTUAL Kees de Jong Abstract: In the sixties of the twentieth century the mission concept of the church changed. The modern concept of the Enlightenment no salvation
Lebih terperinciSurat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini
Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan
Lebih terperinciSiapakah aku di dalam Kristus? Siapakah aku di mata Allah? Mangatas SM Manalu
Iman Kristen 11 Siapakah aku di dalam Kristus? Siapakah aku di mata Allah? Mangatas SM Manalu internist_kplaza@yahoo.com 0813 1592 4953 1 Petrus 2:9-10 9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat rajani,
Lebih terperinciBUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS
MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan
Lebih terperincioleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah
Apayang Dilakukan oleh Gereja Iuhan untuk Allah Dalam pelajaran 6, kita telah belajar bagaimana orang Kristen saling menolong dalam tubuh Kristus. Dalam Pelajaran 7, kita melihat beberapa kewajiban kita
Lebih terperinciUKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah
BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan
Lebih terperinciKEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS ADOPSI PERSEKUTUAN PENDALAMAN AMANAT AGUNG
KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS ADOPSI PERSEKUTUAN PENDALAMAN AMANAT AGUNG Pernahkah Anda melihat betapa sukacitanya sepasang suami istri saat mendapatkan anak mereka yang telah lama hilang?
Lebih terperinciSeri Kedewasaan Kristen (2/6)
Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Ibadah dan Persekutuan Kode Pelajaran : OKB-P02 DAFTAR ISI A. BERTANGGUNG
Lebih terperinciPENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi
PENGAKUAN IMAN RASULI Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal,tuhan kita Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak
Lebih terperinciROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017
ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 Selain bekerja atas masing-masing kita, Roh Kudus juga bekerja dalam Gereja sebagai satu tubuh. Roh Kudus memelihara Gereja tetap bersatu sehingga kita dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN I. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN I. Latar Belakang Permasalahan Istilah sakramen sebenarnya tidak terdapat dalam Alkitab. Istilah ini berasal dari bahasa Latin sacramentum. Menurut etimologi, kata ini
Lebih terperinciB: Believe in Christ/Percaya akan Kristus Kis 16:31, Luk 5:32, Luk 13:3, Rom 2:4, Yoh 3:16, Yoh 20:31, Ibr 11:6, Rom 10:17, Kis 10:43
A-B-C Penyelamatan Keselamatan Keselamatan Dalam 4 Kata Menjawab Penolaka A-B-C Penyelamatan A: Acknowledge self as sinner/pengakuan atas dosa Roma 3:23, Yes 53:6, Yak 2:10 Rom 3:10-12, Yoh 3:3, Kis 4:12
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciKEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS HIDUP BARU PENDALAMAN ALKITAB POS PI AMANAT AGUNG
KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS HIDUP BARU PENDALAMAN ALKITAB POS PI AMANAT AGUNG Hidup baru adalah murni tindakan Allah. Semua orang Kristen pasti melalui tahap ini. I. Definisi Hidup Baru.
Lebih terperinciHUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU
HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU SEBUAH KARYA TULIS ILMIAH DITUJUKAN KEPADA: dr. Andrew M. Liauw, M.Div., M.Th DOSEN GRAPHE INTERNATIONAL THEOLOGICAL SEMINARY UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN
Lebih terperinciGereja Membaptis Orang Percaya
Gereja Membaptis Orang Percaya Beberapa tahun lalu di daratan Cina ada beberapa orang Kristen yang sedang membicarakan pandangan berbagai gereja tentang baptisan. Salah seorang pemimpin awam mengatakannya
Lebih terperinciSAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4)
SAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4) Tujuan Pembelajaran Memahami makna sakramen Memahami batasan penetapan sakramen Memahami
Lebih terperinciLITURGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian
TAHN B - Hari Minggu Prapaskah I 22 Februari 2015 LITRGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian Sesudah air
Lebih terperinciKEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)
KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi
Lebih terperinciBUKU KESATU HIDUP BARU DI DALAM KRISTUS KEMANUSIAAN-NYA
BUKU KESATU HIDUP BARU DI DALAM KRISTUS PASAL 1 SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Bila kita diperkenalkan dengan orang lain, seringkali timbul dua macam pertanyaan dalam pikiran kita: Siapakah dia? dan Apakah pekerjaannya?
Lebih terperinci