PEMILIHAN PROSES PADA PERANCANGAN PROSES DRIED BACTERIAL CELL (DBC) DI PT AJINOMOTO INDONESIA DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMILIHAN PROSES PADA PERANCANGAN PROSES DRIED BACTERIAL CELL (DBC) DI PT AJINOMOTO INDONESIA DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING"

Transkripsi

1 Prosiding Seminar Nasional Manaemen Teknologi XI PEMILIHAN PROSES PADA PERANCANGAN PROSES DRIED BACTERIAL CELL (DBC) DI PT AJINOMOTO INDONESIA DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING Eko Febrianto, Udisubakti Ciptomulyono Program Studi Magister Manaemen Teknologi, Bidang Keahlian Manaemen Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Dunia industri semakin hari dituntut semakin effisien dalam menalankan bisnisnya. PT Ainomoto Indonesia, sebagai salah satu perusahaan PMA uga selalu menikngkatkan efisiensi dengan mengembangkan Co-Product yaitu Sel Tunggal (Dried Bacterial Cell) sebagai protein substitusi komponen makanan ternak. Sel Tunggal ini didapatkan dengan cara Pemanasan, Pemisahan, Pengeringan, dan yang terakhir Pengemasan. Tersedia berbagai pilihan teknologi proses yaitu : Pemanas : Steam Heater dan Gas Heater, sedangkan Pemisah : Super Decanter Centrifuge (SDC), Filter Press, dan J-Press, dan Pengering: Steam Pan Dryer dan High Speed Dryer. Total terdapat kombinasi alternatif pemilihan teknologi proses. Karena terdapat banyak fungsi tuuan dalam proses pemilihan alat tersebut (tuuan investasi minimal, biaya operasional dan perawatan yang minimal, memaksimalkan pemakaian tenaga kera, meminimalkan polusi, dan kemudahan ekspansi di masa depan) maka diusulkan metode Goal Programming untuk membantu mencari solusi optimal. Dari solusi optimal, didapatkan kombinasi peralatan proses: Steam Heater sebagai pemanas, Filter Press sebagai pemisah, dan Steam Pan Dryer sebagai pengering yang memenuhi fungsi tuuan investasi dan biaya operasional dan perawatan yang paling rendah, tingkat polusi yang relative rendah, pemakaian tenaga kera yang banyak, meski peluang ekspansi tidak terlalu baik. Namun dari sisi cash flow, didapatkan rangkaian Steam Heater-Filter Press-High Speed Dryer merupakan pilihan yang terbaik untuk angka waktu 5 tahun mendatang. Dan proyek yang terakhir ini uga merupakan pilihan yang baik dari sisi cash flow apabila teradi berbagai scenario pemakaian berbagai kapasitas terpakai, kenaikan biaya utilitas dan tenaga kera. Kata kunci: Goal Programming, Pemilihan Proses, Co-Product, Dried Bacterial Cell, PENDAHULUAN PT Ainomoto Indonesia, dengan prestasinya di tahun 28 yang telah mencapai target Zero Emision senantiasa berusaha untuk mengembangkan wilayah bisnisnya demi meningkatkan profit perusahaan. Strategi manaemen sampah atau limbah yang sekarang digulirkan adalah tidak hanya Zero Emision yang berupa pengolahan kembali sampah-limbah produksi dan aktifitas bisnis yang terkait, tapi uga meningkatkan nilai ualnya sehingga posisi tawar produk-produk samping tersebut hampir sama dengan produk utama, disini disebut sebagai Co-Product. Salah satu pengembangan Co-Product yang potensial adalah pengembangan Sel Tunggal (Singgle Cell) sebagai substitusi komponen makanan ternak. Nama dari proses pengembangan ini adalah Dried Bacterial Cell. Sel Tunggal ini didapatkan dengan cara

2 Prosiding Seminar Nasional Manaemen Teknologi XI mengisolasi sel yang terlarut dalam cairan fermentasi dan mengeringkannya serta menualnya dalam bentuk bubuk kering. Namun karena proses dan pemilihan teknologi tergolong masih baru bagi Grup Ainomoto, maka diperlukan pemilihan teknologi proses yang tepat dan sesuai dengan kebiakan investasi perusahaan. Melihat permasalahan diatas dapat diambil intisari bahwa problem utama adalah pemilihan teknologi dari berbagai macam alternatif teknologi untuk membuat produk Dried Bacterial Cell (DBC). Sehingga permasalahan diatas memiliki banyak fungsi obective, dan untuk menyelesaikannya dipakailah metode Goal Programming. Metode Goal Programming Metode Goal Programming yang ulas disini mampu untuk (Santhanam, 1989): (1) Mempertimbangkan multiple obective, meskipun saling bertolak belakang. (2) Mempertimbangkan fungsi tuuan yang tidak dapat diukur. (3) Dalam hal fungsi tuuan, dapat di tetapkan prioritas fungsi tuuan. (4) Mengukur dan mengintegrasikan keuntungan-keuntungan intangible. (5) Secara eksplisit dapat mempertimbangkan batasan-batasan sumber daya. (6) Memilih proyek yang optimal, memaksimalkan benefit tanpa melanggar batasan. Goal dalam metode Goal Programming Goal atau bisa disebut sebagai goal organisasi merupakan cerminan dari keinginan organisasi terhadap permasalahan yang ada. Goal organisasi ini meliputi dua kategori, yakni goal tangible (yang bisa dikuantifikasi) dan goal yang intangible (yang tidak bisa dikuantifikasi). a. Goal yang tangible Dalam menyatakan goal yang tangible, langkah pertama adalah menetukan potensi keuntungan / benefit dari semua proyek yang dikai. Langkah kedua adalah menelaskan tingkat pencapaian yang mungkin dicapai oleh organisasi. Misalkan diinginkan suatu organisasi memiliki goal untuk mengurangi biaya memproses informasi sebanyak $2,. Diasumsikan bahya kontribusi dari setiap proyek terhadap goal ini telah diukur sebagai c11, c21,... cn1. Goal ini dapat dituliskan secara matematis sebagai : c11 X1 + c21 X cn1 XN + d1 - + d1 + = 2, (1) Dalam kasus ini, tuuannya adalah meminimumkan deviasi dibawah $2,, dan uga deviasi negatif (d 1 - ) yang terdapat dalam fungsi obectif uga diminimumkan. Fungsi tuuan dari Goal Programming ini adalah meminimumkan semua deviasi yang ada didalamnya. Dimana dalam kasus ini, solusi akan dicari pada proyek-proyek yang nilai kontribusi totalnya memberikan saving minimal $2, sebagai biaya penanganan informasi. Jika organisasi menginginkan goal yang kedua adalah menurunkan am training yang diperlukan user dalam proyek-proyek. Jika c, sampai cn2 merupakan am training dari proyek 1 sampai N. Dan ika organisasi ingin untuk membatasi am training untuk semua proyek tidak lebih dari 6 am, maka goal dapat dituliskan : c X1 + c22 X cn2 XN + d2 - - d2 + = 6 (2) Deviasi positif yang diikutkan dalam fungsi obectif dan model akan memilih proyekproyek yang memerlukan umlah training minimum dan akan mencoba membatasi waktu training menadi 6 am. Karena prioritas dari obective ini adalah nomer 2, maka model akan menyelesaikan goal dengan prioritas pertama dulu baru goal kedua ini. A-34-2

3 Prosiding Seminar Nasional Manaemen Teknologi XI b. Intangible goals Sebagaiamana pada banyak keadian nyata dalam proyek-proyek, pastilah terdapat goal-goal organisasi yang tidak bisa diukur secara kuantitatif. Dalam kategori ini misalnya : proses pembelaaran organisasi, proses perbaikan dalam pengambilan keputusan yang lebih efektif, perencanaan yang lebih baik, dan lain-lain. Dalam hal ini akan diselesaikan dengan metode Goal Programming dengan cara di pen-skor-an dan pe-rangking-an dalam untuk mendapatkan nilai benefitnya. Secara umum formulasi dalam Goal Programming adalah sebagai berikut : METODE k Min : ( w n w p ) (3) 1 Dengan batasan-batasan : gi ( x) b i i = 1, 2, 3,. M (4) ^ f ( x) n p f = 1, 2, 3,.. k (5) n, p = 1, 2, 3, k (6) x I = 1, 2, 3, n (7) i Metodologi yang dipakai dalam penelitian ini seperti tampak pada gambar 1. dibawah ini : Tahap I Identifikasi Permasalahan Mulai Perumusan Masalah Penetapan Tuuan Penelitian Kaian Pustaka Identifikasi Metode Analisis Identifikasi Data Tahap II Pengumpulan Data Pengumpulan Data Data harga investasi awal Data biaya perawatan peralatan Data biaya operasional peralatan Data efek operasi peralatan terhadap lingkungan Data kemapuan dan fleksibilitas ekspansi dari alat Tahap III Pengolahan Data Pengolahan data Permodelan menggunakan Goal Programming Analisis model dengan memasukkan data Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1. Metodologi penilitian A-34-3

4 Prosiding Seminar Nasional Manaemen Teknologi XI Permodelan dengan Goal Programming Secara matematis dapat dituliskan dalam bentuk formulasi Goal Programming sebagai berikut : Obective fuction : Mimimize : P d Pd (8) 1 Goals : (1) Kriteria financial a. Biaya investasi awal yang minimal 1 a X d d (9) b. Memaksimalkan Internal Rate of Return 1 b X d d b maks c. Meminimumkan Payback Period 1 ( Nilai _ maks _ pada _ parameter _ b ) (1) c X d d (11) (2) Kriteria maintenance dan biaya operasional a. Meminimumkan biaya maintenance dan sparepart 1 d X d d () b. Meminimumkan biaya operasional dalam angka panang 1 e X d d (13) (3) Kriteria sosial dalam hal ini adalah penyerapan tenaga kera a. Memaksimumkan penyerapan tenaga kera 1 f X d d f maks (4) Kriteria dampak terhadap lingkungan a. Meminimumkan dampak terhadap air 1 ( nilai _ maks _ pada _ parameter _ f ) (14) g X d d (15) b. Meminimumkan dampak terhadap polusi udara 1 h X d d (16) c. Meminimumkan kebisingan 1 i X d d (17) (5) Kriteria terhadap peluang kebutuhan ekspansi di masa mendatang a. Memaksimumkan peluang ekspasi 1 X d d i maks ( Nilai _ maks _ pada _ parameter _ ) (18) A-34-4

5 Prosiding Seminar Nasional Manaemen Teknologi XI Constraints : (1). Batasan biaya investasi awal. 1 k X K (19) (2). Batasan internal rate of return 1 l X L (2) (3). Batasan payback period untuk investasi pabrik baru 1 m X M (21) (4). Batasan pemilihan hanya satu alternatif proses dari alternatif proses 1 X 1 (22) Dengan nilai X1 ~ X : Integer, memiliki nilai atau 1. HASIL DAN DISKUSI Proses Produksi DBC Proses produksi DBC cukup sederhana. Pertama adalah pemanasan, selanutnya adalah Proses Pemisahan yang dilanutkan dengan Proses Pengeringan, dan terakhir adalah Proses Pengemasan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Bahan baku diperoleh dari hasil fermentasi Asam Glutamat dengan menggunakan Bakteri Brevibacterium Lactofermentum. Cairan hasil fermentasi ini kemudian disebut sebagai Larutan Induk yang kaya akan kandungan protein baik dalam bentuk sel bakteri maupun terlarut. Gambar berikut adalah skema proses DBC dan alternatif proses pengolahan: Larutan Induk Larutan Induk Filtrat Pemanasan Pemisahan Pengeringan Pengemasan Pemanasan Pemisahan Super Decanter Centrifugal (SDC) Steam Heater Filter Press Gas Heater J-Press DBC Pengeringan Steam Pan Dryer High Speed Dryer DBC Gambar 2. Proses pembuatan DBC dan alternatif proses pengolahan A-34-5

6 Prosiding Seminar Nasional Manaemen Teknologi XI No. Proyek Investasi awal Tabel 1. Data yang dimasukkan ke dalam goal programming: Payback Mainten Operatio Jumlah Pencema Polusi IRR Period ance n cost tenaga ran air udara Proyek Proyek Proyek Proyek Proyek Proyek Proyek Proyek Proyek Proyek Proyek Proyek Goal Nilai parameter Kesimpulan nilai Nilai ketercapaian Obective function (minimum) Meminimalkan Biaya investasi awal d1p=275 Goal tercapai, nilai sudah paling minimum 2. Memaksimalkan Internal Rate of Return (IRR) d2n= Goal tercapai, nilai sudah paling maksimum 3. Meminimalkan Pay Back Period d3p=.64 Goal tercapai, nilai sudah paling minimum 4. Meminimalkan Biaya maintenance d4p=275 Goal tercapai, nilai sudah paling minimum 5. Meminimalkan Biaya operasional d5p=1444 Goal tidak tercapai, ada proect lain dengan nilai minimum 6. Memaksimalkan Jumlah tenaga kera d6n= Goal tercapai, nilai sudah paling maksimum 7. Meminimalkan pencemaran air d7p=4 Goal tidak tercapai, ada proect lain dengan nilai minimum 8. Meminimalkan polusi udara d8p=2 Goal tidak tercapai, ada proect lain dengan nilai minimum 9. Meminimalkan kebisingan d9p=69 Goal tercapai, nilai sudah paling minimum 1. Memaksimalkan Kemudahan dalam ekspansi d1n=1.99 Goal tidak tercapai, ada proect lain dengan nilai maksimum Constraint Hasil 1. Nilai maksimal investasi awal 5 uta. 275 Constraint terpenuhi 2. Nilai minimal Internal Rate of Return 8% 154% Constraint terpenuhi 3. Nilai maksimal Pay Back Period 2 tahun.64 Constraint terpenuhi Goal yang tercapai = 6 Goal yang tidak tercapai = 4 Constraint tercapai = 3 Constraint tidak tercapai = Proyek- Proyek-11 Proyek-1 Proyek-9 Proyek-8 Proyek-7 Proyek-6 Proyek-5 Proyek-4 Proyek-3 Proyek-2 Proyek-1 Ketercapaian goal pada masing-masing proyek Pencapaian Goal 6 Kebising an Kemuda han Hasil simulasi dan pembahasan Dari hasil simulasi dengan software LINDO didapatkan solusi optimal adalah pada Proect-3, dengan nilai obective function yang paling minimal: Goal yang terpenuhi sesuai dengan deskripsi goal adalah 6 buah, sedangkan goal yang tidak terpenuhi berumlah 4 buah. Untuk constraint, semua constraint dapat dipenuhi pada proect optimal proect-3. Tabel 2. Hasil running dengan LINDO: Gambar 3. Ketercapaian goal pada masing-masing proyek Evaluasi hasil optimasi metode Goal Programming vs Cash Flow (discounted) Selain melakukan running dengan metode Goal Programming, untuk problem pemilihan proyek ini uga dilakukan berdasarkan metode Cash Flow. Metode Cash Flow A-34-6

7 Prosiding Seminar Nasional Manaemen Teknologi XI adalah metode yang cukup sederhana, dimana perkiraan keuntungan perusahaan di masa mendatang di estimasikan pada tahun ke-. Gambar 4. Cash flow 5 tahun untuk 5 proect dengan cash flow tertinggi Cash flow (Juta Rupiah) Cash flow 5 tahun untuk 5 proect tertinggi No Proect Hasil output LINDO mampu memberikan hasil terbaik untuk memenuhi semua target goal yang ingin dicapai. Hasil optimal adalah pada proyek-3 yang merupakan kombinasi peralatan : Steam Heater, Filter Press, dan Steam Pan Dryer. Namun dalam hal cash flow, dapat dilihat bahwa proyek-4 (kombinasi Steam Heater, Filter Press, dan High Speed Dryer) merupakan pilihan terbaik. Yang memiliki tingkat cash flow yang paling tinggi. Hal ini dikarenakan di dalam proect no.4 memiliki biaya operasional dan maintenance termurah sehingga bisa memberikan keuntungan yang lebih baik daripada proect-proect yang lain. Sensitivitas terhadap kenaikan biaya utilitas dan tenaga kera Terhadap berbagai scenario kenaikan harga utilitas (steam, electric, dan gas) serta tenaga kera, tetap didapatkan proyek no.4 masih memberikan cash flow terbaik sebagaimana dilihat dalam gambar berikut: Gambar 5. Hasil analisa sensitivitas terhadap kenaikan harga Steam, electric, gas, dan tenaga kera. Cash flow tahun ke-5 (Juta Rupiah) Analisa sensitivitas untuk kenaikan harga Steam Steam Normal Naik 1% Naik 3% Naik 5% Naik 1% Proyek-4 Proyek-6 Proyek-1 Cash flow tahun ke-5 (Juta Rupiah) Analisa sensitivitas untuk kenaikan harga Electric Electric normal Naik 1% Naik 3% Naik 5% Naik 1% Proyek-4 Proyek-6 Proyek-1 Cash flow tahun ke-5 (Juta Rupiah) Analisa sensitivitas untuk kenaikan harga Gas Harga Gas Normal Naik 1% Naik 3% Naik 5% Naik 1% Proyek-4 Proyek-6 Proyek-1 Cash flow tahun ke-5 (Juta Rupiah) Analisa sensitivitas untuk kenaikan Gai karyaw an Gai Normal Naik 1% Naik 3% Naik 5% Naik 1% Proyek-4 Proyek-6 Proyek-1 Pengembangan untuk kapasitas 5 dan 15 ton / tahun Meruuk pada hasil optimal simulasi perhitungan untuk kapasitas 1 ton per tahun, dapat dilihat bahwa secara pemenuhan Goal, Proect-3 mampu untuk memenuhi secara optimal banyak 6 goal. Namun kalau dilihat dari perolehan cash flow selama 5 tahun mendatang, proect 4 lebih memberikan prospek cerah. A-34-7

8 Prosiding Seminar Nasional Manaemen Teknologi XI Tabel 4. Pilihan proyek berdasarkan kapasitas Kapasitas Jangka Rekomendasi pilihan proyek ( ton / tahun ) waktu 1. 1, ton / tahun - 2 Proyek-3 tahun (Steam Heater - Filter Press - Steam Pan Dryer) Investasi awal paling kecil, Ketercapaian goal maksimal 2. 5, ton / tahun 2-5 Proyek-4 tahun (Steam Heater - Filter Press - High Speed Dryer) Cash flow tahun ke-3 dst lebih baik Tangguh terhadap berbagai skenario pemakaian kapasitas, kenaikan harga utilitas dan tenaga kera , ton/tahun 5-1 Proyek-4 tahun (Steam Heater - Filter Press - High Speed Dryer) Cash flow tahun ke-3 dst lebih baik Tangguh terhadap berbagai skenario pemakaian kapasitas, kenaikan harga utilitas dan tenaga kera. KESIMPULAN Dari peluang kombinasi peralatan, dan dengan 1 tipe macam goal yang hendak dicapai, didapatkan bahwa kombinasi proses No.3, yakni: pemanas Steam Heater, proses pemisah Filter Press, dan proses pengering Steam Pan Drier merupakan pilihan yang paling optimum untuk yang memenuhi dengan tepat ke-6 goal. Kombinasi ini uga merupakan kombinasi dengan biaya investasi paling minimum, sehingga sangat menarik untuk direalisasikan terutama dalam angka pendek (kurang dari 2 tahun). Namun, hasil analisa sensitivitas terhadap berbagai penggunaan kapasitas dan berbagai kenaikan harga utilitas uga menunukkan bahwa kombinasi pada proyek-4 memberikan cash flow yang paling baik. Ini membuktikan ketangguhan kombinasi pada proyek-4 terhadap berbagai perubahan berbagai komponen biaya utilitas (harga steam, gas, listrik dan ongkos tenaga kera). DAFTAR PUSTAKA Ciptomulyono, Udisubakti (1997). " A Multiobective Programming Approach for Waste Management Strategy in a Developing Country. Industrial Engineering Department, Faculty of Industrial Technology, Institute Technology of Sepuluh November (ITS). Surabaya. Ciptomulyono, Udisubaksi (2). Pengembangan Model Optimasi Keputusan Multikriteria MCDM (Multi Criteria Decision Making) Untuk Evaluasi dan Pemilihan Proyek. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Surabaya. Ciptomulyono, Udisubakti (23). Model Multi Criteria Decision Making (MCDM) dan Teknometrik Untuk Pengukuran dan Manaemen Teknologi di Sektor Industri. Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya. Hannan, Edward L; (1985). An Assessment of Some Criticisms of Goal Programming. Computer & Operation Research Journal, Vol., No.6, pp A-34-8

9 Prosiding Seminar Nasional Manaemen Teknologi XI Kim, Gyu,C ; Emery, John; (2). An application of zero-one goal programming in proect selection and resource planning a case study from the Woodward Governor Company. Computer & Operations Research 27, Nasendi, B.D; Anwar, Affendi; (1985). Gramedia, Jakarta. Program Linier dan Variasinya. PT Santhanam, R; Muralidhar K; (1989). A Zero-One Goal Programming Approach for Information System Proect Selection OMEGA Int. J. of Mgmt Sci, Vol. 17, No.6. pp A-34-9

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Abstrak Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M.T Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M. T Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

OPTIMASI KUANTITAS DAN JENIS PRODUKSI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN

OPTIMASI KUANTITAS DAN JENIS PRODUKSI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN E.5. Optimasi kuantitas dan enis produksi... (Ratnanto Fitriadi, dkk.) OPTIMASI KUANTITAS DAN JENIS PRODUKSI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN Ratnanto Fitriadi *), Indah Pratiwi, Rudi Teguh

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PRODUK PETROLEUM DAN CHEMICAL DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PRODUK PETROLEUM DAN CHEMICAL DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PRODUK PETROLEUM DAN CHEMICAL DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING Dimas Ismunandar dan Suparno Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Bidang Keahlian Manajemen Industri

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 75 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari serangkaian perhitunganperhitungan dan analisa-analisa yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang ada. Disamping itu disampaikan

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER Juwita Metrihayu Rahmadani dan Udisubakti Ciptomulyono Program

Lebih terperinci

MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI

MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI Tri Hernawati Staf Pengaar Kopertis Wilayah I Dpk Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara Medan Abstrak Profit yang maksimal merupakan tuuan utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perdagangan pada saat ini cukup sulit, dikarenakan dampak dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinauan Pustaka 2.1.1 Riset Operasi Penelitian Operasi atau Operations Research mulai berkembang pada masa Perang Dunia II, dimana pada waktu itu angkatan perang Inggris membentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan UKM dalam negeri didominasi oleh industri makanan, salah satunya produk roti yang menunukan bahwa minat masyarakat terhadap produk ini terus bertambah.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM ALOKASI DAN PERENCANAAN PRODUKSI KEMAS BOTOL GELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER PROGRAMMING

PERANCANGAN SISTEM ALOKASI DAN PERENCANAAN PRODUKSI KEMAS BOTOL GELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER PROGRAMMING PERANCANGAN SISTEM ALOKASI DAN PERENCANAAN PRODUKSI KEMAS BOTOL GELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER PROGRAMMING Basuki Hermanto Program Bidang Studi Magister Manaemen Teknologi Bidang Keahlian Manaemen

Lebih terperinci

Goal Programming untuk PeRencanaan Produksi Agregat dengan kendala sumber daya

Goal Programming untuk PeRencanaan Produksi Agregat dengan kendala sumber daya Goal Programming untuk PeRencanaan Produksi Agregat dengan kendala sumber daya Oleh : Kartika Megasari 1206 100 044 Dosen Pembimbing: Drs.Sulistiyo,MT Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kelapa sawit merupakan salah satu agroindustri yang sangat potensial dan berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia telah menyumbang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KENDALA MODEL OPTIMASI JUMLAH UNIT RUMAH TIAP TIPE PADA PERUMAHAN

IDENTIFIKASI KENDALA MODEL OPTIMASI JUMLAH UNIT RUMAH TIAP TIPE PADA PERUMAHAN IDENTIFIKASI KENDALA MODEL OPTIMASI JUMLAH UNIT RUMAH TIAP TIPE PADA PERUMAHAN Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik Awang Djohan Bachtiar 9105205402 Pendahuluan Profil PT Petrokimia Gresik. Penjelasan singkat Mengapa butuh power monitoring

Lebih terperinci

Riset Operasi Bobot: 3 SKS

Riset Operasi Bobot: 3 SKS Riset Operasi Bobot: 3 SKS Tujuan Perkuliahan Setelah mahasiswa mengikuti kuliah ini selama satu semester, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan metode-metode kuantitatif dalam pengambilan keputusan

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT SEMEN GRESIK Ikhyandini GA dan Nadjadji Anwar Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer

Lebih terperinci

PEMECAHAN MASALAH PROGRAM LINIER BERKOEFISIEN INPUT PARAMETRIK MENGGUNAKAN PARAMETRIC LINEAR PROGRAMMING

PEMECAHAN MASALAH PROGRAM LINIER BERKOEFISIEN INPUT PARAMETRIK MENGGUNAKAN PARAMETRIC LINEAR PROGRAMMING Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PEMECAHAN MASALAH PROGRAM LINIER BERKOEFISIEN INPUT PARAMETRIK MENGGUNAKAN PARAMETRIC LINEAR PROGRAMMING (Solving The Linier Program with Parametric Input Coefficient Using

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DE NOVO PROGRAMMING DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DE NOVO PROGRAMMING DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DE NOVO PROGRAMMING DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS Suseno Budi Prasetyo Teknik Industri-FTI-UPNV Jatim Abstraks Dalam memasuki era pasar bebas, industri

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) RENDI NUGROHO (5209100124) DOSEN PEMBIMBING : DR. APOL PRIBADI SUBRIADI, ST, MT OUTLINE Sekilas Tentang PT. TELKOM MSC (Maintenance

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil

Lebih terperinci

Kata kunci : Subkontrak, Multikriteria, Analytical Hierarchy Process

Kata kunci : Subkontrak, Multikriteria, Analytical Hierarchy Process PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGERJAKAN SENDIRI ATAU SUBKONTRAK PADA PELAKSANAAN PROYEK DENGAN PENERAPAN MODEL MULTIKRITERIA Rianto B. Adiharo & Akhmad Mulyadi Manaemen Proyek-Program Studi Magister Manaemen

Lebih terperinci

OPTIMASI TIPE RUMAH PADA PERUMAHAN SEDERHANA UNTUK KEUNTUNGAN MAKSIMAL PENGEMBANG PERUMAHAN

OPTIMASI TIPE RUMAH PADA PERUMAHAN SEDERHANA UNTUK KEUNTUNGAN MAKSIMAL PENGEMBANG PERUMAHAN OPTIMASI TIPE RUMAH PADA PERUMAHAN SEDERHANA UNTUK KEUNTUNGAN MAKSIMAL PENGEMBANG PERUMAHAN Irinda Windyanti 1, Christiono Utomo 2) dan Purwanita Setianti 3) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB VI PERENCANAAN PENGEMBANGAN SDA

BAB VI PERENCANAAN PENGEMBANGAN SDA BAB VI PERENCANAAN PENGEMBANGAN SDA Sub Kompetensi Pengenalan dan pemahaman tahapan perencanaan sumberdaya air terkait dalam perencanaan dalam teknik sipil. Sub Pokok Bahasan: Pendahuluan Konsep Pengelolaan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (013) 1-6 PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX, JAWA TIMUR) Pupy Ajiningtyas, Suhud Wahyudi, dan

Lebih terperinci

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING Andri Sanjaya 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

Model Matematis (Program Linear)

Model Matematis (Program Linear) Model Matematis (Program Linear) Pertemuan I Ayundyah Kesumawati, M.Si PROGRAM STUDI STATISTIKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2015 Pengembangan Model Matematis Menurut Taha (2002), pengembangan model matematis

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERHOTELAN BERBASIS WEB PADA PT XYZ

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERHOTELAN BERBASIS WEB PADA PT XYZ EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERHOTELAN BERBASIS WEB PADA PT XYZ Suryanto Program Information System Audit, School of Information System, BINUS University, Jakarta Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebun

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

Optimasi Portofolio Pada Pasar Saham Dengan Menerapkan Metode Goal Programming

Optimasi Portofolio Pada Pasar Saham Dengan Menerapkan Metode Goal Programming Optimasi Portofolio Pada Pasar Saham Dengan Menerapkan Metode Goal Programming Fauziyah Program Studi Akuntansi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya * E-mail: basta.fauziyah@unipasby.ac.id ABSTRAK Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN Sidang Tesis PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN Disusun oleh : Ivan Angga Shodiqi NRP : 2509 203 011 Dibimbing

Lebih terperinci

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur Pengukuran Efisiensi pada Bagian Produksi Genteng di PT. Wisma Wira Jatim Surabaya dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Farida Pulansari ST.MT Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jawa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI

PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI Natalia Esther Dwi Astuti 1), Lilik Linawati 2), Tundjung Mahatma 2) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW 2) Dosen

Lebih terperinci

PRARENCANA PABRIK. NaOH DARI GARAM INDUSTRI KAPASITAS 4900 TON/TAHUN

PRARENCANA PABRIK. NaOH DARI GARAM INDUSTRI KAPASITAS 4900 TON/TAHUN PRARENCANA PABRIK NaOH DARI GARAM INDUSTRI KAPASITAS 4900 TON/TAHUN Diajukan oleh: Varian Audrey Ewaldo P. NRP: 5203013028 Elizena Felipe Goncalves NRP: 5203012034 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ NINA HAIRIYAH Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

PRARENCANA PABRIK PRARENCANA PABRIK BIOPLASTIK DARI SORGUM DENGAN KOPOLIMER ALAMI KITOSAN. Diajukan oleh:

PRARENCANA PABRIK PRARENCANA PABRIK BIOPLASTIK DARI SORGUM DENGAN KOPOLIMER ALAMI KITOSAN. Diajukan oleh: PRARENCANA PABRIK PRARENCANA PABRIK BIOPLASTIK DARI SORGUM DENGAN KOPOLIMER ALAMI KITOSAN Diajukan oleh: Tiatira Erlona Susanto NRP: 5203010016 Ivonne Christalina NRP: 5203010023 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

SELEKSI PENERIMAAN CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

SELEKSI PENERIMAAN CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS SELEKSI PENERIMAAN CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Sri Lestari IBI Darmajaya t4ry09@yahoo.com ABSTRACT One factor supporting human resource development is qualification. The selection of employees

Lebih terperinci

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman 83 89 ISSN: 2085 1227 Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan

Lebih terperinci

PENDEKATAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK MENENTUKAN MODEL PEMASOK

PENDEKATAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK MENENTUKAN MODEL PEMASOK PENDEKATAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK MENENTUKAN MODEL PEMASOK Muhammad Yusuf Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN, DAN DUKUNGAN.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN, DAN DUKUNGAN. PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN, DAN DUKUNGAN http://www.brigidaarie.com Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan, diantara pelbagai alternatif aksi yang bertujuan untuk memenuhi satu atau

Lebih terperinci

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan Metode Fuzzy Goal Programming Rofiqoh

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH PEMOTONGAN AYAM

PERANCANGAN ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH PEMOTONGAN AYAM PERANCANGAN ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH PEMOTONGAN AYAM Moses Laksono Singgih dan Mera Kariana Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian, Struktur, Kelebihan dan Kekurangan, serta Potensi Dynamic Programming Dynamic Programming adalah suatu teknik kuantitatif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lebih dari satu tahun. Hal yang penting dalam capital budgeting adalah

BAB II LANDASAN TEORI. lebih dari satu tahun. Hal yang penting dalam capital budgeting adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Estimasi Aliran Kas (Cash Flow) Capital budgeting adalah suatu proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal, dimana manfaatnya berjangka waktu lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 12 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses produksi setiap perusahaan pasti dihadapkan pada persoalan mengoptimalkan lebih dari satu tujuan. Tujuan-tujuan dari persoalan produksi tersebut ada

Lebih terperinci

PENYELESAIAN ASYMMETRIC TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA HUNGARIAN DAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC.

PENYELESAIAN ASYMMETRIC TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA HUNGARIAN DAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC. PENYELESAIAN ASYMMETRIC TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA HUNGARIAN DAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC Caturiyati Staf Pengaar Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY E-mail: wcaturiyati@yahoo.com

Lebih terperinci

SKRIPSI PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA

SKRIPSI PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA PRA RANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN SKRIPSI PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA Disusun Oleh : Rezeki Dewantari Y 121080057 Dian Geta 121080078 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai supplier maupun sebagai pelanggan, baik yang beroperasi dalam wilayah Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

BAB VI PERANCANGAN KEBIJAKAN

BAB VI PERANCANGAN KEBIJAKAN BAB VI PERANCANGAN KEBIJAKAN 6.1 Proses Perancangan Kebijakan Proses perancangan kebijakan industri tepung tapioka di Propinsi Lampung pada dasarnya mengacu pada kebijakan pembangunan daerah Propinsi Lampung

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMULIHAN KOMPONEN KENDARAAN END-OF-LIFE DENGAN INTEGRASI TRIPPLE BOTTOM LINE DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI OBJEKTIF

PENGEMBANGAN MODEL PEMULIHAN KOMPONEN KENDARAAN END-OF-LIFE DENGAN INTEGRASI TRIPPLE BOTTOM LINE DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI OBJEKTIF PENGEMBANGAN MODEL PEMULIHAN KOMPONEN KENDARAAN END-OF-LIFE DENGAN INTEGRASI TRIPPLE BOTTOM LINE DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI OBJEKTIF 1) Yudi Syahrullah1) dan Udisubakti Ciptomulyono2) Program

Lebih terperinci

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran Perancangan proses dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan rancangan proses produksi vanilin dari eugenol minyak daun cengkeh dan sebagai upaya peningkatan

Lebih terperinci

TUGAS PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN BIOETANOL DARI JERAMI PADI DENGAN PROSES FERMENTASI DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 1000 TON/ TAHUN

TUGAS PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN BIOETANOL DARI JERAMI PADI DENGAN PROSES FERMENTASI DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 1000 TON/ TAHUN TUGAS PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN BIOETANOL DARI JERAMI PADI DENGAN PROSES FERMENTASI DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 1000 TON/ TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

NAMA : WIRO FANSURI PUTRA

NAMA : WIRO FANSURI PUTRA Peluang bisnis INDUSTRI SERAT SABUT KELAPA OLEH : NAMA : WIRO FANSURI PUTRA NIM : 11.12.6300 KELAS : 11-S1SI-13 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Tahun 2011/2012 Industri Serat Sabut Kelapa PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan 1 Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan Sheila Fitria Farisqi, Rony Seto Wibowo dan Sidaryanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

PABRIK AMMONIUM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI PRA RENCANA PABRIK

PABRIK AMMONIUM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI PRA RENCANA PABRIK PABRIK AMMONIUM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI PRA RENCANA PABRIK Oleh : WURI INDAH LESTARI NPM : 0931010029 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

Penerapan Metode Weighted Product Model Untuk Seleksi Calon Karyawan

Penerapan Metode Weighted Product Model Untuk Seleksi Calon Karyawan Penerapan Metode Weighted Product Model Untuk Seleksi Calon Karyawan Sri Lestari IBI Darmajaya Bandar Lampung e-mail : t4ry09@yahoo.com Abstract The development company is highly influenced by the performance

Lebih terperinci

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Risa Rininta 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program

Lebih terperinci

PEMILIHAN PEMASOK DAN PENGALOKASIAN ORDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS DI PT.

PEMILIHAN PEMASOK DAN PENGALOKASIAN ORDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS DI PT. PEMILIHAN PEMASOK DAN PENGALOKASIAN ORDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS DI PT. SA) SUPPLIER SELECTION AND ORDER ALLOCATION USING FUZZY- ANALYTIC

Lebih terperinci

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM.

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM. (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com - Linear Programming Linear programing (LP) adalah salah satu metode matematis yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PRARENCANA PABRIK PRARENCANA PABRIK ASETALDEHID DARI BIOETANOL DENGAN PROSES DEHIDROGENASI KAPASITAS TON/TAHUN

PRARENCANA PABRIK PRARENCANA PABRIK ASETALDEHID DARI BIOETANOL DENGAN PROSES DEHIDROGENASI KAPASITAS TON/TAHUN PRARENCANA PABRIK PRARENCANA PABRIK ASETALDEHID DARI BIOETANOL DENGAN PROSES DEHIDROGENASI KAPASITAS 10.500 TON/TAHUN Diajukan Oleh: Okki Novian Andrianto NRP: 5203011009 Ayndri Nico Prayudo NRP: 5203011040

Lebih terperinci

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) C-87 Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI PAKAN TERNAK PADA PT ABC MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING

PERENCANAAN PRODUKSI PAKAN TERNAK PADA PT ABC MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING PERENCANAAN PRODUKSI PAKAN TERNAK PADA PT ABC MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING Dwi Wulandhari 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Di era pasar bebas yang penuh dengan persaingan yang ketat, menjadi suatu kewajiban bagi setiap perusahaan untuk mampu bertahan dengan persaingan yang ada dengan

Lebih terperinci

Lecture 5 : Dynamic Programming (Programa Dinamis) Hanna Lestari, ST, M.Eng

Lecture 5 : Dynamic Programming (Programa Dinamis) Hanna Lestari, ST, M.Eng Lecture 5 : Dynamic Programming (Programa Dinamis) Hanna Lestari, ST, M.Eng Definisi Suatu teknik kuantitatif yang digunakan untuk membuat suatu rangkaian keputusan yang saling berkaitan. (Hillier & Lieberman,

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS

PERENCANAAN KAPASITAS PERENCANAAN KAPASITAS kapasitas Setelah memutuskan produk atau jasa apa yang akan ditawarkan dan bagaimana itu akan dibuat, pihak manajemen harus merencanakan sistem kapasitas. Kapasitas adalah maksimum

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Proses pemilihan supplier merupakan salah satu aktifitas penting dalam suatu organisasi. Kesalahan dalam pemilihan supplier dapat berdampak pada terganggunya kelangsungan proses

Lebih terperinci

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Dosen: Didin Astriani Prassetyowati, M.Stat Silabus MATAKULIAH TI214 TEKNIK RISET OPERASI (2 SKS) TUJUAN Agar mahasiswa

Lebih terperinci

Aplikasi Analytical Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Merencanakan Pembangunan Perekonomian

Aplikasi Analytical Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Merencanakan Pembangunan Perekonomian Performa (2002) Vol. 1, No.1: 14-19 Aplikasi Analytical Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Merencanakan Pembangunan Perekonomian Bambang Suhardi * Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PABRIK AMMONIUM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI PRA RENCANA PABRIK

PABRIK AMMONIUM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI PRA RENCANA PABRIK PABRIK AMMONIUM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI PRA RENCANA PABRIK Oleh : FERDINAND MANGUNDAP NPM : 0931010014 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Lebih terperinci

PRARENCANA PABRIK BIOETANOL DARI RUMPUT LAUT DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 8,48 TON BIOETANOL/HARI

PRARENCANA PABRIK BIOETANOL DARI RUMPUT LAUT DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 8,48 TON BIOETANOL/HARI PRARENCANA PABRIK BIOETANOL DARI RUMPUT LAUT DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 8,48 TON BIOETANOL/HARI Diajukan oleh: Maria Victoria Tahu NRP 5203010039 Anita Yuliviana NRP 5203010041 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI ALOKASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN INEXACT FUZZY LINEAR PROGRAMMING ( STUDI KASUS: PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG )

MODEL OPTIMASI ALOKASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN INEXACT FUZZY LINEAR PROGRAMMING ( STUDI KASUS: PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG ) MODEL OPTIMASI ALOKASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN INEXACT FUZZY LINEAR PROGRAMMING ( STUDI KASUS: PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG ) a Agus Rachmad Purnama a, Udisubakti Ciptomulyono b Mahasiswa

Lebih terperinci

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI Asep dan Abdulah Shahab Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL Salah satu permasalahan besar pada industri kelapa sawit adalah penanganan limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS). Kondisi tersebutjuga terjadi

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL BAB IV SIMULASI MODEL Dalam Bab III telah dielaskan sifat-sifat sistem dinamik dari model, khususnya untuk m 1 = m 2. Sekarang akan dibuat simulasi model untuk menggambarkan sifat-sifat sistem dinamik,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode-metode Penilaian Investasi 3.1.1. Metode net present value (NPV) Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN PRIORITAS PERENCANAAN TRANSPORTASI JANGKA PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN PRIORITAS PERENCANAAN TRANSPORTASI JANGKA PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN PRIORITAS PERENCANAAN TRANSPORTASI JANGKA PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Oleh: Indah Apriliana Sari (2508.201.002) Pembimbing Ko-pembimbing

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci