PERENCANAAN PRODUKSI PAKAN TERNAK PADA PT ABC MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING
|
|
- Sudirman Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERENCANAAN PRODUKSI PAKAN TERNAK PADA PT ABC MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING Dwi Wulandhari 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia 2)Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3)Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK PT ABC merupakan industri pakan ternak di Indonesia. Pakan memiliki kontribusi sebesar 70% dari total biaya produksi peternakan, sementara biaya bahan baku mencapai 75-85% dari total biaya produksi pakan ternak.sebanyak 70% dari total bahan baku yang digunakan oleh PT ABC di beli secara impor. Harga bahan baku impor yang fluktuatif mengharuskan PT ABC cermat dalam menggunakan bahan baku. Alternatif mengurangi dampak harga bahan baku yang fluktuatif adalah menggunakan bahan baku lokal. Oleh karena itu,dilakukan optimasi penggunaan bahan baku impor maupun lokal untuk meminimalkan biaya produksi pada PT ABC menggunakan metode linear programming. Penyelesaian model matematis dilakukan denganperangkat lunak LINGO Hasil optimasi untuk tahun 2016, menunjukkan bahan baku alternatif dapat menggantikan bahan baku saat ini. Bahan baku alternatif tersebut adalah dedak padi dan bungkil kacang tanah, sedangkan bahan baku yang digantikan adalah meat bone meal (MBM), tepung ikan, tepung bulu dan bungkil biji kapuk. Total biaya produksi minimum tahun 2016 sebesar Rp Hasil analisis kepekaan menunjukkan jumlah permintaan pakan ternak masih dapat terpenuhi jika peningkatan tidak lebih dari 4%. Perubahan jumlah permintaan dan harga bahan baku memberikan dampak yang cukup signifikan pada kenaikan total biaya produksi, yaitu sebesar 1,719% dan 0,997% untuk setiap peningkatan sebanyak 1%. Kata kunci: Bahan Baku Pakan Ternak, Linear Programming, Optimasi. PENDAHULUAN PT ABC merupakan salah satu pabrik pakan ternak yang berada di Jawa Timur. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2004 ini mempunyai kapasitas produksi sebesar 100 ton perhari dan telah memasarkan produknya di wilayah-wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Jobodetabek, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Padang dan Kalimantan. Saat ini terdapat 4 kateogri pakan ternak yang diproduksi oleh PT ABC, yaitu ayam pedaging (55%), ayam petelur (25%), pembibitan (10%) dan campuran (10%). Pakan ternak memiliki kontribusi sebesar 70% dari total biaya produksi peternakan, sementara itu biaya bahan baku mencapai 75-85% dari total biaya produksi pakan ternak (Agustina, 2009). Salah satu kendala yang dihadapi oleh industri pakan ternak di Indonesia saat ini adalah kesulitan mendapatkan bahan baku pakan ternak yang tersedia secara terus menerus dan murah di dalam negeri, sehingga mengharuskan para pelaku bisnis pakan ternak membeli bahan baku secara impor. 1
2 Sebanyak 70% dari total bahan baku pakan ternak yang digunakan oleh PT ABC saat ini di impor dari Amerika, Brazil dan Argentina. Bahan baku yang dibeli secara impor tersebut adalah jagung, soybean meal (SBM), meat bone meal (MBM), corn gluten meal (CGM), dan rapeseed meal. Pada 7 tahun terakhir, harga bahan baku impor tersebut cenderung terus meningkat. Harga bahan baku yang fluktuatif dan terus naik dapat memberikan dampak pada berbagai hal seperti turunnya keuntungan. Salah satu alternatif untuk mengurangi dampak dari harga bahan baku impor yang fluktuatif serta ketergantungan pada bahan baku impor adalah dengan menggunakan bahan baku lokal yang tersedia di Indonesia (Sinurat, 1999). Biaya bahan baku yang merupakan penyumbang komposisi terbesar dalam penentuan harga pakan ternak mengharuskan para pelaku bisnismempunyai strategi dalam penggunaan bahan baku. Oleh karena itu, PT ABC harus bertindak cermat dalam melakukan perencanaan produksi melalui penggunaan komposisi bahan baku, baik impor maupun lokal untuk menyusun formulasi pakan yang dapat meminimalkan biaya produksi. Penelitian tentang optimasi bahan baku pakan ternak dengan berbagai macam masalah telah banyak dilakukan. Metode optimasi untuk pakan ternak yang pernah digunakan antara lain linear programming (Nath,2014), linear programming (Oladokun, 2012), integer programming (Rahmansjah, 2002) dan goal programming (Zhang, 2002). Penggunaan metode linear programming dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi untuk meminimalkan biaya produksi dengan mengoptimalkan penggunaan komposisi bahan baku pakan ternak pada PT ABC. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meminimalkan biaya produksi pakan ternak melalui penggunaan jumlah bahan baku, menentukan komposisi bahan baku pada masingmasing jenis pakan ternak dengan menggunakan metode linear programmingserta untuk menentukan jumlah pakan ternak yang diproduksi pada periode Januari-Desember METODE Penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu persiapan, pengumpulan dan pengolahan data, serta analisis dan kesimpulan. Tahap persiapan dilakukan dengan mengidentifikasi kondisi lapangan, permasalahan yang dihadapi dan mempertimbangkan dengan literatur yang ada. Tahap pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dengan pengumpulan data yang didapatkan dari hasil wawancara karyawan dan data sekunder PT ABC.Penyelesaian untuk penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan model matematis umum dari linear programming yang disesuaikan dengan tujuan penelitian serta batasan-batasan masalah yang ada diperusahaan. Perangkat lunak yang digunakan untuk penyelesaian adalah LINGO Pengembangan Model Perumusan Fungsi Tujuan = (1) Perumusan Fungsi Kendala 1. Kendala kandungan nutrisi 2
3 ., (2) 2. Kendala ketersediaan bahan baku, (3) 3. Kendala persentase maksimal., (4) 4. Kendala kapasitas pembubukan., (5) 5. Kendala jumlah bahan baku (1 % )., (6) 6. Kendala jumlah permintaan = +,, = 1 (7) + ( ) = +,, {2, 3,, } (8) = (1 % )., (9) 7. Kendala kapasitas pencampuran (1 % ), (10) Dengan: i = indeks yang menunjukkan jumlah bahan baku, i = 1, 2,..., 13 j = indeks yang menunjukkan jumlah produk pakan ternak, j = 1, 2,..., 10 k = indeks yang menunjukkan jumlah bulan, j = 1, 2,..., 12 Z = total biaya yang digunakan dalam pembuatan pakan Hbb ik = harga bahan baku ke-i pada bulan ke-k (Rp/kg) Xbb ijk = jumlah (kg) bahan baku ke-i sebelum proses pembubukan yang digunakan untuk membuatpakan ke-j pada bulanke-k Bg i = biaya pembubukan bahan baku ke-i (Rp/kg) 3
4 BI jk = biaya penyimpanan pakan ke-j pada bulan ke-k (Rp/kg) I jk = jumlah (kg) persediaan pakan ke-j pada bulan ke-k A j = nutrisi yang dibutuhkan oleh pakan ternak ke-j (%) b Lj = batas minimum kandungan nutrisi yang dibutuhkan b Uj = batas maksimum kandungan nutrisi yang dibutuhkan N i = kandungan nutrisi pada bahan baku ke-i (%) S i = kapasitas pemasok bahan baku ke-i per bulan (kg) C i = persentase maksimal bahan baku ke-i yang dianjurkan G i = lama waktu pembubukan bahan baku ke-i (menit/kg) KG = kapasitas mesin pembubukan per bulan (menit) D jk = jumlah (kg) permintaan pakan ternak ke-j pada bulan ke-k %loss i = persentase penyusutan pada bahan baku ke-i Y ijk = jumlah (kg) bahan baku ke-i setelah proses pembubukan yangdigunakan untuk membuat pakan ke-j pada bulan ke-k KM = kapasitas mesin pencampuran per bulan (kg) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil optimasi perencanaan produksi pakan ternak pada PT ABC adalah sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah (ton) pakan ternak yang diproduksi pada tahun KP S G F SL GL L S G F Tabel 2. Jumlah (kg) persediaan pakan ternak pada tahun KP KS KG F SL GL L S G F
5 Biaya produksi minimum yang digunakan oleh PT ABC untuk memproduksi pakan ternak berdasarkan hasil optimasi pada beriode Januari Desember 2016 adalah sebesar Rp Pada bulan Juli dan November terjadi produksi pakan ternak yang lebih banyak daripada jumlah permintaan untuk persediaan pada bulan berikutnya. Hal tersebut dikarenakan harga bahan baku seperti jagung dan SBM yang mendominasi komposisi bahan baku pada bulan Juli dan November lebih murah bila dibandingkan dengan harga pada bulan berikutnya. Tabel 3. Komposisi dan jumlah (ton) bahan baku pada Januari 2016 Bahan Baku KP 3 3-S 3-G 3-F SL GL L Jagung SBM MBM CGM Tepung Ikan Rapeseed Meal Tepung Bulu Bungkil Biji Kapuk Tepung Batu Kapur , Dedak Padi Dedak Gandum Bungkil Kacang Tanah Bungkil Kelapa Tabel 4. Komposisi dan jumlah (ton) bahan baku pada Februari 2016 Bahan Baku KP 3 3-S 3-G 3-F SL GL L Jagung SBM MBM CGM Tepung Ikan Rapeseed Meal Tepung Bulu Bungkil Biji Kapuk Tepung Batu Kapur Dedak Padi Dedak Gandum Bungkil Kacang Tanah Bungkil Kelapa 1-S 1-S 1-G 1-G 1-F 1-F 5
6 Tabel 5. Komposisi dan jumlah (ton) bahan baku pada Maret 2016 Bahan Baku KP 3 3-S 3-G 3-F SL GL Jagung SBM MBM CGM Tepung Ikan Rapeseed Meal 92 7 Tepung Bulu Bungkil Biji Kapuk Tepung Batu Kapur Dedak Padi Dedak Gandum Bungkil Kacang Tanah Bungkil Kelapa Berdasarkan data komposisi dan jumlah bahan baku yang di butuhkan untuk masing masing produk pakan ternak, diketahui bahwa tidak semua bahan baku dapat digunakan untuk menghasilkan biaya produksi yang minimal. Bahan baku alternatif yang diusulkan dapat menggantikan beberapa bahan baku yang telah digunakan saat ini. Pada Tabel 3 dan 4 terlihat bahwa dari 13 bahan baku yang terdiri dari 9 bahan baku yang digunakan saat ini dan 4 bahan baku alternatif, hanya 7 bahan baku saja yang digunakan agar menghasilkan biaya produksi yang minimum. Bahan baku tersebut adalah jagung, SBM, CGM, rapeseed meal, tepung batu kapur, dedak padi dan bungkil kacang tanah. Selain itu, dapat dilihat pula bahwa terjadi perbedaan komposisi bahan baku antara bulan Januari, Februari dan Maret. Hal tersebut merupakan dampak dari harga bahan baku impor yang fluktuatif, sehingga agar biaya produksi minimum, maka penyusunan komposisi bahan baku tiap bulannya mengalami perbedaan. Tabel 6. Perubahan biaya akibat perubahan jumlah permintaan Perubahan Jumlah Permintaan Total Biaya Perubahan Biaya L 1-S 1-G 1-F Persentase Perubahan Biaya Rp % Rp Rp ,719% 2% Rp Rp ,438% 3% Rp Rp ,157% 4% Rp Rp ,876% 5% INFEASIBLE - - 6
7 Tabel 7. Perubahan biaya akibat perubahan harga bahan baku Perubahan Harga Bahan Baku Total Biaya Perubahan Biaya Persentase Perubahan Biaya Rp % Rp Rp ,997% 2% Rp Rp ,994% 3% Rp Rp ,991% 4% Rp Rp ,988% 5% Rp Rp ,985% Perubahan tingkat jumlah permintaan akan mempengaruhi total biaya produksi yang dapat dilihat pada Tabel 6. Pada tabel diketahui bahwa apabila ada peningkatan jumlah permintaan, sistem masih mampu memenuhi jumlah permintaan yang meningkat hingga 4%. Jika jumlah permintaan meningkat lebih dari 4% maka, kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh sistem. Peningkatan harga bahan baku juga memberikan dampak yang cukup signifikan pada kenaikan total biaya produksi, yaitu sebesar 0,997%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bahan baku alternatif yang diusulkan dapat digunakan untuk menggantikan bahan baku yang ada saat ini agar dihasilkan biaya produksi yang minimum. 2. Bahan baku alternatif tersebut adalah dedak padi dan bungkil kacang tanah, sedangkan bahan baku yang digantikan adalah meat bone meal (MBM), tepung ikan, tepung bulu dan bungkil biji kapuk. 3. Komposisi penggunaan bahan baku yang dapat meminimalkan biaya produksi berbeda untuk masing-masing jenis pakan ternak dan berbeda tiap bulannya bergantung pada harga bahan baku. 4. Peningkatan jumlah permintaan dan harga bahan baku memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan total biaya produksi, yaitu sebesar 1,719% dan 0,997%. Untuk memperbaiki hasil penelitian ini, maka disarankan untuk memperhitungkan: 1. Bahan baku tambahan dan bahan baku penolong. 2. Faktor jam kerja karyawan (reguler dan lembur). DAFTAR PUSTAKA Agustina, S.E., (2009), Analisis Struktur Perilaku Kinerja Industri Pakan Ternak Indonesia, Skripsi, IPB, Bogor. Nath, T. dan Talukdar, A., (2014), Linear Programming Technique in Fish Feed Formulation, International Journal of Engineereing Trends and Technology (IJETT), Vol 17, No. 3, hal Oladokun, V.O. dan Johnson, A., (2012), Feed formulation problem in Nigerian poultry farms: a mathematical programming approach, American Journal Of Scientific and Industrial Research, Vol 3, No. 1, hal
8 Rachmansjah, A., (2002), Optimasi Biaya Produksi Pakan Ternak di PT. Charoen Pokphand Indonesia-Krian dengan Mixed Integer Linear Programming, Tesis yang tidak dipublikasikan, Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Sinurat, A.P., (1999), Pemanfaatan Bahan Pakan Inkonven sional untuk Ternak, Wartazoa (Buletin Ilmu Peternakan dan Kesehatan Hewan Indonesia), Vol 11, Bogor. Tangendjaja, B., (2007), Inovasi Teknologi Pakan Menuju Kemandirian Usaha Ternak Unggas, Wartazoa (Buletin Ilmu Peternakan dan Kesehatan Hewan Indonesia), Vol 7, Bogor. Zhang, F. dan Roush, W.B., (2002), Multiple -Objective (Goal) Programming Model for Feed Formulation: An Example for Reducing Nutrient Variation, Poultry Science Association, Vol. 81, hal
I. PENDAHULUAN. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri peternakan Indonesia saat ini berkembang dengan pesat, hal ini disebabkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan meningkatnya konsumsi protein hewani perkapita
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan
PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA Materi: Formulasi Pakan FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 ORGANISASI MATERI MENYUSUN FORMULA PAKAN BERBAGAI METODE
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan
PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA Materi 1 : Formulasi Pakan FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 ORGANISASI MATERI MENYUSUN FORMULA PAKAN BERBAGAI METODE
Lebih terperinciMakanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive)
M.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan Jenis Bahan Pakan Konsentrat (Concentrate) Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive) 1 Bahan-bahan Konsentrat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil
Lebih terperinciPada ternak ruminansia adalah keharusan Faktor yang mempengaruhi kualitas: Sebagai sumber Energi dan Protein Pemilihan Bahan Konsentrat:
Jenis Bahan Pakan Konsentrat (Concentrate) Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive) M.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan Bahan-bahan Konsentrat Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pakan ternak di dalam negeri sangat berperan mendukung industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pakan ternak di dalam negeri sangat berperan mendukung industri peternakan dalam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya bagi masyarakat
Lebih terperinciOptimasi Kandungan Nutrisi Pakan Ikan Buatan dengan Menggunakan Multi Objective (Goal) Programming Model
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 2, Juni 1, pp.2-261 Optimasi Kandungan Nutrisi Pakan Ikan Buatan dengan Menggunakan Multi Objective (Goal) Programming Model Vera Devani 1, Sri Basriati
Lebih terperinciPENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING
PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING Andri Sanjaya 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan unggas di Indonesia saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada tahun 2012 menjadi
Lebih terperincimemaksimumkan pendapatan jumlah meja dan kursi waktu kerja karyawan dan perbandingan jumlah kursi dan meja yang harus diproduksi
PEMODELAN Kasus 1 Seorang pengrajin menghasilkan satu tipe meja dan satu tipe kursi. Proses yang dikerjakan hanya merakit meja dan kursi. Dibutuhkan waktu 2 jam untuk merakit 1 unit meja dan 30 menit untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian dari pertumbuhan industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar dikonsumsi oleh masyarakat. Ayam broiler memiliki pertumbuhan daging yang cepat dalam waktu relatif
Lebih terperinciPENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan
PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki peranan strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan karena kedudukannya
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada tahun 213 mengalami pertumbuhan sebesar 5.78%. Total produk domestik bruto Indonesia atas dasar harga konstan 2 pada tahun 213 mencapai Rp. 277.3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kedelai merupakan komoditas strategis yang unik tetapi kontradiktif dalam sistem usaha tani di Indonesia. Luas pertanaman kedelai kurang dari lima persen dari seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya. Daging dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pakan ternak sangat berperan mendukung industri peternakan dalam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya. Daging dan telur merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam negeri. Berdasarkan data dari Wardhana (2013) dalam Majalah Tempo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat konsumsi mi di Indonesia cukup tinggi. Kurniawati (2006) mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara ke dua terbesar di dunia dalam tingkat konsumsi mi gandum
Lebih terperinciVI. TEKNIK FORMULASI RANSUM
Teknik Formulasi Ransum VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM Setiap ternak yang dipelihara secara intensif, termasuk unggas harus diberi pakan untuk memenuhi semua kebutuhan zat gizinya khususnya untuk keperluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menyebabkan banyak perusahaan harus menghadapi kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut, perusahaan harus senantiasa
Lebih terperinciPERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH
PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperincimemberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Sebagian komponen dalam industri pakan unggas terutama sumber energi
PENGANTAR Latar Belakang Sebagian komponen dalam industri pakan unggas terutama sumber energi pakan yang berasal dari jagung, masih banyak yang diimpor dari luar negeri. Kontan (2013) melaporkan bahwa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki
Lebih terperinciContoh Kasus Program Linier K A S U S M A K S I M A S I D A N K A S U S M I N I M A S I
Contoh Kasus Program Linier K A S U S M A K S I M A S I D A N K A S U S M I N I M A S I Kasus maksimasi Seorang pengrajin menghasilkan satu tipe meja dan satu tipe kursi. Proses yang dikerjakan hanya merakit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus
Lebih terperinciOptimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan Metode Fuzzy Goal Programming Rofiqoh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan
Lebih terperinciFEASIBILITY STUDY INVESTASI INDUSTRI PAKAN IKAN PROVINSI SUMATERA BARAT
KERJASAMA FEASIBILITY STUDY INVESTASI INDUSTRI PAKAN IKAN PROVINSI SUMATERA BARAT BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT Dan Universitas Andalas OUTLINE PENDAHULUAN GAMBARAN UMUM ASPEK
Lebih terperinciPUBLIC EXPOSE 4 DECEMBER 2013 Batur Room Merchantile Athletic Club INGREDIENTS FOR GROWTH
PUBLIC EXPOSE 4 DECEMBER 2013 Batur Room Merchantile Athletic Club INGREDIENTS FOR GROWTH AGENDA 1. Profil Perusahaan 2. Informasi Produk 3. Ikhtisar Keuangan : 30 Sep 2013 4. Pemasok dan Penggunaan Produk
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Kandang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Laboratorium Lapang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat tingginya permintaan kebutuhan daging ayam broiler. Permintaan pasar yang tinggi terhadap daging ayam
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,
Lebih terperinciPOLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"
POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS" Oleh : Imas Nur ' Aini21 Abstrak Usaha peternakan ayam ras yang telah berkembang dengan pesat ternyata tidak disertai dengan perkembangan pemasaran
Lebih terperinciOPTIMASI PENGADAAN BAHAN BAKU SEGAR DI PT. X DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING
OPTIMASI PENGADAAN BAHAN BAKU SEGAR DI PT. X DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING Fransiscus Xaverius Aucky Wibisono dan Abdullah Shahab Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PAKAN SUMBER PROTEIN BERBEDA TERHADAP BOBOT AKHIR, POTONGAN KARKAS DAN MASSA PROTEIN DAGING AYAM LOKAL PERSILANGAN SKRIPSI.
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN SUMBER PROTEIN BERBEDA TERHADAP BOBOT AKHIR, POTONGAN KARKAS DAN MASSA PROTEIN DAGING AYAM LOKAL PERSILANGAN SKRIPSI Oleh HENI PRATIWI PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2010, bertempat di kandang C Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Lebih terperinciPERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT SKRIPSI WIDYA PITA LOKA E
PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT SKRIPSI WIDYA PITA LOKA E10013084 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017 PERFORMA PRODUKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah usaha untuk mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen (Austin 1981). Bidang agroindustri pertanian dalam
Lebih terperinciBOKS 2 ANALISIS SINGKAT FAKTOR PENYEBAB VOLATILITAS HARGA DAGING AYAM RAS DI PROPINSI BANTEN DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA
BOKS 2 ANALISIS SINGKAT FAKTOR PENYEBAB VOLATILITAS HARGA DAGING AYAM RAS DI PROPINSI BANTEN DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA I. Latar Belakang Inflasi Banten rata-rata relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat kearah protein hewani telah meningkatkan kebutuhan akan daging sapi. Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang mendasari penelitian diantaranya yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan
Lebih terperinciPengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 4, No. 2, Desember 2015, pp. 41-47 ISSN 2303 1093 Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower F.N.L. Lubis 1*, S. Sandi
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK QUALITY CONTROL DEPARTMENT FEED TECH PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA, TBK SEPANJANG PLANT, SIDOARJO 30 MEI 29 JULI 2016
LAPORAN KERJA PRAKTEK QUALITY CONTROL DEPARTMENT FEED TECH PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA, TBK SEPANJANG PLANT, SIDOARJO 30 MEI 29 JULI 2016 Diajukan oleh : Daniel Widyadinata NRP : 5203013004 Fransiska
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Desember 2011, bertempat di kandang C dan Laboratorium Nutrisi Unggas, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
Lebih terperinciPENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Risa Rininta 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program
Lebih terperinciPemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal
Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal Penyusun: Arnold P Sinurat Sofjan Iskandar Desmayati Zainuddin Heti Resnawati Maijon Purba BADAN
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (013) 1-6 PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX, JAWA TIMUR) Pupy Ajiningtyas, Suhud Wahyudi, dan
Lebih terperinciFORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN
AgroinovasI FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN Usaha penggemukan sapi potong semakin menarik perhatian masyarakat karena begitu besarnya pasar tersedia untuk komoditas ini. Namun demikian,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya perikanan. Ketersediaan pakan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang sekarang ini semakin berkembang. Teknologi tidak mengenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua manusia tidak pernah lepas dari teknologi sehari-hari. Banyak teknologi yang sekarang ini semakin berkembang. Teknologi tidak mengenal siapa yang akan
Lebih terperinciKOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING
Seminar Nasional Hasil Penelitian, 2016 KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih, Mardhiyah Hayati Universitas
Lebih terperinciKEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I
TUGAS INDIVIDU RANSUM UNGGAS/NON RUMINANSIA KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING NAMA : SUPRIANTO NIM : I111 13 303 KELAS : A GANJIL FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakan merupakan salah satu komponen terpenting dalam proses produksi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakan merupakan salah satu komponen terpenting dalam proses produksi peternakan ayam dan mewakili sekitar 70% dari seluruh biaya produksi. Upaya untuk menghasilkan pakan
Lebih terperinciPetunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi
Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi i PETUNJUK PRAKTIS MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK SAPI Penyusun: Nurul Agustini Penyunting: Tanda Sahat Panjaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi menimbulkan dampak positif bagi perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak negatifnya berupa makin banyaknya limbah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Gold Coin Indonesia Medan-Mill adalah perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT. Gold Coin Indonesia Medan-Mill adalah perusahaan yang memproduksi makanan ternak dimana volume produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar dengan
Lebih terperinciOleh: Emy Syuprihatin Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT
Penerapan Multi-Choice Goal Programming (MCGP) untuk pemilihan supplier dan alokasi order bahan baku di PT. X menggunakan analisa Taguchi Loss Function dan AHP Oleh: Emy Syuprihatin 1206 100 033 Dosen
Lebih terperinciBAB 3 LINEAR PROGRAMMING
BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan. Pakan merupakan campuran berbagai macam bahan organik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, pembangunan. (on farm) mengalami pergeseran ke arah yang lebih terintegrasi dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, pembangunan peternakan mengalami pergeseran paradigma. Titik berat kepada sistem budidaya (on farm) mengalami pergeseran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Mengenai Bakpia Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula, yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang. Istilah bakpia sendiri adalah
Lebih terperinciKOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Salah satu jenis pakan
Lebih terperinci4-ransum.com, TRAINING ONLINE FORMULASI RANSUM SEBAGAI BISNIS PERTERNAKAN BERBASIS WEB EDUKASI
LAPORAN KEMAJUAN PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA 4-ransum.com, TRAINING ONLINE FORMULASI RANSUM SEBAGAI BISNIS PERTERNAKAN BERBASIS WEB EDUKASI BIDANG KEGIATAN : PKM KERWIRAUSAHAAN Dilakukan oleh : Nur Laylli
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK
ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN Sunanto dan Nasrullah Assesment Institution an Agricultural Technology South Sulawesi, Livestock research center ABSTRAK
Lebih terperinciPAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG
0999: Amir Purba dkk. PG-57 PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG Amir Purba 1, I Wayan Mathius 2, Simon Petrus Ginting 3, dan Frisda R. Panjaitan 1, 1 Pusat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Percepatan pertumbuhan penduduk Indonesia yang luar biasa dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang ada saat ini sangat memprihatinkan. Rata-rata
Lebih terperinciUmumnya bungkil kedelai didatangkan dari beberapa negara seperti Amerika, Argentina, Brazil, Cina dan India., sehingga mutu dan komposisinyapun sangat
PENGARUH CARA EKSTRAKSI DALAM UJI TINGKAT KEMATANGAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN METODE MERAH-KRESOL SAULINA SITOMPUL Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Bungkil kedelai yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Riset Operasi pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc. Closky dan Trefthen di suatu kota kecil, Bowdsey, Inggris. Pada masa awal perang 1939, pimpinan
Lebih terperinciNILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA
NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini penulis mencari beberapa sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai peternak, makanan ternak adalah hal yang utama yang harus dilakukan untuk memenuhi hasil yang optimal dalam suatu hal yang menentukan baik atau buruknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORITIS
BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Proyeksi Proyeksi secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datang berdasarkan data yang telah ada. Proyeksi pada dasarnya merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi merupakan kegiatan inti dari perusahaan, dalam proses produksi perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai keinginan konsumen.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses produksi merupakan bagian pokok dalam setiap perusahaan karena mencakup aktivitas untuk menciptakan nilai tambah suatu produk, sehingga produk yang dihasilkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber :
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk Indonesia merupakan penduduk terbesar keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia sejak tahun
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012
Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2014 Vol. 16 (3) ISSN 1907-1760 Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012 Price Trend Analysis of Animal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan meningkatnya industri peternakan ayam. Sebagai usaha dalam pemenuhan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Meningkatnya konsumsi bahan pangan hewani oleh masyarakat di Indonesia, mengakibatkan meningkatnya industri peternakan ayam. Sebagai usaha dalam pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciSeminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim
POTENSI LIMBAH SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN ALTERNATIF PADA AYAM NUNUKAN PERIODE PRODUKSI IMAM SULISTIYONO dan NUR RIZQI BARIROH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur JI. Pangeran M.
Lebih terperinciPEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING
PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh manusia guna memenuhi asupan gizi dan sebagai faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini produktivitas ayam buras masih rendah, untuk meningkatkan produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan kualitas dan kuantitas pakan.
Lebih terperinciOPTIMASI PENUGASAN GURU PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMKN 2 SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN INTEGER PROGRAMMING
OPTIMASI PENUGASAN GURU PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMKN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN INTEGER PROGRAMMING Anik Perwita Sari dan Abdullah Shahab Program Studi MagisterManajemen Teknologi Institut Teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar
Lebih terperinciMETODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan
Lebih terperinciM.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan
Persamaan Matematis LP Minimumkan (minimized) n Aplikasi Linear Program (LP) dalam Formulasi Ransum M.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan Z j = Σ c j x j j=1 Faktor pembatas : n Σ a ij
Lebih terperinciM.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan
Aplikasi Linear Program (LP) dalam Formulasi Ransum M.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan Linear Programming Model hubungan linear antara fungsi tujuan (objective function) dan keterbatasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Lokal Persilangan Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami proses persilangan, ayam ini dapat dipanen lebih cepat yaitu 2 bulan (Munandar dan
Lebih terperinciUMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi
UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi Salah satu masalah yang umum dihadapi oleh peternak tradisional adalah rendahnya mutu pekan dengan kandungan serat kasar yang
Lebih terperinciOPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING
OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING Vera Devani Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau ABSTRAK Metode
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak puyuh mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan baik sebagai penghasil telur maupun penghasil daging. Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012)
Lebih terperinciSTRATEGI DISTRIBUSI PEMASARAN PAKAN AYAM
STRATEGI DISTRIBUSI PEMASARAN PAKAN AYAM Muhammad Fachrie Goffar 1), Cholid Fatih 2), M. Zaini 2) 1 Mahasiswa D3 Program Studi Agribisnis, 2 Dosen Program StudiAgribisinis, Politeknik Negeri Lampung Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia, kebutuhan jagung di Indonesia mengalami peningkatan, yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan kering
Lebih terperinciEvaluasi Kualitas Pakan Komplit dan Konsentrat Unggas yang Diperdagangkan di Kota Mataram
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 5, No. 1, Juni 2016, pp. 30-38 ISSN 2303 1093 Evaluasi Kualitas Pakan Komplit dan Konsentrat Unggas yang Diperdagangkan di Kota Mataram Dwi K. Purnamasari 1*, Erwan 1,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia sebagian besar masih dikelola secara sederhana/tradisional oleh peternak. Hal tersebut disebabkan latar belakang pendidikan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan yang tepat dari para pelaku ekonomi. konsumen adalah sebagai pemasok faktor faktor produksi kepada perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian terus tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Jika perekonomian dalam suatu negara berjalan stabil maka kesejahteraan
Lebih terperinci