BAB III HITUNG KEUANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III HITUNG KEUANGAN"

Transkripsi

1 BAB III HITUNG KEUANGAN

2

3 BAB III HITUNG KEUANGAN A. BUNGA TUNGGAL 1. PENGERTIAN BUNGA TUNGGAL Untuk memahami pengertian bunga, coba kita lihat contoh berikut : Contoh : 1.1 Tofa meminjam modal pada sebuah Bank sebesar Rp ,00. Setelah satu tahun tofa mengembalikan modal tersebut sebesar Rp ,00. Pengembalian modal ini terdiri atas pokok pinjaman Rp ,00 dan kelebihanya sebesar Rp ,00. Dari contoh diatas dapat diambil pengertian bahwa kelebihan uang yang dikembalikan Tofa dari modal yang dipinjam sebesar Rp ,00 disebut bunga / jasa atas pinjaman modal tersebut. Dari contoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bunga adalah jasa yang berwujud uang sebagai imbalan dari modal atau simpanan yang dibayarkan pada akhir jangka waktu yang telah ditentukan atas kesepakatan bersama. Perbandingan bunga dengan modal yang dipinjam atau simpanan dan dinyatakan dalam bentuk persen, maka disebut suku bunga, biasa dilambangkan dengan p%. Periode bunga biasanya dinyatakan dalam jangka waktu tertentu; misalnya tiap satu bulan, tiap triwulan,tiap catur wulan, tiap semester,tiap tahun dsb. Dari contoh diatas prosentase bunga dari pinjaman tersebut adalah ; x100% 20% PERSEN DIATAS SERATUS DAN PERSEN DI BAWAH SERATUS a. Persen di atas seratus Persen diatas seratus adalah pecahan yang selisih penyebut dan pembilangnya adalah seratus. Secara umum dapat ditulis sbb : P 100 P Untuk menentukan P % diatas seratus dari modal M adalah : P 100 P XM Apabila dirubah dalam bentuk deret geometri adalah P = 100 P P P 100 = P 1 ( P ) Bentuk terakhir merupakan jumlah deret geometri turun tak tehingga dengan : 1 Suku pertama a = P 100 Rasio P 100, r=-

4 Sehingga : P P P 2 P 3 P 4 P 5 = ( ) +( ) ( ) +( ) P Dengan demikian, untuk menghitung P X M, dihitung dengan langkah sebagai 100 P berikut : 1). Hitung P xm; 100 2). Hasil 1). Dikurangi ( P 2 ) xm 100 3). Hasil 2). Ditambah ( P 3 ) xm 100 4). Hasil 3). Dikurangi ( P 4 ) xm 100 5) danseterusnya. Contoh 1.2 Hitung 5 % diatas seratus dari Rp ,00 Jawab : Cara 1. 5 % dari seratus dari modal Rp ,00 adalah = = 5 X ,86 Jadi 5 % diatas seratus dari modal Rp ,00 adalah Rp 5.268,,75. Cara 2. 5 % dari Rp ,00 = Rp 5.000,00 5 % dari Rp 5.000,00 = Rp 250,00 5 % dari Rp 250,00 = Rp 12,50 5 % dari Rp 12,50 = Rp 6,25 Jadi 5% diatas seratus dari modal Rp ,00 adalah Rp 5.268,,75. b. Persen dibawah seratus Persen dibawah seratus adalah pecahan yang jumlah penyebut dan pembilangnya adalah seratus. Secara umum dapat ditulis : 2 P 100 P Untuk menghitung P% dibawah seratus dari modal M dapat dihitung dengan dua cara yaitu : Cara 1 Dengan menghitung biasa : P XM 100 P Cara 2, dengan deret geometri turun tak terhinggga P P P 2 P 3 P 4 P 5 = +( ) +( ) +( ) +( ) P Contoh 1.3 Hitunglah 5 % di bawah seratus dari modal Rp ,00 Jawab: 5 % dari modal Rp ,00

5 5 x Rp , = X Rp ,00 95 = = Rp 5.263,12 Jadi 5% dibawah Rp ,00 = Rp 5.263,12 3. PERHITUNGAN BUNGA TUNGGAL Perhitungan bunga tunggal adalah perhitungan bunga dimana perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung berdasarkan modal yang tetap besarnya. Jika kita memperbungakan modal sebesar M dengan perhitungan bunga tunggal P% setiap tahun, dan bunga dinyatakan dengan B, maka : a. Setelah t tahun, besar bunganya adalah B= P MXPXt XMXt= b. Setelah t bulan, besar bunganya B= c. P M.P.t XMX t = Setelah t hari, besar bunganya adalah 1). Jika satu tahun 360 hari, maka : P t XMX MxPxt B= B= 2). Jika satu tahun 365 hari, besar bunganya adalah 3 P t XMX MxPxt B= B= 3). Jika satu tahun 366 hari ( tahun Kabiset ), besar bunga : P t XMX MxPxt B= B= Contoh : 1.4 Nisa menyimpan uang di bank sebesar Rp ,00. Bank memberi bungan tunggal 10 % setahun. Hitung besar bunga jika disimpan selama ; a. 4 tahun b. 6 bulan c. 36 hari dan satu tahun dianggap 360 hari Jawab ; Diketahui M = Rp ,00 P = 10 % setahun a. Bunga setelah 4 tahun : MxPxT x10 x 4 B = 100 B= B = Jadi bunga setelah 4 tahun adalah Rp ,00 b. Besar bunga setelah 6 bulan B= B= MxPxt 100x x10 x6 100 x12 B = Jadi bunga setelah 6 bulan adalah Rp ,00 c. Besar bunga setelah 100 hari ( satu tahun dianggap 360 hari 0) MxPxt 100x x10 x36 B= 100x360 B= B = Jadi besar bunga setelah 36 hari adalah Rp , METODE PERHITUNGAN

6 BUNGA TUNGGAL a. Metode pembagi tetap Dari rumus bunga yang telah kita bahas didepan, dengan modal yang dibungalan sebesar M, dengan suku bunga P % setahun dan dibungakan selama t tahun SBB : 4 P XMXt 100 P Mxt B = x Mxt B = : p 100 B= Mxt 100 Bentuk disebut angka bunga dan 360 p disebut pembagi tetap, sehingga rumus bunga tunggal diatas menjadi : B = Angka bunga Pembagi tetap Jika ada beberapa modal yang dibungakan atas dasar suku bunga yang sama,maka : Jumlah bunga = Jumlah angka tahun Pembagi tetap Contoh :1.5 Hitunglah jumlah bunga dari modal-moodal, Rp ,00, Rp ,00, Rp ,00 yang dibungakan atas dasar bunga tunggal 10 % setahun dan dibungakan berturut-turut 80 hari, 100 hari dan 40 hari ( 1 tahun = 360 hari ). Jawab : M Mxt 100 t Jumlah angka bunga Pembagi tetap = 360 P

7 Jumlah angka tahun Pembagi tetap = 36 Jumlah bunga = = Jadi jumlah bunga dari modal-modal diatas adalah Rp ,00. a. Metode persen yang sebanding Metode persen yang sebanding digunakan apabila suku bunga merupakan bilangan pembagi habis 360, dan satu tahun dihitung 360 hari, misalnya kita ambil suku bunga 6,5 %, maka langkah menghitungbunga adalah sbb : 1. Hitung bunga berdasarkan persentase yang mendekatai pembagi habis 360 yaitu 6% 2. Hitung besar bunga yang dicari sesuai metode persen yang sebanding. 5 Contoh: 1.6 Uang sebesar Rp ,00 dibungakan selama 72 hari dengan suku bunga 6,5 % setahun. Hitung besar bunganya! Jawab. Angka bunga Pembagi tetap Besar bunga 6% Mxt x72 = = = = 1 x Besar bunga 0,5 % = Besar bunga 6,5% = Rp ,00 + Rp 1.000,00 =Rp ,00 Jadi jumlah bunga adalah Rp ,00. b. Metode persen yang seukuran Metode persen yang seukuran menggunakan satu tahun dihitung 365 hari, sehingga mula-mula bunga dihitung bunga 5 % Sbb : 5 t xmx Mxt 5 = x Mxt 100 = x B= Bilangan Jadi besar bunga 5% sebanding dengan Mxt ) x( Bunga yang dimaksud dari soal dihitung dengan metode persen yang sebanding. Contoh : 1.6.

8 Modal sebesar Rp ,00 dibungakan dengan bunga tunggal 5 % setahunselama 40 hari. Hitung berapa besar bunganya. Jawab M = P=5% T = 40 hari B= Mxt ) x( Angka bunga = Mxt x Bunga 5 % = x ( x 1 = x 1 3 = 1.333, x 1 30 = 133,33 = 13, x Jumlah ) = 5.479,99 + Jadi bunga 5 % adalah = Rp 5.479, TUGAS KELOMPOK Dengan terlebih dulu membentuk kelompok kerjakan soal soal dibawah ini ; 1. Hitung 5% di atas seratus dari modal : a. Rp

9 ,00 b. Rp ,00 c. Rp ,00 d. Rp ,00 2. Hitung 5% di bawah seratus dari modal : a. Rp ,00 b. Rp ,00 c. Rp ,00 d. Rp ,00 3. Hitung jumlah bunga dari modal- modal berikut, jika dibungakan dengan bunga tunggal 6% setahun : a. Modal Rp ,00 dibungakan selama 100 hari b. Modal Rp ,00 dibungakan selama 80hari c. Modal Rp ,00 dibungakan selama 30 hari d. Modal Rp ,00 dibungakan selama 15 hari 6. SOAL LATIHAN 1 1. Nisa menabung uang di Bank sebesar Rp ,00 dengan bunga tunggal 5%setahun. Berapa bunga yang diterima Nisa jika uang tersebut ditabung selama 1tahun 6 bulan. 2. Tofa menyimpan uang di Bank sebesar Rp ,00 dengan bungga tunggal 8% setiap catur wulan. Hitung besar bunga yang diterima Tofa apabila simpanan tersebut diambil setelah 2 tahun 3 bulan 3. Reza meminjam uang sebesar Rp ,00 dan akan dikembalikan setelah 18 bulan dengan suku bunga pinjaman 2% setiap bulan. Berapa uang yang harus dikembalikan. 4. Rafi meminjam uang sebesar Rp ,00, setelah 10 bulan Rafi mengembalikan pinjaman tersebut sebesar Rp ,00. Hitung suku bunga pinjaman tersebut apabila diperhitungkan dengan suku bunga pinjaman bunga tunggal. 5. Asizah meminjam uang di Bank dengan suku bunga tunggal 8% pertahun. Setelah 5 tahun Asizah mengembalikan pinjaman tersebut Rp ,00. Berapa uang yang dipinjam asizah semula. 7 c. PERBEDAAN BUNGA DAN DISKONTO Untuk memperjelas pembedakan bunga dengan diskonto, kita lihat Ilustrasi di bawah ini : Kesa meminjam modal sebesar Rp ,00 di koperasi Usaha Bersama, dengan perhitung bunga tunggal 10% pertahun, dan akan dikembalikan setahun kemudian. Pada saat meminjan Kesa hanya menerima sebesar Rp ,00 jadi sudah dikurangi bunga sebesar 10% yang jumlahnya Rp ,00. Dari ilustrasi diatas dapat diambil sebuah pengertian bahwa bunga yang dibayarkan pada awal saat menerima pinjaman disebut Diskonto Jika nilai diskonto = D, jumlah uang yang diterima saat meminjam disebut Nilai Tunai = NT, dan modal yang harus dikembalika disebut nilai Akhir = NA, maka terdapat hubungan sbb: D = NA Nt a. Diskonto ditinjau dari Nilai Akhir adalah D= P t x NA x 100 h,d = Diskonto P = Suku bunga diskonto NA = Nilai akhir t = Waktu pinjaman h = 1, 12,dan 360 b. Diskonto ditinjau dari nilai Tunai adalah D= P NT 100 P Jadi diskonto di tinjau dari nilai tunai dapat menggunakan rumus P% di bawah seratus. Contoh: 1.7. Pak Udin meminjam modal dengan suku bunga diskonto 10% setahun. Jika pada saat meminjan hanya menerima Rp ,00, berapa pinjaman yang harus dikembalikan setelah 1 tahun? Jawab : NT = ; P = 10, dan t = 1 P NT 100 P 10 = D=

10 NA = NT + D =! = Jadi, uang yang harus dikembalika setelah 1 tahun adalah Rp ,00. Contoh : Pinjaman sebesar Rp ,00 akan dikembalikan 5 bulan kemudian dengan suku bunga diskonto 10 % setahun. Hitung nilai tunai pinjaman tersebut. 8 Jawab. NA = ; P = 10 ; t = D = Nt = NA D = = Jadi, nilai tunai pinjaman tersebut adalah Rp ,00. Latihan Rafi meminjam uang sebesar Rp ,00 dan akan dikembalika 5 tahun kemudian, dengan suku bunga diskonto 10% pertahun. Berapa uang yang harus dikembalikan Rafi? 2. Pengembalian suatu pinjaman setelah 12 bulan sebesar Rp ,00 dengan suku bunga disknto 5% pertahun. Berapa nilai tunai pinjaman tersebut? 3. Hitung persentase suku bunga diskonto pinjaman sebesar Rp ,00, yang setelah satu tahun dikembalikan Rp 3.300,000, Anisa meminjam modal dalam waktu 2 tahun dengan diskonto 7,5% setahun. Berapa besar pinjaman tersebut agar dia menerima uang Rp ,00 5. Rita menerima pinjaman sebesar Rp ,00 dan setelah 5 tahun Rita mengembalikan pinjaman tersebut sebesar Rp ,00. Berapa suku bungs diskonto dari pinjaman tersebut?. B. BUNGA MAJEMUK 1. Pendahuluan Jika kita menyimpan modal sebesar M, dengan suku bunga P% setahun. Maka setelah satu tahun bunga tidak diambil dan menambah modal kemudian ikut berbunga pada tahunberikutnya, dan seterusnya untuk periode- periode berikutnya. Sehingga modal dari tahun ketahun sejumlah bunga dari tahun sebelumnya, maka dikatakan modal tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk. 2. Perbrdaan Bnga Tunggal dan Bunga Majemuk Untuk memahami perbedaan bunga tunggal dan bunga majemuk, kita pahami 2 conto berikkut ini Contoh : 1 Ani menabung uang di Bank sebesar Rp ,00, dengan suku bunga tunggal 5% setahun.hitung uang Ani setelah 4 tahun! Jawab M = ; P = 5 ; t = 4 B B P XMXt = X X = B = Jadi jumlah uang Ani setelah 4 tahun adalah = Rp ,00 + Rp ,00 = Rp ,00. 9

11 Contoh : 2 Ani menabung uang di bank sebesar Rp ,00, dengan bunga majemuk 5 % setahun. Hitung tabungan Ani setelah 4 tahun! Jawab M = ; i = 0,05 ; n = 4 - Modal tahun I Bunga tahun I,0,05 X Rp ,00 Modal akhir tahun I - Modal tahun II Bunga tahun II = 0,05 X Rp ,00 Modal akhir tahun II - Modal tahun III Bunga tahun III = 0,05 X Rp Rp ,00 Modal akhir tahun I Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp - Modal tahun IV Bunga tahun IV= 0,05 X Rp ,00 Modal akhir tahun IV Rp ,00 Rp ,25 (+) Rp , , , ,00 (+) , ,00 (+) , , ,00 (+) ,00 Jadi Tabungan Ani setelah 4 tahun Rp ,26 Dari contoh 1 dan contoh 2 diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa dengan modal yang sama, waktu pembungaan juga sama tetapi dengan suku bunga yang berbeda menghasilkan modal akhir yang berbeda. Sistem bunga majemuk menghasilkan nominal bunga yang lebih besar dari pada bunga tunggal. a. Perhitungan nilai akhir modal 1) Dengan menggunakan rumus Mn = Modal Akhir Mo = Modal Awal Mn = Mo (1+i ) n P I= 100 N = Jangka waktu Contoh : 3 Risa menyimpan uang di bank sebesar Rp ,00 dengan bunga majemuk 3% sebulan. Berapa uang Risa setelah 10 bulan? Jawab M = ; i = 0,03 ; n =10 Mn = Mo ( 1+ i ) n M10 = ( 1 + 0,03 ) 10 M10 = ( 1,03 )10, Nilai (1,03)10 dilihat pada daftar bunga I = X 1, = ,38 Jadi nilai akhir simpanan Risa adalah Rp ,38 2) Dengan masa bunga pecahan M n+a/b = Mo (1+i ) n ( 1+a/b i) Dengan a/b masa bunga pecahan 10 Contoh : 4 Adnan menyimpan uang sebesar Rp ,00 pada sebuah bank dengan bunga majemuk 3% tiap tahun. Hitung simpanan setelah 2 tahun 4 bulan!

12 Jawab. M = ; i = 0,03 ; n = 2 Mn = Mo (1+i)n ( 1+ 1 tahun 3 1.i ) 3 Mn = ( 1,03 )2 ( ,03 ) 3 Mn = ( 1,0909 ) ( 1,01 ) Mn = ,00 Jadi simpanan Adnan setelah 2 tahun 4 bulan adalah Rp ,00 b. Perhitungan Nilai Tunai Modal. 1) Dengan menggunakan rumus Mo =, atau Mo = Mn ( 1+I ) -n Contoh : 5 Agus menyimpan uang di Bank dengan bunga majemuk 4 % setahun, setelah 12 tahun uang Agus menjadi Rp ,00. Berapa uang Agus pada waktu permulaan menyimpan di Bank / Jawab Mn = ; i = 0,04 ; n = 12 Mo= Mn ( 1+i ) n Mo= ( 1,04 )-12,( 1,04 )-12 dapat dilihat dalam daftar bunga II = X 0, = ,82 Jadi uang Agus pada menyimpan di Bank Rp ,82 2) Dengan masa bunga pecahan NT = Contoh : 6 Anisa menyimpan uang di Bank selama 5 bulan 5 hari, dengan suku bunga majemuk 2 % sebulan. Ketika diambil ia menerima uang Rp ,00. Berapa uang yang disimpan Anisa / Jawab. NT = M (1 i ) n(1 a / b) 11 =

13 ,85 1, X Jadi, uang yang disimpan Anisa sebesar Rp ,85 C. RENTE 1. PENDAHULUAN Rente adalah deretan / rentetan modal yang dibayarkan atau diterima dalam setiap periode tertentu yang tetap besarnya. Misalnya periode bulanan, triwulan, catur wulan, semester, tahunan dan sebagainya. Jenis-jenis pembayaran yang dapat dikelompokkan sebagai rente antara lain : 1. Pembayaran barang secara kredit 2. Pembayaran angsuran perumahan. 3. Pembayaran asuransi dsb Macam-macam rente : 1. Menurut saat pembayaran angsuran : a. Rente Pranumerando b. Rente Postnumerando 2. Berdasarkan banyaknya : a. Rente terbatas b. Rente Kekal / Rente Abadi 3. Berdasarkan cara pembayaran : a. Rente Langsung b. Rente yang Ditangguhkan. 2. RENTE PRA NUMERANDO a. NILAI AKHIR RENTE PRANUMERANDO. Rente Pra Numerando yaitu rente dengan waktu pembayarannya dilakukan setiap awal periode Andaikan suatu rente pra numerando dengan angsuran sebesar M setiap tahun, selama n tahun dengan suku bunga majemuk i= p% per tahun, maka jumlah nilai akhir dari semua angsuran itu dapat dicari sebagai berikut : Setiap angsuran dibayarkan pada awal tahun yaitu 1 Januari. Nilai akhir dari semua angsuran dihitung pada akhir tahun ke n yaitu 31 Desember tahun ke n sehingga dapat dibuat bagan kalkulasi sebagai berikut : /1 1/2 1/3... 1/10 MM M n-2 M n-1 n 1/11 1 /12

14 M M 31/12 M ( 1+i ) M ( 1+i ) 1 2 M (1+i )n-2 M ( 1+n )n-1 M ( 1+i )n ( + ) n M (1 i) k k 1 12 Jadi semua nilai akhir modal n n Na M(1 i) k Na A (1 i) k atau k 1 k 1 n Nilai dari M (1 i) k dicari pada tabel III k 1 Jika Na dihitung dengan deret geometri maka Na A (1 i) (1 i) n 1 i

15 Contoh : 1 Tuan Hadi setiap awal tahun menyimpan uangnya sebesar Rp ,00. Simpanan pertama dilakukan pada tanggal 1 Januari 2001 dan seterusnya setiap tanggal 1 januari menyimpan uang yang sama besarnya. Simpanan itu diperhitungkan dengan suku bunga majemuk 5%/th : a. Hitunglah jumlah simpanan Tuan Hadi sampai dengan tanggal 31 Desember 2006 b. Seperti no. a gunakan rumus deret geometri Jawab : Diketahui M = Rp i = 5% / th n=6 a. Dengan tabel III n k Na A (1 i) k 1 6 k (1 0,05) k 1 (lihat tabel) , ,17 Jadi nilai akhirnya Rp ,17 b. Dengan deret M n Na (1 i) (1 i) 1 i ,05 6 (1 0,05){(1 0,05) 1} x 0, ,17 Jadi nilai akhirnya Rp ,17 b. NILAI TUNAI RENTE PRANUMERANDO. Sedangkan untuk menghitung nilai tunai rente pra numerando dihitung pada awal periode pertama. Suatu rente pra numerando dengan angsuran sebesar A per tahun selama n tahun dengan suku bunga i= P% pertahun, maka bagan kalkulasi dapat digambarkan sebagai berikut : 13 Tahun ke 1/1 A 1 31/1 A A (1 i) A (1 i) /2 A

16 ... 31/10 A n-1 30/11 A n 31/12... A (1 i) n- 2 A (1 i) n-1 + Nt A A A A 2 (1 i) (1 i) (1 i) n A 1 2 n 1 (1 i) (1 i) (1 i) A 1 (1 i) 1 (1 i) 2... (1 i) n1 n1 Nt A 1 (1 i) k k 1 n 1 Nilai (1 i) k dicari pada tabel IV jika nilai tunai dihitung dengan deret k 1 geometri diperoleh rumus: Nt A 1 (1 i) 1 n i (1 i) Contoh : 2 Tuan Ali meminjam uang di Bank dengan suku bunga majemuk 4% tiap semester, untuk melunasi pinjaman itu. Tuan Ali harus membayar Rp ,00 tiap semester selama 5 th. Pembayaran dilakukan setiap awal semester. Berapakah besar uang yang dipinjam tuan Ali tersebut di Bank? Jawab. A= Rp i = 4% / smt n= 10 smt Nt =?

17 n1 Nt A 1 (1 i) k k (1 0,04)k k , (8, ) ,16 Jadi uang yang dipinjam tuan Ali sebesar Rp ,16 14 LATIHAN 1 1. Hitunglah nilai akhir dari rente pranumerando dengan angsuran Rp ,00 tiap tahun selama 5 tahun dengan suku bunga majemuk 4% per tahun! 2. Sebuah rente dengan angsuran Rp ,00 setiap bulan selama 3 tahun dengan suku bunga majemuk 2% per bulan. Hitunglah nilai akhir rente itu jika pembayaran dilakukan setiap awal bulan! 3. Setiap awal bulan Danu menyimpan uangnya di bank dengan jumlah yang sama besar Rp ,00. Kegiatan menyimpan tersebut berlangsung selama 2 bulan lebih 4 bulan. Hitunglah jumlah simpanan Danu pada akhir jangka waktu tersebut jika ditetapkan suku bunga majemuk 1,5% tiap bulan! 4. Seorang karyawan menabung secara teratur di sebuah bank. Kegiatan itu dimulai pada tanggal 1 Mei 1990, dan seterusnya setiap tanggal 1 bulan-bulan berikutnya menabung dengan jumlah yang sama besar. Pada tanggal 30 Juni 1995, dari jumlah tabungan diambil 80% sehingga sisa tabungan terakhir di bank sebesar Rp ,00 dan suku bunga ditetapkan 1,2% tiap bulan. a. Dapat digolongkan ke dalam rente apakah sistem penabungan tersebut? b. Berapakah jumlah tabungan karyawan itu pada tanggal 30 Juni 1995 sebelum diambil 80%? c. Berapakah besar uang yang ditabung karyawan itu setiap bulan? 5. Hitunglah nilai tunai dari rente pranumerando dengan angsuran sebesar Rp ,00 tiap kuartal selama 5 tahun dengan suku bunga majemuk 5% per kuartal! 6. Sebuah rente pranumerando dengan angsuran Rp ,00 tiap bulan selama 2 ½ tahun. Suku bunga 2% per bulan. Berapakah nilai tunai dari rente tersebut? 7. Pada tanggal 1 Januari 1992, Darman meminjam uang di bank. Pinjaman tersebut akan dikembalikan dengan cara angsuran yang sama besar masing-masing Rp ,00 tiap bulan. Pembayaran angsuran dimulai pada tanggal 1 Januari 1992 dan seterusnya setiap tanggal 1 dan berakhir tanggal 1 Desember Tentukanlan besar pinjaman Darman pada tanggal 1 Januari 1992 yang lalu! 8. Seseorang mendapat pembagian rumah dari Perumnas. Sebagai uang muka, ia harus membayar kontan pada tanggal 1 Januari 1979 sebesar Rp ,00. Selanjuntnya tiaptiap bulan dimulai bulan Januari 1979, ia harus membayar angsuran Rp ,00 selama 20 tahun kepada BTN. Apabila BTN memperhitungkan bunga 9% setahun terhadap sisa pinjaman yang belum dibayar, berapakah harga rumah itu pada tanggal 1 Januari 1979? 9. Dengan menggunakan tabel bunga atau kalkulator carilah nilai dari : 10 (1,02) a. 36 k c. k 1 k e. d19 5%

18 f. a19 5% k k k 1 (1,02) b. (1,03) d. 1 (1,035) k 1 k 10. Tentukanlah bahwa : n (1 i) a. k 1 k (1 i) (1 i) n 1 i (1 i) -n b. (1 i) (1 i) k i k 1 n k 3. RENTE POST NUMERANDO a. NILAI AKHIT RENTE POST NUMERANDO Rente Post Numerando yaitu suatu rente yang pembayarannya dilakukan setiap akhir periode dalam jangka waktu tertentu. Suatu rente post numerando dengan pembayaran setiap periode sebesar A per tahun, jangka waktu n tahun dengan

19 tingkat suku bunga sebesar i=p%/th maka jumlah nilai akhir semua angsuran = 15 n 1 Na A A(1 i) k atau k 1 n1 Na A 1 (1 i) k i1 Jika dihitung dengan deret geometri rumus menjadi Na A (1 i) n 1 i Contoh : 3 Sebuah rente post nunerando dengan angsuran Rp ,00 tiap tahun dengan suku bunga majemuk 4%/tahun dalam jangka waktu 6 tahun. Hitung nilai akhir rente itu. Jawab : Diketahui : A = i = 4% / th n=6 Na =? n 1 Na A A (1 i) k k (1 0,04)k k (5, ) , ,55 b. NILAI TUNAI RENTE POST NUMERANDO Nilai tunai rente postnumerando diperhitungkan pada awal periode pertama. Andaikan rente post numerando dengan angsuran sebesar M setiap tahun selama n tahun dengan suku bunga majemuk i=p% per tahun maka bagan kalkulasi nilai tunai dari semua angsuran dapat ditunjukkan sebagai berikut. n 1 Mxan i k k 1 (1 i ) Nt Mx M Nt i 1 n M n 1 1 i 1 1 i i Contoh : 4

20 Tuan Hadi meminjam uang kepada Tuan Hamid dengan perjanjian akan dikembalikan dengan angsuran setiap akhir semester. Biasanya angsuran masingmasing adalah Rp ,00 sebanyak 10 kali angsuran. Jika pinjaman itu diperhitungkan dengan suku bunga 5% per semester, maka berapakah besar uang yang dipinjam Tuan Hadi itu? Jawab : Pembayaran angsuran pinjaman itu sesuai dengan rente (mengapa?) M = i = 5% = 0,05 n = 10 postnumerando 16 Besar pinjaman Tuan Hadi sesuai dengan jumlah semua nilai tunai angsuran itu, maka Nt = M x an i = x a10 5% Nt = x 7, Nt = ,69 atau bila dihitung dengan rumus deret M 1 (1 i) n i Nt (1 0, ) 0,05 Nt x0, Nt ,73 Nt Jadi: besar uang yang dipinjam Tuan Hadi adalah sebesar Rp ,65 atau Rp ,73 atau jika dibulatkan menjadi Rp ,00 LATIHAN 2 1. Sebuah rente dengan angsuran Rp ,00 yang dibayarkan setiap akhir bulan selama 3 tahun. Harga nilai akhir dari rente itu jika dasar bunga 2 ½ % tiap bulan! 2. Sebuah rente dengan angsuran Rp ,00 tiap bulan selama 2 ½ tahun. Suku bunga majemuk 2% tiap bulan. Jika pembayaran angsuran dilakukan setiap akhir bulan, hitunglah nilai tunai dari rente tersebut! 3. Pada awal tahun 1980 Tuan Hardi memperoleh pinjaman dari sebuah bank. Pinjaman itu akan dilunasi dengan cara angsuran yang sama besar yang dibayarkan setiap akhir tahun selama 15 tahun. Angsuran pertama dibayarkan pada akhir tahun 1980 dan seterusnya. Bank itu menetapkan suku bunga pinjaman 15% per tahun 1980 dan seterusnya. Bank itu menetapkan suku bunga pinjaman 15% per tahun. Pada waktu menerima uang pinjaman itu Tuan Hardi dikenakan biaya administrasi sebesar 1 1/2 % yaitu Rp ,00 a. Berapakah besar uang yang dipinjam tuan Hardi pada awal tahun 1980 tersebut? b. Berapakah besar angsuran yang dibayarkan setiap akhir tahun? 4. Tuan Hasta mengambil sebuah rumah dari KPR-BTN dengan angsuran sebesar Rp ,00 per tahun selama 20 tahun. Pembayaran angsuran dilakukan setiap akhir tahun. Bila bank BTN menetapkan suku bunga 12% per tahun, berapakah harga kontan sebuah rumah BTN tersebut? 5. Nilai kontan dari sebuah rente postnumerando dengan angsuran Rp 6.800,00 per kuartal selama 3 tahun adalah Rp ,00. Berapakah besar suku bunga yang dikenakan pada angsuran tersebut? 4. RENTE KEKAL Dimuka telah diterangkan bahwa rente kekal atau rente abadi adalah rente dengan banyaknya angsuran tak hingga ( n = ~ ) sehingga hanya nilai tunai saja yang dihitung, sedangkan nilai akhirnya tidak dapat dihitung jumlahnya. a. Rente Kekal Pranumerando Bagan kalkulasi nilai tunai dari rente kekal pranumerando dengan angsuran sebesar M dengan suku bunga i= p% tiap periode dapat ditunjukkan seperti berikut :

21 Nt M M (1 i) atau Nt M i i Contoh : 5 Hitunglah nilai tunai dari rente pranumerando kekal dengan angsuran sebesar Rp ,00 setiap bulan dengan suku bunga majemuk 2% per bulan! Jawab : M = i = 2 % = 0,02 17 Nt M M i 0, Jadi, nilai tunai rente kekal pranumerando adalah Rp ,00 b. Rente Kekal Postnumerando Bagan kalkulasi nilai tunai dari rente kekal pranumerando dengan angsuran sebesar M tiap tahun dengan suku bunga i= P% per tahun (periode) dapat ditunjukkan sebagai berikut : N1 Contoh : 6 M i Sebuah perusahaan mempunyai kewajiban membayar kepada pemerintah setiap tahun sebesar Rp ,00 untuk selama-lamanya. Pembayaran dimulai pada tanggal 31 Desember Apabila perusahaan itu ingin menyelesaikan kewajiban itu sekaligus pada tanggal 1 Januari 1998, berapakah perusahaan itu harus membayar kepada pemerintah jika diperhitungkan suku bunga majemuk 8% setahun? Jawab : Cara pembayaran itu dapat digolongkan sebagai rente kekal postnumerando dengan M= dan i = 8%. Jumlah yang harus dibayarkan sesuai dengan nilai tunai dari rente kekal postnumerando adalah N1 M i 0,08 Jadi yang harus dibayar oleh perusahaan adalah Rp ,00 LATIHAN 3 1. Hitunglah nilai tunai dari rente kekal pranumerando dengan angsuran sebesar Rp ,00 per tahun dengan suku bunga 5% setahun! 2. Nilai tunai dari sebuah rente kekal pranumerando adalah Rp ,00. Jika besar suku bunga 20% tiap periode, tentukan besar

22 angsuran per periode! 3. Rente kekal postnumerando dengan angsuran sebesar Rp ,00 dari suku bunga 4% tiap periode. Hitunglah besarnya nilai tunai dari rente tersebut! 4. Sebuah rente postnumerando kekal dengan angsuran Rp 5.000,00 tiap kuartal. Jika nilai tunai dari rente itu Rp ,00 tentukanlah besarnya suku bunga itu! 5. Suatu yayasan mempunyai kewajiban abadi untuk membayar kepada pemerintah sebesar Rp50.000,00 setiap tanggal 31 Desember. Pembayaran dimulai tangal 31 Desember 1998 dan seterusnya. Yayasan itu ingin menyelesaikan kewajiban tersebut dengan membayar sekaligus pada tanggal 1 Januari berapakah besar uang yang harus dibayarkan oleh yayasan itu kepada pemerintah pada tanggal 1 Januari 1998, apabila dihitung berdasarkan suku bunga 6% setahun? 6. Seorang meminjam uang di sebuah bank. Pinjaman itu akan dilunasi dengan angsuran yang sama besar setiap akhir bulan Rp ,00 sebanyak 24 kali angsuran bulanan. Angsuran pertama dibayarkan setelah 5 bulan sejak pinjaman itu diterima pada awal bulan pertama. Berapakah besar pinjaman orang itu jika diperhitungkan dengan suku bunga majemuk 1 ½ setiap bulan? 7. Pada tanggal 1 Januari 1997, Arman mendapat pinjaman dari sebuah bank sebesar Rp ,00. Pinjaman itu akan dilunasi dengan cara angsuran yang sama besar, dan dibayarkan setiap tanggal 31 Desember. Angsuran pertama akan dibayarkan dibayarkan pada tanggal 31 Desember 2000 dan seterusnya hingga tanggal 31 Desember Berapakah besarnya angsuran yang dibayarkan setiap tanggal 31 Desember tersebut jika diperhitungkan dengan suku bunga 6% setahun? 8. Sebuah perusahaan mendapat pinjaman dari pemerintah dengan syarat pengembalian dengan angsuran abadi dan dibayarkan setiap awal tahun sebesar Rp ,00. Jika pinjaman itu diberikan pada awal tahun 1991 dan pembayaran angsuran dimulai pada awal tahun 1995, berapakah besar pinjaman yang diberikan dari pemerintah itu pada awal tahun 1991 jika dihitung berdasarkan suku bunga 8% per tahun? 18 D. ANUITAS 1. PENDAHULUAN Ada beberapa cara melunasi suatu pinjaman. Apabila pinjaman tersebut dilunasi dengan angsuran yang tetap besarnya dalam periode tertentu, maka angsuran tersebut di sebut anuitas. Setiap anuitas ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian untuk membayar bunga dan bagian untuk membayar angsuran pinjaman. Apabila : An = Anuitas tahun ke-n, bn= bunga pinjaman ke-n, dan an= angsuran tahun ke-n, maka diperoleh hubungan sebagai berikut : An = an + bn untuk k=1,2,3,... Oleh karena setiap anuitas sama besarnya maka : An + 1 = An a n bn + 1 = a n + bn an + 1 = a n + b n bn + 1 Nilai dari bn bn + 1 adalah selisih bunga dari pinjaman tahun ke-n dengan bunga dari pinjaman tahun ke-n + 1 yaitu dari bagian angsuran pada anuitas ke-n (an) Jadi, diperoleh : A2 + =an + an.i an + 1 = an (1+i) atau Dari rumus di atas untuk nilai n= 1,2,...berturut-turut membentuk deret geometri dengan rasio (1+i). a2 = a1 (1+i) a3 = a2 (1+i)= a1 (1+i) (1+i) = a1(1+i)2 a4 = a3 (1+i)= a1 (1+i)2(1+i) = a1 (1+i)3.

23 ..... = a1(1+i)n-1 an = 2. MENGHITUNG ANUITAS DENGAN DERET DAN TABEL BUNGA Jika diketahui besar pinjaman = M, banyaknya anuitas adalah n yang dibayar sesudah satu periode dari pelaksanaan pinjaman, dengan dasar bunga i=p% dan besarnya anuitas setiap periode=a, maka untuk menentukan nilai A (anuitas) ini dapat dicari sebagai berikut : M Periode ke n M (1 i) M (1 i)2 M (1 i)3 M (1 i)2 Jumlah nilai tunai dari n anuitas tersebut harus sama dengan besarnya pinjaman (M) 19 M A A 1 i) 1 i) 2 A 1 i)

24 3... A 1 i) n (PI) Untuk mencari besarnya nilai A dari persamaan (PI) di atas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara deret dan tabel bunga. a. Dengan Cara Deret Persamaan (PI) di atas ruas kanannya adalah merupakan deret geometri dengan : a A 1 ;r ; dan S n M (1 i) (1 i) Maka di peroleh = Sn M a 1 rn (1 r) 1 1 A (1 i) n M (1 i) 1 1 (1 i) 1 1 (1 i) 2 A (1 i) 1 M (1 i) (1 i) A 1 M 1 1 (1 i) n Sehingga : A M.i 1 1 (1 i) n b. Dengan Cara tabel bunga Untuk menghitung anuitas dengan cara deret digunakan rumus A sedangkan untuk menentukan nilai M.i ; 1 1 (1 i) n 1 dapat dicari pada tabel dengan kode (1 i) n An atau An i. Sehingga rumus untuk menghitung anuitas dengan tabel dapat ditulis sebagai berikut : A M.i 1 A n i

25 Untuk menentukan besarnya anuitas dengan tabel terbatas untuk nilai 1 n 50 dan nilai i=1 ½%, 2 ½%, 3%, 3 ½%, 4%, 4 ½%, 5%, 5 ½% dan 6%. Selain dari nilai itu, cara menghitung menggunakan kalkulator. 20 Contoh : 1 Pinjaman sebesar Rp ,00 akan dilunasi dengan 6 anuitas tahunan. Anuitas pertama dibayar sesudah satu tahun setelah pinjaman diterima dengan dasar 16% setahun. Berapakah besar anuitas tersebut? Jawab : M = ,00 i = 16% = 0,16 n =6 M.i (0,16) 1 A nilai dicari dengan kalkulator (1,16) 1 1 n 1 (1 i) (1 0, ) , , MENGHITUNG ANUITAS DENGAN NOTASI SIGMA DAN TABEL BUNGA Dari persamaan (PI) di peroleh : i) 1 i) 2 n 1 i) M A n M A k 1 Nilai n k 1 1 (1 i) k 1 (1 i) k atau A atau M A i n n - k Atau A i dicari pada daftar bunga IV (1 i) n k 1

26 Contoh Soal : Utang sebesar Rp ,00 akan dilunasi dengan 15 anuitas bulanan. Anuitas pertama dibayar 3 bulan setelah penerimaan uang. Tentukan besarnya anuitas, jika diperhitungkan bunga 2% perbulan! Jawab : M = ,00 ; n= 15 ; dan i= 2% = 0,02 Berhubung anuitas pertama dibayar 3 bulan setelah penerimaan pinjaman M, M(1+i), M(1+i)2, Tahun 1 II III Berarti setelah 3 bulan pinjaman tersebut menjadi pinjaman baru yang bernailai M (1+i)2 A M(1 i) 2 n 1 k k 1 (1 i) (1,02)2 lihat daftar IV 15 1 k k 1 (1,02) A 12, A ,62 A MENGHITUNG SISA PINJAMAN YANG DILUNASI Jika pinjaman sebesar M yang dilunasi dengan n anuitas sebesar A dengan perhitungan bunga i=p%, maka setelah pembayaran anuitas ke-m terdapat sisa pinjaman sebesar (Sm). Besarnya sisa pinjaman (Sm) ini dapat dihitung dengan empat cara, yaitu sebagai berikut : Cara : 1 Sisa pinjaman sesudah anuitas ke-m = pokok pinjaman dikurangi jumlah m angsuran yang sudah dibayar. Sm = M-(a1 + a2 + a am) = M-(a1 + a1 (1+i)1 + a1(1+i) a1 (1+i)m-1) = M-(a1(1+(1+i) + (1+i) (1+i)m-1) m1 Sm M a1 1 (1 i) k atau Sm M a1 (1 Sm1 i) k 1 m 1 (1 i) Nilai k atau S m1 i dicari dalam daftar III k 1 Contoh : Suatu pinjaman Rp ,00 dilunasi dengan 10 anuitas tahunan atas dasar bunga 5 ½ % setahun. Hitunglah sisa pinjaman sesudah pembayaran anuitas ke-5! Jawab : M = ; n= 10; dan i=5 ½%= 0,055 Anuitas : A M n 1 k 1 1 i k

27 k 1 1,055 k lihat daftar IV (7, ) ,88 Bunga tahun 1 = b1 = Mei = ( 5 ½%) = Pelunasan untuk tahun 1: a1 = A b1 = , = ,88 Sisa pinjaman sesudah anuitas ke-5 adalah : Sm = M a1 (1 + Sm-1 i) S5 = ,88 (1 + S4 5 ½%) daftar III S5 = ,88 ( 1 + 4, ) S5 = ,42 S5 = ,58 Jadi, sisa pinjaman setelah anuitas ke-5 adalah Rp , Cara. 2 Sisa pinjaman setelah pembeyaran anuitas ke m adalah jumlah semua angsuran yang belum dibayar. Sm = am+1 + am+2 + am an = a1 (1+i) m +a1 (1+ i) m+1 +a1(1+i)m a1(1+i)n-1 m 1 n1 Sm = a1 (1 i) k (1 i) k k 1 k 1 Contoh Suatu pinjaman sebesar Rp ,00 akan dilunasi dengan 10 anuitas tahunan, atas dasar bunga 5 % setahun. Tentukan : a) Besarnya anuitas b) Besar angsuran I c) Sisapinjaman setelah pembayaran ke-6 Jawab M= ; n= 10 ; i= 0,05 a. A =MX 1 (1 i) = X

28 k 1 10 (1 i) ; k k (1 i) lihat dalam daftar bunga V k k 1 = X 0, = ,57 Jadi besar anuitas Rp ,57 b. a1 = A im = ,57 ( 0,05) = , = ,57 Jadi besar angsuran I = Rp ,57 c. m 1 n1 k ( 1 i ) (1 i) k k 1 k 1 Sm = a1 S6 = , k 1, 05 1,05k k 1 k 1 = ,57 ( 11, , ) = ,57 ( 5, ) = ,68 Jadi sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas ke -6 adalah Rp79.504,57 Cara 3. Sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas ke m nilainya sama dengan jumlah semua anuitas yang belum dibayarkan. Sm= A A A A (1 i ) (1 i ) (1 i ) (1 i ) n m =A X

29 n m (1 i) (1 i) (1 i) (1 i) 23 Sm = A X Contoh 4 Suatu pinjaman sebesar Rp ,00 akan dilunasi dengan 10 anuitas tahunan, atas dasar bunga 5 % setahun. Tentukan : a. Besarnya anuitas b. Besar angsuran I c. Sisapinjaman setelah pembayaran ke-6 Jawab M= ; n= 10 ; i= 0,05 a. A = M X 1 (1 i) = X k 1 10 (1 i) 1 ; 10 (1 i) k k 1 Dilihat dalam daftar bunga V k k 1 = X 0, = ,57 Jadi besar anuitas Rp ,57 b. a1 = = = = A im ,57 ( 0,05) , ,57 Jadi besar angsuran I = Rp ,57. nm c. Sm = A X (1 i) k k 1

30 4 S6 = ,57 X 1 (1,05) k 1 k = ,57 X 3, = ,68 Jadi sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas ke- 6 adalah Rp ,68 Cara 4. Untuk menghitung sisa pinjaman dengan cara ke- 4 sbb : B1 = i X M B2 = i X S 1 B3 = i X S 2 Sm = Bm+1= i X Sm Contoh Suatu pinjaman sebesar Rp ,00 akan dilunasi dengan 10 anuitas tahunan, atas dasar bunga 5 % setahun. Tentukan : a. Besarnya anuitas b. Besar angsuran I c. Sisapinjaman setelah pembayaran ke-6 24 Jawab M= ; n= 10 ; i= 0,05 a. A =MX 1 (1 i) = X k 1 10 (1 i) ; k k (1 i) lihat dalam daftar bunga V k k 1

31 = X 0, = ,57 Jadi besar anuitas Rp ,57 b. a1 = A im = ,57 ( 0,05) = , = ,57 Jadi besar angsuran I = Rp ,57 c. a7 = a1 X (1+i ) 6 = ,57 X ( 1,05 ) 6 = ,57 X 1, = ,73 B7 S6 = A a7 = , ,73 = ,84 = = B61 i ,84 = ,84 0,05 Jadi sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas ke-6 adalah Rp ,73 5. ANUITAS YANG DIBULATKAN Untuk mempermudah pengadministrasian dalam bidang perbankan atau badan perkreditan, biasa pembayaran angsuran berupa bilangan yang bulat. Untuk itu biasa pembayaran anuitas dibulatkan keatas atau ke bawak sampai kelipatan tertentu sesuai dengan kesepakatan peminjam dan pemilik modal. a. Anuitas yang dibulatkan ke atas. Untuk Anuitas yang dibulatkan ke atas, akan terjadi kelebihan pembayaran tiap periode, sehingga pada pembayaran anuitas terakhir akan diperhitungkan. Pembayaran Anuitas terakhir akan dikurangi jumlah kelebihan pembayaran dari pembayaran anuitas I sampai Anuitas yang terakhir. Contoh : 1 Nita meminjam modal sebesar Rp ,00 akan dilunasi dengan 7 anuitas bulanan denganbunga 5% sebulan.anuitas dibulatkan ke atas sampai kelipatan Rp 1.000,00 terdekat. Hitung : a. Besar pembayaran anuitas tiap bulan b. Pembayaran anuitas terakhir c. Buat tabel rencana pelunasan 25 Jawab Diket : M = ; n = 7 ; i = 0,05 a. A = M x 1 n (1 i) k k 1

32 = X 1 7 (1,05) k k 1 = X 0, = ,64 Jika anuitas dibulatka ke atas sampai kelipatan Rp 1.000,00 ( A+) A+ = Rp ,00. b. Pembayaaaran terakhir a1 = (A+) i M = ,05 x = = Jumlah Kelebihan dari semua angsuran adalah : ( N+) =( a1 + a2 + a a7 ) - M = a1 X 6 1 (1,05 ) k M k 1 = x ( 1 + 7, ) = Rp 2.934,08 Jadi, pembayaran anuitas terakhir = ( a+) ( N+) = Rp Rp 2.934,08 = Rp ,92. c. Tabel Rencana pelunasan Tahun ke Pijaman awal (Rp) , , ,45 Anuitas =345,639,64 Bunga (Rp) , , , ,47 JUmlah Angsuran (Rp) , , , ,45 Sisa Pinjaman akhir tahun (Rp) , , b. Anuitas yang dibulatkan ke bawah. Untuk Anuitas yang dibulatkan ke bawah, akan terjadi kekurangan pembayaran tiap periode, sehingga pada pembayaran anuitas terakhir akan diperhitungkan. Pembayaran Anuitas terakhir akan ditambah dengan jumlah kekurangan

33 pembayaran dari pembayaran anuitas I sampai Anuitas yang terakhir Contoh : 1 Nita meminjam modal sebesar Rp ,00 akan dilunasi dengan 7 anuitas bulanan denganbunga 5% sebulan.anuitas dibulatkan ke bawah sampai kelipatan Rp 1.000,00 terdekat. Hitung : a. Besar pembayaran anuitas tiap bulan b. Pembayaran anuitas terakhir c. Buat tabel rencana pelunasan Jawab 26 Diket : M = ; n = 7 ; i = 0,05 a. A = M x 1 n (1 i) k k 1 = X 1 7 (1,05) k k 1 = X 0, = 345,639,64 Jika anuitas dibulatka ke atas sampai kelipatan Rp 1.000,00 ( A-) A- = Rp ,00. b. Pembayaaaran terakhir a1 = (A+) i M = ,05 x = = Jumlah kekurangan dari semua angsuran adalah : ( N+) = M - ( a1 + a2 + a a7 ) = M - a1 X = (1,05 ) k k X ( 1 + 7, )

34 = ( X 8, ) = ,07 = 5.207,93 Jadi,jumlah kekurangan pembayaran anuitas dari pertama sampai anuitas terakhir adalah Rp 5.207,93. c. Tabel Rencana pelunasan Tahun ke Pijaman awal , , ,45 (Rp) Anuitas =345,639,64 Bunga (Rp) , , , ,47 JUmlah E. Sisa Pinjaman akhir tahun (Rp) Angsuran (Rp) , , , , , , ANUITAS PINJAMAN DENGAN OBLIGASI Sistem pembayaran anuitas dapat juga dilakukan dengan obligasi. Obligasi adalah surat perjanjiantertulis tentang pembayaran uang yang jumlah dan tanggalnya sudah ditentukan. Pada surat obligasi tertulis : 1. Tanggal pengeluaran obligasi 2. Nilai nominal setiap obligasi 3. Suku bunga pinjaman 4. Tanggal pembebasan 5. Nilai emisi Pembayaran anuitas dengan obligasi dengan cara memecah jumlah pinjaman dengan obligasi yang lebih kecil nilainya, misalnya menjadi kelipatan Rp 1.000,00 ; kelipatan Rp ,00 dan sebagainya. 27 Jika ada kekurangan pembayaran ( saldo ) dari pembayaran anuitas, maka akan diperhitungka pada pembayaran anuitas berikutnya. Contoh Pinjaman obligasi 5% sebulan sebesar Rp ,00, akan dilunasi dengan selama 4 bulan, denga 100 obligasi masing-masing obligasi bernilai Rp ,00. a. Hitung besar anuitasnya b. Buat rencana pelunasanya. Jawab Diket : M = ; i = 0,05 ; n = 4 a. Besar anuitas tiap bulan A=MX 1 4

35 (1 i) k k 1 A = X 1 4 (1,05) k k 1 A = X 0, A = ,18 Jadi besar anuitas adalah Rp ,18 b. Rencana pelunasan Akhir bulan 1 Anuitas = Rp ,18 Bungabulan 1: 0,05 X = Rp 5.000,00 ( ) Tersedia untuk cicilan = Rp ,18 Terpakai untuk cicilan ( 2 lembar ) = Rp ,00 ( ) Sisa angsuran bulan = Rp 3.201,18 Sisa pinjaman bulan 1 = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 Akhir bulan 2 Anuitas = Rp ,18 Sisa angsuran tahun 1 = Rp 3.201,18 Bunga sisa angsuran: 0,05 x Rp 3.201,18 = Rp 160,06 (+) = Rp ,42 Bungabulan 1: 0,05 X = Rp 4.000,00 ( ) Tersedia untuk cicilan = Rp ,42 Terpakai untuk cicilan ( 2 lembar ) = Rp ,00 ( ) Sisa angsuran bulan 2 = Rp 7.562,42 Sisa pinjaman bulan 2 = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 Akhir bulan 3 Anuitas Sisa angsuran tahun 2 Bunga sisa angsuran: 0,05 x Rp 7.562,42 = Rp ,18 = Rp 7.562,42 = Rp 378,21 (+) = Rp ,81 Bunga bulan 2: 0,05 X = Rp 3.000,00 ( ) Tersedia untuk cicilan = Rp ,81 Terpakai untuk cicilan (3 lembar ) = Rp ,00 ( ) Sisa angsuran bulan = Rp 3.141,81 Sisa pinjaman bulan 1 = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 Akhir bulan 4 Anuitas Sisa angsuran tahun 3 Bunga sisa angsuran: 0,05 x Rp 3.141,81 = = = = Rp ,18 Rp 3.141,81 Rp (+) Rp ,08 28 Bunga bulan 2: 0,05 X Tersedia untuk cicilan Terpakai untuk cicilan (3 lembar ) Sisa angsuran bulan Sisa pinjaman bulan 1 = Rp ,00 Rp = Rp 0 F. = Rp 1.500,00 ( ) = Rp ,08 = Rp ,00 ( ) = Rp 0.08 ( lunas ) ,00 Penyusutan 1. PENGERTIAN PENYUSUTAN Pemakaian aktiva tetap dalam periode tertentu akan pengakibatkan penurunan nilai maupun penurunan daya guna. Oleh karena itu sebuah perusahaan harus menyisihkan sebagian hasilnya untuk dilokasikan terhadap penurunan nilai suatu aktiva pada

36 periode tertentu. Proses pengalokasian dana untuk biaya perolehan secara periodik suatu perusahaan disebut Penyusutan atau Depresiasi. 2. PENGERTIAN AKTIVA Kekayaan perusahaan atau aktiva yaitu segala sumber ekonomi yang berupa harta benda dan hak-hak yang dimiliki perusahaan dapat berupa aktiva lancar dan aktiva tetap. a. Aktiva lancar adalah berupa uang tunai atau aktiva lain yang dapat dicairlkan menjadi uang tunai, dapat dijual atau dipakai habis. b. Aktiva tetap adalah aktiva yang digunakan untuk melakukan operasional dalam menjalankan usaha perusahaannya, dapat bersifat tahan lama dan atau permanen atau dapat dipakai lebih dari satu periode. Aktiva tetap dapat terwujud memiliki sifat fisik misalnya : Tanah, Mesin, Kendaraan, Peralatan dll Aktiva tetap tak terwujud, aktiva yang tidak mempunyai sifat fisik tetapi memiliki nilai uang karena kekuatan hukumnnya, misalnya : Hak paten, Merek dagang, dansebagainya. 3. PERHITUNGAN PENYUSUTAN a. METODE GARIS LURUS Metode garis lurus disebut juga metode persentase tetap terhadap harga awal pembelian, sehingga penyusutan tiap-tiap periode dengan metode ini sama besarnya. Jika harga awal pembelian aktiva (A), perkiraan umur manfaat (n) dan dan nilai sisa / residu (S), maka besar nilai penyusutan tiap periode (D) adalah : D= AS n Persentase penyusutan jika dinyatakan (r) : r= D X 100% A Contoh 1. Pak Joko membeli mobil dengan harga Rp ,00. Setelah 5 tahun mobil tersebut dijual dengan harga Rp , Tentukan : a. Penyusutan tiap tahun b. Persentase penyusutan c. Nilai akhir buku tahun ke-4 d. Buat tabel penyusutan Jawab; A= ; n = 5 ; S= AS n = = 5 a. D = = Jadi penyusutan tiap tahun adalah Rp ,00 D X 100% A X 100% = 10 % = b. r = Jadi persentase penyusutan adalah 10 % c. Nilai akhir buku tahun ke-4 Sn = A n D = ( ) = = Jadi nilai buku akhir tahun ke -4 adalah Rp ,00 d. Tabel penyusutan Tahun Nilai buku awal tahun

37 Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) Nilai Buku Akhir Tahun ( Rp )

38 b. METODE SALDO MENURUN Perhitumgam penyusutan dengan metode ini berdasarkan pada persentase tetap terhadap nilai buku, sehingga nilai penyusutan tiap- tiap periode tidak sama, karena nilai buku tiap tahun juga berbeda. Jika biaya perolehan Aktiva adalah A, perkiraan umur manfaat adalah n serta nilai sisa adalah S dan persentase penyusutan adalah r, maka : Nilai buku akhir tahun ke-1 : = A- ra = A ( 1- r ) - Nilai buku akhir tahun ke-2 : = A ( 1- r )- ra ( 1- r ) = A ( 1- r ) ( 1 r ) = A ( 1- r ) Nilai buku akhie tahun ke- 3: = A ( 1- r )2- ra ( 1- r )2 = A ( 1- r )2( 1- r ) = A ( 1- r )3 Dari perhitungan diatas diperoleh, nilai buku akhir tahun ke- n = A ( 1- r )n Jika nilai buku akhir tahun ke- n adalah sama dengan nilai residu, maka : S = A ( 1- r )n S (1 r ) n A Didapat S 1 r= n A S r=1 n A Contoh 2. Biaya perolehan suatu aktiva Rp ,00 dengan perkiraan umur manfaat 3 tahun

39 mempunyai nilai sisa Rp 3.000,00. Dengan metode saldo menurun,tentukan : a. Persentase penyusutan b. Nilai buku akhir tahun ke- 2 c. Buat tabel penyusutan Jawab. A = ; n = 3 ; S = a. Persentase penyusutan r = 1= 1= 1- S A n = 1 0,33 = 0,67 67 % Jadi persentase penyusutan adalah 67 % b. Nilai buku akhir tahun ke-2 Sn = A ( 1-r ) n S2 = ( 1-0,667 )2 = Jadi nilai buku akhir tahun ke 2 adalah Rp 9.000,00 c. tabel penyusutan Tahun Nilai buku awal tahun Persentase penyusutan Beban Penyusutan ( Rp ) Nilai Buku Akhir Tahun ( Rp ) ( Rp ) %

40 % % Latihan Mesin komputer dibeli dengan harga Rp ,00. Dengan perkiraan umur manfaat 5 tahun dijual dengan harga Rp ,00. Dengan metode garis lurus, tentukan : a. Penyusutan tiap tahun b. Persentase penyusutan c. Nilai buku akhir tahun ke- 3 d. Buat tabel penyusutannya. 2. Harga perolehan suatu aktiva Rp ,00. Penyusutan tiap tahun sebesar 5 % dari nilai buku. Tentukan : a. Nilai buku sampai akhir tahun ke -4 b. Beban penyusutan pada tahun ke- 3 c. Buat tabel penyusutannya. 3. Suatau aktifa sebesar Rp ,00 mempunyai nilai sisa Rp ,00 dengan perkiraan umur manfaat 3 tahun. Dengan metode persentase tetep, tentukan : a. Besar persentase penyusutan b. Beban penyusutan pada tahun ke 2 c. Buat tabel penyusutan. c. METODE SATUAN JAM KERJA Perhitungan dengan metode ini, maka penyusutan tiap tahun tergantung pemakaian jam kerja masing- masing tahun. Apabila penyusutan pada tahun tertentu dinyatakan r, maka dapat dihitung dengan rumus : r= AS, n n = Jumlah jam kerja Contoh 3. Sebuah mesin produksi dibeli dengan harga Rp ,00 dengan perkiraan umur manfaat 5 tahun,mempunyai nilai residu Rp ,00. Dengan perincian pemakaian sbb : - tahun Ke- 1 = jam - tahun Ke- 1 = jam - tahun Ke- 1 = jam - tahun Ke- 1 = jam - tahun Ke- 1 = jam Hitunglah a. Besar penyusutan tiap-tiap tahun b. Nilai buku akhir tahun ke- 3 c. Buat tabel penyusutannya. Jawab : A = ; S = ; n = = a. Besar penyusutan tiap jam kerja : AS n = r=

41 = 300 Jadi penyusutan tiap jam kerja Rp 300,00 Perhitungan penyusutan tiap tahun : - tahun ke -1 = x Rp 300,00 = Rp ,00 - tahun ke -2 = x Rp 300,00 = Rp ,00 - tahun ke -3 = x Rp 300,00 = Rp ,00 - tahun ke -4 = x Rp 300,00 = Rp ,00 - tahun ke -5 = x Rp 300,00 = Rp ,00 32 b. Nilai buku akhir tahun ke-3 S3 = ( ) = = Jadi nilai buku akhir tahun ke- 3 Rp ,00 c. Tahun Tabel penyusutan Nilai buku Awal tahun ( Rp ) Jam kerja Penyusutan tiap Jam ( Rp ) Beban penyusutan ( Rp ) Nilai buku akhir Tahun ( Rp ) d. METODE SATUAN HASIL PRODUKSI Untuk menghitung penyusutan dengan metode Satuan Hasil Produksi ( SHP ) dihitung berdasar pada banyaknya hasil produksi yang dihasilkan pada masing masing tahun. Jikat besar penyusutan tiap SHP adalah ( r ), Harga perolehan aktiva adalah ( A ) dan Nilai residu adalah ( S ) dan jumlah satuan hasil produksi ( n ), Maka dapat dihitung : r= AS n Contoh 4. Nilai suatu aktiva adalah Rp ,00 dengan perkiraan umur manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp ,00. Dengan hasil produksi SHP dengan perincian sbb : - Tahun ke-1 menghasilkan SHP - Tahun ke-2 menghasilkan SHP - Tahun ke-3 menghasilkan SHP - Tahun ke-4 menghasilkan SHP - Tahun ke-5 menghasilkan SHP Tentukan : a. Penyusutan tiap satuan hasil produksi b. Penyusutan tiap tahun c. Nilai buku akhir tahun ke 4 d. Buat tabel penyusutan Jawab. a. Penyusutan tiap satuan hasil produksi AS n r= r= = 400 Jadi penyusutan tiap satuan hasil produksi adalah Rp 400,00 b. Penyusutan tiap tahun - Tahun ke-1 = x - Tahun ke-2 = x - Tahun ke-3 = x - Tahun ke-4 = x

42 Rp Rp Rp Rp 400,00 400,00 400,00 400,00 = = = = Rp Rp Rp Rp , , , , Tahun ke-5 = x Rp 400,00 = Rp c. Nilai buku akhir tahun ke ,00 n Sn = A - Di 1 S4 = ( ) = ( ) = Jadi nilai buku akhir tahun ke- 4 adalah Rp ,00. d. Tabel penyusutan Tahun Nilai buku Awal tahun ( Rp ) SHP Penyusutan tiap SHP ( Rp ) Beban penyusutan ( Rp ) Nilai buku akhir Tahun ( Rp ) e. METODE JUMLAH BILANGAN TAHUN. Untuk menghitung besar penyusutan dengan metode ini, kita lihat contoh dibawah ini. Contoh 5. Harga 1 unit komputer Rp ,00. Setelah dipakai 4 tahun dijual dengan harga Rp ,00. Dengan menggunakan metode jumlah bilangan tahun, tentukan : a. Besar penyusutan tiap tahun b. Nilai buku akhir tahun ke- 3 c. Buat tabel penyusutan

43 Jawab A = S = n= 4 Jumlah bilangan tahunnyan = = 10 A S = = a. Besar penyusutan tiap tahun - Tahun ke-1 = 4 x Tahun ke-2 = 3 x Tahun ke-3 = 2 x Tahun ke-4 = 1 x b. Nilai buku akhir tahun ke-3 S3 = ( ) = = Jadi nilai buku akhir tahun ke- 3 adalah Rp , c. Tabel penyusutan Tahun Nilai buku Awal tahun ( Rp ) Tingkat penyusutan 4/10 3/10 2/10 1/10 Penyusutan tiap tahun ( Rp ) Jumlah penyusutan ( Rp ) Nilai buku akhir Tahun ( Rp )

44 Latihan Sebuah mesin produksi dibeli dengan harga Rp ,00 dengan perkiraan umur manfaat 5 tahun,mempunyai nilai residu Rp ,00. Dengan perincian pemakaian sbb : - tahun Ke- 1 = jam - tahun Ke- 1 = jam - tahun Ke- 1 = 750 jam - tahun Ke- 1 = 500 jam - tahun Ke- 1 = jam Hitunglah a. Besar penyusutan tiap-tiap tahun b. Nilai buku akhir tahun ke- 3 c. Buat tabel penyusutannya. 2. Nilai suatu aktiva adalah Rp ,00 dengan perkiraan umur manfaat tahun dengan nilai residu Rp ,00. Dengan hasil produksi SHP dengan perincian sbb : - Tahun ke-1 menghasilkan SHP - Tahun ke-2 menghasilkan SHP - Tahun ke-3 menghasilkan SHP - Tahun ke-4 menghasilkan SHP - Tahun ke-5 menghasilkan 500 SHP Tentukan : a. Penyusutan tiap satuan hasil produksi b. Penyusutan tiap tahun c. Nilai buku akhir tahun ke 4 d. Buat tabel penyusutan 3. Harga 1 unit komputer Rp ,00. Setelah dipakai 4 tahun dijual dengan harga Rp ,00. Dengan menggunakan metode jumlah bilangan tahun, tentukan : a. Besar penyusutan tiap tahun b. Nilai buku akhir tahun ke- 3 c. Buat tabel penyusutan 35 Daftar Pustaka 1. Ismu Basuki Suwelo. Drs. STATISTIK, 1980, PT. Tema Baru, Jakarta 2. Nasoetion A.H., Prof. Ir., Phd. dkk. Matematika 9 untuk SMA, 1980, PT. INTERNUSA, Jakarta 3. Anto Dayan. Pengantar Metode Statistik Jilid 1, 1986, LP3ES, Jakarta 4. Sutama, Drs. Matematika Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, 2000, CV. SETIAJI, Surakarta 5. Gawatri UR, Dra. dkk. Matematika untuk tingkat 1 SMK, 2004, Yudhistira, Jakarta 6. Edy Suryanto, S.Pd. Matematika Bisnis dan Manajemen, 2005, Yudhistira, Jakarta 7. Heryana, Drs dkk. Matematika untuk SMK, 2006, LP2IP, Yogyakarta 8. Markaban, Drs, M.Si. Suplemen Diklat Matriks, 2007, PPPPTK, Yogyakarta 9. Agus Suharjana, Drs., M.Pd. Suplemen Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMK Jenjang Dasar, 2007, PPPPTK MATEMATIKA, Yogyakarta 36

45

11. Memecahkan masalah keuangan menggunakan konsep matematika

11. Memecahkan masalah keuangan menggunakan konsep matematika Standar Kompetensi 11. Memecahkan masalah keuangan menggunakan konsep matematika Kompetensi Dasar 11. 1 Menyelesaikan masalah bunga tunggal dan bunga majemuk dalam keuangan 11. 2 Menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

Peta Konsep. Bab 3 Matematika Keuangan

Peta Konsep. Bab 3 Matematika Keuangan Bab 3 Matematika Keuangan Sumber: Majalah Tempo 29 Des 03-4 Jan 04 Dalam dunia bisnis, ilmu matematika keuangan banyak diterapkan dalam dunia perbankan, perdagangan, bahkan dunia pemerintahan. Dalam dunia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Pengertian Bunga Tunggal 5. B. Menghitung Bunga Tunggal 7. A. Pengertian Bunga Majemuk 14. B. Pembahasan Masalah Bunga Majemuk 16

DAFTAR ISI. A. Pengertian Bunga Tunggal 5. B. Menghitung Bunga Tunggal 7. A. Pengertian Bunga Majemuk 14. B. Pembahasan Masalah Bunga Majemuk 16 DAFTAR ISI KOMPETENSI/SUBKOMPETENSI PENDAHULUAN 2 HITUNG KEUANGAN I Bunga Tunggal A Pengertian Bunga Tunggal B Menghitung Bunga Tunggal 7 II Bunga Majemuk A Pengertian Bunga Majemuk B Pembahasan Masalah

Lebih terperinci

CONTOH SOAL BUNGA TUNGGAL. Contoh Soal 1

CONTOH SOAL BUNGA TUNGGAL. Contoh Soal 1 CONTOH SOAL BUNGA TUNGGAL Contoh Soal 1 Setelah 9 bulan uang tabungan Susi di koperasi berjumlah Rp 3.815.000. Koperasi memberi jasa simpanan berupa bunga 12% per tahun. Berapa tabungan awal Susi di koperasi

Lebih terperinci

E-learning matematika, GRATIS 1

E-learning matematika, GRATIS 1 Elearning matematika, GRATIS 1 Editor Penyusun : Dian Novita L, S.Pd. ; Fuat, S.Pd. : Drs. Keto Susanto, M.Si. M.T. ; Istijab, S.H. M.Hum. Imam Indra Gunawan, S.Si. Materi pembelajaran hitung keuangan

Lebih terperinci

i % per bulan. Perhitungan bunga

i % per bulan. Perhitungan bunga Matematika15.wordpress.com LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATEMATIKA KEUANGAN (PEMINATAN) Unsur Pada Matematika Keuangan Nama Siswa : Kelas : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.3 Menganalisis konsep dan prinsip

Lebih terperinci

MAT. 16. Matematika Keuangan

MAT. 16. Matematika Keuangan MAT. 16. Matematika Keuangan i Kode MAT.16 Matematika Keuangan BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik. Memahami cara memperoleh data yang baik, menentukan jenis dan ukuran data, serta memeriksa, dan menyusun data.

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik. Memahami cara memperoleh data yang baik, menentukan jenis dan ukuran data, serta memeriksa, dan menyusun data. SILABUS NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Matematika KELAS : XII STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan aturan konsep statistika dalam pemecahan masalah. KODE KOMPETENSI : 10 ALOKASI WAKTU : 52 x 45 Kompetensi

Lebih terperinci

2. Hasil pengukuran panjang suatu benda 50,23 m. Salah mutlaknya adalah. a. 0,1 m b. 0,05 m c. 0,01 m d. 0,005 m e. 0,001 m

2. Hasil pengukuran panjang suatu benda 50,23 m. Salah mutlaknya adalah. a. 0,1 m b. 0,05 m c. 0,01 m d. 0,005 m e. 0,001 m 1. Harga satu meter sutera sama dengan tiga kali harga satu meter katun. Kakak membeli 5 meter sutera dan 4 meter katun dengan harga Rp 228.000. Harga satu meter sutera a. Rp 12.000 b. Rp 36.000 c. Rp

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kalian dapat

Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kalian dapat Contoh Soal Barisan dan Deret Aritmatika Geometri, Pengertian, Rumus, Sifat-sifat Notasi Sigma, Tak Hingga, Hitung Keuangan, Bunga Tunggal Majemuk Anuitas, Matematika 4:00 PM Pernahkah kalian mengamati

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Kelompok : Matematika : SMK : Bisnis Managemen WAKTU PELAKSANAAN Hari : Rabu Tanggal : Maret 0 Jam : Pukul. 0.00 09.00 PETUNJUK UMUM Isikan identitas Anda ke dalam

Lebih terperinci

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa Bab 3: Bunga dan Anuitas Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Bunga Bunga Bunga Macam-macam Bunga Bunga Bunga 1. Bunga Tunggal (Bunga Tidak Mendapat Bunga) Misalkan P menyatakan

Lebih terperinci

MATEMATIKA Modus dari data diatas adalah. A. Rp B. Rp C. Rp D. Rp E. Rp

MATEMATIKA Modus dari data diatas adalah. A. Rp B. Rp C. Rp D. Rp E. Rp MATEMATIKA 1. Tabel dibawah ini menunjukkan besarnya penghasilan pegawai di suatu komplek perumahan dalam ratusan ribu rupiah Uang saku (ribuan rupiah) F 21 25 9 26 30 12 31 35 16 36-41 Modus dari data

Lebih terperinci

UN SMK AKP 2014 Matematika

UN SMK AKP 2014 Matematika UN SMK AKP 204 Matematika Soal Doc. Name: UNSMKAKP204MAT999 Doc. Version : 206-03 halaman 0. Seorang pedagang menjual salah satu jenis mesin cuci seharga Rp637.500,00. Jika harga beli mesin cuci itu Rp750.000,00,

Lebih terperinci

a. Rp b.rp c. Rp d. Rp e. Rp

a. Rp b.rp c. Rp d. Rp e. Rp 1. Menjelang hari raya sebuah took M memberikan diskon 15% untuk setiap pembelian barang. Jika Rini membayar pada kasir sebesar Rp 127.500, maka harga barang yang dibeli Rini sebelum dikenakan diskon adalah.

Lebih terperinci

4 + 3 = 13 + = 4. , maka nilai 2x + y. 3. Jika x dan y adalah penyelesaian dari sistem persamaan A. 1 B. 3 C. 4 D. 5 E. 7

4 + 3 = 13 + = 4. , maka nilai 2x + y. 3. Jika x dan y adalah penyelesaian dari sistem persamaan A. 1 B. 3 C. 4 D. 5 E. 7 1. Sebuah laptop dengan harga Rp10.000.000,00 setelah dipakai selama 1 tahun dijual dengan harga Rp7.500.000,00, maka presentase kerugian dari penjualan laptop adalah A. 5% B. 10% C. 25% D. 50% E. 75%

Lebih terperinci

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 02 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA)

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 02 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 01 / 015 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) A Mata Pelajaran Kelompok : MATEMATIKA : Akuntansi dan Penjualan 1 MATA PELAJARAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

RENTE. Na = Rp x 38, = Rp ,68

RENTE. Na = Rp x 38, = Rp ,68 RENTE NILAI AKHIR RENTE PRA NUMERANDO Contoh 1 Setiap awal tahun Nisa menyimpan uang di Bank ABC sebesar Rp.1.000.000,00. Jika bank memberikan bunga 6%/tahun, tentukan uang Nisa setelah menabung 20 tahun!

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Kelompok : Matematika : SMK : Bisnis Managemen WAKTU PELAKSANAAN Hari : Sabtu Tanggal : 9 Januari 0 Jam : Pukul. 07.00 09.00 PETUNJUK UMUM Isikan identitas Anda ke

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN CILACAP ULANGAN UMUM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 LEMBAR SOAL MATA DIKLAT : MATEMATIKA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN CILACAP ULANGAN UMUM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 LEMBAR SOAL MATA DIKLAT : MATEMATIKA DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA XII/36/SB/S/2014 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN CILACAP ULANGAN UMUM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 LEMBAR SOAL MATA DIKLAT : MATEMATIKA Sekolah : SMK Kabupaten

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Kelompok : Matematika : SMK : Bisnis Managemen WAKTU PELAKSANAAN Hari : Sabtu Tanggal : 9 Januari 0 Jam : Pukul. 07.00 09.00 PETUNJUK UMUM Isikan identitas Anda ke

Lebih terperinci

Bab 3 Nilai Waktu Terhadap Uang

Bab 3 Nilai Waktu Terhadap Uang Dasar Manajemen Keuangan 37 Bab 3 Nilai Waktu Terhadap Uang Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang konsep nilai waktu terhadap uang sebagai alat analisis keputusan di bidang keuangan.

Lebih terperinci

UN SMK AKP 2015 Matematika

UN SMK AKP 2015 Matematika UN SMK AKP 015 Matematika Soal Doc. Name: UNSMKAKP015MAT999 Doc. Version : 016-03 halaman 1 01. Seorang peternak yang memiliki 0 ekor kambing mempunyai persediaan pakan untuk 30 hari. Jika 5 kambing laku

Lebih terperinci

I. Soal nomor 1 sampai dengan 30 berikut ini dikerjakan oleh seluruh peserta Ebtanas SMK ( berlaku untuk semua kelompok Program studi )

I. Soal nomor 1 sampai dengan 30 berikut ini dikerjakan oleh seluruh peserta Ebtanas SMK ( berlaku untuk semua kelompok Program studi ) I. Soal nomor 1 sampai dengan 30 berikut ini dikerjakan oleh seluruh peserta Ebtanas SMK ( berlaku untuk semua kelompok Program studi ) 1. Jika a = 27 dan b = 32, maka nilai dari 3(a 1/3 ) x 4b 2/5 adalah.

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK MATEMATIKA UANG

EKONOMI TEKNIK MATEMATIKA UANG EKONOMI TEKNIK MATEMATIKA UANG PENDAHULUAN Setiap aktivitas akan selalu menimbulkan sejumlah biaya Dari kegiatan/aktivitas akan diperoleh manfaat dalam bentuk produk fisik, servis / jasa dan kemudahan

Lebih terperinci

Pengertian : Bunga yang jatuh tempo ditambahkan ke dalam nilai pokok pada akhir setiap periode untuk mendapatkan nilai pokok yang baru

Pengertian : Bunga yang jatuh tempo ditambahkan ke dalam nilai pokok pada akhir setiap periode untuk mendapatkan nilai pokok yang baru E. TABEL ANUITAS 1. Pengertian ANUITAS ANUITAS adalah sejumlah pembayaran tertentu dalam jangka waktu tertentu secra terus menerus (kontinu). Apabila pembayran tersebut PASTI di lakukan baik dalam keadaan

Lebih terperinci

Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003

Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 00/00 SMK Bidang keahlian Bisnis Manajemen Paket Utama (P) MATEMATIKA (E4-) Non Teknik SELASA, 6 MEI 00 Pukul 07.0 09.0 DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

x 100% = = 84 -x = -20 x = 20

x 100% = = 84 -x = -20 x = 20 1. ( 2 ) x ( 2 ) = 2 x 2 ( ) = 2 x 2 = 2 ( ) = 2 = = 2. Log 45 = log ( 9 x 5 ) = log 9 + log 5 = log 3 + log 5 = 2 log 3 + log 5 = 2(0,477) + 0,699 = 1,653 3. Panjang (p) = 3 x 100 cm = 300 cm lebar (l

Lebih terperinci

Materi 2 : Barisan dan Deret Geometri serta Contoh Soal

Materi 2 : Barisan dan Deret Geometri serta Contoh Soal MATEMATIKA EKONOMI (2-SKS) Drs. Win Konadi, M.Si Materi 2 : Barisan dan Deret Geometri serta Contoh Soal Barisan Geometri Barisan Geometri adalah susunan bilangan yang dibentuk menurut urutan tertentu,

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-1) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-1) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-1) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul 07.30 09.30 DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Penyelesaian: Missal: Tabungan awal = M Persentase = p Tahun = a. Karena bunganya pertahun maka: 9 bulan = 9/12 tahun = ¾ tahun, jadi: a = ¾ tahun

Penyelesaian: Missal: Tabungan awal = M Persentase = p Tahun = a. Karena bunganya pertahun maka: 9 bulan = 9/12 tahun = ¾ tahun, jadi: a = ¾ tahun Contoh Soal 1 Setelah 9 bulan uang tabungan Susi di koperasi berjumlah Rp 3.815.000. Koperasi memberi jasa simpanan berupa bunga 12% per tahun. Berapa tabungan awal Susi di koperasi Penyelesaian: Missal:

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional TAHUN 1990 Matematika

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional TAHUN 1990 Matematika Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional TAHUN 0 Matematika EBTANAS-IPS-0-0 x Nilai x R yang memenuhi ( ) = 8 EBTANAS-IPS-0-0 Bentuk sederhana dari + ( + ) 5 ( + 7 + EBTANAS-IPS-0-0 Ordinat titik balik grafik

Lebih terperinci

100% = = 39 13x = -39. x =

100% = = 39 13x = -39. x = 1 75 + 2 3-12 agar dapat dijumlahkan maka akar 75 dipecahkan menjadi 25 x 3 5 3 maka 5 3 + 2 3-2 3 5 3 2 5 Log 10 + 5 Log 50 4 Log 4 5 Log 5 Log 125 3 3 Panjang sebenarnya 2 cm x 200 400 cm 4 m Lebar sebenarnya

Lebih terperinci

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 04 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA)

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 04 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 04 / 05 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) A Mata Pelajaran Kelompok : MATEMATIKA : Akuntansi dan Penjualan MATA PELAJARAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

1. Dimisalkan harga sepatu sebelum mendapat potongan harga = x. = Harga sepatu sebelum dipotong Rp

1. Dimisalkan harga sepatu sebelum mendapat potongan harga = x. = Harga sepatu sebelum dipotong Rp 1 Dimisalkan harga sepatu sebelum mendapat potongan harga x maka x x 40000 x( 100 20 ) 40000 x( 08 ) 40000 x 50000 Harga sepatu sebelum dipotong Rp 50000 2 Bonus gaji 15% x gaji pokok x Rp 200000 Rp 30000

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET, BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN, DAN ANUITAS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET, BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN, DAN ANUITAS LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET, BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN, DAN ANUITAS Nama Siswa : Kelas : A. BUNGA TUNGGAL 1. Barisan dan Deret Aritmatika (Mengulang) 3. 4. Latihan 1 1. 5. 2. 1 6. 10.

Lebih terperinci

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Pekerjaan Sosial (E4-3) PAKET 1 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Pekerjaan Sosial (E4-3) PAKET 1 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA 0-04 E4--P9-0-4 SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 00/004 SMK Matematika Non Teknik Pekerjaan Sosial (E4-) PAKET (UTAMA) SELASA, MEI 004 Pukul 07.0 09.0 DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Pengertian Tujuan Fungsi Pencatatan Jurnal Penyesuain Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun)

Lebih terperinci

Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan

Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan Bab 4 Dumairy Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah deret disebut suku Dilihat dari

Lebih terperinci

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Pariwisata (E4-2) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Pariwisata (E4-2) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK Matematika Non Teknik Pariwisata (E4-2) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul 07.30 09.30 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Hak

Lebih terperinci

SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA.

SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA. SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA. Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan hubungan antara harta dan sumber sumber harta. 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

4. Penyelesaian sistem persamaan x + 2y = 10 dan 2x + 3y = 13 adalah x dan y. Hasil dari 4x + 3y adalah... a. -4 b. -2 c. 3 d. 5 e.

4. Penyelesaian sistem persamaan x + 2y = 10 dan 2x + 3y = 13 adalah x dan y. Hasil dari 4x + 3y adalah... a. -4 b. -2 c. 3 d. 5 e. 1. Rahmat membeli 3 lusin buku tulis seharga Rp7.000,00. Buku tersebut dijual seharga Rp3.000,00 setiap bukunya. Persentase keuntungannya a. 33% b. 40% c. 45% d. 50% e. 67%. Jarak kota A dengan kota B

Lebih terperinci

SMK WIJAYA PUTRA SURABAYA UJIAN SEKOLAH TERTULIS TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 LEMBAR SOAL

SMK WIJAYA PUTRA SURABAYA UJIAN SEKOLAH TERTULIS TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 LEMBAR SOAL DOKUMEN SEKOLAH SANGAT RAHASIA SMK WIJAYA PUTRA SURABAYA UJIAN SEKOLAH TERTULIS TAHUN PELAJARAN 20 / 2011 LEMBAR SOAL Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan Mata Pelajaran : Matematika Program Keahlian

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-1) PAKET 1 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-1) PAKET 1 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 200/2004 SMK Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-) PAKET (UTAMA) SELASA, MEI 2004 Pukul 0.0 09.0 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Hak

Lebih terperinci

SILABUS ALOKASI WAKTU T M P S P D SUMBER BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SILABUS ALOKASI WAKTU T M P S P D SUMBER BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SILABUS KELAS / SEMESTER : X / 1 STANDAR : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan riil KODE : D.9 : 44 x 45 menit 1. Menerapkan operasi pada bilangan riil Dua atau lebih bilangan bulat

Lebih terperinci

APLIKASI DERET UKUR PADA ILMU EKONOMI. EvanRamdan

APLIKASI DERET UKUR PADA ILMU EKONOMI. EvanRamdan APLIKASI DERET UKUR PADA ILMU EKONOMI Aplikasi Deret Ukur pada Ilmu Ekonomi 1. Bunga Majemuk Model bunga majemuk merupakan penerapan deret ukur dalam simpan pinjam. Bunga majemuk / bunga berbunga adalah

Lebih terperinci

2. Hasil dari =. a. 4 3 b. 2 3 c. 3 d. 3 2 e adalah. 3. Bentuk sederhana pecahan. a. 4 ( ) b. d. ( ) c.

2. Hasil dari =. a. 4 3 b. 2 3 c. 3 d. 3 2 e adalah. 3. Bentuk sederhana pecahan. a. 4 ( ) b. d. ( ) c. 1. Untuk menempuh jarak 80 km diperlukan 16 liter bensin. Jika bensin yang diperlukan 12 liter, maka jarak yang dapat ditempuh adalah. a. 171 km b. 300 km c. 360 km 00 km e. 60 km 2. Hasil dari 8 3 12

Lebih terperinci

KARTU SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

KARTU SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011 YYSN INSN INONSI MNIRI SKOLH MNNGH KJURUN SMK WIJY PUTR Kompetensi Keahlian : kuntansi, Multimedia, Teknik Kendaraan Ringan STTUS : TRKRITSI Jalan Raya Benowo 1-3, (031) 7413061, 7404404 Fax. 7458343 Surabaya

Lebih terperinci

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET UTAMA MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA)

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET UTAMA MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 04 / 0 PAKET UTAMA MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) A Mata Pelajaran Kelompok : MATEMATIKA : Akuntansi dan Penjualan MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

KONSEP DASAR BARISAN DAN DERET SERTA PENERAPAN

KONSEP DASAR BARISAN DAN DERET SERTA PENERAPAN KONSEP DASAR BARISAN DAN DERET SERTA PENERAPAN Diskripsi Mata Kuliah Tujuan : Memberikan gambaran dan dasardasar pengertian serta pola pikir yang logis. Barisan dan deret : Bilangan yang tersusun secara

Lebih terperinci

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN : MATEMATIKA : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) Dosen : Christian Ramos Kurniawan AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) INTERMEDIATE ACCOUNTING L/O/G/O Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Definisi Aktiva

Lebih terperinci

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa Bab 3: dan Anuitas Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Macam-macam 1. Tunggal ( Tidak Mendapat ) Misalkan P menyatakan pokok, yaitu besarnya pinjaman atau modal pertama.

Lebih terperinci

EVALUASI PENDALAMAN MATERI TAHUN PELAJARAN Mata Diklat : Matematika Waktu : 120 menit Hari/Tgl. : Kelas : Guru Bid.

EVALUASI PENDALAMAN MATERI TAHUN PELAJARAN Mata Diklat : Matematika Waktu : 120 menit Hari/Tgl. : Kelas : Guru Bid. EVALUASI PENDALAMAN MATERI TAHUN PELAJARAN 004005 Mata Diklat : Matematika Waktu : 10 menit Hari/Tgl. : Kelas : Guru Bid.Studi : 1. Ana membeli 10 potong kemeja dengan harga Rp. 1.400.000,00, 6 potong

Lebih terperinci

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN SILABUS NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 SURABAYA MATA PELAJARAN : MATEMATIKA BISMEN KELAS / SEMESTER : X / 1 STANDAR : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan riil KODE : D.9 : 36 x 45

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

1. Gula dibeli dengan harga Rp per 50 kg, kemudian dijual dengan harga Rp tiap ½ kg. Persentase keuntungan dari harga pembelian adalah.

1. Gula dibeli dengan harga Rp per 50 kg, kemudian dijual dengan harga Rp tiap ½ kg. Persentase keuntungan dari harga pembelian adalah. 1. Gula dibeli dengan harga Rp 168.000 per 50 kg, kemudian dijual dengan harga Rp 2.100 tiap ½ kg. Persentase keuntungan dari harga pembelian adalah. a. 10% b. 15% c. 25% d. 30% e. 35% 2. Panjang dua potong

Lebih terperinci

3. Diberikan sistem persamaan linier: . Nilai dari x 4y dari sistem. persamaan tersebut adalah... A. 6 B. 5 C. 2 D. -2 E adalah...

3. Diberikan sistem persamaan linier: . Nilai dari x 4y dari sistem. persamaan tersebut adalah... A. 6 B. 5 C. 2 D. -2 E adalah... . Sebuah perkebunan seluas 7 Ha memperkejakan 0 orang untuk memetik buah dalam waktu 8 jam. Jika pihak perkebunan ingin mempercepat pemetikan menjadi 7 jam, maka diperlukan tambahan tenaga sebanyak....

Lebih terperinci

Johann Karl Friedrich Gauss ( ) adalah seorang Matematikawan Jerman yang lahir pada tanggal 30 April. Bakat Matematika

Johann Karl Friedrich Gauss ( ) adalah seorang Matematikawan Jerman yang lahir pada tanggal 30 April. Bakat Matematika Tahukah anda?? Johann Karl Friedrich Gauss (1777-1855) adalah seorang Matematikawan Jerman yang lahir pada tanggal 30 April. Bakat Matematika beliau sudah diperlihatkan semasa muda. Guru sekolah dasarnya

Lebih terperinci

2.Jika log 3 = 0,477 dan log 5 = 0,699, maka log 45 adalah.

2.Jika log 3 = 0,477 dan log 5 = 0,699, maka log 45 adalah. 1. Bentuk Sederhana dari ( 2 3 ) 4 x ( 2 3 ) -5 adalah. a. 16 b. 8 c. 6 d. 1/6 e. 1/8 2.Jika log 3 = 0,477 dan log 5 = 0,699, maka log 45 adalah. a. 0,253 b. 0,653 c. 0,667 d. 1,176 e. 1,653 3. Sebuah

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Kelompok : Matematika : SMK : Bisnis Managemen WAKTU PELAKSANAAN Hari : Rabu Tanggal : Maret 0 Jam : Pukul. 0.00 09.00 PETUNJUK UMUM Isikan identitas Anda ke dalam

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA

SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA SILABUS MATEMATIKA SMK PROGRAM KEAHLIAN BISNIS MANAGEMEN SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN SMK WIJAYA PUTRA Program Keahlian : Akuntansi, Multimedia, Teknik Kendaraan Ringan STATUS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi 1. Pengertian dan klasifikasi akun (rekening). Akun merupakan suatu formulir yang digunakan untuk mencatat pengaruh perubahan nilai (penambahan atau

Lebih terperinci

SMK MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA NEGERI DAN SWASTA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET II A KOTA SURABAYA

SMK MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA NEGERI DAN SWASTA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET II A KOTA SURABAYA LATIHAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 009-00 SMK NEGERI DAN SWASTA KOTA SURABAYA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET II A MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA KOTA SURABAYA M A T E M A T I K A S

Lebih terperinci

a. Rp b. Rp c. Rp d. Rp e. Rp a. -1 b. 0 c. 1 d. 5 e. 6

a. Rp b. Rp c. Rp d. Rp e. Rp a. -1 b. 0 c. 1 d. 5 e. 6 I. Soal nomor 1 sampai dengan 30 berikut ini dikerjakan oleh seluruh peserta Ebtanas SMK ( berlaku untuk seluruh kelompok ) 1. Perbandingan gaji seorang suami dengan istrinya adalah 5 : 3. Jika gaji suami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI MATEMATIKA Program Keahlian Akuntansi dan Penjualan PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG

Lebih terperinci

4. Persamaan garis yang melalui titik ( 4, 0 ) dan ( 3, 1 ) adalah. a. y = x 4 b. y = x + 4 c. y = ½ x + 2 d. y = ½ x 2 e.

4. Persamaan garis yang melalui titik ( 4, 0 ) dan ( 3, 1 ) adalah. a. y = x 4 b. y = x + 4 c. y = ½ x + 2 d. y = ½ x 2 e. 1. Harga satu kilogram apel sama dengan tiga kali harga satu kilogram jeruk. Dana membeli 4 kg apel dan 6 kg jeruk dengan harga Rp 61.200. Harga satu kilogram apel adalah. a. Rp 1.020 b. Rp 3.400 c. Rp

Lebih terperinci

Perhatikanlah contoh di bawah ini untuk memahami perhitungan nilai sekarang dengan menggunakan persamaan bunga majemuk:

Perhatikanlah contoh di bawah ini untuk memahami perhitungan nilai sekarang dengan menggunakan persamaan bunga majemuk: ANUITAS BIASA 1. 1 ANUITAS BIASA Anuitas merupakan konsep yang sangat penting dalam dunia keuangan. Penggunaan konsep anuitas sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, contohnya pembayaran KPR, dan pembayaran

Lebih terperinci

Kelompok : SMK Tingkat : XII ( Duabelas ) Bidang Keahlian : Akt, Pjl Hari/Tanggal : S Prog. Keahlian : Akt, Pjl W a k t u : S

Kelompok : SMK Tingkat : XII ( Duabelas ) Bidang Keahlian : Akt, Pjl Hari/Tanggal : S Prog. Keahlian : Akt, Pjl W a k t u : S Kelompok : SMK Tingkat : XII ( Duabelas ) Bidang Keahlian : Akt, Pjl Hari/Tanggal : S Prog. Keahlian : Akt, Pjl W a k t u : S PETUNJUK UMUM :. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban Komputer yang

Lebih terperinci

DASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI

DASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI DASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei 2016 Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI PENGERTIAN BUNGA Bunga merupakan pertambahan nilai dalam suatu periode Biasanya disimbolkan dengan

Lebih terperinci

March 23. Mojakoe. Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di :

March 23. Mojakoe. Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di : March 23 Mojakoe 2014 Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di : http://spa-feui.com MKDB Ujian Tengah Semester Genap 2012/2013 Metode Kuantitatif

Lebih terperinci

Konsep Dasar Nilai Waktu

Konsep Dasar Nilai Waktu Nilai Waktu Uang Konsep Dasar Nilai Waktu Dalam akuntansi (dan keuangan), istilah nilai waktu dari uang (time value of money) digunakan untuk menunjukkan hubungan antara waktu dengan uang bahwa satu rupiah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

Barisan dan Deret. Matematika dapat dikatakan sebagai bahasa simbol. Hal ini. A. Barisan dan Deret Aritmetika B. Barisan dan Deret Geometri

Barisan dan Deret. Matematika dapat dikatakan sebagai bahasa simbol. Hal ini. A. Barisan dan Deret Aritmetika B. Barisan dan Deret Geometri Bab 3 Sumber: www.jakarta.go.id Barisan dan Deret Matematika dapat dikatakan sebagai bahasa simbol. Hal ini dikarenakan matematika banyak menggunakan simbol-simbol. Dengan menggunakan simbol-simbol tersebut,

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : B12.4105 / Ekonomi Revisi ke : 2 (dua) Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : Agustus 2014 Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci

SMK MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA NEGERI DAN SWASTA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET I A KOTA SURABAYA

SMK MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA NEGERI DAN SWASTA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET I A KOTA SURABAYA LATIHAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 009-010 SMK NEGERI DAN SWASTA KOTA SURABAYA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET I A MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA KOTA SURABAYA 1 M A T E M A T I K A

Lebih terperinci

NILAI WAKTU UANG (TIME. Modul ke: VALUE MONEY) Fakultas FEB. BUDIHARJO, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi

NILAI WAKTU UANG (TIME. Modul ke: VALUE MONEY) Fakultas FEB. BUDIHARJO, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi Modul ke: 05 ROY Fakultas FEB NILAI WAKTU UANG (TIME VALUE MONEY) BUDIHARJO, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi PENDAHULUAN Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai saham perusahaannya, untuk mencapai

Lebih terperinci

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 01 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA)

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 01 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 04 / 0 PAKET 0 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) A Mata Pelajaran Kelompok : MATEMATIKA : Akuntansi dan Penjualan MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 014 / 015 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOKPARIWISATA, SENI DAN KERAJINAN, PEKERJAAN SOSIAL TEKNOLOGI KERUMAHTANGGAAN, DAN ADMINISTRASI PERKANTORAN (UTAMA) 1 MATA

Lebih terperinci

BUNGA (interest) UANG YANG DIBAYARKAN UNTUK PENGGUNAAN UANG YANG DIPINJAM PENGEMBALIAN YANG BISA DIPEROLEH DARI INVESTASI MODAL YANG PRODUKTIF

BUNGA (interest) UANG YANG DIBAYARKAN UNTUK PENGGUNAAN UANG YANG DIPINJAM PENGEMBALIAN YANG BISA DIPEROLEH DARI INVESTASI MODAL YANG PRODUKTIF BUNGA MODAL Pendahuluan Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1 BUNGA (interest) UANG YANG DIBAYARKAN UNTUK PENGGUNAAN UANG YANG DIPINJAM PENGEMBALIAN YANG BISA DIPEROLEH DARI INVESTASI MODAL YANG PRODUKTIF

Lebih terperinci

Hikmah Agustin, SP.,MM

Hikmah Agustin, SP.,MM Hikmah Agustin, SP.,MM Barisan : Susunan bilangan terurut menggunakan pola tertentu (rumus tertentu) Deret : Penjumlahan suku-suku barisan Barisan aritmatika adalah suatu barisan bilangan yang selisih

Lebih terperinci

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR YAYASAN PERGURUAN ISLAM REPUBLIK INDONESIA SMK PIRI 3 YOGYAKARTA KELOMPOK BISNIS DAN MANAJEMEN Proram Keahlian : Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Multimedia Alamat : Jl. MT Haryono 23, Pugeran,

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan NILAI WAKTU DAN UANG. M.Andryzal fajar

Manajemen Keuangan NILAI WAKTU DAN UANG. M.Andryzal fajar Manajemen Keuangan NILAI WAKTU DAN UANG M.Andryzal fajar Andryzal_fajar@uny.ac.id 1. Garis Waktu PV mencerminkan $100 yang ada ditangan saat ini dan FV adalah nilai yang akan di terima di masa depan. 2.

Lebih terperinci

C. y = 1 x 2 2x 2. B. y = x 2 4x. D. y = x 2 + 4x E. y = 1 x 2 + 2x 2

C. y = 1 x 2 2x 2. B. y = x 2 4x. D. y = x 2 + 4x E. y = 1 x 2 + 2x 2 EBTANAS-SMK-BIS-0-0 Seseseorangmendapat hadiah dari undian sebesar Rp. 00.000.000,00 sebelum dipotong pajak undian. Jika pajak undian sebesar 0 % dan % dari undian yang ia dapatkan dan disumbangkan kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya

Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya 3 Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id www.debrina.lecture.ub.ac.id 1. Nilai Uang Dari Waktu 2. Perhitungan Bunga 1. Bunga Sederhana

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN

PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN 7 Desember 206 3 Pada pertemuan ke-9 telah dibahas tentang kegiatan usaha simpan pinjam, kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Pengertian BARIS DAN DERET Baris dapat didefinisikan sebagai suatu fungsi yang wilayahnya merupakan himpunan bilangan alam. Setiap bilangan yang merupakan anggota suatu banjar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan

Lebih terperinci

SMK MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA NEGERI DAN SWASTA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET II B KOTA SURABAYA

SMK MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA NEGERI DAN SWASTA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET II B KOTA SURABAYA LATIHAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 00900 SMK NEGERI DAN SWASTA KOTA SURABAYA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET II B MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA KOTA SURABAYA M A T E M A T I K A S

Lebih terperinci

1. Untuk Mengetahui Pengertian Bunga Majemuk 2. Untuk Mengetahui Perhitungan Bungan Majemuk

1. Untuk Mengetahui Pengertian Bunga Majemuk 2. Untuk Mengetahui Perhitungan Bungan Majemuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Elakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat berkaitan erat dengan berbagai hal. Termasuk dalam hal ekonomi dan bisnis, penerapan matematika pada ekonomi

Lebih terperinci

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 05 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA)

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 05 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 0 / 0 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) A Mata Pelajaran Kelompok : MATEMATIKA : Akuntansi dan Penjualan MATA PELAJARAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

SMK MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA NEGERI DAN SWASTA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET I B KOTA SURABAYA

SMK MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA NEGERI DAN SWASTA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET I B KOTA SURABAYA LATIHAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 009-00 SMK NEGERI DAN SWASTA KOTA SURABAYA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET I B MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA KOTA SURABAYA M A T E M A T I K A S

Lebih terperinci

AMORTISASI UTANG DAN DANA PELUNASAN

AMORTISASI UTANG DAN DANA PELUNASAN AMORTISASI UTANG DAN DANA PELUNASAN O L E H KELOMPOK VIII FRISKA SRI RAHAYU 4103230010 MARIKSON LUMBAN GAOL 4101230007 NURLELA 4102230011 SRI MINARTI 4103230035 TRI RAHMADANI 4103230038 VENNY PURBA 4103230039

Lebih terperinci

Matematika Keuangan BAGIAN V

Matematika Keuangan BAGIAN V BAGIAN V Bunga Majemuk Perbandingan bunga majemuk dan bunga bunga sederhana Tidak seperti bunga sederhana, jumlah dari bunga majemuk tidaklah berhubungan langsung atau lurus dengan pokok pinjaman. Pokok

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga dan Time Value of Money. Jurusan Sistem Informasi ITS 2010

Perhitungan Bunga dan Time Value of Money. Jurusan Sistem Informasi ITS 2010 Perhitungan Bunga dan Time Value of Money Jurusan Sistem Informasi ITS 2010 TUJUAN Setelah mempelajari Bab ini diharapkan mahasiswa dapat: Menjelaskan konsep perhitungan bunga dan nilai waktu uang. Menjelaskan

Lebih terperinci

Teori Bunga II. Arum H. Primandari

Teori Bunga II. Arum H. Primandari Teori Bunga II Arum H. Primandari Bunga Majemuk Nominal Bunga tunggal jarang dipakai di perbankan, kebanyakan bankbank sekarang membayar bunga dengan frekuensi bulanan atau mingguan, bahkan harian. Selanjutnya

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN Kewajiban adalah salah satu elemen dalam persamaan akuntansi Beberapa jenis kewajiban telah kita kenal pada industri jasa maupun industri dagang yang telah kita

Lebih terperinci