BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan yang dapat menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Banyak para ahli yang berbedabeda dalam mendefinisikan pengertian dari penjualan namun semuanya memiliki arti yang sama. Beberapa di antaranya adalah menurut Swasta (1999), Penjualan merupakan suatu ilmu dan seni untuk mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan. (h.8). Sedangkan menurut Mulyadi (2001), Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik kredit maupun tunai. (h.2). II.1.2. Jenis-jenis Penjualan Secara umum terdapat dua jenis penjualan yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Tetapi sebenarnya penjualan memiliki empat jenis penjualan yaitu penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan cicilan, dan penjualan konsinyasi. Biasanya masyarakat umum mendefinisikan arti dari penjualan kredit dan cicilan sama tetapi sebenarnya hal tersebut berbeda. Berikut ini adalah jenis-jenis dari penjualan, yaitu: 1. Penjualan secara tunai Menurut Mulyadi (2001), Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan 7

2 cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. (h.455). 2. Penjualan secara kredit Menurut Mulyadi (2001), Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu, perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. (h.210). 3. Penjualan cicilan Menurut Dr.F.Zebua (2009), Penjualan angsuran adalah penyerahan produk milik penjual kepada pembeli dengan menerima uang muka (down payment), dan sisanya dalam bentuk pembayaran cicilan selama beberapa tahun. (h. 71). 4. Penjualan Konsinyasi Menurut IFRS (IAS 2) di dalam bukunya Wiley 2007, Penjualan konsinyasi adalah situasi yang pihak pemegang barang persediaan bertindak sebagai agen bagi pemilik sebenarnya. (h.179). II.2. Penjualan Cicilan II.2.1. Dasar dari Penjualan Cicilan Di dalam penjualan cicilan, ada beberapa hal yang mendasarinya. Menurut Dr.F.Zebua (2009), beberapa hal yang mendasari dilaksanakannya penjualan cicilan adalah: 8

3 1. Penjualan asset didasarkan pada rencana pembayaran yang ditangguhkan, di mana pihak penjual menerima uang muka (down payment) dan sisanya dalam bentuk cicilan selama beberapa tahun. 2. Adanya barang jaminan yang digunakan untuk menyelesaikan kontrak penjualan apabila pembeli tidak mampu untuk menyelesaikan pembayaran/cicilannya sesuai dengan kontrak penjualan. (h.71). II.2.2. Metode Penetapan Laba Kotor pada Penjualan Cicilan Penjualan cicilan mempunyai dua metode di dalam penetapan laba kotor. Menurut Dr.F.Zebua (2009), metode penetapan laba kotor tersebut adalah: 1. Laba Kotor dalam Periode Penjualan Laba kotor pada metode ini ditetapkan pada saat penjualan, saat di mana barang ditukarkan dengan klaim yang secara hukum dapat dipaksakan terhadap konsumen atau pelanggan. Prosedur ini membutuhkan penetapan semua beban yang menyangkut penyelenggaraan penjualan dan piutang tak tertagih pada saat penjualan. Hal ini dilakukan dengan cara mendebet perkiraan beban yang bersangkutan dan dengan mengkredit penyisihan untuk beban yang diantisipasi. 2. Penetapan Laba Kotor dalam Periode Penagihan per Kas Penjualan cicilan dipandang sebagai transaksi khusus dengan penanganan laba kotor yang dilakukan dan bukan dalam periode di mana piutang ini timbul. Kriteria pendapatan di dalam metode ini adalah arus kas yang masuk. Di dalam metode ini, terdapat beberapa prosedur alternatif. Prosedur alternatif tersebut antara lain: 9

4 a) Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok. Penagihan per kas atas kontrak penjualan cicilan terutama menyatakan perolehan kembali harga pokok. Setelah itu, maka semua penagihan berikutnya dianggap sebagai laba. b) Penagihan dipandang sebagai realisasi laba. Penagihan terutama dipandang sebagai realisasi laba kotor atas kontrak penjualan cicilan. Setelah seluruh laba atas transaksi ditetapkan, maka semua penagihan kas berikutnya dianggap sebagai perolehan kembali harga pokok. c) Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok dan realisasi laba. Setiap penagihan atas kontrak penjualan cicilan dianggap sebagai perolehan kembali harga pokok maupun sebagai realisasi laba dalam rasio di mana kedua faktor ini terdapat dalam harga jual awal. (h.71). II.2.3. Pencatatan untuk Penjualan Cicilan Metode pencatatan pendapatan pada umumnya terdiri dari 2 metode yaitu cash basis method dan accrual basis method. Kedua metode ini memiliki arti: 1. Metode Cash Basis Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut ditrima. Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas diterima atau dibayarkan. Basis kas ini dapat mengukur kinerja keuangan yaitu untuk mengetahui perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Basis kas menyediakan informasi mengenai sumber dana yang dihasilkan selama satu periode, penggunaan dana dan saldo kas pada tanggal pelaporan. Model pelaporan keuangan dalam basis 10

5 kas biasanya berbentuk Laporan Penerimaan dan Pembayaran (Statement of Receipts and Payment) atau Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement). 2. Metode Accrual Basis Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pad asaat sudah terjadi hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut sudah diterima. Keuntungan metode ini adalah metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi) dan neraca selisih. Sedangkan di dalam melakukan pencatatan untuk penjualan cicilan, terdapat dua jenis pencatatan yang berbeda. Kedua jenis pencatatan ini yang membedakan metode di dalam penetapan laba kotor penjualan cicilan. Metode di dalam penetapan laba kotor penjualan cicilan terdapat dua macam yaitu penetapan laba dalam periode penjualan dan penetapan laba berkala dalam proporsi penagihan. Menurut Dr.F.Zebua (2009), kedua jenis pencatatan tersebut di antaranya: Tabel 2.1 Tabel Pencatatan untuk Penjualan Cicilan Ayat Jurnal Transaksi Penetapan Laba dalam Periode Penjualan Penetapan Laba Berkala dalam Proporsi Penagihan Dijual asset, nilai buku Piutang Piutang, dengan harga Asset Asset Keuntungan Laba Kotor atas penjualan Cara perhitungannya: yang Ditangguhkan Cara perhitungannya: 11

6 Keuntungan=Piutang-Asset Laba Kotor yang ditangguhkan = Piutang- Asset Diterima uang muka Kas Kas dan wesel hipotik Wesel Hipotik Wesel Hipotik sisanya Piutang Piutang Dibayar biaya Biaya Penjualan Biaya Penjualan penjualan sebesar Kas Kas Penyesuaian untuk Bunga Akrual Bunga Akrual tanggal 31 Desember Atas wesel hipotik Atas wesel hipotik untuk: Pendapatan Bunga Pendapatan Bunga Bunga yang masih Cara perhitungannya: harus diterima atas wesel hipotik Nominal wesel hipotik x bunga x jangka waktu Laba kotor yang direalisasikan Laba Kotor yang Ditangguhkan Laba Kotor yang direalisasikan Cara perhitungannya: (Laba/Harga Jual) x uang muka Menutup perkiraan Keuntungan atas Laba Kotor nominal penjualan Yang direalisasi 12

7 Pendapatan bunga Pendapatan Bunga Biaya Penjualan Biaya Penjualan Ikhtisar L/R Ikhtisar L/R Untuk Mengimbangi Pendapatan Bunga Pendapatan Bunga (reverse) bunga yang Bunga Akrual atas Bunga Akrual atas masih harus diterima, Wesel hipotik Wesel hipotik yang ditetapkan pada akhir periode sebelumnya Diterima cicilan Kas Kas semester atas wesel Wesel Hipotik Wesel Hipotik hipotik Pendapatan Bunga Pendapatan Bunga Asset yang dijual Asset Asset diperoleh kembali Kerugian atas Laba Kotor yang yang dinilai sebesar Pemilikan Kembali Ditangguhkan, wesel hipotik Wesel Hipotik Wesel Hipotik yang diserahkan Keuntungan atas dengan saldo yang Pemilikan Kembali belum dibayar Sumber: Dr.F.Zebua (2009, h.72). 13

8 II.2.4. Perhitungan Keuntungan dan Kerugian atas Pemilikan Kembali Di dalam menghitung keuntungan dan kerugian atas kepemilikan kembali asset yang dijual terdapat perbedaan di dalam cara menghitungnya. Berikut ini adalah cara perhitungan keuntungan dan kerugian atas pemilikan kembali dengan menggunakan masing-masing metode: Tabel 2.2 Tabel Perhitungan Keuntungan dan Kerugian atas Pemilikan Kembali Penetapan Laba Penetapan Laba dalam Periode Berkala dalam Penjualan Proporsi Penagihan Total yang ditagih dan diterima Kerugian dalam nilai harta benda yang dimiliki kembali: 1. Dasar Semula 2. Nilai pasar yang wajar atas perolehan kembali Keuntungan bersih Keuntungan yang ditetapkan sebelum pemilikan kembali (Keuntungan penuh yang langsung diakui di awal penjualan ) (Keuntungan yang sudah direalisasikan) 14

9 Keuntungan/kerugian atas pemilikan kembali Sumber: Dr.F.Zebua (2009, h.73). II.3. Laporan Keuangan II.3.1. Definisi Laporan Keuangan Secara umum laporan keuangan didefinisikan sebagai catatan tertulis yang digunakan untuk melaporkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode. Banyak sumber yang mendefinisikan laporan keuangan secara berbeda-beda namun memiliki arti yang hampir sama. Beberapa sumber di antaranya adalah menurut Sofyan Syafiri Harahap (1999), laporan keuangan adalah: Output dan hasil akhir dari proses akuntansi. (h.121). Sedangkan menurut Munawir (1999), laporan keuangan adalah: Hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengana pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. (h.2). II.3.2. Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan secara umum terdiri dari 5 komponen utama yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Menurut Perbankan (2009) tentang pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik industri perbankan menjelaskan komponen laporan keuangan terdiri dari: a) Neraca 15

10 Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan, yang menunjukkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Komponen utama neraca terdiri dari: 1. Aktiva Pos aktiva antara lain sebagai berikut: 1.1. Kas dan Bank Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan. Bank adalah kas yang ditempatkan di bank dalam bentuk rekening giro atau tabungan. Kas dan Bank yang telah ditentukan penggunaannya tidak diklasifikasi dalam kas dan Bank Efek-efek Pos ini adalah surat berharga komersial dalam bentuk efek ekuitas dan efek hutang. Efek ini dapat digolongkan dalam 3 (tiga) kategori yaitu: Diperdagangkan (trading) Adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk menghasilkan keuntungan dari perbedaan harga jangka pendek. Efek untuk "Diperdagangkan" disajikan di Neraca sebesar nilai wajar, dan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam Laporan Laba Rugi Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) Merupakan aktiva keuangan dengan kepastian pembayaran dan kepastian tanggal jatuh tempo, dimana perusahaan bermaksud dan mampu memilikinya hingga jatuh tempo. Efek yang dimiliki hingga jatuh tempo disajikan di Neraca sebesar biaya perolehan setelah diperhitungkan amortisasi premi atau diskonto. 16

11 Tersedia untuk dijual (available for sale): Efek ini disajikan di Neraca sebesar nilai wajar dan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui sebagai komponen ekuitas, sampai Efek tersebut dijual atau dilepas, dan pada saat tersebut keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam Laporan Laba Rugi. Investasi pada efek ini disajikan sebesar biaya perolehan Wesel Tagih Pos ini merupakan piutang usaha pihak ketiga yang didukung janji tertulis untuk membayar dalam jangka waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan atau satu siklus usaha normal, mana yang lebih lama. Wesel Tagih disajikan sebesar jumlah yang dapat direalisasi, setelah memperhitungkan penyisihan wesel tagih yang diperkirakan tidak dapat ditagih Piutang Pos ini merupakan piutang yang dikenakan bunga yang timbul dari kegiatan penjualan cicilan yang diberikan kepada konsumen dengan pembayaran angsuran. Piutang disajikan sebesar jumlah yang dapat direalisasikan, setelah memperhitungkan penyisihan piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dan pendapatan yang masih ditangguhkan. Pendapatan yang ditangguhkan merupakan selisih jumlah angsuran yang akan diterima dan pokok penjualan Piutang Lain-lain Pos ini adalah piutang yang tidak dapat digolongkan dalam pos-pos pada angka (1.3) dan (1.4) di atas dan tidak cukup material disajikan dalam pos tersendiri. 17

12 1.6. Agunan yang Diambilalih Pos ini merupakan aktiva yang diambilalih oleh perusahaan sebagai akibat dari ketidakmampuan pelanggan untuk melunasi pinjaman yang diberikan kepadanya. Aktiva tersebut disajikan berdasarkan nilai terendah antara nilai tercatat piutang terkait dengan nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi bersih dicatat sebagai penyisihan penurunan nilai wajar atas agunan yang diambil alih dan dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan Pajak Dibayar Dimuka Pos ini merupakan kelebihan pembayaran pajak, misalnya Pajak Pertambahan Nilai, yang akan ditagih kembali atau dikompensasikan terhadap kewajiban pajak masa berikutnya. Pajak dibayar dimuka disajikan sebesar selisih antara uang yang dibayarkan dengan tagihan pajak Biaya Dibayar Dimuka. Pos ini merupakan biaya yang telah dibayar namun pembebanannya baru akan dilakukan pada periode yang akan datang, pada saat manfaat diterima, seperti premi asuransi dibayar di muka, dan sewa dibayar di muka. Biaya dibayar dimuka disajikan sebesar nilai yang belum terealisasi Aktiva Pajak Tangguhan Pos ini merupakan jumlah Pajak Penghasilan terpulihkan pada periode mendatang sebagai akibat adanyap perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian Konsekuensi pajak dari saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai Aktiva Pajak Tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa laba 18

13 fiskal pada masa yang akan datang memadai untuk dikompensasi. Aktiva pajak tangguhan disajikan sebesar jumlah yang dapat dipulihkan kembali. Aktiva Pajak Tangguhan harus dikompensasi (offset) dengan Kewajiban Pajak Tangguhan dan jumlah netonya disajikan pada Neraca Investasi pada Perusahaan Asosiasi Pos ini merupakan investasi pada perusahaan asosiasi yang dimaksudkan untuk dimiliki oleh perusahaan. Investasi pada perusahaan asosiasi (perusahaan memiliki 20% sampai dengan 50% bagian ekuitas perusahaan investee), harus disajikan menggunakan metode ekuitas sebesar biaya perolehan (cost) dan selanjutnya disesuaikan untuk bagian pemilikan perusahaan atas perubahan nilai buku perusahaan asosiasi Investasi Lain-lain Pos ini adalah merupakan investasi dalam properti dan investasi lainnya yang bukan berupa surat berharga Investasi dalam properti, harus disajikan di Neraca sebesar harga perolehan Investasi lainnya harus disajikan sebesar nilai wajar Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, baik melalui pembelian maupun dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. 19

14 1.13.Aktiva Tidak Berwujud Pos ini merupakan aktiva non moneter yang dapat diindentifikasi dan tidak memiliki wujud fisik, serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lainnya atau untuk tujuan administratif. Pos ini antara lain terdiri dari hak paten, merek dagang, goodwill, biaya pengembangan. Aktiva Tidak Berwujud disajikan sebesar nilai tercatat, yaitu biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai aktiva tidak berwujud Aktiva Lain-lain Pos ini adalah aktiva yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam pospos sebelumnya dan tidak cukup material disajikan dalam pos tersendiri. Aktiva lain-lain disajikan sebesar nilai tercatat, yaitu biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi dan penurunan nilai. 2. Kewajiban Kewajiban merupakan tanggung jawab perusahaan pada saat ini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diperkirakan akan membutuhkan sumber daya perusahaan. Pos Kewajiban antara lain sebagai berikut: 2.1. Pinjaman Yang Diterima Pos ini merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak bank atau lembaga keuangan lainnya Wesel Bayar Pos ini merupakan hutang usaha pada pihak ketiga yang didukung janji tertulis untuk membayar dalam jangka waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan dari 20

15 tanggal neraca atau satu siklus operasi normal perusahaan, mana yang lebih lama Hutang Pajak Pos ini merupakan kewajiban pajak perusahaan dan pajak lainnya yang belum dibayar Beban Masih Harus Dibayar Pos ini merupakan beban yang telah menjadi kewajiban perusahaan namun belum jatuh tempo Pendapatan Diterima Dimuka Pos ini merupakan pembayaran yang diterima dari pelanggan dan pihak ketiga, yang belum dapat diakui sebagai pendapatan karena penyerahan jasa belum diselesaikan Kewajiban Pajak Tangguhan Pos ini merupakan jumlah pajak penghasilan terutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak. Kewajiban Pajak Tangguhan harus dikompensasi (offset) dengan Aktiva Pajak Tangguhan dan jumlah netonya disajikan pada Neraca Keuntungan Tangguhan Aktiva yang Dijual Pos ini adalah selisih antara harga jual dan nilai buku aktiva yang dijual. Keuntungan yang ditangguhkan harus diakui sebagai pendapatan secara proposional dengan masa penjualan. Keuntungan Tangguhan disajikan sebesar nilai yang belum diamortisasi. 21

16 2.8. Kewajiban Imbalan Kerja Pos ini merupakan kewajiban yang timbul dari program imbalan pasti yang merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya masa lalu yang belum diakui, dan nilai wajar aktiva program. Pos ini juga merupakan jumlah iuran terutang untuk program iuran pasti Hutang Subordinasi Pos ini merupakan pinjaman yang diperoleh berdasarkan suatu perjanjian subordinasi, dengan ketentuan pinjaman tersebut baru dapat dibayar kembali apabila perusahaan telah melunasi seluruh kewajibannya atau kewajiban tertentu Surat Berharga yang Diterbitkan Pos ini adalah surat pengakuan hutang yang diterbitkan oleh perusahaan seperti obligasi, wesel, atau surat berharga lain. Surat berharga yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dan disajikan sebesar nilai nominal dikurangi atau ditambah diskonto atau premium yang belum diamortisasi Kewajiban Lain-lain Pos ini mencakup kewajiban yang tidak dapat dikelompokkan dalam pos-pos sebelumnya dan tidak cukup material disajikan dalam pos tersendiri. Kewajiban Lain-lain di dalam neraca dicatat dan disajikan sebesar nilai kewajiban. 22

17 3. Ekuitas Ekuitas adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan, yang merupakan nilai sisa dari aktiva suatu perusahaan setelah dikurangi dengan kewajibannya. Komponen ekuitas umumnya terdiri atas: 3.1. Modal Saham Pada pos ini disajikan nilai nominal untuk setiap jenis saham. Disamping itu, pada pos ini disajikan: Modal Dasar Jumlah saham, untuk setiap jenis saham sesuai dengan anggaran dasar perusahaan Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Merupakan jumlah dari bagian modal dasar yang telah ditempatkan dan disetor penuh untuk tiap jenis saham Tambahan Modal Disetor - Bersih Tambahan Modal Disetor disajikan pada neraca dengan menjumlahkan pos-pos berikut : Agio Saham Pos ini merupakan kelebihan setoran pemegang saham di atas nilai nominal Biaya Emisi Efek Ekuitas Pos ini merupakan biaya yang berkaitan dengan penerbitan efek ekuitas perusahaan Modal Sumbangan 23

18 Pos ini merupakan modal yang berasal dari sumbangan yang diperoleh perusahaan dari pemerintah dan atau dari pemegang saham dan atau pihak lain Saldo Laba Pos ini merupakan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian dividen dan koreksi laba rugi periode lalu. Dalam hal dilakukan kuasi reorganisasi, jumlah saldo laba negatif (defisit) yang dieliminasi harus disajikan selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun kuasi reorganisasi dilakukan. Tanggal kuasi reorganisasi harus diungkapkan pada pos saldo laba untuk jangka waktu sepuluh tahun ke depan. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha atau kerugian bersih yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya. Komponen laba rugi terdiri dari: 1. Pendapatan Pos ini merupakan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan. Pendapatan bunga yang timbul dari kegiatan penjualan cicilan, diakui berdasarkan proporsi waktu kontrak kerjasama dan dihitung dengan menggunakan metode yang dianggap paling mencerminkan kondisi yang sebenarnya,sepanjang metode tersebut diterapkan secara konsisten. 2. Beban Pos ini merupakan beban yang berasal dari kegiatan penjualan cicilan yang dilakukan oleh perusahaan, yang antara lain meliputi: 2.1. Beban bunga pinjaman bank 24

19 2.2. Beban provisi dan administrasi bank 2.3. Beban legal dan komitmen 2.4. Beban amortisasi emisi obligasi 3. Laba Bruto Pos ini merupakan pendapatan dikurangi dengan beban. 4. Laba Bruto yang Ditangguhkan Pos ini merupakan laba yang belum direalisasi atas penjualan cicilan. Laba bruto yang ditangguhkan ini akan mengurangi laba bruto. 5. Laba Bruto yang Direalisasi Pos ini merupakan laba atas penjualan cicilan yang sudah terealisasi pada tahun tersebut. Laba bruto yang direalisasi ini merupakan hasil pengurangan dari laba bruto dengan laba bruto yang ditangguhkan. 6. Beban Usaha Pos ini merupakan beban kegiatan utama perusahaan yang dilaporkan dalam dua kategori yaitu: 6.1. Beban pemasaran 6.2. Beban umum dan administrasi 7. Beban Piutang Tak Tertagih Pos ini merupakan penyisihan piutang tak tertagih atas transaksi penjualan secara kredit/cicilan. 8. Pendapatan Usaha Pos ini merupakan pendapatan bruto dikurangi dengan beban usaha dan beban piutang tak tertagih. 9. Pendapatan (beban) lain-lain 25

20 Pos ini merupakan pendapatan (beban) yang tidak dapat dihubungkan langsung dengan kegiatan usaha utama perusahaan. Pendapatan (Beban) Lain-lain meliputi: 9.1. Pendapatan dividen 9.2. Laba (rugi) kurs 9.3. Pendapatan penjualan aktiva tetap 10.Laba (Rugi) sebelum Pajak Penghasilan Pos ini merupakan Laba (Rugi) Usaha setelah memperhitungkan Penghasilan (beban) lain-lain dan Bagian Laba (Rugi) Perusahaan Asosiasi. 11. Beban (Penghasilan) Pajak Pos ini merupakan jumlah agregat pajak kini (current tax) dan pajak tangguhan (deffered tax) yang diperhitungkan dalam perhitungan laba atau rugi pada periode berjalan. 12. Laba (Rugi) dari Aktivitas Normal Perusahaan Pos ini merupakan Laba atau Rugi setelah dikurangi dengan Beban (Penghasilan) Pajak, sebelum pos-pos luar biasa 13. Pos Luar Biasa Pos ini merupakan pos-pos yang berasal dari kejadian atau transaksi yang tidak biasa (unusual) dan tidak sering terjadi (infrequent). Pos luar biasa disajikan bersih setelah memperhitungkan pajak. Yang termasuk dalam pos luar biasa antara lain kerugian dari pengalihan aktiva (bersih), keuntungan dari restrukturisasi hutang bermasalah, kerugian selisih kurs (bersih), kerugian kebakaran, dan lain-lain. 26

21 14. Laba/Rugi Bersih Pos ini merupakan Laba/rugi dari aktivitas perusahaan setelah memperhitungkan Beban (Penghasilan) Pajak dan Pos Luar Biasa c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan. Komponen Laporan Perubahan Ekuitas terdiri dari: 1. Laba (rugi) bersih periode bersangkutan 2. Setiap pos yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas. Contoh pos ini antara lain keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual. 3. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik, seperti pembagian dividen. d. Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas adalah laporan yang berisi informasi historis mengenai perubahan kas dan bank yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama periode tertentu. Selain itu di dalam laporan arus kas juga disajikan informasi mengenai aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas. Laporan Arus Kas harus menyajikan arus kas selama periode tertentu dan dikelompokkan menurut klasifikasi aktivitas sebagai berikut: 1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk 27

22 melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. 2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. 3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah arus kas yang timbul dari penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan transaksi pendanaan jangka panjang dengan kreditur dan pemegang saham perusahaan. e. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan: 1. Gambaran umum perusahaan ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi lainnya 2. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting 3. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas 4. Informasi lain yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. 28

Komponen Laporan Keuangan Lengkap Beserta Contoh dan Penjelasan

Komponen Laporan Keuangan Lengkap Beserta Contoh dan Penjelasan Komponen Laporan Keuangan Lengkap Beserta Contoh dan Penjelasan 03 May, 2014 by Mr. JAK (Seorang Akuntan yang prihatin akan mahalnya biaya pendidikan dan bahan ajar, khususnya terkait dengan bidang Akuntansi,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 Peraturan Nomor VIII.G.7 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 554/BL/2010 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 188,846 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,535,155 3. Penempatan pada bank lain 2,126,677 4. Tagihan spot dan derivatif 1,905,517 5. Surat

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 224,190 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,800,906 3. Penempatan pada bank lain 4,231,976 4. Tagihan spot dan derivatif 1,609,369 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 237,020 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,908,323 3. Penempatan pada bank lain 1,921,142 4. Tagihan spot dan derivatif 1,739,857 5. Surat

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN LAPORAN POSISI KEUANGAN No. POS POS 31 JANUARI 2016 ASET 1. Kas 54,433 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,137,413 3. Penempatan pada bank lain 66,465 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga a.

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 198,661 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,601,278 3. Penempatan pada bank lain 2,041,048 4. Tagihan spot dan derivatif 1,229,373 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 234,233 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,002,762 3. Penempatan pada bank lain 4,093,650 4. Tagihan spot dan derivatif 932,799 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Maret 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Maret 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 219,637 2. Penempatan pada Bank Indonesia 10,233,306 3. Penempatan pada bank lain 6,008,316 4. Tagihan spot dan derivatif 1,688,167 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 216,348 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,360,970 3. Penempatan pada bank lain 1,230,114 4. Tagihan spot dan derivatif 1,809,138 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 208,619 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,966,030 3. Penempatan pada bank lain 961,168 4. Tagihan spot dan derivatif 1,629,355 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 212,975 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,253,068 3. Penempatan pada bank lain 1,681,402 4. Tagihan spot dan derivatif 1,808,119 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 212,448 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,772,567 3. Penempatan pada bank lain 805,791 4. Tagihan spot dan derivatif 1,443,178 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 230,047 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,344,167 3. Penempatan pada bank lain 2,117,471 4. Tagihan spot dan derivatif 1,764,716 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 29 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 29 FEBRUARI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 29 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 29 FEBRUARI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 226,647 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,256,895 3. Penempatan pada bank lain 2,093,897 4. Tagihan spot dan derivatif 1,882,319 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 301,710 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,058,354 3. Penempatan pada bank lain 1,908,431 4. Tagihan spot dan derivatif 1,810,440 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 174,832 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,391,850 3. Penempatan pada bank lain 1,867,794 4. Tagihan spot dan derivatif 1,790,796 5. Surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. POS POS ASET. Kas 64,702 2. Penempatan pada Bank Indonesia,08,576 3. Penempatan pada bank lain 92,692 4. Tagihan spot dan derivatif 6,037 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. POS POS ASET. Kas 597,305 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,332,008 3. Penempatan pada bank lain,66,280 4. Tagihan spot dan derivatif 2,04 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. POS POS ASET. Kas 632,766 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,363,488 3. Penempatan pada bank lain 2,037,470 4. Tagihan spot dan derivatif 3,082 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. POS POS ASET. Kas 630,298 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,878,077 3. Penempatan pada bank lain,242,250 4. Tagihan spot dan derivatif 2,959 5. Surat berharga,432,22

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. POS POS ASET. Kas 57,782 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,765,558 3. Penempatan pada bank lain,459,973 4. Tagihan spot dan derivatif 2,993 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 757,482 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,746,5 3. Penempatan pada bank lain,696,236 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga,235,946

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 663,293 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,974,938 3. Penempatan pada bank lain,405,659 4. Tagihan spot dan derivatif,83 5. Surat berharga 4,207,920

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 79,420 2. Penempatan pada Bank Indonesia 0,560,846 3. Penempatan pada bank lain 2,204,05 4. Tagihan spot dan derivatif 4,20 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 803,348 2. Penempatan pada Bank Indonesia,848,063 3. Penempatan pada bank lain 3,462,206 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga 6,839,38

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 757,058 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,33,489 3. Penempatan pada bank lain 923,34 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga 0,57,259

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 763,850 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,99,034 3. Penempatan pada bank lain 2,382,025 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga 8,394,389

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 728,944 2. Penempatan pada Bank Indonesia 0,363,255 3. Penempatan pada bank lain,406,668 4. Tagihan spot dan derivatif 59,425 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 697,67 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,382,054 3. Penempatan pada bank lain,772,228 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga 0,433,276

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 690.450 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9.925.292 3. Penempatan pada bank lain 845.969 4. Tagihan spot dan derivatif 9 5. Surat berharga 0.305.393

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 892,95 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,84,82 3. Penempatan pada bank lain 2,039,502 4. Tagihan spot dan derivatif 2,33 5. Surat berharga 8,29,39

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 776,427 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,097,346 3. Penempatan pada bank lain,077,060 4. Tagihan spot dan derivatif 2,6 5. Surat berharga 9,895,899

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 547,73 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,307,769 3. Penempatan pada bank lain 2,485,376 4. Tagihan spot dan derivatif 2,207 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 93,575 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,845,636 3. Penempatan pada bank lain,039,35 4. Tagihan spot dan derivatif 330 5. Surat berharga 8,034,868

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 607,296 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,397,904 3. Penempatan pada bank lain,633,647 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga 4,988,23

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 590,04 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,527,52 3. Penempatan pada bank lain 2,249,246 4. Tagihan spot dan derivatif 3,052 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas,07,925 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,873,703 3. Penempatan pada bank lain 2,360,676 4. Tagihan spot dan derivatif 2,04 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 650,886 2. Penempatan pada Bank Indonesia 0,224,047 3. Penempatan pada bank lain 70,277 4. Tagihan spot dan derivatif 2,27 5. Surat berharga 3,0,249

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 690,450 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,925,292 3. Penempatan pada bank lain 845,969 4. Tagihan spot dan derivatif 9 5. Surat berharga 0,305,393

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 632,206 2. Penempatan pada Bank Indonesia 0,538,2 3. Penempatan pada bank lain,83,523 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga 0,70,953

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 885,625 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,863,82 3. Penempatan pada bank lain 824,283 4. Tagihan spot dan derivatif 7,645 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 100,373 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,655,640 3. Penempatan pada bank lain 406,718 4. Tagihan spot dan derivatif 3,051 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 95,993 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,561,077 3. Penempatan pada bank lain 848,639 4. Tagihan spot dan derivatif 22,081 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 113,766 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,081,817 3. Penempatan pada bank lain 252,782 4. Tagihan spot dan derivatif 25,708 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 105,472 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,336,546 3. Penempatan pada bank lain 570,145 4. Tagihan spot dan derivatif 6,042 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JULI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JULI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JULI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JULI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 231,130 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,048,447 3. Penempatan pada bank lain 981,881 4. Tagihan spot dan derivatif 1,361,472 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JULI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JULI 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JULI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JULI 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 241,955 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,785,695 3. Penempatan pada bank lain 1,214,487 4. Tagihan spot dan derivatif 1,917,584 5. Surat

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut : Lampiran IV Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP I. DAFTAR ISTILAH Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 AGUSTUS (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 AGUSTUS 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 AGUSTUS (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 AGUSTUS 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 212,798 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,048,641 3. Penempatan pada bank lain 1,140,907 4. Tagihan spot dan derivatif 1,315,654 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 AGUSTUS (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 AGUSTUS 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 AGUSTUS (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 AGUSTUS 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 234,462 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,578,620 3. Penempatan pada bank lain 1,198,800 4. Tagihan spot dan derivatif 2,282,600 5. Surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Maret 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 10.486.630 2. Penempatan pada Bank Indonesia 49.714.819 3. Penempatan pada bank lain 20.132.802 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 28 Februari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 28 Februari 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 9.300.575 2. Penempatan pada Bank Indonesia 40.665.033 3. Penempatan pada bank lain 20.128.708 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 SEPTEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 SEPTEMBER 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 SEPTEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 SEPTEMBER 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 204,546 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,571,110 3. Penempatan pada bank lain 1,250,337 4. Tagihan spot dan derivatif 2,616,986 5. Surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 30 September 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 30 September 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 9,917,585 2. Penempatan pada Bank Indonesia 45,967,392 3. Penempatan pada bank lain 18,194,806 4. Tagihan spot dan derivatif 517,945 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 NOVEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 NOVEMBER 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 NOVEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 NOVEMBER 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 187,350 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,752,252 3. Penempatan pada bank lain 2,021,836 4. Tagihan spot dan derivatif 1,862,662 5. Surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank: PT ANZ INDONESIA Tanggal: No. POS POS ASET 1. Kas 168.429 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3.635.623 3. Penempatan pada bank lain 4.095.092 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank: PT ANZ INDONESIA Tanggal: No. POS POS ASET 1. Kas 161.787 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4.085.281 3. Penempatan pada bank lain 2.369.340 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank: PT ANZ INDONESIA Tanggal: No. POS POS ASET 1. Kas 156.306 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3.571.118 3. Penempatan pada bank lain 3.892.206 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank: PT ANZ INDONESIA Tanggal: No. POS POS ASET 1. Kas 165.163 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4.127.204 3. Penempatan pada bank lain 2.762.823 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank: PT ANZ INDONESIA Tanggal: No. POS POS ASET 1. Kas 176.975 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4.599.806 3. Penempatan pada bank lain 2.854.882 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank: PT ANZ INDONESIA Tanggal: No. POS POS ASET 1. Kas 139.148 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.351.185 3. Penempatan pada bank lain 1.640.074 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank: PT ANZ INDONESIA Tanggal: No. POS POS ASET 1. Kas 140.775 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.423.306 3. Penempatan pada bank lain 654.775 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank: PT ANZ INDONESIA Tanggal: No. POS POS ASET 1. Kas 173.085 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.705.512 3. Penempatan pada bank lain 2.425.918 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank: PT ANZ INDONESIA Tanggal: No. POS POS ASET 1. Kas 155.145 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4.308.041 3. Penempatan pada bank lain 3.262.614 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank: PT ANZ INDONESIA Tanggal: No. POS POS ASET 1. Kas 151.189 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5.421.578 3. Penempatan pada bank lain 3.117.460 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank: PT ANZ INDONESIA Tanggal: No. POS POS ASET 1. Kas 164.913 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4.147.125 3. Penempatan pada bank lain 1.843.096 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Desember 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Desember 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 10,991,946 2. Penempatan pada Bank Indonesia 54,511,144 3. Penempatan pada bank lain 10,991,847 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Oktober 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Oktober 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 8,974,304 2. Penempatan pada Bank Indonesia 27,151,229 3. Penempatan pada bank lain 21,862,811 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Januari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Januari 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 9,457,847 2. Penempatan pada Bank Indonesia 36,278,608 3. Penempatan pada bank lain 16,536,185 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 126,249, Tabungan 150,395, Simpanan berjangka 176,843, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 126,249, Tabungan 150,395, Simpanan berjangka 176,843, Dana investasi revenue sharing LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 10,326,542 2. Penempatan pada Bank Indonesia 39,913,302 3. Penempatan pada bank lain 35,944,882 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 140,517, Tabungan 169,907, Simpanan berjangka 177,035, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 140,517, Tabungan 169,907, Simpanan berjangka 177,035, Dana investasi revenue sharing LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 11,330,043 2. Penempatan pada Bank Indonesia 45,606,169 3. Penempatan pada bank lain 30,593,245 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 127,892, Tabungan 151,961, Simpanan berjangka 171,717, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 127,892, Tabungan 151,961, Simpanan berjangka 171,717, Dana investasi revenue sharing LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 11,422,254 2. Penempatan pada Bank Indonesia 32,800,757 3. Penempatan pada bank lain 27,104,141 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk Per 30 April 2015 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk Per 30 April 2015 (dalam jutaan rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per POS POS ASET 1. Kas 9,558,560 2. Penempatan pada Bank Indonesia 29,945,266 3. Penempatan pada bank lain 11,401,461 4. Tagihan spot dan derivatif 289,029 5. Surat berharga a.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT OTORITAS JASA KEUANGAN 2013 -1- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PROFIL PERUSAHAAN A. Data Perusahaan 1. Nama

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2015 (Unaudited)

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2015 (Unaudited) LAPORAN POSISI KEUANGAN POS POS ASET 1. Kas 28.470.316 2. Penempatan pada Bank Indonesia 95.635.319 3. Penempatan pada bank lain 24.146.273 4. Tagihan spot dan derivatif 13.102 5. Surat berharga a. Diukur

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Januari 2016 (Unaudited)

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Januari 2016 (Unaudited) LAPORAN POSISI KEUANGAN POS POS ASET 1. Kas 20.110.663 2. Penempatan pada Bank Indonesia 79.527.736 3. Penempatan pada bank lain 17.394.631 4. Tagihan spot dan derivatif 281 5. Surat berharga a. Diukur

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN POS POS ASET 1. Kas 18.819.152 2. Penempatan pada Bank Indonesia 79.253.524 3. Penempatan pada bank lain 16.633.391 4. Tagihan spot dan derivatif 722 5. Surat berharga a. Diukur

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN PERIODE 31 DESEMBER 2017 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 DESEMBER 2017 ASET 1. Kas 37,590 2.

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN PERIODE 31 DESEMBER 2017 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 DESEMBER 2017 ASET 1. Kas 37,590 2. LAPORAN POSISI KEUANGAN ASET 1. Kas 37,590 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,206,840 3. Penempatan pada bank lain 59,439 4. Tagihan spot dan derivatif - 5. Surat berharga a. Diukur pada nilai wajar melalui

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 258,339 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,342,932 3. Penempatan pada bank lain 682,217 4. Tagihan spot dan derivatif 1,379,129 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 218,353 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,136,091 3. Penempatan pada bank lain 1,266,599 4. Tagihan spot dan derivatif 1,337,163 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 236,736 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,487,295 3. Penempatan pada bank lain 835,588 4. Tagihan spot dan derivatif 1,335,674 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2018 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 381,279 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,883,109 3. Penempatan pada bank lain 2,626,732 4. Tagihan spot dan derivatif 634,232 5. Surat berharga

Lebih terperinci