AMORTISASI UTANG DAN DANA PELUNASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AMORTISASI UTANG DAN DANA PELUNASAN"

Transkripsi

1 AMORTISASI UTANG DAN DANA PELUNASAN O L E H KELOMPOK VIII FRISKA SRI RAHAYU MARIKSON LUMBAN GAOL NURLELA SRI MINARTI TRI RAHMADANI VENNY PURBA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2011

2 KATA PENGANTAR Dengan mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-nya dapat diselesaikannya tugas mata kuliah Matematika Keuangan yaitu sebuah makalah yang berjudul Amortisasi sehingga makalah ini dapat menjadi suatu bahan untuk menambah wawasan dalam memahami mata kuliah Matematika Keuangan. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan, namun disadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari Dosen Matematika Keuangan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada Dosen pembimbing, yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis mohon maaf jika dalam penyajian dan penyampaian makalah ini, banyak hal-hal yang kurang berkenan atau berkualitas karena keterbatasan sarana buku-buku yang bisa mendukung terciptanya makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan demi kesempurnaan makalah ini, dengan tangan terbuka penulis selalu menerima saran-saran yang bersifat membangun dan membantu perbaikan-perbaikan dalam makalah ini. Medan, September 2011 Penulis

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar.i Daftar Isi.. BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan..1 BAB II : PEMBAHASAN MATERI Amortisasi Utang Amortisasi Utang untuk Anuitas di Muka Pembiayaan Kembali Pinjaman (Refinancing of a Loan) Dana Pelunasan (Sinking Fund) Metode Dana Pelunasan untuk Pelunasan Utang Perbandingan Metode Amortisasi dan Dana Pelunasan. 11 BAB III : PENUTUP...13 Kesimpulan..13 DAFTAR PUSTAKA..14 LAMPIRAN SOAL Brosur KPR dan skedul amortisasi..1

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam peminjaman uang, untuk melunasi peminjaman dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti amortisasi utang dan dana pelunasan. Dengan metode amortisasi kita dapat melunasi utang dengan cara mengangsur atau mencicil. Kita juga dapat menyusun skedul amortisasi utang. Dalam pelunasan utang juga dapat digunakan metode dana pelunasan yang dapat digunakan untuk menghitung nilai buku utang. 1.2 Tujuan 1. Memahami alternatif pelunasan utang, yaitu dengan mengangsur (amortisasi utang) atau dengan membentuk dana pelunasan 2. Menyusun skedul amortisasi utang seperti table KPR (Kredit Pemilikan Rumah) 3. Menghitung nilai dana pelunasan pada tanggal tertentu dan nilai buku pinjaman dengan metode dana pelunasan 4. Menghitung alternatif pelunasan utang yang lebih murah antara metode amortisasi (mencicil) atau membentuk dana pelunasan

5 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Amortisasi Utang Metode Amortisasi harus mencerminkan pola konsumsi manfaat ekonomis oleh perusahaan. Jika pola tersebut tidak dapat ditentukan secara andal, maka harus digunakan metode garis lurus. Biaya amortisasi setiap periode harus diakui sebagai beban PSAK lainnya mengizinkan atau mengharuskannya untuk dimasukkan ke dalam nilai tercatat asset lain. Metode amortisasi, yaitu pembayaran hutang yang dilakukan secara berkala dengan jumlah tertentu. Dari angsuran yang dilakukan, hanya sebagian yang merupakan pelunasan pokok (amortisasi utang) dan sisanya adalah untuk pembayaran bunga. Berapa tepatnya untuk amortisasi utang dan berapa untuk pembayaran bunga adalah berbeda untuk setiap periode. Tanpa menghitung atau tanpa bantuan skedul amortisasi, kita hanya tahu total keduanya adalah sama untuk setiap periode yaitu sebesar angsuran itu. Tabel amortisasi digunakan untuk mengetahui secara akurat berapa pelunasan pokok yang dilakukan dan pembayaran bunganya dari setiap angsuran. Rumus nilai sekarang anuitas biasa yaitu ( ( ) ), dimana ( ( ) ) dinotasikan dengan i. Dalam kaitannya dengan amortisasi utang, kita berkepentingan untuk mengetahui A yang menunjukkan besarnya angsuran per periode. Jadi, rumus angsuran per periode (A) adalah a n ( ( ) ) a n PV i (due) Selanjutnya, angsuran utang tersebut digunakan untuk menyusun tabel amortisasi utang yang memuat saldo awal utang, bunga, angsuran, pokok utang, dan saldo akhir utang.

6 Misal: seorang eksekutif muda pada tanggal 1 April 2001 memutuskan untuk membeli sebuah rumah seharga Rp dengan membayar uang muka Rp dan sisanya dengan Kredit Kepemilikan rumah (KPR) sebuah bank dengan bunga 18% p.a. dan angsuran sebesar Rp ,23 selama 60 bulan. Jika pada 1 April 2004 eksekutif itu ingin melunasi kreditnya, berapa jumlah yang harus dia bayar? Jawab: : Cara 1: dengan skedul amortisasi ANUITAS BIASA Periode Angsuran Amortisasi Bunga Saldo Hutang Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 0 A = PV = = i = 18%/12= 0,015 Bunga periode pertama = saldo KPR awal x i = x 0,015 = Amortisai utang pertama = angsuran bunga periode pertama = = ,23

7 Saldo KPR kedua = saldo KPR awal amortisasi utang pertama = = Demkian seterusnya Dengan meneruskan skedul amortisasi hingga periode ke-36, kita akan mendapatkan jumlah yang harus dibayar jika KPR ingin dilunasi pada 1 April 2004, yaitu sebesar Rp ,5. Cara 2 : Dengan persamaan nilai sekarang dari anuitas biasa, dengan angsuran sebesar Rp ,23 sebanyak 24 periode dengan i = 1,5% per bulan. PV PV PV n (1 (1 i) ) A i 24 (1 (1 0,015) ) Rp ,23 0,015 Rp ,5 ( saldo KPR per 1 April 2004) Jadi, eksekutif muda tersebut harus membayar Rp ,5 untuk pelunasan kreditnya. Dalam praktiknya, adalah sangat jarang pelunasan lebih cepat (early termination) tidak dikenakan denda (penalty fee) oleh pihak kreditur (bank). Berapa besar denda ini biasanya dimuat dalam salah satu perjanjian kredit. Argument bank dalam hal pengenaan denda ini biasanya adalah karena mereka harus melakukan perencanaan ulang mengenai dana dalam portofolionya akibat adanya pelunasan itu. Kalaupun akan disalurkan sebagai KPR lagi, mereka memerlukan waktu untuk mencari nasabah baru, survei, wawancara, dan evaluasi. Contoh : 1. Seorang tukang ojek, Anto, memutuskan untuk membeli sebuah motor dengan harga tunai Rp secara kredit. Anto mendatangi perusahaan pembiayaan yang mengenakan dan menyatakan ingin mengangsur selama 36 bulan masing-masing sebesar Rp sesuai dengan penghasilannya menjadi tukang ojek. Untuk itu, Anto siap membayar uang muka yang membuat angsuran menjadi tepat Rp jika kemudian Anto

8 mendapatkan penghasilan jauh lebih besar dan ingin melunasi utangnya pada akhir tahun pertama, setelah angsuran ke-12, berapa yang Anto harus bayar? Jawab : Pada akhir tahun pertama, Anto sudah mengangsur 12 bulan dan masih mempunyai 24 kali angsuran bulanan. Nilai sekarang dari 24 kali angsuran bulanan Rp Diketahui : n = 24 A = Rp i = Ditanya :.? ( ( ) ) ( ( ) ) Jadi, Anto harus membayar tahun pertama ini. untuk pelunasan pada akhir 2.2 Amortisasi Utang untuk Anuitas di Muka Penyusunan skedul amortisasi utang untuk anuitas di muka pada dasarnya sama dengan anuitas biasa kecuali untuk periode pertama. Jika pada anuitas biasa angsuran pertama sebagian digunakan untuk membayar bunga dan sisanya untuk amortisasi utang; pada anuitas di muka seluruh angsuran pertama adalah untuk amortisasi utang karena belum adanya biaya bunga yang timbul mengingat pembayaran dilakukan pada hari pertama sehingga t=0. Contoh :

9 Sebuah Notebook dijual dengan harga tunai Rp atau dengan 5 kali angsuran bulanan mulai hari transaksi dengan menggunakan j 12 = 30%. Buatlah skedul amortisasi utang secara lengkap! Jawab : PV = Rp n = 5 30% i = = 2,5% = 0, PV PV A ( due) ( due) a n i a 5 2,5% A Rp ,064 Perhatikan bahwa kecuali untuk periode 0, perhitungan untuk periode lainnya 30% adalah sama seperti skedul amortisasi utang anuitas biasa yaitu bunga = x 12 saldo hutang, amortisasi = angsuran bunga, dan saldo hutang = saldo hutang sebelumnya amortisasi. Tabel Amortisasi ANUITAS SEGERA Periode Angsuran Amortisasi Bunga Saldo Hutang Rp Rp Rp Rp - Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp (0,00) 2.3 Pembiayaan Kembali Pinjaman Cukup sering kita jumpai dalam perjanjian pemilikan kendaraan bermotor, KPR, atau lainnya yang menggunakan angsuran bahwa tingkat bunga tidak bersifat tetap (fixed,tetapi bersifat mengambang (floating atau variable). Maksud dari bersifat tetap adalah sekali ditetapkan di awal akan berlaku terus hingga angsuran terakhir. Sedangkan yang mengambang akan dievaluasi pada periode tertentu, karena mengambang, skedul amortisasi baru harus dibuat untuk

10 angsuran-angsuran yang tersisa. Penyesuaian tingkat bunga ini akan menyebabkan perubahan besar angsuran bulanan dan amortisasi utang per periode. Sehingga pada saat bunga pasar turun, seorang debitur dapat mempertimbangkan pinjaman baru dengan bunga lebih rendah untuk melunasi pinjaman lama yang berbunga lebih tinggi. Contoh: King Aragorn meminjam Rp dari Bank GONDOR untuk membeli sebuah rumah. Pinjaman itu akan dilunasi selama 15 tahun dicicil bulanan dengan bunga tetap 21% p.a. Setelah melakukan pembayaran tepat 2 tahun, King Aragorn melihat tingkat bunga pinjaman di pasar telah turun menjadi 15% p.a. sehingga ia berminat untuk melunasi pinjamannya yang berbunga 21% p.a. dengan pinjaman baru berbunga 15% p.a. Namun Bank GONDOR hanya menyetujui pelunasan lebih cepat jika King Aragorn bersedia membayar denda sebanyak 18 angsuran bulanan. Keputusan apa yang sebaiknya diambil King Aragorn? Jawab: PV= Rp i= n= 180 Pertama kita akan menghitung besar pinjaman yaitu saldo pinjaman setelah 24 kali angsuran ditambah 18 kali angsuran bulanan. Besar angsuran per bulan: PV Rp A n 180 (1 (1 i) ) (1 (1 0,0175) ) i 0,0175 A Rp ,08 Denda pelunasan lebih cepat : 18 Rp ,08 Rp ,44 Saldo pinjaman setelah 24 kali angsuran : PV PV (1 (1 0,0175) 0,0175 Rp ,1 ) Rp ,08 Besar pinjaman yang harus diperoleh untuk pelunasan : Rp ,44 + Rp ,1 = Rp ,54 156

11 Selanjutnya, dengan bunga 15% p.a. Kita menghitung angsuran bulanan selama 13 tahun (15 2) jika pinjaman baru ini jadi dilakukan. A A Rp , (1 (1 0,0125) ) 0,0125 Rp ,33 Lalu kita bandingkan angsuran bulanan dari pinjaman baru dengan angsuran bulanan pinjaman lama. Karena angsuran pinjaman lama lebih rendah, maka sebaiknya King Aragorn tidak melakukan pinjaman baru. 2.4 Dana Pelunasan (Sinking Fund) Metode sinking fund atau dana pelunasan hutang, yaitu pembayaran hutang yang dilakukan dengan 1 kali pembayaran pada akhir periode hutang. Merupakan pengumpulan dana secara terencana melalui tabungan secara periodik dalam jumlah yang sama untuk memperoleh sejumlah uang yang cukup besar pada periode tertentu. Suatu hutang yang berbunga dikatakan telah dilunasi jika seluruh pertanggungan (pokok dan bunga) telah dibebaskan dengan suatu deretan pembayaran yang dibuat dalam suatu interval yang sama. Metode sinking fund mengasumsikan bahwa peminjam membuat pembayaran secara berkala ke dalam suatu dana yang di sebut dana pelunasan (sinking fund). Metode Sinking fund pada dasarnya sama saja dengan metode amortisasi, bedanya adalah pembayaran oleh debitur kepada kreditur dilakukan satu kali yang dikenal dengan istilah lump-sum payment, pada ujung periode berlakunya hutang. Dengan metode ini, kreditur tidak membuatkan angsuran cicilan kepada debitur melainkan menerima dana pengembalian sesuai dengan suku bunga yang disepakati di akhir periode hutang, sehingga dalam banyak kasus, debitur akan membuat suatu alokasi dana pribadi yang dapat dicicilnya setiap interval waktu tertentu dengan harapan pada ujung periode hutangnya, dana pelunasan telah tersedia. Beberapa debitur mencoba untuk mengalokasikan dana

12 ke sebuah rekening atau pihak kreditur lain yang menawarkan suku bunga lebih tinggi. Persamaan anuitas nilai akan datang, ( ( ) ) ( ( ) ) Contoh : PT Protaniaga mengelola sebuah gedung apartemen dengan 150 kamar. Manajemen perusahaan memperkirakan adanya kebutuhan untuk melakukan pengecatan ulang gedung bagian luar dan lorong serta penggantian semua karpet yang ada 5 tahun lagi. Biaya semua kegiatan itu sekitar Rp 2 milyar. Jika manajemen PT Protaniaga memutuskan untuk membentuk dana pelunasan untuk tujuan ini, berapa besar setoran bulanan selama 5 tahun jika bisa memperoleh bunga 6% p.a.? Jawab : FV = Rp n = 5 x 12 = 60 periode i = 6% 0, 5% 0, A A A FV n ((1 i) 1) i Rp ((1 0,005) 1) 0,005 Rp ,06

13 2.5 Metode Dana Pelunasan untuk Pelunasan Utang Dana pelunasan dibentuk untuk tujuan pelunasan utang. Jumlah uang yang diakumulasikan dalam dana ini pada akhir periode harus menjadi sebesar total pokok utang yang harus dibayar. Sementara itu, sebelum utang itu jatuh tempo, hanya bunga yang dibayarkan secara periodik pada tanggal-tanggal yang sudah disepakati dengan bank(kreditur). Selisih antara jumlah dana pelunasan dan pokok utang pada suatu saat tertentu disebut nilai buku utang. Ini dimungkinkan karena dana pelunasan itu memang disiapkan khusus untuk penyelesaian utang itu. Jumlah pembayaran tahunan yang harus dilakukan peminjam (debitur) karenanya adalah jumlah untuk anuitas dana pelunasan dan bunga periodik. Contoh: Sebuah pinjaman sebesar Rp akan jatuh tempo 4 tahun lagi dan harus dibayarkan dengan metode dana pelunasan. Jika pinjaman itu berbunga sederhana (simple interest) 9% p.a. dibayarkan setiap 6 bulan dan pembayaran dana pelunasan dapat memperoleh bunga 8% p.a. dihitung triwulanan, hitunglah: a. Jumlah pembayaran tahunan b. Jumlah dana pelunasan setelah 2 tahun c. Nilai buku pinjaman setelah 2 tahun Jawab: PV = n = 4 x 4 = 16 t = 4 tahun i= 0,2 n = 16 a. Anuitas untuk dana pelunasan Rp A 16 ((1 0,02) 1) 0,02 A Rp ,94 Jumlah untuk dana pelunasan dalam 1 tahun: 4 Rp ,94 Rp ,8 Jumlah untuk pembayaranbunga dalam 1 tahun: 9% 2 Rp Rp Jadi, jumlah pembayarantahunan Rp ,8 Rp Rp ,8

14 b. 8 ((1 0,02) 1) FV Rp ,94 0,02 FV Rp c. Nilai buku pinjaman nilai pokok utang - jumlah dana pelunasan Rp Rp Rp Perbandingan Metode Amortisasi dan Dana Pelunasan Dengan metode amortisasi, pengeluaran periodik adalah sama besar dengan besar pembayaran angsuran per periode, sedangkan dengan metode dana pelunasan, pengeluaran periodik adalah jumlah pembayaran bunga dan setoran untuk dana pelunasan. Contoh : Sebuah perusahaan yang sedang berkembang merencanakan untuk meminjam sebesar Rp selama 5 tahun dari bank. Bank Gryfendor bersedia memberikan pinjaman dengan bunga 21% p.a. dengan angsuran setiap 6 bulan. Bank lain yaitu Bank Slyterin bersedia memberikan pinjaman dengan bunga sederhana 19% p.a. dibayarkan setiap 6 bulan, tetapi dengan syarat perusahaan itu melakukan setoran untuk sinking fund dalam bank itu dengan bunga 14% p.a. diperhitungkan setiap 6 bulan. a. Tentukan alternatif mana yang sebaiknya dipilih? b. Berapa penghematan yang bisa dilakukan setiap semester? Jawab : PV= Rp n = 2 x 5 = 10 kali i = 0,105 a. Jika alternatif pertama yang digunakan, besar angsuran per 6 bulan adalah : Rp A Rp , (1 0,105) 0,105 Jika alternatif kedua yang digunakan, besar pembayaranbunga setiap 6 bulan adalah :

15 Besar anuitas untuk dana pelunasan adalah : Rp A Rp ,7 10 (1 0,07) 1 0,07 Total pembayaransemesteranuntuk alternatif kedua: Rp Rp ,7 Rp ,7 Jadi pinjaman yang harus diambil adalah dari Bank Gryfendor karena lebih murah. b. Besar penghematan per semester adalah : Rp ,7- Rp ,6 Rp , 1

16 BAB III PENUTUP Kesimpulan Amoritisasi merupakan pelunasan pokok yang merupakan pengurangan dari angsuran utang dan bunga. Amortisasi utang selalu memiliki nilai lebih kecil atau sama dengan angsuran utang. Dana pelunasan digunakan untuk membayar utang, untuk menebus utang obligasi yang jatuh tempo, untuk dana penggantian mesin yang usang, dan untuk dana pembelian peralatan baru. Rumus nilai sekarang anuitas biasa yaitu ( ( ) ), ( ( ) ) dinotasikan dengan a n i Persamaan nilai anuitas, Persamaan anuitas nilai sekarang: ( ( ) ) dimana ( ( ) ) dinotasikan dengan a n i Persamaan anuitas nilai akan datang: ( ( ) ) ( ( ) )

17 DAFTAR PUSTAKA C, James dan John M Fudamentals Of Financial management. Edisi 12. Jakarta : Salemba Empat Frensidy, Budi Matematika Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Mardiyanto, Handono Inti Sari Manajemen Keuangan.Jakarta: Grasindo Sembiring,L, dkk.2005.matematika Keuangan.Bandung: M2S

18 Skedul amortisasi PERIODE ANGSURAN AMORTISASI BUNGA SALDO HUTANG Rp 300,000, Rp 7,618, Rp 3,118, Rp 4,500, Rp 296,881, Rp 7,618, Rp 3,164, Rp 4,453, Rp 293,717, Rp 7,618, Rp 3,212, Rp 4,405, Rp 290,504, Rp 7,618, Rp 3,260, Rp 4,357, Rp 287,244, Rp 7,618, Rp 3,309, Rp 4,308, Rp 283,935, Rp 7,618, Rp 3,359, Rp 4,259, Rp 280,576, Rp 7,618, Rp 3,409, Rp 4,208, Rp 277,166, Rp 7,618, Rp 3,460, Rp 4,157, Rp 273,706, Rp 7,618, Rp 3,512, Rp 4,105, Rp 270,193, Rp 7,618, Rp 3,565, Rp 4,052, Rp 266,628, Rp 7,618, Rp 3,618, Rp 3,999, Rp 263,010, Rp 7,618, Rp 3,672, Rp 3,945, Rp 259,337, Rp 7,618, Rp 3,727, Rp 3,890, Rp 255,609, Rp 7,618, Rp 3,783, Rp 3,834, Rp 251,825, Rp 7,618, Rp 3,840, Rp 3,777, Rp 247,984, Rp 7,618, Rp 3,898, Rp 3,719, Rp 244,086, Rp 7,618, Rp 3,956, Rp 3,661, Rp 240,129, Rp 7,618, Rp 4,016, Rp 3,601, Rp 236,113, Rp 7,618, Rp 4,076, Rp 3,541, Rp 232,037, Rp 7,618, Rp 4,137, Rp 3,480, Rp 227,899, Rp 7,618, Rp 4,199, Rp 3,418, Rp 223,700, Rp 7,618, Rp 4,262, Rp 3,355, Rp 219,437, Rp 7,618, Rp 4,326, Rp 3,291, Rp 215,111, Rp 7,618, Rp 4,391, Rp 3,226, Rp 210,719, Rp 7,618, Rp 4,457, Rp 3,160, Rp 206,262, Rp 7,618, Rp 4,524, Rp 3,093, Rp 201,738,555.14

19 27 Rp 7,618, Rp 4,591, Rp 3,026, Rp 197,146, Rp 7,618, Rp 4,660, Rp 2,957, Rp 192,485, Rp 7,618, Rp 4,730, Rp 2,887, Rp 187,755, Rp 7,618, Rp 4,801, Rp 2,816, Rp 182,953, Rp 7,618, Rp 4,873, Rp 2,744, Rp 178,079, Rp 7,618, Rp 4,946, Rp 2,671, Rp 173,132, Rp 7,618, Rp 5,021, Rp 2,596, Rp 168,111, Rp 7,618, Rp 5,096, Rp 2,521, Rp 163,015, Rp 7,618, Rp 5,172, Rp 2,445, Rp 157,842, Rp 7,618, Rp 5,250, Rp 2,367, Rp 152,592, Rp 7,618, Rp 5,329, Rp 2,288, Rp 147,263, Rp 7,618, Rp 5,409, Rp 2,208, Rp 141,853, Rp 7,618, Rp 5,490, Rp 2,127, Rp 136,363, Rp 7,618, Rp 5,572, Rp 2,045, Rp 130,791, Rp 7,618, Rp 5,656, Rp 1,961, Rp 125,135, Rp 7,618, Rp 5,741, Rp 1,877, Rp 119,394, Rp 7,618, Rp 5,827, Rp 1,790, Rp 113,566, Rp 7,618, Rp 5,914, Rp 1,703, Rp 107,652, Rp 7,618, Rp 6,003, Rp 1,614, Rp 101,649, Rp 7,618, Rp 6,093, Rp 1,524, Rp 95,555, Rp 7,618, Rp 6,184, Rp 1,433, Rp 89,371, Rp 7,618, Rp 6,277, Rp 1,340, Rp 83,093, Rp 7,618, Rp 6,371, Rp 1,246, Rp 76,722, Rp 7,618, Rp 6,467, Rp 1,150, Rp 70,254, Rp 7,618, Rp 6,564, Rp 1,053, Rp 63,690, Rp 7,618, Rp 6,662, Rp 955, Rp 57,027, Rp 7,618, Rp 6,762, Rp 855, Rp 50,265, Rp 7,618, Rp 6,864, Rp 753, Rp 43,401, Rp 7,618, Rp 6,967, Rp 651, Rp 36,434, Rp 7,618, Rp 7,071, Rp 546, Rp 29,362, Rp 7,618, Rp 7,177, Rp 440, Rp 22,185, Rp 7,618, Rp 7,285, Rp 332, Rp 14,899, Rp 7,618, Rp 7,394, Rp 223, Rp 7,505, Rp 7,618, Rp 7,505, Rp 112, Rp (0.18)

P = Amortisasi Hutang dan Dana Pelunasan AMORTISASI HUTANG AMORTISASI HUTANG

P = Amortisasi Hutang dan Dana Pelunasan AMORTISASI HUTANG AMORTISASI HUTANG AMORTISASI HUTANG 1. 1 AMORTISASI HUTANG Amortisasi utang artinya pelunasan utang, baik dengan jumlah yang sama atau tidak, dan dengan menggunakan interval cicilan yang sama ataupun berbeda. Pada bab ini,

Lebih terperinci

Perhatikanlah contoh di bawah ini untuk memahami perhitungan nilai sekarang dengan menggunakan persamaan bunga majemuk:

Perhatikanlah contoh di bawah ini untuk memahami perhitungan nilai sekarang dengan menggunakan persamaan bunga majemuk: ANUITAS BIASA 1. 1 ANUITAS BIASA Anuitas merupakan konsep yang sangat penting dalam dunia keuangan. Penggunaan konsep anuitas sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, contohnya pembayaran KPR, dan pembayaran

Lebih terperinci

March 23. Mojakoe. Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di :

March 23. Mojakoe. Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di : March 23 Mojakoe 2014 Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di : http://spa-feui.com MKDB Ujian Tengah Semester Genap 2012/2013 Metode Kuantitatif

Lebih terperinci

1. 1 ANUITAS DIMUKA 1. 2 NILAI SEKARANG PADA ANUITAS DI MUKA ANUITAS DI MUKA DAN DITUNDA

1. 1 ANUITAS DIMUKA 1. 2 NILAI SEKARANG PADA ANUITAS DI MUKA ANUITAS DI MUKA DAN DITUNDA ANUITAS DI MUKA DAN DITUNDA 1. 1 ANUITAS DIMUKA Pada BAB 4, kita telah mempelajari tentag anuitas biasa. Pada dasaranya anuitas dimuka tidak jauh berbeda dengan anuitas biasa, perbedaanya hanya terletak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version MASALAH BUNGA DALAM PENJUALAN ANGSURAN Dalam penjualan angsuran pada umumnya ada 4 kebijakan yang berkaitan dengan cara perhitungan bunga. 1. Bunga diperhitungkan dari sisa harga selama jangka waktu angsuran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembiayaan Aktiva Tetap Yang Digunakan Perusahaan PT. Mustika Ratubuana Internasional yang mempunyai usaha di bidang distributor dan perdagangan sangat memerlukan

Lebih terperinci

Terdapat dua metode dalam melakukan pengembalian hutang: Metode amortisasi (amortization) Peminjam membayar hutangnya pada interval periodik.

Terdapat dua metode dalam melakukan pengembalian hutang: Metode amortisasi (amortization) Peminjam membayar hutangnya pada interval periodik. AMORTISASI 1 2 DEFINISI Terdapat dua metode dalam melakukan pengembalian hutang: Metode amortisasi (amortization) Peminjam membayar hutangnya pada interval periodik. Metode sinking fund Peminjam membayar

Lebih terperinci

i % per bulan. Perhitungan bunga

i % per bulan. Perhitungan bunga Matematika15.wordpress.com LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATEMATIKA KEUANGAN (PEMINATAN) Unsur Pada Matematika Keuangan Nama Siswa : Kelas : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.3 Menganalisis konsep dan prinsip

Lebih terperinci

Kebijakan pengambilan keputusan investasi

Kebijakan pengambilan keputusan investasi Makalah ekonomi teknik Kebijakan pengambilan keputusan investasi OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D411 10 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Future Value Present Value Konsep Anuitas Time Value of Money. Septiani Juniarti, SE.MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi

Manajemen Keuangan. Future Value Present Value Konsep Anuitas Time Value of Money. Septiani Juniarti, SE.MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Manajemen Keuangan Modul ke: Future Value Present Value Konsep Anuitas Time Value of Money 05 Fakultas Ekonomi Septiani Juniarti, SE.MM Program Studi S1 Manajemen www.mercubuana.ac.id Mengenal Future Value

Lebih terperinci

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia Siti Fatimah (27212052) FE. AKUNTANSI LATAR BELAKANG Kata kredit bukan merupakan kata yang asing lagi bagi

Lebih terperinci

SELUK BELUK TENTANG KONSEP BUNGA KREDIT BANK

SELUK BELUK TENTANG KONSEP BUNGA KREDIT BANK SELUK BELUK TENTANG KONSEP BUNGA KREDIT BANK Cecep Taufiqurrochman 1 *) 1 Staf pengajar STIE Ekuitas Bandung Indonesia * ) ctaofiq@yahoo.com ABSTRACT Umumnya suku bunga, dimaknai sebagai rasio dari bunga

Lebih terperinci

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN 1 KREDIT MENURUT UU NO. 10/1998 TENTANG POKOK-POKOK PERBANKAN Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : Raden Okky Murdani P.A. tahun 2010 yang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN

PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN 7 Desember 206 3 Pada pertemuan ke-9 telah dibahas tentang kegiatan usaha simpan pinjam, kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah banyak mempengaruhi perkembangan ekonomi dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian dalam masyarakat. Salah

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Bank adalah salah satu badan financial yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk

Lebih terperinci

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES)

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) DEFINISI PENJUALAN ANGSURAN : ADALAH PENJUALAN BARANG DAGANGAN ATAU JASA YANG DILAKSANAKAN DENGAN PERJANJIAN DIMANA PEMBAYARAN DILAKUKAN SECARA BERTAHAP ATAU BERANGSUR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

PERANAN MATEMATIKA DALAM PERENCANAAN KEUANGAN

PERANAN MATEMATIKA DALAM PERENCANAAN KEUANGAN PERANAN MATEMATIKA DALAM PERENCANAAN KEUANGAN Budi Frensidy Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abstract: Salah satu cabang ilmu keuangan yang berkembang pesat dalam dekade terakhir

Lebih terperinci

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Kewajiban Jangka panjang adalah kewajiban yang periode pelunasannya lebih dari satu tahun. Jenis kewajiban jangka panjang yang akan dibahas dalam materi ini seperti di buku Haryono

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Nilai Waktu Uang. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Nilai Waktu Uang. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Nilai Waktu Uang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Konsep Nilai Waktu Uang Future Value Present Value

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907-9958 KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. OBYEK DATA PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis membutuhkan perusahaan perbankan yang memiliki jasa produk KPR dan KPR Syariah untuk dijadikan sebagai obyek penelitian.

Lebih terperinci

Anuitas Biasa, Anuitas Dimuka dan Anuitas ditunda

Anuitas Biasa, Anuitas Dimuka dan Anuitas ditunda Anuitas Biasa, Anuitas Dimuka dan Anuitas ditunda Jika dilihat dari beberapa penjelasan tentang anuitas biasa, anuitas dimuka dan anuitas ditunda, maka bisa dilihat bahwa yang membedakan diantara ketiganya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai,

Lebih terperinci

Sistem Bunga Flat, Efektif, Fixed & Floating

Sistem Bunga Flat, Efektif, Fixed & Floating Bunga Bank, Bunga Flat, Bunga Efektif, Bunga Anuitas, Fixed & Floating, File-file Contoh Cara Penghitungan Bunga Bank dan Tips Meminjam Uang (Kredit) di Bank Sistem Bunga Flat, Efektif, Fixed & Floating

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga dan Time Value of Money. Jurusan Sistem Informasi ITS 2010

Perhitungan Bunga dan Time Value of Money. Jurusan Sistem Informasi ITS 2010 Perhitungan Bunga dan Time Value of Money Jurusan Sistem Informasi ITS 2010 TUJUAN Setelah mempelajari Bab ini diharapkan mahasiswa dapat: Menjelaskan konsep perhitungan bunga dan nilai waktu uang. Menjelaskan

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK Bentuk Nilai Modal - Nilai Sekarang dan yang akan datang SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN

EKONOMI TEKNIK Bentuk Nilai Modal - Nilai Sekarang dan yang akan datang SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN EKONOMI TEKNIK Bentuk Nilai Modal - Nilai Sekarang dan yang akan datang SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN Definisi Nilai waktu terhadap uang Nilai waktu terhadap uang adalah nilai uang dari

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI RUMAH

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI RUMAH CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI RUMAH SURAT PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ANTARA BANK ---------------------------------------------- DAN ---------------------------------- Nomer: ----------------------------------

Lebih terperinci

Contoh Soal Akuntansi Perbankan Jurnal untuk Giro, Tabungan, Deposito, Traveller s Cheques, Pinjaman

Contoh Soal Akuntansi Perbankan Jurnal untuk Giro, Tabungan, Deposito, Traveller s Cheques, Pinjaman Contoh Soal Akuntansi Perbankan Jurnal untuk Giro, Tabungan, Deposito, Traveller s Cheques, Pinjaman Akuntansi, Akuntansi Perbankan, Bank dan Lembaga Keuangan G I R O - Deni calon nasabah Bank Jabar membuka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perekonomian di dunia meskipun kini tengah dilanda krisis ekonomi global, dunia bisnis merupakan dunia yang paling ramai

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Berwujud "Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

Lebih terperinci

TIME VALUE OF MONEY DAN NET PRESENT VALUE (NPV)

TIME VALUE OF MONEY DAN NET PRESENT VALUE (NPV) TIME VALUE OF MONEY DAN NET PRESENT VALUE (NPV) Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Dosen Pengampu : Prof. Dr. Amries Rusli Tanjung, MM. Ak. Disusun Oleh Kelompok I : RADILLA WIDYASTUTI WARDALIANI RIZQA ANITA

Lebih terperinci

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh 1 A B S T R A K S I A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh Bangsa Indonesia dan juga pembangunan harus dapat dirasakan oleh setiap warga negara, maka sebagai

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran Perhitungan Kredit dengan / Mengapa Perhitungan Kredit Perlu Diketahui? Perhitungan bunga kredit yang digunakan bank akan menentukan besar kecilnya angsuran pokok dan bunga yang harus dibayar Debitur atas

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET, BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN, DAN ANUITAS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET, BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN, DAN ANUITAS LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET, BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN, DAN ANUITAS Nama Siswa : Kelas : A. BUNGA TUNGGAL 1. Barisan dan Deret Aritmatika (Mengulang) 3. 4. Latihan 1 1. 5. 2. 1 6. 10.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Bank 2.1.1.1 pengertian Bank Bank lebih dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambah

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1529, 2017 KEMENKEU. LRT Jabodetabek. Pemberian Jaminan Pemerintah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/PMK.08/2017 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Mikro

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Mikro /Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Mikro Nama Jenis Nama Penerbit Data Ringkas Manfaat Risiko Persyaratan dan Tata Cara Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro Kredit dengan angsuran (pokok dan bunga) tetap

Lebih terperinci

08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit

08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit EKONOMI KHUSUS 01. Dalam rangka menjaga kestabilan arus uang dan arus barang dalam perekonomian, bank sentral dapat melakukan penjualan dan pembelian surat-surat berharga di bursa efek. Kebijaksanaan bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang dengan cepat, sumber-sumber dana diperlukan untuk membiayai usaha tersebut. Salah

Lebih terperinci

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Ritel

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Ritel /Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Ritel Nama Jenis Nama Penerbit Data Ringkas Manfaat Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ritel Kredit dengan angsuran (pokok dan bunga) tetap per bulan PT. Bank Tabungan Pensiunan

Lebih terperinci

TIME VALUE of MONEY. Modul ini membahas tentang future value, present value. Konsep anuitas, dan implementasi nilai mata uang

TIME VALUE of MONEY. Modul ini membahas tentang future value, present value. Konsep anuitas, dan implementasi nilai mata uang Modul ke: TIME VALUE of MONEY Fakultas EKONOMI Modul ini membahas tentang future value, present value. Konsep anuitas, dan implementasi nilai mata uang Program Studi Manajemen 84008 www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS. Dra. MC Maryati, MM. 3 tahun. 2 tahun. 1 tahun BUNGA T E O R I TINGKAT

MATEMATIKA BISNIS. Dra. MC Maryati, MM. 3 tahun. 2 tahun. 1 tahun BUNGA T E O R I TINGKAT MATEMATIKA BISNIS Dra. MC Maryati, MM tahun 2 tahun 3 tahun T E O R I TINGKAT BUNGA INSIGHT KONSEP DASAR MATEMATIKA : Deret Hitung, Deret Ukur Kombinasi deret hitung dan deret ukur Pangkat, akar dan logaritma

Lebih terperinci

KEWAJIBAN Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah 2

KEWAJIBAN Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah 2 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN MODUL PSAP NO. 09 AKUNTANSI KEWAJIBAN Juli 2006 1 KEWAJIBAN Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber

Lebih terperinci

Prosedur Persetujuan, Pencairan Dana, Dan Pengelolaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank BTN Cabang Bekasi Kranji

Prosedur Persetujuan, Pencairan Dana, Dan Pengelolaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank BTN Cabang Bekasi Kranji Prosedur Persetujuan, Pencairan Dana, Dan Pengelolaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank BTN Cabang Bekasi Kranji NAMA : Muhamad Arfan NPM : 44212773 JURUSAN : Akuntansi Komputer PEMBIMBING : Dr. Sudaryono,

Lebih terperinci

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi. Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Setiap entitas selalu berusaha agar entitas dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada Bab II, maka bab ini peneliti akan membahas mengenai Perlakuan Akuntansi Pendapatan atas Pembiayaan Murabahah

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu Kebutuhan Primer, Kebutuhan Sekunder, dan Kebutuhan Tersier. Kebutuhan Primer merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

Bab 3 Nilai Waktu Terhadap Uang

Bab 3 Nilai Waktu Terhadap Uang Dasar Manajemen Keuangan 37 Bab 3 Nilai Waktu Terhadap Uang Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang konsep nilai waktu terhadap uang sebagai alat analisis keputusan di bidang keuangan.

Lebih terperinci

MAKALAH AKUNTANSI MENENGAH 1 AKUNTANSI DAN NILAI WAKTU DARI UANG MAHASISWA IKOR FIK-UNIGRES. Mata Kuliah : Akuntansi Menengah 1

MAKALAH AKUNTANSI MENENGAH 1 AKUNTANSI DAN NILAI WAKTU DARI UANG MAHASISWA IKOR FIK-UNIGRES. Mata Kuliah : Akuntansi Menengah 1 MAKALAH AKUNTANSI MENENGAH 1 AKUNTANSI DAN NILAI WAKTU DARI UANG MAHASISWA IKOR FIK-UNIGRES Mata Kuliah : Akuntansi Menengah 1 Dosen Pengampu : Ridor Dhi Di susun oleh : 1. KHUANUL FATONI (2016030006)

Lebih terperinci

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Ketentuan mengenai gadai ini diatur dalam KUHP Buku II Bab XX, Pasal 1150 sampai dengan pasal 1160. Sedangkan pengertian gadai itu sendiri dimuat dalam Pasal

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN NILAI WAKTU UANG. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN NILAI WAKTU UANG. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN NILAI WAKTU UANG Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Manajemen 84008 Helsinawati, SE, MM Bisnis S! 05 Abstract Berdasarkan Analisa Nilai

Lebih terperinci

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

BAGIAN III AKAD JUAL BELI - 19 - BAGIAN III AKAD JUAL BELI III.1. MURABAHAH A. Definisi 1. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar beban perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

Soal : Konsep dasar a. b. c. d. J=% ekuivalen dengan j= % Berapakah tingkat bunga efektif dari tawaran diskon tunai dalam credit terms /0, n/0? Tingka

Soal : Konsep dasar a. b. c. d. J=% ekuivalen dengan j= % Berapakah tingkat bunga efektif dari tawaran diskon tunai dalam credit terms /0, n/0? Tingka SPA MENTORING MKDB Dilarang Memperbanyak tanpa seijin SPA FEUI Download Mojakoe dan SPA Mentoring : www.spa-feui.com FB: SPA FEUI Twitter: @spafeui Soal : Konsep dasar a. b. c. d. J=% ekuivalen dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah masalah perekonomian. Dengan sempitnya lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah masalah perekonomian. Dengan sempitnya lapangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat pada umumnya di Indonesia adalah masalah perekonomian. Dengan sempitnya lapangan pekerjaan, masyarakat sulit untuk

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Pengertian Tujuan Fungsi Pencatatan Jurnal Penyesuain Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga financial intermediary yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa) "PODHO JOYO" DESA SUKOREJO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK NOMOR : 01/KEP/BUMDesa-PJ/2015 TENTANG

KEPUTUSAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa) PODHO JOYO DESA SUKOREJO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK NOMOR : 01/KEP/BUMDesa-PJ/2015 TENTANG KEPUTUSAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa) "PODHO JOYO" DESA SUKOREJO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK NOMOR : 01/KEP/BUMDesa-PJ/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa)

Lebih terperinci

PINJAMAN SUBORDINASI

PINJAMAN SUBORDINASI PINJAMAN SUBORDINASI 23.1 Definisi adalah pinjaman yang memenuhi syarat-syarat dan perjanjian tertulis, mendapatkan petunjuk bank Indonesia dan tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan

BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang dilakukan bank adalah menunggu permintaan kredit, kemudian memberikan atau menolak kredit yang diajukan. Meskipun bank mungkin giat

Lebih terperinci

PENGALOKASIAN DANA BANK

PENGALOKASIAN DANA BANK PENGALOKASIAN DANA BANK Alokasi Dana : menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Wujud dari pengalokasian dana adalah kredit atau aset yang dianggap menguntungkan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA FLPP BAB I FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA FLPP BAB I FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN LAMPIRAN 1 Permenpera Nomor : 15 Tahun 2010 Tanggal : 6 September 2010 PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA FLPP BAB I FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN A. Jenis Layanan 1. Layanan Fasilitas Likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dewasa ini mendorong semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan tersebut adalah kebutuhan

Lebih terperinci

LIABILITAS JANGKA PANJANG

LIABILITAS JANGKA PANJANG LIABILITAS JANGKA PANJANG - Pertemuan 12 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 3 Utang Obligasi Wesel Bayar Jangka Panjang Isu-isu Spesial

Lebih terperinci

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian modal asing Mengetahui penggolongan modal asing Memahami pengertian

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PELUNASAN BUNGA FLAT ANTARA TEORI DAN PRAKTIK. Oleh : Agustin Defi Nurrokhmah Politeknik Kediri

PERHITUNGAN PELUNASAN BUNGA FLAT ANTARA TEORI DAN PRAKTIK. Oleh : Agustin Defi Nurrokhmah Politeknik Kediri PERHITUNGAN PELUNASAN BUNGA FLAT ANTARA TEORI DAN PRAKTIK Oleh : Agustin Defi Nurrokhmah Politeknik Kediri ABSTRAK Bunga flat merupakan pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang perkreditan tidak lepas dari pengaruhnya.

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang perkreditan tidak lepas dari pengaruhnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perkreditan di Indonesia yang tumbuh amat cepat menimbulkan persaingan yang makin tajam pada bidang bisnis tersebut. Dalam kondisi persaingan semacam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini tingkat persaingan bisnis di Indonesia semakin meningkat ditandai dengan adanya globalisasi bisnis yang menyebabkan perusahaan banyak membutuhkan

Lebih terperinci

Kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas

Kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas /Hutang kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas (SAK) Lancar Tidak Lancar Diestimasi Kontinjensi 1 Hutang Usaha

Lebih terperinci

Produk KPR Syariah. Lain-lain

Produk KPR Syariah. Lain-lain KPR SYARIAH Pengertian KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah kredit yang digunakan untuk membeli rumah atau untuk kebutuhan konsumtif lainnya dengan jaminan/agunan berupa Rumah. Walaupun penggunaannya mirip,

Lebih terperinci

Peta Konsep. Bab 3 Matematika Keuangan

Peta Konsep. Bab 3 Matematika Keuangan Bab 3 Matematika Keuangan Sumber: Majalah Tempo 29 Des 03-4 Jan 04 Dalam dunia bisnis, ilmu matematika keuangan banyak diterapkan dalam dunia perbankan, perdagangan, bahkan dunia pemerintahan. Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Dalam dunia modern ini, peranan perbankan dalam kemajuan perekonomian suatu Negara sangatlah besar.begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa

Lebih terperinci

Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti

Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti sebagai berikut: a. "Angsuran" adalah besar pembayaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau

Lebih terperinci

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR YAYASAN PERGURUAN ISLAM REPUBLIK INDONESIA SMK PIRI 3 YOGYAKARTA KELOMPOK BISNIS DAN MANAJEMEN Proram Keahlian : Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Multimedia Alamat : Jl. MT Haryono 23, Pugeran,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

Pengertian : Bunga yang jatuh tempo ditambahkan ke dalam nilai pokok pada akhir setiap periode untuk mendapatkan nilai pokok yang baru

Pengertian : Bunga yang jatuh tempo ditambahkan ke dalam nilai pokok pada akhir setiap periode untuk mendapatkan nilai pokok yang baru E. TABEL ANUITAS 1. Pengertian ANUITAS ANUITAS adalah sejumlah pembayaran tertentu dalam jangka waktu tertentu secra terus menerus (kontinu). Apabila pembayran tersebut PASTI di lakukan baik dalam keadaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan tidak kalah 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga kepercayaan yang bersifat sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan tidak kalah pentingnya adalah sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Perusahaan adalah badan usaha yang dibentuk untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang ekonomi. Sebagai badan yang dibentuk untuk menjalankan usaha maka perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju, menyebabkan banyak bermunculan bank-bank yang menawarkan berbagai fasilitas layanan seperti menerima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia selalu diiringi dengan berbagai kebutuhan. Salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia selalu diiringi dengan berbagai kebutuhan. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia selalu diiringi dengan berbagai kebutuhan. Salah satunya adalah kebutuhan menurut intensitas atau kebutuhan menurut tingkat kepentingannya dibagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam

BAB I PENDAHULUAN. simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam uang (kredit)

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN TIME VALUE OF MONEY

MANAJEMEN KEUANGAN TIME VALUE OF MONEY MANAJEMEN KEUANGAN TIME VALUE OF MONEY KELOMPOK 5, D4 5B KADEK AYU YUNIANTARI (1215644014) KADEK NOVIA AYU WIRYANI (1215644070) LUH PUTU LILIANA DEWI (1215644078) PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL

Lebih terperinci

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM :

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM : PROSEDUR KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)Tbk CABANG BEKASI Nama : MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM : 46209934 Kelas : 3DA04 Dosen Pembimbing : Toto Sugiharto, PhD

Lebih terperinci

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT A. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat atau BPR memiliki sejarah yang panjang didalam timeline industri perbankan di Indonesia. Awalnya BPR dibentuk

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/16/PBI/2001 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/16/PBI/2001 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/16/PBI/2001 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa batas waktu

Lebih terperinci

RUMAHKU SURGAKU. Oleh: Ahmad Gozali

RUMAHKU SURGAKU. Oleh: Ahmad Gozali RUMAHKU SURGAKU Oleh: Ahmad Gozali Dikutip dari Majalah Alia Siapa sih yang tidak mau memiliki rumah sendiri. Setiap kita pastinya punya keinginan untuk memiliki rumah sendiri sebagai tempat berteduh di

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN/UTANG PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci