GALAT DALAM KOMPUTASI NUMERIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GALAT DALAM KOMPUTASI NUMERIK"

Transkripsi

1 GALAT DALAM KOMPUTASI NUMERIK

2

3 G ALAT DALAM K OMPUTASI N UMERIK D i dalam praktek sehari-hari, misalnya dalam bidang teknik dan bisnis, sering terdapat kasus gagalnya pencarian penyelesaian eksak suatu masalah matematika. Hal ini utamanya bukan disebabkan oleh cara mencari penyelesaian yang tidak diketahui, namun karena adanya kenyataan bahwa penyelesaian yang diinginkan tidak dapat dinyatakan secara elementer atau adanya fungsifungsi lain yang sudah diketahui. Oleh karena itu komputasi numerik menjadi sangat penting, khususnya dalam kaitannya dengan meningkatnya peranan metodemetode matematika dalam berbagai bidang sains dan teknologi serta hadirnya teknologi pendukung berupa komputer berkemampuan tinggi. Komputasi numerik merupakan suatu pendekatan penyelesaian masalah matematika dengan menggunakan beberapa metode numerik. Metode numerik adalah suatu metode untuk menyelesaikan masalahmasalah matematika dengan menggunakan sekumpulan operasi aritmetika sederhana dan operasi logika pada sekumpulan bilangan atau data numerik yang diberikan. Operasi-operasi tersebut biasanya merupakan operasi-operasi yang dapat dilakukan oleh komputer. Metode komputasi yang digunakan disebut algoritma. Tergantung pada kekomplekan masalah yang harus diselesaikan, tingkat keakuratan yang diinginkan, metode yang dipakai, dan seterusnya, proses penyelesaian mungkin memerlukan beberapa puluh sampai jutaan operasi. Apabila banyaknya operasi hitung yang diperlukan hanya beberapa puluh, maka seseorang dapat menyelesaikan masalahnya secara manual atau menggunakan kalkulator. Akan tetapi jika penyelesaian suatu masalah memerlukan jutaan operasi hitung, maka pemakaian komputer berkecepatan tinggi merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Di sinilah kemajuan teknologi komputer memegang peranan penting dalam komputasi numerik. Meskipun demikian, pemilihan metode yang efisien (memerlukan sesedikit mungkin operasi hitung) merupakan aspek lain yang menjadi perhatian dalam komputasi numerik. Hal ini akan se Pengertian komputasi numerik dan metode numerik Bab. Galat dalam Komputasi Numerik makin terasa di dalam menyelesaikan masalah-masalah berskala besar, yang melibatkan ribuan variabel misalnya. C ONTOH p.. Hitunglah sampai empat angka desimal. Penyelesaian p Suatu algoritma untuk menghitung dengan hanya menggunakan operasi perkalian, pembagian dan penjumlahan Terdapat lebih daripada satu algoritma, yang hanya menggunakan empat operasi aritmetika dasar (penjumlahan/pengurangan dan perkalian/pembagian). Salah satunya, yang cukup populer, adalah x

4 ; xn xn + xn ; untuk n ; 3; 4; Dengan menggunakan algoritma di atas kita peroleh, untuk n ; 3; 4; 5, x 3 ; x 3 x 5

5 7 ; x ; atau, dalam bentuk pecahan desimal x

6 ; x x Jadi, hampiran sampai empat angka desimal untuk Program MATLAB untuk menghitung hampiran p p x adalah.44. Berikut adalah contoh pemakaian komputer (dalam hal ini dengan menggunakan program MATLAB) untuk menyelesaikan masalah di atas. Anda dapat mengubah batas nilai e untuk mendapatkan tingkat keakuratan yang diinginkan. >>x;e; >>while e>0.0000, yx;x(y+/y)/ eabs(x-y); end x.5 x Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0)

7 Bab. Galat dalam Komputasi Numerik 4 rapa parameter masukan. Efek galat data awal dapat diestimasikan dengan menggunakan cara-cara sederhana, misalnya dengan menggunakan variasi data awal dalam batas-batas galatnya dan dengan menetapkan penyelesaiannya. Apabila terdapat beberapa data awal yang memiliki galat yang sifatnya alami, maka pemakaian metode statistika akan bermanfaat. Dalam beberapa kasus, galat bawaan dapat dianggap sebagai galat suatu fungsi yang diakibatkan oleh galat argumen (masukannya). Dalam kebanyakan kasus, metode-metode numerik merupakan hampiran, sehingga sekalipun data awalnya tidak mengandung galat dan semua operasi aritmetika dilakukan secara ideal, metode-metode tersebut menghasilkan penyelesaian masalah semula yang memuat beberapa galat yang disebut galat metode (yang dipakai). Hal ini disebabkan karena suatu metode numerik biasanya digunakan untuk menyelesaikan beberapa masalah lain, yang lebih sederhana, sebagai hampiran masalah asli. Dalam sejumlah kasus, metode numerik yang dipilih disusun berdasarkan pada proses tak berhingga, yang limitnya menuju penyelesaian yang diinginkan. Akan tetapi, dalam kenyataannya tidak mungkin melakukan semua proses tersebut, sehingga prosesnya harus dihentikan pada langkah tertentu dan hasilnya adalah suatu hampiran penyelesaian. Suatu metode numerik biasanya tergantung pada beberapa parameter yang dapat dikendalikan. Beberapa contoh parameter demikian adalah banyaknya iterasi di dalam menyelesaikan sistem persamaan dan banyaknya suku yang harus dihitung di dalam menjumlahkan suatu deret, dan lebar interval yang digunakan untuk menghitung hampiran suatu integral tentu. Galat suatu metode numerik atau estimasinya biasanya tergantung pada parameter yang sesuai. Estimasi galat yang diperoleh mungkin dinyatakan dalam kuantintas-kuantitas yang diketahui. Dengan estimasi galat ini, nilai-nilai parameter yang menentukan galat metode tersebut berada dalam batas-batas yang diinginkan dapat ditentukan. Akan tetapi, dalam kebanyakan kasus estimasi galat memuat pengali-pengali konstanta yang tidak diketahui nilainya, dan parameter metode berbentuk suatu fungsi pangkat atau fungsi eksponensial. Dengan estimasi galat demikian laju penurunan galat dapat diatur dengan mengubah parameter metode. Laju penurunan galat merupakan karak Sebagai contoh adalah perhitungan nilai suatu fungsi dengan menggunakan beberapa x x4 x6 suku pertama deret tak berhingga, seperti x, hanya dihitung! 4! 6! n suku pertama, sisanya diabaikan. os Pengantar Komputasi Numerik + + c Sahid (004 0). Sumber-sumber Galat 5 teristik penting suatu metode numerik. Galat yang paling rumit di dalam komputasi numerik adalah

8 galat pembulatan (round-off errors), yang diperoleh selama pemakaian operasioperasi aritmetika. Apabila banyaknya operasi yang dilakukan tidak besar, maka galat-galat pembulatan dalam kalkulasi manual dapat dihitung dengan rumus-rumus perambatan galat yang akan dibahas di belakang. Terdapat dua situasi yang mungkin terjadi dalam penyelesaian suatu masalah numerik dengan komputer. Pertama, jika banyaknya operasi aritmetika yang dilakukan sedikit, maka galat-galat pembulatan mungkin dapat diabaikan, karena komputer menggunakan sepuluh atau lebih angka desimal signifikan, sementara hasil akhir biasanya diambil sampai lima angka signifikan. Kedua, jika masalah yang harus diselesaikan cukup rumit (misalnya masalah persamaan diferensial parsial), dan proses perhitungan hampiran penyelesaian yang diinginkan memerlukan, katakan 00 operasi aritmetika, maka tidaklah realistik dalam hal ini untuk menghitung efek galat pembulatan pada setiap operasi. Dalam kasus seperti ini galat pembulatan dapat dikatakan bersifat acak. Namun, bagaimanapun juga galat pembulatan tidak dapat diabaikan dalam menyelesaikan masalah-masalah numerik yang rumit. Suatu masalah numerik mungkin dapat diselesaikan dengan beberapa metode hampiran yang berbeda. Sensitivitas galat pembulatan pada dasarnya tergantung pada metode numerik yang dipilih. Suatu metode numerik dianggap berhasil jika galat yang diberikan merupakan pecahan dari galat bawaan, dan galat karena pembulatan, disebut galat komputasi, lebih kecil daripada galat metode. Apabila tidak ada galat bawaan, maka galat metode haruslah kurang daripada tingkat keakuratan yang diberikan. Selain persyaratan tingkat keakuratan, metode numerik yang dipilih juga harus memenuhi sejumlah persyaratan lain. Utamanya, metode tersebut menggunakan seminimum mungkin operasi, memerlukan lebih sedikit unit penyimpanan (memori) pada komputer, dan akhirnya, secara logika lebih sederhana, sehingga lebih cepat dijalankan oleh komputer. Sejumlah syarat yang diberikan mungkin saling menjadi kendala, sehingga pemilihan metode numerik boleh jadi memerlukan suatu kompromi. Suatu algoritma yang menghasilkan galat kumulatif yang terbatas, sehingga hampiran yang diperoleh memenuhi tingkat keakuratan tertentu, disebut algoritma stabil. Algoritma yang menghasilkan galat kumulatif yang merusak hampiran penyelesaian yang diperoleh, sehingga Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0). Penyajian Bilangan 7 Dalam sistem biner, basis perpangkatan adalah, sebagai pengganti basis 0 dalam sistem desimal. Jadi, bilangan 454 dalam sistem biner dinyatakan sebagai dua

9 Catatan

10 Indeks dua atau digunakan untuk membedakan dengan penulisan sistem desimal, sehingga 0 berarti seratus sepuluh, sedangkan 0dua dan 0 berarti enam. Fungsi MATLAB decbin dapat digunakan untuk mendapatkan representasi dalam sistem biner suatu bilangan bulat positif N. >>decbin(454) ans 0000 >>decbin(563) ans Secara umum, jika N bilangan bulat positif yang dapat dinyatakan dalam ekspansi berbasis pangkat dua sebagai N dengan bk bn n + bn f 0 ; n + + b

11 + b + b 0 0 ; Nilai tempat dalam sistem biner g, maka dalam sistem biner N dapat dinyatakan sebagai N bnbn b b b 0 dua Jika diketahui bilangan bulat positif N (dalam bentuk desimal), maka bentuk binernya dapat dicari dengan menggunakan algoritma sebagai Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0)

12 Bab. Galat dalam Komputasi Numerik 8 berikut Algoritma untuk mengubah bilangan desimal ke bilangan biner N q q dengan bk sebagai f ; 0 g. qn qn q q q 0... b b + b

13 q q n n + (.) bn bn ; + (qn 0); Selanjutnya, dalam sistem biner N dapat dinyatakan N bn bn b b b 0 dua C ONTOH.. Dengan menggunakan algoritma., diterapkan pada N 454

14

15 , didapatkan ; sehingga dua, seperti contoh sebelumnya... Sistem Heksadesimal Dalam sistem heksadesimal digunakan basis perpangkatan 6 dan semua bilangan dinyatakan dengan menggunakan maksimum 6 digit yang berbeda, yang biasanya dinyatakan sebagai ; ; ; ; 9; A; B; C; D; E; F; 0 dengan A6 0, B6 Sebagai contoh,

16 CA 4 6, C , D6 + (), E (0) 4, dan F6 0

17 Algoritma untuk mengubah bilangan desimal ke bilangan heksadesimal analog dengan algoritma untuk mengubah bilangan desimal ke bilangan biner. Dalam hal ini digunakan pembagi 6. Sistem heksadesimal memiliki hubungan erat dengan sistem biner. Konversi bilangan biner ke bilangan heksadesimal dan sebaliknya dapat Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0). Penyajian Bilangan 9 dilakukan secara mudah. Untuk mengkonversi bilangan heksadesimal ke bilangan biner, ganti setiap digit dengan representasi binernya. Sebagai contoh, AC dua ; karena 6 0dua ; A dua ; C 6 00dua

18 Sebaliknya, untuk mengubah bilangan biner ke bilangan heksadesimal, kelompokkan setiap empat bit dari kanan ke kiri, dan ganti setiap empat bit tersebut dengan nilai heksadesimalnya. Sebagai contoh, 0000dua 34 D ; 6 karena 0dua 3 D ; 6 000dua 4 46 ; dua Bilangan Pecahan dan Deret Dalam komputasi numerik, nilai-nilai pecahan dinyatakan dalam bentuk desimal. Setiap bilangan pecahan rasional pq, q 6 0, dinyatakan sebagai pecahan desimal yang terdiri atas berhingga digit atau tak berhingga digit berulang. Berikut adalah beberapa contoh Ekspansi desimal pecahan 3 memuat tak berhingga digit 3 secara berulang, sedangkan ekspansi desimal pecahan 7 memuat beberapa digit yang diulang tak berhingga kali, yakni Apabila ekspansi desimal ditulis hanya sampai beberapa digit berhingga, maka digit-digit terakhir yang berulang diberi garis atas. Dalam contoh ekspansi 3 di atas 3 artinya digit 3 berulang tak berhingga kali, sedangkan pada 7, 4857 artinya 4857 berulang tak berhingga kali. Notasi tersebut berlaku juga untuk ekspansi pecahan biner (akan dijelaskan nanti). Dalam praktek kita hanya mengambil beberapa digit untuk mengpengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0). Penyajian Bilangan 53. Perhatikan bahwa 64

19 Oleh karena itu, dalam sistem biner dua.. Perhatikan deret geometri yang konvergen ke nilai Jadi, dalam sistem biner 05 dinyatakan sebagai dua 0 dua 0dua Dari contoh di atas, ternyata pecahan biner juga dapat memuat tak berhingga digit berulang. Cara menyingkat digit-digit yang berulang sama dengan cara penulisan pada sistem desimal, yakni dengan memberi garis di atas digit-digit yang berulang. Algoritma berikut dapat digunakan untuk mencari penyajian biner suatu pecahan 0 < R <. R F F F F Fn

20 b b b b b F + F + F + F + F bn + Fn b b b b b int(r) int(f ) int(f ) int(f ) int(f ) F F F F F

21 bn int(fn ) 5 fra (R) fra (F ) fra (F ) fra (F ) fra (F ) 3 (.) 4 Fn fra (Fn... Algoritma untuk mengubah pecahan desimal ke pecahan biner ) dengan int(x) adalah bagian bulat x dan fra (x) adalah bagian pecahan x. Proses tersebut mungkin berhenti setelah langkah ke-n (jika didapatkan Fn 0), mungkin berlanjut terus. Selanjutnya, representasi biner R adalah R 0b b b bn dua C ONTOH.4. Nyatakan pecahan

22 dalam bentuk pecahan biner! Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0). Penyajian Bilangan 3 biner dengan perpangkatan akan menggeser titik (koma) pemisah bagian bulat dan bagian pecahan. Misalnya, dua 00dua Aturan pergeseran titik tersebut benar, karena memang (Silakan diperiksa!) 53 00dua...5 Notasi Ilmiah (Scientific Notation) Cara baku untuk menyajikan bilangan riil, disebut notasi ilmiah (scientific notation), dapat dinyatakan dalam bentuk q 0 n ; Notasi Ilmiah (Scientific Notation) dengan q < 0. Bilangan q disebut mantis dan n disebut eksponen. Berikut adalah contoh-contoh

23 penyajian bilangan dengan notasi ilmiah A K

24 (bilangan Avogadro dalam kimia) 0 3 (pengertian kilo dalam ilmu komputer) (konstanta dielektrik) 6 (permiabilitas)...6 Titik-Mengambang Normal (Normalized Floating-Point) Misalkan x adalah suatu bilangan desimal bukan nol. Kita dapat menyatakan x dalam bentuk x m0p ; (.3) dengan + atau, dan 0 m <. Besaran, m, dan p berturut-turut disebut tanda, mantis, dan eksponen atau pangkat. Sebagai contoh, Pengantar Komputasi Numerik 0

25 c Sahid (004 0). Penyajian Bilangan 5 bit pangkat, bernilai 975 p 07, dan sebuah bit tanda. Skema penyajian titik-mengambang ini dijelaskan pada Gambar.. pangkat (p) {z} {z Bit Bit } mantis (m) {z Bit 3 } 60 Gambar. Alokasi bit tanda ( ), mantis (m) dan pangkat (p) pada komputer CDC dengan 60-bit titik-mengambang. Komputer DEC VAX menggunakan penyajian titik-mengambang 3-bit, seperti skema pada Gambar.. Mantis terdiri atas 4 bit (bernilai m < ), pangkat terdiri atas 8 bit (bernilai 7 p 7), dan satu bit tanda. Oleh karena m <, maka m 0b b b 3 4 dua Bit pertama tidak disimpan secara eksplisit di dalam memori, hanya bit b, b3,..., dan b4 yang disimpan di dalam memori. Bit pertama selalu disisipkan ke dalam penyajian tersebut setiap kali dilakukan operasi hitung yang melibatkan m. pangkat (p) {z} {z Bit Bit

26 } mantis (m) {z 9 Bit 0 } 3 Gambar. Alokasi bit tanda ( ), mantis (m) dan pangkat (p) pada komputer DEC VAX dengan 3- bit titik-mengambang 3. Pada koprosesor aritmetika yang digunakan pada komputer-komputer mikro, misalnya keluarga Intel 80X87 dan Motorola 6888X, digunakan Aritmetika Titik-Mengambang IEEE Baku. Dalam standard ini, yang merupakan notasi IEEE baku presisi tunggal, mantis m dinormalkan sehingga memenuhi m <, menggunakan 4 bit, sebuah bit disembunyikan seperti pada DEC VAX. Pangkat p memiliki nilai-nilai 6 p 7 8. Dalam sistem ini terdapat penyajian untuk, misalnya untuk menyatakan /0, dan nan, yang berarti bukan bilangan (not a number), misalnya untuk menyatakan 0/0. Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0). Penyajian Bilangan 7 but adalah 00dua, yakni bilangan yang memiliki mantis terbesar ( 0dua ) dan eksponen terbesar (+7). Jadi bilangan tersebut adalah dua dua 0dua Bilanganbilangan yang lebih besar daripada nilai tersebut tidak dapat disajikan dengan notasi di atas, dan disebut nilai overflow. C ONTOH.8. Misalkan digunakan mantis m pada (.4) yang memuat 3 bit. Dalam hal ini, m dapat dituliskan sebagai m 0b b3 b4 b3 b3 dua. Nilai pecahan dua ; oleh komputer tersebut disimpan sebagai hampiran 0 {z } dua memuat bit signif ikan

27 3 3 Galat hampiran tersebut sebesar dua 35 P Jika komputer harus menghitung hasilnya bukan 0000, melainkan k hampirannya yang memiliki galat lebih besar daripada Silakan Anda coba sendiri dengan kalkulator 0 digit untuk mendapatkan berapa besar galat yang sesungguhnya! C ONTOH.9. Perhatikan rumus untuk menghitung nilai z z p x

28 + y Jika x dan y cukup besar, maka x + y mungkin menyebabkan overflow, sekalipun nilai z berada dalam jangkauan titik-mengambang. Untuk menghindari hal ini dapat digunakan rumus alternatif ( z p jxj p jyj yx) ; 0 xy) ; 0 + ( + ( Di sini, nilai di dalam tanda akar berbentuk + Pengantar Komputasi Numerik jyj jxj jxj jyj! dengan j!j. Perhitungan c Sahid (004 0). Penyajian Bilangan 9 bilangan-bilangan biner a b

29 ( ) 5 ( ) 67 d ( ) 435 ( ) 37 Gunakan fungsi MATLAB decbin untuk mengecek hasil perhitungan Anda! 6. Konversikan pecahanpecahan desimal di bawah ini ke dalam pecahan-pecahan biner berbentuk 0b b bndua a ( ) b 7 ( ) 6 3 d 3 ( ) 6 ( ) Cobalah Anda gunakan fungsi MATLAB decbin untuk mengubah pecahan-pecahan desimal tersebut ke dalam pecahan-pecahan biner! 7. Gunakan algoritma yang dijelaskan pada persamaan (.) untuk menunjukkan bahwa a ( ) ( ) 0 7

30 b dua ( ) dua dua Tuliskan fungsi MATLAB decbinp, yang mengimplementasikan algoritma yang dijelaskan pada persamaan (.), untuk mengubah pecahan desimal ke pecahan biner. Gunakan fungsi tersebut untuk mengerjakan soal-soal di atas! 8. Dengan mengubah pecahan biner ke dalam pecahan desimal, hitunglah galat hampiran-hampiran di bawah ini. a ( ) ( ) 0 7 b 0 000dua ( ) dua dua 9. Misalkan x, 0 x, ditulis dalam bentuk biner,

31 x 0b b b dua 3 Jelaskan makna geometris koefisien-koefisien b, b, b3,...! 0. Samakah bilangan-bilangan biner 0000dua dan 0dua? Jelaskan! Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0).3 Galat Hampiran galat p Galat relatif pada nilai hampiran.44 untuk nilai e sekitar ; sedangkan hampiran yang lebih kasar.4 mempunyai galat relatif Hampiran lain yang cukup terkenal adalah Nilai , sehingga e 7

32 7 ; r C ONTOH.. Tentukan galat dan galat relatif pada nilai-nilai hampiran di bawah ini jika nilai eksaknya diketahui. Hampiran x 34 untuk nilai eksak x Hampiran y ; ; ;. 3. Hampiran z untuk nilai eksak z untuk nilai eksak y Jawab. ex. ey ; 000; ez 3 459

33 ; dan rx dan ry ;000;000 dan rz

34 0 5 Pada nomor, selisih ex dan rx tidak terlalu besar, sehingga masing-masing dapat digunakan untuk menentukan tingkat keakuratan x. Pada nomor, nilai y cukup besar. Sekalipun ey relatif besar tetapi ry kecil, sehingga y dapat dikatakan sebagai hampiran yang cukup baik untuk y. Pada nomor 3, nilai z terkecil dibanding dengan x dan y, meskipun galat ez kecil, tetapi galat relatif rz cukup besar, yakni 5%. Jadi z merupakan hampiran yang jelek untuk z. Perhatikan, dari ketiga contoh terakhir, jika jxj nilainya semakin jauh dari, baik semakin besar atau semakin kecil, galat relatif rx merupakan indikator keakuratan hampiran x daripada galat ex. Galat relatif lebih banyak dipakai pada penyajian bilangan riil dengan titik-mengambang (floating-point representation), karena galat relatif berkaitan langsung dengan nilai mantis. Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0) Bab. Galat dalam Komputasi Numerik D EFINISI. (A NGKA Pengertian angka signifikan SIGNIFIKAN ).. Misalkan suatu hampiran bilangan x dinyatakan sebagai x dn dn d d d d d 0 m n X dk 0k k m Jika dk > 0 dan dj 0 untuk j > k, maka digit-digit dk ; dk dikatakan angka signifikan.. Suatu digit dk dikatakan benar jika ex k 0

35 ; ; d m,. 3. Misalkan x adalah nilai eksak. Hampiran x untuk x dikatakan menghampiri x sampai k angka signifikan jika k adalah bilangan bulat positif terbesar yang memenuhi jex j jx xj < jxj jxj 0 k C ONTOH... Bilangan memiliki 5 angka siginitkan.. Bilangan memiliki 3 angka signifikan, yakni, 5, Bilangan memiliki angka signifikan, yakni 6 dan Bilangan memiliki 6 angka signifikan. 5. Jika x 3459 dan x 34, maka jx xjjxj Jadi x menghampiri x sampai 3 angka signifikan dihampiri oleh y , maka jy yjjyj < 0. Jadi, y menghampiri y sampai lima angka signifikan. 7. Jika z dihampiri oleh z , maka jz z jjz j 05 < 0. Jadi hampiran z tidak memiliki angka signifikan. 6. Jika y

36 Jika suatu nilai hampiran ditulis tanpa menyebutkan galat mutlaknya, maka hanya digit-digit yang benar yang ditulis. Dalam hal ini, digit nol di sebelah kanan tidak dihilangkan. Sebagai contoh, bilangan dan adalah dua hampiran yang berbeda. Bilangan memiliki galat mutlak tidak melebihi 0.000, sedangkan bilangan memiliki galat mutlak tidak lebih daripada 0 6. Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0).3 Galat Hampiran 3 Jika bagian bulat suatu bilangan hampiran memiliki lebih banyak angka signifikan daripada cacah digit benar, maka seyogyanya digunakan notasi normal, misalnya x Dari notasi ini jelas bahwa x memiliki tiga angka signifikan. Dalam hal ini, notasi x tidak disarankan. Bilangan-bilangan hampiran sebelumnya ditulis sebagai dan Notasi yang sering digunakan untuk menuliskan suatu hampiran adalah x x ex ; yang berarti nilai x memenuhi ketidaksamaan x ex x x + ex Di sini besaran ex ditulis dengan cacah digit signifikan yang kurang daripada cacah digit signifikan pada x. Sebagai contoh, x Perlu dibedakan antara cacah digit signifikan benar dan cacah digit benar di sebelah kanan titik pecahan pada suatu nilai hampiran. Misalkan, hampiran x 5030 memiliki lima digit signifikan dan tiga digit benar di sebelah kanan titik pecahan, sedangkan hampiran y memiliki tiga digit signifikan benar dan lima digit benar di sebelah kanan titik pecahan. Jadi, galat mutlak suatu nilai hampiran seutuhnya ditentukan oleh cacah digit benar di sebelah kanan titik pecahan, sedangkan galat relatifnya ditentukan oleh cacah digit signifikan..3. Galat Pembulatan (Rounding Off Error) Pembulatan bilangan sering dilakukan di dalam proses komputasi. Pembulatan artinya mengurangi cacah digit pada suatu nilai hampiran dengan cara membuang beberapa digit terakhir. Cara melakukan pembulatan suatu nilai hampiran menggunakan aturan sebagai berikut. Aturan Pembulatan Jika digit pertama yang dibuang kurang daripada 5, digit di depannya tidak berubah. Jika digit pertama yang dibuang lebih atau sama dengan 5, maka digit di depannya ditambah nilainya. Pengantar Komputasi Numerik

37 c Sahid (004 0).3 Galat Hampiran 5 dibulatkan sampai enam angka desimal ( 5)! + 4 ( 5) ( 5) 4! 6 6! Galat hampiran tersebut sebesar dan galat relatifnya senilai < Jadi nilai hampiraan tersebut benar sampai angka signifikan..3.3 Pemangkasan dan Pembulatan Perhatikan bahwa setiap bilangan riil x dapat dinyatakan dalam bentuk desimal normal

38 x 0d d d dk dk 0n ; dengan d 9; 0 dj 9; untuk j > 3 + (.9) Misalkan k adalah maksimum banyaknya digit desimal yang dipergunakan oleh komputer untuk melakukan komputasi titik-mengambang. Dalam hal ini, bilangan x disajikan sebagai fl hop(x), yang didefinisikan sebagai fl hop(x) 0d d d dk 0n ; dengan d 9; 0 dj 9; untuk 3 > format long g >> barisan00;ssum(round(00*sqrt(barisan)))/00, ssum(sqrt(barisan)) s s C ONTOH.. p p 540 dengan menggunakan tiga angka signifikan pada Hitunglah 543 masing-masing akar. Bandingkan hasilnya dengan perhitungan menggunakan rumus kesamaan p p p p

39 540 Jawab Dengan perhitungan langsung, p 543 p Dengan menggunakan rumus ekivalennya, p 543 p 540 p p

40 Hasil kedua memberikan galat yang lebih kecil, karena nilai yang sesungguhnya (dengan menggunakan lebih banyak angka signifikan), adalah Bagaimanakah batas galat penjumlahan dua buah bilangan titikmengambang biner normal? Misalkan x m p dan y m q dengan y < x. Untuk menjumlahkan x dan y, bit-bit mantis m harus digeser (p q ) tempat ke kanan (untuk meratakan titik pecahan biner). Kedua mantis kemudian dijumlahkan dan dibulatkan. Terdapat dua kemungkinan hasil penjumlahan tersebut. Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0).4 Perambatan Galat 39 latan pengurangan dua buah bilangan titik-mengambang biner normal..4. Galat Perkalian dan Pembagian Perambatan galat pada perkalian dan pembagian lebih rumit daripada yang terjadi pada penjumlahan dan pengurangan. Hasil kali x dan y adalah xy (x + ex )(y + ey ) xy + xey + ex y + ex ey Jadi, galat hasil kali x dan y adalah exy xy xy xey + ex y + ex ey (.) Apabila harga mutlak x dan y lebih besar daripada satu, maka sukusuku xey dan ex y menunjukkan adanya kemungkinan peningkatan galat aslinya, ex dan ey. Galat relatif hasil kali tersebut dapat dihitung sebagai berikut. Jika x 6 0 dan y 6 0, maka rxy exy xy xey + ex y + ex ey xy (.3) Selanjutnya, jika galat hampiran x dan y cukup kecil dibandingkan nilainilai hampiran tersebut, maka xx, yy dan (ex x)(ey y ) 0. Akibatnya, galat relatif (.3) menjadi rxy

41 rx + ry (.4) Jadi, galat relatif hasil kali dua buah hampiran mendekati jumlah galat relatif masing-masing hampiran. Seringkali suatu galat awal akan merambat selama suatu proses yang terdiri atas serangkaian kalkulasi dalam sebuah algoritma. Dalam hal ini diinginkan agar algoritma yang dipakai memberikan hasil akhir dengan galat kumulatif kecil apabila galat awalnya kecil. Algoritma demikian disebut algoritma stabil dan algoritma sebaliknya disebut algoritma tidak stabil. Apabila mungkin, komputasi numerik dilakukan dengan menggunakan algoritma stabil. D EFINISI.3. Misalkan adalah galat awal dan e(n) menyatakan galat yang terjadi setelah Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0) Bab. Galat dalam Komputasi Numerik 40 n langkah. Jika je(n)j n, maka algoritma tersebut dikatakan memiliki perambatan galat linier. Jika je(n)j K n, maka algoritma tersebut dikatakan memiliki perambatan galat eksponensial. Jika K >, galat eksponensial tumbuh semakin besar tak terbatas jika n semakin besar, dan jika 0 < K <, galat eksponensial akan semakin mengecil jika n semakin besar. Untuk menghitung batas galat perkalian dua buah bilangan titikmengambang biner normal, misalkan x m p dan y m q. Selanjutnya, x y m m p+q dengan 4 jm m j, karena m; m. Dengan tetap memperhatikan normalisasi, maka ( flround(x y) flround(x y mm ( mm

42 ( mm ) p +q + + p+q ) p+q ( + + xy( + E ); dengan je j jj n jika m m

43 m m jika jika jika jm m j jm m j < 4 jm m j jm m j < 4. C ONTOH.3. Tunjukkan bahwa ketiga algoritma di bawah ini dapat digunakan untuk meng ; 8 ; g secara eksak. hasilkan barisan f; 3 ; 9 ; 7 a 0 b

44 0 0 ; an an 3 ; b ; 3 ; 3 ; untuk n ; ; (.5a) 4 bn bn 3 n 0 3 n

45 3 bn untuk n ; 3; (.5b) n untuk n ; 3; (.5c) Penyelesaian Barisan yang dimaksud adalah f 3n n 0; ; ; g. Rumus (.5a) jelas menghasilkan barisan tersebut. Pada rumus (.5b) persamaan selisih bn 43 bn 3 bn memiliki penyelesaian umum bn p(3n ) + q. Hal Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0) Bab. Galat dalam Komputasi Numerik 4 Galat awal a0 pada (.6a) adalah , dan galat awal b dan pada (.6b) dan (.6c) adalah Kode MATLAB berikut menghasilkan ketiga hampiran barisan tersebut sampai suku ke-6 (n 5). >>a[]; >>a ;aa0/3;b0;b0.3333;c0;c0.3333; >>a[a0 b0 c0; a b c]; idx[0;]; >>for n5, ana/3;aan;bn4/3*b-b0/3;b0b;bbn; cn0/3*c- c0;c0c;ccn; a[a;an bn cn]; idx[idx;n]; end >>[idx a] ans E E E E E E Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0).4 Perambatan Galat

46 Seperti terlihat pada hasil keluaran MATLAB di atas, matriks a merupakan ketiga hampiran 6 suku pertama barisan f3n g. Kolom pertama matriks di atas adalah indeks (nilai-nilai n). Kolom kedua, ketiga, dan keempat berturutturut adalah an, bn, dan n. Terlihat bahwa barisan fan g bersifat menurun secara eksponensial. Barisan fbn g bersifat menurun secara eksponensial sampai suku ke-0 dan setelah suku ke-6 suku-sukunya hampir konstan dan kehilangan angka signifikan. Barisan f n g tidak stabil dan mulai suku ke-5 naik secara eksponensial, sehingga jauh dari barisan yang hendak dihampiri. Galat ketiga hampiran tersebut dapat dihasilkan dengan kode MATLAB sebagai berikut. Tampak bahwa galat hampiran fan g semakin mengecil secara eksponen, galat hampiran fbn g semakin konstan, sedangkan galat hampiran f n g cukup besar dibandingkan nilainilai yang dihampiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa barisan fan g memberikan hampiran terbaik. >>x[]; >>for k5, x[x;/3^k];end >>e_a[x x x]-a; >>[idx e_a] ans E E E E E E Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0) Bab. Galat dalam Komputasi Numerik 46 Nilai tempat dalam sistem biner Sistem Biner Jika N bilangan bulat positif yang dapat dinyatakan dalam ekspansi berbasis pangkat dua sebagai N bn n + bn dengan bk sebagai Algoritma untuk mengubah bilangan desimal ke bilangan biner f n

47 + + b + b + b 0 0 ; g, maka dalam sistem biner N dapat dinyatakan ; 0 N

48 bn bn b b b 0 dua Konversi Desimal ke Biner Jika diketahui bilangan bulat positif N (dalam bentuk desimal), maka bentuk binernya dapat dicari dengan menggunakan algoritma sebagai berikut. dengan bk f0; takan sebagai N q q 0 n n + qn qn q q q 0...

49 q q b b + b bn bn ; + (qn 0); g. Selanjutnya, dalam sistem biner N dapat dinya- N bn bn b b b 0 dua Sistem Heksadesimal Dalam sistem heksadesimal digunakan basis perpangkatan 6 dan semua bilangan dinyatakan dengan menggunakan maksimum 6 digit, yang biasanya dinyatakan sebagai ; ; ; ; 9; A; B; C; D; E; F; 0 dengan A6 F6 5., B6 0

50 , C6, D6 3, E6 4, dan Pecahan Biner Jika 0 < R < adalah bilangan riil dan b ; b ; b3 ; ; bn f0; g sedemikian hingga Rb + b + b 3 3

51 + + bn n ; maka dalam sistem biner pecahan tersebut dinyatakan sebagai R 0b b b bn Pengantar Komputasi Numerik 3 dua c Sahid (004 0) Bab. Galat dalam Komputasi Numerik 48 Titik-Mengambang Normal (Normalized Floating-Point) komputer akan disimpan sebagai hampirannya, yakni x m p dengan disebut tanda, m disebut mantis bernilai m <, yang dinyatakan sebagai pecahan biner, dan p disebut eksponen atau pangkat. Galat Hampiran Misalkan x adalah suatu nilai hampiran numerik untuk nilai numerik eksak x, yang tidak diketahui. Nilai ex x x disebut galat, jex j disebut galat mutlak, dan nilai rx jx x xj asalkan x 6 0, disebut galat relatif. Nilai-nilai ex dan rx, yang sudah diketahui, dan memenuhi jexj ex jrxj rx ; dan

52 disebut berturut-turut batas galat mutlak dan batas galat relatif, dan jika x 6 0, hubungan keduanya didefinisikan sebagai rx ex jxj Angka Signifikan Pengertian angka signifikan dapat dijelaskan sebagai berikut.. Misalkan suatu hampiran bilangan x dinyatakan sebagai x dn dn d d d d d 0 m n X dk 0k k m Jika dk > dk ; dk dan dj 0 untuk j > k, maka digit-digit ; ; d m, dikatakan angka signifikan. 0. Suatu digit dk dikatakan benar jika ex 0 k. 3. Misalkan x adalah nilai eksak. Hampiran x untuk x dikatakan Pengantar Komputasi Numerik c Sahid (004 0).5 Rangkuman

53 49 menghampiri x sampai k angka signifikan jika k adalah bilangan bulat positif terbesar yang memenuhi jexj jx xj < jxj jxj 0 k Aturan Pembulatan Cara melakukan pembulatan suatu nilai hampiran menggunakan aturan sebagai berikut. Jika digit pertama yang dibuang kurang daripada 5, digit di depannya tidak berubah. Jika digit pertama yang dibuang lebih atau sama dengan 5, maka digit di depannya ditambah nilainya. Pembulatan dan Pemotongan Mantis Misalkan bilangan riil x dapat dinyatakan dalam bentuk desimal normal x 0d d d dk dk 0n ; dengan d 9; 0 dj 9; untuk j > 3 + Misalkan k adalah maksimum banyaknya digit desimal yang dipergunakan oleh komputer untuk melakukan komputasi titikmengambang. Penyajian x dalam bentuk titik-mengambang terpangkas (chopped floating-point representation), ditulis fl hop (x), didefinisikan sebagai fl hop(x) 0d d d dk 0n ; dengan d 9; 0 dj 9; untuk 3

54

GALAT DALAM KOMPUTASI NUMERIK

GALAT DALAM KOMPUTASI NUMERIK 1 GALAT DALAM KOMPUTASI NUMERIK i dalam praktek sehari-hari, misalnya dalam bidang teknik dan bisnis, sering terdapat kasus gagalnya pencarian penyelesaian eksak suatu masalah matematika. Hal ini utamanya

Lebih terperinci

METODE NUMERIK. MODUL 1 Galat dalam Komputasi Numerik 1. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2008 年 09 月 21 日 ( 日 )

METODE NUMERIK. MODUL 1 Galat dalam Komputasi Numerik 1. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2008 年 09 月 21 日 ( 日 ) METODE NUMERIK MODUL Galat dalam Komputasi Numerik Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 008 年 09 月 日 ( 日 ) Galat dalam Komputasi Numerik Dalam praktek sehari-hari, misalkan

Lebih terperinci

Kekeliruan Dalam Komputasi Saintifik

Kekeliruan Dalam Komputasi Saintifik BAB 1 Kekeliruan Dalam Komputasi Saintifik Pemodelan matematika merupakan suatu proses dimana permasalahan dalam dunia nyata disajikan dalam bentuk permasalahan matematika, seperti sekumpulan persamaan

Lebih terperinci

Definisi Metode Numerik

Definisi Metode Numerik Definisi Metode Numerik Seringkali kita menjumpai suatu model matematis yang berbentuk persamaan, baik itu linier ataupun non-linier, sistem persamaan linier ataupun sistem persamaan non-linier, differensial,

Lebih terperinci

BAB III DAN DASAR-DASAR MATEMATIKA. FTI-Universitas Yarsi

BAB III DAN DASAR-DASAR MATEMATIKA. FTI-Universitas Yarsi BAB III SISTEM BILANGAN KOMPUTER DAN DASAR-DASAR MATEMATIKA 1 Bahasan : representasi bilangan dalam komputer dan implikasinya terhadap nilai perhitungan. Sumber-sumber berbagai jenis galat (error) dan

Lebih terperinci

STEI Institut Teknologi Bandung

STEI Institut Teknologi Bandung Floating Point STEI Institut Teknologi Bandung Pembahasan Bilangan pecahan biner Representasi floating point standar IEEE 754 Pengkodean floating point Normalized Denormalized Nilai khusus Rounding Operasi

Lebih terperinci

Konsep Deret & Jenis-jenis Galat

Konsep Deret & Jenis-jenis Galat Metode Numerik (IT 402) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana Bagian 2 Konsep Deret & Jenis-jenis Galat ALZ DANNY WOWOR 1. Pengatar Dalam Kalkulus, deret sering digunakan untuk

Lebih terperinci

Konsep Dasar Perhitungan Numerik

Konsep Dasar Perhitungan Numerik Modul Konsep Dasar Perhitungan Numerik Drs. Mulyatno, M.Si. D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus, Aljabar Linear, Persamaan Diferensial Biasa, dan mata kuliah lainnya, dapat Anda pelajari berbagai metode

Lebih terperinci

BAB I ARTI PENTING ANALISIS NUMERIK

BAB I ARTI PENTING ANALISIS NUMERIK BAB I ARTI PENTING ANALISIS NUMERIK Pendahuluan Di dalam proses penyelesaian masalah yang berhubungan dengan bidang sains, teknik, ekonomi dan bidang lainnya, sebuah gejala fisis pertama-tama harus digambarkan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah Analisis Numerik Pertemuan 1 : 10 Februari 2015 Sri Istiyarti Uswatun Chasanah G Oleh : Dr.Ir.Sri Nurdiati, M.

Catatan Kuliah Analisis Numerik Pertemuan 1 : 10 Februari 2015 Sri Istiyarti Uswatun Chasanah G Oleh : Dr.Ir.Sri Nurdiati, M. Catatan Kuliah Analisis Numerik Pertemuan 1 : 10 Februari 2015 Sri Istiyarti Uswatun Chasanah G551150341 Oleh : Dr.Ir.Sri Nurdiati, M.Sc Pengantar Masalah matematika tidak selalu dapat diselesaikan secara

Lebih terperinci

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar Untuk materi ini mempunyai 3 Kompetensi Dasar yaitu: Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar 2. Melakukan operasi

Lebih terperinci

Metode Numerik: 3 SKS

Metode Numerik: 3 SKS Metode Numerik: 3 SKS Materi: 1. Galat 2. Penyelesaian SPL secara Numerik 3. Penyelesaian persamaan nonlinier secara numerik 4. Interpolasi 5. Integrasi Numerik 6. Turunan fungsi secara Numerik 7. Penyelesaian

Lebih terperinci

CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK

CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK TIM DOSEN KK MODELING AND COMPUTATIONAL EXPERIMENT 1 REVIEW KALKULUS & KONSEP ERROR Fungsi Misalkan A adalah himpunan bilangan. Fungsi f dengan domain A adalah sebuah aturan

Lebih terperinci

PENURUNAN FUNGSI SECARA NUMERIK

PENURUNAN FUNGSI SECARA NUMERIK 6 PENURUNAN FUNGSI SECARA NUMERIK Èada bab ini kita membicarakan metode numerik untuk menaksir nilai turunan suatu fungsi. Suatu fungsi, baik diketahui rumusnya secara eksplisit maupun dalam bentuk data

Lebih terperinci

5. Floating Point Arithmetic

5. Floating Point Arithmetic 5. Floating Point Arithmetic 5.1. Bentuk Bilangan Floating Point Bilangan Floating Point memiliki bentuk umum : + m * b e, dimana m (disebut juga dengan mantissa), mewakili bilangan pecahan dan umumnya

Lebih terperinci

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357.

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357. 2.Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang paling umum adalah sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal. Sistem bilangan desimal merupakan sistem

Lebih terperinci

Bab 5. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

Bab 5. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika Bab 5 MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika Kesalahan Data Data dapat kita gunakan sebagai dasar pembuatan model maupun untuk memverifikasi model yang telah kita buat. Namun demikian, terdapat berbagai

Lebih terperinci

Dalam konvensi tersebut dijumpai bahwa suatu bilangan yang tidak disertai indeks berarti bilangan tersebut dinyatakan dalam desimal atau basis-10.

Dalam konvensi tersebut dijumpai bahwa suatu bilangan yang tidak disertai indeks berarti bilangan tersebut dinyatakan dalam desimal atau basis-10. SISTEM BILANGAN Sistem bilangan yang biasa digunakan pada piranti digital adalah sistem-sistem bilangan biner, desimal, dan heksa-desimal. Sistem desimal tidak mudah diterapkan dalam mesin digital. Sistem

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN. Gambar 1 Pengukuran dan ralat: g = (9.801 ± 0.002) m/s 2

ANALISIS PENGUKURAN. Gambar 1 Pengukuran dan ralat: g = (9.801 ± 0.002) m/s 2 1 ANALISIS PENGUKURAN Ralat (Uncertainties), Perambatan ralat (Propagation of Error), Pencocokan Kuadrat tekecil (Least Square Fitting), dan Analisis Grafik 1. Pengukuran 1.1 Ralat dalam Pengukuran Dalam

Lebih terperinci

Arsitektur dan Organisasi

Arsitektur dan Organisasi Arsitektur dan Organisasi Komputer 6-2 Aditya Wikan M, S.Kom & Samuel Gandang G, S.Kom, S.Si Week 10 Computer Arithmetic (2) Operasi Pecahan [Floating Point Operation] Representasi Pecahan (1) Bilangan

Lebih terperinci

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si.

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si. SI 2201 - METODE NUMERIK Triyana Muliawati, S.Si., M.Si. Prodi Matematika Institut Teknologi Sumatera Lampung Selatan 35365 Hp. +6282260066546, Email. triyana.muliawati@ma.itera.ac.id 1. Pengenalan Metode

Lebih terperinci

Prakata Hibah Penulisan Buku Teks

Prakata Hibah Penulisan Buku Teks Prakata Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadhirat Allah SwT, atas hidayah dan kekuatan yang diberikannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan buku Pengantar Komputasi Numerik dengan

Lebih terperinci

Representasi Bilangan Digital (Bagian 2)

Representasi Bilangan Digital (Bagian 2) (Bagian 2) Kuliah#10 TKC-205 Sistem Eko Didik Widianto Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro 11 Maret 2017 http://didik.blog.undip.ac.id/buku/sistem-digital/ 1 Preview Kuliah Rangkaian

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS DERET. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

MATEMATIKA BISNIS DERET. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen MATEMATIKA BISNIS Modul ke: DERET Fakultas Ekonomi Bisnis Muhammad Kahfi, MSM Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Konsep Barisan (sequence) adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS BAB. PENDAHULUAN KALKULUS (Himpunan,selang, pertaksamaan, dan nilai mutlak) Pembicaraan kalkulus didasarkan pada sistem bilangan nyata. Sebagaimana kita ketahui sistem bilangan nyata dapat diklasifikasikan

Lebih terperinci

a 2 e. 7 p 7 q 7 r 7 3. a. 8p 3 c. (2 14 m 3 n 2 ) e. a 10 b c a. Uji Kompetensi a. a c. x 3. a. 29 c. 2

a 2 e. 7 p 7 q 7 r 7 3. a. 8p 3 c. (2 14 m 3 n 2 ) e. a 10 b c a. Uji Kompetensi a. a c. x 3. a. 29 c. 2 Kunci Jawaban Uji Kompetensi 1.1 1. a. {, 1,0,1,,3,4} BAB I Bilangan Riil Uji Kompetensi 1. 1. a. asosiatif b. memiliki elemen penting 3. 10 Uji Kompetensi 1.3 1. a. 1 4 e. 1 35 15 c. 1 8 1 1 c. 1 4 5.

Lebih terperinci

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER SISTEM BILANGAN A. SISTEM DESIMAL DAN BINER Dalam sistem bilangan desimal, nilai yang terdapat pada kolom ketiga pada Tabel., yaitu A, disebut satuan, kolom kedua yaitu B disebut puluhan, C disebut ratusan,

Lebih terperinci

Analisa Numerik. Teknik Sipil. 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah. 3x 2 x 3 + 2x 2 x + 1, f (n) (c) = n!

Analisa Numerik. Teknik Sipil. 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah. 3x 2 x 3 + 2x 2 x + 1, f (n) (c) = n! Analisa Numerik Teknik Sipil 1 PENDAHULUAN 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah Dalam matematika, dikenal adanya fungsi transenden (fungsi eksponen, logaritma natural, invers dan sebagainya),

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 2- PENDEKATAN DAN KESALAHAN. Buku : Metode Numerik untuk Teknik Penulis : Steven C Chapra & Raymond P.Canale

METODE NUMERIK 2- PENDEKATAN DAN KESALAHAN. Buku : Metode Numerik untuk Teknik Penulis : Steven C Chapra & Raymond P.Canale METODE NUMERIK 2- PENDEKATAN DAN KESALAHAN Buku : Metode Numerik untuk Teknik Penulis : Steven C Chapra & Raymond P.Canale Pengantar Pendekatan dan Kesalahan Angka Signifikan (Penting) Akurasi dan Presisi

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR : MATERI POKOK : Sistem Bilangan URAIAN MATERI 1. Representasi Data

KOMPETENSI DASAR : MATERI POKOK : Sistem Bilangan URAIAN MATERI 1. Representasi Data KOMPETENSI DASAR : 3.1. Memahami sistem bilangan Desimal, Biner, Oktal, Heksadesimal) 4.1. Menggunakan sistem bilangan (Desimal, Biner, Oktal, Heksadesimal) dalam memecahkan masalah konversi MATERI POKOK

Lebih terperinci

Metode Numerik, Sistim Angka, dan Kesalahan

Metode Numerik, Sistim Angka, dan Kesalahan BAB I Metode Numerik, Sistim Angka, dan Kesalahan -1 BAB I Metode Numerik, Sistim Angka, dan Kesalahan 11 Pendahuluan Metode Numerik merupakan suatu teknik/metode penyelesaian permasalahan yang diformulasikan

Lebih terperinci

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII April 29, 2015 Akar Barisan a 1, a 2, a 3, a 4,... adalah susunan bilangan-bilangan real yang teratur, satu untuk setiap bilangan bulat positif. adalah fungsi yang

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Pencarian Akar Kuadrat Bilangan Positif

Implementasi Algoritma Pencarian Akar Kuadrat Bilangan Positif Implementasi Algoritma Pencarian Akar Kuadrat Bilangan Positif Muhammad Iqbal W. (0510633057) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing: Waru Djuriatno, ST., MT. dan

Lebih terperinci

Aplikasi Aljabar Lanjar pada Metode Numerik

Aplikasi Aljabar Lanjar pada Metode Numerik Aplikasi Aljabar Lanjar pada Metode Numerik IF223 Aljabar Geometri Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB Rinaldi Munir - IF223 Aljabar Geometri Apa itu Metode Numerik? Numerik: berhubungan

Lebih terperinci

METODA NUMERIK (3 SKS)

METODA NUMERIK (3 SKS) METODA NUMERIK (3 SKS) Dosen Dr. Julan HERNADI Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unmuh Ponorogo Masa Perkuliahan Semester Ganjil 2013/2014 Deskripsi dan Tujuan Perkuliahan Mata kuliah ini berisi

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB Deret Tak Hingga Pada bagian ini akan dibicarakan penjumlahan berbentuk a +a 2 + +a n + dengan a n R Sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu pengertian barisan

Lebih terperinci

Bab 10 Penyajian Data Integer dan Bilangan Floating Point 10.1 Pendahuluan

Bab 10 Penyajian Data Integer dan Bilangan Floating Point 10.1 Pendahuluan Bab 10 Penyajian Data Integer dan Bilangan Floating Point 10.1 Pendahuluan Komputer menyimpan semua data dan instruksi program dalam bentuk biner tidak ada ketentuan khusus yang dibuat untuk penyimpanan

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat A Akar kuadrat GLOSSARIUM Akar kuadrat adalah salah satu dari dua faktor yang sama dari suatu bilangan. Contoh: 9 = 3 karena 3 2 = 9 Anggota Himpunan Suatu objek dalam suatu himpunan B Belahketupat Bentuk

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN REPRESENTASI DATA Data : bilangan biner atau informasi berkode biner lain yang dioperasikan untuk mencapai beberapa hasil penghitungan penghitungan aritmatik,

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Bilangan Bilangan dan Operasi Aritmatika Kuliah#8 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Bilangan Sebelumnya telah dibahas tentang

Lebih terperinci

DeretTaylor dananalisisgalat

DeretTaylor dananalisisgalat DeretTaylor dananalisisgalat Kuliah ke-2 IF4058 Topik Khusus Informatika I Oleh; Rinaldi MunirIF-STEI ITB) 1 DeretTaylor Kakastools) yang sangat penting dalam metode numerik adalah derettaylor. Deret Taylor

Lebih terperinci

1. Integer Interger adalah data numerik yang tidak mengandung pecahan, dan disajikan dalam memori komputer sebagai angka bulat. Mengacu pada obyek

1. Integer Interger adalah data numerik yang tidak mengandung pecahan, dan disajikan dalam memori komputer sebagai angka bulat. Mengacu pada obyek Pada CPU ARITMATICH 1. Integer Interger adalah data numerik yang tidak mengandung pecahan, dan disajikan dalam memori komputer sebagai angka bulat. Mengacu pada obyek data dengan range -32768 s/d 32767.

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-2

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-2 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Mohamad Sidiq PERTEMUAN-2 SISTEM BILANGAN DAN KESALAHAN METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Mohamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar Metode

Lebih terperinci

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN 1 EKSPLORASI BILANGAN Fokus eksplorasi bilangan ini adalah mencari pola dari masalah yang disajikan. Mencari pola merupakan bagian penting dari pemecahan masalah

Lebih terperinci

Bab 3. Aritmetika Komputer

Bab 3. Aritmetika Komputer Bab 3. Aritmetika Komputer Dasar: Mengapa desimal? Mengapa biner? Konversi: (167) 10 = (? ) 2 ; (1010001101) 2 = (? ) 10 Heksadesimal: (10 1000 1101) 2 = (28d) 16 Bagaimana dengan bilangan negatif? 2 s

Lebih terperinci

Pengantar Metode Numerik

Pengantar Metode Numerik Pengantar Metode Numerik Metode numerik adalah teknik dimana masalah matematika diformulasikan sedemikian rupa sehingga dapat diselesaikan oleh pengoperasian matematika. Metode numerik menggunakan perhitungan

Lebih terperinci

Minggu 11. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

Minggu 11. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika Minggu 11 MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika Model Berdasarkan Data Model Berdasarkan Data Kadangkala kita dituntut untuk membangun suatu model berdasarkan data (yang terbatas). Untuk melakukan ini,

Lebih terperinci

DATA KOMPUTASI & SISTEM BILANGAN

DATA KOMPUTASI & SISTEM BILANGAN DATA KOMPUTASI & SISTEM BILANGAN Data Komputasi: TIPE DATA Basis sistem komputer adalah BINER. Mesin komputer hanya mengenal kondisi BINER yang hanya terdiri 0 (NOL) atau 1 (SATU). Data Integer Data untuk

Lebih terperinci

CONTOH SOAL CONTOH SOAL CONTOH SOAL TENTUKAN JUMLAH DERET GEOMETRI TAK HINGGA BERIKUT

CONTOH SOAL CONTOH SOAL CONTOH SOAL TENTUKAN JUMLAH DERET GEOMETRI TAK HINGGA BERIKUT CONTOH SOAL CONTOH SOAL CONTOH SOAL TENTUKAN JUMLAH DERET GEOMETRI TAK HINGGA BERIKUT Contoh Soal 3.17 Tentukan jumlah deret geometri tak hingga berikut. 2 2 2 + + +... 3 9 Jawab: 1 Berdasarkan deret

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan teorema-teorema yang akan menjadi landasan untuk pembahasan pada Bab III nanti, diantaranya: fungsi komposisi,

Lebih terperinci

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world Catatan Kuliah MA20 KALKULUS 2A Do maths and you see the world disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 203 Catatan kuliah ini ditulis

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Bilangan Bilangan dan Operasi Aritmatika Kuliah#8 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Bilangan Sebelumnya telah dibahas tentang

Lebih terperinci

BANK SOAL METODE KOMPUTASI

BANK SOAL METODE KOMPUTASI BANK SOAL METODE KOMPUTASI 006 iv DAFTAR ISI Halaman Bio Data Singkat Penulis.. Kata Pengantar Daftar Isi i iii iv Pengantar... Kesalahan Bilangan Pendekatan... 6 Akar-akar Persamaan Tidak Linier.....

Lebih terperinci

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ 3 9 April 2018

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ 3 9 April 2018 ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ 3 9 April 2018 Penjumlahan dan Pengurangan Operasi Penjumlahan Operasi Pengurangan Aturan umum 0 + 0 = 0 0 + 1 = 1 1 +

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER

BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER I.1 Lingkungan Komputasi Perkembangan dan penggunaan komputer sering digambarkan sebagai suatu revolusi teknologi yang membawa perubahan yang sangat mendasar pada sebagian

Lebih terperinci

PEMECAHAN MASALAH DENGAN C 32 BIT FLOATING POINT BINARY CONVERTER

PEMECAHAN MASALAH DENGAN C 32 BIT FLOATING POINT BINARY CONVERTER PEMECAHAN MASALAH DENGAN C 32 BIT FLOATING POINT BINARY CONVERTER KONSEP KONVERSI TIPE DATA FLOATING POINT BINER, KONSEP SIGN, EXPONENT DAN MANTISSA PADA KONVERSI FLOAT BINER DAN SEBALIKNYA GUTAMA INDRA

Lebih terperinci

Standard IEEE 754 & Big Endian Litle Endian

Standard IEEE 754 & Big Endian Litle Endian Standard IEEE 754 & Big Endian Litle Endian Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom September 2015 Floating Point

Lebih terperinci

Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs

Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs ariefikhwanwicaksono@gmail.com masawik.blogspot.com @awik1212 Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya "batu kecil", untuk menghitung) adalah cabang ilmu matematika

Lebih terperinci

Topik: Tipe Bilangan dan Sistem Bilangan

Topik: Tipe Bilangan dan Sistem Bilangan Mata Kuliah: Matematika Kode: TKF 20 Topik: Tipe Bilangan dan Sistem Bilangan MAT 0 Kompetensi : Dapat menerapkan konsep-konsep tipe dan sistem bilangan dalam mempelajari konsep-konsep keteknikan pada

Lebih terperinci

BAB I SISTEM BILANGAN OLEH : GANTI DEPARI JPTE FPTK UPI BANDUNG

BAB I SISTEM BILANGAN OLEH : GANTI DEPARI JPTE FPTK UPI BANDUNG BAB I SISTEM BILANGAN OLEH : GANTI DEPARI JPTE FPTK UPI BANDUNG 1.1. Pengenalan Sistem Bilangan Seperti kita ketahui, bahwa dalam kehidupan sehari-hari bilangan desimal yang sering dipergunakan adalah

Lebih terperinci

Pokok Pokok Bahasan :

Pokok Pokok Bahasan : Sistem Bilangan Arsitektur Komputer I Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs Site s : agus E-mail : agus agus-aan.web.ugm.ac.id agus-aan@mail.ugm.ac.id 1 studywithaan@gmail.com 2 Pokok Pokok Bahasan : Bilangan

Lebih terperinci

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) Pengantar Teknologi Informasi 1 BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1 SISTEM BILANGAN Bilangan adalah representasi fisik dari data yang diamati. Bilangan dapat direpresentasikan

Lebih terperinci

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS MODUL 1 Teori Bilangan Bilangan merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung, sehingga pengetahuan tentang bilangan, mutlak diperlukan. Pada modul pertama ini akan dibahas mengenai bilangan (terutama bilangan

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik. Tugas individu.

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik. Tugas individu. SILABUS NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Matematika KELAS : X STANDAR KOMPETENSI : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan real. KODE KOMPETENSI : ALOKASI WAKTU : 57 x 45 Kompetensi

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN. Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi

POKOK BAHASAN. Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi POKOK BAHASAN Pendahuluan Metode Numerik Solusi Persamaan Non Linier o Metode Bisection o Metode False Position o Metode Newton Raphson o Metode Secant o Metode Fixed

Lebih terperinci

BILANGAN PECAHAN. A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai

BILANGAN PECAHAN. A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai BILANGAN PECAHAN A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai a b dengan a, b bilangan bulat dan b 0. Bilangan a disebut pembilang dan

Lebih terperinci

BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR A. Latar Belakang Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi,

Lebih terperinci

ISBN. PT SINAR BARU ALGENSINDO

ISBN. PT SINAR BARU ALGENSINDO Drs. HERI SUTARNO, M. T. DEWI RACHMATIN, S. Si., M. Si. METODE NUMERIK DENGAN PENDEKATAN ALGORITMIK ISBN. PT SINAR BARU ALGENSINDO PRAKATA Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang

Lebih terperinci

Dr. novrina

Dr. novrina Dr. novrina novrina@staff.gunadarma.ac.id Sistem Bilangan Konversi Sistem Bilangan Operasi Aritmatik pada Sistem Bilangan Bilangan Biner Bertanda Pengkodean Biner ( 0 dan 1) Desimal ( 0 9) Oktal ( 0 7)

Lebih terperinci

SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR

SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR Salah satu alat dalam kehidupan sehari-hari kita yang menggunakan sistem digital yang paling mudah ditemui adalah kalkulator. Alat yang kelihatannya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Metode Langsung Metode Langsung Eliminasi Gauss (EGAUSS) Metode Eliminasi Gauss Dekomposisi LU (DECOLU),

PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Metode Langsung Metode Langsung Eliminasi Gauss (EGAUSS) Metode Eliminasi Gauss Dekomposisi LU (DECOLU), PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa.

Lebih terperinci

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT MAKALAH MODEL-MODEL LEBIH RUMIT DISUSUN OLEH : SRI SISKA WIRDANIYATI 65 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 04 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Lebih terperinci

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 Barisan Bilangan

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 Barisan Bilangan EKSPLORASI BILANGAN Fokus eksplorasi bilangan ini adalah mencari pola dari masalah yang disajikan. Mencari pola merupakan bagian penting dari pemecahan masalah matematika. Eksplorasi pola-pola bilangan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum I Analisis Numerik

Laporan Praktikum I Analisis Numerik Laporan Praktikum I Analisis Numerik Syarif Abdullah (G551150381) Matematika Terapan Departemen Matematika FMIPA IPB E-mail: syarif abdullah@apps.ipb.ac.id 25 Februari 2016 Deskripsi: Mengambil 1 soal

Lebih terperinci

Berbagai Macam Bilangan

Berbagai Macam Bilangan Berbagai Macam Bilangan Dalam matematika kita mengenal adanya berbagai macam jenis bilangan. Ada beberapa macam himpunan bilangan yang dikenal seperti bilangan bulat (integer), bilangan riil (real / floating

Lebih terperinci

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL JURUSAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN Disusun oleh : Golfrid Gultom, ST Untuk kalangan sendiri 1 DASAR TEKNOLOGI DIGITAL Deskripsi Singkat

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA

SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA 2.1. Sistem Bilangan Bilangan adalah representasi fisik dari data yang diamati. Bilangan dapat di representasikan dalam berbagai bentuk, yang kemudian digolongkan pada sebuah

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Sistem Persamaan Linier

Lebih terperinci

Bab 2 Deret Taylor dan Analisis Galat

Bab 2 Deret Taylor dan Analisis Galat Bab Deret Taylor dan Analisis Galat Matematik selalu memperlihatkan rasa ingin tahu untuk dapat diterapkan di alam, dan ini dapat mengungkapkan kaitan yang dalam antara pikiran kita dan alam. Kita membicarakan

Lebih terperinci

Deret Binomial. Ayundyah Kesumawati. June 25, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Deret Binomial June 25, / 14

Deret Binomial. Ayundyah Kesumawati. June 25, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Deret Binomial June 25, / 14 Deret Binomial Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII June 25, 2015 Ayundyah (UII) Deret Binomial June 25, 2015 1 / 14 Pendahuluan Deret Binomial Kita telah mengenal Rumus Binomial. Untuk bilangan

Lebih terperinci

Ilustrasi Persoalan Matematika

Ilustrasi Persoalan Matematika Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa (engineering), seperti

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva

PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Pencocokan Kurva Permasalahan dan

Lebih terperinci

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor ALJABAR BENTUK ALJABAR adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

Galat & Analisisnya. FTI-Universitas Yarsi

Galat & Analisisnya. FTI-Universitas Yarsi BAB II Galat & Analisisnya Galat - error Penyelesaian secara numerik dari suatu persamaan matematis hanya memberikan nilai perkiraan yang mendekati nilai eksak (yang benar dari penyelesaian analitis. Penyelesaian

Lebih terperinci

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) 1 B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN Bilangan Kompleks Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) Bilangan Rasional Bilangan Irrasional Bilangan Pecahan Bilangan Bulat Bilangan Bulat

Lebih terperinci

DASAR KOMPUTER REPRESENTASI DATA

DASAR KOMPUTER REPRESENTASI DATA DASAR KOMPUTER REPRESENTASI DATA Overview Sistem Bilangan Konversi Bilangan Aritmatika Representasi Fixed Point Representasi Floating Point Representasi Data Lain Sistem Bilangan Angka : Lambang dari sebuah

Lebih terperinci

Deret Taylor. dengan radius kekonvergenan positif. Maka, dengan menggunakan teorema turunan deret pangkat, (x a) + f 00 (a) 2! (x a) 2 + f 000 (a) 3!

Deret Taylor. dengan radius kekonvergenan positif. Maka, dengan menggunakan teorema turunan deret pangkat, (x a) + f 00 (a) 2! (x a) 2 + f 000 (a) 3! oki neswan (fmipa-itb) Deret Taylor Sebelumnya kita telah melihat bagaimana sebuah deret pangkat membangkitkan sebuah fungsi dengan domain merupakan interval kekonvergenan deret pangat tersebut. Sekarang

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A

PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A REPRESENTASI DATA ALUR PEMROSESAN DATA SISTEM BILANGAN TEORI BILANGAN KOVERSI BILANGAN OPERASI ARITMATIKA Representasi Data Data adalah sesuatu yang belum

Lebih terperinci

KESALAHAN DAN KEAKURATAN

KESALAHAN DAN KEAKURATAN KESALAHAN DAN KEAKURATAN Kesalahan terjadi ketika nilai yg digunakan utk merepresentasikan beberapa kuantitas bukan nilai yg benar dari kuantitas itu. Suatu nilai biasa sengaja digunakan meski menimbulkan

Lebih terperinci

Metode Numerik. Muhtadin, ST. MT. Metode Numerik. By : Muhtadin

Metode Numerik. Muhtadin, ST. MT. Metode Numerik. By : Muhtadin Metode Numerik Muhtadin, ST. MT. Agenda Intro Rencana Pembelajaran Ketentuan Penilaian Deret Taylor & McLaurin Analisis Galat 2 Metode Numerik & Teknik Komputasi - Intro 3 Tujuan Pembelajaran Mahasiswa

Lebih terperinci

MODUL 1 SISTEM BILANGAN

MODUL 1 SISTEM BILANGAN MODUL 1 SISTEM BILANGAN 1. Definisi Sistem Bilangan Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER UNTUK OPTIMASI KONVERSI BILANGAN DESIMAL KE BINER

PENGGUNAAN ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER UNTUK OPTIMASI KONVERSI BILANGAN DESIMAL KE BINER PENGGUNAAN ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER UNTUK OPTIMASI KONVERSI BILANGAN DESIMAL KE BINER Danang Arief Setyawan NIM : 3559 Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung e-mail: das_centauri@yahoo.com

Lebih terperinci

Sifat 1 Untuksebarang bilangan rasional a tak nol dan sebarang bilangan bulat m dan n, berlaku a m. a m = a m + n

Sifat 1 Untuksebarang bilangan rasional a tak nol dan sebarang bilangan bulat m dan n, berlaku a m. a m = a m + n Bilangan Berpangkat Kita ingat kembali bahwa untuk bilangan-bilangan cacah a, m, dan n dengan a 0, berlaku: 1 a m = a a a a (sebanyak m faktor) a m a n = a m + n a 0 = 1, di mana a 0 Notasi-notasi di atas

Lebih terperinci

BAB VI BILANGAN REAL

BAB VI BILANGAN REAL BAB VI BILANGAN REAL PENDAHULUAN Perluasan dari bilangan cacah ke bilangan bulat telah dibicarakan. Dalam himpunan bilangan bulat, pembagian tidak selalu mempunyai penyelesaian, misalkan 3 : 11. Timbul

Lebih terperinci

MODUL 1 SISTEM BILANGAN

MODUL 1 SISTEM BILANGAN 1 MODUL 1 SISTEM BILANGAN A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Tema : Sistem Bilangan 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok 3. Tujuan Kegiatan Pembelajaran B. URAIAN MATERI POKOK I. DEFINISI : 1. Teori

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-1

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-1 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Mohamad Sidiq PERTEMUAN-1 KONTRAK KULIAH METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Mohamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar Metode Numerik Sistem

Lebih terperinci

BARISAN BILANGAN REAL

BARISAN BILANGAN REAL BAB 2 BARISAN BILANGAN REAL Di sekolah menengah barisan diperkenalkan sebagai kumpulan bilangan yang disusun menurut pola tertentu, misalnya barisan aritmatika dan barisan geometri. Biasanya barisan dan

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-6 ARITMATIKA KOMPUTER

Pertemuan Ke-6 ARITMATIKA KOMPUTER Pertemuan Ke-6 ARITMATIKA KOMPUTER Pendahuluan Aritmetika komputer dibentuk dua jenis bilangan yang sangat berbeda integer dan floating point. Pada kedua jenis bilangan tersebut, pemilihan representasi

Lebih terperinci

BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE

BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE Didalam sistem-sistem digital informasi numerik biasanya dinyatakan dalam sistem bilangan biner (atau kode biner lain yang bersangkutan). Sistem biner telah diperkenalkan

Lebih terperinci